Professional Documents
Culture Documents
Ini Laporan Pika
Ini Laporan Pika
ENZIM KATALASE
Disusun oleh :
Kelompok 7 XII MIPA 6
1. Cempaka Setya Samwitami P (03)
2. Kustyanti Pratiwi (14)
3. Michael Ardiyanto (19)
4. Raymonda Elva S.A (26)
5. Vistania Nunes A.P.D (31)
BAB 1
PENDAHULUAN
Keinginan kami untuk mengetahui faktor luar yang mempengaruhi kerja enzim,
dan memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi kami untuk melakukan
percobaan sederhana yang menggunakan enzim katalase sebagai contoh(sample).
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim katalase pada hati ayam,
jantung ayam, wortel, dan daun pepaya?
2. Bagaimana kegunaan / kerja enzim katalase?
3. Bagaimana kerja enzim katalase sebagai biokatalisator?
4. Bagaimana suhu dan pH optimal pada enzim katalase?
5. Bagaimana pengaruh NaOH, HCl dan suhu terhadap kerja enzim katalase?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kerja enzim katalase
pada hati ayam, jantung ayam, wortel, dan daun pepaya.
2. Untuk mengetahui kegunaan / kerja enzim katalase.
3. Untuk mengetahui kerja enzim katalase sebagai biokatalisator.
4. Untuk mengetahui suhu dan pH optimal pada enzim katalase.
5. Untuk mengetahui pengaruh NaOH, HCl dan suhu terhadap kerja enzim katalase
1.4 Hipotesa
1. Enzim katalase dapat bekerja optimal pada pH netral ( 7 ) sampai pH basa lemah
2. Suhu optimal agar enzim katalase dapat bekerja dengan baik adalah pada
suhu ruangan (25-30˚ C)
3. Konsentrasi setiap ekstrak dan larutan H2O2 sangat berpengaruh terhadap kerja
enzim katalase.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian
protein dan bagain bukan protein.
1. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam – asam amino. Bagian
protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan
keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan yang aktif.
Gugus prostetik yang berasal dari molekul non organik disebut kofaktor, misalnya
besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa – senyawa
kompleks disebut konenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin,
asam pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.
2.3 Ciri – Ciri Enzim
1. Teori gembok – anak kunci Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang
hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja. Entuk substrat sesuai dengan sisi aktif,
seperti gembok cocok dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim
bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai
dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-
substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk
berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena
panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan
Ph juga mempunyai pengaruh yang sama.
2. Teori induced fit Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena
adanya induksi molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi
aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur
substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya
sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok
menjadi cocok (fit). Kemidian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang
selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan
enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru. Enzim
Katalase.
Namun sejauh itu, peran dari enzim katalase memang masih kecil dalam
mengkatalis senyawa H2O2 jika dibandingkan dengan proses kecepatan
pembentukannya. Didalam sel-sel tubuh terdapat katalase namun berjumlah sangat
sedikit serta sangat rentan dengan adanya peroksida. Untuk itulah dengan
kapasitasnya yang kecil, enzim ini akan bekerja lebih cepat untuk menekan terhadap
serangan oksidator hidrogen peroksida.
Senyawa H2O2 yang ada dalam tubuh sangat berbahaya. Maka enzim katalase
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan gas O2 yang tidak berbahaya bagi tubuh. Ada
tidak nya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap.
Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas oksigen
dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati
akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu yang tinggi atau pun pada
suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja secara optimal pada suhu kamar
(±30 0C) dan suasana netral.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.3 Variabel
c. Variabel kontrol : hati ayam, jantung ayam, wortel, daun pepaya, H2O2, dan
alat.
Keterangan :
4.2 Dokumentasi
Didinginkan
Netral NaOH HCL Dipanaskan
c. Wortel + H2O2
d. Pepaya + H2O2
A. Kesimpulan
Kerja enzim katalase dapat dipengaruhi oleh suhu dan pH. Dapat dilihat ketika kerja
enzim dapat terhambat apabila keadaan terlalu asam atau terlalu basa. Enzim katalase
bekerja optimal pada pH netral dan suhu tubuh ± 35˚C. Ketika suhu optimal enzim katalase
dapat bekerja dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa enzim katalase berguna untuk
menetralkan racun. Enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral, dimana
dibuktikan banyaknya gelembung yang berarti enzim katalase bekerja semakin cepat
(Biokatalisator). Kandungan enzim katalase pada bahan dari yang terbanyak adalah hati
ayam, jantung ayam, wortel, dan yang paling sedikit adalah daun pepaya.
Reaksi H2O2 dengan enzim katalase :
E. Katalase
H2O2 2H2O + 2O2
B. Saran