You are on page 1of 28

HALAMAN JUDUL

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

PENERAPAN COMPUTER SECURITY INCIDENT


RESPONSE TEAM PADA MASYARAKAT JAWA TIMUR
Pada Dinas Komunikasi Dan Informasi Jawa Timur

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan matakuliah


Kuliah Kerja Lapangan

oleh :

Fahmil Furqon 202151179

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN COMPUTER SECURITY INCIDENT


RESPONSE TEAM PADA MASYARAKAT JAWA TIMUR

di DISKOMINFO Jawa Timur

oleh:
Fahmil Furqon 202151179

disetujui dan disahkan sebagai Laporan Kuliah Kerja


Lapangan

Kudus, 5 Oktober 2023


Indra Lina Putra, S.Kom., M.Kom.
RINGKASAN
Serangan siber atau yang biasa disebut cyber
crime merupakan kejahatan yang dilakukan oleh seorang
atau pun kelompok yang mampu menggunakan teknologi
informasi yang terkoneksi dengan internet sebagai alat
kejahatan. Menurut Murti (2005) cyber crime adalah
sebuah istilah yang digunakan secara luas untuk
menggambarkan tindakan kejahatan dengan
menggunakan media komputer ataupun internet.

Hacker merupakan istilah yang digunakan untuk


menggambarkan seorang yang mempelajari,
memodifikasi, menerobos masuk ke dalam komputer baik
untuk kepentingan sendiri maupun kelompok.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang cyber crime
diatas, dapat disimpulkan bahwa cyber crime adalah
perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan internet.

Guna untuk mengantisipasi dan mengatasi


serangan siber di sektor pemerintah, Pemerintah Provinsi
Jawa Timur melalui Dinas Komunikasi dan Informatika
(Diskominfo) secara resmi melaunching Tim
reaksi Computer Security Incident Response
Team (CSIRT) yang diberi nama Jatimprov –
CSIRT. Computer Security Incident Response Team
(CSIRT) merupakan tim yang bertanggung jawab
untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan
aktivitas insiden keamanan siber.

Kata Kunci : CSIRT, Keamanan sistem, cyber crime.


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
dapat berjalan dengan lancar. Penyusunan Laporan
Kuliah Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan program studi Teknik Informatika
S-1 pada Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus.

Atas tersusunnya Laporan Praktek Kerja


Lapangan ini, penulis mengucapakan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si selaku Rektor


Universitas Muria Kudus.
2. Bapak Mohammad Dahlan, S.T, M.T selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus.
3. Bapak Mukhamad Nurkamid, S.Kom, M.Cs selaku
Pelaksana Tugas Ketua Program Studi Teknik
Informatika S-1.
4. Evanita, S.Kom, M.Kom selaku koordinator KKL.
5. Indra Lina Putra, S.Kom., M.Kom selaku Dosen
pembimbing yang selama ini telah banyak sekali
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan
Kuliah kerja lapangan.
6. Orang tua yang selalu mendukung apa yang penulis
lakukan.
7. Teman-teman penulis yang senantiasa membantu dan
memberi dorongan serta semangat.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan


Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini masih
terdapat kekurangan, sehingga penulis akan sangat
menerima kritik dan saran dari semua pihak terutama dari
pembaca. Penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberikan wawasan baru untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang komputer.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Pembentukan CSIRT

Gambar 3.2 Manfaat-manfaat CSIRT

Gambar 3.4 Masalah pada Web BRI

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Struktur Organisasi Diskominfo
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada pandemi Covid-19, membuat peningkatan yang


signifikan dalam penggunaan internet di Indonesia.
Peningkatan ini juga bersamaan dengan meningkatnya
jumlah insiden siber, seperti kejahatan siber dan
kebocoran data. Beberapa insiden serangan siber yang
masif terjadi di Indonesia, termasuk kebocoran data di
platform online shopping seperti Bukalapak, Tokopedia,
Bhinneka.com, dan yang paling mencolok adalah
bocornya data 279 juta peserta BPJS Kesehatan (Fatimah,
2021). Menurut Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional
(Pusopskamsinas) BSSN, terdapat sekitar 495 juta
serangan siber pada tahun 2020, dan jumlah ini
meningkat menjadi sekitar 741 juta serangan pada
periode Januari-Juli 2021 (Pusopkamsinas BSSN, 2021),
menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam
serangan siber.

Jenis anomali tertinggi yang dilaporkan pada tahun


2021 adalah malware sebanyak 129.414.907 insiden,
diikuti oleh aktivitas Trojan, kebocoran data, exploit,
pengumpulan data, serangan aplikasi web, APT, dan
denial of service, dengan jumlah total sekitar 56 juta
serangan (Pusopkamsinas BSSN, 2021). Beberapa
malware yang terdeteksi dengan intensitas paling tinggi
meliputi Mylobot Botnet, Miningpool other malware,
External communication behavior of Mining Trojan,
Scanning Behavior of the Backdoor Program
Win32.Zeroaccess, dan Phishing-site other Malware.
Kejadian ini membuat keamanan siber sebagai isu
prioritas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh
dunia, terutama karena Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) telah terintegrasi dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat, termasuk sektor
pemerintah. Presiden Jokowi telah mengingatkan tentang
pentingnya menghadapi ancaman kejahatan siber dan
penyalah gunaan data dalam pidato Kenegaraan Sidang
DPR-DPD RI 2019.

Keamanan siber diputuskan sebagai upaya


perlindungan terhadap aset organisasi, terutama data dan
informasi, dalam ruang siber. Badan Siber dan Sandi
Negara (BSSN) telah mengeluarkan Peraturan BSSN
Nomor 10 Tahun 2020 tentang Tim Tanggap Insiden
Siber (Cyber Security Incident Response Team - CSIRT)
sebagai salah satu upaya untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia di ruang siber.

Sektor pemerintahan ini mengelola banyak aset


informasi strategis yang berkaitan dengan kelangsungan
hidup masyarakat, stabilitas, dan kedaulatan nasional dan
menjadikan Pembentukan CSIRT sebagai prioritas bagi
sektor pemerintah. Dengan adanya digitalisasi melalui
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), data dan
informasi dalam aplikasi SPBE menjadi aset penting yang
harus dilindungi.

Insiden siber dirumuskan sebagai kejadian yang


mengganggu atau mengancam sistem elektronik. CSIRT
bertanggung jawab menangani insiden siber, memberikan
bantuan dalam menentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut.

Pada tingkat nasional, BSSN telah membentuk Gov-


CSIRT Indonesia, yang merupakan CSIRT sektor
pemerintah. Organisasi ini memiliki misi, antara lain,
membangun sistem mitigasi, manajemen krisis,
penanggulangan, dan pemulihan terhadap insiden
keamanan siber sektor pemerintah serta membangun
kerja sama dalam penanggulangan dan pemulihan insiden
tersebut. Pembentukan CSIRT di tingkat pusat dan daerah
menjadi tuntutan kebutuhan zaman dan amanat kebijakan.

Walaupun pembentukan CSIRT telah mencapai lebih


dari 50% dari target 121 titik, masih ada kendala dalam
proses implementasinya, terutama di tingkat pemerintah
daerah. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk
mengevaluasi sejauh mana kebijakan pembentukan
CSIRT berdasarkan Peraturan BSSN No. 10/2020 telah
terimplementasi dengan baik. Implementasi kebijakan ini
adalah suatu proses politik dan administrasi yang merujuk
pada teori implementasi kebijakan Grindle.

Dari latar belakang ini menjadi bahan bagi penulis


untuk merangkum hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
yang berfokus pada CSIRT (Computer Security Incident
Response Team). Oleh karena itu, penulis mengangkat
judul sebagai berikut “PENERAPAN COMPUTER
SECURITY INCIDENT RESPONSE TEAM PADA
MASYARAKAT JAWA TIMUR“.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas


maka dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara penerapan Computer Security
Incident Response Team pada masyarakat jawa timur
?
2. Apa respon masyarakat tentang adanya Computer
Security Incident Response Team ?
3. Mengapa perlu adanya Computer Security Incident
Response Team?

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah dan tidak meluas,


maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Pengenalan CSIRT (Computer Security Incident
Response Team).
2. Pengertian Keamanan sistem.
3. Pengertian cyber crime.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan laporan kegiatan KKL


ini merupakan sebagai berikut :

a) Mengetahui bagaimana cara kerja Computer Security


Incident Response Team.
b) Mengetahui bahaya dari cyber crime.
c) Mengetahui manfaat Computer Security Incident
Response Team.
1.5 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan laporan kegiatan


KKL ini merupakan sebagai berikut :

a) Mengetahui potensi Computer Security Incident


Response Team.
b) Membantu meningkatkan pengetahuan mengenai
pengesahan Computer Security Incident Response Team.
c) Meningkatkan pengetahuan mengenai topik yang sedang
dibahas
d) Meningkatkan minat pada topik yang akan dibahas
didalam laporan.
BAB II PROFIL perusahaan

2.1 Dinas Kominfo Jawa Timur

Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa


Timur merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan
di bidang komunikasi dan informatika, bidang statistik
dan bidang persandian. Dinas Komunikasi dan
Informatika Provinsi Jawa Timur dipimpin oleh Kepala
Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
Provinsi. Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah
Provinsi Jawa Timur-Jl. A Yani 242-244 Surabaya-
email : kominfo@jatimprov.go.id-website :
https://kominfo.jatimprov.go.id-Telp. (031) 8294608, Fax
(031) 8294517.

2.2 Tugas Dinas Kominfo Jawa Timur

Tugas Dinas Komunikasi dan Informatika


Provinsi Jawa Timur membantu Gubernur menyiapkan
bahan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang komunikasi
dan informasi serta tugas pembantuan. Dinas Komunikasi
dan Informatika Provinsi Jawa Timur menyelenggarakan
fungsi:

1. Perumusan kebijakan di bidang komunikasi dan


informasi;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang komunikasi dan
informasi;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
komunikasi dan informasi;
4. Pelaksanaan administrasi dinas di bidang komunikasi
dan informasi;
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.

2.3 Struktur organisasi Dinas Kominfo Jawa Timur

Tabel 2.1 Struktur Organisasi Diskominfo


2.4 Visi Misi

Terwujudnya Tata kelola Pemerintahan yang


Bersih, Inovatif, Terbuka dan Parsipitaroris Memperkuat
Demokrasi Kewargaan untuk Menghadirkan Ruang
Sosial yang menghargai Provnsip Kebhinekaan.

2.5 Unit Kerja

2.5.1 Sekretariat

Sekretaris mempunyai tugas merencanakan, mela


ksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiat
an administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, peny
usunan program, keuangan, humas dan protokol.

2.5.2 Bidang Informasi Publik

merumuskan serta menyiapkan bahan pelaksanaa


n kebijakan layanan informasi publik, pengelolaan inform
asi publikdan media publik.

2.5.3 Bidang Komunikasi Publik

menyiapkan bahan penyusunan dan menyiapkan


bahan pelaksanaan kebijakan pengelolaan opini publik, su
mberdaya komunikasi publik dan kemitraan komunikasi
publik.

2.5.4 Bidang Aplikasi dan Informatika

merencanakan, menyiapkan bahan pelaksanaan


dan mengkoordinasikan e-Government dan
pemberdayaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), Pengembangan Aplikasi serta Persandian dan
Keamanan Informasi.

2.5.5 Bidang Infrastruktur Teknologi Informasi dan


Komunikasi

Merencanakan, menyiapkan bahan pelaksanaan


dan mengkoordinasikan infrastruktur pemberdayaan TIK,
pemeliharaan infrastruktur pemberdayaan TIK dan
pengendalian infrastruktur pemberdayaan TIK.

2.5.6 Bidang Pengelolaan Data dan Statistik

Merencanakan, menyiapkan bahan pelaksanaan


dan mengkoordinasikan Pengelolaan Data, Statistik,
Evaluasi dan Informasi.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi CSIRT

CSIRT dianggap sebagai tim atau entitas dalam


suatu lembaga yang menyediakan layanan dan dukungan
kepada organisasi untuk mencegah, mengelola dan
menanggapi insiden keamanan informasi. Tim-tim ini
biasanya terdiri dari para spesialis yang bertindak sesuai
dengan prosedur dan kebijakan untuk merespon dengan
cepat dan efektif terhadap insiden keamanan dan untuk
mengurangi risiko serangan cyber. Diawali dengan
terjadinya wabah “worm” yang bernama “Moris worm”.
“worm” ini menyebar dan menginfeksi Sistem dan
Infrastruktur TI dunia pada tahun 1980-an. Oleh
karenanya, maka DARPA (Defence Advanced Research
Project Agency) membentuk SEI (Software Engineering
Institute) dan kemudian membentuk CERT/CC
(Computer Emergency Response Team/Coordination
Center) di Carnegie Melon University (CMU) untuk
menangani segala insiden pada computer termasuk wabah
“worm”. Hingga akhirnya pada tahun 1998 masyarakat
internet dunia dibawah IETF/ICANN menyepakati
pembentukan CSIRT.

Gambar 3.1 Pembentukan CSIRT


Berikut adalah manfaat-manfaat CSIRT :

Gambar 3.2 Manfaat-manfaat CSIRT

3.2 Keamanan Sistem

Masalah keamanan merupakan salah satu aspek


penting dari sebuah sistem informasi. Sayang sekali
masalah keamanan ini sering kali kurang mendapat
perhatian dari para pemilik & pengelola sistem informasi.
Seringkali masalah keamanan berada di urutan kedua,
bahkan di urutan terakhir dalam daftar hal-hal yang
dianggap penting. Apabila menggangu performansi dari
sistem, seringkali keamanan dikurangi / ditiadakan.
Informasi saat ini sudah menjadi sebuah komoditi yang
sangat penting. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
sudah berada di sebuah “information-based society”.

Kemampuan untuk mengakses dan menyediakan


informasi secara cepat dan akurat menjadi sangat esensial
bagi sebuah organisasi, baik yang berupa organisasi
komersial (perusahaan), perguruan tinggi, lembaga
pemerintahan, maupun individual (pribadi). Hal ini
dimungkinkan dengan perkembangan pesat di bidang
teknologi komputer & telekomunikasi. Sangat pentingnya
nilai sebuah informasi menyebabkan seringkali informasi
diinginkan hanya boleh diakses oleh orang-orang tertentu.
Jatuhnya informasi ke tangan pihak lain (misalnya pihak
lawan bisnis) dapat menimbulkan kerugian bagi pemilik
informasi. Untuk itu keamanan dari sistem informasi
yang digunakan harus terjamin dalam batas yang dapat
diterima.

Contoh masalah keamanan sistem di indonesia :

1. Januari 1999. Domain Timor Timur (.tp) diacak-


acak dengan dugaan dilakukan oleh orang
Indonesia
2. September 2000. Mulai banyak penipuan
transaksi di ruangan lelang seperti ebay dengan
tidak mengirimkan barang yang sudah disepakati
3. Banyak situs web Indonesia (termasuk situs
Bank) yang diobok-obok (defaced)
4. 16 April 2001. Polda DIY meringkus seorang
carder di Yogya. Tersangka diringkus di Bantul
dengan barang bukti sebuah paket yang berisi
lukisan berharga Rp 30 juta
5. Juni 2001. Situs plesetan “kilkbca.com” muncul
dan menangkap PIN pengguna klikbca.com
6. Oktober 2001. Jaringan VSAT BCA terputus
selama beberapa jam sehingga mesin ATM tidak
dapat digunakan untuk transaksi. Tidak
diberitakan penyebabnya.
7. Oktober 2002. Web BRI diubah (deface)
Gambar 3.3 Masalah pada Web BRI

8. Maret 2005. Indonesia dan Malaysia berebut


pulau Ambalat. Hacker Indonesia dan Malaysia
berlomba-lomba untuk merusak situs-situs negara
lainnya.

3.3 Cyber Crime

Dalam era informasi (information age),


keberadaan suatu informasi mempunyai arti dan peranan
yang sangat penting di dalam aspek kehidupan sehingga
ketergantungan akan tersedianya informasi semakin
meningkat. Perubahan bentuk masyarakat menjadi suatu
masyarakat informasi (information society) memicu
perkembangan teknologi informasi (information
technology revolution) yang menciptakan perangkat
teknologi yang kian canggih dan informasi yang
berkualitas. ”Kita telah berada dalam teknologi
elektronik yang berbasiskan lingkungan digital,
contohnya komputer pribadi, mesin fax, penggunaan
kartu kredit, dan hal-hal lainnya”.1

Berbicara masalah cybercrime tidak lepas dari


permasalahan keamanan jaringan komputer atau
keamanan informasi berbasis internet dalam era global
ini, apalagi jika dikaitkan dengan persoalan informasi
sebagai komoditi. Informasi sebagai komoditi
memerlukan kehandalan pelayanan agar apa yang
disajikan tidak mengecewakan pelanggannya. Untuk
mencapai tingkat kehandalan tentunya informasi itu
sendiri harus selalau dimutaakhirkan sehingga informasi
yang disajikan tidak ketinggalan zaman.
Kejahatan dunia maya (cybercrime) ini muncul
seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang
begitu cepat. Untuk lebih mendalam ada beberapa
pendapat di bawah ini tentang apa yang dimaksud dengan
cyber crime? Di antaranya adalah Menurut Kepolisian
Ingris, CyberCrime adalah segala macam penggunaan
jaringan komputer untuk tujuan criminal dan/atau
criminal berteknologi tinggi dengan menyalahgunakan
kemudahan teknologi digital. Susan W. Brenner dalam
tulisannya berjudul “Defining Cybercrime : A Review of
State and Federal Law” tidak merumuskan definisi
cybercrime namun langsung mendeskripsikannya dalam 3
kategori, yaitu kejahatan-kejahatan ketika:

1. Komputer sebagai target aktivitas kejahatan,


sebagai contohnya menerobos system computer
tanpa hak/ijin akses (hacking) yang diikuti
dengan perbuatan penyalahgunaan lainnya seperti
mengcopy, memanipulasi data yang ada di
dalamnya.

2. Computer sebagai alat/sarana perbuatan


kejahatan, sebagai contoh adalah penipuan
(fraud), pencurian (theft), penggelapan
(embezzlement), 1 Edmon Makarim, 2005,
Pengantar Hukum Telematika, Rajagrafindo
Perkasa, Jakarta, Hlm. 31 2 Abdul Wahid dan
Muhammad Labib, Kejahatan Mayantara 3
Wisnubroto, ͞Strategi Penanggulangan Kejahatan
Telematika͟ , 2010 pemalsuan (forgery) dan
kejahatan lainnya yang menggunakan computer
sebagai sarana/alat.
3. Komputer sebagai aspek incidental dari
perbuatan jahat (crimes in which the use of the
computer is an incidental aspect of the
commission on the crime). Sebagai contoh: bisnis
pengedaran narkoba ketika sistem pembukuan
dan transaksinya menggunakan computer untuk
menulis ancaman/terror.

Berdasarkan uraian di atas pengamatan terhadap


berbagai bentuk/jenis cyber crime yang terjadi dapat
disimpulkan bahwa cyber crime mencakup tindak pidana
tradisional yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai alat atau media dan tindak pidana
baru (new crime) yang hanya dapat terjadi di cyber
space.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Dari penulisan Laporan Kuliah Kerja lapangan


ini, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :

1. CSIRT (Computer Security Incident Response


Team) adalah Tim-tim yang biasanya terdiri dari para
spesialis yang bertindak sesuai dengan prosedur dan
kebijakan untuk merespon dengan cepat dan efektif
terhadap insiden keamanan dan untuk mengurangi
risiko serangan cyber.
2. Keamanan sitem adalah Kemampuan untuk
mengakses dan menyediakan informasi secara cepat
dan akurat menjadi sangat esensial bagi sebuah
organisasi.
3. Cyber crime adalah segala macam penggunaan
jaringan komputer untuk tujuan criminal dan/atau
criminal berteknologi tinggi dengan
menyalahgunakan kemudahan teknologi digital.

4.2 Saran dan Masukan

Dari laporan yang telah saya buat ini dan dengan


kesimpulan bahwa program penerapan Computer
Security Incident Response Team perlu dilakukan karena
bahayanya akan adanya cyber crime.

Demikian Laporan KKL ini saya buat dengan


kesadaran penuh bahwa Laporan yang saya ini masih
jauh dair kata sempurna. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan masukan dari pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, Y. (2014). “Tinjauan Keamanan Sistem pada Teknologi
Cloud Computing”. Program Studi Teknik Informatika,
Fakultas Teknologi Industri UPN Yogyakarta.

Missa Lamsani. “Komunikasi Data Keamanan Sistem”,


Universitas Negeri Yogyakarta.

Muhammad Izzuddin Mahali, M.Cs. (2015). “Pendahuluan


Sistem Keamanan”, Universitas Negeri Yogyakarta.

Edmon Makarim, (2005). “Pengantar Hukum Telematika”,


Rajagrafindo Perkasa, Jakarta, Hlm. 31.

Abdul Wahid dan Muhammad Labib, “Kejahatan


Mayantara”.

Wisnubroto, (2010).”Strategi Penanggulangan Kejahatan


Telematika͟ ”.
LEMBAR KONSULTASI LAPORAN KULIAH KERJA
LAPANGAN (KKL)

Nama : Fahmil Furqon


Nim : 202151179
Dosen Pembimbing : Indra Lina Putra, S.kom., M.KoM
Judul :
PENERAPAN COMPUTER
SECURITY INCIDENT RESPONSE TEAM PADA
MASYARAKAT JAWA TIMUR

No Tanggal Materi Yang Dibahas Paraf

1.

2.

3.
SURAT KETERANGAN PENYERAHAN LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANGAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : Fahmil Furqon


Nim : 202151179
Judul Laporan KKL : PENERAPAN COMPUTER
SECURITY INCIDENT RESPONSE TEAM PADA
MASYARAKAT JAWA TIMUR
Menerangkan bahwa saya telah menyerahkan:

Copy Laporan Kuliah kerja Lapangan yang telah disahkan oleh


dosen pembimbing
Kudus, 4 Oktober 2023
Mahasiswa

Fahmil Furqon
202151179

Diperiksa dan Disetujui Dosen


Pembimbing Mahasiswa Progdi
Teknik Informatika UMK

Indra Lina Putra, S.kom.,


M.KoM
NIDN.

You might also like