You are on page 1of 15

MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

PRAKTIKUM 2
PEMBERIAN OBAT PADA ANAK

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat mempraktikkan
cara pemberian obat pada anak dan menjelaskan Langkah-langkahnya, indikasi,
dan kontraindikasi.

B. Materi
1. PENGERTIAN TINDAKAN
Obat adalah subsatnsi yang diberikan kepada manusia dimana sebagai
perawatan atau pengobatan bahkan sebagai pencegahan terhadap berbagai
gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Dalam pelaksanaannya tenaga medis
memiliki tanggung jawab dalam keamanan obat dan pemberian secara langsung
kepada pasien.
Bayi juga anak jauh lebih rentan terhadap efek obat-obatan dibandingkan
orang dewasa, terutama jika dosis dan waktu pemberian obat tidak tepat serta
teknik pemberian obat yang salah juga dapat menimbulkan risiko berbahaya dan
trauma bagi bayi/anak.

2. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


Melakukan tindakan pemberian obat terhadap anak tidak cukup hanya
membaca aturan minum saja. Melainkan juga harus mencermati cara tepat
memberikan, kontra indikasi dan trik agar pemberian obat berhasil. Sistem
kekebalan tubuh anak yang belum sempurna, membuatnya rentan terhadap
serangan penyakit, terutama infeksi.
1. Berikan obat sesuai aturan yang tertera pada label, misalnya 3 kali sehari.
Atau, berikan sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan yang meresepkan obat
tersebut.
2. Baca semua aturan pemberian obat. Penjelasan ini ada yang tercantum dalam
kotak kemasan dan ada pula yang tertulis pada lembaran kertas yang dilipat
dan dimasukkan ke dalam kotak kemasan.

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 39


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

3. Berikan obat sesuai waktunya, misalnya harus diberikan sebelum atau


sesudah makan.
4. Berikan sesuai dosis anjuran. Sebaiknya gunakan sendok takar yang ada
dalam kemasan obat tersebut.
5. Perhatikan apabila muncul gejala alergi, stop pemberian obat dan segera
konsultasikan dengan dokter.
6. Jangan mengulang pemberian obat yang sama pada anak, walau dengan gejala
dan penyakit yang sama dengan sebelumnya. Konsultasi dulu ke dokter.
7. Hindari pemberian obat bebas yang tidak jelas kandungan/komposisinya.
8. Gunakan alat bantu
a. Resmi
1) Sendok takar/gelas takar
2) Alat ukur obat berupa suntikan
3) Siring atau pipet (untuk obat tetes)
b. Tidak resmi
1) Jus buah, campur dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
2) Jeli/agar-agar/puding buah untuk menyembunyikan puyer
3) Sendok/alat makan yang berbentuk dan bermotif lucu
4) Susu biasa atau susu cokelat. Pastikan obat bercampur dengan baik
5) Makanan kesukaan anak. Bisa diberikan bersama potongan kue,
dicampur madu (untuk anak usia di atas setahun. Atau berikan makanan
kesukaan anak sebelum atau sesudah minum obat.
Dalam memberikan obat kepada anak, ada beberapa hal yang perlu di
perhatikan yakni: jangan memberikan pada anak obat resep untuk orang dewasa
sisa obat orang lain. Bila menggunakan obat bebas, bacalah baik-baik petunjuk
pada kemasannya atau tanyakan kepada apoteker. Jangan memberikan obat
bebas untuk jangka waktu yang lama tanpa berkonsultasi dengan dokter. Dan
jangan memberikan obat yang pernah membuat anak menunjukkan gejala mual,
muntah, diare, ruam atau bengkak di mata dan persendian. Selain itu memaksa
bayi minum obat (dengan cara memeganginya agar tidak meronta), karena
hanya akan menimbulkan trauma.

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 40


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

3. PERALATAN DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN DALAM


TINDAKAN PEMBERIAN OBAT PADA ANAK
1. Parenteral
a. Bak suntik steril
b. Syringe dan jarum
c. Kapas alcohol
d. Obat (vial/ flakon dan ampul)
e. Pengalas
f. Bengkok
g. Desinfektan
h. Gergaji ampul
i. Steril aqua bidest/ NaCl 0.9%
j. Sarung tangan
2. Oral
a. Obat
b. Sendok
c. Tisu
d. Pengalas ( lap atau serbet)
e. Gelas
f. Air minum
g. Sedotan jika diperlukan
h. Tempat penggerus dan penggerus obat
3. Supositoria
a. Obat Supositoria rektal
b. Jeli pelumas (air)
c. Sarung tangan
d. Tisu
e. Duk
f. Alat dokumentasi

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 41


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

4. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM TINDAKAN


(STRATEGI KHUSUS TINDAKAN PADA ANAK), CARA
MENGHITUNG TETESAN INFUS, DAN CARA MENGHITUNG
KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK
1. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Tindakan (Strategi
Khusus Tindakan pada Anak)
Pemberian obat kepada pasien terdapat beberapa cara, yaitu melalui rute
oral, parentelal dan supositoria. Dalam pemberian obat ada beberapa hal
yang harus di perhatikan demi meminimalisir kesalahan di antaranya:
Prinsip 6 benar pemberian obat :
1. Benar pasien
Sebelum memberikan obat cek kembali identitas pasien dengan
menanyakan nama jelas dan alamat
2. Benar obat
Selum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau
kemasan harus di periksa 3 kali
3. Benar dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat
dengan hati hatidan teliti, jika ragu perawat harus berkonsultasi
dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien.
4. Benar cara/rute
Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti
dan berhati hati agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat
5. Bener waktu
Ketepatan waktu sangat penting khususnya bagi obat yang
efektivitas tergantung untuk mencapai atau mempertahankan darah
yang mengadai, ada beberapa obat yg di minum sesudah atau
sebelum makan ,juga dalam pemberian anti biotik tidak oleh di
berikan bersamaan dengan susu, karna susu dapat mengikat
sebagian besar obat itu, sebelum dapat di serap tubuh.

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 42


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu di berikan kita harus mendokumentasikan dosis,
rute, waktu dan oleh siapa obat itu di berikan, dan jika pasien
menolak pemberian obat maka harus di dokumentasikan juga
alasan pasien menolak pemberian obat.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan obat- obatan
kepada buah hati agar obat-obatan tersebut tidak malah memperburuk kesehatan
mereka.
1. Senantiasa bacalah label yang tertera pada obat setiap kali akan
memberikan obat pada anak. Informasi-informasi seperti komposisi obat,
dosis, dan efek samping harus dibaca dengan seksama.
2. Lihatlah komposisi obat. Perlu diketahui bahwa komposisi obat dan merek
obat adalah dua hal yang berbeda. Hal ini bisa berarti bahwa dua merek
obat berbeda dapat terbuat dari komposisi yang sama persis. Dengan
mengetahui komposisi obat, kita bisa menghindari resiko memberikan dua
merek obat berbeda dengan komposisi yang sama kepada buah hati.
3. Berikan obat sesuai umur anak. Karena akan memberikan obat untuk buah
hati, maka pilihlah obat yang memang diproduksi khusus untuk anak.
Jangan pernah memberikan obat orang dewasa, sekalipun itu dalam dosis
yang lebih rendah.
4. Selalu ikutilah petunjuk pemakaian. Beberapa merek obat menentukan
dosisnya berdasarkan usia dan berat badan. Pastikan memahami dengan
sesama petunjuk pemakaian yang tertera pada obat supaya takaran obat
yang diberikan sesuai, tidak terlalu banyak atau sedikit.
Salah satu contohnya yaitu pemasangan infus. Pemasangan infus termasuk salah
satu prosedur medis yang paling sering dilakukan sebagai tindakan terapeutik.
Pemasangan infus dilakukan untuk memasukkan bahan-bahan larutan ke dalam
tubuh secara kontinyu atau sesaat untuk mendapatkan efek pengobatan secara
cepat. Bahan yang dimasukkan dapat berupa darah, cairan atau obat-obatan.
Istilah khusus untuk infus darah adalah transfusi darah.

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 43


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

Indikasi infus adalah menggantikan cairan yang hilang akibat perdarahan,


dehidrasi karena panas atau akibat suatu penyakit, kehilangan plasma akibat luka
bakar yang luas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tindakan pemasangan infus adalah:
1. Sterilitas
a) Tindakan sterilitas dimaksudkan supaya mikroba tidak menyebabkan
infeksi lokal pada daerah tusukan dan supaya mikroba tidak masuk ke
dalam pembuluh darah mengakibatkan bakteremia dan sepsis.
Beberapa hal perlu diperhatikan untuk mempertahankan Standard
sterilitas tindakan, yaitu :Tempat tusukan harus disucihamakan dengan
pemakaian desinfektan (golongan iodium, alkohol 70%).
b) Cairan, jarum dan infus set harus steril.
c) Pelaku tindakan harus mencuci tangan sesuai teknik aseptik dan
antiseptik yang benar dan memakai sarung tangan steril yang pas di
tangan.
d) Tempat penusukan dan arah tusukan harus benar. Pemilihan tempat juga
mempertimbangkan besarnya vena. Pada orang dewasa biasanya vena
yang dipilih adalah vena superficial di lengan dan tungkai, sedangkan
anak-anak dapat juga dilakukan di daerah frontal kepala.
2. Fiksasi
Fiksasi bertujuan agar kanula atau jarum tidak mudah tergeser atau tercabut.
Apabila kanula mudah bergerak maka ujungnya akan menusuk dinding
vena bagian dalam sehingga terjadi hematom atau trombosis.
3. Pemilihan cairan infus
Jenis cairan infus yang dipilih disesuaikan dengan tujuan pemberian cairan.
4. Kecepatan tetesan cairan
Untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh maka tekanan dari luar
ditinggikan atau menempatkan posisi cairan lebih tinggi dari tubuh. Kantung
infus dipasang ± 90 cm di atas permukaan tubuh, agar gaya

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 44


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

gravitasi aliran cukup dan tekanan cairan cukup kuat sehingga cairan masuk
ke dalam pembuluh darah.
Kecepatan tetesan cairan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu
diperhatikan adalah bahwa volume tetesan tiap set infus satu dengan yang
lain tidak selalu sama dan perlu dibaca petunjuknya.
5. Selang infus dipasang dengan benar, lurus, tidak melengkung, tidak terlipat
atau terlepas sambungannya.
6. Hindari sumbatan pada bevel jarum/kateter intravena. Hati-hati pada
penggunaan kateter intravena berukuran kecil karena lebih mudah
tersumbat.
7. Jangan memasang infus dekat persendian, pada vena yang berkelok atau
mengalami spasme.
8. Lakukan evaluasi secara periodik terhadap jalur intravena yang sudah
terpasang.

2. Cara Menghitung Tetesan Infus Anak


1. Rumus menghitung tetesan infus tiap menit (anak)
Rumus: (Jumlah Cairan yang dibutuhkan x faktor tetesan) : (Waktu
yang ditentukan (jam) x 60 menit)
Contoh soal menghitung tetesan tiap menit (anak)
Cairan yang tersedia 500 cc harus habis dalam 12 jam. Berapakah
jumlah tetesan setiap menitnya?
Jawab :
Maka jumlah tetesan tiap menitnya adalah :
(500 x 60) : (12 x 60) = 41,6 tetes/menit

2. Rumus menghitung jumlah lamanya dalam jam (anak)


Rumus: (Jumlah Cairan yang dibutuhkan x faktor tetesan) : (Tetesan yang
ditentukan (jam) x 60menit)
Contoh soal menghitung jumlah tetesan tiap jam (anak)
Cairan yang tersedia 500 cc NaCl 0,9%. Diberikan dengan titrasi infus 40
tetes/menit. Berapa jam yang dibutuhkan sampai cairan tersebut habis?

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 45


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

Jawab :
Maka jumlah jam yang dibutuhkan sampai cairan habis adalah:
(500 x 60) : (40 x 60) = 12,5 jam

3. Cara Menghitung Tetesan Infus Per Detik


Rumus: 60 detik : Jumlah tetesan Contohnya:
Semisal, hasil perhitungan untuk anak yaitu 16.6 tetes/menit. Jadi ketika
hendak diubah menjadi per detik maka :
1 menit = 60 detik
60 : 16,6 = 3,614 detik atau 4 tetes tiap 1 menit

3. Cara Menghitung Kebutuhan Cairan pada Anak


Kebutuhan cairan berbeda pada setiap usia, jenis kelamin, massa otot,
dan lemak tubuh. Diperkirakan:
1. Anak 1 – 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari
2. Anak 4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari
3. Anak 9 – 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari pada laki – laki dan
2100 mL/hari pada perempuan
4. Anak 14 – 18 tahun memerlukan 3300 mL/hari (laki – laki) dan 2300
mL/hari untuk perempuan
Ada 3 metode perhitungan kebutuhan air per hari, yaitu:
1. Kebutuhan air berdasarkan rumus Darrow
a) Anak dengan berat badan kurang dari 10 kg membutuhkan 100 ml air
per kg berat badan. Jadi misalnya, berat badan si kecil adalah 8 kg, air
yang dibutuhkan per hari adalah, 100 ml x 8 = 800 ml air.
b) Anak dengan berat badan 10-20 kg, membutuhkan 1.000 ml air +
50 ml untuk setiap kenaikan berat badan di atas 10 kg. Jadi
misalnya berat badan si kecil 19 kg, berarti jumlah air yang dibutuhkan
adalah 1.000 ml + (50 ml x 9) = 1.450 ml air.
c) Anak dengan berat badan lebih dari 20 kg, membutuhkan 1.500 ml air +
20 ml untuk setiap kg kenaikan berat badan di atas 20 kg. Jadi, jika si

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 46


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

kecil mempunyai berat badan 25 kg, angka kecukupan airnya adalah


1.500 ml + (20 ml x 5 kg) = 1.600 ml air.
2. Kebutuhan air per hari berdasarkan luas permukaan tubuh
Caranya: 1.500 ml/m² luas permukaan tubuh per hari.
3. Kebutuhan air per hari berdasarkan jumlah cairan yang dikeluarkan
tubuh.
Caranya: menghitung jumlah urin + dengan jumlah insensible water loss
(kehilangan cairan karena proses penguapan melalui kulit dan udara).

5. LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN
Memberikan obat pada anak-anak :
1. Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat
tak terlalu keras.
2. Campurlah obat, terutama yang berasa pahit dengan sirup atau madu atau
jus agar tak terasa pahit.
3. Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat
mengendap dan tak terminum si anak.
4. Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis
agar tidak menempel di gigi.
Dalam memberikan obat kepada bayi dan anak, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Perhatikan aturan dosis obat.
Dengan dosis yang tepat sesuai berat badan bayi, niscaya penyakit si
kecil dapat segera sembuh. Jangan sungkan untuk bertanya pada dokter
mengenai hal ini karena kenaikan berat badan bayi tergolong cepat.
Umumnya dosis obat disesuaikan dengan berat badan bayi. Contoh, obat
penurun panas. Semakin berat badannya maka dosisnya pun bertambah.
2. Lihat tanggal kadaluwarsa.
Saat akan menggunakan obat-obatan yang tersimpan di kotak obat,
lihat dulu tanggal kadaluwarsa (umumnya tercantum di kemasan). Cara lain,
cermati warna, rasa dan baunya. Bila sudah terjadi perubahan warna, rasa
dan bau pertanda kualitas obat sudah tidak baik, oleh karena itu segera

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 47


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

buang obat tersebut.

3. Perhatikan cara menyimpan.


Obat-obat yang sebelumnya disimpan di lemari es, saat akan
digunakan perlu dikeluarkan terlebih dahulu pada suhu ruangan selama
kurang lebih 10 menit agar bayi tidak terlalu kaget dengan sensasi dingin
yang ditimbulkannya. Khusus obat puyer simpanlah dalam wadah tertutup
rapat dan kering, jangan menyimpannya di dalam kulkas karena dapat
mempengaruhi tekstur puyer.
4. Boleh bergiliran.
Misalnya saja bayi atau anak mendapat 3 jenis obat. Cara
memberikannya bisa dilakukan secara bergiliran dalam waktu berdekatan
(tanpa jeda waktu yang panjang).
5. Jangan mencampur obat dengan madu
Hingga bayi berusia 1 (satu) tahun, hindari mencampur obat dengan
madu karena dikhawatirkan mengandung bakteri clostridium botulinum
yang dapat menyebabkan terganggunya pencernaan bayi. Setelah usia 1
tahun umumnya pencernaan anak lebih kuat, sehingga bisa menerima
campuran obat dan madu.
6. Tunggu 1/2 jam bila ingin minum susu.
Setelah minum obat, jangan langsung minum susu. Ada beberapa obat
yang tidak dapat larut dalam susu, seperti golongan antibiotik, oleh karena
itu tunggu sedikitnya sekitar setengah jam jika ingin minum susu.

6. KOMPLIKASI TINDAKAN PEMASANGAN INFUS


Terapi intravena pada anak diberikan secara terus-menerus dan dalam
jangka waktu yang lama tentunya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya
komplikasi. Komplikasi dari pemasangan infus yaitu flebitis, hematoma,
infiltrasi, iritasi.
a. Flebitis
Kondisi ini dikarakteristikkan dengan adanya daerah yang memerah
dan hangat di sekitar daerah insersi/penusukan atau sepanjang vena, nyeri

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 48


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

atau rasa lunak pada area insersi atau sepanjang vena, dan pembengkakan.

b. Infiltrasi
Infiltrasi terjadi ketika cairan IV memasuki ruang subkutan di
sekeliling tempat pungsi vena. Infiltrasi ditunjukkan dengan adanya
pembengkakan (akibat peningkatan cairan di jaringan), palor (disebabkan
oleh sirkulasi yang menurun) di sekitar area insersi, ketidaknyamanan dan
penurunan kecepatan aliran secara nyata. Infiltrasi mudah dikenali jika
tempat penusukan lebih besar daripada tempat yang sama di ekstremitas
yang berlawanan. Suatu cara yang lebih dipercaya untuk memastikan
infiltrasi adalah dengan memasang torniket di atas atau di daerah proksimal
dari tempat pemasangan infus dan mengencangkan torniket tersebut
secukupnya untuk menghentikan 19 aliran vena. Jika infus tetap menetes
meskipun ada obstruksi vena, berarti terjadi infiltrasi.
c. Iritasi vena
Kondisi ini ditandai dengan nyeri selama diinfus, kemerahan pada
kulit di atas area insersi. Iritasi vena bisa terjadi karena cairan dengan pH
tinggi, pH rendah atau osmolaritas yang tinggi (misal: phenytoin,
vancomycin, eritromycin, dan nafcillin).

7. EDUKASI UNTUK ORANG TUA DALAM PEMBERIAN OBAT


KEPADA ANAK
Ada tujuh cara yang bisa dilakukan orang tua untuk membujuk anak minum
obat, yaitu:
1. Berikan obat dengan rasa yang digemari anak
Bila memungkinkan, Bunda dan Ayah bisa meminta kepada dokter
untuk memberikan obat dengan rasa buah yang disukai Si Kecil, seperti
anggur atau strawberry.Rasa obat yang enak akan membuat Si Kecil
tidak takut minum obat, bahkan jadi tidak sabar untuk menunggu waktu
minum obat.
2. Berikan penjelasan pada anak
Untuk anak yang sudah cukup besar dan bisa diberikan pengertian,

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 49


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

orang tua bisa menjelaskan manfaat minum obat dengan cara yang
menyenangkan dan kalimat yang mudah dipahami Si Kecil. Jelaskanlah
bahwa dengan minum obat, ia bisa cepat sembuh dan kembali bermain
dengan teman-temannya. Ciptakan suasana tenang dan santai ketika
menjelaskan hal ini ya, Bunda dan Ayah.
3. Jangan berbohong
Sebagian orang tua mungkin pernah membohongi Si Kecil dengan
mengatakan bahwa obat yang diminum memiliki rasa manis, padahal
pahit. Hal ini justru akan membuatnya merasa ‘tertipu’, dan tidak mau
lagi mengonsumsi obat apapun karena takut rasanya pahit. Sebaiknya,
orang tua jujur kepada anak dengan mengatakan bahwa obat yang
diberikan memang sedikit pahit, namun bisa membuatnya cepat sehat.
4. Biarkan anak memilih
Memberikan kebebasan pada Si Kecil untuk menentukan obat mana
yang akan diminumnya terlebih dahulu, juga bisa menjadi satu cara
yang dapat orang tua lakukan. Dengan begitu, ia akan belajar untuk
mengatur sendiri cara terbaik mengonsumsi obat agar lekas pulih.
5. Campur obat dengan makanan favorit
Mencampur obat dengan makanan mungkin dapat dilakukan untuk
membujuk anak minum obat. Namun sebelum mencampur obat dengan
makanan favorit Si Kecil, berkonsultasilah ke dokter terlebih dahulu,
karena mungkin obat tersebut tidak boleh dicampur dengan makanan
tertentu. Selain itu, orang tua juga bisa memberikan anak makanan
kesukaannya, baik sebelum atau sesudah minum obat, agar rasa obat yang
pahit tidak terlalu terasa.
6. Berikan hadiah
Hadiah yang dimaksud di sini tidak selalu berbentuk barang mahal ya, Bunda
dan Ayah. Hadiah untuk Si Kecil bisa berupa stiker yang ditempelkan di
kulkas, kelonggaran waktu bagi Si Kecil untuk nonton televisi atau bermain.
Setelah Si Kecil minum obat, jangan lupa untuk memujinya dengan
mengatakan bahwa dia anak yang berani, karena sudah mau minum obat.
7. Buat suasana menyenangkan

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 50


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

Selain itu, cobalah untuk membuat suasana minum obat lebih menyenangkan.
Misalnya dengan mengajaknya nonton televisi, membaca buku, atau
mendengarkan musik yang ia sukai.
Selain beberapa saran di atas, Bunda dan Ayah juga perlu memerhatikan
aturan pemberian obat. Hindari juga mencampurkan obat ke dalam minuman,
karena dosis obat akan berkurang jika minuman tersebut tidak dihabiskan,
atau jika obat tertinggal bersama endapan minuman.

8. STRATEGI PELAKSANAAN DAN STRATEGI KOMUNIKASI


PEMBERIAN OBAT ORAL PADA ANAK
1. Kondisi pasien
An. A usia 3 tahun dengan diagnosa medis bronco pneumonia Data
subyektif : ibu mengatakan anaknya batuk pilek sudah 3 hari
Data obyektif : pasien batuk pilek, suhu tubuh 37.5o C, nadi 120x/menit,
RR : 25x/menit
2. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan memberikan obat melalui oral (mulut secara
teratur selama 2x24 jam diharapkan batuk dan pilek An. A dapat berkurang
4. Tindakan keperawatan Pemberian obat oral
Proses Pelaksanaan Tindakan
a. Fase orientasi Salam terapeutik
Selamat pagi ibu saya suster A yang akan merawat anak ibu hari ini jam
07.00 sampai 14.00. apakah benar anak ibu bernama N ? (sambil melihat
gelang pasien)
Evaluasi validasi
Bagaimana keadaan anak ibu pagi ini, apakah anak N masih batuk pilek dan
apa semalam tidurnya pulas ?
Kontrak
Baik ibu maksud dan tujuan saya kesini adalah untuk membantu
memberikan obat sirup batuk pilek pada anak ibu agar batuk pileknya

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 51


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

berkurang dan berangsur angsur membaik, tidak lama bu hanya 10 menit


saja tempatnya di ruangan ini ya bu, ya dik yaa
Sebelum saya memulai tindakan apa ibu ada pertanyaan ?
b. Fase Kerja
Baiklah ibu saya bantu memberikan obat kepada anak ibu, ayok adik
sekarang dipangku sama ibu ya, tangannya boleh dipegang sama ibu juga,
nah sekarang dipasang serbetnya di bawah dagu dulu ya dik, wih adik A
hebat ya obatnya sudah ditelan semua, sekarang adik minum air putih ya,
pinter sekali lho adik A
c. Fase Terminasi
Bagaimana adik A pahit tidak tadi obatnya ? tidak kan ya, pinter sekali adik
A minum sirupnya
Baik ibu nanti sekitar 15 menit lagi saya akan kembali kesini untuk
memeriksa suhu anak ibu di ruangan ini ya bu, sebelum saya tinggalkan apa
ada pertanyaan ? suster tiinggal dulu ya dik, nanti suster kesini lagi yaa

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 52


MODUL KEPERAWATAN ANAK SEHAT DAN SAKIT AKUT

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk


Pendidikan Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika

Ii, B. A. B. (2011). Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan Infus.


9–43. Studi, P., Keperawatan, D., & Uki, F. V. (2019). PETUNJUK.

Ns. Diah Ayu Agustin, Mk. (2016). MODUL MA KEPERAWATAN ANAK


TINDAKAN KHUSUS KEPERAWATAN ANAK 1. Keperawatan, 152(3),
28.

https://www.nerslicious.com/cara-menghitung-tetesan-infus-lengkap/
https://www.motherandbaby.co.id/article/2015/5/8/4036/Hitung-
Kebutuhan- Cairan-Bayi

Wahidyanti Rahayu H, S.Kep., Ns., M.Kep – Program Studi Keperawatan 53

You might also like