You are on page 1of 38

LAPORAN ANALISIS

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN LITERASI


ANAK MELALUI KEGIATAN BERCERITA
MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA FABEL DI TK
DHARMA WANITA SEPANYUL-GUDO-JOMBANG

Oleh :

ERTANTI APRILIA
Nim. 858732102

Tutor :
Sari Wulan, S.Pd, M.Psi

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S-1 PAUD POKJAR JOMBANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ANALISIS
KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
Judul:

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN LITERASI ANAK MELALUI


KEGIATAN BERCERITA MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA FABEL
DI TK DHARMA WANITA SEPANYUL-GUDO-JOMBANG

Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini pada Program Strata 1 Pendidikan Guru
PAUD di fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas terbuka.
Nama Mahasiswa : ERTANTI APRILIA
NIM : 858732102
Program Studi : S-1 PGPAUD
Tempat Mengajar : TK DHARMA WANITA SEPANYUL
Tempat Penelitian : TK DHARMA WANITA SEPANYUL
Waktu Pelaksanaan :
Fokus Penelitian : PENGEMBANGAN KEMAMPUAN LITERASI ANAK
MELALUI KEGIATAN BERCERITA MENGGUNAKAN
MEDIA BUKU CERITA FABEL TK DHARMA
WANITA SEPANYUL GUDO
Telah diterima dan disyahkan sebagai syarat untuk memenuhi tugas Mata kuliah
Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Program Studi S1
PGPAUD FKIP Universitas Terbuka.
Jombang,

Tutor Peneliti

Sari Wulan, S.Pd, M.Psi Ertanti Aprilia


NIM. 858732102

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan Kehadirat Allah SWT yang senantiasa


memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga peneliti mampu
menyelesaikan penyusunan laporan analisis ini tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan pada Program S1 PG PAUD pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka, Serang dengan judul
ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN LITERASI
ANAK MELALUI KEGIATAN BERCERITA
MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA FABEL DI TK
DHARMA WANITA SEPANYUL-GUDO-JOMBANG.
Dalam menyelesaikan tugas ini peneliti banyak menemui kesulitan-
kesulitan dalam menyusunnya, namun bimbingan dan masukan serta bantuan
dari berbagai pihak, maka kesulitan-kesulitan dapat teratasi. Oleh karena itu
peneliti menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Yulia Mustianingrum, S.Pd, M.A.P sebagai Kepala Sekolah TK
Darma Wanita
2. Ibu Sari Wulan, S.Pd, M.Psi sebagai pembimbing mata kuliah
Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini.
3. Pihak-pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Harapan peneliti semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua sebagai
insan pendidikan yang bernaung di pendidikan anak usia dini.

Jombang, 3 Oktober 2023

ERTANTI APRILIA
NIM. 858732102

iii
Halaman Judul ....................................................................................... i
Lembar Pengesahan ………………………………………………….. ii
Kata Pengantar ……………………………………………………….. iii
Daftar Isi ……………………………………………………………... iv

BAB. 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ……………………………………....... 1
B. Fokus Penelitian ………………………………………………...... 1
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………....... 2
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………..... 2

BAB. II LANDASAN TEORI


A. Literasi ...........................................................................……….. 3
B. Kemampuan Bercerita ................………………………………. 5
C. Metode Bercerita .......................................……………………... 7
D. Kerangka Berpikir ....................................................................... 10
E. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 11

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN


A. Subyek Penelitian …………………………………………….... 12
B. Metode Penelitian …………………………………………….... 12
C. Instrumen Penelitian ………………………………………….... 12

BAB IV. ANALISIS DATA


A. Tabulasi Data …………………………………………………... 14
B. Analisis Kritis ………………………………………………….. 16

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan …………………………………………………….. 17
B. Saran ………………………………………………………….... 17

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 19


LAMPIRAN – LAMPIRAN ………………………………………… 20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Taman Kanak-kanak (TK) Dharma wanita merupakan salah satu


Taman Kanak-kanak yang ada di Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang. TK
Dharma Wanita beralamat di Ds. Sepanyul, Kec. Gudo, Kab. Jombang. TK
Dharma Wanita mempunyai visi yaitu dapat terwujudnya anak yang cerdas,
sehat, ceria dan berakhlak mulia. Sedangkan misi dari TK Dharma Wanita
yaitu mengembangkan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
menumbuh kembangkan potensi anak sesuai usia secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, mengembangkan lingkungan belajar yang
nyaman dan kondusif.

Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan


menjadi tenaga pendidik PAUD professional yaitu yang dapat
mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu
mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Pengembangan
Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam
mata kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di TK Dharma Wanita
yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang
dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.

B. FOKUS PENELITIAN

Setelah diadakan observasi di TK Dharma Wanita, maka penelitian ini


terfokus pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan bercerita menggunakan
media buku cerita fabel dengan tujuan dapat mengembangkan kemampuan
literasi anak.

1
2

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan :

1. Mengumpulkan data mengenai :

a. Mengetahui kemampuan perkembangan literasi anak di TK Dharma


Wanita dengan kegiatan bercerita menggunakan media buku cerita fabel.
b. Mengetahui hasil pembelajaran perkembangan literasi anak di TK
Dharma Wanita dengan kegiatan bercerita menggunakan media buku cerita
fabel.
c. Untuk menganalisis kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang telah
dipelajari dan diberikan pada mata kuliah analisis kegiatan
pengembangan anak usia dini.
2. Membuat analisis kritis mengenai pengembangan literasi anak melalui
kegiatan bercerita menggunakan media buku cerita fabel di TK Dharma
Wanita.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Memberikan masukan terhadap kegiatan bercerita menggunakan media buku


cerita fabel di TK Dharma Wanita.

2. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas.

3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis untuk


kegiatan anak di lembaga PAUD.
4. Orang tua : bagi orang tua penelitian ini bermanfaat untuk menambah
wawasan orang tua tentang cara mendidik anak dan mengembangkan
kemampuan anak sesuai dengan usia anak, terutama kemampuan literasi
2

anak.
BAB II

LANDASAN TOERI

A. Teori Anak Usia Dini (AUD)


1. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam usia 0-6 tahun (Suyadi,
2015). Sedangkan menurut Beichler dan Snowman bahwa anak usia dini
adalah anak yang berada dalam usia 3-6 tahun. Anak usia dini merupakan
individu yang berbeda satu dengan yang lainnya, unik serta memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6
tahun) merupakan masa keemasan “golden age” dimana stimulasi seluruh
pertumbuhan serta aspek perkembangan berperan penting untuk tugas
perkembangan selanjutnya (Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional).
Menurut Yusuf dan Sugandhi (2014:47) usia dini merupakan masa
perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan perkembangan
masa selanjutnya. Dengan adanya pendidikan usia dini dapat memperbaiki
prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja masa dewasanya. Menurut
Sigmund Freud dalam Yusuf dan Sugandhi (2014:48) berpendapat bahwa
“Child is father of man” berarti masa anak sangat berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian masa dewasa seseorang. Hal ini tercermin jika
terjadi perilaku yang berkelainan pada masa dewasa dapat dideteksi pada
masa kanak-kanak. Menurut Wiyani dan Barnawi (2014:32) anak usia dini
merupakan anak yang baru dilahirkan sampai dengan usia enam tahun dimana
usia ini sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian
anak. Pada usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan anak
yang berada dalam usia 0-6 tahun yang memiliki keunikan serta
karakteristiknya sendiri dan sedang dalam tahap pertumbuhan serta

3
4

perkembangan, baik fisik maupun mental. Anak usia dini adalah anak usia
dini adalah anak yang memiliki usia emas (Golden Ege) merupakan usia
fundamental yang penting baginya mendapatkan pola asuh melalui
pendidikan baik dari jalur formal, informan, maupun nonformal. Anak usia
dini berusia 0-6 tahun yang harus diawasi dalam pergerakannya dan pola
ASUH, ASAH, ASIH.

2. Teori Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Menurut Direktorat PAUD definisi dari pendidikan anak usia dini yaitu
suatu upaya pembinaan yang dilakukan terhadap anak usia dini dengan cara
memberikan rangsangan pendidikan untuk membantu proses perumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan pada jenjang selanjutnya serta kehidupan pada tahap
berikutnya. Dalam permendikbud mengatakan bahwa: “Pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut. Selanjutnya, pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini
dinyatakan bahwa: “(1) Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum
jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan Anak Usia Dini dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non-formal dan/atau
informal, (3) Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan formal: TK, RA,
atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan Anak Usia Dini jalur
pendidikan non-formal: KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5)
Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga
atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) ketentuan
mengenai Pendidikan Anak Usia Dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.” (Permendikbud, 2014).
4

Menurut pendapat para ahli Pendidikan PAUD adalah pendidikan anak


yang merupakan pembinaan kepada anak sejak lahir hingga enam tahun
dengan rangsangan yang bertujuan membantu pertumbuhan dan
perkembangan dalam memasuki jenjang berikutnya. Dari Carol Seefeldt Et
Al Definisi pendidikan usia 0-6 tahun adalah pendidikan anak sejak lahir
hingga 6 tahun baik dirumah atau di instasi luar sehari atau setengah hari
(Dadan, 2019:25).
Menurut Mansyur penyelenggaran pendidikan dilakukan berdasarkan
enam aspek perkembangan. Diantara aspek perkembangan tersebut yaitu
meliput nilai moral agama, fisik motorik, kognitif, sosem, bahasa dan seni
sesuai tahapan perkembangan berdasarkan kelompok usia yang dilalui oleh
anak usia dini. Pendidikan menurut Suryana bahwa kualitas dari hasil
pendidikan sebenarnya harus kembali kepada peserta didik itu sendiri sebagai
subyek sasaran pendidikan (Dadan, 2019:2).
Kesimpulan dari pendapat para ahli Pendidikan anak usia dini
merupakan pendidikan yang melayani anak sejak lahir hingga 8 tahun yang
pelaksanaannya sehari atau setengah hari, bentuk penyelenggaraannya
menitik beratkan pada enam aspek perkembangan sesuai kelompok usia dan
hasil pendidikan dikembalikan kepada peserta didik sebagai sasaran
pendidikan.
3. Karakteristik Atau Ciri-Ciri Anak Usia 0-6 tahun
Karakteristik anak usia 0-6 adalah pribadi yang unik, komplek yang
menuntut kesungguhan, keuletan dan kesabaran, untuk dapat memahami
karakteristik anak secara komprehensif maka harus didekati secara
jasadiyah, ilmiah, qolbiyah, dan ruhiyah atau lebih dikenal dengan istilah
holistik integratif. Beberapa karakteristik anak usia dini diantaranya
(Elfan, 2019:40):
1) Memiliki sifat egoistis yang tinggi
2) Memiliki rasa penasaran (curosity) tinggi
3) Memiliki daya imajinasi dan fantasi tinggi
4) Pembelajar ulung
4

5) Anak adalah seorang pembelajar yang memiliki daya konsentrasi


pendek
6) Anak usia dini merupakan individu penjelajah
7) Ciri emosi
Menurut Hurlock bahwa karakter perkembengan terdiri dari:
1) Fisik
2) Bicara
3) Bermain
4) Pengertian
5) Perkembangan emosi
6) Perkembangan motorik
7) Perkembangan sosial
8) Perkembangan kreativitas
Mustafa mengidentifikasi karakteristik dari anak-anak yaitu:
1) Penggunaan panca indra untuk menjelajahi benda
2) Memiliki rentang perhatian pendek
3) Pengembangan keterampilan bahasa
4) Dalam berbahasa memiliki perkembangan yang pesat
5) Memiliki rentang atensi yang pendek dalam memperhatikan segala
sesuatu
6) Anak-anak yang memiliki rasa penasaran tinggi
Menurut Ratnawati karakteristik anak usia dini diantaranya:
1) Pada usia TK potensi belajarnya dikaitkan dengan berfikir
2) Eksplorasi
3) Komunikasi
Kesimpulan dari pendapat para ahli yaitu Perkembangan terdiri dari
fisik, motorik, bicara, bermain, pengertian dan perkembangan
kepribadiyan. Karakteristik atau ciri-ciri anak usia dini adalah
menggunakan panca indra sebagai pendeteksi benda, rasa perhatian masih
pendek, keterampilan berbahasa semakin berkembang, kemampuan
bahasa berkembang pesat, memiliki atensi dalam memperhatikan segala
4

sesuatu yang pendek, memiliki rasa ingin tahu sebagai anak-anak tentang
dunianya sendiri.

B. Literasi
1) Pengertian Literasi
Pengertian Literasi menurut UNESCO (Purwati, 2017:45) adalah
wujud dari keterampilan yang secara nyata, yang secara spesifik adalah
keteampilan kognitif dari membaca serta menulis, yang terlepas dari
konteks di mana keterampilan itu diperoleh dari siapa serta cara
memperolehnya. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi seseorang
tentang makna literasi itu sendiri adalah penelitian akademik, institusi,
konteks nasional, nilai-nilai budaya, dan juga pengalaman.
Literasi diartikan sebagai melek huruf, kemampuan membaca dan
menulis, kemelekwacanaan atau kecakapan dalam membaca dan menulis.
Pengertian literasi berdasarkan konteks pengunaannya merupakan integrase
keterampilan menulis, membaca, dan berfikir kritis (Purwati, 2017:48). Gee
dalam Au (Chairunnisa, 2018:12) yang mengartikan literasi dari sudut
pandang kewacanaan menyatakan bahwa literasi adalh “mastery of, or
fluent control over, a secondary discourse”. Gee menjelaskan bahwa literasi
adalah suatu keterampilan dari seseorang melalui kegiatan berfikir,
membaca, menulis, dan berbicara.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
literasi merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara
komprehensif untuk mengidentifikasi, memahami informasi,
berkomunikasi, dan menghitung menggunakan bahan cetak dan tertulis
dengan berbagai konteks.
Menurut Riley (dalam Dafit et al., 2020) literasi merupakan dasar
keberhasilan dalam pembelajaran. Hubungan antara keberhasilan
pembelajaran dengan tingkat melek huruf terjadi melalui kurikulum dan
proses pembelajaran yang terjadi di sekolah. Menurut Suyono (dalam
Gogahu & Prasetyo, 2020) literasi dapat digunakan sebagai dasar
4

pengembangan pembelajaran efektif di sekolah yang dapat membuat


siswa terampil dalam mencari dan mengolah informasi yang dibutuhkan
dalam kehidupan berbasis ilmu pengetahuan pada abad ke-21 (Gogahu &
Prasetyo, 2020).
Berdasarkan hasil dari teori tentang budaya dan literasi di atas, maka
dapat dikatakan bahwa budaya literasi merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan untuk mendukung terwujudnya pembelajaran yang efektif dan
efesien. Selain itu, budaya literasi juda dapat diartikan sebagai alat bantu
dalam proses pembelajaran untuk menambah wawasan siswa,
pembendaharaan kata, melatih menulis, serta menumbuhkan minat baca
pada anak sejak dini.

2) Tahap Literasi
Suragangga (2018:34) menyebutkan tahapan - tahapan dari literasi antara
lain :
a. Literasi Dini ( Early Literacy)
Literasi dini atau early literacy yaitu kemampuan untuk menyimak,
memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang
dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di
rumah. Pengalaman seorang anak dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu
menjadi fondasi perkembangan early literacy ini.
b. Literasi Dasar (Basic Literacy)
Literasi dasar yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis
untuk memperhitungkan (calculating), mempersiapkan informasi,
mengkomunikasikan serta menggambarkan informasi berdasarkan
pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
c. Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Literasi perpustakaan antara lain memberikan cara membedakan bacaan fiksi
dan non fiksi, memanfaatkan koleksi dari referensi. Literasi perpustakaan
memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan
katalog dan pengindeksan sampai memiliki pengetahuan dalam memahami
5

informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah penelitian, pekerjaan atau


mengatasi masalah.
d. Literasi Media (Media Literacy)
Literasi media yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media
yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio dan
televisi), media digital, dan memahami tujuan penggunaan.
e. Literasi Teknologi (Technology Literacy)
Literasi teknologi yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang
mengikuti teknologi seperti penggunaan perangkat lunak dan perangkat
keras. Selain itu memahami etika dalam menggunakan teknologi.
f. Literasi Visual (Visual Literacy)
Literasi visual merupakan tingkat lanjut antara literasi media dan literasi
teknologi dimana mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar
dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis.

C. Kemampuan Berbicara
Keterampilan berbicara merupakan salah satu yang termasuk kedalam
keterampilan berbahasa. Dalam keterampilan berbahasa, peserta didik akan
melewati tahap yang pertama yaitu menyimak. Setelah keterampilan menyimak
dilalui oleh peserta didik, maka selanjutnya peserta didik akan memiliki
keterampilan dalam berbicara. Berbicara merupakan hasil produk setelah
melalui proses menyimak. Seperti yang dikemukakan oleh Darmuki dan
Hariyadi (2019:258) bahwa berbicara merupakan suatu cara dalam
berkomunikasi secara lisan dengan bertujuan untuk menyampaikan gagasan
dan dapat dipahami oleh pendengar, serta berbicara merupakan hasil proses
menyimak seseorang.
Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dhamayanti (2019:14)
bahwa berbicara merupakan kemampuan pengucapan dalam mengekspresikan
serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan dengan baik.
Mengekspresikan perasaan bukan hanya melalui mimik wajah, tetapi dengan
berbicara pun kita dapat menyampaikan perasaan kita dan ketika memiliki
suatu pendapat, kita dapat utarakan kepada banyak orang dengan berbicara.
6

Ataupun ketika kita memiliki sebuah ide itu dapat disampaikan dan
memungkinkan untuk ide tersebut dilakukan.
Sejalan dengan pendapat Sulistiowati, dkk. (2018:114) bahwa
keterampilan berbicara merupakan kemampuan dalam mengucapkan atau
mengungkapkan isi pikiran, gagasan, dan perasaan kepada orang dengan
menggunakan bahasa lisan yang mudah dipahami. Berdasarkan pemaparan
definisi di atas, terdapat suatu persamaan bahwa keterampilan berbicara
merupakan kemampuan dalam mengucapkan suatu gagasan.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
berbicara merupakan keterampilan yang berkembang melalui proses menyimak
dengan menghasilkan suatu kemampuan dalam mengucapkan suatu gagasan
yang dimilikinya dan dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi dalam
menyampaikan suatu informasi kepada lawan bicara dengan bahasa lisan yang
dapat dipahami.

1) Indikator
Mengembangkan keterampilan berbicara pada siswa tentu
memiliki tujuan supaya peserta didik berani untuk menceritakan
kembali hasil pertanyaan atau tugas yang diberikan oleh guru.
Penilaian dalam keterampilan berbicara dapat dilihat melalui
indikator. Indikator ketermpilan berbicara menurut Nurgiyantoro
(2018:409) diantaranya:
1) Ketepatan kandungan isi program
Ketepatan kandungan isi merupakan ketepatan bacaan yang
sesuai dengan soal pertanyaan serta berkaitan dengan materi.
Kandungan isi menjelaskan materi pelajaran dengan jelas
sehingga memudahkan untuk memahani pelajaran yang
disimpulkan
2) Ketepatan isi cerita
Ketepatan logika cerita merupakan kesesuaian antara
penyampaian materi dengan keadaan yang sebenarnya serta dapat
7

menjelaskan makna dari materi kepada pendengar


3) Ketepatan diksi
Ketepatan diksi atau kata merupakan penggunaan kata yang
disesuaikan dengan tempat dan suasana saat melakukan
komunikasi. Penggunaan kata dalam penyampaian harus jelas
supaya pendengar memahami maksud dari informasi yang
disampaikan
4) Ketepatan kalimat
Ketepatan struktur kalimat dalam berbicara berkaitan dengan
pengguanaan kalimat yang efektif dalam komunikasi. Ciri
kaliamat efektif ada empat yaitu keutuhan, perpautan, pemusatan
perhatian, dan kehematan antar kalimat secara lisan
5) Kelancaran berbicara
Kelancaran berbicara merupakan penggunaan kalimat lisan
yang tidak terlalu cepat dalam pengucapan, tidak putus-putus, dan
jarak antar kata tetap. Kelancaran juga didukung oleh
kemampuan olah vokal pembicara yang tepat tanpa ada sisipan
bunyi e, anu, em, dan sebagainya.

D. Metode Bercerita
1) Pengertian Bercerita
Kegiatan bercerita Kegiatan melibatkan penglihatan, pendengaran,
berbicara, dan ekspresi yang dibutuhkan sesorang ketika bercerita. Larkin
(Nanda, 2019:52) menyatakan bahwa bercerita. adalah seni bercakap
cakap secara lisan. Untuk bertukar cerita tentang pengalamannya,
pencerita dan pendengar harus bertatap muka. Bercerita dapat
dideskripsikan secara umum sebagai kegiatan yang dapat memberikan
informasi kepada siswa, baik secara lisan, tulisan, maupun akting
mengenai nilai atau tradisi budaya yang telah dipercaya melalui
penggunaan alat peraga maupun tidak untuk mengembangkan kemampuan
sosial, belajar membaca, serta pemahaman tentang pengetahuan dunia
8

melalui pengalaman yang telah didapat.


Cara penuturan cerita tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat
peraga atau tanpa alat peraga. Cerita yang disajikan untuk usia 3-4 tahun tentu
saja harus sesuai dengan kehidupan anak. Pada lembaga Taman Penitipan Anak
sering kita jumpai guru meminta anak untuk bercerita tentang dirinya atau
pengalaman yang pernah dirasakan. Hal ini dapat membiasakan anak untuk
mendengarkan tuturan cerita atau kejadian yang berisi informasi atau pesan yang
dapat dilakukan oleh guru disekolah atau oleh orangtua dirumah.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bercerita
adalah menuturkan atau menyampaikan cerita secara lisan kepada anak
didik , bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang
bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang lain menjelaskan
bagaimana terjadinya suatu peristiwa atau kejadian yang dialami sesuai
dengan apa yang dialami, dirasa, didengarkan, ataupun yang dibaca.

2) Langkah-Langkah Metode Bercerita

Metode bercerita dalam pembelajaran di sekolah mempunyai


strategi atau langkah-langkah dalam penyampaianya. Menurut Widodo
dalam Anzani (2016:175) mengemukakan bahwa langkah-langkah
metode pembelajaran bercerita yaitu:
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran /KD
b) Guru mendemontrasikan bercerita di depan peserta didik dengan
tema yang sudah ditetapakan sebelumnya
c) Peserta didik mencoba mendemonstrasikan bercerita tentang
peristiwa menarik yang baru saja dialami di depan kelas
d) Agar peserta didik mendapat giliran, bisa juga penunjukan
menggunakan cara undian
e) Agar lebih meriah dapat pula digunakan media film atau video
f) Setelah selesai menyaksikan film atau video tersebut, peserta didik
mencoba bercerita tentang peristiwa film atau video tersebut
menggunakan bahasanya sendiri
9

g) Demikian seterusnya sampai seluruh siswa maju untuk bercerita


h) Evaluasi
Bedasarkan langkah-langkah di atas, seorang guru dalam
menggunakan metode bercerita harus menyiapkan tema bercerita dan
menetapkan bahan atau media serta untuk menunjang proses bercerita agar
materi yang disampaikan akan tersampaikan dengan baik kepada peserta
didik.

3) Macam-macam Teknik Bercerita


Bercerita mempunyai beberapa bentuk dalam penyajiannya agar anak
tidak bosan dalam mendengarkan cerita dan juga lebih bervariatif. Bentuk-
bentuk Metode bercerita tersebut terbagi menjadi (Putri, 2018:34) :
a) Bercerita tanpa alat peraga
Bercerita tanpa alat peraga adalah bentuk cerita yang
mengandalkan kemampuan pencerita dengan menggunakan mimik
(ekspresi muka), pantomin (gerak tubuh), dan vokal pencerita
sehingga yang mendengarkan dapat menghidupkan kembali dalam
fantasi dan imajenasinya.
b) Bercerita dengan alat peraga
Bercerita dengan menggunakan alat peraga adalah bentuk bercerita
yang mempergunakan alat peraga bantu untuk menghidupkan cerita.
Fungsi alat peraga ini untuk menghidupkan fantasi dan imajenasi anak
sehingga terarahsesuai dengan yang diharapkan si pencerita.
Bentuk bercerita dengan alat peraga terbagi dua, yaitu :
1. Alat peraga langsung
Alat peraga langsung adalah alat bantu dengan menggunakan
benda yang sebenarnya, misalnya : gambar pohon dan lain-lain.
2. Alat peraga tidak langsung
Bercerita dengan menggunakan alat tidak langsung adalah bentuk
bercerita yang mempergunakan alat bantu tiruan atau gambar-
gambar.
10

3. Membacakan buku cerita (story reading)


Membaca buku cerita adalah bentuk bercerita dengan cara guru
membacakan buku cerita. Tujuannya memupuk anak cinta pada
buku yang dapat berkembang kearah minat anak terhadap tulisan
dan membantu kemantangan untuk belajar membaca.

4) Langkah-Langkah Bercerita
Menurut Moeslichatoen (Maisaroh, 2019:19) menjelaskan bahwa
adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode bercerita
yang harus diperhatikan dan dilaksanakan yaitu:
a) Menetapkan tujuan dan tema yang dipilih untuk kegiatan bercerita
b) Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih
c) Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk kegiatan bercerita
sesuai dengan yang direncanakan
d) Sebelum mulai bercerita mengatur tempat duduk anak terlebih dahulu
e) Pembukaan kegiatan bercerita sesuai dengan tujuan dan tema yang
sudah ditetapkan
f) Pengembangan cerita yang ditutukan oleh guru sesuai dengan tujuan
dan tema yang telah ditentukan
g) Menetapkan teknik bertutur yang dapat menggetarkan perasaan anak
merupakan bagian yang terkandung dalam tujuan dan tema yang
sudah ditetapkan
h) Mengajukan pertanyaan pada akhir kegiatan bercerita
Jadi kesimpulannya dalam kegiatan bercerita perlu dengan adanya
langkah-langkah yang sudah siap sebelumnya agar metode bercerita
berlangsung dengan baik dan selesai.

E. Kerangka Berpikir

Dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak, banyak cara dan


metode yang dapat digunakan. Oleh karena itu pembelajaran dengan
11

menggunakan metode bercerita dengan buku cerita fabel, sehingga


pembelajarannya akan terasa lebih menarik dan bervariasi dengan begitu anak
akan merasa senang dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Dengan
kegiatan bercerita ini anak dapat mengungkapkan pendapat dan berani untuk
mencari gagasan baru dalam bercerita.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dalam peneliyian ini


mengemukakan hipotesis sebagai berikut : “Penggunaan kegiatan bercerita
menggunakan media buku cerita fabel dapat mengembangkan kemampuan
literasi anak.
12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. SUBYEK PENELITIAN
1. Tanggal penelitian : Oktober 2023
2. Tempat : TK Dharma Wanita
3. Alamat : Ds. Sepanyul Kec. Diwek Kab. Jombang

4. Subyek :

a. Kepala sekolah : 1 orang


b. Peserta Didik : 19 anak (usia 4 - 5 tahun)
c. Pendidik : 4 orang

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang
mendeskripsikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan
yaitu TK Dharma Wanita Sepanyul Gudo.

C. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Observasi
Observasi digunakan pada rencana perbaikan ini dengan cara
mengamati kemampuan literasi anak sesuai pada indikator penilaian.
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan instrumen lembar observasi.

2. Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan
keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Menurut
Esterberg dalam Sugiyono (2019:418), menyatakan bahwa wawancara
13

adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan
mewawancarai kepala TK dan guru.

3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2019:476) dokumentasi adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung penelitian. Studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi atau wawancara akan lebih dapat
dipercaya atau mempunyai kredibilitas yang tinggi jika didukung oleh foto-
foto atau karya tulis akademik yang sudah ada. Tetapi tidak semua dokumen
memilih tingkat kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang
tidak mencerminkan keadaan aslinya, karena foto bisa saja dibuat untuk
kepentingan tertentu. Dalam penelitian ini dokumentasi berbentuk gambar
yaitu dengan cara mengambil foto anak ketika melakukan pembelajaran
dikelas dan tulisan yang berupa catatan harian selama observasi didalam
kelas saat pembelajaran berlangsung yang berkaitan dengan perkembangan
anak dari pencapaian hasil pembelajaran yang dilaksanakan. Foto dan
catatan harian dianalisis untuk menggambarkan hasil penelitian.
BAB IV

ANALISIS DATA

A. TABULASI DATA
Data Hasil Penelitian
Wawancara Dengan
Observasi Kepala Sekolah KB Wawancara Dengan Dokumentasi
Al Firdaus Pendidik

Dengan adanya TK
Pendidik meminta Dalam rencana
yang menerima dan
anak – anak untuk pelaksanaan
memberikan Anak – anak disuruh
duduk pembelajaran tertera
pelayanan terbaik duduk ditempat
dibangkunya kegiatan pembuka saat
terhadap anak dan masing-masing agar
masing-masing akan melakukan
guru serta orang tua rapi dan
dengan kegiatan belajar
sesuai dengan visi memperhatikan guru
membentuk huruf mengajar.
dan misi di TK
“U”
Dharma Wanita.
Pendidik Kami berkeinginan
Dalam rencana
mempersiapkan agar kemampuan
Media pembelajaran pelaksanaan
media anak dapat
yang digunakan dalam pembelajaran tertulis
pembelajaran berkembang dengan
kegiatan bercerita yaitu bahwa media yang
yang akan optimal termasuk
buku cerita fabel akan digunakan pada
digunakan dalam kemampuan bahasa
kegiatan ini adalah
kegiatan bercerita pada anak
buku cerita fabel.

Kelompok Bermain
kami menerima usia 4
– 5 tahun dan kami Dalam rencana
sudah mengembangkan pelaksanaan
Melalui kegiatan
minat awal anak untuk pembelajaran
bercerita maka

14
Wawancara Dengan
Observasi Kepala Sekolah KB Wawancara Dengan Dokumentasi
Al Firdaus Pendidik

diharapkan membaca lewat tertera bahwa alat


Pendidik meminta kemampuan kegiatan membacakan peraga yang akan
anak – anak berbahasa anak cerita pada anak. digunakan adalah
mendengarkan berkembang dengan Tentunya cerita buku cerita fabel
cerita optimal dengan kata disesuaikan dengan
menggunakan lain kegiatan ini tema pembelajaran hari
buku cerita bertujuan menambah ini. kami memberikan
kosa kata bahasa tulis kegiatan bercerita
anak. untuk mengembangkan
tahap perkembangan
bahasa anak lewat
membacakan buku
cerita.
Kami berkeinginan
Dalam rencana
agar kemampuan Dengan anak-anak
Pendidik meminta pelaksanaan
anak dapat menceritakan kembali
anak-anak untuk pembelajaran tertera
berkembang dengan ceritanya maka anak
menceritakan untuk menceritakan
optimal termasuk akan berlatih untuk
kembali cerita kembali guna
kemampuan bahasa menyimak dan
yang dibacakan mengembangkan
anak dan anak dapat mengembangkan
dengan bahasa kemampuan literasi
mengekspresikan kemampuan berbicara
anak. anak
perasaannya lewat anak.
bercerita.
16

B. ANALISIS KRISIS
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bercerita
dengan menggunakan buku cerita bergambar dengan menggunakan
media boneka tangan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan literasi anak. Pengembangan
kemampuan bahasa anak di TK Dharma Wanita merupakan program
yang dicantumkan dalam RPPH.

Melalui kegiatan bercerita dengan buku cerita dengan


menggunakan media boneka tangan yang dilakukan di TK Dharma
Wanita mampu menumbuhkan minat awal anak untuk membaca
melalui kegiatan mendengar, berbicara, membaca dan menulis.

Dengan anak menceritakan kembali isi cerita yang telah


didengarnya maka anak akan belajar menyimak dan membaca.
mengemukakan bahwa anak dapat memahami dan dapat mengingat
suatu informasi jika mereka mendapatkan kesempatan untuk
membicarakannya, menuliskannya, menggambarkannya atau
memanipulasinya.

Secara umum TK Dharma Wanita telah mempunyai kegiatan-


kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah
disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak
sehingga anak berkembang dengan optimal.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. TK Dharma Wanita mempunyai program pengembangan literasi anak
melalui kegiatan bercerita.
2. Pengembangan kemampuan literasi anak salah satunya dikembangkan
melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan media buku cerita fabel.
Sehingga anak dapat belajar menyimak dan mengembangkan imajinasi
anak terhadap isi cerita/objek dalam cerita.
3. Lingkungan di TK Dharma Wanita juga disiapkan sedemikian rupa sehingga
dapat mendukung pencapaian kemampuan literasi anak.
4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.

B. SARAN
1. Dalam mengembangkan kemampuan literasi anak melalui kegiatan
bercerita sebaiknya TK Dharma Wanita dapat menggunakan
berbagai macam teknik dalam bercerita.
2. Dalam mengembangkan kemampuan literasi anak, pendidik bisa
memberikan kegiatan yang lain yang lebih bervariasi sesuai dengan
tingkat perkembangan anak sehingga kemampuan literasi anak
berkembang dengan optimal.
3. Dalam memlilih buku cerita anak, sebaiknya pendidik harus sesuai
untuk anak yang masih dalam tahapan belajar membaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Chairunnisa, C. (2018). Pengaruh Literasi Membaca Dengan Pemahaman


Bacaan (Penelitian Survei Pada Mahasiswa Stkip Kusumanegara
Jakarta). Jurnal Tuturan, 6(1), 745.
Https://Doi.Org/10.33603/Jt.V6i1.1584

Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny Dan Nur Hamzah. 2019. Metode-Metode


Pembelajaran Pendidikan Karakter Untuk Anak Usia Dini Menurut Q.S
Lukman: 12-19. Jawa Barat: Edu Publiser

Dafit, F., Mustika, D., & Melihayatri, N. (2020). Pengaruh Program Pojok
Literasi Terhadap Minat Baca Mahasiswa. Jurnal Basicedu. 4(1), 117–
130. Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V4i1.307

Gogahu, D. G. S., & Prasetyo, T. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran


Berbasis E-Bookstory Untuk Meningkatkan Literasi Membaca Siswa
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(4), 1004–1015.
Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V4i4.493

Purwati, S. (2017). Program Literasi Membaca 15 Menit Sebelum Pelajaran


Dimulai Untuk Mningkatkan Hasil Belajar Membaca Dan Menghafal
Surah Pendek. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, Sains, Dan Humaniora.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suryana, Dadan. 2019. Pendidikan Anak Usia Dini Stimulus Dan Aspek
Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Maisaroh. 2019. Penerapan Metode bercerita dalam meningkatkan kejujuran di


TK Aisyiyah Bustanuk Aftal Donorejo Secang Magelang. Magelang:
Universitas Muhammadiyah Magelang.

Mar‘atul Fatimatuz Z,Iklila Febrianti F, Aisyaroh Fatini. Pengembangan Bahasa


Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita Dengan Boneka Tangan,

18
Jurnal Pendidika Islam Anak Usia Dini (Vol.1,No.1 2020),h.19

Nanda Widyani Alviolita And Miftakhul Huda. 2019. Media Pop Up Book Dalam
Pembelajaran Bercerita, Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia.

Nurgiyantoro, B. 2018. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.


University Press.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Usman Samatowa Dan Ridwan Abdullah Sani, Metode Pembelajaran Sains Untuk
Pendidikan Anak Usia Dini (Https://Books.Google.Co.Id>Books, 2019)

Yusuf L.N, Syamsu & Sugandhi, Nani M. 2014. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

19
LAMPIRAN 1
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI KB AL FIRDAUS

KB : KB Al Firdaus
TANGGAL : Oktober 2023
Hal-hal unik/menarik yang Ada
No Keterangan/ uraian/ pertanyaan
ditemukan di dalamnya Ya Tidak
Ruangan kelas dihiasi banyak pajangan
1 Penataan ruang 
dan hiasan.
Kegiatan yang dilakukan
2  Bercerita
anak
Alat peraga edukatif (APE)
3  Menggunakan media buku cerita fabel
yang digunakan
 Kegiatan awal secara klasikal
 Kegiatan inti posisi anak duduk
Pengaturan/  Makan bekal dan bermain di dalam
4 
pengelompokan anak kelas
 Penutup secara klasikal

Anak duduk membentuk huruf “U”


Cara pendidik memimpin
5  Pendidik mulai menceritakan isi dari
anak
buku cerita menggunakan media buku
cerita fabel
Kerja sama orang tua dan pendidik
6 Peran orang tua anak  untuk perkembangan anak baik di
sekolah maupun di rumah.

20
LAMPIRAN 2
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK/GURU

1. Kelompok apa yang ibu asuh di Lembaga ini?


Jawab : Taman kanal-kanak

2. Usia berapa anak yang ibu bimbing di kelompok ini?


Jawab : usia 4 - 5 tahun

3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan di Lembaga tempat Ibu mengajar?


Jawab : Dari program tahunan di masukkan ke program semester, kemudian
dari RPPM ke RPPH.

4. Referensi apa saja yang ibu gunakan dalam penyusunan rencana kegiatan
pembelajaran?
Jawab : Kurikulum merdeka, STTPA, prosem, dan RPPM.

5. Apa saja manfaat dari referensi yang ibu gunakan dalam penyusunan rencana
kegiatan pembelajaran?
Jawab : Untuk menunjang agar proses pembelajaran di TK ini agar berjalan sesuai
dengan program yang dijalankan.

6. Model pembelajaran apa yang ibu gunakan di lembaga tempat ibu mengajar?
Jawab : model pembelajaran kelompok.

7. Kenapa ibu menggunakan model pembelajaran kelompok?


Jawab : Karena sesuai dengan kondisi anak dan ruangan yang kami punya di TK
Dharma Wanita

8. Mengapa anak disuruh menceritakan kembali cerita yang sudah


didengarnya dengan bahasa sendiri?

21
Jawab : Dengan anak-anak menceitakan kembali ceritanya maka anak akan
berlatih untuk menyimak dan mengembangkan kemampuan berbicara anak.

9. Apa yang menjadi dasar pemikiran ibu melaksanakan kegiatan pembelajaran


tersebut?
Jawab : Agar perkembangan anak sesuai dengan harapan dan berjalan dengan
optimal.

10. Apakah kegiatan ini harus disesuaikan dengan tema?


Jawab : Iya.

11. Media apa yang digunakan saat kegiatan bercerita?


Jawab : Menggunakan media buku cerita fabel

12. Manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan ini bagi anak?
Jawab : Kemampuan perkembangan literasi anak dapat meningkat.

22
LAMPIRAN 3

HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

KB AL FIRDAUS

1. Siapa yang mendirikan Lembaga yang ibu pimpin ini?


Jawab : Ketua yayasan

2. Apa Visi dan misi di lembaga yang Ibu pimpin?


Jawab :
Visi : Membentuk anak-anak yang cerdas, kreatif tinggi, inovatif, beriman dan
bertaqwa serta cinta tanah air
Misi : 1 . Membekali anak dengan perilaku dan budi pekerti yang baik.
2. Membekali anak dengan pengetahuan sesuai perkembangan anak.
3. Berusaha mencapai prestasi yang optimal.

4. Model pembelajaran apa yang digunakan di lembaga yang Ibu pimpin?


Jawab : Model pembelajaran kelompok.

5. Siapa yang merancang program kegiatan pembelajaran di lembaga yang ibu


pimpin?
Jawab : Kepala Sekolah bersama dengan guru.

6. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di lembaga yang ibu pimpin?
Jawab : pendidik/guru berjumlah 4 orang dan peserta didik berjumlah 19 orang.

7. Apa dasar pemikiran di TK Dharma Wanita diterapkan kegiatan bercerita


dengan buku cerita bergambar?
Jawab : Melalui kegiatan bercerita menggunakan media buku cerita fabel maka
diharapkan kemampuan literasi anak berkembang dengan optimal dengan kata
lain kegiatan ini bertujuan menambah kosa kata anak dan anak dapat berani
mengekspresikan perasaannya lewat cerita.

23
LAMPIRAN 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)


KURIKULUM MERDEKA
TK DHARMA WANITA SEPANYUL

A. Identitas Pogram

Semester : Satu Kelompok : A ( 4 – 5 tahun )

Minggu ke – : 8 dan 9 Topik : Apa saja disekitarku

Bulan : Oktober 2023 Sub Topik / Sub-sub Topik: Kebun sekolahku/

B. Tujuan Pembelajaran
1. Anak dapat menyebutkan menyebutkan makanan sehat bergizi dan
seimbang(NABP)
2. Anak dapat menjelaskan hal-hal yang mendukung
keselamatan diri (contohnya, bermain di lingkungan yang tidak banyak
kendaraan, tidak bepergian atau menerima pemberian dari orang asing, dsb)
dan yang dapat mengancam keselamatan diri (contohnya, bermain dengan
benda-benda tajam, perilaku orang yang membuat diri anak tidak nyaman,
dsb) (NABP)
3. Anak menyebutkan dirinya bagian dari kelompok masyarakat (bagian dari
anggota keluarga, bagian dari kelompok usia di sekolahnya, dsb) (Jati Diri)
4. Anak mampu menceritakan hal yang ia suka (Jati Diri)
5. Anak merespon informasi/cerita/instruksipendek/singkat (bertanya, menjawab
pertanyaan, membuat pernyataan, melakukan sesuai instruksi, dsb) (Literasi &
STEAM)

24
6. Anak merespons cerita secara verbal dengan memberi komentar, bertanya
atau pun mengaitkan
7. cerita dengan pengalaman pribadi. (Literasi & STEAM)

C. Deskripsi
1. Mengenal Kebun Sekolah adalah kegiatan yang diadakan disekolah dengan
melibatkan siswa dan warga sekolah.
2. Kebun sekolah dapat menjadi sarana edukasi gizi di sekolah. Kebun
sekolah adalah sebuah metode belajar mengajar inovatif yang
memanfaatkan kebun sekolah dalam penyampaian materi berbagai bidang
ilmu dan melibatkan anak secara aktif dalam prosesnya

D. Alat dan Bahan


1. Buah 6. Pensil 11. Kuas cat air 16.Stempel huruf
2. Sayuran 7. Crayon 12. Sikat gigi bekas 17. Tutup botol
3. Origami 8. Buble wrap 13. Kerikil 18. Buku Cerita
4. Laptop 9. Gunting 14. Staples
5. Pisau 10. Pasta 15. Tanaman toga

E. Peta Konsep

kebun sekolah sayuran

apa saja di
buah - buahan
sekitarku ?

TOGA

F. Kegiatan Harian
Hari 2
Jenis Kegiatan Uraian Kegiatan

25
Penataan  SOP penyambutan,
lingkungan main
 Memberi dan membalas salam,

 Menaruh tas di tempatnya,

 Berbaris di halaman,

 Senam bersama,

 Masuk kelas dan berdoa sebelum kegiatan

Pijakan sebelum  Melihat Video macam – macam sayuran


main
 Bernyanyi tentang sayuran

 Menyiapkan properti kelas / aturan bermain, harapan dan


rangkaian waktu main

Pemantik :

 Tanyakan apa saja yang ada di video ini?

 apa saja sayuran di dalam cerita ini? (biarkan anak


menebak)

 Sayuran apa yang paling disukai ?

 Tanyakan arti judul video dan biarkan anak tahu artinya

 Minta anak menceritakan kembali dengan kata-katanya


(boleh lengkap atau sepotong saja)

 Biarkan mereka berimajinasi dengan memberi pertanyaan


"Andai kamu makan sayuran “ini” apa manfaat bagi
tubuh ?"

26
Pijakan saat main  Guru menjelaskan ragam kegiatan main yang akan
dilaksanakan

1. Mengamati buah wortel yang dibawa masing –


masing anak (daun dan umbi)

2. Menghitung banyak daun wortel

3. Mencap huruf W dengan wortel yang dibetuk bintang

4. Melipat origami bentuk wortel kemudian


ditempel ,dst

5. Becerita Fabel mengenai moral

Pijakan setelah - Refleksi: duduk melingkar, menanyakan perasaan,


main minta anak bertukar kesan dan pengalaman belajar
selama hari ini

- Anak dibimbing untuk membereskan meja dan


perlengkapan pribadi

- Mengajak anak-anak untuk bertepuk sayur wortel

- Informasi: menyampaikan rencana belajar untuk hari


berikutnya.

- Berdoa bersama dan mengucapkan terima kasih atas


pengalaman belajar hari ini

- Menutup kegiatan dengan salam.

27
LAMPIRAN 5

DOKUMENTASI KEGIATAN PENGEMBANGAN

28
29

You might also like