Professional Documents
Culture Documents
Master RKK A
Master RKK A
DENI
Direktur
PEKERJAAN : AAAAAAAAAAAAAA
T.15 Angkutan Material dan / atau hasil galian
T.15.a.4) Mengangkut 1m3 material atau hasil galian dengan jarak angkut 30 m
1 2 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0.3560 #REF! #REF!
2 Mandor OH 0.0178 #REF! #REF!
Jumlah Harga Tenaga Kerja #REF!
B Bahan
Jumlah Harga Bahan -
C Peralatan
Jumlah Harga Peralatan -
D Jumlah Harga tenaga, Bahan dan Peralatan (A+B+C) #REF!
E Overhead + Profit #REF! x D #REF!
F Harga Satuan Pekerjaan per - m3 (D+E) #REF!
1 2 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0.250 #REF! #REF!
2 Mandor OH 0.025 #REF! #REF!
Jumlah Harga Tenaga Kerja #REF!
B Bahan
1 Batu / batu belah m3 1.300 #REF! #REF!
2 Kawat bronjong bh 1.000 #REF! #REF!
Jumlah Harga Bahan #REF!
C Peralatan
1 2 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0.100 #REF! #REF!
2 Tukang batu OH 0.020 #REF! #REF!
3 Mandor OH 0.010 #REF! #REF!
Jumlah Harga Tenaga Kerja #REF!
B Bahan
1 Geotekstil m2 1.050 #REF! #REF!
1 2 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 0.120 #REF! #REF!
2 Mandor OH 0.012 #REF! #REF!
3 Operator Tripod OH 0.040 #REF! #REF!
Jumlah Harga Tenaga Kerja #REF!
B Bahan
1 Bambu Ø 8-10 cm btg 1.050 #REF! #REF!
#REF!
C Peralatan
1 Tripod sewa-hari 0.040
2 Alat pancang hammer sewa-hari 0.040
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 2.890 #REF! #REF!
2 Tukang las OH 1.445 #REF! #REF!
3 Kepala tukang OH 0.170 #REF! #REF!
4 Mandor OH 0.009 #REF! #REF!
Jumlah Harga Tenaga Kerja #REF!
B Bahan
1 Baja L.40.40.4 m 12.240 #REF! #REF!
2 Baja Pelat tebal 3 mm m2 0.612 #REF! #REF!
3 Ulir kasar diameter 16 mm kg 4.500 #REF! #REF!
4 Stang ulir diameter 16 mm bh 1.000 #REF! #REF!
Jumlah Harga Bahan #REF!
C Peralatan
1 Mesin las listrik 250 A , diesel Hari-sewa 0.680 #REF! #REF!
Jumlah Harga Peralatan #REF!
D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) #REF!
E Overhead + Profit 10% x D #REF!
F Harga Satuan Pekerjaan per - unit (D+E) #REF!
H.02 Pintu Kayu Ranggka Besi
1 2 4 5 6 7
A Tenaga Kerja
1 Pekerja OH 5.000 #REF! #REF!
2 Tukang las OH 1.500 #REF! #REF!
3 Kepala tukang OH 0.200 #REF! #REF!
4 Mandor OH 0.005 #REF! #REF!
Jumlah Harga Tenaga Kerja #REF!
B Bahan
1 Baja L.50.50.5 m 15.600 #REF! #REF!
2 Kayu kelas II (min) ukuran 5/12 m3 0.144 #REF! #REF!
3 Ulir kasar diameter 16 mm kg 17.500 #REF! #REF!
4 Stang ulir diameter 16 mm + gear set 1.000 #REF! #REF!
Jumlah Harga Bahan #REF!
C Peralatan
1 Mesin las listrik 250 A , diesel Hari-sewa 0.400 #REF! #REF!
Jumlah Harga Peralatan #REF!
D Jumlah Harga Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan (A+B+C) #REF!
E Overhead + Profit 10% x D #REF!
F Harga Satuan Pekerjaan per - unit (D+E) #REF!
DAFTAR BIAYA ANGKUT KE LOKASI PEKERJAAN (PIKUL)
DENGAN JARAK ANGKUT RATA-RATA 250 m'.
#REF! : #REF!
#REF! : #REF!
#REF! : #REF!
#REF! : #REF!
#REF! : #REF!
#REF! : #REF!
5 Waktu Siklus
- Waktu muat ( Tm ) jam 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
- Waktu angkut ( Ta ) = ( D ) / ( Va ) jam 0.01 0.01 0.01 0.01 0.02
- Waktu pulang ( Tp ) = ( D ) / ( Vp ) jam 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
- Waktu percepatan ( Tg ) jam 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
- Waktu bongkar ( Tt ) jam 0.05 0.05 0.05 0.05 0.08
Total Waktu Siklus ( T ) 0.19 0.19 0.19 0.19 0.23
6 Produksi alat per jam ( Pj ) = ( C ) / ( T ) m3, zak 0.79 0.79 0.79 0.79 8.86
7 Biaya produksi per jam ( Bj ) Rp. #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
8 Biaya angkut per m3, per zak = ( Bj ) / ( Pj ) Rp. #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Dibulatkan #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
### : #REF!
### : #REF!
### : #REF!
#REF!
#REF!
#REF!
#REF!
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
AAAAAAAAAAAAAA
CV. SINAR CEMERLANG
DAFTAR ISI
CV. SINAR CEMERLANG sebagai Penyedia Jasa pada Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I. Abdul
Karta membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko,
Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak sesuai lingkup pekerjaan yang dilaksanakan"
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko K3, Skala Prioritas K3, Pengedalian Resiko K3,
dan Penanggung Jawab K3 terdapat pada tabel berikut ini :
A.2 Komitmen Keselamatan Konstruksi
DENI
Direktur
B. Perencanaan keselamatan konstruksi
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Sasaran Program
Pengendalian Resiko
NO Jadwal Bentuk
(Sesuai Kolom 6 IBRP) Uraian Tolak Ukur Uraian Kegiatan Sumber Daya Indikator Pencapaian Penanggung Jawab
Pelaksanaan Monitoring
1 2 4 5 6 7 8 10
Dibuat oleh
........................................................
Penanggung Jawab Teknis
C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
Nama Pekerja :
Nama Paket Pekerjaan :
Tanggal Pekerjaan :
1 Helm/Safety Helmet : √
2 Sepatu/Safety Shoes : √
3 Sarung Tangan/Safety Gloves : √
4 Rompi Keselamatan (Safety Vest) : √
5 Masker Pernafasan/Respiratory : √
Bulan Ke-
No Kegiatan PIC
1 2 3
1 Inspeksi Keselamatan Konstruks Petugas K3
2 Patroli Keselamatan Konstruksi Petugas K3
3 Audit internal Petugas K3
B.3 Standar dan peraturan perundangan
a. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
b. UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
c. Peraturan Menteri PU No. 09 /PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
d. UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
e. Keputusan Bersama Menteri PEKERJA Dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep.174/MEN/1986. No.:
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
f. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor NOMOR 02/PRT/M/2018 PeruBAHAN Atas Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
C.2 Kompetensi
a. Memiliki monitivasi internal dan mununjukan rasa ingin tahu dalam menemukan dan memahami berbagai
aspek terkait dengan pemahaman sanitasi, hygene, dan keselamatan kerja
b. Menujukan perilaku amaliah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi kesehatan keselamatan kerja
c. Menunjukkan perilaku cinta dumai dan toleransi dalam membanguna kerja sama dan tanggung jawab
dalam implementasi kesehatan dan keselamatan kerja
d. Melakukan identifikasi penerapan kesehatan kerja meliputi persyaratan ruang kerja dan penyakit akibat
kerja melalui kerja proyek
C.3 Kepedulian
- Penerapapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam lingkungan perusahaan dan housekeeping
sangat efektif sehingga dapat menghilangkan bahaya - bahaya di tempat kerja dan membantu
penyelesaian pekerjaan dengan aman dan tepat. Housekeeping yang buruk sering berkontribusi
terhadap munculnya insiden dengan menyembunyikan bahaya yang dapat menyebabkan cedera.
Housekeeping tidak hanya berhubungan dengan kebersihan. Ia termasuk juga menjaga tempat agar rapi
dan teratur; memelihara gang-gang dan lantai agar bebas dari bahaya tergelincir dan tersandung; dan
membuang barang sisa-sisa (sampah) dan sumber bahaya kebakaran lainnya ditempat kerja
- Housekeeping juga memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam hal-hal rinci lainnya
seperti tata ruang seluruh tempat kerja, tanda-tanda di tempat berjalan, fasilitas penyimpanan yang
memadai, dan pemeliharaan housekeeping yang baik juga merupakan dasar dari pencegahan kebakaran
dan kecelakaan
- Housekeeping yang efektif adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus
- Untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut, tempat kerja harus "dipelihara" sesuai dengan aturan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan secara menyeluruh setiap hari kerja. Persyaratan
housekeeping untuk tempat berjalan, lokasi kerja dan permukaan tempat kerja disemua lingkungan
Perusahaan dapat dilihat di :
- Tempat Berjalan
- Lokasi Kerja
- Lokasi Kerja Berbahaya
- Kode Warna
- Penyimpanan Material
- Pengelolaan Lingkungan
- Penggalian
- Perlindungan dan Pencegahan Kebakaran
C.4 Komunikasi
- Guna menjamin penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka Perusahaan
perlu menyusun sistem komunikasi untuk mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang baik di tempat kerja.
- Komunikasi meliputi komunikasi internal antar bagian maupun sesama bagian dalam struktur organisasi
Perusahaan maupun komunikasi eksternal dengan pihak lain seperti kontraktor, pemasok, pengunjung,
tamu dan masyarakat luas maupun pihak ke tiga yang bekerja sama dengan Perushaaan berkaitan
dengan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
C.5.Informasi Terdokumentasi
- Informasi terdokumentasi diperkenalkan sebagai bagian dari Struktur umum Tingkat Tinggi (HLS) dan
istilah umum untuk Sistem Manajemen Standar .
Berikut ini adalah beberapa tujuan utama dari informasi didokumentasikan organisasi :
a) Komunikasi Informasi
– Sebagai alat untuk transmisi informasi dan komunikasi.
Jenis dan luasnya informasi didokumentasikan akan tergantung pada sifat produk organisasi dan proses,
tingkat formalitas sistem komunikasi dan tingkat keterampilan komunikasi dalam organisasi, dan budaya
organisasi.
b) Bukti kesesuaian
– Penyediaan bukti bahwa apa yang direncanakan sebenarnya sudah dilakukan.
c) berbagi Pengetahuan
d) Untuk menyebarluaskan dan melestarikan pengalaman organisasi. Sebuah contorang/hari khas
akan menjadi spesifikasi teknis, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk desain dan pengembangan
produk atau jasa baru.
Harus ditekankan bahwa, sesuai dengan ISO 9001: 2015 klausul 7.5.3 Pengendalian persyaratan informasi
terdokumentasi, dokumen mungkin dalam bentuk atau jenis media apapun, dan definisi “dokumen” di ISO
9000: 2015 klausul 3.8.5 memberikan contorang/hari berikut:
- Kertas
- Magnetik
- Disc komputer elektronik atau optik
- Foto
- Sampel Master
Perusahaan mendelegasikan tugas pemantauan dan pengukuran kinerja K3 kepada Ahli K3 Umum
perusahaan, atau kepada Sekertaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja termasuk di
dalamnya anggota-anggota di bawah kewenangan Ahli K3 Umum perusahaan. Dan output yang diharapkan
Selanjutnya hasil pemantauan dan pengukuran kinerja K3 akan dianalisa serta digunakan untuk
mengidentifikasi seberapa besar keberhasilan kinerja K3 yang diterapkan. Ataupun juga seberapa penting
kebutuhan perlunya tindakan perbaikan yang harus dilakukan serta tindakan peningkatan kinerja K3 yang
lain. Sebagai outputnya adalah data evaluasi efektifitas pengendalian operasional K3
Metode pengukuran kinerja K3 secara proaktif dan reaktif di tempat kerja memiliki prioritas dan tujuan untuk
mendorong adanya peningkatan kinerja K3 serta mengurangi kejadian kecelakaan (accident) dan peristiwa
(incident) kerja di tempat kerja
Pengukuran Proaktif K3
a Perusahaan menyediakan ALAT yang digunakan untuk pelaksanaan pemantauan dan pengukuran
kinerja K3. Seperti : alat pengukur tingkat kebisingan, alat tes gas beracun, pencahayaan, serta alat
lainnya sesuai dengan aktivitas operasional perusahaan.
b Perusahaan menganalisa hasil pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat kerja secara
komputerisasi.
c Perusahaan menggunakan alat-alat yang sudah dikalibrasi secara tepat, berkala dan teratur.
d Perusahaan mengganti alat-alat yang sudah tidak layak menurut standar kinerja K3.
e Perusahaan melaksanakan kalibrasi dan perawatan alat ukur pemantauan dan pengukuran kinerja K3
f oleh personil ahli pelaksanaan kalibrasi.
g Perusahaan melakukan kalibrasi secara berkala seluruh alat-alat pemantauan dan pengukuran kinerja
K3, sesuai dengan pengaturan nilai besaran satuan secara standar nilai yang berlaku baik lokal dan
Internasional.
Tinjauan Manajemen dilaksanakan oleh Pimpinan Perusahaan dan dilaksanakan secara berkala untuk
meninjau penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan berjalan secara
tepat.
Hal-hal yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan Tinjauan Manajemen antara lain :
1. Laporan keadaan darurat (termasuk kejadian serta pelatihan/simulasi/pengujian tanggap darurat).
2. Survey kepuasan PEKERJA terhadap penerapan K3 di tempat kerja.
3. Statistik insiden kerja (termasuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja).
4. Hasil-hasil inspeksi.
5. Hasil dan rekomendasi pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat kerja.
6. Kinerja K3 kontraktor.
7. Kinerja K3 pemasok.
8. Informasi peruBAHAN peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
penerapan K3 di tempat kerja.
E.3 Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
YES
Penjelasan Program K3 & Hal-Hal
Pengawas Rutin ? Setuju
.Teknis K3 Kepada Mandor/Buruh
pengawas K3 NO
TASK Pengawas Manager
PROSEDUR PELAKSANAAN
Kebijakan K3 Prosedur
INPUT K3
Pengawas
Mutu
Pengawas K3 Pengawas K3
PROSEDUR PELAKSANAAN K3
Terjadi Kecelakan
INPUT Berakibat Luka
P3K
TASK
YES Ke R.S Untuk Administrasi
Ganti Kerugian Untuk
BERAT Penanganan Lebih Rumah Sakit•
Pekerja
Lanjut Claim Astek• Kepala Pelaksana
NO Kepala Pelaksana / Pelaksana Administrasi Keuangan
Luka Ringan Ditangani Laporan Harian Berkas : Bukti Claim Astek &
OUTPUT
Di Lapangan Lap. Kecelakaan
Pelaksana Pengawas K3 Administrasi Keuangan
Pengawas
K3
PROSEDUR PELAKSANAAN K3
Terjadi Kecelakan
INPUT Berakibat Luka
P3K
TASK
YES Ke R.S Untuk
Administrasi •Rumah Ganti Kerugian Untuk
BERAT Penanganan Lebih
Sakit •Claim Astek Pekerja
Lanjut Kepala Pelaksana
NO Kepala Pelaksana / Pelaksana Administrasi Keuangan
Luka Ringan Ditangani Laporan Harian Berkas : Bukti Claim Astek &
Di Lapangan Lap. Kecelakaan
OUTPUT
Pelaksana Pengawas K3 Administrasi Keuangan
Pengawas
K3
PROSEDUR PELAKSANAAN K3
Kepala
Adm. Keuangan Adm. Keuangan
Pelaksana
TASK Adm.
Keuangan
Adm. Keuangan
Laporan Ke Kadiv
PM
Laporan
OUTPUT Berkas Claim Astek Kecelakaan
Adm. Keuangan
Organisasi K3 :
Menyediakan petugas K3 sesuai dengan struktur organisasi yang diusulkan.
PENANGGUNG JAWAB K3
MANDOR - MANDOR
PARA KEPALA TUKANG
TUKANG
PEKERJA