You are on page 1of 14

INVESTASI PADA ASURANSI SYARIAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pasar Modal Syariah

Dosen Pengampu:
Khurul Aimmatul Ummah, S.E.,M.S.EI

Kelompok 9 :
1. Mohammad Khoiruddin 21602020153
2. Putri Sulis Setiyawati 21602020144

Program Studi Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Tarbiyatut Tholabah
Lamongan
Februari 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis mampu merampungkan salah satu
tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh
mata kuliah Pasar Modal Syariah.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari sumbangsih orang-orang
terdekat Penulis, karena itu dengan tulus Penulis sampaikan banyak terima kasih
kepada:
1. Dosen Pengampu Mata Kuliah Pasar Modal Syariah semester IV IAI TABAH
Kranji Paciran Lamongan yang telah membimbing penulis dengan penuh
kesabaran.
2. Para Pegawai Perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah
membantu kami untuk menemukan referensi yang akurat.
3. Teman-teman sekelas semester IV Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang selalu
mengarahkan dan mengingatkan penulis jika penulis terdapat kekurangan.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal itu
dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan Penulis semata. Saran dan
kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari audien/peserta diskusi yang
budiman. Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi
Penulis namun juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Lamongan, 16 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 2


A. Pengertian Asuransi Syariah ................................................................... 2
B. Sejarah Asuransi Syariah......................................................................... 3
C. Produk Investasi pada Asuransi Syariah ................................................. 6
D. Konsep Takaful ....................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................ ..................................................................10


A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuransi Syariah merupakan salah satu bisnis yang tidak terlepas
dari persaingan. Persaingan ketat yang dihadapi oleh masing-masing
lembaga memaksa pihak manajeman untuk merancang strategi agar nasabah
tetap loyal. Karena itu pada asuransi syariah diperlukan adanya kualitas
pelayanan yang dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas para pemegang
polis.
Kondisi seperti ini dapat dimaknai bahwa asuransi syariah tidak
dapat hanya bertahan dan menggunakan pendekatan serta mempertahankan
nasabah yang ada dengan memanfaatkan sentimen emosional saja karena
alasan agama.
Kegiatan perusahaan asuransi, diarahkan untuk memproteksi
keadaan dimasa datang yang belum pasti terjadi atas sebuah risiko yang
berkaitan dengan nilai aktivitas ekonomi seseorang. Apalagi masa yang
akan dating adalah sebuah masa yang penuh dengan ketidakpastian
(uncertainty). Dalam hal ini manusia hanya dapat merencanakan dan
memprediksikan kejadian dimasa datang, sedang kepastian (certainty)
hanya ada pada Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Asuransi syariah?
2. Bagaimana sejarah Asuransi Syariah?
3. Apa saja produk investasi pada Asuransi Syariah?
4. Bagaimana konsep Takaful?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Asuransi Syariah
2. Untuk mengetahui sejarah Asuransi Syariah
3. Untuk mengetahui produk investasi pada Asuransi Syariah
4. Untuk mengetahui konsep takaful

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi Syariah


Menurut bahasa, kata “asuransi” itu diambil dari bahasa Belanda,
“assurantie”, yang artinya meyakinkan orang. Dalam hukum Belanda,
asuransi ini disebut dengan Verzekering, yang berarti pertanggungan. Istilah
tersebut kemudian berkembang menjadi “assuradeur” yang berarti
penanggung dan tertanggung disebut “geassureerde”.1
Asuransi syariah mempunyai beberapa padanan dalam bahasa Arab
diantaranya Takaful, ta'min, dan tadamun. Ketika kata tersebut merupakan
padanan dari pengertian asuransi syariah yang mempunyai makna saling
menanggung saling menolong, yang kemudian oleh Al-fanjari diartikan
dengan saling menanggung atau tanggung jawab sosial.
Menurut Mustafa Ahmad Zarqa, makna asuransi secara istilah
adalah kejadian. Namun pada intinya, asuransi adalah cara atau metode
untuk memelihara manusia dalam menghindari resiko atau ancaman bahaya
yang akan terjadi dalam hidupnya dalam perjalanan kegiatan hidupnya atau
dalam aktivitas ekonominya. Tujuannya adalah menghilangkan atau
meringankan kerugian dari peristiwa-peristiwa yang terkadang menimpa
sebagian mereka. Dan, jalan yang mereka tempuh adalah dengan
memberikan sedikit pemberian atau derma dari masing-masing individu.
Dewan Syariah nasional majelis ulama Indonesia memberi definisi
asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di
antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau
dana tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi
risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Dari definisi di atas tampak bahwa asuransi syariah bersifat saling
melindungi dan tolong-menolong yang disebut ta'awun. Yaitu prinsip hidup

1
Nurul lchsan Hasan, Pengantar Akuntansi Syariah (Jakarta: Gaung Persada Press Group,
2014), 35.

2
saling melindungi dan saling menolong atas dasar ukhuwah islamiyah antara
sesama anggota peserta asuransi syariah dalam menghadapi malapetaka
atau resiko. Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset baik
berupa harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan
hasil pendapatan atau meningkatkan nilainya di masa mendatang.2

B. Sejarah asuransi Syariah


Praktek asuransi sudah ada sejak zaman sebelum Rasulullah SAW.
Asuransi merupakan budaya dari suku Arab kuno. Praktek asuransi disebut
dengan aqilah. Thomas Patrick menyebutkan dalam bukunya Dictionary of
Islam seperti yang telah dikutip oleh Zainuddin Ali menjelaskan bahwa jika
terdapat salah satu anggota suku yang terbunuh oleh anggota suku lain,
keluarga atau ahli waris korban akan dibayar dengan sejumlah uang darah
(diyat). Uang darah ini merupakan konpensasi yang diberikan oleh saudara
terdekat dari pembunuh kepada keluarga ahli waris korban pembunuhan.
Istilah aqilah berarti saudara terdekat pembunuh.3
Kata aqilah secara sederhana dapat diartikan sebagai saling
memikul dan bertanggung jawab bagi keluarga. Hal ini dapat
menggambarkan bahwa suku Arab pada saat itu harus siap untuk melakukan
kontribusi finansial atas nama pembunuhan untuk membayar sejumlah uang
kepada keluarga atau ahli waris korban. Dalam aqilah, setiap anggota suku
memberikan kontribus yang fungsinya untuk membayar uang darah apabila
salah satu anggota suku membunuh anggota suku lain. Praktek aqilah sama
halnya dengan praktek asuransi, kontribusi yang diberikan kepada ahli waris
korban sama dengan nilai pertanggungan. Dengan demikian, maka suku
Arab pada zaman dahulu sudah mempraktekkan asuransi dengan cara

2
Mila Fursiana Salma Musfiroh, "Asuransi Syariah Sebagai Instrument Investasi",
Syariati, 1 (1) Mei 2015: 99.
3
Muhammad Ajib, Asuransi Syariah (Jakarta: Rumah Fikih Publishing, 2019), 29.

3
melakukan proteksi terhadap anggota sukunya terhadap risiko pembunuhan
yang bisa terjadi setiap saat tanpa duga sebelumnya.4
Pembahasan asuransi dalam wilayah kajian ilmu-ilmu keislaman
baru muncul pada fase lahirnya ulama kontemporer. Tercatat dalam literatur
sederet nama yang menekuni kajian asuransi diantaranya adalah, Ibnu
Abidin (1784-1836), Muhammad Nejatullah al Shiddiqi, Muhammad
Muslehuddin, Fazlur Rahman, Mannan, Yusud al Qardhawi, Mohd.
Ma’shum Billah, merupakan deretan nama ulama ternama yang hidup di era
abad modern. Di sini, kajian tentang asuransi merupakan sebuah paket dari
kajian ekonomi Islam yang biasanya selalu dikaji bersama-sama dengan
pembahasan perbankan dalam Islam, Jadi, asuransi Islam atau asuransi
syariah merupakan hasil pemikiran ulama kontemporer.5
Sejarah terbentuknya asuransi syariah dimulai sejak tahun 1979
yang ditandai dengan berdirinya perusahaan asuransi di Sudan bernama
Sudanese Islami Insurance. Perusahaan tersebut pertama kali
memperkenalkan asuransi syariah. Pada tahun yang sama sebuah
perusahaan asuransi jiwa di Uni Emirat Arab juga memperkennalkan
asuransi syariah di wilayah Arab. Kemudian asuransi syariah juga dikenal
di Swiss yang ditandai dengan berdirinya asuransi syariah bernama Dar al
Mal al Islami pada tahun 1981 yang selanjutnya memperkenalkan asuransi
syariah ke Jenewa. Di Eropa, asuransi syariah kedua bernama Islamic
Takafol Company (ITC) yang berdiri di Luksemburg pada tahun 1983, dan
diikuti oleh beberapa Negara lainnya. Secara prinsipil kajian ekonomi Islam
selalu mengedepankan asas keadilan, tolong-menolong, menghindari
kezaliman, pengharaman riba, prinsip profit and loss sharing serta
penghilangan unsur gharar, Maka dari sini ditarik garis paralel terhadap
prinsip-prinsip yang harus ada dalam sebuah institusi asuransi syariah.

4
Muhammad Ajib, Asuransi Syariah, 30.
5
Muhammad Ajib, Asuransi Syariah, 30.

4
Sebab, asuransi syariah secara teoritis masih menginduk kepada kajian
ekonomi Islam secara umum.6
Di samping prinsip dasar di atas yang harus dipenuhi oleh lembaga
asuransi syariah, asuransi syariah juga harus mengembangkan sebuah
manajemen asuransi secara mandiri, terpadu, profesional serta tidak
menyalahi aturan dasar yang telah digariskan dalam syariah Islam. untuk
tujuan menjaga agar selalu sesuai dengan syari’at Islam maka pada setiap
asuransi harus ada Dewan Pengawas Syariah (DPS). Di sinilah ulama
kontemporer bermain dalam menggali dan menyusun sebuah kinerja dan
manajemen asuransi syariah. Mengutip pernyataan Nejatullah al Shiddiqi,
bahwa asuransi syariah harus membawa unsur tolong-menolong,seperti apa
yang terjadi di awal sejarah asuransi yang menjadikan prinsip tolong-
menolong sebagai unsur utama di dalamnya.7
Adapun perkembangan asuransi syariah di Indonesia baru ada pada
paruh akhir tahun 1994, yaitu dengan berdirinya Asuransi Takaful Indonesia
pada tanggal 25 Agustus 1994, dengan diresmikannya PT Asuransi Takaful
Keluarga melalui SK Menkeu No. Kep-385 KMK.017/1994. Pendirian
Asuransi Takaful Indonesia diprakarsai oleh Tim Pembentuk Asuransi
Takaful Indonesia (TEPATI) yang diperoleh oleh ICMI melalui Yayasan
Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, Asuransi Jiwa Tugu Mandiri,
Pejabat dari Departemen Keuangan dan Pengusaha Muslim Indonesia.
Melalui berbagai seminar nasional dan setelah mengadakan studi banding
dengan Takaful Malaysia, akhir berdirilah PT Syarikat Takaful Indonesia
(PT STI) sebagai Holding Company pada tanggal 24 Februari 1994,
kemudian PT STI mendirikan 2 anak perusahaan, yakni PT Asuransi
Takaful Keluarga (Life Insurance) dan PT Asuransi Takaful Umum
(General Insurance). PT Asuransi Takaful Keluarga diresmkan lebih awal
pada tanggal 25 Agustus 1994 oleh Menteri Keuangan saat itu. Setelah
keluarnya izin operasional perusahaan pada tanggal 4 Agustus 1994. Setelah

6
Muhammad Ajib, Asuransi Syariah, 31.
7
Muhammad Ajib, Asuransi Syariah, 32.

5
itu beberapa perusahaan asuransi syariah yang lain lahir seperti PT.
Asuransi Syariah Mubarakah 1997 dan beberapa unit asuransi syariah dari
asuransi konvensional. Berdasarkan data terakhir dari DSN MUI, jumlah
asuransi syariah saat ini telah mencapai 52 jenis asuransi, yang terdiri dari
43 asuransi syariah, 3 reasuransi syariah dan broker asuransi dan reasuransi
syariah.8

C. Produk Investasi pada Asuransi Syariah


Beberapa jenis investasi syariah yang dapat diimplementasikan
terhadap perusahaan Asuransi Syariah adalah:
1. Saham Syariah
Saham dari kata Suhman artinya nasib atau bagian. Saham juga dari kata
Siham berarti busur panah. Jadi, saham adalah surat berharga
kepemilikan perusahaan, yang memberikan hak untuk ikut serta
mengatur perusahaan, yang memberikan keuntungan dan kerugian.
2. Obligasi Syariah
Sebagaimana fatwa Dewan Syariah Nasional No. 32/DSN-
MUI/IX/2002, obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka
panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo.
3. Reksadana Syariah
Reksadana syariah adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebagai pemilik dana
(shahibul maal) untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek
oleh Manajer Investasi sebagai wakil shahibul maal menurut ketentuan

8
Muhammad Ajib, Asuransi Syariah, 34.

6
dan prinsip syariah Islam. Pemilik dana (investor) yang menginginkan
investasi halal akan mengamanahkan dananya dengan akad wakalah
kepada Manajer Investasi. Reksadana syariah akan bertindak dalam
akad mudharabah sebagai mudharib yang mengelola dana milik
bersama dari para investor. Sebagai bukti penyertaan investor akan
mendapat Unit Penyertaan dari reksadana syariah. Dana kumpulan
reksadana syariah akan ditempatkan kembali ke dalam kegiatan emiten
(perusahaan lain) melalui pembelian efek syariah. Dalam hal ini
reksadana syariah berperan sebagai shahibul maal dan emiten berperan
sebagai mudharib.9
4. Deposito Mudharabah
Dalam operasionalisasi di dunia perbankan, deposito mudharabah
mempunyai karakteristik tersendiri, yaitu: Pertama, kedua belah pihak
yang mengadakan kontrak antara pemilik dana dan mudharib akan
menentukanka pasitas baik sebagai
nasabah maupun pemilik. Di dalam akad tercantum pernyataan yang
harus dilakukan kedua belah pihak yang mengadakan kontrak dengan
ketentuan yaitu: di dalam perjanjian tersebut harus dinyatakan secara
tersurat maupun tersirat mengenai tujuan kontrak dan penawaran dan
penerimaan harus disepakati kedua belah pihak di dalam kontrak
tersebut. Kemudian modal adalah sejumlah uang pemilik dana diberikan
kepada Mudharib untuk diinvestasikan dikelola dalam kegiatan usaha
mudharabah. Syarat-syarat yang terdapat di dalam modal yaitu: jumlah
modal harus diketahui secara pasti termasuk jenis mata uangnya, modal
harus tersedia dalam bentuk tunai tidak dalam bentuk piutang dan modal
mudharib langsung dibayar kepada mudharib.

9
Ade Nanda Sawitri, "Analisis Investasi Dalam Asuransi Syariah di Indonesia Terhadap
Portfolio Optimal", Media Ekonomi, 19 (2) Agustus 2011: 35.

7
5. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan murabahah adalah akad atau perjanjian jual beli antara
bank dengan supplier untuk barang yang dipesan oleh nasabah.
Pembiayaan murabahah dalam istilah fiqih adalah akad jual beli atas
barang tertentu, dalam transaksi jual beli tersebut penjual menyebutkan
dengan jelas barang yang diperjual belikan termasuk harga pembelian
dan keuntungan yang diambil. Pembiayaan murabahah mempunyai
rukun dan syarat yang harus dipenuhi ketika akan melakukan kontrak
jual beli yaitu ada penjual, pembeli, harga dan barang yang
diperjualbelikan serta ijab qabul.

D. Konsep Takaful
Konsep takaful selain didasarkan kepada al-takaful juga didasarkan
atas konsep al-mudharabah. Mudharabah memberi pengertian bahwa
pemodal (penabung/pemegang polis/saham) menyerahkan modal (atas
dasar amanah) kepada pengusaha (perusahaan/persero) untuk dinvestasikan
dalam usaha bisnis yang dibenarkan syariat dan keuntungan (setelah diambil
ongkos operasional dan managerial) akan dibagikan sesuai dengan
persetujuan pada waktu akad kontrak dilaksanakan.
Perjanjian antara perusahaan takaful dan pemegang polis adalah
sesuai dengan hukum al- mudharabah. Perusahaan takaful bertindak
sebagai mudharib atau pengusaha dengan menerima uang premi para
peserta untuk dipakai dalam skim jaminan perlindungan takaful,
menginvestasikan dana dan sebagainya. Para peserta juga bertindak sebagai
shohibul mal atau pemilik harta dengan menyerahkan uang premi atau
ro’sul mal mereka untuk dipakai dalam skim perlindungan takaful yang
selanjutnya akan digunakan sebagai modal usaha, dijadikan investasi atau
lainnya. Dalam perjanjian tersebut, disepakati juga bagaimana pembagian
keuntungan dari skim perlindungan takaful tersebut yang akan dibagi antara
perusahaan takaful sebagai pengusaha (mudharib) dengan para peserta
sebagai pemilik modal (shohibul mal), seperti 50:50, 60:40, 70:30.

8
Perjanjian yang sama juga menerangkan dengan jelas bagaimana
perusahaan takaful akan menggunakan uang premi para peserta untuk
dikelola dan diinvestasikan dan sebagian daripadanya digunakan untuk
membantu para peserta lain yang tertimpa bencana. Mengenai hal bantuan
ini mekanismenya sesuai dengan prinsip tabarru’. Terdapat dua jenis
rekening yang digunakan oleh pemegang polis yang telah membayar premi
yaitu AKP (Akun khusus) dan AP (akun Peserta), uang premi peserta itu
akan dimasukkan ke dalam kedua-dua akun ini. Beberapa persen dari uang
peserta akan dimasukkan ke dalam AP untuk tujuan investasi yang halal dan
tabungan, sisanya dimasukan kedalam AKP untuk tujuan bantuan ganti rugi
bagi pemegang polis yang membutuhkan. Keuntungan akan dibagikan
menurut nisbah pembagian untung dari masing masing rekening sesuai
dengan hukum al-mudharabah sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya.
Menurut konsep sistem asuransi Islam takaful, suatu perusahaan
perlindungan takaful boleh didirikan dalam bentuk perusahaan al-‘inan.
Definisi perusahaan al-‘inan yaitu dua orang yang berkongsi pada satu harta
kepunyaan mereka berdua untuk berniaga dengan harta itu yang dipakai
sebagai modal berniaga dan keuntungannya dibagi rata antara mereka
berdua. Perusahaan takaful ini menyediakan dua jenis perlindungan yaitu
asuransi jiwa dan asuransi umum. Selain itu perusahaan takaful juga
memberi persetujuan yang memastikan pengikatan seseorang sebagai
peserta untuk memberi sesuatu pembayaran kepada peserta lain yang
mengalami musibah, kehilangan, atau lainnya yang ditimbulkan oleh suatu
kejadian yang tidak diduga. Dengan ini maka konsep tabarru’ sebagai dasar
bagi sistem asuransi syariah juga dapat diaplikasikan dan memberi
kemaslahatan bagi orang banyak sebagaimana yang diharapkan oleh
Islam.10

10
Nurul lchsan Hasan, Pengantar Akuntansi Syariah, 21.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuransi berasal dari bahasa Belanda yang berarti meyakinkan
orang. Asuransi syariah menurut Mustafa Ahmad Zarqa adalah cara atau
metode untuk memelihara manusia dalam menghindari resiko atau ancaman
bahaya yang akan terjadi dalam hidupnya atau dalam aktivitas ekonominya.
Sejarah adanya praktik asuransi sudah ada sejak zaman sebelum
Rasulullah, yakni pada zaman suku Arab kuno yang kemudian berkembang.
Asuransi syariah dimulai dengan berdirinya perusahaan asuransi di Sudan.
Asuransi syariah pertama di Indonesia yakni asuransi Takaful Indonesia
yang berdiri pada tahun 1994.
Produk investasi syariah yang dapat diterapkan pada asuransi
syariah adalah saham syariah, obligasi syariah, Reksadana Syariah, deposito
Mudharabah, dan pembiayaan murabahah.
Dalam konsep Takaful hampir sama atau mengambil konsep
Mudharabah dimana perusahaan takaful sebagai mudharib dan mengelola
uang premi serta nasabah sebagai shohibul mal.

B. Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini
masih banyak kekurangannya, oleh karena itu kami mohon maaf, dan kami
sangat berharap atas kritikan dan saran yang bersifat membangun. Mudah-
mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan khususnya bagi
pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ade Nanda Sawitri. 2011. Analisis Investasi Dalam Asuransi Syariah di Indonesia
Terhadap Portfolio Optimal. Media Ekonomi. 19 (2): 35.

Ajib, Muhammad. 2019. Asuransi Syariah. Jakarta: Rumah Fikih Publishing.

Hasan, Ichsan, Nurul. 2014. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Gaung Persada
Press Group.

Mila Fursiana Salma Musfiroh. 2015. Asuransi Syariah Sebagai Instrument


Investasi. Syariati. 1 (1): 99.

11

You might also like