Professional Documents
Culture Documents
Atonia Uteru
Atonia Uteru
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan dengan
pendekatan manejmen kebidanan pada Ny. “ R ” pada kasus Post Partum dengan
Atonia Uteri menggunakan pendokumentasian SOAP.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa mampu mengumpulkan data subyektif pada
Ny" R" pada kasus Post Partum dengan Atonia Uteri.
2. Agar mahasiswa mampu mengumpulkan data objektif pada
Ny"R" pada kasus Post Partum dengan Atonia Uteri.
3. Agar mahasiswa mampu menganalisa diaganosapotensial
masalah potensial serta mengidentifikasi kebutuhan terhadap
tindakan segera baik mandiri, kolaborasi,
rujukan pada kasus Ny" R " dengan Post Partum dengan Atonia
Uteri.
4. Agar mahasiswa mampu merencanakan, melaksanakan serta
mengevaluasi kasus Post Partum dengan Atonia Uteri pada Ny"R"
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Mendapat gambaran dan pengalaman secara nyata tentang penerapan
proses asuhan kebidanan komprehensif terhadap klien dengan kehamilan
patologis. Dapat mengoptimalkan evaluasi serta kemampuan mahasiswa dan
mengaplikasikan teori dan keterampilan yang dimilki sesuai dengan standar
kompetensi
1.4.2 Bagi Lahan Praktek
Bidan di Polindes Suntalangu dapat memberikan asuhan kebidanan pada
kasus Retensio Plasenta sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan
bayinya.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memberikan bimbingan pada mahasiswa tentang perkembangan
pengetahuan baik yang menyangkut di pendidikan ataupun di lahan prektik.
1.4.4 Bagi Pasien/Masyarakat
Agar mendapatkan pelayanan kebidanan secara menyeluruh
sehingga persalinan yang aman dan nyaman berjalan dengan lancar.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
11. Nutrisi
Bila ibu mengalami kekurangan gizi maka kemampuan otot uterus
berkurang.
12.Penyebab lain yang belum diketahui
Pada kasus atonia uteri mungkin saja tidak didapatkan kondisi-kondisi
seperti di atas sehingga faktor penyebabnya tetap tidak diketahui.
2.1.3 Faktor-Faktor Predisposisi
1. Riwayat post partum atau retensi placenta pada persalinan terdahulu
Pada kondisi ini akan timbul resiko terjadi hal yang sama pada persalinan
sekarang.
2. Paritas tinggi
Pada setiap kehamilan dan persalinan akan terjadi perubahan serabut oto
menjadi jaringan ikat pada uterus. Hal ini dapat menurunkan kemampuan
uterus untuk berkontraksi sehingga sulit melakukan penekanan pada
pembuluh-pembuluh darah yang terbuka setelah lepasnya placenta.
Resiko terjadinya hal ini akan meningkat setelah persalinan ketiga atau
lebih.
3. Mioma uteri
Akan mengganggu aktivitas uterus yang efisien.
4. Anemia
Wanita yang mengalami persalinan dengan kadar Hb yang rendah
(dibawah 10 g/dl), akan cepat terganggu kondisinya bila terjadi
kehilangan darah meskipun hanya sedikit. Anemia dihubungkan dengan
kelemahan yang dapat dianggap sebagai penyebab langsung dan Atonia
Uteri.
5. Ketosis
Pengaruh ketosis terhadap aktivitas uterus belum jelas. Penelitian
menunjukkan bahwa 40 % wanita mengalami ketonuria pada suatu saat
selama persalinannya. Bila persalinan berjalan baik maka keadaan
tersebut tidak mempengaruhi kondisi ibu maupun jariin. Di dapatkan
hubungan bermakna antara ketosis dengan kebutuhan akan akselerasi
oksitosin persalinan baru berakhir setelah lebih dan 12 jam. Maka
dianjurkan melakukan korelasi terhadap ketosis.
2.1.4. Tanda dan gejala.
1. Gejala yang jelas adalah pendarahan tampak banyak dan terus
mengalir
beberapa saat setelah anak lahir, darah merah tua dan terjadinya syok pada
ibu.
2. Gejala lain yang dapat diawasi meskipun tidak tampak pendarahan
yang nyata/ hanya sedikit pendarahan adalah: Ibu mengeluh mengantuk,
pusing, lemak/mual
3. Banyak keringat/ keringat dingin.
4. Tampak pucat.
5. Frekuensi nadi meningkat.
6. Tekanan darah menurun.
7. Uterus teraba membesar, lunak dan kehilangan tonusnya.
2.1.5. Penanganan
1. Kenali dan tegakkan diagnosis kerja Atonia uteri.
2. Sementara dilakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika,
lakukan kompresi bimanual.
3. Pastikan plasenta lahir lengkap (bila ada indikasi sebagian plasenta
masih tertinggai lakukan evakuasi sisa plasenta) dan tak ada laserasi jalan
lahir.
4. Berikan transfusi darah bila sangat diperlukan.
5. Lakukan uji beku darah (lihat solusio plasenta) untuk konfirmasi sistem
pembekua darah.
6. Bila semua tindakan di atas telah dilakukan tetapi masih
terjadi,perdarahan lakuke tindakan spesifik (lihat bagian Prosedur klinik)
sebagai berikut:
ü Pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar .
- Kompresi bimanual eksternal
Menekan uterus melalui dinding abdomen dengan jalan saling
mendekatka kedua belah telapak tangan yang melingkupi uterus.
Pantau, aliran darah yang ke luar. Bila perdarahan berkurang,
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM PATOLOGIS
PADA NY “R” DENGAN ATONIA UTERI
(Studi Kasus Di Polindes Suntalangu)
Hari/Tanggal : Rabu/16-04-2014
Waktu : 06.30 Wita
Tempat : Polindes Suntalangu.
3.1 SUBYEKTI
3.1.1 Identitas
Nama Istri : Ny. “R” Suami : Tn. “M”
Umur : 26 tahun 30 tahun
Suku : Sasak Sasak
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SD SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Buruh
Alamat : Pelonggok, BB I
2. Eliminasi
Sebelum Setelah hamil
hamil
Frekuensi 1-2x sehari 1-2x sehari
BAB
Masalah Tidak ada Tidak ada
Frekuensi 5-6x sehari 7-8x sehari
BAK
Masalah Tidak ada Tidak ada
3. Istirahat/tidur
Sebelum hamil Setelah hamil
Siang 1-2 jam 1-2 jam
Malam 6-7 jam 6-7 jam
Masalah Tidak ada Tidak ada
4. Personal Hygien
Sebelum hamil Saat hamil
Mandi 2x sehari 2x sehari
Gosok gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti pakaian 2x sehari 2x sehari
Potong kuku 1x seminggu 1x seminggu
Cuci rambut 2x seminggu 2x seminggu
3.2 OBYEKTIF
3.2.1 Pemeriksaan umum
1. HTP : 14 – 04 – 2014
2. Keadaan umum : Baik
3. Kesadaran : Composmentis
4. Emosi : Stabil
3.2.2 Pemeriksaan antropometri
1. BB/TB (sebelum hamil) : 49 kg/ 157 cm
2. BB (setelah hamil) : 61 kg
3. LILA : 25 cm
3.2.3 Tanda-tanda vital
1. TD : 120/80 mmHg
2. Suhu : 36,5 0C
3. Nadi : 80 x/menit
4. Respirasi : 20 x/menit
3.2.4 Pemeriksaan fisik
1. Kepala
a. Inspeksi
Warna rambut hitam, distribusi merata, tidak ada ketombe.
b. Palpasi
Tidak ada benjolan/lesi.
2. Wajah
a. Inspeksi
Wajah tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.
b. Palpasi
Tidak ada oedema.
3. Mata
a. Inspeksi
Tidak ada secret.
b. Palpasi
Konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterus.
4. Hidung
a. Inspeksi
Hidung bersih, tidak ada secret, tidak ada napas cuping hidung.
b. Palpasi
Tidak ada polip.
5. Mulut
a. Inspeksi
Bibir tidak pucat, mulut bersih, tidak ada caries, tidak ada gigi
berlubang, tidak ada gusi berdarah.
6. Telinga
a. Inspeksi
Telinga bersih, tidak ada sekret.
7. Leher
a. Inspeksi
Tidak ada bendungan vena jugularis.
b. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
8. Payudara
a. Inspeksi
Bentuk simetris, terdapat hiperpigmentasi areola, putting susu
menonjol, tidak ada retraksi/dimpling.
b. Palpasi
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada massa/benjolan,
ada pengeluaran kolostrum.
9. Abdomen
a. Inspeksi
Tidak bekas luka operasi, linia nigra, striae albicans
b. Palpasi
Leopod I : Tinggi fundus uteri 31 cm, teraba bulat, lunak, dan
tidak melenting difundus uteri.
Leopod II : Teraba datar dank eras seperti papan dibagian kanan
perut ibu dan tidak teraba jelas dibagian kiri ibu .
Leopod III : Teraba bulat, keras dan melenting diperut
bagian bawah ibu, dan sudah masuk PAP divergen.
Leopod IV : kepala masuk PAP 1/5 bagian , PBBJ : 3100
gram
c. Auskultasi
DJJ ada, irama teratur 12-11-12, frekuensi 140 x/menit
10. Ekstremitas
a. Inspeksi
Bawah : Tidak ada varises.
b. Palpasi
Atas : Tidak ada oedema, kuku jari tidak pucat.
Bawah : Tidak ada oedema, kuku jari tidak pucat
c. Perkusi
Ada refleks patella.
3.4 PENATALAKSANAAN
Tanggal : 16-04-2014 pukul : 06.35
1. Menjelaskan keadaan ibu dan janin janin yaitu ibu dan janin dalam
keadaan baik dengan TD : 120/80 mmHg, dan pembukaan 10 cm, Ibu
mengetahui keadaannya.
2. Menjelaskan pada ibu tentang rasa mulas yang dialaminya adalah tanda-
tanda mau melahirkan, semakin lama semakin terasa mulas dan hal itu terjadi
pada setiap ibu yang mau melahirkan karena rahim berkontraksi untuk
mengeluarkan janin yang ada dalam rahim. Ibu mengertitentang penjelsan
yang diberikan.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang manis-manis untuk
menambah energi pada saat persalinan nanti.
4. Memberikan dukungan moril pada ibu dan keluarga.
5. Mengajarkan teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang pada saat
kontraksi datang, bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu
dapat mengubah – ngubah posisi secara teratur selama kala dua karena dapat
membantu kemajuan persalinan, mencari posisi meneran yang paling efektif.
6. Menyiapkan ruangan yang bersih, menyiapkan kain ibu dan bayi serta alat-
alat partus yaitu dua buah klem, gunting episiotomi, gunting tali pusat,
setengah koher, penjepit tali pusat, sarung tangan dan kasa steril. Hetting
set yaitu cut god kromik dan plain, nalpuder, jarum, dan gunting benang, alat
resusitasi dan meja yang datar serta obat-obatan urotonika.
7. Mengobservasi kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan
menggunakan partograf.
KALA II
Tanggal 16 April 2014 jam 06.35 wita
1. SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan ingin mengedan disertai ingin buang air besar.
b. Ibu mengatakan merasa sakit perut dan pinggang yang semakin kuat.
2. OBYEKTIF
a. K/u Ibu baik, TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, S 36,5 0C, RR 20
x/menit.
b. His semakin kuat lamanya 50 detik, intervalnya 5x dalam 10 menit, DJJ
(+) 12-12-11 = 140 x/menit, irama teratur.
c. Inspeksi : bagian terendah janin nampak di vulva 5-6 cm
3. ANALISA
a. Diagnosa :
G2P1A0H1, UK 40 minggu, Tunggal, Hidup, Intra Uterine, Persentasi Kepala,
Keadaan Umum Ibu dan Janin Baik dengan Inpartu Kala II.
4. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 16 April 2014 Jam : 06.35 wita
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa ibu akan segera
melahirkan dan kondisi ibu dan janin baik.
b. Mempersiapkan diri dan pastikan alat partus lengkap, kemudian membuka
satu buah spuit 3 cc kedalam partus set dan mematahkan ampul oksitosin 10
IU. Penolong persalinan memakai celemek, mencuci tangan dan keringkan,
lalu menggunakan sarung tangan kemudian menggunakan tekhnik satu tangan
mengambil spuit 3 cc, tangan kiri memegang ampul oksitosin dan disedot
kemudian diletakkan kembali kedalam partus set. Penolong membersihkan
vulva dan perenium dengan kapas DTT dan melakukan VT untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap. VT Ø 10 cm, eff 100%, ketuban ( - ) warna jernih,
teraba kepala, UUK depan, penurunan kepala HIII, tidak teraba bagian kecil
janin/tali pusat. Kemudian kemudian sarung tangan didekontaminasi dalam
larutan clorin 0,5% secara terbalik. Lalu periksa DJJ frekuensi 140x/menit,
irama 12-11-12 (teratur), beritahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah
lengkap dan keadaan janin baik. Bayi akan segera lahir, ibu dipersiapkan
untuk persalinan serta diminta mengedan.
c. Membimbing ibu cara mengedan yang baik yaitu melakukan tarik nafas
yang panjang jika datang his dan mengejan kebawah seperti seorang yang
buang air besar yang keras. Dagu ditempelkan ke dada. Ibu dianjurkan tidak
menutup mata saat mengedan dan menutup mulutnya. Pada his yang kuat ibu
disuruh mengedan seperti yang telah di ajarkan. Bila his hilang ibu di
istirahatkan dan diberi makan atau minum untuk sumber tenaga.
d. Memimpin persalinan pada saat kepala bayi terlihat 5-6 cm di introitus
vagina penolong memasang handuk di atas perut ibu dan di bawah bokong.
Penolong membuka partus set dan sarung tangan steril. Pada saat suboksiput
bragmatika pada simfisis tangan kanan melindungi perineum dengan dialasi
alas bokong dan tangan kiri melindungi bayi agar tidak terjadi defleksi terlalu
cepat. Pada saat kepala lahir ibu terus dipimpin mengedan hingga lahirlah
berturut-turut ubun-ubun besar, dahi, muka, telinga, hidung, mulut, dagu,
secara keseluruhan kemudian penolong memeriksa adanya lilitan tali pusat.
Kemudia tunggu kepala bayi mengalami putaran faksi luar kearah punggung
bayi yaitu punggung kanan setelah kedua tangan penolong berada posisi
bipariatel, kepala bayi ditarik secara cunam kebawah untuk melahirkan bahu
anterior keatas untuk melahirkan bahu posterior dengan posisi ibu jari pada
leher ( bagian bawah keala) dan keempat jari lainnya pada bahu dan dada
puggung bayi, sementara tangan kiri penolong memegang lengan dan bahu
anterior. Setelah seluruh badan lahir tangan kiri menelusuri punggung,
bokong, dan tungkai kaki lalu menyelipkan telunjuk tangan kiri diantara kedua
lutut. Setelah seluruh badan lahir pegang bayi menghadap kearah penolong.
e. Melakukan perawatan bayi baru lahir. Bayi lahir letak belakang
kepala ( pkl 06.50wita ) hidup. Laki-laki dilakukan penilaian sepintas
bayi menangis kuat, bayi bergerak aktif, kulit bayi berwarna kemerahan
dengan apgar score 1 menit pertama 7 anus (+), kelainan (-), mengeringkan
bayi mulai dari kepala, muka, dan bagian tubuh lainnya, kecuali bagian tangan
tanpa membersihkan verniks, mengganti handuk basah dengan kain yang
kering.
f. Mengklem tali pusat 3 cm dari umbilikus dan pasang klem kedua 2 cm dari
klem pertama. Tali pusat dipegang di antara klem dan di potong dengan tetap
melindungi perut bayi. Setelah itu bayi di letakkan di atas perut ibupada kain
kering yang sudah disiapkan(hangatkan), atur posisi, isap
lendir, keringkan, penilaian (haikap), setelah itu tali pusat diikat menggunakan
benang DTT dengan simpul mati.
g. Menilai AFGAR SCORE lima menit kedua
KALA III
Tanggal 16 April 2014 jam : 06.50 wita
1. SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan perutnya tarasa mulas.
b. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya.
2. OBYEKTIF
a. Ibu tampak lelah setelah melakukan persalinan
b. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TD 120/80 mmHg,
nadi 86 x/mnt, suhu 36,5 0 C, respirasi 24 x/mnt.
c. TFU sepusat, kontraksi uterus (-), kandung kemih kosong,
perdarahan ±100 cc.
3. ANALISA
a. Diagnosa :
P2 A0 H2, keadaan ibu dan bayi baik dengan kala III.
4. PELAKSANAAN
Tanggal : 16 April 2014 Jam : 06.50 wita
1. Periksa fundus untuk memastikan kehamilan tunggal atau tidak ada bayi
kedua, hasilnya tidak ada bayi kedua dan Melakukan manajemen aktif kala
III.
2. Menjelaskan kepada ibu akan menyuntikkan oxytocin pada 1/3 paha
kanan atas bagian luar kemudian mengklem tali pusat ± 3 cm dari umbilikus
dan diurut kearah ibu, kemudian mengklem ±2 cm dari klem I, kemudian tali
pusat dipegang diantara kedua klem dan tali pusat dipotong diantara kedua
klem, kemudian mengikat tali pusat ± 1 cm dari umbilikus di simpul mati 2x
dan klem dibuka.
3. Mengecek adanya tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu adanya
semburan darah,talipusat mulai memanjang,uterus membulat kemudian
memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva ibu
lalu melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara tangan kiri
berada diatas Simpisis untuk melakukan dorongan ke arah dorso kranial,
tangan kanan meregangkan tali pusat ke atas kemudian ke bawah sesuai
kurva jalan lahir, setelah plasenta di vulva, kemudian melahirkan plasenta
dengan ke dua tangan, melahirkan plasenta dengan cara memutar searah
jarum jam untuk mencegah tertinggalnya selaput plasenta kemudian plasenta
lahir spontan secara schultze lengkap.
4. Segera setelah plasenta lahir melakukan massase yang pertama
sebanyak 15 kali dalam 15 detik, CUT baik, TFU 3 jari dibawah
pusat,perdarahan setelah placenta lahir ±200 cc. lalu memeriksa kelengkapan
plasenta, plasenta lahir lengkap baik selaput korion dan amnion serta
kotiledon dengan diameter 20x18x2 cm, berat ±500 gram, panjang tali
pusat ±50 cm.
KALA IV
Tanggal : 16 April 2014 jam : 07.05 wita
1. SUBYEKTIF
a. Ibu mengatakan merasa lelah.
b. Ibu mengatakan perutnya tidak terasa mulas.
c. Ibu mengatakan keluar darah terasa sangat banyak.
2. OBYEKTIF
a. Keadaan umum ibu masih lemah, kesadaran
komposmentis, TD 120/80 mmHg, N 80 x/mnt, S 36,7 0C, RR
20 x/menit.
b. TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus lembek, kandung kemih
kosong, perdarahan ± 500 cc.
3. ANALISA
a. Diagnosa
Kala IV dengan Atonia Uteri.
4. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 16 April 2014 Jam : 07.15 wita
1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya sekarang
yaitu uterusnya tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan
pemijatan fundus uteri atau setelah plasenta lahir dan memberitahu ibu
tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Melakukan informed consent .
3. Melakukan penanganan atonia uteri
a. Persiapan alat
1. Hand scoon panjang 1 pasang.
2. Kapas DTT dalam tempatnya.
3. Uterotonika : Metergin 1 ampul dan oxytocin 10 ampul.
4. Selang infus 1 buah.
5. Abocat no 18 1 buah.
6. Cairan infuse RL.
7. Plester
8. Kasa.
9. Tempat sampah medis 1 buah dan benda tajam 1 buah.
10. Larutan clorin 0,5%.
11. Schort 1 buah, masker 1 buah.
b. Prosedur
1. Persetujuan tindakan
2. Cuci tangan
3. Pasang sarung tangan panjang.
4. Bersihkan bekuan selaput ketuban dari vagina dan
saluran serviks
5. Pastikan bahwa kandung kemih ibu kosong, jika penuh lakukan
kateter menggunakan tehnik aseptic
6. Lakukan kontraksi bimanual internal selama 5 menit, jika uterus
berkontraksi teruskan KBI selama 2 menit dengan cara :
a. Masukkan tangan yang memakai sarung tangan ke dalam
vagina.
b. Kepalkan tangan.
c. Tekankan tangan yang ada dalam vagina ( fornik anterior )
dengan mantap pada bagian bawah uterus.
d. Hati – hati dalam menyingkirkan serviks yang menghalangi
penekanan.
e. Tekankan tangan kiri pada perut dan kepelan tangan kanan yang
berada didalam vagina bersamaan.
f. Tahan dengan mantap
7. Jika uterus mulai berkontraksi maka perlahan – lahan tarikan keluar
dan teruskan pamantaun seksama selama kala IV.
8. Dekontaminasi sarung tangan dan alat yang digunakan
5. Mengajarkan pada ibu cara mengontrol agar tetap normal yaitu dengan cara
masase fundus uteri selama 15 detik searah jarum jam.
6. Membersihkan badan ibu dari darah dan kotoran lainnya dengan
menggunakan air DTT.
7. Malakukan vulva hygiene dan mengganti pakaian ibu dan memasang
pembalut.
8. Menganjurkan ibu untuk minum obat yang diberikan yitu SF 1x1,
Paracetamol 3x500 mg, asam mefenamat 3x500 mg, Vit A 1x1.
9. Melakukan pemantauan kala IV
PEMANTAUAN KALA IV
Tinggi
Jam TD Nadi Suhu Kandung Kontraksi
Waktu fundus Perdarahan
ke (mmHg) (x/mnt) (0C) kemih uterus
uteri
2 jri
I 07.45 100/70 80 36,1 Kosong Baik ±20 cc
dibwh pst
2 jri
08.00 100/70 86 Kosong Baik ±15 cc
dibwh pst
08.15 2 jri
100/70 86 Kosong Baik ±15 cc
dibwh pst
08.30 2 jri
110/70 80 Kosong Baik ±10 cc
dibwh pst
2 jri ±5 cc
II 09.00 120/80 80 36,5 Kosong Baik
dibwh pst
2 jari
09.30 120/80 80 dibawah Kosong Baik ± 5 cc
pst
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ jam Kegiatan
16-04-2014 S:
04.00 wita - Ibu
mengatakan
perutnya masih
mules.
O:
- K/u baik, TD: 110/80 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,8 0C,
RR:20 x/menit.
- Pemeriksaan fisik:
04.30 wita Mata: Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus.
Abdomen: TFU 2 jar dibawah pusat, CUT baik, kandung kemih
kosong.
P:
- Menjelaskan pada ibu tentang fisiologis ibu nifas bahwa perut
22-04-2014 terasa mules adalah normal karena rahim berkontraksi untuk
09.00 wita mencegah perdarahan.
- Menjelaskan konseling pada ibu tentang bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
- Menjelaskan pada ibu tentang pembarian ASI awal.
- Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga kehangatan bayi.
- Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas.
S:
- Ibu mengatakan masih pusing-pusing.
O:
- K/u ibu baik, TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,5 0C,
RR: 20 x/menit.
- Pemeriksaan fisik
Mata : konjungtiva tidak anemis, skelera tidak ikterus.
Abdomen : tinggi fundus uteri pertengan pusat-simfisi, CUT baik,
30-4-2014 kandung kemih kosong.
08.30 wita A:
- P2A0H2 ibu
post partum hari
ke 6.
P:
- Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa K/u ibu baik,
TD 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,5 0C, RR 20 x/menit.
- Menjelaskan kepada ibu bahwa kontraksi uterusnya baik dan
tidak ada perdarahan.
- Menjelaskan tanda-tanda bahaya yaitu demam, infeksi, pusing
yang berlebihan, dan perdarahan yang abnormal.
- Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi yang baik dan istirahat
yang cukup.
- Menjelaskan kepada ibu tentang asuhan pada bayi dan tali pusat,
serta menjaga bayi tetap hangat.
S:
- Ibu
mengatakan
tidak ada
keluhan
-
O:
- K/u ibu baik, TD 100/70 mmHg, N: 86 x/menit, S: 36,5 0C,
RR: 24 x/menit
A: P2A0H2
P:
- Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa K/u ibu baik,
TD 11/70 mmHg, N: 86 x/menit, S: 36,5 0C, RR: 24 x/menit.
- Menjelaskan kembali pada ibu tanda-tanda bahaya pada masa
nifas.
- Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi masa nifas dan istirahat
yang cukup.
- Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya pada bayi.
- Menjelaskan kepada ibu tentang cara menjaga kehangatan pada
bayi.
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Subyekti
Berdasarkan asuahan kebidanan pada Ny “R” telah dilakukan Anamnesa
dilahan sesuai dengan pedoman anamnesa dan telah mencakup seluruh aspek yang
dibutuhkan data dasar dalam asuhan kebidanan. Factor predisposisi dari atonia salah
satunya adalah riwayat post partum dengan atonia uteri
4.2 Obyektif
Berdasarkan asuhan kebidanan pada Ny “R” didapatkan data obyektif dari
hasil pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, maupun pemeriksaan dalam dan
pemeriksaan penunjang untuk memantau keadaan ibu dan telah dilkukan sesuai
dengan prosedur yang ada baik dipendidikan maupun dilahan sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik.
4.3 Analisa
Berdasarkan asuhan kebidanan pada Ny “R” didapatkan diagnosa yaitu setelah
plsenta lahir uterus tidak berkontraksi selama 15 detik setelah dilakukan masase
fundus uteri. Menurut fadalan 2011 Atonia uteri (relaksasi otot uterus) adalah uteri
tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilkukan pemijatan fundus uteri (plasenta
telah lahir). Sehingga antara teori dan praktik tidak ada kesenjangan.
4.4 Penatalaksanaan
Berdasarkan asuhan kepada Ny “R” mahasiswa telah mampu
melakukan penatalaksanaan pada ibu post partum dengan atonia uteri yaitu dengan
cara masase pundus uteri dan melakukan kontraksi bimanual interna sehingga
perdarahan bias teratasi. Menurut teori Masase fundus uteri segera setelah lahirnya
plasenta (maksimal 15 detik), Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban
dari vagina dan lubang serviks, Pastikan bahwa kandung kemih kosong. Jika
penuh dan dapat dipalpasi, lakukan katerisasi menggunakan teknik
aseptic, Lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit, dan pertahankan
selama 2 menti jika uterus berkontrksi. Sehingga antara teori dan praktik tidak
terjadi kesenjangan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mahasiswa telah melakukan pengkajian data subyektif yang diperoleh
dariNy “R” dengan Post partum dengan atonia uteri dan pasien sudah
memberikan data yang sesuai dengan standar.
2. Mahasiswa telah memperoleh data obyektif dariapa yang dilihat dan
dirasakan sewaktu melakukan pemeriksaan padaNy “R” dengan post partum
dengan atonia uteri.
3. Mahasiswa telah membuat Analisa berdasarkan data subyektif dan
obyektif padaNy “R” dengan post partum dengan atonia uteri.
4. Mahasiswa telah menetapkan pelaksanaan Asuhan berdasarkan kondisi
dan keluhan dari Ny “R” dengan Post partum dengan atonia uteri.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Mahasiswi
Untuk menerapkan teori-teori yang telah di peroleh dari institusi
pendidikan sebaik-baiknya di lahan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
DEPKES RI. 2007. Asuhan Persalinan Normal (Asuhan Esensial, Pencegahan dan
Penanggulangan Segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir).Jakarta: Bakti
Husada.
Dapartemen Kesehatan, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 2010. Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarg. Dapartemen Kesehatan.
Dikes NTB. 2007. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dikes NTB.
Mataram
Fadlan. 2011. Asuhan Kebidanan patologi. Jakarta: Salemba Medika
Winknjosastro, Hanifa.2006. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Jakarta : 2007.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Vol.1, Ed.4. Jakarta : EGC