You are on page 1of 24

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KONDISI GEOGRAFIS
Wilayah kerja Puskesmas Musuk meliputi 10 Desa di Kecamatan
Musuk. Dengan batas wilayahnya meliputi :
Batas Utara : Musuk
Batas Selatan : Kecamatan Tamansari
Batas Barat : Prop D.I. Yogyakarta ( Gunung Merapi )
Batas Timur : Kecamatan Mojosongo dan Kecamatan Tamansari

B. KONDISI DEMOGRAFIS
1. Keadaan Administratif
Data Administrasi wilayah kerja Profil Puskesmas Musuk
Tahun 2020 berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kecamatan Musuk dalam angka Tahun 2020 yang didiskripsikan
dalam nama dan jumlah desa, jumlah Rukun Warga (RW), jumlah
Rukun Tetangga (RT) serta jumlah rumah tangga sebagaimana
tampak pada tabel dibawah ini.
Grafik 2.1 Rincian Rukun Warga dan Rukun Tetangga
Wilayah Puskesmas Musuk Tahun 2020

42.5 39
37.5 34 34
32.5 29
27
27.5
22 20 21 21
22.5 19 18
17.5 14 14 14 16
13
12.5 8
7 6 7 7 5 5
7.5 3 3 3 3 3 3 3 4 42 2
2.5
2 1 3 3 2 2
Pus- Suko- Musuk Kem- Ringin- Ke- Sukorejo Sruni Cluntang Pagerju-
porengg rame bangsari larik bongulo rang
o
Dukuh 7 14 34 21 13 4 14 19 14 4
Dusun 3 3 3 3 2 1 3 2 2 2
Rumah 22 20 34 21 29 8 39 27 18 16
tangga
KK 3 3 6 3 7 3 7 5 5 2

Dukuh Dusun Rumah tangga KK

4
2. Keadaan Penduduk
Data kependudukan yang digunakan dalam penyusunan Profil
Puskesmas Musuk Tahun 2020 ini adalah data penduduk yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Musuk
dalam angka Tahun 2020.
a. Kepadatan, Penyebaran dan Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan data kepadatan penduduk dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Kecamatan Musuk dalam angka Tahun 2020,
jumlah penduduk di Wilayah Puskesmas Musuk yaitu 32.195
jiwa, dengan luas wilayah 3.052,9 km2, artinya rata-rata
kepadatan penduduk di Wilayah Puskesmas Musuk adalah
10.054 jiwa/Km2. Jumlah penduduk terbanyak di desa
Sukorejo yaitu 5.633 jiwa. Desa yang paling sedikit
penduduknya adalah Desa Pager jurang dengan 1.098 jiwa.

GRAFIK 2.2 KEPADATAN, PENYEBARAN DAN


PERTUMBUHAN PENDUDUK

5500
4500
3500
2500
1500
500
Pus- Suko- Musuk Kem- Ringin- Ke- Suko- Sruni Clun- Pagerju-
porengg rame bangsar larik bongulo rejo tang rang
o i
LUAS 2.5155 2.7401 4.0077 3.1081 3.0543 1.3448 5.1915 3.0683 4.0219 1.477
WILA
YAH
(km2)
JUM- 3205 3462 5418 2853 2920 1634 5633 3421 2551 1098
LAH
PEND
DK
JMH 902 1031 1795 834 999 533 2584 1011 746 324
RUM
AH
TANG
GA
RATA 1274 1263 1351 917 956 1215 1085 1114 634 743
2
JIWA/
KK
LUAS WILAYAH (km2) JUMLAH PENDDK JMH RUMAH TANGGA RATA2 JIWA/KK

5
b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin,
menggunakan sumber data Badan Pusat Statistik ( BPS )
Kecamatan Musuk dalam angka Tahun 2020. Komposisi
penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan
penduduk berdasarkan jenis kelaminnya. Komposisi ini untuk
mengetahui perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki
dan perempuan dalam satu wilayah tertentu.
Komposisi penduduk menurut umur menunjukan rasio
ketergantungan. Rasio ketergantungan yaitu angka
perbandingan yang menunjukan besar beban tanggungan dari
kelompok usia produktif. Usia produktif (usia 15 – 64 tahun)
selain menanggung kebutuhan hidup dirinya, juga
menanggung kebutuhan hidup golongan usia muda (usia 0 –
14 tahun) dan golongan tua (usia > 65 tahun).Makin besar
rasio ketergantungan, makin besar beban yang di tanggung
oleh kelompok usia produktif.

Grafik 2.3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan


Kelompok Umur
3,750
3,250
2,750
2,250
1,750
1,250
750
250
0-4 05- Okt-14 15 - 20 - 25 - 30 - 35 - 40 - 45 - 50 - 55 - 60 - >64
Sep 19 24 29 34 39 44 49 54 59 64
LAKI- 1158 1235 1266 983 1181 1165 1050 1214 1204 1177 963 957 867 1779
LAKI
PERE 1034 1157 1182 1008 1146 1097 1063 1225 1147 1169 1137 973 927 1731
MPU
AN
LAKI- 2192 2392 2448 1991 2327 2262 2113 2439 2351 2346 2100 1930 1794 3510
LAKI+
PERE
MPU
AN

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN

6
c. Keadaan Ekonomi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-
faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor
ekonomi dan faktor non ekonomi. Faktor ekonomi yang
mempengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia,
sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan
pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk.
Jumlah penduduk yang besar juga merupakan pasar potensial
untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas
penduduk menentukan seberapa besar produktifitas yang ada.
Faktor non ekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada
di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan dan sistim yang
berkembang dan berlaku.
d. Keadaan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap
ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia.
Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap
perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu
pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan
seseorang untuk berperilaku sehat.
e. Keadaan Sosial Ekonomi
Pertumbuhan penduduk yang signifikan akan berdampak
pada perubahan sosial kehidupan masyarakat Indonesia.
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan dalam
suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya,
termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola
perilaku dalam masyarakat.Pengaruh pertumbuhan penduduk
terhadap perkembangan social masyarakat di antaranya :

7
meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan sandang,
pangan, dan papan, berkurangnya lahan tempat tinggal,
meningkatnya angka pengangguran. Kondisi inipun akan
mempengaruhi kondisi sosial budaya di masyarakat.

C. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS


1. Sejarah/Dasar Hukum
Puskesmas Musuk didirikan pada Tahun 1976 yang berlokasi
di Dk. Drajidan, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten
Boyolali, sampai sekarang. Pada awal berdirinya Puskesmas
Musuk mempunyai wilayah kerja 12 Desa seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk akhirnya ada kebijakan
Peraturan Bupati Nomor 6 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Peraturan Bupati Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pembentukan Unit
Pelaksana Teknis Pada Dinas Daerah Kabupaten Boyolali (Berita
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2019 Nomor 6, untuk pemekaran
Kecamatan. Maka wilayah kerja Puskesmas Musuk menjadi 10
(sepuluh) desa yaitu:
1. Pusporenggo
2. Sukorame
3. Musuk
4. Kembangsari
5. Ringinlarik
6. Kebongulo
7. Sukorejo
8. Sruni
9. Cluntang
10 Pagerjurang
.

8
2. Lokasi/ jarak Puskesmas ke Kabupaten

Nama : Puskesmas Musuk


Pemilik : Pemerintah Kabupaten Boyolali
Alamat : Dk. Drajidan RT.02/RW.02, Desa Sruni,
Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali (0276)
Telepon : 3280462
Email : pkmmusuk1@boyolali.go.id
Luas : 2180 m2
Tanah/Bangunan
Jarak : 12 Km
Puskesmas ke
Kabupaten

Gambar 2.1. Denah Lokasi Puskesmas Musuk

9
Gambar 2.2. Peta wilayah kerja Puskesmas Musuk
Kabupaten Boyolali.

Puskesmas Musuk termasuk Puskesmas Rawat Jalan yang


memberikan Pelayanan sebagai berikut : Pelayanan Pemeriksaan
Umum, Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut, Pelayanan KIA
dan KB, Pelayanan Imunisasi, Pelayanan Laboratorium,
Pelayanan Farmasi, Pelayanan Klinik Gizi, Pelayanan Klinik batuk
pilek, Pelayanan UGD.
Puskesmas Musuk tidak didirikan di lokasi berbahaya, berada
di desa Drajidan yang bukan merupakan daerah rawan bencana.
Aksesibilitas untuk jalur transportasi dapat diakses dengan
mudah oleh masyarakat dengan menggunakan fasilitas
transportasi umum dan tersedia jalur untuk pejalan kaki dan jalur-
jalur yang aksesibel untuk penyandang disabilitas. Adapun kontur
tanah Puskesmas Musuk stabil dan datar. Puskesmas Musuk
memiliki tempat parkir yang luas. Sedangkan Tingkat keamanan
10
Puskesmas Musuk terjamin dengan adanya pembatas tembok
dan penjaga malam.
Puskesmas Musuk memiliki beberapa Fasilitas Utilitas Publik
seperti air bersih, pembuangan air kotor/limbah, listrik, dan jalur
telepon serta jaringan internet Hotspot/wifi.
Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Musuk telah
memilah antara sampah medis dan non medis. Adapun
pengelolaan limbah B3 dilakukan oleh pihak ke tiga. (MOU
terlampir)
Puskesmas Musuk tidak didirikan di area sekitar Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET).

3. Arsitektur pembangunan Puskesmas


a. Tata Ruang Bangunan
1) Rancangan tata ruang/bangunan Puskesmas Musuk
dibuat dengan memperhatikan fungsi sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan.
2) Bangunan Puskesmas Musuk diselenggarakan sesuai
dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana
Tata Ruang Wilayah (RT/RW) Kabupaten/Kota dan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang
bersangkutan.
3) Tata ruang Puskesmas Musuk mengikuti Peraturan Tata
Ruang Daerah.
b. Desain
1) Desain bangunan Puskesmas Musuk mengikuti pedoman
pembangunan dan pengembangan bangunan
Puskesmas yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan.
2) Tata letak ruang pelayanan pada bangunan Puskesmas
Musuk diatur dengan memperhatikan zona Puskesmas
sebagai bangunan fasilitas pelayanan kesehatan.
11
3) Tata letak ruang diatur dan dikelompokkan dengan
memperhatikan zona infeksius dan non infeksius.
4) Puskesmas Musuk memiliki zona berdasarkan privasi
kegiatan:
a) Area publik, yaitu area yang mempunyai akses
langsung dengan lingkungan luar Puskesmas,
misalnya ruang pendaftaran.
b) Area semi publik, yaitu area yang tidak berhubungan
langsung dengan lingkungan luar Puskesmas,
umumnya merupakan area yang menerima beban
kerja dari area publik, misalnya laboratorium, ruang
rapat/diskusi.
c) Area privat, yaitu area yang dibatasi bagi pengunjung
Puskesmas, misalnya ruang sterilisasi, ruang linen,
ruang limbah B3 medis, ruang sterilisasi.
c. Zona pelayanan Puskesmas Musuk :
Tata letak ruang diatur dengan memperhatikan kemudahan
pencapaian antar ruang yang saling memiliki hubungan
fungsi, misalnya: Perawatan pasca persalinan antara ibu
dengan bayi dilakukan dengan sistem rawat gabung.
d. Zona untuk kejadian emergensi puskesmas Musuk :
1) Puskesmas Musuk menyediakan jalur evakuasi dan titik
kumpul yang merupakan suatu denah evakuasi yang
menunjukkan kemana harus berkumpul bila terjadi
kondisi darurat.
2) Puskesmas Musuk menyediakan tanda/arah/petunjuk
evakuasi yang jelas ke arah titik kumpul jika terjadi
keadaan emergensi.
3) Zona/area/jalur evakuasi harus bebas dari barang-
barang, koridor, tangga licin, bebas hambatan. Rute
evakuasi diberi penerangan yang cukup dan tidak
tergantung dari sumber utama. Arah pintu keluar (EXIT)

12
harus dipasang petunjuk yang jelas. Pintu keluar
emergensi harus diberi tanda.
4) Tanda/arah/petunjuk evakuasi terpasang dengan jelas
dan mudah dilihat dan dibaca jika terjadi keadaan
emergensi.
e. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman
untuk semua bagian bangunan.
f. Puskesmas Musuk menyediakan fasilitas pendingin untuk
penyimpanan obat-obatan khusus dan vaksin dengan suplai
listrik yang tidak boleh terputus.
g. Lebar koridor 2,40 m dengan tinggi langit-langit minimal 2,80
m. Koridor lurus. Apabila terdapat perbedaan ketinggian
permukaan pijakan, maka dapat menggunakan ram dengan
kemiringan tidak melebihi 7°.

4. Lambang
Bangunan Puskesmas harus memasang lambang sebagai
berikut agar mudah dikenal oleh masyarakat:

Gambar 2.3. Lambang Puskesmas

Lambang Puskesmas diletakkan di depan bangunan yang mudah


terlihat dari jarak jauh oleh masyarakat. Arti dari lambang
Puskesmas tersebut yaitu:
a. Bentuk segi enam (hexagonal), melambangkan
1) Keterpaduan dan kesinambungan yang terintegrasi dari 6
prinsip yang melandasi penyelenggaraan Puskesmas.
13
2) Makna pemerataan pelayanan kesehatan yang mudah di
akses masyarakat.
3) Pergerakan dan pertanggung jawaban Puskesmas di
wilayah kerjanya
b. Irisan dua buah bentuk lingkaran melambangkan dua unsur
upaya kesehatan, yaitu
1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
masyarakat.
2) Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan perorangan
c. Stilasi bentuk sebuah bangunan, melambangkan Puskesmas
sebagai tempat/wadah diberlakukannya semua prinsip dan
upaya dalam proses penyelenggaraan Kesehatan.
d. Bidang segitiga mewakili tiga faktor di luar pelayanan
kesehatan yang mempengaruhi status derajat kesehatan
masyarakat yaitu genetik, lingkungan, dan perilaku.
e. Bentuk palang hijau didalam bentuk segi enam
melambangkan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
promotif preventif.
f. Warna hijau melambangkan tujuan pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan Puskesmas, dalam rangka mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya.
g. Warna putih melambangkan pengabdian luhur Puskesmas

5. Ruang
Jumlah dan jenis ruang di Puskesmas dan Puskesmas
Pembantu ditentukan melalui analisis kebutuhan ruang

14
berdasarkan pelayanan yang diselenggarakan dan ketersediaan
sumber daya.

Tabel.2.1 fungsi Ruang di Puskesmas Musuk, sebagai berikut:

NO NAMA RUANG KETERANGAN

RUANG KANTOR

1 Ruang Administrasi Kantor Ada

2 Ruang Kantor untuk Ada


Karyawan

3 Ruang Kepala Puskesmas Digunakan oleh Kepala Puskesmas

4 Ruang Rapat/ diskusi Digunakan untuk kegiatan lain dalam


mendukung pelayanan kesehatan (ruang
multi fungsi).

RUANG PELAYANAN

4 Ruang pendaftaran dan Ada


Rekam Medik

6 Ruang Pemeriksaan Umum Ada

7 Ruang Tindakan dan Gawat Ada


Darurat (UGD)

8 Ruang KIA, KB, dan Ada


imunisasi

9 Ruang Pemeriksaan Ada


Khusus (R. Poli batuk pilek)

10 Ruang Kesehatan Gigi dan Ada


Mulut

11 Ruang Komunikasi, Ada


Informasi, dan Edukasi
(KIE)

12 Ruang Farmasi Ada

12 Ruang Persalinan Tidak Ada

13 Ruang Rawat Pasca Tidak Ada


Persalinan

14 Laboratorium Ada
15
RUANG PENUNJANG

16 Ruang Tunggu Ada

17 Ruang ASI Ada

18 Ruang Sterilisasi Ada

19 Ruang cuci linen Ada

20 Ruang Penyelenggaraan Ada


Makanan

21 Gudang Umum Ada

22 Kamar Mandi/WC Laki-laki Ada


dan perempuan terpisah

23 Rumah dinas tenaga Ada, digunakan untuk ruang persalinan


kesehatan

24 Parkir kendaraan roda 2 Ada


dan 4 serta garasi untuk
Puskesmas keliling

6. Komponen Material Puskesmas


a. Atap
1) Atap Puskesmas Musuk kurang kuat terhadap
kemungkinan bencana (angin puting beliung, gempa, dan
lain-lain), kondisi atap banyak yang bocor, tidak tahan
lama dan tidak menjadi tempat perindukan vektor.
2) Material atap tidak korosif, mudah terbakar
b. Langit-langit
1) Langit-langit Puskesmas kurang kuat, berwarna terang,
dan mudah dibersihkan, terdapat profil dan terlihat
sambungan (seamless).
2) Ketinggian langit-langit dari lantai minimal 2,8 m
c. Dinding
1) Material dinding Puskesmas Musuk keras, rata, tidak
berpori, tidak menyebabkan silau, kedap air, mudah
dibersihkan, dan tidak ada sambungan agar mudah

16
dibersihkan. Material dapat disesuaikan dengan kondisi
di daerah setempat.
2) Dinding KM/WC kedap air, dilapisi keramik setinggi 150
cm.
3) Dinding laboratorium tahan bahan kimia, mudah
dibersihkan, tidak berpori
d. Lantai
Material lantai Puskesmas Musuk kuat, kedap air,
permukaan rata, tidak licin, warna terang, mudah
dibersihkan, dan dengan sambungan seminimal mungkin.
e. Pintu dan Jendela
1) Lebar bukaan pintu utama dan ruang gawat darurat
minimal 120 cm dan dapat dilalui brankar dan pintu- pintu
yang bukan akses brankar memiliki lebar bukaan minimal
90 cm. Pintu terbuka ke luar.
2) Pintu untuk KM/WC, terbuka ke luar dan lebar daun pintu
minimal 90 cm.
3) Material pintu untuk KM/WC kedap air.
f. Kamar Mandi/WC
1) Puskesmas Musuk memiliki kamar mandi dan WC pasien
2 untuk pasien.
2) Kamar mandi dan WC terpisah antara laki-laki dan
perempuan
3) Tersedia cukup air bersih dan sabun.
4) Selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
5) Ada himbauan, slogan, atau peringatan untuk
memelihara kebersihan.
6) Kamar mandi dan WC tidak menjadi tempat perindukan
vector.
7) Memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar
oleh pengguna.

17
8) Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dan air buangan
tidak boleh tergenang.
9) Pintu mudah dibuka dan ditutup.
10) Kunci-kunci bisa dibuka dari luar jika terjadi kondisi
darurat.
11) Kloset disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan
pengguna. Kloset bagi penyandang disabilitas dan lansia
berupa kloset duduk.
12) Dilengkapi dengan tampilan rambu/simbol penyandang
disabilitas pada bagian luarnya dan dilengkapi dengan
pegangan rambat (handrail) yang memiliki posisi dan
ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan
penyandang disabilitas. Pegangan memiliki bentuk siku-
siku mengarah keatas untuk membantu pergerakan
pengguna kursi roda.
g. Aksesibilitas Penyandang Disabilitas dan Lansia
1) Umum
Bangunan Puskesmas Musuk menyediakan fasilitas dan
aksesibilitas untuk menjamin terwujudnya kemudahan,
keamanan, dan kenyamanan.
2) Persyaratan Teknis
a) Fasilitas dan aksesibilitas meliputi Kamar Mandi/WC,
tempat parkir, jalur pemandu, rambu dan marka,
tangga, pintu, ram.
b) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas disesuaikan
dengan fungsi, luas, dan ketinggian bangunan
Puskesmas Musuk.

7. Struktur Bangunan
Struktur bangunan Puskesmas Musuk merupakan rencangan
bangunan lama, yang telah berdiri sejak Tahun 1975 dan rehap
terakhir pada Tahun 2016. Kondisi struktur bangunan sekarang

18
dalam kondisi kurang kuat/kokoh dibagian atap, dan kurang stabil
dalam menahan beban/kombinasi beban, baik beban muatan
tetap maupun beban muatan sementara yang timbul.

D. PRASARANA PUSKESMAS
Persyaratan Prasarana Puskesmas
1. Sistem Penghawaan (Ventilasi)
a. Ventilasi Ruang pada bangunan Puskesmas Musuk, berupa
ventilasi alami dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan
ventilasi alami tidak kurang dari 15% terhadap luas lantai
ruang yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan sistem
ventilasi mekanis diberikan jika ventilasi alami yang
memenuhi syarat tidak memadai.
b. Besarnya pertukaran udara yang untuk berbagai fungsi ruang
di bangunan Puskesmas minimal 12x pertukaran udara per
jam dan untuk KM/WC 10x pertukaran udara per jam.
c. Penghawaan/ventilasi dalam ruang perlu memperhatikan 3
(tiga) elemen dasar, yaitu: (1). jumlah udara luar berkualitas
baik yang masuk dalam ruang pada waktu tertentu; (2). arah
umum aliran udara dalam gedung yang seharusnya dari area
bersih ke area terkontaminasi serta distribusi udara luar ke
setiap bagian dari ruang dengan cara yang efisien dan
kontaminan airborne yang ada dalam ruang dialirkan ke luar
dengan cara yang efisien; (3). setiap ruang diupayakan proses
udara di dalam ruang bergerak dan terjadi pertukaran antara
udara didalam ruang dengan udara dari luar.
d. Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik atau
campuran, memperhatikan kondisi lokal, seperti struktur
bangunan, cuaca, biaya dan kualitas udara luar.
2. Sistem Pencahayaan

19
a. Bangunan Puskesmas mempunyai pencahayaan alami
dan/atau pencahayaan buatan.
b. Pencahayaan terdistribusikan rata dalam Ruang.
c. Lampu-lampu yang digunakan diusahakan dari jenis hemat
energi.

3. Sistem Air Bersih, Sanitasi, dan Higiene


Sistem air bersih, sanitasi, dan higiene Puskesmas terdiri dari
sistem air bersih, sistem pengelolaan limbah cair baik medis atau
non medis, sistem pengelolaan limbah padat baik medis atau non
medis, sistem penyaluran air hujan, dan higiene Puskesmas
Musuk.
a. Sistem air bersih
1) Sistem air bersih direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan sumber air bersih dan sistem
pengalirannya.
2) Sumber air bersih diperoleh langsung dari sumber air
berlangganan dan/atau sumber air lainnya dengan baku
mutu yang memenuhi dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3) Persyaratan kesehatan air
a) Air bersih untuk keperluan Puskesmas diperoleh dari
sumber air tanah telah diolah sehingga memenuhi
persyaratan kesehatan.
b) Memenuhi persyaratan kualitas air bersih, memenuhi
syarat fisik, kimia, bakteriologis yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c) Distribusi air ke ruang-ruang menggunakan sarana
perpipaan dengan tekanan positif.
d) Sumber air bersih dan sarana distribusinya bebas
dari pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis
e) Tersedia air dalam jumlah yang cukup

20
b. Sistem pengelolaan limbah cair baik medis dan non medis
1) Tersedia sistem pengolahan air limbah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
2) Saluran air limbah kedap air, bersih dari sampah dan
dilengkapi penutup dengan bak kontrol untuk menjaga
kemiringan saluran minimal 1%.
3) Di dalam sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah
dari ruang penyelenggaraan makanan disediakan
penangkap lemak untuk memisahkan dan/atau menyaring
kotoran/lemak.
4) Sistem penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari
pengelolaan sterilisasi termasuk linen memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
5) Ketentuan mengenai pengelolaan limbah cair mengacu
pada peraturan perundang-undangan mengenai
pengelolaan limbah.
c. Sistem pengelolaan limbah padat baik medis dan non medis
1) Sistem pengelolaan limbah padat baik medis dan non
medis dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas
pewadahan, Tempat Penampungan Sementara (TPS),
dan pengolahannya. Pengolahan limbah bekerja sama
dengan pihak ketiga yaitu PT. ARAH.
2) Pertimbangan jenis pewadahan dan pengolahan limbah
padat baik medis dan non medis diwujudkan dalam bentuk
penempatan pewadahan dan/atau pengolahannya yang
tidak mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan
lingkungannya serta tidak mengundang datangnya
vektor/binatang penyebar penyakit.
3) Pertimbangan fasilitas Tempat Penampungan Sementara
(TPS) diwujudkan dalam bentuk penyediaan Tempat
Penampungan Sementara (TPS) limbah padat baik medis

21
dan non medis yang terpisah, dan diperhitungkan
berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan
volume limbah.

d. Sistem penyaluran air hujan


Saluran air hujan pada bangunan Puskesmas Musuk
tersambung dengan sistem drainase luar gedung yang
terhubung dengan drainase wilayah.
e. Sistem Higiene Puskesmas Musuk
Tersedianya fasilitas Hand Hygiene pada setiap ruangan
pelayanan. Fasilitas tersebut dapat berupa wastafel dan/atau
handrubs.
4. Sistem Kelistrikan
a. Umum
1) Sistem kelistrikan di Puskesmas Musuk penempatannya
mudah dioperasikan, diamati, dipelihara, tidak
membahayakan, tidak mengganggu lingkungan, bagian
bangunan dan instalasi lain
2) Perancangan dan pelaksanaannya harus memenuhi SNI
0225-2011, tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL 2011) atau edisi yang terbaru.
b. Sumber Daya Listrik
1) Sumber daya listrik yang ada di Puskesmas, terdiri dari :
a) Sumber daya listrik berlangganan PLN : Sumber daya
listrik ada 3 titik 2200 VA, 1300 VA, dan 450 VA
a) Sumber daya listrik cadangan, diperoleh dari : disel
generator dengan sumber daya 5.0 KVA
2) Sistem distribusi terdiri dari:
a) Panel-panel listrik

22
b) Instalasi pengkabelan
c) Instalasi kotak kontak dan sakelar
5. Sistem Pembumian
Setiap instalasi listrik pada bangunan atau gedung Puskesmas
mempunyai sistem pembumian (grounding) yang sesuai dengan
ketentuan berlaku.

6. Sistem Komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan/komunikasi di lingkup
dan keluar Puskesmas, dalam upaya mendukung pelayanan di
Puskesmas Musuk. Alat komunikasi berupa telepon kabel (0276)
3280462, seluler 082133228691, internet.
7. Sistem Gas Medik
Gas medik yang digunakan di Puskesmas Musuk berupa Oksigen
(O2), tersedia 5 tabung O2 dan 1 tabung CO2. Sistem gas medik
diletakkan dengan mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi
penggunanya. Persyaratan Teknis :
a. Pengolahan, penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan
gas medik harus sesuai ketentuan berlaku.
b. Tabung/silinder yang digunakan yang telah dibuat, diuji, dan
dipelihara sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang
berwenang.
c. Tabung/silinder O2 harus di cat warna putih untuk
membedakan dengan tabung/silinder gas medik lainnya
sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Tabung/silinder O2 pada saat digunakan, diletakkan di
samping tempat tidur pasien, dan harus menggunakan alat
pengaman seperti troli tabung atau dirantai.
e. Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya
bila tabung/silinder sedang tidak digunakan.
f. Disediakan ruang khusus penyimpanan silinder gas medik.
Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan pengaman/rantai..

23
g. Hanya tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang
boleh disimpan dalam Ruang penyimpanan gas medik.
h. Tidak boleh menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan
dengan ruang penyimpanan gas medik.
i. Dilarang melakukan pengisian ulang tabung/silinder O2 dari
tabung/silinder gas medik besar ke tabung/silinder gas medik
kecil.
8. Sistem Proteksi Petir
Sistem proteksi petir dapat melindungi semua bagian dari
bangunan Puskesmas, termasuk manusia yang ada di dalamnya,
dan instalasi serta peralatan lainnya terhadap kemungkinan
bahaya sambaran petir. Puskesmas Musuk belum mempunyai
sistem proteksi petir.
9. Sistem Proteksi Kebakaran
a. Bangunan Puskesmas Musuk menyiapkan alat pemadam
kebakaran untuk memproteksi kemungkinan terjadinya
kebakaran.
b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang ada di Puskesmas
berukuran dengan jumlah 5 dengan kapasitas 5 kg & 9 kg
sesuai klasifikasi isi ruang. Penempatan APAR antara satu
dengan lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak
boleh melebihi 15 meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.
c. APAR dipasang sedemikian rupa sehingga bagian paling atas
berada pada ketinggian maksimum 120 cm dari permukaan
lantai, kecuali untuk jenis CO2 dan bubuk kimia kering (dry
powder), penempatannya minimum 15 cm dari permukaan
lantai.
d. Puskesmas Musuk menggunakan generator sebagai sumber
daya listrik cadangan dengan daya 5.0 KVA.

24
e. Bangunan Puskesmas Musuk menjamin bahwa jumlah eksit
cukup, dan eksit memiliki konfigurasi untuk memberikan
perlindungan terhadap bahaya kebakaran.
f. Bukaan (dalam hal ini pintu dan jendela) pada dinding tahan
api 2 jam dari material dengan Tingkat Ketahanan Api (TKA)
1,5 jam.
g. Akses eksit dari pintu eksit dirancang dan ditata untuk mudah
dikenali dengan jelas, dilengkapi tanda arah dan signage.
h. Akses eksit, baik vertikal dan horizontal bebas.
10. Sarana Evakuasi
Puskesmas Musuk menyediakan sarana evakuasi sebagai
jalan keluar untuk penyelamatan jiwa manusia dan aset dari dalam
bangunan. Sarana evakuasi merupakan salah satu usaha yang
dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan
terhadap bahaya atau menurunkan tingkat-tingkat kerugian materi
dan korban jiwa. Sarana evakuasi baik horizontal maupun vertikal
dapat berupa pintu darurat, tangga darurat, ruang penyelamatan
sementara, dan jalan/jalur penyelamatan darurat atau kombinasi
dari sarana tersebut. Kelayakan sarana evakuasi terdiri atas:
a. Kemudahan dan kejelasan sarana evakuasi di saat terjadinya
peristiwa darurat seperti: daya tarik visual dan sisi/letak
sarana evakuasi.
b. Kemudahan akses/pencapaian ke arah sarana evakuasi
seperti: tidak terdapatnya barang/benda yang dapat
menghalangi kumpulan orang ke arah sarana evakuasi, dan
penyebaran sarana evakuasi yang merata pada setiap sisi
dalam bangunan.
c. Sarana evakuasi dapat digunakan oleh setiap orang.
d. Sarana evakuasi terbuat dari bahan tahan panas dan api serta
harus dapat menjamin keamanan dari bahaya asap.

25
e. Sarana evakuasi dalam keadaan nyaman seperti:
keleluasaan bergerak (tidak sempit dan tidak rendah),
permukaan lantai tidak licin dan bersih.
f. Jumlah dan kapasistas sarana evakuasi disesuaikan dengan
kapasitas pengguna bangunan dan fungsinya untuk dapat
mengevakuasi setiap orang ke tempat yang aman secara
cepat.
11. Sistem Pengendalian Kebisingan
a. Intensitas kebisingan di dalam bangunan Puskesmas Musuk
59 dBA, di luar bangunan Puskesmas 68 dBA.
b. Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan sifat
sumber.
c. Sumber suara genset dikendalikan dengan meredam dan
membuat sekat yang memadai dan sumber suara dari lalu
lintas.
12. Kendaraan Puskesmas keliling di Puskesmas Musuk terdiri atas:
a. Kendaraan roda 2 sebanyak 9 sepeda dinas yang dibawa oleh
bidan desa;
b. Kendaraan roda 4, pusling sebanyak 1 berupa mobil APV.
Kendaran Puskesmas keliling, difungsikan untuk pelayanan
transport rujukan dan gawat darurat.

E. PERALATAN PUSKESMAS ( ASPAK) Terlampir

26
P e ra la ta n p u s k e s ma s s e s u a i d e n g a n p mk 7 5
ta h u n 2 0 1 4

100.00%

100.00%
87.80%

87.70%
81.80%
76.20%
76.10%

75.50%

71.40%
65.20%

60.90%
54.50%
40.00%
t i i i S
u
m G
D
lu ib
u ak K
B
as as m as as
i an K
m U u an an is is ri
u
rm s at U
u m an n n li h it
an at an an u u to Fa ri se K
a n d an at y im im ra s ti ke
sa an d eh h la t it o
ik gi s
se e
Se b t si
ak gi ke p K La Se o
er d n ke et m
n
em Ti an aa an S ro
p g at ik
s s p
g h ik g
an an se er er an
u
R
u R ke er em R
u
g em p
an p t
u t Se
R Se

27

You might also like