You are on page 1of 4

PENGARUH GADGET SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ)

TERHADAP ANAK USIA DINI DALAM KEGIATAN BERSOSIAL BUDAYA :


SUDAHKAH ANAK MENGENAL BUDAYA BANGSANYA?

Oleh : Novita Dewi fitriani

Universitas Negeri Islam Sayyid Alli Rahmatullah Tulungagung

PENDAHULUAN

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui internet telah diberlakukan oleh pemerintah
bagi semua kalangan pelajar semenjak wabah virus Covid-19 melanda seluruh provinsi di
indonesia. PJJ diketahui diberlakukan bagi semua kalangan pelajar, mulai dari PAUD-
Mahasiswa.

Dengan adanya PJJ, pemerintah mengharapkan guru dan murid dapat sama-sama
belajar dalam memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran. Bukan hanya guru dan
murid, orangOrang tua dan keluarga juga diharuskan berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran ini. Meski begitu, Sistem PJJ yang dilaksanakan mayoritas tidak diimbangi
dengan kesiapan pendukung seperti mental dan pengetahuan mengenai penggunaan teknologi
dengan bijak baik dari guru,
orang tua maupun murid sendiri akhirnya menimbulkan beberapa dampak negatif, salah
satunya terhadap kemampuan bersosialisasi dan mengenal budaya terutama bagi anak usia
dini. Hal tersebut menjadi masalah yang mengkhawatirkan mengingat usia anak pada fase
tersebut (balita, antara 3-6 tahun) adalah masa paling tepat untuk membentuk karakter
yang baik sebagai generasi bangsa indonesia yang cerdas, aktif, peduli sesama dan
mencintai budaya indonesia. Oleh karena itu, penulis memilih judul “Pengaruh Gadget
Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Anak Usia Dini Dalam Kegiatan Bersosial
Budaya”

ISI

A. Gadget sebagai media pembelajaran jarak jauhPJJ

Teknologi yang digunakan sebagai media pembelajaran jarak jauh bermacam-


macam. Namun bagi anak usia dini yang mayoritas belum mengenal pc/laptop, gadget
lebih sering digunakan dalam sistem pembelajaran ini. Sayangnya, teknologi canggih
berupa gadget yang digunakan justru dinilai tidak efektif dan kerap menimbulkan
dampak negatif bagi anak.

Pada pembelajaran jarak jauh, interaksi yang dilakukan jauh berbeda dengan
pembelajaran tatap muka. Anak hanya melakukan interaksi searah dengan menyimak
pembelajaran yang terpampang di layar gadget. Hal tersebut cenderung membuat
anak bosan dan lebih memilih untuk menikmati fasilitas gadget yang jauh lebih
menarik seperti bermain game / menonton youtube. Akibatnya, KBM menjadi tidak
efektif.

Dalam hal ini, peran guru dan orang tua sangat diperlukan sebagai pengontrol dan
penyeimbang berjalannya kegiatan dengan baik. Adanya kerjasama yang solid akan
sangat mensupport anak untuk lebih disiplin. Apabila anak lebih memilih bermain
game dan tidak mau mengikuti pembelajaran, Orang tua seharusnya dapat lebih tegas
kepada anak dengan memberikan solusi lainbersikap solutif seperti menyediakan
waktu bermain gamegadget diluar kegiatan pembelajaran dengan batas waktu 30-60
menit sehari, juga mengenalkan kepada anak pentingnya pendidikan bagi generasi
indonesia secara baik-baik. Orang tua juga harus lebih bijak dalam mengontrol
penggunaan gadget, mengingat gadget dapat memberi dampak buruk bagi kesehatan
mata dan mental anak. Begitu juga dengan guru, dapat memberikan konten
pembelajaran yang tidak kalah menarik seperti pembelajaran menggunakan video
animasi, game simulasi, dan lain-lain sehingga kegiatan pembelajaran jarak jauh
menjadi kegiatan yang digemari oleh anak.

B. Gadget dan kegiatan bersosial budaya

Adanya pembelajaran jarak jauh, kesulitan dalam menyeimbangkan efektivitas


kegiatan pembelajaran dan penggunaan gadget seakan menyita waktu sehingga anak
kurang belajar hal penting yang lain, yakni kegiatan sosial budaya.

Mengenalkan budaya pada anak sejak dini memiliki manfaat yang sangat penting.
Anak yang telah mengenal budaya bangsanya cenderung lebih berani bersoasialisasi
dan dapat mengadapi konflik sosial sedini mungkin. Pengenalan sosial budaya
tersebut mendorong anak untuk lebih selektif sehingga tidak mudah terpengaruh oleh
segala hal yang bisa memevah belah bangsanya. Hal tersebut jelas berperan penting
dalam kelangsungan persatuan Indonesia.

Dalam hal ini, pendidikan dan teknologi menjadi perantara yang mendukung
pengenalan sosial budaya pada anak. Melalui kurikulum, konten yang menarik dan
kegiatan pembelajaran online yang menyenangkan, pengenalan budaya dapat
diberikan kepada anak sehingga budaya indonesia dapat dilestarikan.

SIMPULAN

Gadget sebagai media pembelajaran jarak jauh (PJJ) dinilai tidak efektif.
kecanggihannya justru membuat anak menolak mengikuti kegiatan pembelajaran. Kesulitan
dalam mengatasi hal tersebut juga membuat anak dan orang tua melupakan hal penting yang
perlu dipelajari sejak dini yaitu pengenalan sosial budaya. Namun, Kedua permasalahan
tersebut dapat diatasi dengan kerjasama antara guru dan orang tua, dengan orang tua supaya
lebih tegas dan solutif dalam menyikapi anak untuk lebih disiplin juga menyeimbangkan
pengenalan teknologi dan sosial budaya. Adapun guru dapat memberikan metode
pembelajaran menarik yang mengandung unsur budaya sehingga kegiatan pembelajaran dan
pengenalan budaya digemari oleh anak.
\

DAFTAR PUSTAKA

Nanda, Salsabila. 2020. Bagaimana sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat ini? Dalam
https://www.ruangguru.com/blog/bagaimana-sistem-pembelajaran-jarak-jauh-di-indonesia-saat-ini
diakses pada 11 agustus 2021

Rohmitriasih, Mimi. Pentingnya mengenalkan budaya pada anak sejak dini. Dalam
https://www.fimela.com/parenting/read/3684440/pentingnya-mengenalkan-budaya-pada-anak-
sejak-dini diakses pada 11 agustus 2021

You might also like