You are on page 1of 17

KARYA ILMIAH TULIS AL- QUR’AN

RAMADHAN REVOLUSI MENTAL

PUASA SEBAGAI SARANA DALAM MENINGKATKAN KETAQWAAN

NAMA : ANNISA RAHMATULLAILY

NPP : KTIQ 03

UNIVERSITAS ASAHAN

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................i

BAB I : PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2.Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3.Tujuan............................................................................................... 2

BAB II : KAJIAN TEORI

1.1.Pengertian Ramadhan ....................................................................... 3


1.2.Pengertian Revolusi Mental ............................................................. 3
1.3.Pengertian Puasa............................................................................... 3
1.4.Pengertian Ketaqwaan ...................................................................... 8
1.5.Puasa Sebagai Sarana Dalam
Meningkatkan Ketaqwaan ............................................................. 10
1.6.Pentingnya Ketaqwaan Dalam Diri ................................................ 11
1.7.Keuntungan Menjadi Orang Yang Bertaqwa ................................. 11

BAB III : PENUTUP

1.1.Kesimpulan ..................................................................................... 12
1.2.Saran ............................................................................................... 12

BAB IV : REFERENSI ...............................................................................iv

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Puasa atau puasa Ramadan merupakan sesuatu yang tidak asing lagi di kalangan
umat muslim puasa juga merupakan ibadah yang telah lama berkembang serta telah
lama dilaksanakan oleh umat manusia sebelum Islam artinya apa sebelum adanya Islam
umat manusia lainnya sudah melaksanakan yang namanya puasa atau disebut juga
dengan Shaum.

Ibadah puasa memiliki banyak sekali manfaat baik itu manfaat bagi kesehatan
umat manusia maupun juga manfaat bagi karakter manusia yang termasuk lah itu
ketakwaan manusia. Namun faktanya sekarang ini banyak manusia yang melaksanakan
ibadah puasa hanya serta merta memenuhi syarat rukun Islam bagi manusia terutama
umat Islam. Seharusnya dengan adanya ibadah puasa ini dapat merubah atau
meningkatkan di bidang ketakwaan dalam kehidupan manusia atau umat Islam, dan
tidak hanya meningkatkan ketakwaan namun juga memperbaiki dari segi kehidupan
umat muslim.

Taqwa pada dasarnya merujuk pada sebuah kualitas yang mutlak dan sangat
penting keberadaannya dalam jiwa seorang muslim yang sadar, karena dengan
ketakwaan itu akan senantiasa menjaga dan memelihara dirinya dan masyarakat lainnya
dari segala hal yang dapat merusak dan membinasakan. Di dalam taqwa juga
terkandung suatu pemahaman bahwa ia merupakan pengendalian diri manusia dari
dorongan emosinya dan penguasaan hawa nafsunya. 1

Kata taqwa sering diartikan dengan rasa takut kepada Allah subhanahu wa ta'ala
yang diikuti dengan melaksanakan segala perintah-perintahnya dan menjauhi segala
larangannya dan barangkali itulah pengertian yang dipahami oleh sebagian masyarakat
Islam namun takwa kepada Allah sangat berbeda dengan takut dalam arti biasa takut
kepada Allah itu biasanya mengarah pada ketakutan tentang hari kiamat yang
dikabarkan oleh wahyu-wahyu yang turun lebih awal yang dikenal dalam surah-surah
makkiyah misalnya ayat yang berbunyi yang artinya wahai manusia bertakwa kepada
tuhanmu sesungguhnya guncangan saat itu adalah suatu hal yang sangat mengerikan. 2

1
Lihat Ensiklopedi Islam, Jilid 5 (Jakarta: PT Ihtiar Baru Van Houve, 1993),h. 48
2
Lihat Majalah Ulum Al-Quran, Jurnal ilmu-ilmu kebudayaan (Jakarta: Aksara
Buana), h.2

3
1.2.Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang termuat dalam Karya
Tulis Ilmiah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Puasa?


2. Apa yang dimaksud dengan Ketaqwaan?
3. Mengapa puasa merupakan sarana dalam meningkatkan ketaqwaan?
4. Apa pentingnya meningkatkan ketaqwaan dalam diri?
5. Keuntungan apa saja yang didapat dalam menjadi orang yang bertaqwa?

1.3.Tujuan Masalah

Dari rumusan masalah yang tertera diatas maka timbulah tujuan yang
mendasarinya yaitu :

1. Mengetahu apa yang dimaksud dengan puasa


2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ketaqwaan
3. Mengetahui mengapa puasa merupakan sarana dalam meningkatkan
ketaqwaan
4. Mengetahui pentingnya meniingkatkan ketaqwaan dalam diri
5. Mengetahui keuntungan apa saja yang didapat ketika menjadi orang yang
bertaqwa

4
BAB II

KAJIAN TEORI

1.1.Pengertian Ramadhan

Ramadhan jamaknya Ramadhanat, atau armidha maknanya sangat terik atau panas
karena terik matahari. Orang Arab dahulu mempunyai kebiasaan merubah nama-nama
bulan dari bahasa lama ke bahasa Arab dengan nama menurut masa atau musim yang
dilalui (bulan itu). Kebetulan bulan Ramadan waktu itu melalui masa (musim) panas
karenanya sangat terik matahari maka mereka menyebut bulan tersebut dengan bulan
Ramadhan. Para mujtahid dari ulama tabiin tidak suka mengatakan Ramadhan tetapi
beliau selalu mengatakan bulan Ramadhan.

Bulan Ramadan adalah bulan diturunkan Alquran dan bulan yang senantiasa besar
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

"Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran untuk


menjadi petunjuk bagi manusia dan bermacam-macam keterangan yang merupakan
petunjuk dan pemisah antara yang benar dengan yang batal." (Q.S. Al-Baqarah [2]:
68)

Firman Allah subhanahu wa ta'ala yang lain:

"Dan tuhanmu menciptakan apa yang dikehendaki dan memilih apa yang
dikehendaki. (Q.S. Al-qashash [28]: 68)

Bulan Ramadan adalah satu-satunya bulan disebut namanya dalam Al-Qur'an.3

Bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki kesucian yang tidak dimiliki oleh
bulan-bulan lainnya. Sungguh benarlah bulan Ramadhan adalah bulan yang
mengandung beraneka keistimewaan.

Pertama, perang badar yang sukses nampaklah ketinggian kalimah Wahyu kalimat
tauhid dan keruntuhan kekuasaan musyrikin dan nyata kemenangan umat Islam.
Merayakan 17 Ramadhan sekaligus berarti merayakan malam Nuzulul Qur'an dan
kemenangan perang badar.4

3
M.Hasbih ash-Shiddieqy. “Pedoman Puasa”. Semarang: Pustaka Rizky Putra.
2009, hlm.4
4
Ini berdasarkan pendapat ibnu ishak dlam kitab sirah bahwa malam Nuzuhul
Qur’an adalah malam 17 Ramadhan. Paham ini berkembang di Indonesia

5
Kedua, nabi mengalahkan Kota Mekah dan mengambilnya kembali dari kaum
musyrikin serta berakhirnya penyembahan berhala di sisi Ka'bah dan menjadilah daerah
Mekkah menjadikan daerah yang bertuhankan Allah yang Maha Esa, yang dikehendaki
agama Islam.

Ketiga, dalam bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang sangat tinggi nilainya
yaitu Lailatul Qadar (malam Al Qadar).

Keempat, sebagai tanda syukur kepada Allah atas nikmatnya yang sangat besar
dengan turunnya Alquran yang membawa petunjuk atau hidayah kepada manusia.

Kelima, untuk meningkatkan aktivitas ibadah. Diantaranya adalah madrasah


(mengkaji) Alquran memperbanyak sedekah kepada fakir miskin.

1.2.Pengertian Revolusi Mental

Revolusi mental terdiri dari dua suku kata, yakni revolusi dan mental. Revolusi
adalah sebuah perubahan yang dilakukan dengan cepat yang biasanya menuju ke arah
yang lebih baik. Sedangkan mental memiliki arti yang berhubungan dengan watak dan
batin manusia. Adapun istilah mentalitas menurut kamus besar bahasa Indonesia
bermakna aktivitas jiwa cara berpikir dan berperasaan.5

Jansen Sinamo adalah bukunya revolusi mental dalam institusi birokrasi dan
korporasi revolusi mental adalah cara hidup melawan arus meski sulit tetapi
menumbuhkan harapan baru. Kesulitan adalah kesempatan untuk mengembangkan
sikap tegar dan berani untuk tumbuh menjadi manusia hebat dan bermartabat.6

Menurut Karlina supeli pengertian revolusi mental ialah strategi kebudayaan,


yang dibidik dengan transformasi etos yaitu perubahan mendasar dalam mentalitas yang
meliputi cara berpikir, cara merasa, cara mempercayai yang semuanya ini menjelma
dalam perilaku dan tindakan sehari-hari.

1.3.Pengertian Puasa

Puasa merupakan ibadah yang telah lama berkembang dan dilaksanakan oleh
umat manusia. Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan hambanya untuk beribadah
kepadanya pada bulan Ramadan Allah subhanahu wa ta'ala mewajibkan pada umatnya
yang beriman untuk menjalankan ibadah puasa sebagaimana dalam firman Allah
subhanahu wa ta'ala surat al-Baqarah ayat 183:

5
https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/mentalitas. Diakses pada Tanggal 9
September 2020, Pukul 10:00 WIB
6
Jansen sinamo. Op. Cit, h.88

6
Artinya:

"hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Q.S al-Baqarah:
183)

Adapun Pengertian Puasa yaitu:

 Pengertian puasa secara umum merupakan salah satu kegiatan yang dinilai
sebagai kegiatan sukarela yang dilaksanakan dengan cara menahan diri dari makanan
minuman atau juga bisa keduanya perilaku buruk dan semua hal yang memiliki potensi
untuk membatalkan puasa tersebut selama masih dalam periode pelaksanaan puasa
tersebut. Puasa yang murni biasanya dilakukan dengan menahan diri untuk makan dan
minum dalam kurun waktu tertentu umumnya puasa dilaksanakan dalam kurun waktu 1
hari atau selama 24 jam atau juga bisa beberapa hari. Lamanya periode puasa ini
tergantung pada ketentuan puasa.
 Pengertian puasa secara syariat Islam yaitu puasa disebut juga dengan Shaum
yang berasal dari bahasa Arab yaitu merupakan ibadah yang bersifat wajib untuk
dilaksanakan ketika bulan Ramadhan telah tiba. Ibadah ini juga dilaksanakan selama
satu bulan penuh lalu akan ditutup dengan perayaan hari Raya Idul Fitri.
 Pelaksanaan puasa yang sesuai dengan syariat Islam adalah dengan menahan diri
dari makan minum serta semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya
matahari hingga matahari tenggelam dengan diawali niat yang sudah tercantum dalam
kitab suci Al-Qur'an. Puasa ditujukan untuk dapat membentuk serta menanamkan sikap-
sikap teladan dan meningkatkan ketakwaan seorang muslim kepada Allah subhanahu
wa ta'ala.

Dalam agama Islam i badah puasa dibagi menjadi dua hukum yaitu jenis puasa
dengan hukum wajib dan yang kedua adalah jenis puasa dengan hukum sunnah:

 Puasa Dengan Hukum Wajib


Puasa wajib atau Shaum wajib merupakan jenis puasa yang harus dilaksanakan
oleh umat muslim. Apabila seorang umat muslim berhasil melaksanakan puasa jenis ini

7
maka ia akan mendapatkan pahala. Sebaliknya apabila seorang umat muslim tidak
melaksanakan puasa jenis ini maka ia akan mendapatkan dosa atau ganjaran. Berikut ini
daftar puasa yang termasuk dalam puasa wajib
a. Puasa wajib Ramadhan.
b. Puasa yang disebabkan karena bernazar.
c. Puasa denda atau kafarat.
d. Puasa ganti atau qadha.

 Puasa Dengan Hukum Sunnah


Puasa sunnah atau shaum Sunnah merupakan jenis puasa yang apabila
dikerjakan maka akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak
mendapatkan dosa dan pahala. Berikut ini daftar puasa yang termasuk dalam puasa
Sunnah
a. Puasa senin kamis setiap minggu.
b. Puasa sunnah 6 hari yang dilaksanakan pada bulan Syawal kecuali saat hari raya
idul Fitri.
c. Puasa sunnah arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk umat muslim yang tidak
melaksanakan ibadah haji.
d. Puasa tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk umat muslim yang tidak
melaksanakan ibadah haji.
e. Puasa Daud atau sehari puasa besoknya tidak puasa ini dilaksanakan untuk
meneladani puasa miliki nabi Daud
f. Puasa tasu'a pada tanggal 9 Muharram
g. Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram
h. Puasa yaumul bidh sekitar tanggal 13,14 dan 15 setiap bulan.
i. Puasa nisfu sya'ban dilaksanakan pada pertengahan bulan sya'ban.
j. Puasa Asyhurul Hurum yang dilakukan pada bulan dzulqodah Dzulhijja,
Muharram, dan bulan Rajab.

Adapun hikmah dibalik melakukan puasa atau Shaum yang wajib kita ketahui
yaitu antara lain:

1. Penyucian Jiwa

Berpuasa di dalam Ramadan mengandung banyak hikmah. Diantaranya memberi


pelajaran bagi manusia untuk melatih diri (riyadhah nafs) dan penyucian jiwa (tazkiyah
al-nafs). Sehingga puasa bukanlah sekadar rutinitas belaka, melainkan bermakna secara
spiritual, psikologis, serta humanis-sosialis.

2. Muroqabatullah

8
Muroqabatullah artinya selalu merasa diawasi Allah. Memang benar adanya,
seseorang bisa saja mengaku berpuasa, tapi hanya Allah yang tahu kebenarannya.
Melakukan tindakan tercela selama berpuasa sepatutnya tidak dikerjakan apabila
seseorang selalu menanamkan paham muroqabatullah. Sifat ini juga dapat membuat
seseorang mempunyai imunitas (daya tahan) pada jiwa dan batinnya, tahan akan godaan
dan senantiasa merasakan ketenangan.

3. Meredam Syahwat

Hikmah puasa ramadan yang paling umum diketahui mukmin adalah meredam
syahwat termasuk hawa nafsu. Sebagaimana hadis riwayat Al-Bukhari, dari
Abdurrahman bin Yazid ia berkata, “Aku bersama ‘Alqamah dan Aswad menemui
Abdullah (bin Mas’ud), lalu Abdullah berkata, “Kami ketika masih muda pernah
bersama dengan Nabi SAW lalu beliau bersabda kepada kami,

“Wahai golongan pemuda, siapa yang mampu menikah, maka menikahlah, karena
sungguh hal itu lebih dapat menundukkan pandangan dan lebih dapat menjaga
kemaluan, dan siapa yang tidak mampu (menikah) maka hendaklah ia berpuasa, karena
itulah pengendali baginya.”

4. Membentuk Kesabaran

Hikmah puasa adalah mendidik orang untuk memiliki sifat sabar. Jika puasa
tersebut dilakukan sebaik-baiknya, maka akan timbul dalam diri seseorang sifat sabar,
karena dalam berpuasa seseorang akan dilatih untuk bisa menahan diri dari perbuatan-
perbuatan yang dapat membatalkan puasa. Misalnya makan dan minum serta amarah.

5. Menyehatkan Badan

Hikmah puasa pun dapat menyehatkan badan. Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Berpuasalah agar kamu sehat." Oleh karenanya, hikmah yang terkandung dalam puasa
bukan hanya berguna untuk menyehatkan jiwa belaka, melainkan juga dapat
menyehatkan badan. Berdasarkan pengalaman, banyak diantara orang yang sebelum
puasa menderita berbagai penyakit seperti magh, namun setelah berpuasa ternyata bisa
sembuh bahkan sehat seperti semula.

6. Membentuk Sikap Disiplin

Puasa juga mampu membentuk sikap disiplin terhadap seseorang. Bagaimana


tidak, aturan tidak makan dan minum sebelum adzan Maghrib tentu akan membentuk
kedisplinan secara perlahan. Tak hanya itu, jam makan sahur yang sebaiknya
dituntaskan sebelum imsak juga tanpa sadar akan membuat seseorang lebih tepat waktu.

9
Di sisi lain, menjalankan puasa secara tak langsung mampu membawa seseorang
untuk lebih teratur dalam keuangan. Oleh karena itu, sebaiknya hal ini bisa menjadi
kesempatan untuk menabung rumah karena pengeluaran dapat ditekan. Ingin cari rumah
yang berada di lingkungan islami? Berikut ini properti wilayah Depok SHM di bawah
Rp1 miliar.

7. Menciptakan Kepedulian Sosial

Momen puasa sepatutnya dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap


sekitar. Hal ini bisa dimulai dari tetangga terdekat yang membutuhkan pertolongan.
Hikmah puasa yang satu ini umumnya juga dimaknai dengan merasakan apa yang
dirasakan orang miskin dan kelaparan di luar sana.

8. Meningkatkan Taqwa

Meningkatkan derajat orang mukmin menjadi orang yang bertaqwa. Sebab orang
yang bertaqwa itu adalah orang yang paling mulia di sisi Allah SWT, sesuai firman
Allah SWT (QS. Al-Hujurat: 13): "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di
sisi Allah SWT adalah yang paling taqwa di antara kamu."

9. Mendapat Pahala Ganda

Hikmah puasa selanjutnya adalah mendapat pahala berlipat yang tak terhingga
dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan
oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh
ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman:

“Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri
yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan
karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu
kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya.
Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak
kasturi.”

10. Pelindung dari Perbuatan Buruk

Puasa merupakan pelindung diri dari perbuatan keji dan munkar. Sebagaimana
sabda Nabi SAW, "Puasa itu perisai (pelindung diri) yang membentengi dari sentuhan
api neraka." (HR Ahmad, Muslim dan Al-Baihaqi).

11. Menjaga Qana’ah

Hikmah puasa lainnya adalah mampu menjaga sifat qana’ah pada diri seorang
muslim. Qana’ah artinya selalu merasa bersyukur dan ridha atas nikmat yang diberikan

10
Allah SWT. Contoh sederhana sikap qana’ah yang mungkin terasa saat berpuasa adalah
ketika berbuka, dan menyadari bahwa hanya dengan meminum segelas air saja sudah
merupakan nikmat luar biasa.

12. Menggapai Lailatul Qadar

Salah satu kemuliaan dan keistimewaan yang terkandung di bulan Ramadan


adalah satu malam yang disebut Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar selalu menjadi
malam yang ditunggu-tunggu, dirindukan, dan teramat dinantikan. Pasalnya, malam
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh berkah, lebih baik dari seribu bulan, dan
menjadi hikmah puasa terindah yang akan dirasakan bagi mukmin yang bersungguh-
sungguh.

1.4 Pengertian Ketaqwaan

Taqwa pada dasarnya merujuk pada sebuah sikap yang terdiri dari cinta dan takut
yang lebih jelas lagi adalah adanya kesadaran terhadap segala sesuatu atas dirinya dan
bahkan merasa hatinya yang paling dalam senantiasa diketahui oleh Allah subhanahu
wa ta'ala. Sehingga senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala
larangannya. Taqwa adalah sikap mental yang positif terhadapnya berupa waspada dan
mawas diri sedemikian rupa sehingga dapat melaksanakan segenap perintahnya dan
menjauhi segala larangannya sebanyak 230 kata taqwa dalam Alquran dengan berbagai
macam bentuknya. Bahwa kata awal dari kata takwa adalah pemeliharaan diri tidak
perlu pemeliharaan kecuali terhadap apa yang ia takuti yang paling ia takuti adalah
Allah subhanahu wa ta'ala oleh sebab itu yang berilmu tentang Allah akan takut
kepadanya yang takut kepada Allah akan bertakwa kepadanya. 7

Perintah taqwa dalam Alquran, ujar Ustadz Mukhsin, antara lain dapat disimak
dalam Surat Al Baqarah ayat 197 yang maknanya “Berbekallah, dan sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah takwa”.

Jika kita membutuhkan solusi juga mempersyaratkan taqwa sebagaimana Firman


Allah dalam surat Ath Thalaq ayat 2-3 yang maknaya "Barang siapa bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki
dari arah yang tidak disangkasangkanya." (QS ath-Thalaq: 2- 3).

7
https://jurnal.umpar.ac.id/index.php/istiqra/article/view/476. Jurnal Taqwa
dalam Islam

11
Adapun beberapa cara agar dapat meningkatkan ketaqwaan yang bisa
diaplikasikan dalam berpuasa antar lain yaitu:

1. Memperbanyak Dzikir

Allah SWT menjelaskan manfaat dzikir di bulan ramadhan dalam surat Az-Zumar
ayat 10 yang artinya: “Jika satu zikir di bulan lain bernilai satu kebaikan, maka di bulan
Ramdhan ia akan berlipat ganda pahalanya”. Bayangkan, hanya dengan berdzikir maka
seseorang bisa mendapat banyak pahala. Melaksanakan dzikir pun sangat mudah, bisa
dilakukan di sepanjang waktu.

2. Menjaga Salat Wajib

Menjaga salat lima waktu selama puasa harus dipertahankan. Tidak hanya di
bulan Ramadan, melainkan di sepanjang hidup selama masih bernafas. Jika seseorang
berpuasa namun meninggalkan salat dengan sengaja, maka puasanya tetap dianggap sah
namun tidak bernilai apa-apa dan mengurangi pahala.

3. Rutin Salat Sunah

Mengerjakan banyak amalan selama puasa seakan menjadi perlombaan yang


sangat didambakan orang saleh. Selain mengerjakan ibadah wajib, menambah pahala
dengan salat sunah pun patut dilakukan. Salat sunah yang bisa dilaksanakan diantaranya
tarawih, witir, rawatib, dan dhuha.

4. Membaca Alquran

Mengerjakan ibadah semaksimal mungkin sangat dianjurkan selama bulan


Ramadhan. Allah SWT akan memberi pahala dan keberkahan berkali lipat kepada umat
muslim yang bersungguh-sungguh dalam menunaikannya.

Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah tadarus atau mengaji. Aktivitas
ibadah ini bisa dilakukan di rumah sambil menunggu waktu magrib tiba.

Waktu lain yang bisa dialokasikan untuk tadarus Alquran adalah seusai adzan
Subuh, yang menandakan dimulainya ibadah puasa. Setelah melaksanakan salat Subuh,
upayakan untuk tadarus bersama minimal 15 menit atau bahkan membaca hingga satu
juz.

5. Mendengarkan Tausiyah

Di akhir pekan atau ketika punya waktu luang, pergunakanlah untuk


mendengarkan kajian atau ceramah agama melalui televisi atau saluran video berbagi.
Tentu kegiatan ini lebih bernilai daripada menghabiskan puasa dengan tidur sepanjang
waktu.

12
1.5.Puasa Sebagai Sarana Dalam Meningkatkan Ketaqwaan

Ibadah puasa memiliki banyak manfaat bagi seorang mukmin. Di antara faidah
terbesar menjalankan ibadah puasa adalah tumbuhnya ketakwaan di dalam hati,
sehingga menahan anggota badan dari berbuat maksiat. Allah Ta’ala berfirman,

Artinya:

"hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Q.S al-Baqarah:
183)

Di dalam ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala menjelaskan bahwa puasa disyariatkan
bagi hamba-Nya untuk meningkatkan dan menyempurnakan ketakwaan mereka. Takwa
merupakan sebuah istilah yang mencakup seluruh kebaikan. Para ulama menjelaskan
bahwa takwa adalah melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, karena
mengharap pahala dari Allah Ta’ala dan karena rasa takut terhadap adzab dan hukuman-
Nya. Lalu mengapa puasa merupakan sarana untuk meningkatkan ketaqwaan? Ada
beberapa alasanya yaitu:

Pertama, dengan puasa, seseorang akan lebih sedikit makan dan minum, yang
menyebabkan lemahnya syahwat. Lemahnya syahwat ini menyebabkan berkurangnya
maksiat yang ingin dia kerjakan. Karena syahwat adalah sumber dan awal dari semua
maksiat dan keburukan. Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Puasa adalah perisai” (HR. An-Nasai no. 2228, 2229 dan Ibnu Majah no. 1639,
shahih).

Kedua, berpuasa melatih seseorang untuk kuat, sabar, dan tabah. Semua ini akan
mendorong seseorang untuk meninggalkan dan menjauhi hal-hal buruk yang disukai
jiwanya. Sebagai salah satu contoh, seseorang yang terbiasa dan sulit untuk berhenti
merokok, dia mampu meninggalkannya dengan sebab puasa. Dia pun mampu
meninggalkan kebiasaan buruk itu dengan lebih mudah.

13
Ketiga, berpuasa memudahkan seseorang untuk berbuat ketaatan dan kebaikan.
Hal ini tampak nyata di bulan Ramadhan. Orang-orang yang di luar bulan Ramadhan
malas dan merasa berat beribadah, maka ketika bulan Ramadhan mereka berlomba-
lomba untuk beribadah sebanyak mungkin.

Keempat, berpuasa menyebabkan lunaknya hati untuk senantiasa berdzikir kepada


Allah Ta’ala dan memutus berbagai sebab yang dapat melalaikan-Nya

1.6.Pentingnya Ketaqwaan Dalam Diri

Takwa sebagai bentuk upaya pembersihan hati dari noda dan dosa. Maka inilah
hakikat dari makna takwa, selain pertama dan kedua yang telah dijelaskan dalam firman
Allah pada surat An-Nur ayat 52.

Artinya:

"Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan."8

Orang yang bertakwa akan senantiasa dikarunai rezeki oleh Allah dari arah arah
yang tidak disangka, serta rezeki mereka tidak didapatkan dari sebab-sebab haram dan
jelek.

Orang yang bertakwa juga akan senantiasa tidak akan dihalangi oleh Allah untuk
mendapatkan rezeki yang mereka butuhkan, hanya saja ia dijaga dari kemegahan dunia
sebagai bentuk kasih sayang Allah kepadanya dan demi kebaikannya. Karena rezeki
yang melimpah boleh jadi justeru mendatangkan mudharat bagi penerimanya.
Sebaliknya rezeki yang secukupnya adalah rahmat baginya.

1.7.Keuntungan Menjadi Orang Yang Bertaqwa

Adapun Keuntungan bagi orang-orang atau umat Islam yang senantiasa bertaqwa
yaitu antara lain:

8
Yayasan penyelenggara dan penterjemah alquran, alQuran wa tarjamatuh
maanihi ila al-lugah al-indunisiyyyah, khadim al-haramain,(Jakarta, 1971), h. 265

14
1. Hatinya akan senantiasa bersi dari noda dan dosa
2. Orang yang senantias bertaqwa akan dilimpahkan rezeky oleh Allah SWT dari
arah yang tidak di sangka-sangka
3. Orang yang senantiasa bertaqwa akan dipermudah urusannya oleh Allah SWT
terutama dalam urusan rezeky
4. Orang yang bertaqwa akan Allah permudah segala urusan pekerjaannya
5. Orang yang bertaqwa akan diberi jalan keluar atau kemudahan dalam
mengatasi segala kesulitan hidup9

BAB III

PENUTUP

1.1.Kesimpulan

Ibadah puasa memiliki banyak sekali manfaat baik itu manfaat bagi kesehatan
umat manusia maupun juga manfaat bagi karakter manusia yang termasuk lah itu
ketakwaan manusia. Namun faktanya sekarang ini banyak manusia yang melaksanakan
ibadah puasa hanya serta merta memenuhi syarat rukun Islam bagi manusia terutama
umat Islam. Seharusnya dengan adanya ibadah puasa ini dapat merubah atau
meningkatkan di bidang ketakwaan dalam kehidupan manusia atau umat Islam, dan
tidak hanya meningkatkan ketakwaan namun juga memperbaiki dari segi kehidupan
umat muslim.

Artinya:

"hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Q.S al-Baqarah:
183)

Kata taqwa sering diartikan dengan rasa takut kepada Allah subhanahu wa ta'ala
yang diikuti dengan melaksanakan segala perintah-perintahnya dan menjauhi segala
larangannya dan barangkali itulah pengertian yang dipahami oleh sebagian masyarakat

9
Said Agil Husain Al-Munawwar, al-Quran membangun tradisi kesalehan
hakiky, (Jakarta Ciputat Pres cet 111 2003)

15
Islam namun takwa kepada Allah sangat berbeda dengan takut dalam arti biasa takut
kepada Allah itu biasanya mengarah pada ketakutan tentang hari kiamat yang
dikabarkan oleh wahyu-wahyu yang turun lebih awal yang dikenal dalam surah-surah
makkiyah misalnya ayat yang berbunyi yang artinya wahai manusia bertakwa kepada
tuhanmu sesungguhnya guncangan saat itu adalah suatu hal yang sangat mengerikan.

Takwa sebagai bentuk upaya pembersihan hati dari noda dan dosa. Maka inilah
hakikat dari makna takwa, selain pertama dan kedua yang telah dijelaskan dalam firman
Allah pada surat An-Nur ayat 52.

Artinya:

"Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan

Adapun Keuntungan bagi orang-orang atau umat Islam yang senantiasa bertaqwa
yaitu antara lain:

6. Hatinya akan senantiasa bersi dari noda dan dosa


7. Orang yang senantias bertaqwa akan dilimpahkan rezeky oleh Allah SWT dari
arah yang tidak di sangka-sangka
8. Orang yang senantiasa bertaqwa akan dipermudah urusannya oleh Allah SWT
terutama dalam urusan rezeky
9. Orang yang bertaqwa akan Allah permudah segala urusan pekerjaannya
10. Orang yang bertaqwa akan diberi jalan keluar atau kemudahan dalam
mengatasi segala kesulitan hidup

1.2.Saran

Sudah menjadi kewajiban bagi para umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa
khususnya dibulan Ramadhan dengan adanya umat Islam melaksanakan ibadah puasa
akan mendapatkan beberapa manfaat baik itu manfaat bagi kesehatan dan juga dapat
meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Jadi alangkah lebih
baiknya lagi apabila umat Islam melaksanakan ibadah puasa bukan hanya serta merta
untuk memenuhi rukun Islam melainkan untuk meningkatkan ketakwaan yang lebih
baik lagi kepada Allah subhanahu wa ta'ala dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang
membawakan diri untuk mendapatkan pahala dari Allah subhanahu wa ta'ala.

16
BAB IV

REFERENSI

Lihat Ensiklopedi Islam, Jilid 5 (Jakarta: PT Ihtiar Baru Van Houve, 1993),h. 48

Lihat Majalah Ulum Al-Quran, Jurnal ilmu-ilmu kebudayaan (Jakarta: Aksara Buana),
h.2

M.Hasbih ash-Shiddieqy. “Pedoman Puasa”. Semarang: Pustaka Rizky Putra. 2009,


hlm.4

Ini berdasarkan pendapat ibnu ishak dlam kitab sirah bahwa malam Nuzuhul Qur’an
adalah malam 17 Ramadhan. Paham ini berkembang di Indonesia

https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/mentalitas. Diakses pada Tanggal 9 September


2020, Pukul 10:00 WIB

https://jurnal.umpar.ac.id/index.php/istiqra/article/view/476. Jurnal Taqwa dalam Islam

Said Agil Husain Al-Munawwar, al-Quran membangun tradisi kesalehan hakiky,


(Jakarta Ciputat Pres cet 111 2003)

Yayasan penyelenggara dan penterjemah alquran, alQuran wa tarjamatuh maanihi


ila al-lugah al-indunisiyyyah, khadim al-haramain,(Jakarta, 1971), h. 265

17

You might also like