Professional Documents
Culture Documents
Analisis TK-tanti
Analisis TK-tanti
Oleh :
ERTANTI APRILIA
Nim. 858732102
Tutor :
Sari Wulan, S.Pd, M.Psi
UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S-1 PAUD POKJAR JOMBANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN ANALISIS
KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI
Judul:
Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini pada Program Strata 1 Pendidikan Guru
PAUD di fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas terbuka.
Nama Mahasiswa : ERTANTI APRILIA
NIM : 858732102
Program Studi : S-1 PGPAUD
Tempat Mengajar : TK DHARMA WANITA SEPANYUL
Tempat Penelitian : TK DHARMA WANITA SEPANYUL
Waktu Pelaksanaan :
Fokus Penelitian : PENGEMBANGAN KEMAMPUAN LITERASI ANAK
MELALUI KEGIATAN BERCERITA MENGGUNAKAN
MEDIA BUKU CERITA FABEL TK DHARMA
WANITA SEPANYUL GUDO
Telah diterima dan disyahkan sebagai syarat untuk memenuhi tugas Mata kuliah
Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Program Studi S1
PGPAUD FKIP Universitas Terbuka.
Jombang,
Tutor Peneliti
ii
KATA PENGANTAR
ERTANTI APRILIA
NIM. 858732102
iii
Halaman Judul ....................................................................................... i
Lembar Pengesahan ………………………………………………….. ii
Kata Pengantar ……………………………………………………….. iii
Daftar Isi ……………………………………………………………... iv
BAB. 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ……………………………………....... 1
B. Fokus Penelitian ………………………………………………...... 1
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………....... 2
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………..... 2
iv
BAB I
PENDAHULUAN
B. FOKUS PENELITIAN
1
2
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
anak.
BAB II
LANDASAN TOERI
3
4
perkembangan, baik fisik maupun mental. Anak usia dini adalah anak usia
dini adalah anak yang memiliki usia emas (Golden Ege) merupakan usia
fundamental yang penting baginya mendapatkan pola asuh melalui
pendidikan baik dari jalur formal, informan, maupun nonformal. Anak usia
dini berusia 0-6 tahun yang harus diawasi dalam pergerakannya dan pola
ASUH, ASAH, ASIH.
sesuatu yang pendek, memiliki rasa ingin tahu sebagai anak-anak tentang
dunianya sendiri.
B. Literasi
1) Pengertian Literasi
Pengertian Literasi menurut UNESCO (Purwati, 2017:45) adalah
wujud dari keterampilan yang secara nyata, yang secara spesifik adalah
keteampilan kognitif dari membaca serta menulis, yang terlepas dari
konteks di mana keterampilan itu diperoleh dari siapa serta cara
memperolehnya. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi seseorang
tentang makna literasi itu sendiri adalah penelitian akademik, institusi,
konteks nasional, nilai-nilai budaya, dan juga pengalaman.
Literasi diartikan sebagai melek huruf, kemampuan membaca dan
menulis, kemelekwacanaan atau kecakapan dalam membaca dan menulis.
Pengertian literasi berdasarkan konteks pengunaannya merupakan integrase
keterampilan menulis, membaca, dan berfikir kritis (Purwati, 2017:48). Gee
dalam Au (Chairunnisa, 2018:12) yang mengartikan literasi dari sudut
pandang kewacanaan menyatakan bahwa literasi adalh “mastery of, or
fluent control over, a secondary discourse”. Gee menjelaskan bahwa literasi
adalah suatu keterampilan dari seseorang melalui kegiatan berfikir,
membaca, menulis, dan berbicara.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
literasi merupakan proses pembelajaran yang dilakukan secara
komprehensif untuk mengidentifikasi, memahami informasi,
berkomunikasi, dan menghitung menggunakan bahan cetak dan tertulis
dengan berbagai konteks.
Menurut Riley (dalam Dafit et al., 2020) literasi merupakan dasar
keberhasilan dalam pembelajaran. Hubungan antara keberhasilan
pembelajaran dengan tingkat melek huruf terjadi melalui kurikulum dan
proses pembelajaran yang terjadi di sekolah. Menurut Suyono (dalam
Gogahu & Prasetyo, 2020) literasi dapat digunakan sebagai dasar
4
2) Tahap Literasi
Suragangga (2018:34) menyebutkan tahapan - tahapan dari literasi antara
lain :
a. Literasi Dini ( Early Literacy)
Literasi dini atau early literacy yaitu kemampuan untuk menyimak,
memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang
dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di
rumah. Pengalaman seorang anak dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu
menjadi fondasi perkembangan early literacy ini.
b. Literasi Dasar (Basic Literacy)
Literasi dasar yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca,
menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis
untuk memperhitungkan (calculating), mempersiapkan informasi,
mengkomunikasikan serta menggambarkan informasi berdasarkan
pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
c. Literasi Perpustakaan (Library Literacy)
Literasi perpustakaan antara lain memberikan cara membedakan bacaan fiksi
dan non fiksi, memanfaatkan koleksi dari referensi. Literasi perpustakaan
memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan
katalog dan pengindeksan sampai memiliki pengetahuan dalam memahami
5
C. Kemampuan Berbicara
Keterampilan berbicara merupakan salah satu yang termasuk kedalam
keterampilan berbahasa. Dalam keterampilan berbahasa, peserta didik akan
melewati tahap yang pertama yaitu menyimak. Setelah keterampilan menyimak
dilalui oleh peserta didik, maka selanjutnya peserta didik akan memiliki
keterampilan dalam berbicara. Berbicara merupakan hasil produk setelah
melalui proses menyimak. Seperti yang dikemukakan oleh Darmuki dan
Hariyadi (2019:258) bahwa berbicara merupakan suatu cara dalam
berkomunikasi secara lisan dengan bertujuan untuk menyampaikan gagasan
dan dapat dipahami oleh pendengar, serta berbicara merupakan hasil proses
menyimak seseorang.
Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dhamayanti (2019:14)
bahwa berbicara merupakan kemampuan pengucapan dalam mengekspresikan
serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan dengan baik.
Mengekspresikan perasaan bukan hanya melalui mimik wajah, tetapi dengan
berbicara pun kita dapat menyampaikan perasaan kita dan ketika memiliki
suatu pendapat, kita dapat utarakan kepada banyak orang dengan berbicara.
6
Ataupun ketika kita memiliki sebuah ide itu dapat disampaikan dan
memungkinkan untuk ide tersebut dilakukan.
Sejalan dengan pendapat Sulistiowati, dkk. (2018:114) bahwa
keterampilan berbicara merupakan kemampuan dalam mengucapkan atau
mengungkapkan isi pikiran, gagasan, dan perasaan kepada orang dengan
menggunakan bahasa lisan yang mudah dipahami. Berdasarkan pemaparan
definisi di atas, terdapat suatu persamaan bahwa keterampilan berbicara
merupakan kemampuan dalam mengucapkan suatu gagasan.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
berbicara merupakan keterampilan yang berkembang melalui proses menyimak
dengan menghasilkan suatu kemampuan dalam mengucapkan suatu gagasan
yang dimilikinya dan dijadikan sebagai alat untuk berkomunikasi dalam
menyampaikan suatu informasi kepada lawan bicara dengan bahasa lisan yang
dapat dipahami.
1) Indikator
Mengembangkan keterampilan berbicara pada siswa tentu
memiliki tujuan supaya peserta didik berani untuk menceritakan
kembali hasil pertanyaan atau tugas yang diberikan oleh guru.
Penilaian dalam keterampilan berbicara dapat dilihat melalui
indikator. Indikator ketermpilan berbicara menurut Nurgiyantoro
(2018:409) diantaranya:
1) Ketepatan kandungan isi program
Ketepatan kandungan isi merupakan ketepatan bacaan yang
sesuai dengan soal pertanyaan serta berkaitan dengan materi.
Kandungan isi menjelaskan materi pelajaran dengan jelas
sehingga memudahkan untuk memahani pelajaran yang
disimpulkan
2) Ketepatan isi cerita
Ketepatan logika cerita merupakan kesesuaian antara
penyampaian materi dengan keadaan yang sebenarnya serta dapat
7
D. Metode Bercerita
1) Pengertian Bercerita
Kegiatan bercerita Kegiatan melibatkan penglihatan, pendengaran,
berbicara, dan ekspresi yang dibutuhkan sesorang ketika bercerita. Larkin
(Nanda, 2019:52) menyatakan bahwa bercerita. adalah seni bercakap
cakap secara lisan. Untuk bertukar cerita tentang pengalamannya,
pencerita dan pendengar harus bertatap muka. Bercerita dapat
dideskripsikan secara umum sebagai kegiatan yang dapat memberikan
informasi kepada siswa, baik secara lisan, tulisan, maupun akting
mengenai nilai atau tradisi budaya yang telah dipercaya melalui
penggunaan alat peraga maupun tidak untuk mengembangkan kemampuan
sosial, belajar membaca, serta pemahaman tentang pengetahuan dunia
8
4) Langkah-Langkah Bercerita
Menurut Moeslichatoen (Maisaroh, 2019:19) menjelaskan bahwa
adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode bercerita
yang harus diperhatikan dan dilaksanakan yaitu:
a) Menetapkan tujuan dan tema yang dipilih untuk kegiatan bercerita
b) Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih
c) Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk kegiatan bercerita
sesuai dengan yang direncanakan
d) Sebelum mulai bercerita mengatur tempat duduk anak terlebih dahulu
e) Pembukaan kegiatan bercerita sesuai dengan tujuan dan tema yang
sudah ditetapkan
f) Pengembangan cerita yang ditutukan oleh guru sesuai dengan tujuan
dan tema yang telah ditentukan
g) Menetapkan teknik bertutur yang dapat menggetarkan perasaan anak
merupakan bagian yang terkandung dalam tujuan dan tema yang
sudah ditetapkan
h) Mengajukan pertanyaan pada akhir kegiatan bercerita
Jadi kesimpulannya dalam kegiatan bercerita perlu dengan adanya
langkah-langkah yang sudah siap sebelumnya agar metode bercerita
berlangsung dengan baik dan selesai.
E. Kerangka Berpikir
F. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. SUBYEK PENELITIAN
1. Tanggal penelitian : Oktober 2023
2. Tempat : TK Dharma Wanita
3. Alamat : Ds. Sepanyul Kec. Diwek Kab. Jombang
4. Subyek :
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang
mendeskripsikan data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan
yaitu TK Dharma Wanita Sepanyul Gudo.
C. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Observasi
Observasi digunakan pada rencana perbaikan ini dengan cara
mengamati kemampuan literasi anak sesuai pada indikator penilaian.
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan instrumen lembar observasi.
2. Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab dengan seseorang untuk mendapatkan
keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Menurut
Esterberg dalam Sugiyono (2019:418), menyatakan bahwa wawancara
13
adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab. Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan
mewawancarai kepala TK dan guru.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2019:476) dokumentasi adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
yang dapat mendukung penelitian. Studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi atau wawancara akan lebih dapat
dipercaya atau mempunyai kredibilitas yang tinggi jika didukung oleh foto-
foto atau karya tulis akademik yang sudah ada. Tetapi tidak semua dokumen
memilih tingkat kredibilitas yang tinggi. Sebagai contoh banyak foto yang
tidak mencerminkan keadaan aslinya, karena foto bisa saja dibuat untuk
kepentingan tertentu. Dalam penelitian ini dokumentasi berbentuk gambar
yaitu dengan cara mengambil foto anak ketika melakukan pembelajaran
dikelas dan tulisan yang berupa catatan harian selama observasi didalam
kelas saat pembelajaran berlangsung yang berkaitan dengan perkembangan
anak dari pencapaian hasil pembelajaran yang dilaksanakan. Foto dan
catatan harian dianalisis untuk menggambarkan hasil penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. TABULASI DATA
Data Hasil Penelitian
Wawancara Dengan
Observasi Kepala Sekolah KB Wawancara Dengan Dokumentasi
Al Firdaus Pendidik
Dengan adanya TK
Pendidik meminta Dalam rencana
yang menerima dan
anak – anak untuk pelaksanaan
memberikan Anak – anak disuruh
duduk pembelajaran tertera
pelayanan terbaik duduk ditempat
dibangkunya kegiatan pembuka saat
terhadap anak dan masing-masing agar
masing-masing akan melakukan
guru serta orang tua rapi dan
dengan kegiatan belajar
sesuai dengan visi memperhatikan guru
membentuk huruf mengajar.
dan misi di TK
“U”
Dharma Wanita.
Pendidik Kami berkeinginan
Dalam rencana
mempersiapkan agar kemampuan
Media pembelajaran pelaksanaan
media anak dapat
yang digunakan dalam pembelajaran tertulis
pembelajaran berkembang dengan
kegiatan bercerita yaitu bahwa media yang
yang akan optimal termasuk
buku cerita fabel akan digunakan pada
digunakan dalam kemampuan bahasa
kegiatan ini adalah
kegiatan bercerita pada anak
buku cerita fabel.
Kelompok Bermain
kami menerima usia 4
– 5 tahun dan kami Dalam rencana
sudah mengembangkan pelaksanaan
Melalui kegiatan
minat awal anak untuk pembelajaran
bercerita maka
14
Wawancara Dengan
Observasi Kepala Sekolah KB Wawancara Dengan Dokumentasi
Al Firdaus Pendidik
B. ANALISIS KRISIS
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bercerita
dengan menggunakan buku cerita bergambar dengan menggunakan
media boneka tangan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan literasi anak. Pengembangan
kemampuan bahasa anak di TK Dharma Wanita merupakan program
yang dicantumkan dalam RPPH.
A. KESIMPULAN
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. TK Dharma Wanita mempunyai program pengembangan literasi anak
melalui kegiatan bercerita.
2. Pengembangan kemampuan literasi anak salah satunya dikembangkan
melalui kegiatan bercerita dengan menggunakan media buku cerita fabel.
Sehingga anak dapat belajar menyimak dan mengembangkan imajinasi
anak terhadap isi cerita/objek dalam cerita.
3. Lingkungan di TK Dharma Wanita juga disiapkan sedemikian rupa sehingga
dapat mendukung pencapaian kemampuan literasi anak.
4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.
B. SARAN
1. Dalam mengembangkan kemampuan literasi anak melalui kegiatan
bercerita sebaiknya TK Dharma Wanita dapat menggunakan
berbagai macam teknik dalam bercerita.
2. Dalam mengembangkan kemampuan literasi anak, pendidik bisa
memberikan kegiatan yang lain yang lebih bervariasi sesuai dengan
tingkat perkembangan anak sehingga kemampuan literasi anak
berkembang dengan optimal.
3. Dalam memlilih buku cerita anak, sebaiknya pendidik harus sesuai
untuk anak yang masih dalam tahapan belajar membaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
Dafit, F., Mustika, D., & Melihayatri, N. (2020). Pengaruh Program Pojok
Literasi Terhadap Minat Baca Mahasiswa. Jurnal Basicedu. 4(1), 117–
130. Https://Doi.Org/10.31004/Basicedu.V4i1.307
Suryana, Dadan. 2019. Pendidikan Anak Usia Dini Stimulus Dan Aspek
Perkembangan. Jakarta: Kencana.
18
Jurnal Pendidika Islam Anak Usia Dini (Vol.1,No.1 2020),h.19
Nanda Widyani Alviolita And Miftakhul Huda. 2019. Media Pop Up Book Dalam
Pembelajaran Bercerita, Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia.
Usman Samatowa Dan Ridwan Abdullah Sani, Metode Pembelajaran Sains Untuk
Pendidikan Anak Usia Dini (Https://Books.Google.Co.Id>Books, 2019)
Yusuf L.N, Syamsu & Sugandhi, Nani M. 2014. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
19
LAMPIRAN 1
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI KB AL FIRDAUS
KB : KB Al Firdaus
TANGGAL : Oktober 2023
Hal-hal unik/menarik yang Ada
No Keterangan/ uraian/ pertanyaan
ditemukan di dalamnya Ya Tidak
Ruangan kelas dihiasi banyak pajangan
1 Penataan ruang
dan hiasan.
Kegiatan yang dilakukan
2 Bercerita
anak
Alat peraga edukatif (APE)
3 Menggunakan media buku cerita fabel
yang digunakan
Kegiatan awal secara klasikal
Kegiatan inti posisi anak duduk
Pengaturan/ Makan bekal dan bermain di dalam
4
pengelompokan anak kelas
Penutup secara klasikal
20
LAMPIRAN 2
HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK/GURU
4. Referensi apa saja yang ibu gunakan dalam penyusunan rencana kegiatan
pembelajaran?
Jawab : Kurikulum merdeka, STTPA, prosem, dan RPPM.
5. Apa saja manfaat dari referensi yang ibu gunakan dalam penyusunan rencana
kegiatan pembelajaran?
Jawab : Untuk menunjang agar proses pembelajaran di TK ini agar berjalan sesuai
dengan program yang dijalankan.
6. Model pembelajaran apa yang ibu gunakan di lembaga tempat ibu mengajar?
Jawab : model pembelajaran kelompok.
21
Jawab : Dengan anak-anak menceitakan kembali ceritanya maka anak akan
berlatih untuk menyimak dan mengembangkan kemampuan berbicara anak.
12. Manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan ini bagi anak?
Jawab : Kemampuan perkembangan literasi anak dapat meningkat.
22
LAMPIRAN 3
KB AL FIRDAUS
6. Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di lembaga yang ibu pimpin?
Jawab : pendidik/guru berjumlah 4 orang dan peserta didik berjumlah 19 orang.
23
LAMPIRAN 4
A. Identitas Pogram
B. Tujuan Pembelajaran
1. Anak dapat menyebutkan menyebutkan makanan sehat bergizi dan
seimbang(NABP)
2. Anak dapat menjelaskan hal-hal yang mendukung
keselamatan diri (contohnya, bermain di lingkungan yang tidak banyak
kendaraan, tidak bepergian atau menerima pemberian dari orang asing, dsb)
dan yang dapat mengancam keselamatan diri (contohnya, bermain dengan
benda-benda tajam, perilaku orang yang membuat diri anak tidak nyaman,
dsb) (NABP)
3. Anak menyebutkan dirinya bagian dari kelompok masyarakat (bagian dari
anggota keluarga, bagian dari kelompok usia di sekolahnya, dsb) (Jati Diri)
4. Anak mampu menceritakan hal yang ia suka (Jati Diri)
5. Anak merespon informasi/cerita/instruksipendek/singkat (bertanya, menjawab
pertanyaan, membuat pernyataan, melakukan sesuai instruksi, dsb) (Literasi &
STEAM)
24
6. Anak merespons cerita secara verbal dengan memberi komentar, bertanya
atau pun mengaitkan
7. cerita dengan pengalaman pribadi. (Literasi & STEAM)
C. Deskripsi
1. Mengenal Kebun Sekolah adalah kegiatan yang diadakan disekolah dengan
melibatkan siswa dan warga sekolah.
2. Kebun sekolah dapat menjadi sarana edukasi gizi di sekolah. Kebun
sekolah adalah sebuah metode belajar mengajar inovatif yang
memanfaatkan kebun sekolah dalam penyampaian materi berbagai bidang
ilmu dan melibatkan anak secara aktif dalam prosesnya
E. Peta Konsep
apa saja di
buah - buahan
sekitarku ?
TOGA
F. Kegiatan Harian
Hari 2
Jenis Kegiatan Uraian Kegiatan
25
Penataan SOP penyambutan,
lingkungan main
Memberi dan membalas salam,
Berbaris di halaman,
Senam bersama,
Pemantik :
26
Pijakan saat main Guru menjelaskan ragam kegiatan main yang akan
dilaksanakan
27
LAMPIRAN 5
28
29