You are on page 1of 14

JURNAL PRAKTIKUM

THEODOLITE

HADRIAN PAUDI PATTA


09320220236

LABORATORIUM PERPETAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

THEODOLITE

Hadrian Paudi Patta1, Mudmainna2, Arul Gunawan, S.T.3


Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar
Jl. Urip Sumoharjo KM 05, Telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695
Email: hadrianpaudi@gmail.com

SARI
Perpetaan dapat di artikan semua yang berhubungan dengan peta. Adapun yang berhubungan dengan peta
itu banyak sekali seperti skala, gambar suatu daerah, dan lain-lain. Kartografi di Yakini sudah ada,
bahkan jauh sebelum Bahasa tertulis. Terdapat lukisan dinding Ankara, Turki, yang di Yakini sebagai
peta tertua. Peta tersebut bertanggal sekitar 6.000 SM. Selain itu, adapula peta yang di goreskanpada
tablet tanah liat yang di bakar. Peta tersebut di gali dari reruntuhan Gasur di Irak dan bertanggal 2.500
SM atau 3.800 SM. Ilmu ukur tanah merupakan bagian kecil dari ilmu yang lebih luas. Ilmu Ukur Tanah
memiliki Tujuan ilmiah. Tujuan Ilmiahnya adalah untuk menentukan bentuk permukaan bumi, sedangkan
tujuan praktisnya adalah untuk membuat gambaran yang dinamakan peta, dari sebagian besar atau
sebagian kecil bentuk permukaan bumi. Ilmu ukur tanah untuk jurusan sipil hanya mempelajari tujuan
praktisnya saja, yaitu untuk membuat peta bagi keperluan-keperluan teknik sipil. Theodolit adalah alat
yang digunakan untuk mengukur sudut vertikal (altitude) dan horizontal (azimuth) posisi sebuah
benda. Untuk itu theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur jarak, membuat garis lurus
dan bidang datar di atas permukaan tanah. Alat ini banyak digunakan pada pekerjaan pengukuran
tanah, suvei lapangan, survei kehutanan, jawatan meteorologi bahkan sampai bidang teknologi
perluncuran roket. Theodolit dapat menentukan posisi geografis (lintang dan bujur) sebuah tempat
menggunakan metode transit yaitu dengan mengukur posisi matahari daritempat tersebut. Tidak hanya itu
theodolit juga banyak berjasa dalam pembuatan berbagai jenis peta yang sudah dibuat oleh manusia

Kata kunci: Perpetaan; Ilmu Ukur; theodolit; geografis.

ABSTRACT
Mapping can be interpreted as everything related to maps. There are many things related to maps, such
as scale, pictures of an area, and so on. Cartography is believed to have existed, even long before written
language. There is a wall painting of Ankara, Türkiye, which is believed to be the oldest map. The map is
dated to around 6,000 BC. Apart from that, there are also maps that are scratched on burnt clay tablets.
The map was excavated from the ruins of Gasur in Iraq and is dated to 2,500 BC or 3,800 BC. Land
surveying is a small part of a broader science. Land Surveying has scientific objectives. The scientific
aim is to determine the shape of the earth's surface, while the practical aim is to create a picture, called a
map, of most or a small part of the shape of the earth's surface. Land surveying for civil engineering
majors only studies practical purposes, namely to make maps for civil engineering purposes. A theodolite
is a tool used to measure the vertical (altitude) and horizontal (azimuth) angles of an object's position.
For this reason, theodolites can also be used to measure distances, create straight lines and flat planes
on the ground surface. This tool is widely used in land measurement work, field surveys, forestry surveys,
meteorological services and even in the field of rocket launch technology. Theodolites can determine the
geographic position (latitude and longitude) of a place using the transit method, namely by measuring
the position of the sun from that place. Not only that, theodolites have also been instrumental in making
various types of maps that have been made by humans

Keywords: Mapping; Geometry; theodolite; geographical.


Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

PENDAHULUAN
Perpetaan dapat di artikan semua yang berhubungan dengan peta. Adapun yang berhubungan
dengan peta itu banyak sekali seperti skala, gambar suatu daerah, dan lain-lain. Kartografi di Yakini
sudah ada, bahkan jauh sebelum Bahasa tertulis. Terdapat lukisan dinding Ankara, Turki, yang di Yakini
sebagai peta tertua. Peta tersebut bertanggal sekitar 6.000 SM. Selain itu, adapula peta yang di
goreskanpada tablet tanah liat yang di bakar. Peta tersebut di gali dari reruntuhan Gasur di Irak dan
bertanggal 2.500 SM atau 3.800 SM.
Peta dunia pertama diketahui disusun oleh orang Babilonia pada abad ke-6 SM. Bumi di
tamppilkan sebagai bulatan yang di kelilingi lautan dan beberapa pulau. Kemudian ada pula Claudius
Ptolemy yang merancang peta dunianya sendiri. Ia merupkan ahli geografi di abad ke-2 dan mempercayai
bahwa bumi itu bulat. Ia juga merupakan orang pertama yang menggagas bahwa matahari berputar
mengelilingi bumi.
Permukaan bumi sangat tidak teratur seperti bentuk permukaan ketinggian yang tidak
sama atau mempunyai selisih tinggi. Selisih tinggi dari ke dua titik ini dapat diketahui, bentuk
permukaan bumi yang tidak merata disetiap daerah, merupakan suatu permasalahan untuk
melakukan suatu pembangunan dan perencanaan. Tinggi merupakan perbedaan vertikal atau
jarak tegak dari suatu titik - titik bidang referensi yang telah ditentukan ketinggian terhadap
bidang rujukan. Bidang ketinggiannya bias berupa ketinggian air laut rata - rata), perbedaan
tinggi titik yang akan didapat, ditentukan pada garis sumbu pesawat yang ditunjukan rambu
ukur yang vertikal. Oleh karena itu pengukuran topografi dan situasi sangat efisiensi dan efektifi
untuk mencari perbedaan elevasi untuk ketepatan data dalam suatu pekerjaan alat Theodolite
dan GPS. Berdasarkan dari hasil pengamatan dan berdasarkan penjelasan dari latar belakang
masalah, terlihat bahwa pengukuran topografi dan situasi inilah yang sangatlah penting atau
tepat sehingga suatu perencanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan benar sesuai keadaan
dilapangan. Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah
atau prinsip-prinsip fisika. Penelitian geofisika diperlukan untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan
bumi melibatkan pendataan di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh
batuan di dalam bumi. Dari pendataan ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah
permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal. Sedangkan geologi mempelajari lapisan
batuan dari kulit bumi (atau litosfer) dan perkembangan sejarahnya. Pemetaan merupakan salah satu
kegiatan dalam dunia pertambangan untuk menghasilkan peta yang dimulai dari pengumpulan data,
pengolahan data, dan diproyeksikan pada bidang dua dimensi dengan skala sebagai pembanding antara
jarak pada pangan dengan jarak yang ada pada peta. Untuk menunjang itu semua diperlukan alat – alat
atau perlengkapan pemetaan. Dalam melakukan kegitan tersebut kita harus mengetahui hal – hal yang
yang menunjang kegiatan pemetaan. Oleh karena itu agar mendapat data yang tepat dan benar dilapangan
dibutuhkan alat – alat yang membantu kegiatan tersebut. dalam rangka mensukseskan usaha
pertambangan

TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum adalah agar praktikan mengetahui prinsip dasar penggunaan Theodolite, dapat
mengetahui bagian-bagian dari Theodolite, mengetahui cara pengambilan data dilapangan dan
mengetahui cara pengolahan dan interpretasi data hasil Theodolite compass untuk pembuatan peta.

TINJAUAN PUSTAKA
Bentuk permukaan bumi sangat tidak teratur seperti bentuk permukaan ketinggian yang tidak
sama atau mempunyai selisih tinggi. Selisih tinggi dari ke dua titik ini dapat diketahui, bentuk permukaan
bumi yang tidak merata disetiap daerah, merupakan suatu permasalahan untuk melakukan suatu
pembangunan dan perencanaan. Tinggi merupakan perbedaan vertikal atau jarak tegak dari suatu titik -
titik bidang referensi yang telah ditentukan ketinggian terhadap bidang rujukan. Bidang ketinggiannya
bias berupa ketinggian air laut rata - rata atau disebut juga mean sea level, perbedaan tinggi titik yang
akan didapat, ditentukan pada garis sumbu pesawat yang ditunjukan rambu ukur yang vertikal. Oleh
karena itu pengukuran topografi dan situasi sangat efisiensi dan efektifi untuk mencari perbedaan elevasi
untuk ketepatan data dalam suatu pekerjaan alat Theodolite dan gps. Berdasarkan dari hasil pengamatan
dan berdasarkan penjelasan dari latar belakang masalah, terlihat bahwa pengukuran topografi dan situasi
inilah yang sangatlah penting atau tepat sehingga suatu perencanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

benar sesuai keadaan dilapangan (Muhammad Hidayat & Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, n.d.)
Ilmu ukur tanah merupakan bagian kecil dari ilmu yang lebih luas. Ilmu Ukur Tanah memiliki
Tujuan ilmiah. Tujuan Ilmiahnya adalah untuk menentukan bentuk permukaan bumi, sedangkan tujuan
praktisnya adalah untuk membuat gambaran yang dinamakan peta, dari sebagian besar atau sebagian kecil
bentuk permukaan bumi. Ilmu ukur tanah untuk jurusan sipil hanya mempelajari tujuan praktisnya saja,
yaitu untuk membuat peta bagi keperluan-keperluan teknik sipil. Salah satu materi yang dipelajari dalam
ilmu ukur tanah salah satunya adalah pengukuran sudut. Pengukuran beda tinggi adalah suatu pekerjaan
pengukuran untuk menentukan beda tinggi beberapa titik dimuka bumi terhadap tinggi muka air laut rata-
rata. Pekerjaan ini dapat pula diaplikasikan pada pekerjaan konstruksi bangunan dimana titik titik
konstruksi harus ditentukan ketinggiannya atau elevasinya. Untuk pekerjaan pengukuran pada pekerjaan
konstruksi memerlukan alat pengukur beda tinggi yang mempunyai akurasi yang tinggi. Alat yang biasa
dipakai pada pekerjaan pengukuran beda tinggi adalah Waterpass , selang ukur dan atau Pesawat Penyipat
Datar. Alat Pesawat Penyipat Datar yang dipakai untuk Melakukan pekerjaan pengukuran beda tinggi
harus mempunyai akusari yang disyaratkan .
(Muhammad Hidayat & Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, n.d.)
Theodolit adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut vertikal (altitude) dan
horizontal (azimuth) posisi sebuah benda. Untuk itu theodolit juga dapat digunakan untuk
mengukur jarak, membuat garis lurus dan bidang datar di atas permukaan tanah. Alat ini banyak
digunakan pada pekerjaan pengukuran tanah, suvei lapangan, survei kehutanan, jawatan meteorologi
bahkan sampai bidang teknologi perluncuran roket.Gambar: Theodolit Model abad 16M.

Gambar 1 Theodolit Model abad 16 M

Theodolit berkembang semenjak awal abad 16 dalam bentuk yang sederhana dengan pembacaan
hasil pengukuran sudut secara manual menggunakan cakram skala vertikal dan horisontal. Pembidiknya
pun masih berupa tabung tanpa lensa. Baru kemudian menjelang pertengahan abad ini theodolit
dilengkapi dengan penyangga (tripod) dan kompas menyusul ditambahkannya lensa teleskop sebagai
pembidik. Pemasangan kompas pada theodolit ada dua macam yaitu kompas internal yang terpasang di
dalam alat dan kompas eksternal yaitu kompas terpasangan di luar alat. Pada theodolit lama kebanyakan
kompas dipasang secara internal sedangkan theodolit modern pemasangan kompas dipasang secara
eksternal misalnya di atas handel theodolit dan bisa dibongkar-pasang.
Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk
membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan
sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat
diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran sudut horisontal, dan
yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade
pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat
digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata
alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan Sisson pada 1725.
Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan diperkenalkannya
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah
sangat akurat dari desain sendiri. Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah,
theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan
matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut.

Gambar 2 Model tahun 1950-an

Pada tahun-tahun berikutnya theodolit menunjukkan perkembangan yang pesat. Kecuali tingkat
akurasinya semakin tinggi theodolit kini juga dilengkai berbagai kemampuan diantaranya pembacaan
skala secara digital yaitu langsung tampil berupa angka pada layar displai. Theodolit generasi terbaru
yang disebut Total Station (TS) dilengkapi dengan laser pembidik, infra merah untuk pengukuran jarak,
remote control dan piranti GPS yang dapatt terhubung satelit. Bahkan alat ini juga dilengkapi memori dan
mikro komputer di dalamnyayang memungkinkan dapat menyimpan data hasil pengukuran. Hasil
bidikannyapun dapat ditampilkan dalam layar monitor melalui teknologi CCD seperti yang dipakai pada
kamera digital. Sedangkankan pengaturannya juga dapat dilakukan jarak jauh (remote) atau robotik
sistem menggunakan gelombang radio serta dapat dihubungkan dengan komputer/laptop. Sebelum
teknologi remote sensing dan teknologi GPS ditemukan, theodolit menjadi alat utama dalam survei tanah
dan pemetaan.
Theodolit dapat menentukan posisi geografis (lintang dan bujur) sebuah tempat menggunakan
metode transit yaitu dengan mengukur posisi matahari daritempat tersebut. Tidak hanya itu theodolit juga
banyak berjasa dalam pembuatan berbagai jenis peta yang sudah dibuat oleh manusia. Sampai saat ini
theodolit juga masih digunakan dalam pemetaan dan pengukuran pada pembuatan master-plan bangunan-
bangunan modern. Di Indonesia theodolit ternyata ‘disalahgunakan’
(Muhammad Hidayat & Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, n.d.)
pemakaiannya oleh kalangan ahli falak. Alat ini ternyata efektif untuk membantu kegiatan
rukyatul hilal yaitu menyaksikan bulan sabit untuk menentukan awal bulan hijriyah. Theodolit yang juga
dirancang dapat mengukur sudut altitude dan azimuth benda langit ini dapat diatur sehingga mengikuti
pergerakan Bulan dengan bantuan data efemeris posisinya.
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

Gambar 3 theodolite digital

Pembidik yang terdapat pada alat ini sekaligus berfungsi sebagai teleskop yang dapat
memperjelaskenampakan hilal. Beberapa perukyat yang menggunakan theodolit ini sengaja memasang
kamera digital ataupun webcam pada lensa pembidiknya agar kenampakan hilal dapat didokumentasi
dalam bentuk gambar maupun video sebagai bukti pelaporan. Kecual itu theodolit ternyata juga dapat
digunakan untuk melakukan pengukuran arah kiblat secara lebih presisi dibandingkan alat ukur sudut
yang lain. Dengan melakukan pembidikan terhadap arah matahari atau benda langit lain yang diketahui
data azimuthnya saat itu maka arah Utara Sejati (True North) dapat ditentukan. Selanjutnya setelah titik
Utara Sejati ditentukan, langkah selanjutnya adalah membidik arah azimuth kiblat yang telah dihitung.
Pada prinsipnya, cara kerja theodolit adalah sebuah pembidik (teleskop) yang dipasang pada
dudukan (mounting) yang dapat bergerak secara vertikal untuk menghitung tinggi benda (altitude) dan
horisontal untuk menghitung sudut arah (azimuth). Oleh sebab itu sistem dudukan theodolit ini sering
disebut sebagai sistem dudukan altazimuth. Dalam praktek penggunaan theodolit terdapat 2 (dua) acuan
pengukuran sudut. Yang pertama adalah sudut vertikal (vertical angle= VA) acuannya adalah titik Zenith
yaitu titik yang berada tepat di atas kepala. Sehingga jika benda berada di titik Zenith ini maka sudut
vertikalnya adalah nol (VA=0°) sedangakan jika benda berada di titik horizon maka sudut vertikalnya
(VA) adalah 90°. Karena tinggi benda (altitude) dihitung menggunakan acuan titik horison sebagai nol
derajat (0°) dan titik Zenith bernilai 90° maka :Tinggi benda (Altitude) = 90° - VA.
(Muhammad Hidayat & Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, n.d.)
Sedangkan acuan pengukuran sudut azimuth /sudut horisontal (horisontal angle = HA) adalah
titik Utara Sejati dihitung memutar searah jarum jam. Sehingga jika benda berada di Utara HA=0°, di
Timur HA=90°, di Selatan HA=180° di Barat HA=270°. Walau demikian ada sebagian negara yang
menggunakan acuan titik Selatan. Untuk mengetahui posisi benda secara tepat theodolit dilengkapi
dengan teleskop pembidik dengan tanda silang (+) pada lensa pembidiknya. Cara membidiknya adalah
dengan membidik benda tepat pada tanda silang (crosshair) yang terlihat melalui teleskop. Sementara
untuk pengintaian Matahari, teleskop dilengkapi dengan filter yang dapat menapis cahaya sehingga aman.
Cara lain pengintaian Matahari adalah dengan jalan memproyeksikan cahaya Matahari yaitu menangkap
bayangan Matahari yang melalui teleskop menggunakan sebidang kertas putih di belakang lensa
pembidik.
Theodolit digital adalah theodolit yang pembacaan hasil pengukurannya dalam bentuk angka
yang tertampil pada layar displainya. Beberapa merk theodolit digital misalnya Nikon, Topcon, Leica,
Sokkia dll Beberapa Merk Theodolit Theodolit digital seperti halnya theodolit pada umumnya terdiri dari
sebuah teleskop kecil yang terpasang pada sebuah dudukan yang dapat bergerak pada sumbu vertikal dan
horisontal. Di salah satu sisinya terdapat layar yang berfungsi menampilkan data hasil pengukuran dalam
bentuk digital. Angka tersebut meliputi sudut vertikal (VA) dan sudut horisontal (HA) dengan satuan
derajat, menitbusur, detikbusur. Saat teleskop kecil ini diarahkan maka angka kedudukan vertikal dan
horisontal akan berubah sesuai perubahansudut pergerakannya.
Unit theodolit terdiri atas bagian-bagiansebagai berikut:
1. Theodolit àalat pengukur altitude/azimuth.
2. Kompas àpointing Utara.
3. Tripod àpenyangga theodolit,
4. Mistar àtarget pointting arah.Plumb àbandul pelurus vertical
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

Gambar 4 Bagian – Bagian Theodolit

Sementara theodolit sendiri terdiri dari bebarapa bagian:


 Handel : untuk membawa dan mengangkat.
 Pembidik : menentukan sasaran.
 Teleskop : menentukan sasaran secra lebih presisi.
 pengunci vertikal : mengunci gerak sumbu vertikal.
 pengatur vertikal : memutar secara halus gerak vertikal setelah dikunci.
 layar display : menampilkan informasi hasil pengukuran.
 pengunci horisontal : mengunci gerak horisontal.
 pengatur horisontal : memutar secara halus gerak horisontal setelah dikunci.
 pengatur posisi : pengatur posisi theodolit sampai tanda gelembung (nivo) pada kedudukan
seimbang à terdapat dua tanda gelembung; batang dan bulat di bagian bawah teleskop.
Untuk pengukuran arah kiblat maka yang diperlukan hanyalah skala sudut horisonta (HA) saja,
sementara sudut vertikal (VA) tidak digunakan.Pengukuran arah kiblat menggunakan theodolit harus
benar-benar dikuasi. Kalau tidak bisa-bisa menjadi pekerjaan yang sangat sulit dan melelahkan bahkan
menjadi tidak akurat. Hal ini terutama terkendala oleh sulitnya melakukan pointing terhadap titik Utara
Sejati apalagi posisi matahari yang dijadikan target sudah tinggi di atas kepala atau bahkan penggunaan
kompas yang biasanya di atas theodolit sering tidak presisi. Penggunaan kompas memang tidak
disarankan dalam pengukuran mengunakan theodolit karena ada kekhawatiran terjadi kesalahan pada
kompas. Penggunaan posisi Matahari menjadi pilihan yang baik, namun harus mencari waktu-waktu yang
ideal untuk melakukan pembidikan. Waktu itu ialah saat ketinggian Matahari kurang dari 60° di atas
horison, yang berarti pagi atau sore hari. Penggunaan benda-benda langit lain seperti cahaya bintang,
bulan dan planet dapat menjadi salah satu pilihan saat dilakukan pengukuran pda malam hari.
Theodolit merupakan peralatan yang berfungsi untuk menentukan ketinggian permukaan dengan
metode sudut vertikal dan horizontal. Mengacu pada pemetaan posisi dalam bentuk derajat-menit-detik
maka theodolit dikategorikan sebagai instrumen yang cukup akurat karena dapat mengidentifikasi sampai
ke dalam satuan detik. Hal ini dapat mengurangi kesalahan pembacaan dan ketidakpresisian hasil
pengukuran dan ketidakakuratan data. Penggunaan theodolit sangat bermanfaat terutama untuk
memetakan kondisi jalan dan wilayah secara topografi danmembantu proses konstruksi bangunan untuk
melihat kemiringan bangunan (Sudarsono, 2006). Pada theodolit instrumen pengamatanberupa teleskop
dengan piringan yang dapat berotasi secara vertikal (pengamatan mendatar) dan horizontal (pengamatan
ketinggian). (Arbisora Angkat, n.d.)
Kegiatan awal yang dilakukan oleh kontraktor dalam pembangunan suatu proyek infrastruktur
seperti pembangunan gedung adalah penentuan titik-titik as bangunan. Untuk mendapatkan hasil
penetapan titik-titik as bangunan pada suatu proyek perlu dilakukan aktifitas pengukuran (Lovat, 2007).
Kegiatan pengukuran ini dilakukan oleh tim yang disebut surveyor yang mengambil data lapangan berupa
sudut dan dimensi proyek yang ada di lapangan. Untuk kemudian data lapangan dianalisis hingga
menghasilkan data berupa peta situasi yang mengambarkan koordinat titik-titik as bangunan dan kontur
dari permukaan tanah. Dari hasil peta situasi ini dapat di tentukan untuk pekerjaan selanjutnya yaitu
penentuan as bangunan, perataan lahan, penentuan titik pondasi, dan volume pekerjaan untuk pengurugan
dan penimbunan lahan. Salah satu alat bantu yang digunakan untuk kegiatan pengukuran adalah teodolit.
Teodolit berfungsi sebagai alat untuk menentukan sudut yang dibentuk antara dua titik pada saat
pengukuran. Dalam penggambaran peta situasi dibutuhkan hasil data sudut pengukuran tersebut
(Kavanagh, 2004). Teodolit dibagi menjadi dua tipe yaitu digital dan manual. Penelitian ini akan
menghasilkan perbandingan seberapa besar perbedaan sistem koordinat pada peta situasi untuk dikaji
berdasarkan teknik pemasangan dan analisis data.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. membuat perbandingan antara hasil pembacaan alat teodolit digital dan manual;
2. mengetahui perbedaan hasil data pengukuran antara teodolit digitaldan manual;
3. memberikan informasi solusi teknik pengambilan data pengukuran kedua tipeteodolit.
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di
permukaan bumi dan di bawah tanah untuk menentukan posisi relatif atau absolut titik-titik pada
permukaan tanah, di atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan dan
penentuan posisi relatif suatu daerah. Pemetaan situasi adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

yang mencakup penyajian dalam dimensi horizontal dan vertikal secara bersama-sama dalam suatu
gambar peta (Fish, 2007).
Untuk penyajian gambar peta situasi tersebut perlu dilakukan pengukuran sebagai berikut:
1. pengukuran titik fundamental (Xo, Yo, Ho dan ao);
2. pengukuran kerangka horizontal (sudut dan jarak);
3. pengukuran kerangka tinggi (beda tinggi);
4. pengukuran titik detail (arah, beda tinggi danjarak terhadap titik detail yang dipilih sesuai
dengan permintaan skala).
Pada dasarnya prinsip kerja yang diperlukan untuk pemetaan suatu daerah selalu dilakukan dalam dua
tahapan, yaitu:
1. penyelenggaraan kerangka dasar sebagai usaha penyebaran titik ikat;
2. pengambilan data titik detail yang merupakan wakil gambaran fisik bumi yang akan muncul
di petanya. Kedua proses ini diakhiri dengan tahapan penggambaran dan kontur.
Dalam pemetaan medan pengukuran sangat berpengaruh dan ditentukan oleh kerangka serta
jenis pengukuran. Bentuk kerangka yang didesain tidak harus sebuah poligon, tapi dapat saja kombinasi
dari kerangka yang ada. Jenis pengukuran dalam ilmu ukur tanah (Fish, 2007) di antaranya adalah sebagai
berikut:
 pengukuran horizontal – terdapat dua macam pengukuran yang dilakukan untuk posisi
horizontal yaitu pengukuran poligon utama dan pengukuran poligon bercabang;
 (2)pengukuran beda tinggi – pengukuran situasi ditentukan oleh dua jenis pengukuran
ketinggian, yaitu pengukuran sifat datar utama dan pengukuran sifat datar bercabang;
 pengukuran detail – pada saat pengukuran di lapangan, data yang diambil untuk pengukuran
detail adalah beda tinggi antara titik ikat kerangka dan titik detail yang bersangkutan, jarak
optik atau jarak datar antara titik kerangka dan titik detail, dan sudut antara sisi kerangka
dengan arah titik awal detail yang bersangkutan, atau sudut
jurusan magnetis dari arah titik detail yang bersangkutan. Kegiatan pengukuran merupakan
tahapan awal yang di lakukan pada kegiatan konstruksi. Tujuan dilakukannya pengukuran adalah untuk
menggambarkan peta situasi dari lahan yang mencakup penyajian data dalam dimensi horizontal dan
vertikal secara bersama-sama Untuk melakukan kegiatan pengukuran salah satu alat bantu yang
digunakan adalah teodolit. Dengan alat bantu teodolit membantu dalam menentukan sistem koordinat dari
suatu lahan dalam dimensi horizontal dan vertikal sehingga mempermudah praktisi (engineer) dalam
proses penggambaran ataupun penentuan sumbu as bangunan. Alat teodolit terdiri dari dua tipe yaitu
teodolit digital dan manual . Berdasarkan fungsinya kedua alat tersebut mempunyai tujuan yang sama,
salah satunya adalah sebagai alat bantu dalam proses penggambaran peta situasi pada lokasi tertentu.
Akan tetapi perbedaan kedua alat tersebut terletak pada proses centring (penyetelan) alat dan pembacaan
sudut koordinat. (Arbisora Angkat, n.d.)
Untuk dapat membuat gambar poligon yang baik dan akurat, mengacu dari hasil dari pengukuran
sudut dan jarak menggunakan teodolit digital dan manual perlu ditentukan besar sudut dalam dan
koordinat poligon yang kemudian dituangkan dalam bentuk gambar poligon (Kavanagh, 2004). Legalitas
Theodolite pada awalnya adalah alat ukur sederhana yang termasuk ke dalam alat optik yang berfungsi
untuk menentukan tinggi dari tanah. Dengan menggunakan sudut tegak atau vertikal serta sudut mendatar
atau horizontal. Disamping itu, alat ukur tanah ini juga dapat didefinisikan sebagai alat yang dapat
digunakan untuk mengukur tinggi tanah baik dari sudut mendatar atau sudut tegak.
Theodolite adalah alat yang digunakan untuk mengukur sudut horisontal (Horizontal Angle =
HA) dan sududt vertikal (Vertical Angle =VA). Alat ini banyak digunakan sebagai piranti pemetaan pada
survey geologi (ilmu tentang tata letak bumi) dan geodesi (ilmu tentang pemetaan bumi). Dengan
berpedoman pada posisi dan pergerakan benda-benda langit misalnya matahari sebagai acuan atau dengan
bantuan satelit-satelit GPS maka Theodolite akan menjadi alat yang dapat mengetahui arah hingga skala
detik busur (1/3600o). Theodolite terdiri dari sebuah teleskop kecil yang terpasang pada sebuah dudukan.
Saat teleskop kecil ini digeser maka angka kedudukan vertical dan horizontal yang ditampilkan pada
monitor secara otomatis berubah sesuai perubahan sudut pergerakannya. Setelah adanya Theodolite
berskala analog, maka kini banyak diproduksi Theodolite dengan menggunakan teknologi digital
sehingga pembacaan skala jauh akan lebih mudah. (Arbisora Angkat, n.d.)
Untuk pengukuran arah kiblat maka akan diperlukan hanya skala sudut horizontalnya atau (Horizontal
Angle = HA). Hal yang paling penting dalam pengukuran Theodolite saat digunakan sebagai pemandu
arah kiblat adalah pointing (titik tepat atau titik 0) terhadap titik utara sejati sebagai acuan terhadap
perubahan sudut yang ditunjukkan oleh skala horisontalnya atau yang disebut Azimuth, sementara untuk
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

menjadikan bagian skala vertical atau Altitude akurat, maka kedudukan alat kalibrasi harus benar-benar
datar. Pointing (titik tepat atau titik 0) terhadap titik Utara biasanya dilakukan dengan mengarahkan
Theodolite ke matahari. Kemudian lakukan penghitungan azimuth matahari saat itu untuk selanjutnya
dikomparasikan dengan nilai utara sejati yang telah dihitung. Sehingga bisa diketahui arah utara sejatinya
(True North). Pointing juga bisa dilakukan dengan menggunakan kompas yang biasanya terpasang diatas
Theodolite.
Adapun tatacara penggunaan Thedolite untuk mengukur arah kiblat adalah sebagai berikut ini : Pertama
kita melakukan persiapan.
Tentukan kota yang akan diukur arah kiblatnya.Siapkan data lintang dan bujur tempat beserta
lintang dan bujur Ka’bah.Bawalah jam penunjuk waktu yang akurat (jam pada smartphone).Melakukan
perhitungan azimuth matahari pada waktu yang telah ditentukan. Perhitungan dapat dilakukan manual
atau dengan bantuan software.Melakukan perhitungan azimuth kiblat untuk tempat yang bersangkutan.
Perhitungan dapat dilakukan manual atau dengan bantuan software. Memasang Theodolite. Setelah
persiapan terlengkapi, kemudian kita melakukan pelaksanaan pengukuran arah kiblat dengan Theodolite.
Langkah-langkah mengukur arah kiblat menggunakan Theodolite adalah sebagai berikut :Pasang
Theodolite dengan benar, posisi tripod harus tegak lurus.
Periksa gelembung nivo yang ada pada Theodolite agar Theodolite benar-benar datar. Caranya
yaitu dengan memutar sekrup A dan B dengan posisi memutar berlawanan arah sehingga gelembung nivo
berada ditengah bulatannya.Bidik matahari dengan Theodolite. Hal ini dilakukan setelah mengetahui nilai
azimuth matahari.Kunci Theodolite dengan sekrup horizontal clamp dan dikencangkan agar tidak
bergerak.Tekan tombol “0-Set” pada Theodolite, agar angka pada layar HA (Horizontal Angle)
menunjukkan nol.
Lepas kunci kemudian putar ke kanan menuju azimuth kiblat. Nilai perputaran dilakukan setelah
mengurangi nilai azimuth kiblat dengan azimuth matahari. Kemudian kunci, maka itulah azimuth
kiblat.Turunkan bidikan Theodolite sampai menyentuh tanah pada jarak sekitar 5 meter dari Theodolite.
Kemudian berilah 2 titik misalnya titik Y dan Z, dengan jarak 20 cm antara kedua titik.
Hubungkan antara titik Y dan titik Z menggunakan spidol sehingga membentuk garis lurus.
Garis itulah arah kiblat untuk lokasi tersebut.Theodolite merupakan alat ukur arah kiblat standart nasional
Indonesia. Theodolite adalah suatu alat untuk mengetahui arah utara sejati dengan bantuan bidikan sinar
matahari. Seiring berkembangnya zaman, Theodolite banyak digunakan oleh Direktorat Jendral Badan
Peradilan Agama Mahkamah Agung RI, Badan Hisab Rukyah (BHR) RI untuk menentukan arah kiblat
masjid dan bangunan lainnya
Perjanjian Selama ini penentuan arah kiblat kampus hanya dengan cara mengarahkan sajadah ke
arah barat kemudian memiringkannya sedikit ke sebelah kanan tanpa ada perhitungan dan pengukuran
menggunakan alat yang standart dalam penentuan arah kiblat. Penentuan arah kiblat menggunakan alat
canggih seperti Thedolite dapat menghasilkan pengukuran arah kiblat yang lebih presisi sehingga
menambah kemantapan dan keyakinan ibadah shalat. Karena sebelum seseorang hendak melakukan
shalat, terlebih dahulu harus memenuhi syarat-syaratnya, baik itu syarat wajibnya maupun syarat sahnya.
Salah satunya adalah harus yakin dan sadar bahwa arah kiblatnya sudah benar.
15 Langkah pertama yang dilakukan dalam penentuan arah kiblat adalah melakukan persiapan.
Persiapan yang dilakukan yaitu melakukan perhitungan azimuth matahari pada tanggal 28 Oktober 2019
pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan pada pukul 09.00 WIB karena matahari pada waktu ini
memiliki sinar yang sangat terang. Karena dalam menentukan azimuth matahari dibutuhkan sinar
matahari yang terang. Untuk mempermudah penulis dalam melakukan perhitungan azimuth matahari,
maka penulis menggunakan bantuan software yang bernama Mizwah. (Arbisora Angkat, n.d.)
Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah
dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar
saja. Di dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik).Theodolite
merupakan alat yang paling canggih diantara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat
ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat
diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca.
Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu
horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca
dengan tingkat ketelitian sangat tinggi. Survei dengan menggunakan theodolite dilakukan bila situs yang
akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

atau perbedaan ketinggian yang besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau
gejala akan dapat dipetakan dengan cepat dan efisien . Instrumen pertama lebih seperti alat survey
theodolit benar adalah kemungkinan yang dibangun oleh Joshua Habermel (de: Erasmus Habermehl) di
Jerman pada 1576, lengkap dengan kompas dan tripod. Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar
lulus dengan penuh lingkaran di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering
setengah lingkaran. Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran
sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah lingkaran. Nanti satu
instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan setengah lingkaran keseluruhan telah
terpasang sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya,
sederhana, buka-mata alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh
Jonathan Sisson pada 1725.

Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787 dengan
diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang terkenal, yang dia buat menggunakan
mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri. Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan
dengan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi,
maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat
Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada theodolit, maka theodolit dapat
dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung, theodolit sering digunakan untuk
menentukan sudut siku-siku pada perencanaan / pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk
mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat (Arbisora Angkat, n.d.)
Syarat – syarat utama yang harus dipenuhi alat theodolite (pada galon air) sehingga siap :
dipergunakan untuk pengukuran yang benar adalah sbb :
1. sumbu kesatu benar – benar tegak / vertical.
2. sumbu kedua haarus benar – benar mendatar.
3. garis bidik harus tegak lurus sumbu kedua / mendatar.
4. tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu.
Bagian – bagian theodolite
Secara umum, konstruksi theodolit terbagi atas dua bagian :
1. Bagian atas, terdiri dari :
 Teropong / Teleskope
 Nivo tabung
 Sekrup Okuler dan Objektif
 Sekrup Gerak Vertikal
 Sekrup gerak horizontal
 Teropong bacaan sudut vertical dan horizontal
 Nivo kotak
 Sekrup pengunci teropong
 Sekrup pengunci sudut vertical
 Sekrup pengatur menit dan detik
 Sekrup pengatur sudut horizontal dan vertikal
2. Bagian Bawah terdiri dari :
 Statif / Trifoot
 Tiga sekrup penyetel nivo kotak
 Unting – unting
 Sekrup repetisi
 Sekrup pengunci pesawat dengan statif
Macam – macam Theodolite
Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam yaitu:
1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal )
Dalam theodolit ini, lingkaran skala mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan
skala mendatarnya tidak bisa di atur. Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0
(wild) dan type DKM-2A (Kem).
2. Theodolite Repitisi
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa lingkaran mendatarnya dapt
diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak.Akibatnya dari konstuksi ini, maka bacaan
lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan kearah bdikan / target myang dikehendaki.
Theodolit yang termasuk ke dalam jenis ini adalah theodolit type TM 6 dan TL 60-DP
(Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51(Zeiss)
3. Theodolite Modern
Theodolites di hari ini, membaca dari kalangan vertikal dan horisontal biasanya dilakukan
secara elektronik. Readout yang dilakukan oleh rotary encoder, yang dapat absolut,
misalnya Gray menggunakan kode, atau meningkat, dengan terang dan gelap sama jauh
radial band.
Pengukuran luas merupakan pengukuran yang sering dilakukan didalam pekerjaan sebelum
perencanaan desain dilakukan, karena perhitungan dan informasi luas merupakan salah satu informasi
yang dibutuhkan untuk mendesain perencanaan dari hasil pengukuran dilapangan. Pengukuran luas ini
dipergunakan untuk berbagai kepentingan, baik dalam bidang konstruksi maupun dalam bidang hukum
pertanahan, perubahan status hukum tanah, pajak bumi dan lain sebagainya. Pengukuran wilayah yang
tidak luas, bisa dilakukan menggunakan patok dan meteran. Sedangkan pengukuran wilayah dalam skala
luas dibutuhkan peralatan yang dapat menjangkau jarak tersebut. Alat yang umumnya dipakai adalah
theodolite, total station, dan GPS (Tribhuwana, 2018)
Theodolite merupakan pengukuran luas yang menentukan yang dibentuk antara dua titik pada
saat pengukuran. Tititk koordinat dalam suatu wilayah dapat diperoleh dengan bantuan theodolite.
Penggunaan theodolite memungkinkan untuk berpindah tepat guna mendapatkan data yang akurat.
Seiring dengan perkembangan teknologi untuk mendapatkan titik koordinat posisi yang tepat, murah
dengan tingkat akurasi yang cukup dalam pemetaan wilayah dapat digunakan GPS. GPS merupakan alat
atau system yang dapat memberikan informasi posisi pengguna secar global dipermukaan bumi yang
kerangka dasar pemetaan karena sifatnya yang fleksibel dan kesederhanaan hitungannya. Fleksibel dalam
arti bahwa pengukuran polygon dapat mengikuti berbagai bentuk medan pengukuran., mulai dari yang
paling sederhana; misalnya berupa segitiga; sampai bentuk kompleks, misalnya segi n dengan variasi loop
(n adalah jumlah sisi polygon yang tidak terbatas).
Selain penggunaan alat yang tepat, pemilihan metode pengukuran juga berpengaruh terhadap
ketepatan hasil pengukuran. Dalam ilmu ukur wilayah salah satu metode yang dapat digunakan adalah
melalui metode pengukuran polygon. Titik dipermukaan bumi yang disebut dengan titik koordinat
dihubungkan dalam serangkaian garis lurus. Melalui pengukuran polygon koordinat dari sudut yang
diukur dan posisi horizontal banyak titik dapat ditentukan. Sudut azimuth, titik tinggi ikat dan lain-lain,
merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran polygon. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi kesalahan pada saat pengolahan data sehingga didapat luas wilayah pengukuran yang tepat.
Dalam bidang survey pemetaan dan pengukuran tanah telah banyak dibuat peralatanmengukur
sudut,baik digunakan untu mengukur sudut atau didesain untuk keperluan lain. Alat untuk mengukur
sudut dalam bidang pengukuran tanah dikenal dengan nama atau theodolite. Theodolite adalah alat ukur
optis untuk mengukur sudut vertikal dan horizontal, merupakan alat untuk meninjau dan merencanakan
kerja untuk mengukur tempat yang tak dapat dijangkau dengan berjalan. Sekarang theodolite juga sudah
digunakan dalam bidang meteorologi dan teknologi peluncuran roket. Theodolite atau theodolit adalah
instrument atau alat yang dirancang untuk menentukan tinggi tanah pengukuran sudut yaitu sudut
mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut
vertikal. Dimana sudut-sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak mendatar dan jarak tegak diantara
dua buah titik lapangan.
Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon atau detik. Dalam pekerjaan-pekerjaan ukur
tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan
matahari. Teodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°.
Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah. Untuk
pekerjaan- pekerjaan bangunan gedung, teodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada
perencanaan atau pekerjaan pondasi, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu bangunan
bertingkat. Theodolite merupakan alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam
survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk
membulat piringan yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal,sehingga memungkinkan sudut
horizontal untuk dibaca.
Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputar-putar mengelilingi
sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi.Teleskop pada theodolite dilengkapi dengan garis vertikal,
stadia tengah, stadia atas dan bawah, sehingga efektif untuk digunakan dalam tacheometri, sehingga jarak
dan tinggi relatif dapat dihitung. Di pertengahan abad ke-20, “transit” mulai kembali diubah dengan
acuan pada bentuk sederhana theodolite dengan sedikit ketepatan, kekurangan roman seperti kerak
magnification dan meteran mesin. Pada zaman sekarang, transit sudah mulai jarang digunakan, karena
theodolite digital mulai dikembangkan dan lebih mudah ada saat ini alat seperti alat theodolit sudah
diperbaiki dengan menambahkan suatu komponen elektronik.
Komponen ini akan menembakkan beam ke objek yang direfleksikan kembali ke mesin melalui
cermin. Dengan menggunakan komponen alat survey seperti alat theodolit tersebut pengukuran jarak dan
tinggi relatif hanya berlangsung beberapa detik saja. Bila komponen tersebut ditempatkan pada bagian
atas alat theodolite, maka disebut Electronic Distance Measurers (EDM), namun bila merupakan satu unit
tersendiri maka disebut automatic level atau theodolite total station. Theodolite adalah salah satu alat ukur
tanah yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak. Berbeda
dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolite sudut yang dapat di
baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan alat yang canggih di antara peralatan
yang digunakan dalam survei. Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu
dasar berbentuk membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan sudut horisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan
dapat diputar-putar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca.
Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington 1997).
Umumnya theodolit mempunyai tipe sepasang sumbu (double axis) yang terdiri atas dua
lempengan, atas dan bawah, dan masing-masing berputar pada sumbu I. Setiap lempengan dilengkapi
dengan klem dan penggerak halus. Klem bagian bawah mengunci putaran lempengan bawah, sementara
klem bagi- an atas mengunci kedua lempengan itu. Penggerak halus digunakan untuk pene- patan bidikan
ke target (pointing). Theodolit analog mempunyai bacaan terkecil (least count) yang dapat diamati
langsung sebesar 20”, 10”, 6”, 5”, 3”, 2” atau 1”. Pada model terdahulu digunakan sistem pembacaan
analog, baik secara langsung dengan melihat piringan, maupun dengan mikrometer. Pada theodolit model
terbaru (elektronik) digunakan pembacaan digital. Theodolit elektronik mempunyai bacaan terkecil 20”,
10”, 5” atau 1”. Tampilannya menggunakan layar LCD, dan dilengkapi kemampuan tombol fasilitas
„menahan‟ dan „set‟ bacaan piringan horisontal sesuai yang diinginkan pengamat. Umumnya, theodolit
elektronik semakin mudah digunakan, hasil ukurannya disajikan lebih cepat dan mampu mengubah
putaran bacaan horisontal berlawanan arah jarum jam, mampu mengeset nol dengan menekan tombol
yang disediakan. Beberapa dilengkapi fasilitas kompensasi elektronis untuk pengaturan kemiringan
sumbu I.
Pada theodolit merek lain berbeda caranya. Besaran 20‟30” diset dengan memutar skala
mikrometer. Kemudian angka 670 diset dengan membuka klem horisontal, setelah mendekati angka
tersebut klem ditutup, kemudian bacaan ditepatkan dengan penggerak halus horisontal. Setelah tepat,
maka bacaan telah terset 67º20‟30”. Selanjutnya, tepatkan benang silang ke objek yang dikehendaki
dengan membuka klem limbus. Perlu diketahui bahwa memutar theodolit dengan membuka klem limbus
ini tidak mengubah bacaan horisontalnya. Setelah mendekati objek, dengan bantuan vizier ditutup klem
limbus, tepatkan benang silang pada objek dengan penggerak halus limbus. Setelah tepat, untuk
membidik titik objek lainnya, buka klem horisontal (bukan klem limbusnya). Beberapa keuntungan
diperoleh dengan setting bacaan horisontal ini. Pertama, cara ini memudahkan pengontrolan hasil ukuran,
misalnya ketika penghitungan sudut kanan. Dengan set RO = nol derajat, maka bacaan horisontal detail
atau pun titik poligon lainnya sama dengan sudut kanan yang terbentuk terhadap RO. Kedua, cara tersebut
memudahkan penghitungan asimut, misalnya pada pembidikan detail. Dengan set bacaan horisontal RO
sebesar asimut yang diketahui, maka bacaan horisontal detail sama dengan besar asimutnya. Terakhir,
ketiga, pada pengukuran asimut awal magnetis akan lebih baik jika arah utara yang di-tunjukkan oleh
jarum magnet disesuaikan dengan setting bacaan horisontal nol. Bagi surveyor pemula proses ini sering
dirasa membingungkan, namun dengan pemahaman prosedur yang baik dan latihan tekun maka setting
bacaan horisontal ini menjadi mudah dan menantang.
Idealnya, garis bidik tegak lurus sumbu II. Tetapi tidaklah selalu demikian, hanya saja
disyaratkan bahwa kesalahan kolimasi ini seminimum mungkin, atau lebih kecil daripada dua kali
ketelitian bacaan horisontal theodolit yang bersangkutan. Oleh pabrik kesalahan kolimasi ini dibuat nol
atau sekecil mungkin, tetapi karena kondisi sekitar seperti suhu, tekanan dan getaran, maka tidak lagi
nol.Walau pun dengan cara pengamatan biasa dan luar biasa dan dihitung nilai rata-ratanya kesalahan ini
akan tereliminir, tetap saja kesalahan kolimasi ini harus dibuat seminimum mungkin. Pelaksanaan
pengoreksian kesalahan kolimasi itu sendiri berisiko merusak skrup-skrup diafragma, dan hanya boleh
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

dilakukan oleh tenaga bengkel terampil jika sangat diperlukan. Cara untuk menghitung kesalahan
kolimasi sebagai berikut: Sebelumnya perlu diketahui bahwa selisih bacaan biasa dan luar biasa
seharusnya 1800. Hitungan koreksi direferensikan pada selisih itu. Misalnya titik P dibidik dengan
Theodolit Sokkia TM20ES dalam kedudukan biasa, bacaan horisontalnya HB= 228014‟54”, selanjutnya
teropong theodolit diputar balik menjadi kedudukan LUAR BIASA dan bidik kembali titik P, bacaan
horisontal HLB = 48014‟38”. Kesalahan kolimasi (K) berdasarkan pengamatan tersebut adalah: K = (HB
- HLB)/2 -900 = 8”
Berikutnya masih menggunakan theodolit yang sama, titik Q dibidik dalam kedudukan biasa,
bacaan horisontalnya HB= 38042‟8”, selanjutnya teropong theodolit diputar balik menjadi kedudukan
luar biasa dan bidik kembali titik Q, bacaan horisontal HLB = 2180‟41‟54”. Kesalahan kolimasi
berdasarkan
pengamatan tersebut adalah: K = (HB - HLB)/2 -900 = 14”
Rata-rata kesalahan kolimasi (K) = (8”+14”)/2 = 11”. Besaran ini masih lebih kecil daripada dua kali
ketelitian theodolit TM20ES, atau toleransi sebesar 2 x10” (20”).
Pada awal pekerjaan lapangan, instrumen hendaklah dicoba sesuai dengan tahapan instruksi dan
dalam kasus-kasus tertentu harus dikalibrasi. Prosedur ini juga dilakukan sesudah pekerjaan lapangan atau
pun ketika instrumen telah terlalu lama tidak digunakan. Pengecekan ini perlu dilakukan rutin untuk
menghindari kelambatan pekerjaan lapangan akibat instrumen yang tidak berfungsi optimal.
Paralaks terjadi jika dalam pembidikan bayangan target tidaklah tepat benar pada benang silang-
silang agar terhindar dari paralaks ini, benang silang atau benang stadia hendaknya difokuskan secara
hati-hati dengan eyepiece teropong dekat lensa okuler, sehingga benang silang itu jelas dan tajam. Untuk
membantu melakukannya bisa dengan mengarahkan teropong ke arah langit atau ke permukaan cerah
yang seragam. Putar skrup eyepiece sehingga benang silang tajam-hitam, ini berarti skala dioptrik lensa
telah diset tepat sesuai dengan mata pengamat. Jika terpenuhi, kondisi ini akan konstan untuk semua
bidikan Setelah eyepiece diset, selanjutnya membidik titik target. Bidik target dengan bantuan vizier .
Putar klem horisontal dan vertikal .Lihat melalui teropong eyepiece dan putar ronsel fokusing sehingga
bayangan target terlihat jelas. Arahkan benang silang mendekati target dengan. bantuan skrup penggerak
halus horisontal dan vertikal
Jurnal Praktikum, Laboratorium Perpetaan, Ma. IV, 2023

METODOLOGI
Theodolite atau theodolit adalah instrument atau alat yang dirancang untuk menentukan tinggi
tanah pengukuran sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak
yang dinamakan dengan sudut vertikal. Dimana sudut-sudut tersebut berperan dalam penentuan jarak
mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan
sekon atau detik. Dalam pekerjaan-pekerjaan ukur tanah, theodolit sering digunakan dalam
pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun pengamatan matahari. Teodolit juga bisa berubah
fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang terdapat
pada teodolit, maka teodolit bisa dibidikkan ke segala arah.
Adapun cara penggunaan dasar theodolite Temukan sepetak tanah tingkat dengan pandangan
yang bagus diantara lahan yang akan diukur. Memperpanjang kaki tripod sehingga theodolite akan berada
pada tingkat yang nyaman. Sesuaikan tiga sekrup pengatur di dasar teodolit sehingga rata Sejajarkan
tingkat panjang dengan dua dari tiga sekrup. Lepaskan dua klem pengatur horizontal. Sejajarkan bagian
atas teodolit. Buka penutup lensa di sisi teodolit. Gunakan tombol penyesuaian horisontal atas. Buat garis
referensi dengan menyusun theodolite secara horizontal. Selain itu ada juga bagian bagian dari theodolite
yaitu visir kasar, klem pengunci vertikal, penggerak halus vertikal. Tempat baterai, klem pengunci
lingkaran horizontal, sekrup pengatur nivo, handle, pengatur fokus, nivo tabung,papan tombol, nivo
kotak, plat dasar, lensa, dan klem pengatur fokus benang

You might also like