You are on page 1of 23

LAPORAN

PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

Oleh :
Armed (F22010009)

Dosen Pembimbing:
Moh.Nasril,ST,M.Eng

Asisten Dosen :
Imam Dwi Putra,ST

PROGRAM STUDI SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MADAKO TOLITOLI

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab karena rahmat
dan nikmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan sebuah tugas laporan praktikum
“Ilmu Ukur Tanah”.

Pembuatan laporan ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen


yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan, dan juga agar
setiap mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan laporan.

Adapun sumber-sumber dalam pembuatan laporan ini, didapatkan dari


berbagai sumber dalam media internet. Kami sebagai penyusun laporan ini, sangat
berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara langsung untuk
mengucapkannya.

Kami menyadari bahwa laporan yang saya buat ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca dan
semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Tolitoli, 4 Juli 2023

Armed

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul...................................................................................................i

Kata Pengantar.....................................................................................................ii

Daftar Isi...............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum .....................................................................................2

1.3 Manfaat Praktikum....................................................................................2

1.4 Lokasi dan Kondisi Praktek......................................................................3

BAB II PERALATAN DAN BAHAN.................................................................4

2.1 Peralatan......................................................................................................4

2.1.1 Thodolite............................................................................................4

2.1.2 Kaki Tiga............................................................................................5

2.1.3 Mistar Ukur.......................................................................................6

2.1.4 Unting-unting....................................................................................7

2.1.5 Meteran Gulung................................................................................8

2.1.6 Alat Tulis..........................................................................................8

2.1.7 Payung...............................................................................................9

BAB III DASAR TEORI....................................................................................10

3.1 Theodolite..................................................................................................10

3.1.1 Jenis-jenis Theodolite.......................................................................10

3.1.2 Bagian Utama Theodolite.................................................................11

iii
3.1.3 Perhitungan jarak dan beda tinggi dengan Theodolit.......................12

3.1.4 Alat dan perlengkapan Theodolit.....................................................12

3.2 Polygon......................................................................................................13

3.2.1 Bentuk-bentuk Polygon....................................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................15

4.1 Polygon Tertutup......................................................................................15

4.2 Polygon Terbuka......................................................................................17

BAB V PENUTUP...............................................................................................18

5.1 Kesimpulan...............................................................................................18

5.2 Saran.........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ukur tanah merupakan ilmu teknologi yang menggambarkan tentang
keadaan fisik sebagian permukaan bumi yang menyerupai keadaan sebenarnya
bumi di lapangan. Biasanya digunakan untuk membuat peta topograf. Selain itu
dapat digunakan untuk mengukur jarak antara lereng dan penggambaran bentuk
sebidang lahan. Dalam kegiatan teknik sipil pada umumnya, pemetaan
menggunakan kawasan yang tidak luas, jadi bumi masih dianggap bidang datar.
Dengan menentukan titik-titik koordinat dan ketinggian yang tersebar merata
dalam kawasan terlebiih dahulu sehingga memudahkan untuk penggunaan
selanjutnya. Pengukuran kerangka dasar horizontal ( pengukuran mendatar
untuk mendapatkan hubungan titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi )
dan pengukuran kerangka dasar vertikal ( pengukuran tegak/ vertikal untuk
mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur serta pengukuran titik-
titik detail).
Dalam pembuatan suatu peta diperlukan pengukuran di lapangan,
pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan sistem polygon yang dilanjutkan
dengan pengukuran detail situasi. Dengan polygon kita dapat memperoleh
serangkaian kerja yang terletak dipermukaan bumi atau tanah. Metode polygon
adalah salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik satu dengan
yang lain di hubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak
sehingga membentuk rangkain titik-titik (polygon).

1
1.2 Tujuan Praktikum
Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan praktikum antara lain :
a. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat theodolite
b. Mahasiswa dapat membaca pembacaan alat theodolite
c. Mahasiswa dapat membaca benang silang diafragma pada rambu ukur
dengan menggunakan alat ukur theodolite. Mahasiswa dapat menghitung
jarak optis dan tinggi.
d. Mahasiwa dapat menghitung data dari form yang telah di dapat dilapangan.
e. Mahasiswa dapat mempraktekkan cara pembuatan sket lapangan ke atas
kertas.
f. Mahasiwa dapat membuat garis kontur berupa peta dari sebidang tanah.
g. Mahasiswa dapat membuat profil suatu polygon untuk menentukan beda
tinggi pada permukaan tanah, diantaranya profil memanjang dan profil
melintang.

1.3 Manfaat Praktikum


Dalam pelaksanaan praktek ilmu ukur tanah kali ini Mahasiswa dituntun
untuk dapat mengetahui lebih mendetail lagi tentang pengukuran tanah dan juga
penentuan polygon yang ideal sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan
oleh Lembaga Universitas Madako Tolitoli. Ruang lingkup dalam pelaksanaan
praktek ini banyak menitikberatkan pada :
1. Menggunakan/ Mengoptimalkan (Theodolite).
2. Penentuan kedataran dan sudut tiap titik (Theodolite)
3. Menentukan jarak pada permukaan tanah.
4. Beda tinggi
5. Memindahkan titik
6. Membaca benang tengah, atas dan bawah
7. Membaca sudut horizontal dan vertikal toap titik.

2
8. Menulis data
9. Mendesain sket lapangan
10. Membuat kontur

1.4 Lokasi dan kondisi praktek


a. Lokasi praktek
Lokasi saat praktek berada di sekitar kampus Universitas Madako Tolitoli.
Kondisi praktek sangat menguntungkan praktek mahasiswa yaitu cepat
tanggap dan mahir menggunakan alat dan juga menyeimbangkan theodolite.
b. Kondisi praktek
Kondisi cuaca saat praktek cerah dan menguntungkan Mahasiswa dalam
pembacaan sudut vertikal dan sudut horizontal serta benang-benang pada bak
ukur, dengan demikian data yang diperoleh akan sangat akurat sehingga
pelaksanaan peraktek dilapangan dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

3
BAB II
PERALATAN DAN BAHAN

2.1 PERALATAN
2.1.1 Theodholite

Gambar 2.1 Theodholite


Theodolite adalah salah satu jenis alat ukur yang memiliki peran penting
untuk mengukur ketinggian tanah baik secara horizontal (sudut mendatarnya) dan
secara vertikal (sudut tegaknya). Alat ukur tanah theodolite ini fungsinya jika
dilihat sekilas mungkin mirip dengan waterpass akan tetapi ternyata theodolite
ini fungsinya berbeda dengan waterpass. Sudut ukur theodolite lebih luas dari
pada waterpass karena theodolite tidak hanya dapat mengukur bagian mendatar
saja tetapi juga dapat mengukur bagian tegak/tinggi tanah tersebut. Alat yang
sangat penting untuk pengukuran tanah ini menjadikan banyak para distributor
ataupun toko yang jual theodolite tersebut. Kemampuan membaca sudut alat ukur
theodolite yang dapat membaca sudut hingga pada satuan detik (sekon).
Menjadikan alat ukur tersebut sebagian alat yang paling canggih untuk kapasitas

4
alat yang digunakan untuk survey. Theodolite ini digunakan jika bidang/objek
tanah yang akan diukur memiliki tingkat kerumitan yang tinggi sehingga
keakuratan hasil data survey tetap dapat terjamin. Kenampakan atau gejala
bidang yang diukur dengan theodolite pada bidang yang maemailiki tingkat
kaerumitan tinggi tersebut juga akan lebih cepat utuk dipetakan.

2.1.2 Kaki Tiga

Kaki tiga (tripod) menyangga alas waterpass dan menjaganya tetap stabil
terpancang pada tanah selama pengamatan (Lihat gambar). Kaki tiga ini terdiri
dari sebuah kepala (landasan) kaki tiga tempat alat diletakkan, tiga buah kayu
terbuat dari logam atau kayu bersendi pada kepala kaki tiga, dan sepatu ujung
kaki yang terbuat dari logam untuk menekan atau menjangkarkan kedalam tanah
agar kaki tiga terpancang dengan kokoh.

Gambar 2.2 Kepala atau landasan kaki tiga

5
2.1.3 Mistar Ukur

Sebuah mistar ukur pada dasarnya adalah sebuah pita ukur yang ditopang
vertikal dan digunakan untuk mengukur jarak vertikal (beda elevasi) antara garis
bidik dan sebuah titik tertentu yang berada diatas atau dibawah garis bidik tadi.
Titik tersebut bisa berupa sebuah stasiun permanen, seperti titik duga tetap (brench-
mark) bisa juga berupa titik diatas permukaan tanah atau bangunan. Mistar ukur
florida, mistar ukur califomia, dan mistar ukur Detroit adalah sebagian dari
beberapa kemungkinan variasi mistar ukur, tetapi mistar ukur Philadelphia adalah
paling umum dipakai. Mistar ukur Philadelphia standar adalah mistar kulit kayu
yang digraduasi dalam dua bagian, dan dapat diperpanjang dari 7,1 sampai 13,1 ft
(2,2 sampai 4,0 mm). Graduasi pada mistar ukur adalah dalam feet, persepuluhan
feet, dan perseratusan feet. Sebagai ganti garis atau strip yang menandai persatuan,
ruang diantara dua garis tersebut dicat hitam diatas cat putih, jadi, tanda untuk tiap
perseratusan adalah garis diantara kedua warna tadi, sebelah atas dari yang hitam
menunjukkan angka genap, dan sebelah bawah menunjukkan angka ganjil.
Persepuluhan feet, dan feet dinomori dengan warna hitam dan merah. Pengamat
biasanya langsung membaca mistar ukur saunbti melihat melalui teropong. Mistar
ukur ini bisa dipakai bersama waterpass, transit, theodolite, dan kadang-kadang
waterpass genggam (hand level) untuk mengukur beda elevasi.

Target mistar ukur untuk kondisi dimana pembacaan langsung terhalang,


seperti pandangannya, titik kurang jelas, terlalu jauh, dan terhalangnya sebagian
pandangan oleh semak-semak dan tanggul, kadang-kadang perlu digunakan target
mistar ukur. Target ini juga dipakai untuk menandai pembacaan mistar ukur pada
saat memasang sejumlah tititk pada elevasi yang sama dengan elevasi alat. Target
untuk mistar ukur Philadelphia biasanya berbentuk oval, dengan sumbu panjangnya
tegak lurus terhadap mistar ukur dan kuadrat target tersebut secara berselang-seling
diberi warna merah dan putih. Target ini dipasang pada mistar ukur dengan sebuah
sekrup. Target mempunyai bukaan persegi yang berukuran kurang lebih sama

6
dengan tebal mistar ukur dan tingginya 0,15 ft (4,5 cm), melalui mana permukaan
mistar ukur dapat dilihat. Skala varnier linear untuk pembacaan perseribuan feet
dipasang pada sisi bukaan dengan titik nol diatas garis horizontal target.

Gambar 2.3 Mistar/bak ukur Gambar 2.4 Detail rambu ukur

2.1.4 Unting-unting

Unting-unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah satu alat
tukang yang biasanya dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu benda atau
bidang. Alat ini cukup sederhana dimana terbuat dari bahan besi dengan permukaan
berwarna besi putih, kuningan dan juga besi biasa, bentuknya biasanya berbentuk
prisma dengan ujung lainnya dibuatkan penempatan benang kait.

Gambar 2.5 Unting-unting

7
2.1.5 Meteran gulung

Meteran berdimensi lebih Panjang dan terbuat dari bahan yang lebih fleksibel
dibanding penggaris agar bisa digulung dan dibawah dengan mudah meteran bisa
dibuat dari nilon atau logam lentur yang dapat digulung dimensi panjangnya bisa
mencapai 100 meter oleh karena itu alat ini bisa digunakan untuk mengukur objek
yang lebih besar seperti tanah dan lapangan.

Gambar 2.6 Meteran gulung

2.1.6 Alat tulis

Menulis data yang telah diperoleh dari lapangan

Gambar 2.7 Perlengkapan tulis

8
2.1.7 Payung

Payung untuk melindungi alat waterpass dari pengaruh cuaca

Gambar 2.8 Payung

9
BAB III

DASAR TEORI

3.1 Theodolite

Theodolite merupakan instrument ukur tanah yang paling universal.


Walaupun kegunaan utamanya adalah untuk pengukuran atau pemasangan sudut
horizontal dan vertikal dengan teliti, biasanya dipakai untuk beraneka ragam
tugas lain misalnya untuk menentukan jarak horizontal dan vertikal secara optis,
memperpanjang garis lurus, dan sifat datar memanjang orde-rendah.

Sudut theodolite umumnya digolongkan menurut cara yang dipakai untuk


membaca lingkaran, kegunaannya, dan ketelitiannya. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia teknologi yang semakin canggih
maka theodolite banyak mengalami kemajuan dan renovasi yang lebih akurat,
sehingga theodolite model sekarang selain bentuknya yang lebih sederhana
pembacaannya pun lebih teliti dan tepat.

3.1.1 Jenis-jenis Theodolite

Secara garis besar Theodolite terdiri dari beberapa jenis diantaranya:

1. Theodolit Kompas (Transit)


2. Theodolit repetisi
3. Theodolit reiterasi
4. Theodolit digital elektronik

10
3.1.2 Bagian utama theodolite

1. Teropong bidik

Teropong bidik adalah bagian theodolite yang berfungsi untuk


membidik bak ukur pada jarak/kejauhan tertentu.

2. Lingkaran-lingkaran horizontal dan vertikal


Lingkaran-lingkaran horizontal dan vertikal berfungsi untuk
menentukan pembacaan-pembacaan sudut.

3. Tabung-tabung (Nivo)

Untuk memungkinkan tripot ditegakkan, skrup penegak


dipasangkan antara tripot dengan landasan theodolite gerakan skrup
kaki membuat gelembung Nivo ketengah atau bisa juga menyetelnya
dengan menggunakan skrup-skrup pada permukaan kepekaan Nivo
tabung tersebut sekitar 2 mm= 40 detik sudut.

4. Landasan theodolite

Landasan theodolite adalah dasar alat ukur yang datar yang


diskrupkan pada tripot dan untuk menunjang kaki skrup penegak.

5. Tripot / Statif / Kaki tiga

Kegunaan theodolite adalah untuk menunjang theodolite. Tripot


bersifat telesopik (mempunyai kaki yang dapat diubah panjangnya
sesuai dengan kondisi dilapangan) atau ada juga tripot dengan kaki
yang tetap panjangnya.

11
3.1.3 Perhitungan jarak dan beda tinggi dengan Theodolit

1. Jarak dengan Theodolit


Jarak dengan Theodolit dapat ditentukan dengan cara membaca
benang atas, benang bawah dan sudut zenit (sudut vertikal), benangatas
dikurangi banang bawah dikali 100 dan dikalikan sin² sudut zenit.Perhitungan
jarak horizontal menggunakan rumus :
Jarak (D) = 100 (BA – BB) x Sin² Sudut Zenit atau
Jarak(D) = [(BA-BB)100]*cos (90-Bacaan sudut pada titik)

2. Beda tinggi (∆h) dengan Theodolit


Untuk dapat menghitung beda tinggi dengan Theodolit, (BA – BB) x 100
x ½ sin 2 sudut zenit + TA– BT – TP Atau ∆h = [(90 – Bacaan sudut
vertikel)]*2*sin/2[(BA – BB)*100] + Ta – BT-TP]
Dimana : BA = Bacaan benang atas
BB = Bacaan benang bawah
TA = Tinggi alat
TP = Tinggi patok BT = Bacaan benang tengah
Menghitung beda tinggi dengan Theodolit dilakukan dengan cara
menempatkan alat- alat pada setiap patok dan membaca
tinggirendahnya permukaan tanah minimal 3 titik disetiap patok.

3.1.4 Alat dan perlengkapan Theodolit

1. Instrument Theodolit
Untuk membaca pengukuran beda tinggi, kontur, dan lainnya
2. Tripot (kaki tiga)
Untuk meletakkan Theodolit
3. Unting-unting

12
Untuk mengukur ketegakan dan keseimbangan alat Theodolit
terhadappatok.
4. Bak ukur / Rambu ukur
Untuk membaca tinggi rendahnya pengukuran permukaan tanah
5. Meteran
Untuk mengukur tinggi alat
6. Alat tulis
Untuk menulis data yang diproleh dilapangan
3.2 Polygon

Prinsip dari polygon Theodolit adalah menetapkan sudut jurusan


danpanjang dari gabungan beberapa garis yang bersama-sama membentuk
kerangkadasar untuk keperluan pemetaan dari suatu daerah tertentu.

Sudut jurusan dan jarak kemudian digambarkan dengan busur derajat atau
dengan system koordinat. Sudut-sudut diukur dengan Theodolit seara jarum
jam dan sudut jurusan dihitung dari sudut yang diukur. Jarak mendatar dari
setiap garis dari polygon harus diukur kemudian dibandingkan dengan
pengukuran sudut, pengukuran jarak biasa lebih sulit dan mencapai hasil yang
baik maka harus dilakukan pengukuran dengan teliti dan cermat, dan diberikan
koreksi-koreksi untuk mendapatkan jarak mendatar.

3.2.1 Bentuk-bentuk Polygon

Polygon ini terdiri atas 2 macam yaitu :

1. Polygon tertutup

Pada polygon ini titik awal dan sudut merupakan suatu titik yang sama panjang
dari garis dan sudut yang diukur, sudut-sudut yang diukur dinyatakan
dengan tebal adalah sudut luar dan sudut dalam dari polygon.Dan pengukuran
dilakukan searah jarum jam. Dalam hal ini kita dapat melakukan kontrol

13
terhadap jumlah sudut poligon tertutup dari pengukuran. Jumlah sudut dalam
dapat dikontrol dengan menggunakan rumus:

∑β = (n-2) *180

Atau

∑β = (2n – 4)*90

Dan kontrol terhadap jumlah sudut poligon tertutup, dengan

pengukuransudut luar menggunakan rumus :

∑β ¹ = (2n + 4)*180

∑β = Jumlah sudut dalam yang diukur

∑β¹ = Jumlah sudut luar yang diukur (derajat)

n = Jumlah titik poligon yang diukur

2. Polygon Terbuka

Polygon terbuka adalah kumpulan garis – garis yang mana antara satugaris
dengan yang lainnya saling berhubungan namun tidak bertemu antaratitik
pertama dengan titik yang terakhir. Jarak dari setiap garis dan sudut dari setiap
titik diukur. Pada polygon ini kesalahan dalam pengukurtan sudut maupun jarak
tidak dapat dikontrol (diketahui). kontrol pada polygon ini dapat dilakukan
dengan melakukan pengukuran ulang untuk keseluruhan polygon atau
melakukan pengukuran secara arah berlawanan.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Polygon Tertutup


Didapatkan hasil pengukuran polygon di lapangan sebagai berikut ini. Sudut
dalam titik A adalah 87º20ꞌ40ꞌꞌ, sudut dalam titik B adalah 89º50ꞌ20ꞌꞌ, titik C
adalah 91º30ꞌ30ꞌꞌ, dan sudut titik dalam D 93º30ꞌ50ꞌꞌ. Koordinat titik A adalah
(100,100) dan azimuth titik A ke B adalah 140º. Jarak A-B yaitu 40 m, B-C
38 m, C-D yaitu 40 m dan D-A yaitu 42 m. Hitunglah hasil pengamatan
tersebut.

Titik Bacaan Koreks Besar Jarak Azimuth Absis Koreksi Ordinat Koreksi Koordinat
Sudut i sudut (m)
sudut
X Y

P1 90º30ꞌ30ꞌꞌ - 90° 20 130 15,3208 1,43012 -12,8557 3,1594 100 100


5

P2
1,43012
87º50ꞌ30ꞌꞌ - 87° 20 223 -13,6399 -14,6270 3,1594 114,6786 90,303
5
7

P3
1,43012 3,1594
92º30ꞌ20ꞌꞌ - 92° 20 268 -19,9878 -0,6978 99,0326 78,836
5
1
P4

1,43012 3,1594
91º40ꞌ50ꞌꞌ - 91° 20 39 12,5864 15,5429 80,4015 81,297
5
7

15
100 100

Koordinat
P X Y

P1
100 100

P2
114,6786 90,3037

P3
99,0326 78,8361

P4
80,4015 81,2977

x-y = 9.030,37+9.040,81+7.319,44+8.040,15
= 33.430,77

y-x =11.467,86+8.943,01+6.338,54+8.129,77
= 34.879,18

Selisih = 34.879,18-33.430,77
= 1,44841

16
4.2 Polygon Terbuka

Tinggi P Horizontal Vertikal BA BT BB Jarak Elevasi


alat

1,325 P1 220º52ꞌ40ꞌꞌ 1,580 1,490 1,41 17 -0,165


0

1,313 P2 185º57ꞌ45ꞌꞌ 90 1,450 1,450 1,44 10,9 -0,480


3

1,356 P3 179º48ꞌ40ꞌꞌ 1,480 1,480 1,39 17 -0,13


3

1,325 P4 185º47ꞌ35ꞌꞌ 1,371 1,371 1,34 8,4 -0,046


3

Jarak = (BA-BB) × 100 Elevasi = ( TA-BT)


P1= (BA-BB) × 100 P1 = TA-BT
= (1,580-1,410) × 100 = 1,325-1,490
=17 = -0,165

P2= (BA-BB) × 100 P2= TA-BT


= (1,552-1,443) × 100 = 1,313-1,450
= 10,9 = -0,480

P3= (BA-BB) × 100 P3= TA-BT


= (1,563-1,393) × 100 = 1,356-1,480
= 17 = -0,13

17
P4= (BA-BB) × 100 P4= TA-BT
= (1,430-1,343) × 100 = 1,325-1,371
=8,4 = -0,046

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek ilmu ukur tanah ini dapat di tarik kesimpulan antara
lain :
1. Pengukuran yang digunakan adalah pengukuran polygon tertutup dan
terbuka, dimana pada polygon tertutup titik awal dan titik akhirnya terletak
pada titk yang sama.
2. dari data praktikum polygon tertutup dapat diambil beberapa hal, yaitu : besar
sudut, jarak, azimuth, absis, dan koordinat suatu daerah.
3. sedangkan pada polygon terbuka dapat diambil beberapa hal, yaitu : besar
sudut, jarak.\, elevasi atau beda tinggi.
4. Kesalahan perhitungan polygon dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu : faktor
manusia, faktor alat dan faktor alam.

5.2 Saran
Selama melakukan praktek lapangan Ilmu Ukur Tanah banyak sekali ilmu yang
telah kami dapat, dan harapan kami dengan adanya praktikum Ilmu Ukur Tanah
ini para mahasiswa sudah dapat mempergunakan alat-alat pada waktu
mempraktekkan dilapangan sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan yang
diinginkan. Dan diharapkan dalam menggunakan alat ini lebih hati-hati dan teliti
karena alat ini sangat sensitive

18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-malikussaleh/praktikum-ilmu-
ukur-tanah/laporan-praktikum-ilmu-ukur-tanah/48471654

https://images.app.goo.gl/bA8iewgQTNKmC8H7

19

You might also like