You are on page 1of 42

UPDATE COVID19

Erlina Burhan
Departemen Pulmonologi Dan Kedokteran Respirasi
FKUI – RSUP Persahabatan
PENDAHULUAN

• Pandemi belum selesai


• Perkembangan penyakit sangat dinamis (mutasi
virus, long covid, positif persisten, reinfeksi, vaksin)
• Pengobatan masih empiric karena belum ada obat
yg definitif.
• Pencegahan menjadi hal yg utama
• Vaksinasi sebagai salah satu unsur pencegahan
REINFEKSI SARS-CO-V 2

• Mekanisme utama belum diketahui secara pasti, namun sudah ada laporan reinfeksi terjadi
karena dua virus dengan tipe yang berbeda yang telah dibuktikan dengan analisis genome.
• Hal tersebut tidak menutup kemungkinan reinfeksi terjadi karena satu virus dengan tipe
yang sama dan mengalami reaktivasi
• Antibodi yg terbentuk menghilang setelah 3- 12 bulan
• Perkiraan mekanisme yang dapat menjelaskan mengapa infeksi sekunder lebih berat,
adalah:.
• Kadar virus yang sangat tinggi pada infeksi kedua
• Kemungkinan bahwa infeksi ulang disebabkan oleh virus yang lebih ganas
• Peningkatan respon imun terkait antibodi, yaitu di mana sel-sel imunitas yang memiliki
reseptor Fc,terinfeksi virus yang mengikat antibodi tertentu.
• Mekanisme ini telah terlihat sebelumnya pada betacoronavirus yang menyebabkan
sindrom pernafasan akut yang parah

Tillett RL, Sevinsky JR, Hartley PD, Kerwin H, Crawford N, Gorzalski A, et al. Genomic evidence for reinfection with SARS-CoV-2: a case study. The Lancet Infectious Diseases.
POSITIF PERSISTEN

• Pasien yang sudah perbaikan kondisi • Penelitian di Korea ditemukan bahwa


pasca terdiagnosis COVID-19, namun walaupun sudah tidak ditemukan virus
hasil RT-PCR tidak konversi menjadi (-) yang dapat bereplikasi 3 minggu setelah
 virus masih “terdeteksi” onset gejala pertama di tubuh pasien,
SARS-CoV-2 RNA masih terdeteksi di
• Alat RT-PCR masih dapat mendeteksi spesimen pemeriksaan RT-PCR hingga 12
komponen virus yang sudah inaktif Minggu (Korea CDC, 2020; Li et al., 2020;
• Beberapa penelitian menemukan Xiao et al, 2020)
pasien yang sudah tidak menunjukkan • Spesimens dari pasien yang sudah
gejala masih dapat memperlihatkan dinyatakan recovered namun memiliki RT-
hasil (+) pada RT-PCR PCR positif karena muncul gejala lagi
(reinfeksi) tidak terdeteksi replication-
competent virus (Korea CDC, 2020; Lu et
al., 2020).

https://www.cdc.gov/coronavirus
FENOMENA LONG COVID-19

• Pasien Covid-19 seharusnya mengalami Batuk,


recovery setelah 2-6 minggu. Fatigue kongesti,
sesak napas
• Pada beberapa orang, beberapa gejala
dapat bertahan atau muncul Kembali
setelah berminggu- minggu hingga Sakit kepala,
Anosmia,
nyeri-nyeri
berbulan- bulan setelah pulih. ageusia
badan
• Diantara usia 18-34 tahun dengan
kesehatan yang baik, sekitar 20% Nyeri
dilaporkan mengalami prolonged Diare, mual abdomen dan
symptoms. nyeri dada

• Faktor risiko: hipertensi, obesitas,


kondisi Kesehatan mental.
Confusion

World Health Organization. Long-term Effects of Covid-19. Geneva: World Health Organization; 2020
SINDROMA PASCA-COVID 19 SESUAI PDPI

Definisi
• Pasien dengan gejala paru dan pernapasan yang menetap =/> 4 minggu sejak awitan COVID-19

Anamnesis
• Pernah confirmed COVID-19
• ada gejala paru dan pernapasan yang menetap =/> 4 minggu sejak awitan COVID-19
• 1 atau lebih gejala berikut
• Batuk kering/berdahak
• Sesak nafas
• Aktivitas terbatas
• Nyeri dada
• Tenggorokan sakit atau gatal
Pemeriksaan Fisik
• Dapat normal atau ada kelainan
APA ITU SINDROMA PASCA-COVID 19?

Berdasarkan NICE Beberapa istilah yang digunakan

• COVID-19 Akut (Acute COVID-19)


• Gejala dan tanda COVID-19 di bawah 4
minggu
• COVID-19 simptomatik yang sedang
berlangsung Gejala dan tanda COVID-19
pada 4 hingga 12 minggu
COVID-19 rapid guideline: managing the long-term effects of COVID-19. London: National Institute for Health and Care Excellence (UK); 2020 Dec 18. (NICE Guideline, No. 188.)
Shah W, Hillman T, Playford ED, Hishmeh L. Managing the long term effects of covid-19: summary of NICE, SIGN, and RCGP rapid guideline. London: BMJ. 2021;372:n136
Gejala dan tanda sindroma pasca-COVID-19
(NICE)

• Pernapasan • Gastrointestinal
• Sesak napas*, batuk • Nyeri perut, mual, diare, penurunan nafsu
makan
• Kardiovaskular
• Nyeri dada, palpitasi • Muskuloskeletal
• Nyeri sendi, nyeri otot
• Gejala umum
• Fatigue*, demam, nyeri • Psikologis/psikiatris
• Gejala depresi dan ansietas
• Neurologis
• Gangguan kognitif, nyeri kepala, gangguan • THT
tidur, neuropati perifer, dizziness • Tinnitus, nyeri telinga, nyeri tenggorokan,
anosmia dan/atau ageusia
• Kulit
• ruam

COVID-19 rapid guideline: managing the long-term effects of COVID-19. London: National Institute for Health and Care Excellence (UK); 2020 Dec 18. (NICE Guideline, No. 188.)
Shah W, Hillman T, Playford ED, Hishmeh L. Managing the long term effects of covid-19: summary of NICE, SIGN, and RCGP rapid guideline. London: BMJ. 2021;372:n136 *Gejala yang paling sering
PDPI :
Post Acute COVID-19 dan Pasca COVID-19 Kronik
Post Acute COVID-19

• Menetap selama 4-12 minggu sejak awitan COVD-19

Pasca COVID-19 Kronik

• Menetap selama 12 minggu atau lebih sejak awitan


Covid-19
63.5% PENYINTAS
COVID-19 DI INDONESIA
MEMILIKI “LONG-COVID”
PEMERIKSAAN PENUNJANG UNTUK SINDROMA PASCA-COVID 19

Lab

• DPL, CRP, Ferritin, SGOT/PT, Ur/Cr, Gula Darah, HbA1c, AGD, e-, D-Dimer, PT/APTT, Fibrinogen,
• Swab ulang PCR SARS-COV-2

SpO2

Radiologi

• Foto toraks AP/PA, USG toraks, HRCT, Lung perfusion scan

Uji Faal Paru

• Uji jalan 6 menit, Spirometri. DLCO, CPET

Lain-lainnya

• Uji provokasi bronkus. EKG, Questionnaire kualitas hidup


Fibrosis pulmoner pasca-COVID-19
• Pasien pasca-COVID-19 dapat didiagnosis dengan fibrosis
pulmoner menggunakan foto polos toraks, desaturasi pada
aktivitas, pemeriksaan fungsi paru, dan CT toraks
Penyakit paru obstruktif pasca-COVID-19
• Masih dibutuhkan data mengenai kejadian penyakit paru
obstruktif pada pasien pasca-COVID-19
• Berdasarkan pandemi SARS sebelumnya, banyak pasien yang
telah sembuh mengalami penurunan fungsi paru yang
bertahan hingga berbulan-bulan, bahkan tahunan
• Tata laksana yang dapat dipikirkan berupa bronkodilator
inhalasi, steroid inhalasi, dan oral methylxanthine
Logue J, et al. Sequelae in Adults at 6 Months After COVID-19 Infection. JAMA Network Open. 2021;4(2):e210830.
Late sequelae of covid-19 [internet]. Atlanta: Centers for Disease Control; 2020 [Nov 13 2020; Mar 8 2021]. Available from: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/clinical-care/late-sequelae.html
• 1 Pasien dilakukan spirometry setelah 2x swab
PCR negatif

PENURUNAN
FUNGSI PARU Agus D Susanto et.al. Lung Fibrosis Sequelae After Recovery from COVID-19 Infection: A case report. J Infect Dev
Con (JIDC). 2021 (On progress)

PASCA COVID-19?
38/110 pasien penyintas COVID non-severe memiliki %pVO2
<85% setelah 3-month cardiopulmonary exercise testing.

Clavario et.al.patients at three months follow severe COVID 19 Assessment of functional capacity with
cardiopulmonary exercise testing in non
Pasien COVID-19 dapat
berkomorbiditas menyerang system Setelah
lebih berisiko multiple organ penyembuhan dapat
mengalami severe secara langsung terjadinya Sindrom-
COVID dan maupu tidak Pasca COVID-19
komplikasi langsung

Dapat terjadi
penurunan fungsi
Obat terbaik adalah
paru setelah
pencegahan
dinyatakan sembuh
dari COVID-19
Apa saja varian baru
COVID-19 COVID-19
Hingga saat ini, sudah banyak varian SARS-CoV-2
yang ditemukan di berbagai negara. Beberapa
varian yang penting diketahui
Varian Baru
B.1.1.7
Varian yang ditemukan pertama kali di Inggris Apakah itu COVID-19 varian
Raya, dilaporkan sudah masuk Indonesia
beberapa waktu lalu
baru?

B.1.351 SARS-CoV-2 adalah virus yang


Varian yang pertama kali ditemukan di Afrika menyebabkan COVID-19.
selatan
Seperti virus-virus lainnya, SARS-CoV-2
Lainnya ini sangat mudah mengalami mutasi
B.1.1.207 di Nigeria, P.1 di Jepang, Cluster 5 di atau perubahan genetik.
Denmark
N439K di Scotland Perubahan genetik pada virus dapat
menyebabkan virus ini memiliki efek
yang berbeda terhadap tubuh manusia.

COVID-19
FAKTA TENTANG VIRUS
VARIAN BARU (B117) Penyebaran dan Sudah menyebar ke lebih
penularan lebih cepat dari 50 negara

Experts dari UK
menjelaskan adanya
kemungkinan
peningkatan risiko
kematian dibandingkan
varian lainnya (perlu
Apa antisipasi kita? penelitian lebih lanjut)

• akan terus bertambah – para ahli akan memilah mana yang potensi berbahaya untuk
diteliti lebih lanjut
• Memetakan potensi penyebaran varian-varian COVID-19
https://www.bbc.co.uk/news/amp/health-55659820
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/transmission/variant.html
Interm
Result
Efikasi
Vaksin
terhadap
new strain

https://twitter.com/EricTopol
HERD IMMUNITY: TUJUAN UTAMA PROGRAM
VAKSIN NATIONAL
Indonesia masih
Pemberian vaksin
sedikit yang ter-
dapat melindungi
vaksin Masih
orang lain dalam
jauh dari herd
suatu komunitas
immunity

Penularan masih
sangat rentan
terjadi

Haley E. Randolph1 and Luis B. Barreiro. Herd Immunity: Understanding


COVID-19. Elsevier Immunity 52, May 19, 2020 .
PERKEMBANGAN VAKSIN
COVID-19 DI DUNIA

• Mayoritas vaksin telah melewati uji


klinis  sudah disebarluaskan ke
masyarakat
• Sudah ratusan juta manusia di seluruh
penjuru dunia yang telah vaksin

https://www.bloomberg.com/graphics/covid-vaccine-tracker-global-distribution/
EFIKASI VAKSIN

Pfizer • Efikasi primer 95%


Moderna • Efikasi primer 94.5%
• Uji Klinis masih berlangsung
Oxford/Astrazeneca
• Data sementara menunjukan 62-90%
Novavax • Data belum ada
• Turki: 91,25%
Sinovac • Brazil: 78%
• Indonesia: 65,3%
EFEK SAMPING VAKSIN

Pfizer / Fosun Pharma / Biontech


• Efek Samping Serius pada 4 orang: cedera bahu, pembesaran kelenjar di
ketiak kanan, gangguan irama jantung, kesemutan kaki kanan
• Efek Samping Lokal pada 8183 pasien nyeri pada daerah suntikan
• Efek Samping Sistemik: sepeti sakit kepala, pegal-pegal, meriang

Sinovac
• Efek Samping Umum, seperti nyeri lokasi suntikan, demam, kelelahan
• Efek Samping Serius, belum ditemukan
• Pada tanggal 10 November penelitian vaksin Sinovac di Brazil sempat
dihentikan namun setelah diselidiki tidak terkait vaksin, sehingga penelitian
tetap berlanjut
TUJUAN PENAPISAN/SKRINING PADA VAKSINASI COVID-19

• Memastikan vaksin COVID-19 diberikan pada kelompok yang


sesuai
• Menyingkirkan adanya kontraindikasi vaksinasi
• Meminimalkan risiko kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)
• Mengoptimalkan manfaat/efektifitas vaksinasi COVID-19

Bukan untuk mempersulit atau mengurangi jumlah sasaran


vaksinasi!
KHUSUS UNTUK LANSIA

Perlu ditambahkan anamnesis tanda-tanda frail/renta/rapuh


1. Mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga
2. Sering merasa kelelahan
3. Memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (hipertensi, diabetes, kanker,
penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif, nyeri dada,
asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit ginjal)
4. Mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200 meter
5. Mengalami penurunan berat badan yang bermakna dalam setahun terakhir

Vaksin tidak dapat dilakukan pada lansia jika mengalami lebih dari 3 (tiga)
diantara 5 (lima) tanda frail tersebut
Nama : TABEL 9. FORMAT SKRINING SEBELUM
Umur:
NIK :
VAKSINASI COVID-19
No Pemeriksaan Jawaban Tindak Lanjut
1. Suhu Suhu > 37,5 0C vaksinasi ditunda sampai
sasaran sembuh
2. Tekanan darah Jika tekanan darah >180/110 mmHg
pengukuran tekanan darah diulang 5 (lima)
sampai 10 (sepuluh) menit kemudian
Jika masih tinggi maka vaksinasi ditunda
sampai terkontrol

Pertanyaan Ya Tida
k
1. Apakah ada kontak dengan orang yang sedang dalam Jika Ya lihat pertanyaan nomor 2 (dua)
pemeriksaan/terkonfirmasi/sedang dalam perawatan
karena penyakit COVID-19 dalam waktu 14 hari terakhir?

2. Jika pertanyaan nomor 1 (satu) Ya, apakah mengalami Jika Ya: vaksinasi ditunda sampai 14 hari
gejala demam batuk/pilek/sesak napas dalam 7 hari setelah gejala muncul
terakhir?
Jika Ya: Vaksinasi ditunda sampai tiga (3)
3. Apakah Anda pernah terkonfirmasi menderita COVID-19?
bulan sejak terkonfirmasi COVID-19 dapat
4. Apakah Anda sedang hamil? Jika sedang hamil vaksinasi ditunda
sampai melahirkan
5. Apakah anda sedang menyusui? Ibu menyusui boleh divaksinasi

6. Pertanyaan untuk vaksinasi ke-1 Jika Ya: vaksinasi diberikan di Rumah


Apakah Anda memiliki riwayat alergi berat seperti sesak napas, Sakit
bengkak dan urtikaria seluruh badan atau reaksi berat lainnya
karena vaksin?

Pertanyaan untuk vaksinasi ke-2 Jika Ya: tidak diberikan lagi untuk
Apakah Anda memiliki riwayat alergi berat atau mengalami vaksinasi ke-2
gejala sesak napas, bengkak dan urtikaria seluruh badan setelah
divaksinasi COVID-19 sebelumnya?

7. Apakah Anda mengidap penyakit kronik (seperti penyakit paru Jika Ya, maka vaksinasi tidak dapat
obstruktif kronis dan asma, penyakit jantung, gangguan ginjal, diberikan
dan penyakit hati/liver) yang sedang dalam kondisi akut atau
yang belum terkendali?

Apakah Anda dalam pengobatan TBC lebih dari dua minggu? Jika Ya: vaksinasi dapat diberikan

8. Apakah Anda menyandang dan sedang mendapat pengobatan Jika Ya: vaksinasi tidak dapat
penyakit kanker? diberikan, kecuali ada surat
rekomendasi dari dokter yang
merawat
9. Apakah Anda sedang mendapat pengobatan untuk gangguan pembekuan Jika Ya: vaksinasi ditunda dan dirujuk
darah, defisiensi imun dan penerima produk darah/transfusi?

10. Apakah Anda sedang mengidap penyakit autoimun sistemik? Jika Ya : vaksinasi ditunda dan
dikonsultasikan kepada Dokter yang
merawat
11. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit epilepsi? Jika Ya: vaksinasi dapat diberikan jika
dalam keadaan terkontrol

12. Apakah Anda penyandang penyakit Diabetes Melitus yang minum obat Jika Ya: vaksinasi dapat diberikan
teratur?

13. Apakah Anda Orang dengan HIV yang minum obat teratur? Jika Ya: vaksinasi dapat diberikan

14. Apakah Anda mendapatkan vaksinasi lain selain vaksin Covid-19 kurang Jika Ya: vaksinasi ditunda sampai satu
dari satu bulan terakhir? bulan setelah vaksinasi sebelumnya
15. Pertanyaan tambahan bagi sasaran lansia (≥60 tahun)
Jika terdapat 3 atau lebih jawaban Ya
1. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk naik 10 anak tangga
2. Apakah Anda sering merasa kelelahan? maka vaksin tidak dapat diberikan
3. Apakah Anda memiliki paling sedikit 5 dari 11 penyakit (hipertensi,
diabetes, kanker, penyakit paru kronis, serangan jantung, gagal
jantung kongestif, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit
ginjal)?
4. Apakah Anda mengalami kesulitan berjalan kira-kira 100 sampai 200
meter?
5. Apakah Anda mengalami penurunan berat badan yang bermakna
PEMERIKSAAN SEROLOGI SEBELUM VAKSIN COVID-19,
APAKAH PERLU?

• Belum diketahui secara pasti antibodi yang telah terbentuk


dapat bertahan berapa lama.
• Vaksinasi tetap menjadi krusial untuk dilakukan.
• Sehingga, pemeriksaan serologi tidak diperlukan sebelum
vaksinasi.
PEMERIKSAAN SEROLOGI SESUDAH VAKSIN
COVID-19, APAKAH PERLU?
• Penerima vaksin masih memiliki • Namun setelah vaksin diberikan, antibodi
hanya akan terbentuk pada salah satu
kemungkinan untuk mendapatkan
bagian dari virus
hasil negatif dari pemeriksaan
• contoh: pada Pfizer dan Moderna, antibodi
serologi, walaupun vaksin yang akan terbentuk terhadap spike protein
didapatkan “berhasil” dan “protektif” • Tidak semua pemeriksaan serologi bisa
mendeteksi antibodi yang sudah terbentuk
• Berbagai jenis tes serologi dapat
pasca vaksinasi, sehingga tes serologi tidak
mendeteksi antibodi terkait berbagai diperlukan untuk tujuan tersebut.
bagian dari virus Sars-CoV-2.

Penelitian uji klinis fase 3 di Bandung membuktikan bahwa antibodi terbentuk pada
99% individu yang mendapat vaksinasi
West R, Gronvall GK, Kobokovich A. Variants, vaccines and what they mean for covid-19 testing. Available
from: https://www.jhsph.edu/covid-19/articles/variants-vaccines-and-what-they-mean-for-covid19-testing.
html
VAKSIN ASTRAZENECA?

Yang boleh
• >18 tahun

Tidak boleh untuk


• Reaksi alergi berat terhadap vaksin-vaksin
sebelumnya
• Sedang demam (ditunda ke jadwal vaksin
selanjutnya)
EUA- COVID-19 Vaccine AstraZeneca, Health Care Provider Fact Sheet, Approved version date 22/02/2021, BPOM, ID
EREG10040912100039
VAKSIN ASTRAZENECA:
Yang boleh
• >18 tahun
Tidak boleh untuk
• Reaksi alergi berat terhadap vaksin-vaksin sebelumnya
• Sedang demam (ditunda ke jadwal vaksin selanjutnya)

Orang hamil?
• Penelitian pada binatang -> Aman untuk janin
• Dapat diberikan jika maslahat lebih besar
Ibu Menyusui?
• Saat ini belum diketahui apakah vaksin memasuki kandungan ASI

Lansia (>65 tahun)?


• Data efikasi dan keamanan masih perlu ditelitili lebih lanjut
• Bisa diberikan - Dosis yang diberikan tetap sama
Anak-anak (<18 tahun)?
•• Belum ada dara mengenai keamanan dan efektivitas
Belum dianjurkan untuk anak-anak

EUA- COVID-19 Vaccine AstraZeneca, Health Care Provider Fact Sheet, Approved version date 22/02/2021, BPOM, ID
EREG10040912100039
ASTRAZENECA:
BERAPA KALI
• Disuntik di lengan
VAKSIN?
atas

Jeda
Vaksin Vaksin
4-12
pertama kedua
minggu
• Jeda terbaik adalah 8-12 minggu antar kedua
vaksin
• Antibodi perlu waktu untuk memperbanyak diri
setelah vaksin kedua
EUA- COVID-19 Vaccine AstraZeneca, Health Care Provider Fact Sheet, Approved version date 22/02/2021, BPOM, ID
EREG10040912100039
KENAPA SAYA HARUS DIVAKSIN ?
Indonesia masih
Pemberian vaksin
sedikit yang ter-
dapat melindungi
vaksin Masih
orang lain dalam
jauh dari herd
suatu komunitas
immunity

Penularan masih
sangat rentan
terjadi

Haley E. Randolph1 and Luis B. Barreiro. Herd Immunity: Understanding


COVID-19. Elsevier Immunity 52, May 19, 2020 .
Jadi pilih vaksin yang mana?
SEMUA VAKSIN YANG
BEREDAR SUDAH MELEWATI
STANDAR WHO
• Ketersediaan vaksin sat ini terbatas
• Semua vaksin memiliki kemampuan dalam Tidak perlu
mencegah penularan dan manifestasi COVID19
memilih-milih
• Semua vaksin dapat mencegah perawatan di RS vaksin. Gunakan
dan mencegah kematian yang ada dan
tersedia
• Semakin banyak tervaksin, semakin menekan
penularan COVID 19

https://www.knoxnews.com/story/news/health/2021/03/09/covid-19-vaccines-tennessee-why-you-cant-choose-
which-brand/4627308001/
VAKSIN TIDAK BISA BERDIRI SENDIRI?

• Tidak bisa mengandalkan vaksin semata


• Distribusi vaksin perlu waktu yang signifikan
• Protokol Kesehatan 5 M dan menjaga imunitas masih sangat
diperrlukan untuk pencegahan
https://www.nytimes.com/2020/12/05/health/coronavirus-swiss-cheese-infection-mackay.html
Kembali ke Kehidupan Normal?

Di Indonesia, strategi tersebut dijalankan dengan cara:

Vaksinasi
5M
3T
Realisasi Vaksinasi

Vaksinasi COVID-19 (per 20 Maret 2021)

• Dari target vaksinasi fase 1 sebanyak 40 juta penduduk, vaksinasi yang berjalan saat
ini masih 18,25%
• Tersisa 1 bulan lagi bagi pemerintah untuk mencapai target tersebut
• Dengan kecepatan vaksinasi Indonesia yang masih kurang, yakni sebesar 300.000 –
400.000 dosis per hari, target vaksinasi tersebut tidak dapat dicapai tepat waktu

kawalcovid19.id
Kompas
Optimalisasi Vaksin
COVID-19
Opti
mal
isa si
181,5 Penduduk Indonesia ditargetkan divaksinasi
Juta
dalam waktu 300 hari sejak tanggal pelaksaaan vaksinasi COVID-19
pertama tanggal 13 Januari 2021 Pela
ksan
a an
Cegah Pemborosan Optimalisasi Indeks
Alternatif Interval
Vaksin Pemakaian Vaksin
Interval penyuntikan Vaksin COVID-19 Indeks pemakaian vaksin
vaksin dosis kedua pada memiliki masa pakai sinovac yang diproduksi PT.
populasi dewasa (18-59 yang pendek (6 bulan Biofarma, dapat Vak
tahun) dan lansia (>60 sejak tanggal produksi). dioptimalkan hingga 11
si n CO
VID-
tahun) yang awalnya 14 Oleh karena itu, dosis dengan masing- 19
hari setelah dosis dibutuhkan monitoring masing 0,5 mL per suntikan.
pertama, dapat yang ketat agar tidak Optimalisasi perlu dilakukan
dilakukan 28 hari terjadi pemborosan dengan tetap menjaga mutu
setelah dosis pertama vaksin. kualitas vaksin

SURAT EDARAN No. HK.02.02/I/653/2021


Optimalisasi Vaksin COVID-19

Optimalisasi
Pelaksanaan Vaksinasi
Tindakan
Sosialisasi
Korektif
Peningkatan Cakupan
Vaksinasi COVID-19

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota


Diharapkan segera melakukan sosialisasi dan tindakan korektif yang
diperlukan dalam rangka meningkatkan optimalisasi pelaksanaan
vaksinasi dan percepatan peningkatan cakupan vaksinasi COVID-19

SURAT EDARAN No. HK.02.02/I/653/2021


KEPATUHAN PROTOKOL MASIH
MENJADI MASALAH

Masih banyak
yang tidak taat
menggunakan
masker
MASIH BANYAK YANG BELUM MENGAMALKAN SOCIAL
DISTANCING
Kesimpulan

• Dengan kecepatan vaksinasi saat ini, herd


immunity belum dapat dicapai sesuai target
(Maret 2022)
• Walaupun telah mendapatkan vaksinasi, kita
masih harus terus mencegah penularan
dengan mengikuti protokol kesehatan 5 M
• Gaya hidup baru dengan menerapkan
penggunaan masker, mencuci tangan, dan
menjaga jarak akan menjadi norma
masyarakat untuk waktu yang lama, bahkan
bila kasus COVID-19 sudah minim dan
melandai

You might also like