Professional Documents
Culture Documents
GAMBARAN UMUM
A. KONDISI GEOGRAFIS
Wilayah kerja Puskesmas Musuk meliputi 10 Desa di Kecamatan
Musuk. Dengan batas wilayahnya meliputi :
Batas Utara : Musuk
Batas Selatan : Kecamatan Tamansari
Batas Barat : Prop D.I. Yogyakarta ( Gunung Merapi )
Batas Timur : Kecamatan Mojosongo dan Kecamatan Tamansari
B. KONDISI DEMOGRAFIS
1. Keadaan Administratif
Data Administrasi wilayah kerja Profil Puskesmas Musuk
Tahun 2020 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kecamatan Musuk dalam angka Tahun 2020 yang didiskripsikan
dalam nama dan jumlah desa, jumlah Rukun Warga (RW), jumlah
Rukun Tetangga (RT) serta jumlah rumah tangga sebagaimana
tampak pada tabel dibawah ini.
Grafik 2.1 Rincian Rukun Warga dan Rukun Tetangga
Wilayah Puskesmas Musuk Tahun 2020
42.5 39
37.5 34 34
32.5 29
27
27.5
22 20 21 21
22.5 19 18
17.5 14 14 14 16
13
12.5 8
7 6 7 7 5 5
7.5 3 3 3 3 3 3 3 4 42 2
2.5
2 1 3 3 2 2
Pus- Suko- Musuk Kem- Ringin- Ke- Sukorejo Sruni Cluntang Pagerju-
porengg rame bangsari larik bongulo rang
o
Dukuh 7 14 34 21 13 4 14 19 14 4
Dusun 3 3 3 3 2 1 3 2 2 2
Rumah 22 20 34 21 29 8 39 27 18 16
tangga
KK 3 3 6 3 7 3 7 5 5 2
4
2. Keadaan Penduduk
Data kependudukan yang digunakan dalam penyusunan Profil
Puskesmas Musuk Tahun 2020 ini adalah data penduduk yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Musuk
dalam angka Tahun 2020.
a. Kepadatan, Penyebaran dan Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data kepadatan penduduk dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Kecamatan Musuk dalam angka Tahun 2020,
jumlah penduduk di Wilayah Puskesmas Musuk yaitu 32.195
jiwa, dengan luas wilayah 3.052,9 km2, artinya rata-rata
kepadatan penduduk di Wilayah Puskesmas Musuk adalah
10.054 jiwa/Km2. Jumlah penduduk terbanyak di desa
Sukorejo yaitu 5.633 jiwa. Desa yang paling sedikit
penduduknya adalah Desa Pager jurang dengan 1.098 jiwa.
5500
4500
3500
2500
1500
500
Pus- Suko- Musuk Kem- Ringin- Ke- Suko- Sruni Clun- Pagerju-
porengg rame bangsar larik bongulo rejo tang rang
o i
LUAS 2.5155 2.7401 4.0077 3.1081 3.0543 1.3448 5.1915 3.0683 4.0219 1.477
WILA
YAH
(km2)
JUM- 3205 3462 5418 2853 2920 1634 5633 3421 2551 1098
LAH
PEND
DK
JMH 902 1031 1795 834 999 533 2584 1011 746 324
RUM
AH
TANG
GA
RATA 1274 1263 1351 917 956 1215 1085 1114 634 743
2
JIWA/
KK
LUAS WILAYAH (km2) JUMLAH PENDDK JMH RUMAH TANGGA RATA2 JIWA/KK
5
b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin,
menggunakan sumber data Badan Pusat Statistik ( BPS )
Kecamatan Musuk dalam angka Tahun 2020. Komposisi
penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan
penduduk berdasarkan jenis kelaminnya. Komposisi ini untuk
mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki
dan perempuan dalam satu wilayah tertentu.
Komposisi penduduk menurut umur menunjukan rasio
ketergantungan. Rasio ketergantungan yaitu angka
perbandingan yang menunjukan besar beban tanggungan dari
kelompok usia produktif. Usia produktif (usia 15 – 64 tahun)
selain menanggung kebutuhan hidup dirinya, juga
menanggung kebutuhan hidup golongan usia muda (usia 0 –
14 tahun) dan golongan tua (usia > 65 tahun).Makin besar
rasio ketergantungan, makin besar beban yang di tanggung
oleh kelompok usia produktif.
6
c. Keadaan Ekonomi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-
faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor
ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang
mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia,
sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan
pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk.
Jumlah penduduk yang besar juga merupakan pasar potensial
untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas
penduduk menentukan seberapa besar produktifitas yang ada.
Faktor non ekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada
di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan dan sistim yang
berkembang dan berlaku.
d. Keadaan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap
ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia.
Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap
perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu
pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan
seseorang untuk berperilaku sehat.
e. Keadaan Sosial Ekonomi
Pertumbuhan penduduk yang signifikan akan berdampak
pada perubahan sosial kehidupan masyarakat Indonesia.
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam
suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola
perilaku dalam masyarakat.Pengaruh pertumbuhan penduduk
terhadap perkembangan social masyarakat di antaranya :
7
meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan sandang,
pangan, dan papan, berkurangnya lahan tempat tinggal,
meningkatnya angka pengangguran. Kondisi inipun akan
mempengaruhi kondisi sosial budaya di masyarakat.
8
2. Lokasi/ jarak Puskesmas ke Kabupaten
9
Gambar 2.2. Peta wilayah kerja Puskesmas Musuk
Kabupaten Boyolali.
12
harus dipasang petunjuk yang jelas. Pintu keluar
emergensi harus diberi tanda.
4) Tanda/arah/petunjuk evakuasi terpasang dengan jelas
dan mudah dilihat dan dibaca jika terjadi keadaan
emergensi.
e. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman
untuk semua bagian bangunan.
f. Puskesmas Musuk menyediakan fasilitas pendingin untuk
penyimpanan obat-obatan khusus dan vaksin dengan suplai
listrik yang tidak boleh terputus.
g. Lebar koridor 2,40 m dengan tinggi langit-langit minimal 2,80
m. Koridor lurus. Apabila terdapat perbedaan ketinggian
permukaan pijakan, maka dapat menggunakan ram dengan
kemiringan tidak melebihi 7°.
4. Lambang
Bangunan Puskesmas harus memasang lambang sebagai
berikut agar mudah dikenal oleh masyarakat:
5. Ruang
Jumlah dan jenis ruang di Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu ditentukan melalui analisis kebutuhan ruang
14
berdasarkan pelayanan yang diselenggarakan dan ketersediaan
sumber daya.
RUANG KANTOR
RUANG PELAYANAN
14 Laboratorium Ada
15
RUANG PENUNJANG
16
dibersihkan. Material dapat disesuaikan dengan kondisi
di daerah setempat.
2) Dinding KM/WC kedap air, dilapisi keramik setinggi 150
cm.
3) Dinding laboratorium tahan bahan kimia, mudah
dibersihkan, tidak berpori
d. Lantai
Material lantai Puskesmas Musuk kuat, kedap air,
permukaan rata, tidak licin, warna terang, mudah
dibersihkan, dan dengan sambungan seminimal mungkin.
e. Pintu dan Jendela
1) Lebar bukaan pintu utama dan ruang gawat darurat
minimal 120 cm dan dapat dilalui brankar dan pintu- pintu
yang bukan akses brankar memiliki lebar bukaan minimal
90 cm. Pintu terbuka ke luar.
2) Pintu untuk KM/WC, terbuka ke luar dan lebar daun pintu
minimal 90 cm.
3) Material pintu untuk KM/WC kedap air.
f. Kamar Mandi/WC
1) Puskesmas Musuk memiliki kamar mandi dan WC pasien
2 untuk pasien.
2) Kamar mandi dan WC terpisah antara laki-laki dan
perempuan
3) Tersedia cukup air bersih dan sabun.
4) Selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
5) Ada himbauan, slogan, atau peringatan untuk
memelihara kebersihan.
6) Kamar mandi dan WC tidak menjadi tempat perindukan
vector.
7) Memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar
oleh pengguna.
17
8) Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dan air buangan
tidak boleh tergenang.
9) Pintu mudah dibuka dan ditutup.
10) Kunci-kunci bisa dibuka dari luar jika terjadi kondisi
darurat.
11) Kloset disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan
pengguna. Kloset bagi penyandang disabilitas dan lansia
berupa kloset duduk.
12) Dilengkapi dengan tampilan rambu/simbol penyandang
disabilitas pada bagian luarnya dan dilengkapi dengan
pegangan rambat (handrail) yang memiliki posisi dan
ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan
penyandang disabilitas. Pegangan memiliki bentuk siku-
siku mengarah keatas untuk membantu pergerakan
pengguna kursi roda.
g. Aksesibilitas Penyandang Disabilitas dan Lansia
1) Umum
Bangunan Puskesmas Musuk menyediakan fasilitas dan
aksesibilitas untuk menjamin terwujudnya kemudahan,
keamanan, dan kenyamanan.
2) Persyaratan Teknis
a) Fasilitas dan aksesibilitas meliputi Kamar Mandi/WC,
tempat parkir, jalur pemandu, rambu dan marka,
tangga, pintu, ram.
b) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas disesuaikan
dengan fungsi, luas, dan ketinggian bangunan
Puskesmas Musuk.
7. Struktur Bangunan
Struktur bangunan Puskesmas Musuk merupakan rencangan
bangunan lama, yang telah berdiri sejak Tahun 1975 dan rehap
terakhir pada Tahun 2016. Kondisi struktur bangunan sekarang
18
dalam kondisi kurang kuat/kokoh dibagian atap, dan kurang stabil
dalam menahan beban/kombinasi beban, baik beban muatan
tetap maupun beban muatan sementara yang timbul.
D. PRASARANA PUSKESMAS
Persyaratan Prasarana Puskesmas
1. Sistem Penghawaan (Ventilasi)
a. Ventilasi Ruang pada bangunan Puskesmas Musuk, berupa
ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan
ventilasi alami tidak kurang dari 15% terhadap luas lantai
ruang yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan sistem
ventilasi mekanis diberikan jika ventilasi alami yang
memenuhi syarat tidak memadai.
b. Besarnya pertukaran udara yang untuk berbagai fungsi ruang
di bangunan Puskesmas minimal 12x pertukaran udara per
jam dan untuk KM/WC 10x pertukaran udara per jam.
c. Penghawaan/ventilasi dalam ruang perlu memperhatikan 3
(tiga) elemen dasar, yaitu: (1). jumlah udara luar berkualitas
baik yang masuk dalam ruang pada waktu tertentu; (2). arah
umum aliran udara dalam gedung yang seharusnya dari area
bersih ke area terkontaminasi serta distribusi udara luar ke
setiap bagian dari ruang dengan cara yang efisien dan
kontaminan airborne yang ada dalam ruang dialirkan ke luar
dengan cara yang efisien; (3). setiap ruang diupayakan proses
udara di dalam ruang bergerak dan terjadi pertukaran antara
udara didalam ruang dengan udara dari luar.
d. Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik atau
campuran, memperhatikan kondisi lokal, seperti struktur
bangunan, cuaca, biaya dan kualitas udara luar.
2. Sistem Pencahayaan
19
a. Bangunan Puskesmas mempunyai pencahayaan alami
dan/atau pencahayaan buatan.
b. Pencahayaan terdistribusikan rata dalam Ruang.
c. Lampu-lampu yang digunakan diusahakan dari jenis hemat
energi.
20
b. Sistem pengelolaan limbah cair baik medis dan non medis
1) Tersedia sistem pengolahan air limbah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
2) Saluran air limbah kedap air, bersih dari sampah dan
dilengkapi penutup dengan bak kontrol untuk menjaga
kemiringan saluran minimal 1%.
3) Di dalam sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah
dari ruang penyelenggaraan makanan disediakan
penangkap lemak untuk memisahkan dan/atau menyaring
kotoran/lemak.
4) Sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari
pengelolaan sterilisasi termasuk linen memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
5) Ketentuan mengenai pengelolaan limbah cair mengacu
pada peraturan perundang-undangan mengenai
pengelolaan limbah.
c. Sistem pengelolaan limbah padat baik medis dan non medis
1) Sistem pengelolaan limbah padat baik medis dan non
medis dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas
pewadahan, Tempat Penampungan Sementara (TPS),
dan pengolahannya. Pengolahan limbah bekerja sama
dengan pihak ketiga yaitu PT. ARAH.
2) Pertimbangan jenis pewadahan dan pengolahan limbah
padat baik medis dan non medis diwujudkan dalam bentuk
penempatan pewadahan dan/atau pengolahannya yang
tidak mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan
lingkungannya serta tidak mengundang datangnya
vektor/binatang penyebar penyakit.
3) Pertimbangan fasilitas Tempat Penampungan Sementara
(TPS) diwujudkan dalam bentuk penyediaan Tempat
Penampungan Sementara (TPS) limbah padat baik medis
21
dan non medis yang terpisah, dan diperhitungkan
berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan
volume limbah.
22
b) Instalasi pengkabelan
c) Instalasi kotak kontak dan sakelar
5. Sistem Pembumian
Setiap instalasi listrik pada bangunan atau gedung Puskesmas
mempunyai sistem pembumian (grounding) yang sesuai dengan
ketentuan berlaku.
6. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan/komunikasi di lingkup
dan keluar Puskesmas, dalam upaya mendukung pelayanan di
Puskesmas Musuk. Alat komunikasi berupa telepon kabel (0276)
3280462, seluler 082133228691, internet.
7. Sistem Gas Medik
Gas medik yang digunakan di Puskesmas Musuk berupa Oksigen
(O2), tersedia 5 tabung O2 dan 1 tabung CO2. Sistem gas medik
diletakkan dengan mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi
penggunanya. Persyaratan Teknis :
a. Pengolahan, penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan
gas medik harus sesuai ketentuan berlaku.
b. Tabung/silinder yang digunakan yang telah dibuat, diuji, dan
dipelihara sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang
berwenang.
c. Tabung/silinder O2 harus di cat warna putih untuk
membedakan dengan tabung/silinder gas medik lainnya
sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Tabung/silinder O2 pada saat digunakan, diletakkan di
samping tempat tidur pasien, dan harus menggunakan alat
pengaman seperti troli tabung atau dirantai.
e. Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya
bila tabung/silinder sedang tidak digunakan.
f. Disediakan ruang khusus penyimpanan silinder gas medik.
Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan pengaman/rantai..
23
g. Hanya tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang
boleh disimpan dalam Ruang penyimpanan gas medik.
h. Tidak boleh menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan
dengan ruang penyimpanan gas medik.
i. Dilarang melakukan pengisian ulang tabung/silinder O2 dari
tabung/silinder gas medik besar ke tabung/silinder gas medik
kecil.
8. Sistem Proteksi Petir
Sistem proteksi petir dapat melindungi semua bagian dari
bangunan Puskesmas, termasuk manusia yang ada di dalamnya,
dan instalasi serta peralatan lainnya terhadap kemungkinan
bahaya sambaran petir. Puskesmas Musuk belum mempunyai
sistem proteksi petir.
9. Sistem Proteksi Kebakaran
a. Bangunan Puskesmas Musuk menyiapkan alat pemadam
kebakaran untuk memproteksi kemungkinan terjadinya
kebakaran.
b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang ada di Puskesmas
berukuran dengan jumlah 5 dengan kapasitas 5 kg & 9 kg
sesuai klasifikasi isi ruang. Penempatan APAR antara satu
dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak
boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
c. APAR dipasang sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
berada pada ketinggian maksimum 120 cm dari permukaan
lantai, kecuali untuk jenis CO2 dan bubuk kimia kering (dry
powder), penempatannya minimum 15 cm dari permukaan
lantai.
d. Puskesmas Musuk menggunakan generator sebagai sumber
daya listrik cadangan dengan daya 5.0 KVA.
24
e. Bangunan Puskesmas Musuk menjamin bahwa jumlah eksit
cukup, dan eksit memiliki konfigurasi untuk memberikan
perlindungan terhadap bahaya kebakaran.
f. Bukaan (dalam hal ini pintu dan jendela) pada dinding tahan
api 2 jam dari material dengan Tingkat Ketahanan Api (TKA)
1,5 jam.
g. Akses eksit dari pintu eksit dirancang dan ditata untuk mudah
dikenali dengan jelas, dilengkapi tanda arah dan signage.
h. Akses eksit, baik vertikal dan horizontal bebas.
10. Sarana Evakuasi
Puskesmas Musuk menyediakan sarana evakuasi sebagai
jalan keluar untuk penyelamatan jiwa manusia dan aset dari dalam
bangunan. Sarana evakuasi merupakan salah satu usaha yang
dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan
terhadap bahaya atau menurunkan tingkat-tingkat kerugian materi
dan korban jiwa. Sarana evakuasi baik horizontal maupun vertikal
dapat berupa pintu darurat, tangga darurat, ruang penyelamatan
sementara, dan jalan/jalur penyelamatan darurat atau kombinasi
dari sarana tersebut. Kelayakan sarana evakuasi terdiri atas:
a. Kemudahan dan kejelasan sarana evakuasi di saat terjadinya
peristiwa darurat seperti: daya tarik visual dan sisi/letak
sarana evakuasi.
b. Kemudahan akses/pencapaian ke arah sarana evakuasi
seperti: tidak terdapatnya barang/benda yang dapat
menghalangi kumpulan orang ke arah sarana evakuasi, dan
penyebaran sarana evakuasi yang merata pada setiap sisi
dalam bangunan.
c. Sarana evakuasi dapat digunakan oleh setiap orang.
d. Sarana evakuasi terbuat dari bahan tahan panas dan api serta
harus dapat menjamin keamanan dari bahaya asap.
25
e. Sarana evakuasi dalam keadaan nyaman seperti:
keleluasaan bergerak (tidak sempit dan tidak rendah),
permukaan lantai tidak licin dan bersih.
f. Jumlah dan kapasistas sarana evakuasi disesuaikan dengan
kapasitas pengguna bangunan dan fungsinya untuk dapat
mengevakuasi setiap orang ke tempat yang aman secara
cepat.
11. Sistem Pengendalian Kebisingan
a. Intensitas kebisingan di dalam bangunan Puskesmas Musuk
59 dBA, di luar bangunan Puskesmas 68 dBA.
b. Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan sifat
sumber.
c. Sumber suara genset dikendalikan dengan meredam dan
membuat sekat yang memadai dan sumber suara dari lalu
lintas.
12. Kendaraan Puskesmas keliling di Puskesmas Musuk terdiri atas:
a. Kendaraan roda 2 sebanyak 9 sepeda dinas yang dibawa oleh
bidan desa;
b. Kendaraan roda 4, pusling sebanyak 1 berupa mobil APV.
Kendaran Puskesmas keliling, difungsikan untuk pelayanan
transport rujukan dan gawat darurat.
26
P e ra la ta n p u s k e s ma s s e s u a i d e n g a n p mk 7 5
ta h u n 2 0 1 4
100.00%
100.00%
87.80%
87.70%
81.80%
76.20%
76.10%
75.50%
71.40%
65.20%
60.90%
54.50%
40.00%
t i i i S
u
m G
D
lu ib
u ak K
B
as as m as as
i an K
m U u an an is is ri
u
rm s at U
u m an n n li h it
an at an an u u to Fa ri se K
a n d an at y im im ra s ti ke
sa an d eh h la t it o
ik gi s
se e
Se b t si
ak gi ke p K La Se o
er d n ke et m
n
em Ti an aa an S ro
p g at ik
s s p
g h ik g
an an se er er an
u
R
u R ke er em R
u
g em p
an p t
u t Se
R Se
27