Professional Documents
Culture Documents
Kel 2 Metode Dan Pendekatan
Kel 2 Metode Dan Pendekatan
Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan
dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dr. Mohammad Nuryansah M.Hum. selaku
Dosen Mata Kuliah Kajian Barat atas Al-Qur’an yang telah memberikan bimbingan kepada
kami, sehingga kami sedikit tahu tentang hal-hal yang terkait dengan Metode dan Pendekatan
Barat dalam Studi Al-Qur’an.
Tugas ini kami buat untuk memberikan penjelasan tentang Metode dan Pendekatan Barat
dalam Studi Al-Qur’an.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat menambah wawasan untuk kita semua.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar penyusunan makalah ini menjadi
lebih baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an sebagai kitab suci agama islam yang merupakan sumber keilmuan akan
terus dijadikan pedoman. Pengaruh Al-Qur’an sangat besar terhadap masyarakat dan
begitu penting perannya dalam sejarah peradaban manusia selain Al-Qur’an. Dari zaman
ke zaman kitab suci ini telah menjadi sumber inspirasi para penunutut ilmu, pemburu
hikmah dan pencari hidayah. Para pujangga syair bertekuk lutut di hadapannya, para
ulama tak habis membahasnya. Dialah satu-satunya kitab kitab suci yang yang
menyatakan dirinya bersih dari keraguan (la rayba fihi), dijamin kesuluruhan isinya (wa
inna lahu lahafizun), dan tiada mungkin dibuat tandingannya (laa ya’tuna bimislihi).1
Sikap kritis pada setiap karya para orientalis, berkaitan dengan kajian Islam pada
umumnya dan Al-Qur’an khususnya, jelas sangat diperlukan dalam dunia akademis.
Dengan kata lain, kritik yang sebaiknya diarahkan pada mereka bukan berdasarkan
agama mereka bukan Islam, tetapi atas dasar semangat untuk mencari kebenaran ilmiah. 2
Berdasarkan penjelasan diatas penulis mengangkat tema metode dan pendekatan barat
atas al-qur’an, yang tertuju kepada bagaimana pemikiran-pemikiran orientalis terhadap
al-qur’an dari segi metodologi atau metode dan pendekatannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Metode Barat Dalam Studi Al-Qur’an?
2. Bagaimana Pendekatan Barat Dalam Studi Al-Qur’an?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Bagaimana Metode Barat Dalam Studi Al-Qur’an.
2. Menjelaskan Bagaimana Pendekatan Barat Dalam Studi Al-Qur’an.
BAB II
1
Syamsuddin Arif. Orientalis dan Diabolisme Pemikiran. (Jakarta: Gema Insani Press, 2008). h. 2
2
Sahiron Syamsuddin, dkk. Hermeneutika al-Qur’an Mazhab Yogya, (Yogyakarta: Islamika, 2003), h. 79.
PEMBAHASAN
A. Metode Barat
3
Abdul Karim, “Pemikiran Orientalis…, h. 311-316
4
Edgar Krentz, The Historical-Critical Method, (Philadelphia: Fortress Press, 1975), h. 49
(berubah), sekalipun alasan perubahan itu demi kebaikan. Manuskrip-manuskrip awal
al-Qur’an, misalnya, tidak memiliki titik dan baris, serta ditulis dengan khat Kufi
yang sangat berbeda dengan tulisan yang saat ini digunakan. Jadi, teks yang diterima
(textus receptus) saat ini, bukan fax dari al-Qur’an yang pertama kali. Namun, ia
adalah teks yang merupakan hasil dari berbagai proses perubahan ketika
periwayatannya berlangsung dari generasi ke generasi di dalam komunitas
masyarakat.5
Salah satu jenis kritik yang dilakukan Orientalis modern ke dalam al-Qur’an
adalah kritik teks (textual criticism), yang akan mengkaji segala aspek mengenai teks.
Tujuannya adalah menetapkan akurasi sebuah teks. Menganalisa teks melibatkan dua
proses, yaitu edit (recension) dan amandemen (emendation).
B. Pendekatan Barat
1. Kajian Akademis terhadap Al-Qur’an di Barat
Pada awal abad ke-19 kajian Al-Qur’an di Barat mulai mengalami perubahan
yaitu dari kajian yang murni bersifat apologetik dan polemik menjadi kajian yang
mulai menapaki sifat akademisnya. Kajian akademis pertama tentang al-Qur’an pada
abad ke-19 ini menurut mayoritas sarjana Barat ditandai degan karya Abraham
5
Arthur Jeffery, The Qur’an as Scripture, (New York: Russell F. Moore Companya, 1952), h. 89-90.
6
Richard N. Soulen and R. Kendal Soulen, Handbook of Biblical Criticism, (London: Westminster John
Knox Press, 2001), h. 178-79. Lihat aplikasi kritik sastra terhadap Bibel dalam C.Houtman, “ The Pentateuch,”
dalam The World of the Old Testament: Bible Handbook, ed. A. S. Vand Der Woulde (Michigan: William B.
Eerdmans Publishing Company, 1989), h. 170-171
Geiger yang berjudul Wat hat Mohammad aus dem Judenthume Aufgenommen? yang
terbit pada tahun 1833.
Dalam karya ini, penulis meninggalkan pendekatan yang bersifat apologetik
dan menuju model pendekatan baru yang lebih bersifat deskriptif yaitu pendekatan
historical-criticism (Kritik Historis).7
7
Evy Yanti, Perkembangan Studi Al-Qur’an di Barat, 2021.
perjanjian baru diterjemahkan tahun 1171 M dan tidak ada bukti sejarah bahwa
Muhammad sebagai seorang yang pandai bahasa Ibrani.
4. Pendekatan Historisme-Fenomenologis
Kemudian pendekatan selanjutnya adalah historisme-fenomenologis.
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang menggabungkan dua pendekatan
sebelumnya. Di mana, pandangannya adalah melacak asal-usul pandangan ajaran
keagamaan dengan melibatkan pemahaman dan keyakinan dari penganutnya terhadap
ajaran tersebut.
Hal ini dilakukan oleh W. Montgomery Watt, di mana ia melihat adanya
sesuatu yang nonhistoris (Al-Qur’an) dan yang historis (Muhammad). Yang pertama
bersumber dari Tuhan dan yang lainnya adalah prosuk dari lingkungan. Kemudian
para sarjana Barat selain meneliti tentang teks Al-Qur’an, mereka melakukan
pengkajian pula terhadap penafsiran Muslim terhadap teks Al-Qur’an. Oleh karena itu
karya Ignaz Goldziher yang berjudul Die Richtungen der Islamischen Koraanslegung
(1920), telah berupaya mengungkapkan beberapa mazhab penafsiran yang ada
semenjak munculnya tafsir sampai periode Muhammad Abduh.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Walapun keotentikan atau keaslian Al-Qur’an telah dijamin Allah SWT dalam
firmannya di surah al-Hijr ayat 9, namun tidak berarti kaum muslimin boleh berpangku
tangan leaps begitu saja, tanpa menaruh kepedulian sedikitpun terhadap pemeliharaan Al-
Qur’an. Sebaliknya, kaum muslimin harus bersikap pro aktif dalam memelihara keaslian
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Syamsuddin. 2008. Orientalis dan Diabolisme Pemikiran. Jakarta: Gema Insani Press.
Jeffery, Arthur. 1952. The Qur’an as Scripture. New York: Russell F. Moore Companya.
Richard N. Soulen and R. Kendal Soulen. 2001. Handbook of Biblical Criticism. London:
Westminster John Knox Press. Lihat aplikasi kritik sastra terhadap Bibel dalam
C.Houtman, “The Pentateuch,” dalam The World of the Old Testament: Bible Handbook,
1989).
Sahiron Syamsuddin, dkk. 2003. Hermeneutika al-Qur’an Mazhab Yogya. Yogyakarta: Islamika.