Professional Documents
Culture Documents
Materi Dan Soal Matematika Kelas 9
Materi Dan Soal Matematika Kelas 9
Kompetensi Dasar :
Daftar isi
1 Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Positif
2 Bilangan Bulat dengan Eksponen Bilangan Bulat Negatif
3 Bentuk Akar dan Bilangan Berpangkat Pecahan
3.1 Bilangan Rasional dan Irasional
3.2 Bentuk Akar
3.3 Mengubah Bentuk Akar Menjadi Bilangan Berpangkat Pecahan
dan Sebaliknya
4 Operasi Aljabar pada Bentuk Akar
4.1 Penjumlahan dan Pengurangan
4.2 Perkalian dan Pembagian
4.3 Perpangkatan
4.4 Operasi Campuran
5 Merasionalkan Penyebut
5.1 Penyebut Berbentuk √b
5.2 Penyebut Berbentuk (a+√b) atau (a+√b)
5.3 Penyebut Berbentuk (√b+√d) atau (√b+√d)
6 Referensi
Bilangan Bulat dengan Eksponen
Bilangan Bulat Positif
Masih ingat bentuk berikut :
32 = 3 x 3
23 = 2 x 2 x 2
56 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 x 5
Demikian seterusnya sehingga diperoleh bentuk umum sebagai berikut.
Dengan a bilangan bulat dan n bilangan bulat positif Dari pengertian di atas akan
diperoleh sifat-sifat berikut.
Sifat 1
an x an = am + n
24 x 23 = (2 x 2 x 2 x 2 )x(2 x 2 x 2 )
=2x2x2x2x2x2x2
= 27
= 24+3
Sifat 2
am : an = am - n, m > n
55 : 53 = (5 x 5 x 5 x 5 x 5) : (5 x 5 x 5)
=5x5
= 52
= 55 - 3
Sifat 3
(am)n = am x n
(34)2 = 34 x 34
= (3 x 3 x 3 x 3) x (3 x 3 x 3 x 3)
= (3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3 x 3)
= 38
= 34 x 2
Sifat 4
(a x b)m = am x bm
(4 x 2)3 = (4 x 2) x (4 x 2) x (4 x 2)
= (4 x 4 x 4) x (2 x 2 x 2)
= 43 x 23
Sifat 5
(a : b)m = am : bm
(6 : 3) 4 = (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3) x (6 : 3)
= (6 x 6 x 6 x 6) : (3 x 3 x 3 x 3)
= 64 : 3 4
Dari pola bilangan itu dapat disimpulkan bahwa 20 = 1 dan 2-n = 1/2n , secara
umum dapat ditulis :
Bentuk Akar
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, contoh bilangan irasional adalah √2
dan √5 . Bentuk seperti itu disebut bentuk akar. Dapatkah kalian menyebutkan
contoh yang lain?
Bentuk akar adalah akar dari suatu bilangan yang hasilnya bukan bilangan
Rasional.
Bentuk akar dapat disederhanakan menjadi perkalian dua buah akar pangkat
bilangan dengan salah satu akar memenuhi definisi
√a2 = a jika a ≥ 0, dan –a jika a < 0
Contoh :
Sederhanakan bentuk akar berikut √75
Jawab :
√75 = √25x3 = √25 x √3 = 5√3
contoh :
jawab :
kesimpulan :
jika a, c = Rasional dan b ≥ 0, maka berlaku
jawab :
Perpangkatan
Kalian tentu masih ingat bahwa (a^)" = a^'. Rumus tersebut juga berlaku pada
operasi perpangkatan dari akar suatu bilangan.
Contoh:
Operasi Campuran
Dengan memanfaatkan sifat-sifat pada bilangan berpangkat, kalian akan lebih
mudah menyelesaikan soal-soal operasi campuran pada bentuk akarnya.
Sebelum melakukan operasi campuran, pahami urutan operasi hitung berikut.
Penyebut Berbentuk √b
Jika a dan b adalah bilangan rasional, serta √b adalah bentuk akar maka
pecahan a/√bdapat dirasionalkan penyebutnya dengan cara mengalikan pecahan
tersebut dengan√b/√b .
Contoh :
Sederhanakan pecahan berikut dengan merasionalkan penyebutnya!
jawab :
Contoh :
Rasionalkan penyebut pecahan berikut.
jawab :
Contoh:
Selesaikan soal berikut!
Jawab :
Adapun materi peluang yang akan dibahas pada tulisan ini akan dibatasi pada
masalah:
A) Percobaan, ruang sampel, dan kejadian
B) Peluang suatu kejadian
C) Peluang percobaan kompleks
D) Peluang Kejadian Majemuk
A) Percobaan, Ruang Sampel, dan Kejadian
Percobaan adalah: suatu kegiatan yang dapat diulang dengan keadaan yang
sama untuk menghasilkan sesuatu.
Ruang Sampel adalah : Himpunan dari semua hasil yang mungkin dari suatu
kejadian (percobaan)
Titik Sampel adalah : Anggota-anggota dari ruang sampel
Kejadian atau Peristiwa adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
Contoh :
1. Misalkan sebuah dadu bermata enam dilemparkan satu kali maka
tentukan!
2. Hasil yang mungkin muncul
3. Ruang Sampel
4. Titik sampel
5. Banyaknya kejadian mata dadu ganjil
6. Banyaknya kejadian mata dadu kurang dari 3
Jawab:
1. Hasil yang mungkin muncul adalah mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, atau 6
2. Ruang sampel atau S = {1,2,3,4,5,6}
3. Titik sampel sama dengan hasil yang mungkin yaitu mata dadu
1,2,3,4,5 dan 6
1. Misalkan A adalah kejadian mata dadu ganjil
Kejadian A={1,3,5}
Banyaknya kejadian mata dadu ganjil adalah n(A) =3
1. Misalkan B adalah Kejadian mata dadu kurang dari 3
Kejadian B={1,2}
Banyaknya kejadian mata dadu kurang dari 3 adalah n(B)=2
1. Sebuah mata uang logam dilambungkan satu kali, tentukan!
2. Ruang sampel
3. Kejadian munculnya angka
4. Banyaknya ruang Sampel
5. Banyaknya kejadian muncul angka
Jawab:
Sebuah mata uang mempunyai dua sisi yaitu Angka (A) dan Gambar(G).
1. Ruang Sampelnya adalah S={A, G}
2. Kejadian munculnya angka adalah {A}
3. Kejadian munculnya gambar adalah {G}
4. Banyaknya ruang sampel, n(S)=2 yaitu {A} dan {G}
5. Banyaknya kejadian muncul angka, n(Angka)=1 atau n(A)=1
1. Dua buah mata uang logam dilemparkan bersama-sama, tentukan!
1. Ruang sampelnya c. Banyaknya kejadian keduanya
gambar.
2. Banyaknya Ruang Sampel
Jawab:
1. Ruang sampelnya
Mata Uang II
A G
Mata Uang I
A AA AG
G GA GG
Ruang Sampelnya : {AA,GA,AG,GG}
1. Banyaknya ruang sampel, n(S)=4
2. Misalkan B adalah kejadian keduanya gambar.
Kejadian B = {GG}
Maka bayaknya kejadian keduanya gambar, n(B) = 1
1. Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Tentukan:
1. Ruang sampelnya
2. Banyaknya Ruang Sampel
3. Banyaknya kejadian mata dadu 4 pada dadu pertama.
4. Banyaknya kejadian mata dadu 5 pada dadu kedua.
Jawab:
Karena ada dua buah dadu maka kita buat tabel berikut:
1. Ruang sampel
Karena ada dua buah dadu maka kita buat tabel berikut:
DADU II 1 2 3 4 5 6
DADU I
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (5,3) (6,4) (6,5) (6,6)
S={(1,1),(1,2),(1,3), … (6,4),(6,5),(6,6)}
1. Banyaknya Ruang sampel, n(S)= 36.
2. Misalkan A adalah kejadian munculnya mata dadu 4 pada dadu
pertama.
Kejadian A = {(4,1),(4,2), (4,3),(4,4),(4,5),(4,6)}
Banyaknya kejadian mata dadu 4 pada dadu pertama, n(A)=4
1. Misalkan B adalah kejadian munculnya mata dadu 5 pada dadu
kedua.
Kejadian B = {(1,5),(2,5), (3,5),(4,5),(5,5),(6,5)}
Banyaknya kejadian mata dadu 5 pada dadu kedua, n(B)=4
Soal Latihan
1. Dari satu set kartu Bridge, diambil dua kartu secara acak. Tentukan
!
1. Banyaknya Ruang sampel, b. Bayaknya kejadian keduanya
kelor(¨).
2. Dua buah dadu dilambungkan bersama-sama. Tentukan
1. Banyaknya kejadian muncul mata dadu yang berjumlah 7
2. Banyaknya kejadian muncul mata dadu 2 pada dadu I
3. Banyaknya kejadian muncul mata dadu 6 pada dadu II
3. Setumpuk kartu yang bernomor 1 sampai 12. Tentukan!
4. Ruang Sampel
5. Banyaknya Ruang Sampel
6. Kejadian kartu kelipatan 3
7. Banyaknya kartu kelipatan 3
8. Dari satu set kartu bridge, diambil dua buah kartu. Tentukan!
1. Kejadian terambil keduanya kartu bergambar orang. (J,Q,K)
2. Banyaknya Kejadian terambil keduanya kartu bergambar
orang. (J,Q,K)
9. Tiga mata uang logam dilemparkan bersama-sama. Tentukan!
1. Banyaknya Ruang Sampel
2. Kejadian mendapatkan dua gambar.
3. Banyaknya kejadian mendapatkan dua gambar.
10. Sebuah kantong berisi 4 kelereng merah, 2 kelereng biru, dan 3
kelereng putih. Satu kelereng diambil secara acak. Tentukan!
1. Banyaknya Ruang Sampel
2. Banyaknya kejadian mendapatkan kelereng berwarna biru.
11. Sebuah kotak berisi 9 bola pingpong yang diberi warna yaitu 4 warna
hitam, 3 warna putih dan 2 warna kuning. Diambil 3 bola secara
acak.Tentukan !
1. Banyaknya Ruang Sampel
2. Banyaknya kejadian terambilnya bola warna hitam semua.
3. Banyaknya kejadian terambilnya 2 bola warna putih, dan 1
warna kuning
4. Banyaknya kejadian terambilnya 1 bola hitam, 1 bola putih, 1
bola kuning.
B) Peluang suatu kejadian
1. a. Peluang suatu Kejadian
Kejadian atau Peristiwa adalah Himpunan bagian dari ruang sampel.
Peluang suatu kejadian adalah Banyaknya kejadian dibagi dengan banyaknya
ruang sampel.
Misalkan P(A) adalah Peluang Kejadian A, dan S adalah Ruang sampel.
Maka
P(A) : Peluang kejadian A
n(A) : Banyaknya anggota dalam kejadian A
n(S) : Banyaknya anggota ruang Sampel
1. b. Kisaran Nilai Peluang
Kisaran Nilai Peluang K adalah :
0£P(K) £1
P(K)=0 disebut Peluang Kejadian K adalah nol atau Kemustahilan
P(K)=1 disebut Peluang Kejadian K adalah 1 atau Pasti terjadi / Kepastian
Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan satu kali. Tentukan peluang
1. Munculnya mata dadu ganjil b. Munculnya mata dadu kurang dari 3
Jawab:
n(S)=6
1. Misalkan A adalah Kejadian Ganjil
Kejadian A={1,3,5}, n(A) =3
Maka Peluang munculnya mata dadu ganjil adalah
= 3/6=1/2
1. Misalkan B adalah Kejadian mata dadu kurang dari 3
Kejadian B={1,2}, n(B)=3
Maka peluang munculnya mata dadu kurang dari 3 adalah
= 3/6=1/2
1. Dua buah mata uang logam dilemparkan ke atas bersama-sama,
tentukan!
1. Peluang munculnya satu gambar b. Peluang muncul keduanya
gambar
Jawab:
n(S) = 4
1. Misalkan A adalah kejadian satu gambar.
Kejadian A = {GA , AG}, n(A) = 2
Maka peluang kejadian satu gambar:
=2/4 =1/2
1. Misalkan B adalah kejadian keduanya gambar.
Kejadian B = {GG}, n(B) = 1
Maka peluang kejadian keduanya gambar:
=1/4
1. Dua buah dadu dilambungkan ke atas bersama-sama. Tentukan
peluang munculnya mata dadu 4 pada dadu pertama dan mata dadu 5
pada dadu kedua
Jawab:
Misalkan A adalah Kejadian munculnya angka mata dadu 4 pada dadu I.
Dan Kejadian B adalah kejadian munculnya angka mata dadu 5 pada dadu II.
n(S)=36
Karena ada dua buah dadu maka kita buat tabel berikut:
DADU II
1 2 3 4 5 6
DADU I
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)
6 (6,1) (6,2) (5,3) (6,4) (6,5) (6,6)
Kejadian A dan B adalah : {(4,5)}
Peluang munculnya adalah
1. Sebuah dadu bermata enam dilemparkan ke atas satu kali maka
tentukan peluang munculnya mata dadu 9.
Jawab :
Mustahil terjadi, P=0 (Kemustahilan)
1. Tentukan peluang matahari akan terbit dari timur pagi hari.
Jawab:
Terbitnya matahari dari timur bukan sebuah percobaan. (Pasti)
Soal Latihan
1. Dua buah mata uang logam dilemparkan ke atas bersama-sama,
tentukan!
2. Dari satu set kartu Bridge, diambil dua kartu secara acak. Berapa
peluang terambil keduanya kelor (¨)?
3. Dua buah dadu dilambungkan ke atas bersama-sama. Tentukan
peluang :
1. Munculnya mata dadu yang berjumlah 7
2. Munculnya mata dadu 2 pada dadu I
3. Munculnya mata dadu 6 pada dadu II
4. Setumpuk kartu yang bernomor 1 sampai 12. Tentukan peluang
terambilnya kartu kelipatan 3
5. Dua buah dadu dilambungkan ke atas bersama-sama. Tentukan
peluang muncul keduanya berjumlah kurang dari 8
6. Dari satu set kartu bridge, diambil dua buah kartu. Tentukan
peluang terambil keduanya kartu bergambar orang. (J,Q,K)
7. Tiga mata uang logam dilemparkan bersama-sama. Tentukan
peluang mendapatkan dua gambar dan satu angka.
8. Sebuah kantong berisi 4 kelereng merah, 2 kelereng biru, dan 3
kelereng putih. Satu kelereng diambil secara acak. Tentukan peluang
mendapatkan kelereng berwarna biru!
9. Sebuah kotak berisi 9 bola pingpong yang diberi warna yaitu 4 warna
hitam, 3 warna putih dan 2 warna kuning. Diambil 3 bola secara acak.
Tentukan Peluang!
1. Terambilnya bola warna hitam semua,
2. Terambilnya 2 warna putih dan 1 warna kuning,
3. Terambilnya 1 hitam, 1 putih dan 1 kuning.
1. Peluang munculnya satu angka
2. Peluang muncul keduanya angka
Menentukan frekuensi harapan suatu kejadian
Ringkasan materi
Frekuensi harapan suatu peristiwa pada suatu percobaan yang dilakukan
sebanyak n kali adalah Hasil kali peluang peristiwa itu dengan n.
fh = n x P(A)
Contoh:
1. Sebuah mata uang logam dilemparkan 50 kali. Tentukan frekuensi
harapan munculnya angka
Jawab:
Misalkan A adalah kejadian munculnya angka pada mata uang.
Ruang Sampel , S={A,G},n(S)=2
Kejadian A={A},n(A)=1,
P(A)=1/2
Maka frekuensi harapan munculnya angka adalah
fh(A)=1/2 x 50 = 25 kali
1. Sebuah dadu dilambungkan 30 kali. Tentukan frekuensi harapan
munculnya mata dadu prima.
Jawab:
Misalkan B adalah kejadian munculnya mata dadu Prima.
Ruang Sampel adalah S={1,2,3,4,5,6},n(S)=6
Kejadian B adalah B={2,3,5}, n(B)=3,
P(B) = 3/6 =1/2
Maka frekuensi harapan munculnya mata dadu prima adalah
fh(B) = 1/2 x 30 = 15 kali
1. Peluang seseorang akan terjangkit penyakit virus AIDS-HIV di
Indonesia pada tahun 2005 adalah 0,00032. Diantara 230 juta penduduk
Indonesia, berapa kira-kira yang terjangkit virus tersebut pada tahun
2005?
Jawab:
Misalkan C adalah kejadian terjangkitnya seseorang oleh virus AIDS-HIV
P(C) =0,00032
Maka fh(C) = 0,00032 x 230.000.000 = 73.600 orang
Soal Latihan
1. Sebuah uang koin dilambungkan 600 kali. Tentukan frekuensi
harapan munculnya gambar
2. Peluang Grup A akan memenangkan pertandingan volly terhadap
grup B adalah . Berapa frekuensi harapan grup A akan menang jika
pertandingan tersebut direncanakan 12 kali.
3. Dalam suatu kotak terdapat 4 bola merah dan 2 bola putih. Diambil
secara acak dua bola. Jika percobaan ini dilakukan 10 kali, tentukan
frekuensi harapan terambilnya dua bola merah!
4. Pada bulan April 2004 (jumlah hari ada 30) peluang akan turun
hujan untuk satu hari menurut perkiraan cuaca adalah 0,2. Berapa kali
hujan yang diharapkan terjadi pada bulan tersebut.
5. Peluang bola lampu akan rusak dalam sebuah peti lampu adalah
0,11. Berapa banyak lampu yang akan rusak dalam peti tersebut jika
terdapat 205 bola lampu?
6. Dua buah dadu dilambungkan 120 kali. Berapa frekuensi harapan
munculnya mata dadu yang kembar (mata dadu sama).
Menentukan Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Ringkasan Materi
Komplemen dari kejadian A ditulis Ac adalah kejadian bukan A.
Peluang kejadian bukan A dirumuskan :
Contoh:
1. Sebuah dadu dilambungkan ke atas satu kali. Jika kejadian A adalah
munculnya mata dadu genap, maka tentukan kejadian bukan A
Jawab:
Ruang Sampel adalah S = {1,2,3,4,5,6}, n(S)=6
Kejadian A adalah A={2,4,6}, n(A)=3
Kejadian Bukan A adalah Ac = {1,3,5} ,karena A dan Ac ÎS
1. Dari seperangkat kartu Bridge, diambil secara acak sebuah kartu.
Tentukan peluang terambilnya
1. Bukan kartu Ace
2. Bukan kartu berwarna merah
Jawab:
1. Banyaknya ruang sampel n(S) =52
Misalkan A adalah kejadian terambilnya kartu Ace.
n(Ace) = n(A) = 4
Peluang terambilnya Ace, P(A)=4/52 =1/13
Maka peluang bukan Ace, P(Ac) = 1 – 1/13 = 12/13
1. Misalkan B adalah kejadian terambilnya kartu berwarna merah.
n(Merah) = n(B) = 26 (ada 26 berwarna merah)
Banyaknya ruang sampel n(S) =52
Peluang terambilnya kartu merah , P(B)= = =
Maka peluang terambilnya bukan kartu berwarna merah, P(Bc) = 1 – =
Soal Latihan
1. Dua buah dadu dilambungkan ke atas bersama-sama satu kali.
Tentukan peluang munculnya mata dadu bukan kembar.
2. Dalam sebuah kantong terdapat 10 kelereng merah, dan 8 kelereng
putih, jika diambil 2 kelereng secara acak berapakah peluang
mendapatkan sedikitnya satu kelereng putih?
3. Dari setumpuk bola dalam karton yang diberi nomor 1 sampai
dengan 20, diambil dua bola secara acak. Berapakah peluang mendapatkan
bola yang nomornya berjumlah lebih dari 5?
4. Dalam sebuah kantong terdapat 15 baterai, terdapat 5 buah baterai
yang rusak/mati. Jika dipilih 3 buah baterai secara acak, berapakah
peluang:
1. Tidak ada yang rusak?
2. Hanya sebuah yang rusak?
3. Sekurang-kurangnya sebuah yang rusak?
5. Dalam suatu kelas terdapat 6 siswa gemar belajar Fisika, 5 siswa
gemar belajar Kimia, dan 4 siswa gemar belajar matematika. Jika dipanggil
3 orang siswa oleh gurunya untuk datang ke Ruang guru, Berapa peluang
tidak terpanggilnya siswa yang gemar belajar Fisika?
6. Dalam sebuah dos terdapat 3 kaleng Coca-cola, 4 kaleng Sprite dan 4
kaleng Fanta. Akan diambil 3 kaleng secara acak. Berapa peluang
terambil maksimal dua jenis kaleng dari ketiga jenis kaleng tersebut?.
Statistika
Statistika
Diagram Garis
Diagram Lingkaran
Diagram Batang
Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan
perkembangan nilai suatu objek penelitian dalam kurun waktu tertentu.
Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan dengan
batangbatang tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-
batang terpisah.
Contoh soal-X menunjukkan waktu-waktu pengamatan, sedangkan sumbu
Y menunjukkan nilai data pengamatan untuk suatu waktu tertentu.
Kumpulan waktu dan pengamatan membentuk titik-titik pada bidang XY,
selanjutnya kolom dari tiap dua titik yang berdekatan tadi dihubungkan
dengan garis lurus sehingga akan diperoleh diagram garis atau grafik
garis.
Kerapkali data yang disajikan dalam bentuk tabel sulit untuk dipahami.
Lain halnya jika data tersebut disajikan dalam bentuk diagram maka
Anda akan dapat lebih cepat memahami data itu. Diagram adalah
gambar yang menyajikan data secara visual yang biasanya berasal dari
tabel yang telah dibuat. Meskipun demikian, diagram masih
memiliki kelemahan, yaitu pada umumnya diagram tidak dapat
memberikan gambaran yang lebih detail.
a. Diagram Batang
b. Diagram Garis
Pernahkah Anda melihat grafik nilai tukar dolar terhadap rupiah atau
pergerakan saham di TV? Grafik yang seperti itu disebut diagram garis.
Diagram garis biasanya digunakan untuk menggambarkan data tentang m
keadaan yang berkesinambungan (sekumpulan data kontinu). Misalnya,
jumlah penduduk setiap tahun, perkembangan berat badan bayi setiap
bulan, dan suhu badan pasien setiap jam.Seperti halnya diagram batang,
diagram garis pun memerlukan sistem sumbu datar (horizontal) dan
sumbu tegak (vertikal) yang saling berpotongan tegak lurus. Sumbu
mendatar biasanya menyatakan jenis data, misalnya waktu dan berat
c. Diagram Lingkaran
b) Rumus Rataan Hitung Untuk Data yang Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi
Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki frekuensi
tertinggi. Modus dilambangkan mo.
b. Data yang telah dikelompokkan
Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:
Dengan : Mo = Modus
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval
kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sesudahnya
Untuk mencari median, data harus dikelompokan terlebih dahulu dari yang terkecil
sampai yang terbesar.
4. Rumus Jangkauan ( J )
U2 = 7 = 3 + 4 = 3 + 4 (1)
U3 = 11 = 3 + 4 + 4 = 3 + 4 (2)
....
Un = 3 + 4(n-1)
Secara umum, jika suku pertama (U1) = a dan beda suku yang berurutan adalah b
maka dari rumus Un = 3 + 4(n - 1) diperoleh 3 adalah a dan 4 adalah b. Oleh
sebab itu, suku ke-n dapat dirumuskan
Un = a + b(n-1)
Barisan aritmetika yang mempunyai beda positif disebut barisan aritmetika naik,
sedangkan jika bedanya negatif disebut barisan aritmetika turun.
U1, U2, U3, .......Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika
U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstanta
Un = a + (n-1)b = bn + (a-b) → Fungsi linier dalam n
Deret Aritmatika
Seperti telah dibahas sebelumnya, deret adalah bentuk penjumlahan dari suku-
suku pada sebuah barisan. Jika U1, U2, U3, ... barisan aritmetika. U1, U2, U3, ...
adalah deret aritmetika.
Untuk mendapatkan jumlah n suku pertama dari deret aritmetika, perhatikan
kembali deret yang dihasilkan barisan (l ).
3 +7 + 1l + 15 + 19 + ...
Jika jumlah n suku pertama dinotasikan dengan.Sn maka S dari deret di atas
adalah :
Jika nilai Un tidak diketahui, kita gunakan rumus Un, barisan aritmetika, yaitu
Un = a + (n-1)b, sehingga jumlah n suku pertama adalah
jumlah n suku pertama dari suatu deret aritmetika yang suku pertamanya a dan
beda b adalah
rumus
b. Jika diketahui suku pertama dan suku ke-n,gunakan rumus
SOAL LATIHAN
1. Selisih dua bilangan asli adalah 36 dan bilangan kedua adalah lima kali bilangan
pertama. Jika kedua bilangan itu berturut – turut membentuk suku kelima dan
suku kedua suatu barisan aritmetika maka tentukan suku ke sepuluh!
Penyelesaian :
*) y – x = 36 → y = 36 + x → 5x = 36 + x
*) y= 5x 4x = 36→ x = 9 → y = 45
U5 = 9 → a + 4b = 9
U2 = 45 → a + b = 45 -
3b = -36
b = – 12 U10 = a + 9b
a = 57 = 57 – 108 = – 51
2. Misalkan a1 + a2 + a3 + a4 + a5 + a6 adalah suatu deret aritmetika yang berjumlah
75. Jika a2 = 8 maka tentukan a6 !
a1 + a2 + a3 + a4 + a5 + a6 = 75 a2 = 8
a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + (a + 5b) = 75 a+b=8
6a + 15b = 75 a=8–b
2a + 5b = 25
2(8 – b) + 5b = 25
16 + 3b = 25 → b = 3 → a = 5 → a6 = a + 5b = 5 + 15 = 20
3. 1 – 3 + 5 + 7 – 9 + 11 + 13 – 15 + 17 + 19 – 21 + ….. + 193 – 195 + 197 = ?
= 1–3+(5+7)–9+(11+13)–15+(17+19)–21+ …..–189+(191+ 193)–195+197
= 1–3+ 12 –9+ 24 – 15+ 36 – 21+….. – 189 + 384 – 195 + 197
= 1 + 197 + (12 + 24 + 36 + … + 384) – 3 – 9 – 15 – ……. – 195
= 198 + 16(12 + 384) – 33/2(3 + 195)
= 198 + 6336 – 3267 = 3267
4. Jika bilangan ganjil dikelompokkan seperti berikut :
kelompok 1 : {1},
kelompok 2 : {3,5},
kelompok 3 : {7,9,11},
kelompok 4 : {13,15,17,19}, …
dst
maka berapakah bilangan pertama dari kelompok ke-100 ?
kelompok 1 : {1} = 12 – 0
kelompok 2 : {3,5} = 22 – 1
kelompok 3 : {7,9,11} = 32 – 2
kelompok 4 : {13,15,17,19} = 42 – 3
.
.
Kelompok 100 : = 1002 – 99 = 10.000 – 99 = 9.901
5. Tiga buah bilangan positif membentuk barisan aritmetika dengan beda 16. Jika
bilangan terkecil ditambah 10 dan bilangan terbesar dikurangi 7, maka diperoleh
barisan geometri. Tentukan jumlah ketiga bilangan tersebut !
Misalkan bilangan itu : a – 16, a , a + 16
(a + 16 – 7 ) : a = a : (a – 16 + 10)
a2 = (a + 9)(a – 6)
a2 = a2 + 3a – 54
3a = 54 → a = 18
Sehingga jumlah 3 bilangan itu = 2 + 18 + 34 = 54
6. Jika jumlah sepuluh suku pertama suatu deret aritmetika adalah – 110 dan
jumlah dua suku berturut-turut berikutnya adalah 2 maka tentukan jumlah 2
suku pertama !
S10 = 5(2a + 9b) U11 + U12 = 2 2a + 9b = – 22
– 110 = 5(2a + 9b) a + 10b + a+ 11b =2 2a + 21b = 2 -
– 22 = 2a + 9b 2a + 21b = 2 12b = 24
b =2 → a = – 20
sehingga a + a + b = – 40 + 2 = – 38
7. Jika a, b, c, d dan e membentuk barisan geometri dan a.b.c.d.e = 1.024 maka
berapakah nilai c ?
a.b.c.d.e = 1.024
a.ar.ar2.ar3.ar4 = 45 karena c merupakan suku ke-
3 maka
a5.r10 = 45 c = ar2 = 4
(ar2)5 = 45
ar2 = 4
8. Diketahui barisan bilangan bulat 3, x, y dan 18. Jika tiga bilangan pertama
membentuk barisan geometri dan tiga bilangan terakhir membentuk barisan
aritmetika. Maka tentukan x + y !
y:x=x:3 18 – y = y – x
x2 = 3y 2y = 18 + x → y = (18 + x)/2
x2 = 3(18 + x)/2
2x2 = 3(18 + x) sehingga : x + y = 6 + 12 = 18
2x2 – 3x – 54 =0
(2x + 9)(x – 6) = 0
x = 6 → y = 12
9. Diketahui p, q dan r merupakan akar – akar persamaan suku banyak berderajat
tiga. Jika p, q dan r membentuk barisan aritmetika, dengan suku ketiga tiga kali
suku pertama dan jumlah dari ketiga akar adalah 12 maka tentukan persamaan
dari suku banyak tersebut !
r–q=q–p r = 3p p + q + r = 12
2q = p + r p + 2p + 3p = 12
2q = p + 3p 6p = 12
2q = 4p p = 2→ q = 4 → r =
6
q = 2p
sehingga persamaan suku banyaknya : (x – 2)(x – 4)(x
– 6) = 0
10. Pada suatu barisan geometri dengan r > 1, diketahui dua kali jumlah empat
suku pertama adalah tiga kali jumlah dua suku genap pertama. Jika diantara
suku – suku tersebut disisipkan empat bilangan, dengan cara : antara suku kedua
dan ketiga disisipkan satu bilangan dan antara suku ketiga dan keempat
disisipkan tiga buah bilangan maka akan terbentuk barisan aritmetika dengan
beda r. Hitung jumlah dari bilangan yang disisipkan !
2S4 = 3(U2 +U4)
2 a(r4 - 1)/(r - 1) = 3(ar + ar3)
2a(r4 – 1) = 3ar(1 + r2)(r – 1)
2(r2 + 1)(r – 1)(r + 1) = 3r(r2 +1)(r – 1) x = a + 2b = 2 + 4 = 6
2r + 2 = 3r y = a + 4b = 2 + 8 = 10
r=2 z = a + 5b = 2 + 10 = 12
U1 U2 x U3 y z w U 4 w =a+ 6b = 2 + 12 =14 +
a 2a 4a 8a x + y + z + w = 42
b =2a – a
2=a
A. Tabung (Silinder)
Perhatikan gambar di samping. Bentuk apakah yang dimanfaatkan alat musik
tersebut. Mengapa drum selalu berbentuk tabung?
1. Unsur-unsur Tabung dan Melukis Jaring-jaring Tabung
Sebelum kita mempelajari lebih lanjut mengenai tabung, coba sebutkan benda-
benda di sekitar kalian yang berbentuk tabung. Berikut ini akan kita pelajari
berbagai hal tentang tabung.
a. Unsur-unsur Tabung
Dapatkah kalian menyebutkan unsur-unsur sebuah tabung? Agar dapat
menjawabnya, lakukanlah kegiatan berikut.
Dari kegiatan tersebut kita akan dapat mengetahui unsur-unsur tabung. Salin
dan isikan unsur-unsur itu pada tempat yang tersedia.
a. Tinggi tabung ....
b. Jari-jari alas tabung ... dan jari-jari atas tabung ....
c. Diameter alas tabung ... dan diameter atap tabung ....
d. Alas dan atap tabung berupa bidang datar yang berbentuk ....
e. Selimut tabung berupa bidang lengkung. Apabila dibuka dan dilembarkan
berbentuk ....
b. Jaring-jaring Tabung
Dari kegiatan sebelumnya kita dapat mengetahui bahwa tabung atau silinder
tersusun dari tiga buah bangun datar, yaitu:
a. dua buah lingkaran sebagai alas dan atap silinder,
b. satu buah persegi panjang sebagai bidang lengkungnya atau selimut tabung.
Rangkaian dari ketiga bidang datar itu disebut sebagai jaring-jaring tabung. Coba
kalian gambarkan jaring-jaring dari kaleng tersebut. Apakah kalian mendapatkan
jaring-jaring tabung seperti gambar berikut?
Gambar 2.3 menunjukkan jaring-jaring sebuah tabung dengan jari-jari alas dan
atapnya yang berupa lingkaran adalah r dan tinggi tabung adalah t.
Jaring-jaring tabung terdiri atas:
a. Selimut tabung yang berupa persegi panjang, dengan panjang selimut sama
dengan keliling lingkaran alas tabung 2πr dan lebar selimut sama dengan tinggi
tabung t.
b. Dua lingkaran dengan jari-jari r.
2. Menghitung Luas Selimut dan Volume Tabung
Sebuah benda berbentuk tabung memiliki jari-jari r dan tinggi t. Jika kalian ingin
membuat tabung dari kertas yang ukurannya tepat sama dengan ukuran benda
tersebut, berapakah luas kertas yang kalian perlukan? Untuk menjawabnya,
pelajari uraian materi berikut.
a. Luas Selimut
Dengan memerhatikan gambar 2.3, kita dapat mengetahui bahwa luas seluruh
permukaan tabung atau luas sisi tabung merupakan jumlah dari luas alas
ditambah luas selimut dan luas atap. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar
jaring-jaring tabung sekali lagi.
Sehingga kita dapatkan rumus:
b. Volume Tabung
Tabung merupakan pendekatan dari prisma segi-n, dimana n mendekati tak
hingga. Artinya, jika rusuk-rusuk pada alas prisma diperbanyak maka akan
membentuk sebuah tabung dimana hanya mendekati satu bidang alas, satu
bidang atas dan satu sisi tegak. Karena alas dan tutup tabung berbentuk
lingkaran maka volume tabung adalah perkalian luas daerah lingkaran alas
dengan tinggi tabung.
B. Kerucut
1. Unsur-unsur Kerucut dan Melukis Jaring-jaring Kerucut
Jadi luas juring TAA1 atau luas selimut kerucut dapat ditentukan.
Karena luas selimut kerucut sama dengan luas juring TAA1 maka kita dapatkan:
dengan r1 = jari- jari awal r2 = jari-jari setelah diperbesar Bagaimana jika jari-jari
kerucut diperpanjang sebesar k satuan? Ternyata berlaku r2 = r1 + k, sehingga:
c. Selisih Volume pada Bola
Sebuah bola dengan jari-jari r1 diperbesar sehingga jarijarinya menjadi r2 dengan
r2 > r1. Berlaku: