You are on page 1of 9

Azzam Zahid Abdullah

5033231040 | kelas A

Review
Teori Politik, Negara, Pemerintah, Pemerintahan.

BAB 4
TEORI POLITIK DAN KERANGKA KERJA ANALISIS POLITIK

A.Teori Politik
Teori Politik sebagai produk terpenting dalam konsep politik merupakan salah satu bidang
kajian ilmu politik. Teori adalah generalisasi yang abstrak mengenai beberapa fenomena.
Sedangkan konsep itu lahir dalam pikiran manusia sehingga bersifat abstrak. Dengan
pemahaman seperti itu, dapatlah dikatakan bahwa setiap teori adalah konsep, tetapi tidak setiap
konsep adalah teori.
Miriam Budiardjo mengemukakan bahwa teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari
mengemukakan bahwa teori politik adalah bahasan dan generalisasi dari fenomena yang bersifat
politik. Dengan kata lain teori politik adalah bahasan dan renungan atas a) Tujuan kegiatan
politik, b) cara cara mencapai tujuan itu, c) kemungkinan kemungkinan dan kebutuhan
kebutuhan yang ditimbulkan oleh situasi politik yang tertentu, dan d) kewajiban kewajiban yang
di akibatkan oleh tujuan politik itu.
Sementara itu teori politik dalam pandangan Thomas P. Jenkin, dibedakan menjadi dua macam
teori politik,
1. Teori-teori yang mempunyai dasar moriel dan yang menentukan norma-norma politik,
antara lain adalah filsafat politik, teori politik sistematis, ideologi, dan sebagainya. Teori
ini disebut teori valuational
2. Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-fakta politik
dengan tidak mempersoalkan norma atau nilai. Teori ini dinamakan non-valuational. Ia
biasanya bersifat deskriptif dan komparatif.
Teori-teori kelompok pertama berfungsi menentukan pedoman dan patokan yang bersifat moral
dan sesuai dengan norma-norma moral. Teori-teori semacam ini mencoba mengatur hubungan
hubungan antar masyarakat sedemikian rupa sehingga tidak memberi kepuasan perseorangan
dan dapat menuju struktur masyarakat politik yang stabil dan dinamis.
Teori kelompok pertama dibagi menjadi 3 kelompok

 Filsafat politik, yaitu mencari penjelasan politik bedasarkan ratio. Dan fungsi utama nya
adalah mendidik warga masyarakat mengenai norma-norma dan nilai-nilai itu.
Azzam Zahid Abdullah
5033231040 | kelas A

 Teori politik sistematis, teori-teori yang tidak memajukan suatu pandangan tersendiri
mengenai merafsika dan epistemologi, tetapi mendasarkan diri atas pandangan-
pandangan yang sudah lazim diterima pada masa itu.
 Ideologi politik, yaitu himpunan nilai, ide, norma-norma, kepercayaan, dan keyakina,
suatu “weltan schauung” yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang atas dasar dia
menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan
yang menentukan tingkah laku politiknya. Contoh ideologi politik ini adalah demokrasi,
komunisme, dll

B.Sistem, Struktur, dan Fungsi


Seluruh kegiatan politik terjadi di dalam sistem, sistem berkaitan dengan struktur dan fungsi.
Sistem juga terdiri dari 3 elemen, yakni sistem nilai, struktur, dan strategi menangani proses
kebijakan. Dalam system nilai politik terkandung tujuan negara, hak warga negara, dan aturan
main politik. Struktur kekuasaan ialah pengaruh infrastruktur dan suprastruktur proses
kebijakan. Sementara strategi memenangi proses kebijakan ialah cara memilih berbagai
alternatif untuk menangani permasalahan pokok kebijakan.
Ada juga system, struktur, dan fungsi dalam kajian ilmu politik, ketiganya saling berkaitan, hal
itu bisa dilihat dari beberapa penjelasan ilmuan politik. Diantaranya David Easton dan Gabriel
Almond.
Dalam buku modern political theory, SP. Varma menyebutkan bahwa pengertian system telah
didefinisikan secara bervariasi, seperti :”sekumpulan unsur yang berada dalam keadaan
berinteraksi” “sekumpulan objek yang mencakup hubungan diantara objek tersebut” dan “suatu
keseluruhan yang dibentuk dari banyak bagian” menurutnya semua definisi ini mengandung
pemikiran tentang sekelompok objek yang saling berhubungan erat dalam beberapa ciri
hubungan struktural dan berinteraksi di atas landasan proses-proses yang mempunyai sifat-sifat
dasar tertentu.
Sedangkan system politik bagi David Easton adalah serangkaian struktur dan proses yang saling
berkaitan. Lalu kegiatan lain yang tidak termasuk dalam system politik disebut variable
eksternal. Variable ini terdapat dalam lingkungan yang melingkari system politik itu.
Lingkungan bisa dibagi menjadi dalam negri dan internasional, juga terdiri dari berbagai
system, yaitu ekologis, biologis, dan sosial. System politik dipengaruhi dan mempengaruhi
lingkungannya.
Menggunakan istilah Easton, system politik di pandang sebagai proses konversi meraih input
menjadi output dan kemampuan memprosesnya untuk menjamin suatu pemerintahan berjalan.
Hubungan input output antara system politik dengan lingkungannya dapat dijelaskan sebagai
tuntunan dan dukungan.
Dari tesisnya Gabriel A. Almond(1960:12), bahwa struktur selalu dilengkapu dengan sejumlah
fungsi. Itu sebabnya disebut pendekatan structural fuungsional. Menurut SP. Varma, analisis
structural fungsional berkisar pada konsep, fungsi dan struktur. Jadi pada akhirnya suatu fungsi
selalu berurusan dengan akibat akibat dari suatu pola Tindakan yang ditujukan bagi suatu
Azzam Zahid Abdullah
5033231040 | kelas A

system. Sementara fungsi berurusan dengan akibat , struktur berurusan pada susunan system
yang menjalankan fungsi-fungsi. Bagi Merron, hubungan antara fungsi dan struktur tidak selalu
bersesuaian satu per satu antara keduanya.
Selanjutnya berbicara dari sudut structural fungsional, system politik dilihat dari 3 tingkatan,
yaitu system, proses, dan kebijaksanaan. Ketiga ini berikatan dengan kapabilitas system politik.
Pertama, kemampuan system secara structural ataupun fungsional, memeliharan dan
mengadaptasi. Kedua, pada tingkat proses, struktur-struktur politik harus berkemampuan untk
menjamin berjalannya fungsi pengolahan kepentingan dengan baik. Dan ketiga, pada tingkatan
kebijaksanaan, kapabilitas system politik sangan bergantung pasa kapabilitas struktur untuk
menanggulangi dampak akibat pelaksanaan-pelaksanaan.
Pendekatan structural fungsional terlahir sebagai kritik atas pendekatan kelembagaan. In
menganggap bahwa setiap system politik pasti memiliki fungsi fungsi yang mendasar. Dengan
fungsi inilah system politik terpelihara. Adapun fungsi-fungsi itu meliputi input dan output.
Input terdiri dari Pendidikan dan komunikasi politik, serta seleksi, agrerasi, dan artikulasi
kepemimpinan. Fungsi output meliputi pembuatan dan penerapan peraturan serta pemberian
peradilan.
Struktur politik yang menjadi mesin politik formal/resmi dapat diuraikan sebagai berikut:
pertama, meminjam teori Monstesquieu, kekuasaan dipisahkan sesuau fungsinya. Dan kedua,
meminjam teori dikotomi hanya ada dua macam kekuasaan, yaitu kekuasaan menetapkan
kebijaksanaan dan kekuasaan melaksanakan kebijaksanaan.
Menurut klasifikasi, ada dua jenis system pemerintahan, parlementer dan non parlimenter

BAB 5
NEGARA, PEMERINTAH, DAN PEMERINTAHAN.

A.Konsepsi Negara
Secara terminology, pengertian negara dari pandangan ahli:
1. George Jellinek (bapak ilmu negara) : negara adalah organisasi tertinggi dari bangunan
hukum dan Masyarakat, jellinek mendefiniskan dari pandangan yuridis dan sosiologis.
Yuridis digunakan untuk menyelidiki negara sebagai bangunan hukum, sedangkan
sosiologis dipakai untuk menyelidiki negara sebagai bangunan Masyarakat. Ini diknal
sabgai teori dua segi (Zweiseiten Theorie).
2. Robert A Dahl
Azzam Zahid Abdullah
5033231040 | kelas A

3. Harold J. Laski : negara adalah Masyarakat yang di integrasikan karna mempunyai


wewenang bersifat memaksa. Masyarakat adalah negara jika cara hidup yang harus di
taati ditentukan oleh sesuatu wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.
4. Roger H Soltau: Negara adalah alat yang mnegatur persoalan bersama, atas nama
masyarakat
5. Max Weber : Suatu Masyarakat yang mempunyau monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
6. Robert M Maclver : Negara adalah asosiaasi yang menyelenggarakan penertiban di
dalam suatu Masyarakat dalam suatu wilayah dengan system hukum yang
diselenggarakan suatu pemerintahan untuk maksud tertentu dengan kekuasaan
memaksa.
7. Prof Mr. Soenarko : negara ialah organisasi Masyarakat yang mempunyai daerah
tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai kedaulatatan
8. O. Notohamidjojo
9. Prof R. Djokosoetono
10. G. Pringgpodigdo
11. Dr. W.L.G Lemaire
12. Prof Dr. J.H.A
13. Prof. Miriam Budiardjo
Dari semua pandangan ahli diatas, dapat disederhanakan bahwa yang dimaksud dengan negara
adlaah “organisasi Masyarakat tertinggi yang memiliki territorial dan kekuasaan untuk mengatur
dan memelihara rakyatnya (Masyarakat) di bawah perundang-undangan (hukum).
Asal Mula Negara
Terdapat dua mainstream pendekatan yang menjelaskan bagaimana asal mula negara tersebut.
Pendekatan faktual dan pendekatan teoritis. Pendekata faktual sangat menekankan pada
Sejarah. Karna itu, kenyataan Sejarah menunjukkan bahwa suatu negara dapat dibentuk, antara
lain:
1. Suatu wilayah belum ada yang menguasau, kemudian diduduki oleh suatu negara.
2. Suatu wilayah semula milik negara tertentu, kemudia melepaskan diri dari negara tsb.
Dan Merdeka
3. Beberapa negara mengadakan peleburan dan menjadi negara baru
4. Suatu negara pecah dan lenyap, kemudia diatas negara itu muncul negara-negara baru
Sedangkan pendekatan teoritis adalah pendekatan yang menggunakan kerangka teori dengan
dugaan dugaan yang logis. Diantaranya ada teori ketuhanan, hukum alam, kekuasaan, perjanjian
Masyarakat, organis dan teori garis kekeluargaan.
Tokoh teori ketuhanan : Friedich Julius Stahl (1802-1861) dan Abu al A’la al-maududi (1903-
1979)

teori hukum alam, didalam alam ini terdapat hukum yang berlaku abadi dan universal.
Tokohnya :
Azzam Zahid Abdullah
5033231040 | kelas A

1. Pada masa kuno, Plato (429-347 SM) dan Aristoteles (384-322 SM)
2. Masa pertengahan, Agustinus (354-430 SM), Al-ghazali (1058-1111), Thomas Aquinas
(1226-1274), dam Ibnu Khaldun (1332-1406)
3. Masa Rasionalisme, al-mawardi (975-1059), Hugo de Groot (Grotius, 1583-1645),
Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704, dan J.J Roesseau (1712-1778)
teori Kekuasaan, negara terbentuk bedasarkan atas kekuasaan. Tokoh : Voltaire (1694-1778),
Karl Max, Harold J. Laski
Tokoh teori perjanjian Masyarakat, teori ini bertitik tolak pada anggapan sebelum ada negara,
saat itu manusia dengan akal yang dimilikinya melakukan pemufakatan Bersama dalam rangka
memelihara keselamatan hidup dan kepemilikan harta. Hal ini sering disebut perjanjian
Masyarakat, salah satu perjanjian antar kelompok ini adalah pendirian organisasi kekuasaan
Bersama, yakni negara (disebut pactum unionis). Thomas Hpbbes adalah tokoh utama yang
menekankan hal “pactum subjectionis” bahwa dengan kesepakatan membentuk negara, rakyat
menyerahkan hak mereka untuk diatur sepenuhnya oleh kekuasaan negara. Negara disini
dimaksudkan berbentuk Kerajaan mutlak atau monarchi absolute.
Berbeda dengan Hobbes, John Locke mengakui kedua pactum tersebut. Bahwa Sebagian
anggota Masyarakat membentuk persatuan dahulu, baru kemudian anggota Masyarakat menjadi
kawula negara. Disini negara dianggap tidak seberkuasa anggapan Hobbes, tetap ada hak asasi.
Sementara itu, J.J Rousseau menulis bahwa hanya ada pactum unionis yaitu suatu perjanjian
atau kesepakatan untuk membentuk negara, tetapi dengan warga yang memilih wakil wakilnya,
serta Menyusun aparatur pemerintah. Kemudia negara yang dibentuk juga harus menjamin
kebebasan dan persamaan, penguasa itu dapat diganti. Ini sebabnya Rousseau dianggap sebagai
peletak dasar teori kedaulatan rakyat.
Unsur-Unsur Negara
Negara terdiri dari beberapa unsur pembentuk, ada yang bersifat mutlak dan adapula yang
bersifat tambahan. Unsur pertama merupakan syarat mutlak, sehingga apabila kurang satu unsur
maka negara tidak akan ada, yaitu: rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat. Sementara
unsur tambahan adalah pengakuan dari negara negara lain. Berikut adalah uraian unsur unsur
tersebut:
1. Rakyat. Semua ornag yang berdiam di dalam suatu negara atau menjadi penghuni
negara. Rakyat terbagi menjadi penduduk dan non-penduduk.
2. Wilayah. Wilayah negara meliputi daratan, lautan, udara dan daerah ekstra teritorial.
Peran wilayah adalah yang pertama, tempat menetap rakyat dan pemerintahan. Kedua,
sebagai symbol kedaulatan dan inegritas kewilayahan.
3. Pemerintah. Yang dimaksud disini adalah seseorang atau beberapa orang yang
memerintah menurut hukum negaranya. Utrecht menerangkan ada tiga pengertian: 1)
gabungan dari semua badan negara atau kelengkapan negara yang berkuasa
memerintah, meliputi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. 2) pemerintah sebagai
gabungan badan kenegaraam tertinggi yang berkuasa memerintah di dalam wilayah
negara. Contoh: presiden, raja, yang di pertuan. 3) pemerintah dalam arti kepala negara
Bersama dengan mentri nya yang berarti organ eksekutif
Azzam Zahid Abdullah
5033231040 | kelas A

4. Pengakuan dari negara-negara lain. Ini adalah unsur tambahan yang menerangkan
adanya suatu negara. Pengakuan dari negara lain ada dua macam, pengakuan “defact”
dan pengakuan “de jure”. Defacto adalah pengakuan bedasarkan kenyataan, sementara
de jure adlaah pengakuan bedasarkan hukum.

Tujuan dan Fungsi Negara


Setiap negara memiliki tujuan tertentu, tujuan negara disini diartikan sebagai visi negara. Secara
umum, tujuan negara ialah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya. Dan tujuan itu
disederhanakan kedalam dua hal pokok, yaitu 1)keamanan dan keselamatan ;dan
2)kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk tujuan negara Republik Indonesia adalah “untuk
membentuk suatu pemerintahan negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsam dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang bedasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
Adapun fungsi negara adalah menyelenggarakan empar fungsi utama, yakni:
1. Melaksanakan penertiban, untuk mencapai tujuan Bersama dan mencegah bentrok
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
3. Pertahanan, menjaga segala kemungkinan serangan dari luar
4. Menegakkan keadilan, yakni dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan

B. Negara dalam Konsepsi Jawa


Buku yang ditulis Soemaraid Mertono dikatakan sebagai khazanah dari kekuatan pemikiran
politik politik Indonesia mengenai negara. Ada dua konsep yang ia jadikan pendekatan dalam
penelitiannya, yakni konsep “magis-religius” dan konsep “teknis-ekonomis”. Konsep magis-
religius meihat kedudukan raja dari aspek dominasi kepercayaan dan agama, sedangkan
konsepp teknis-ekonomis lebih melihat kedudukan raja dari aspek teknis dan material sebagai
perlengkapan kedudukan raja.
Dengan konsep pertama, raja diasumsikan sebagai orang yang sangat berwibawa, sehinggga
mendapat legitmasi dan memusat. Sementara konsep kedua, Soemarsid menuliskan pentingnya
perlengkapan “pendukung” bagi kedudukan raja, yakni perlengkapan teknis berupa birokratis
Kerajaan, dan material berupa kekayaan raja/pembiayaan negara.
Ada tiga variable dependen yang berkaitan dengan magis-religius, yakni hubungan raja dengan
rakyat, kedudukan raja dalam kehidupan negara, dan pengesahan (legitmasi) kedudukan raja.

Hubungan Raja dengan Rakyat


Hubungan raja-rakyat dijelaskan bersifat pribadi dengan istilah krawula-gusti (hamba dan tuan).
Konsep ini diwarnai dengan pemikiran jawa yang menggambarkan hubungan saling
Azzam Zahid Abdullah
5033231040 | kelas A

ketergantungan erat antara dua unsur yang berbeda. Menurut Soemarsaid, terdapat ikhtisar
pemikiran jawa tentang hubungan raja dengan kaulanya, yakni:
1. Hubungan yang akrab saling mengasihi den menghormati dalam komunikasi sosial.
2. Takdir menetapkan kedudukan manusia dalam Masyarakat. Akibatnya manusia tidak
punya pilihan kecuali melakukan kewajibannya sesuai dengan takdir. Kedua factor ini
menghasilkan suatu jenis praktik pemerintahan. Dalam praktik ini:
3. Penguasa (dan pejabatnya), dari segi kebijaksanaa pemerintah praktis, harus
memperhatikan para warganya seperti seorang tua mengasuh anak ankanya. Dengan
begitu, sang penguasa memiliki keunggulan untuk melindungi, dedangkan yang
diperintah memiliki sikap pengabdian yang tulus.

Kedudukan Raja dalam Negara


Perlengkapan kedua magis religious melingkupi kedudukan raja dalam kehidupan negara.
Teologi islam menempatkan raja jawa dalam kedudukan yang tidak semulia dan seagung
sebelumnya. Pertentangan kedua kelompok sekuler dengan agama kian hari kian memburuk.
Dan solusi yang dianggap efektif adalah berperang. Bahkan sampai sekarang pertentangan
antara agama dengan Negra tidaka pernah terselesaikan secara permanen.
Lepas dari pertentangan kekuatan, mereka sangat mendambakan raja yang ideal. Orang jawa
menganggap ada delapan kebajikan yang setogianya dimiliki raja:
1. Dana tak terbatas, kepala dewa bawahan
2. Kemampuan menekan kejahatan, sifat dewa maut
3. Berusaha membujuk dengan ramah, bijaksana, sifat dewa matahari
4. Kasih saying, sifat Batara Candra
5. Pandangan teliti dan pikiran yang dalam, sifat dewa angin
6. Kedermawanan memberi harta benda dan hiburan, sifat dewa harta duniawi
7. Kecerdasan yang tajam dan cemerlang dalam menghadapi kesulitam, sifat dewa lautan
8. Keberanian yang berkobar-kobar dan tekad yang bulat dalam melawan setiap musuh,
sifat dewa api
Proses Pengesahan Raja
Raja ideal yang diharapakan orang jawa memiliki cara khas dalam pengesahan menjadi raja.
Ada dua factor yang alat pengesahan dalam kehidupan negara, yakni turunan raja dan mendapat
persetujuan dewa. Menariknya, factorturunan raja mendapat dukungan dari islam sebab
datangny aislam tidak menghilangkan kebiasaan membuktikan kesinambungan kekerabatan.
Adapun konsep persetujuan dewa dalam proses pengesahan mendapat kesamaan ajaran dengan
terminologi “wahyu”. Orang jawa menganggapnya sebagai Rahmat atau karunia bagi
kedudukan raja.
Azzam Zahid Abdullah
5033231040 | kelas A

C. Pemerintahan dan Pemerintahan


Ada pengertian antara pemerintah dan pemerintahan. Pemerintah merupakan apparat yang
menyelenggarakan tugas dan kewenangan negara, sedangkan pemerintahan adalah tugas dan
kewenangan itu sendiri. Tugas adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan.
Tujuan sifatnya statis, sedangkan tugas sifatnya dinamis. Dan kewenangan ialah hak yang
melekat pada seseorang atau sejumlah orang untuk melaksanakan tugas. Gabungan antara tugas
dan kewenangan adalah fungsi. Karna itu, tugas dan kewenangan disebut funsgi negara.
Pemerintahan dalam arti luas berarti sleuruh fungsi negara (legislative, yudikatif dan eksekutif).
Semenmtara dalam arti sempit, pemerintahan menyangkut fungsi eksekutif saja. Lalu ada
pengertian pemerintah dalam arti luas, yakni seluruh apparat yang melaksanakan fungsi-fungsi
negara, dan pengertian dalam arti sempit hanya menyangkut apparat eksekutif saja (kepala
negara dan kabinetnya)
Monarki, Oligarki dan Demokrasi
Menurut kranenburg, pembedaan dan pembagian orang yang memerintah ini penting karna
berpengaruh pada kelancaran kerjanya. Dikatakan bentuk pemerintahan monarki jika ditangani
oleh satu orang. Apabila pemerintahaan terletak pada beberapa orang yang memerintah itu
disebut oligarki. Sedangkan asritokrasi letak pemerintahan berada di tangan sejumlah kecil
rakyat yang merupakan orang orang terbaik dan merka menjalankan kekuasaan itu untuk
kepentingan semua orang. Sementara itu, jika kekuasaan pemerintah terletak di tangan rakyat
Bersama sama, pemerintahan itu disebut demokrasi.
Kerajaan dan Republik
Monarki atau Kerajaan dapat dibedakan menjadi dua: pertama, monarki absolute atau mutlak,
yaitu raja berkuasa mutlak terhadap seluruh kekuasaan negara, dari yudikatif, legislatif, maupun
eksekutif. Sedangkan kedua, monarki konstitusional atau Kerajaan yang dibatasi undang undang
dasar, yaitu kekuasaan raja dibatasi konstitusi, contohnya seperti Inggris dan Belanda.
Lalu republik, republic bisa diartikan sebagai negara yang menjelma sebagai kehendak rakyat,
dan kepala negara tidak berganti turun temurun. Ada kasus unik yaitu republic mutlak, yaitu
kepala negara kedikatktoran yang dipilih oleh rakyat, kemudian ia berkuasa mutlak.
Pemerintahan Presidensial dan Pemerintahan Parlementer
Hamper setiap negara terdapat dua kemungkinan menjalankan roda pemerintahan, yakni
pertamamenjalankan secara ekstrem satu dari dua pilihan system pemerintahan (presidensial
atau parlementer). Dan kedua menjalankan bentuk pemerintahan dari hasil modifikasi atau
gabungan dari bentuk pemerintahan yang ada.
Ciri ciri pemerintahan presidensial:
1. Kepemimpinan dalam melaksanakan kebijakan administrated berada di tangan
presidem
2. Kebijakan bersifat komprehensif sulit diperoleh
Azzam Zahid Abdullah
5033231040 | kelas A

3. Jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan berada pada satu tangan
4. Legislatif bukan tempat kaderisasi bagi jabatran-jabatan eksekutif, yang dapat diisi dari
berbagai sumber termasuk legislative.
5. Fungsi presiden dalma fungsi luas:
 Kepala negara, melaksakan fungsi simbolis
 Kepala eksekutid, memimpin cabinet dan birokrasi dalam kebijakan umum
 Kepala legislatif, mengajukan rancangan UU kepada perwakilan rakyat
 Panglima tertinggi Angkatan bersenjata
 Pemimpin dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan luar negeri
 Pemimpin partai
Ciri ciri bentuk pemerintahan parlementer:
1. Satu satunya badan yang anggotanya dipilih secara langsung oleh warga negara yang
berhak memilih lewat pemilihan umum
2. Anggota dan pemimpin cabinet dipilih parlemen. Sebagian besar anggotanya memiliki
fungsi ganda sebagai cabinet dan parlemen.
3. Kabinet bisa bertahan sepanjang mendapat dukungan mayoritas dari parlemen. Artinya
parlemen juga dapat menjatuhkan kabinet.
4. Saat kebijakan tidak mendapat dukungan cabinet, perdana mentri dapat membubarkan
perlemen, lalu membentuk yang baru
5. Fungsi kepala pemerintahan (perdana mentri) dan fungsi kepala negar (presiden, raja)
dilaksanakan oleh orang berbeda.
6. Fungsi presiden atau raja hanyalah simbol negara. Sementara symbol atau fungsi
eksekutif di pegang oleh perdana mentri.

You might also like