You are on page 1of 27

MODEL BOHR

UNTUK ATOM
HIDROGEN
• Bohr mengasumsikan bhw elektron bergerak mengelilingi inti
bermuatan positif, dan masif.

• utk menyederhanakan mk
üorbit elektron berbentuk lingkaran bukan elips,
ümassa inti atom jauh lebih besar drpd massa elektron
üelektron bermuatan –e dan massa m bergerak mengelilingi inti atom yg
bermuatan +e dg radius a
üukuran inti adlh lebih kecil dibandingkan dg radius atom a.

• Model Bohr dirangkum berdasarkan bbrp asumsi umum berikut ini,


A. “keadaan stationer” tertentu ada di dlm atom, yg berbeda dr keadaan stabil klasik, elektron yg
mengorbit tidak scr kontinu meradiasikan energi elektromagnetik. Keadaan stationer adlh
keadaan energi total tertentu.
B. Pemancaran (emisi) atau penyerapan (absorpsi) radiasi gelombang
elektromagnetik dpt terjadi hanya jk ada transisi antara dua keadaan stationer.
Frekuensi radiasi yg dipancarkan atau diserap adlh sebanding dg perbedaan energi
dua keadaan stationer tsb.

(1)
𝑬 = 𝑬𝟏 − 𝑬𝟐 = 𝒉𝝊
C. Kesetimbangan dinamis sistem dlm keadaan stationer diatur oleh hukum fisika
klasik, ttp hukum ini tdk dpt diterapkan pd transisi antara keadaan stationer.
D. Nilai rerata K energi kinetik sistem elektron – inti atom adlh

𝒏"𝒉"𝝊𝒐𝒓𝒃𝒊𝒕
𝑲= (2)
𝟐
dg 𝜐!"#$% adlh frekuensi rotasi.
• Utk orbit lingkaran, Bohr menunjukkan bhw asumsi ini ekuivalen dg
momentum angular dr sistem pd keadaan stationer yg merupakan
kelipatan bulat dr
h/2p (º ħ)

• Keempat asumsi ini yg diperlukan Bohr utk menurunkan pers Rydberg.

• Bohr percaya bhw asumsi A dan C adlh bukti krn atom itu stabil: atom
ada dan tidak scr kontinu memancarkan energi.
• Bohr menyatakan bhw asumsi B “muncul krn diperlukan spy dpt
memperhitungkan fakta eksperimen”.

• Asumsi D mrp sentral diturunkannya energi ikat atom hidrogen dlm suku
konstanta fundamental.
• Model yg diutarakan Bohr scr mekanika adalah stabil krn potensial
Coulomb
- kZe 2
(3)
V =
r
menghasilkan gaya sentripetal

𝒌𝒁𝒆𝟐 𝒎𝒗𝟐
𝑭= 𝟐 =
𝒓 𝒓 (4 a)
!
dengan 𝑘=
"#$&
atau
𝟐 𝟏/𝟐
&'( ' 𝒌𝒁𝒆 (4 b)
𝑣% = 𝒗=
)* 𝒎𝒓
• Gaya sentripetal tsb diperlukan elektron utk bergerak dlm lingkaran
dg radius r pd kecepatan 𝑣, ttp scr elektrik tdk stabil krn elektron sll
mengalami percepatan menuju ke pusat lingkaran

• Hk elektrodinamika memprediksikan bhw muatan yg mengalami


percepatan akan memancarkan cahaya dg frekuensi sama dg
pergerakan periodik, yg dlm kasus ini adlh frekuensi revolusi atau
frekuensi orbit.

• Scr klasik, frekuensi radiasi yg dipancarkan adlh sama dg frekuensi


orbit dr elektron yg mengelilingi inti

𝝎 𝟏 𝒗
𝝊𝒌𝒍𝒂𝒔𝒊𝒌 = 𝝊𝒐𝒓𝒃𝒊𝒕 = = (5 a)
𝟐𝝅 𝟐𝝅 𝒓
• Scr klasik,
𝟏⁄𝟐
𝒗 𝒌𝒁𝒆𝟐 𝟏
𝝊= =
𝟐𝝅𝒓 𝒓(𝒎 𝟐𝝅𝒓 (5 b)

𝟏⁄𝟐
𝒌𝒁𝒆𝟐 𝟏 𝟏
𝝊= ~
𝟒𝝅𝟐 𝒎 𝒓 𝟑 ⁄𝟐 𝒓 𝟑 ⁄𝟐

• Energi total elektron mrp jumlah energi kinetik dan energi potensial,

(6)
• Dr pers. (4 a) telah diketahui bhw

GEM
Shg
(7)

• Dg dmk, fisika klasik memprediksikan bhw


Ø jk energi hilang krn radiasi, mk orbit elektron akan GEM
mjd semakin kecil,
Ø sementara frekuensi radiasi yg dipancarkan akan
mjd semakin besar, GEM

Ø selanjutnya akan meningkatkan kecepatan


hilangnya energi, GEM
Ø dan berakhir pd saat elektron mencapai inti atom
• Waktu yg diperlukan oleh elektron utk bergerak spiral menuju inti dpt
dihitung dr mekanika dan elektrodinamika klasik; yaitu kurang dr mikro
detik.

• Model klasik ini memprediksikan bhw atom akan meradiasikan


spektrum kontinu (krn frekuensi revolusi berubah scr kontinu pd saat
elektron bergerak spiral menuju ke inti) dan akan hancur stlh waktu yg
sangat pendek Þ untungnya hal ini tidak terjadi.
Selain tereksitasi oleh sebab eksternal, atom tidak meradiasikan
apapun jg, dan pd saat atom tereksitasi akan memancarkan/
meradiasikan spektrum garis bukan spektrum kontinu.

• Bohr mengajukan dua postulat non – klasiknya utk mengatasi masalah


di atas.
Kedua postulat tsb adalah
1. Elektron dpt bergerak dlm orbit tertentu tanpa
memancarkan radiasi.
2. Atom memancarkan radiasi jk elektron membuat
transisi dari satu keadaan stationer ke keadaan
stationer yg lain dan frekuensi 𝝊 dari radiasi yg
dipancarkan bukan frekuensi pergerakan kedua orbit
stabil tsb, ttp berkaitan dg energi orbit yg mengikuti
teori Planck

𝒉𝝊 = 𝑬𝒊 − 𝑬𝒇 (8)

Pers tsb dikenal sbg kondisi frekuensi Bohr


• Utk menentukan energi yg diperbolehkan, orbit non – radiasi, Bohr
membuat asumsi ketiga yg dikenal sbg prinsip korespondensi,
Dlm batas orbit yg besar dan energi yg besar, perhitungan kuantum
hrs sesuai dg perhitungan klasik.
• Prinsip korespondensi menyatakan bhw modifikasi fisika klasik apapun yg
dibuat utk menggambarkan materi pd tingkat submikroskopis, jk hasilnya
diperpanjang ke dunia makroskopis, mk hrs sesuai dg hukum fisika klasik
yg telah terbukti di dunia setiap hari.
• Bohr menyatakan bhw momentum angular elektron dlm atom hidrogen
hanya dpt diambil pd nilai yg mrp kelipatan bulat konstanta Planck
tereduksi,
𝒏𝒉
Þ Momentum angular terkuantisasi; yg dpt diasumsikan sbg nilai
𝟐𝝅
dg 𝑛 adlh bilangan bulat
• kuantisasi Bohr dr momentum angular L

(9)

• dr pers. (9 dan 4 a) dpt ditentukan kecepatan v,

(10 a) (10 b)

• jk pers. (10 a) digabungkan dg pers. (10 b), diperoleh

(11)
• dg menguadratkan pers. (11)

(12)

(13)

(14)

disebut radius Bohr Þ orbit stasioner Þ dr postulat pertama Bohr


radiusnya terkuantisasi pd pers. (13)
• Radius Bohr a0 utk hidrogen (Z = 1) berkaitan dg radius orbit dg n = 1, yaitu
orbit Bohr terkecil yg mungkin utk elektron di dlm atom hidrogen.

• Krn rn ~ Z-1, orbit Bohr utk atom berelektron tunggal dg Z > 1 adlh lebih
dekat ke inti atom dibandingkan atom hidrogen dg satu elektron.

• Energi total elektron menjadi

(15)

dg
mk 2e 4
E0 =
2! 2
• Dg dmk, energi elektron jg terkuantisasi; yaitu keadaan stasioner yg
dihubungkan dg nilai tertentu dr energi total.
Þ hal ini berarti bhw energi Ei dan Ef yg timbul dlm kondisi frekuensi dr
postulat kedua Bohr harus dari En yg diperbolehkan, dan pers. (8) mjd,

(16)

yang dapat ditulis dlm bentuk persamaan Rydberg – Ritz dg mensubstitusi f


= c/l dan membaginya dg c utk mendptkan,
(17)

atau

(18)

dengan

(19)

Þ mrp prediksi Bohr utk nilai konstanta Rydberg


• Nilai yg mungkin utk energi atom hidrogen menurut prediksi Bohr dpt
ditentukan dr pers. (15) dg Z = 1

(20)

• E1 (= - E0) disebut ground state (keadaan dasar).


Diagram energi - level
• Berbagai deret dr transisi antara keadaan2 stasioner ditunjukkan pd diagram
energi – level dg panah vertikal antar level.

• Frekuensi cahaya yg dipancarkan pd satu dr transisi2 tsb merupakan


perbedaan energi dibagi dg h sesuai dg kondisi frekuensi.

• Energi yg diperlukan utk memindahkan elektron dr atom, 13,6 eV, disebut


energi ionisasi atau energi ikat elektron

• Terdapat dua deret spektral yg diketahui utk hidrogen, yaitu


ü deret Balmer utk nf = 2; ni = 3, 4, 5, …
ü deret Paschen utk nf = 3; ni = 4, 5, 6, …

• Pers. (18) menunjukkan bhw ada deret yg lain utk nilai nf yg berbeda.
Ø pd th 1916 Lyman menemukan deret utk nf = 1,
Ø pd 1922 F.S. Brackett menemukan deret utk nf = 4,
Ø pd th 1924 A.H. Pfund menemukan deret utk nf = 5
Soal
• Tentukan panjang gelombang garis spektral Hb, yaitu garis kedua dr
deret Balmer yg diprediksi dg model Bohr
Koreksi massa tereduksi

• Asumsi Bohr bhw inti adlh tetap sama dan dg asumsi bhw inti
memiliki massa tidak berhingga.
Þ konstanta Rydberg pd pers. (19) biasanya ditulis sbg R¥.

• Jk inti memiliki massa M, energi kinetiknya akan mjd

! " #!
𝑀𝑣 = 𝑝 = 𝑀𝑣 (21)
" "$

• Jk diasumsikan bhw momentum total dr atom adlh nol, kekekalan


momentum memerlukan momentum inti dan elektron hrs sama
besarnya dlm magnitude – nya.
• Energi kinetik total adlh

(22)

dengan
(23)

• Nilai tsb agak berbeda dg energi kinetik elektron krn µ, yg disebut sbg
massa tereduksi, agak berbeda dr massa elektron.
• Konstanta Rydberg dpt dinyatakan,

(24)

• Soal:
Tentukan konstanta Rydberg utk H dan He+ dg menggunakan
koreksi massa tereduksi. Jk diketahui me = 9,1094 ´ 10-31 kg,
mp = 1,6726 ´ 10-27 kg, ma = 5,0078 ´ 10-27 kg
Prinsip korespondensi
• Menurut prinsip korespondensi, jk tingkat energi saling berdekatan,
kuantisasi shrsnya memiliki pengaruh yg kecil;

Þ perhitungan klasik dan kuantum memberikan hasil yg sama

• Dr diagram energi – level, dpt dilihat bhw jk bilangan kuantum n mjd


besar mk tingkat energinya mjd saling berdekatan.

Þ di daerah yg bilangan kuantumnya (n) sangat besar, mk


perhitungan kuantum dan perhitungan klasik harus memberikan
hasil yg sama.
• Dr pers. (16 & 17)

• utk nilai n yg besar, mk angka 1 yg mjd pengurang dlm suku n dpt


diabaikan,

(25)

• Frekuensi klasik utk revolusi elektron dr pers. (5)


• dg menggunakan pers. (9)

dan pers. (13) diperoleh,

(26)

Þ menunjukkan hasil yg sama dg pers. (25).


• Asumsi momentum angular terkuantisasi
Ln = n!
menyebabkan parameter lain terkuantisasi juga, r, v, dan E

radius orbital (13)

kecepatan (10 a)

Energi (20)

You might also like