Professional Documents
Culture Documents
Article Ismail Djafar Translate (17 Sep)
Article Ismail Djafar Translate (17 Sep)
*Correspondingauthor: fridamaryati@ung.ac.id
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepraktisan dan keefektifan lembar kerja
peserta didik berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan model discovery learning. Subjek
penelitian adalah siswa kelas X IPA 3 di SMA Negeri 1 Marisa. Jenis penelitian kuantitatif
dengan pre-experimental design khususnya one group pretest-posttest design. Hasil penelitian
menemukan bahwa uji kepraktisan untuk hasil pengamatan aktivitas peserta didik memperoleh
skor rata-rata pada pertemuan I adalah 87,5% (sangat baik) dan pertemuan II sebesar 93,8%
(sangat baik). Analisis keterlaksanaan pembelajaran sebesar 100% (sangat baik). Analisis
respon peserta didik sebesar 96,8% (sangat layak). Analisis keefektifan yang dilihat pada hasil
belajar peserta didik memperoleh N-Gain score 61,5 dengan kategori sedang. Kesimpulannya
bahwa lembar kerja peserta didik Berbasis Potensi Lokal Hutan Mangrove dengan Model
Discovery learning dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi keanekaragaman hayati.
▪ INTRODUCTION
Pembelajaran biologi secara umum dipahami sebagai ilmu yang lahir dan
berkembang lewat langkah-langkah observasi perumusan masalah, penyusunan
hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarik kesimpulan, serta
penemuan teori dan konsep (Jajarni, 2019). Lebih lanjut Natalia & Sukraini (2021)
menyatakan bahwa pendidikan harus berjalan beriringan dengan setiap fase kehidupan
yang terus berubah yakni salah satunya adalah sistem pendidikan yang mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik, untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.
Salah satu keanekaragaman hayati yang dapat dijadikan sebagai objek
pembelajaran biologi yaitu kawasan hutan mangrove yang banyak terdapat di seluruh
daerah di Indonesia. Ekosistem mangrove merupakan salah satu contoh ekosistem yang
berperan ekologi yang signifikan. Ekosistem mangrove terletak antara daratan dan laut
dimana perubahan yang terus terjadi memungkinkan berbagai spesies biota memiliki
kemampuan untuk terus beradaptasi dengan lingkungan yang unik (Baderan et al.,
2019).
Provinsi Gorontalo sebagai salah satu provinsi yang berada di pesisir pantai, juga
memiliki potensi kawasan hutan manggrove. Daerah Gorontalo yang terkenal memiliki
kawasan hutan mangrove yaitu Kabupaten Pohuwato. Hutan mangrove di daerah ini
memiliki kelebihan dari segi biodiversity dan mempunyai keunikan khas dimana
ekosistem didalamnya sebagian besar tidak seperti ekosistem pola zonasi yang
umumnya ada (Rahim & Baderan, 2017).
Potensi hutan mangrove di Kabupaten Pohuwato ini dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pembelajaran biologi pada materi keanekaragaman hayati di Sekolah Menengah
yang ada di Provinsi Gorontalo, khususnya kabupaten Pohuwato. Sebagaimana
dijelaskan oleh
Peserta didik dapat diarahkan untuk mengamati hutan mangrove dan menguatkan
konsep tentang tingkat keanekaragaman hayati yang mencakup tingkat gen, jenis dan
ekosistem. Peserta didik dapat mengetahui bagaimana pemanfaatan dan pelestarian
mangrove sebagai salah satu keanekaragaman hayati Indonesia dengan lebih dekat.
4 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume (Issue), Year, Page-Page
Kegiatan pembelajaran akan lebih bisa dipahami oleh peserta didik jika menggunakan
suatu model pembelajaran yang dapat membantu dalam proses belajar (Wiranata, 2021).
Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model pembelajaran
Discovery learning dan bahan ajar yang tepat yaitu lembar kerja siswa (LKS) atau
sekarang disebut lembar kerja peserta didik (Marsila et al., 2019).
Model pembelajaran Discovery Learning adalah model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pemahamannya sendiri
(Rizki et al., 2021). Lembar kerja peserta didik berisi kumpulan kegiatan pokok yang
harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya
membentuk kemampuan dasar sesuai terhadap indikator pencapaian (Ceriasari et al.,
2019).
Pengembangan LKPD Berbasis potensi local hutan mangrove telah dikembangkan
pada penelitian sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Rahma (2015) yang
mengembangkan LKPD Biologi Berbasis Potensi Lokal Hutan Mangrove dengan model
Discovery learning pada Materi Pokok Keanekaragaman Hayati untuk Kelas X. Hasil
validasi LKPD yang dilakukan oleh validator ahli materi pada penelitian tersebut
menunjukkan persentase sebesar 81,4% sehingga dikategorikan sangat baik, sedangkan
hasil validasi LKPD yang dilakukan oleh validator ahli pendidikan menunjukkan
persentase sebesar 87,5% sehingga dikategorikan sangat baik. Hasil penilaian LKPD
yang dilakukan oleh guru biologi menunjukkan persentase sebesar 98,75% sehingga
dikategorikan sangat baik, sedangkan respon peserta didik terhadap LKPD
menunjukkan persentase sebesar 91% sehingga dikategorikan sangat baik. Desain
LKPD biologi berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan model discovery learning
yang dihasilkan memiliki kualitas sangat baik sehingga layak digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Penelitian Rezeki (2022) pada siswa Kelas X di SMA Negeri 2 Gowa, yang
mendapatkan hasil bahwa Hasil belajar biologi materi animalia pada kelas ekperimen
yang diajar menggunakan E-LKPD Berbasis Discovery Learning lebih tinggi rata-
ratanya yaitu 83,60 daripada kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan LKPD
yang tidak Berbasis Discovery Learning yaitu 77,85. Hasil uji hipotesis dengan
menggunakan statistik uji Independent t-test menunjukkan nilai signifikan 0,001 yang
kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima dan
menunjukkan ada pengaruh E-LKPD Berbasis Discovery Learning terhadap hasil
belajar biologi peserta didik materi animalia kelas X IPA di SMA Negeri 2 Gowa.
Observasi yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Marisa mendapatkan bahwa
hasil belajar peserta didik kelas X IPA pada mata pelajaran biologi pada materi pokok
keanekaragaman hayati rata-rata nilainya masih rendah dan beberapa orang siswa belum
mencapai KKM, namun saat proses pembelajaran berlangsung guru masih cenderung
lebih dominan di dalam proses pembelajaran dibandingkan peserta didik. Beberapa
masalah yang timbul diantaranya adalah peserta didik masih belum aktif di dalam
pembelajaran, peserta didik yang memperhatikan materi yang dibelajarkan masih sangat
tendah berkisar 40%. Hal tersebut disebabkan peserta didik kurang tertarik dengan
materi pokok keanekaragaman hayati yang diberikan. Guru biologi di SMA Negeri 1
Jurnal Pendidikan MIPA, Volume (Issue), Year, Page-Page 5
Marisa menyatakan bahwa telah menggunakan lembar kerja peserta didik namun masih
yang bersifat umum dan belum pernah menerapkan Lembar Kerja Peserta Didik biologi
berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan model discovery learning pada materi
pokok keanekaragaman hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepraktisan
dan keefektifan lembar kerja peserta didik berbasis potensi lokal hutan mangrove
dengan model discovery learning.
▪ METHOD
pembelajaran dikategorikan berdasarkan kategori skor yaitu tinggi: 0,70 < N-Gain,
sedang: 0,30 < N-Gain < 0,70 dan rendah: N-Gain < 80%. Berdasarkan kategori tafsiran
dikategorikan tidak efektif: <40%, kurang efektif: 40-55%, cukup efektif: 56-75% dan
efektif: >76% (A. M. Yusuf, 2017).
metode diskusi yang seharusnya pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student
centered learning) sehingga dapat meningkat keterampilan berpikir siswa (Kurniawati
et al., 2017).
Analisis Keefektifan
Analisis keefektifan dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran yang
dilakukan menggunakan lembar kerja peserta didik berbasis potensi lokal hutan
mangrove dengan model discovery learning dapat dinyatakan efektif. Efektifitas pada
penelitian ini dinilai dengan membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum
pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Selanjutnya dilakukan
analisis N-Gain score. Hasil yang didapatkan sebagai berikut:
Hasil pretest peserta didik pada materi pokok keanekaragaman hayati sebelum
diterapkan lembar kerja peserta didik berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan
model discovery learning, dari 25 orang peserta didik ynag mengikuti pembelajaran,
hanya 2 orang (8,0%) yang memenuhi ketuntasan yang ditetapkan dan 23 orang
lainnya (92,0%) tidak tuntas. Nilai terendah pretest sebesar 47 dan nilai tertinggi 79.
KKM yang ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Marisa pada materi pokok keanekaragaman
hayati adalah sebesar 78.
Posttest peserta didik pada mata pelajaran biologi pada materi pokok
keanekaragaman hayati setelah diterapkan lembar kerja peserta didik berbasis potensi
lokal hutan mangrove dengan model discovery learning, terjadi peningkatan peserta
didik yang tuntas KKM yaitu sebanyak 24 orang (96,0%) sedangkan 1 orang lainnya
(4%) masih belum tuntas. Meskipun demikian seluruh peserta didik mengalami
peningkatan nilai setelah diterapkan lembar kerja peserta didik dimana nilai terendah
posttest sebesar 77 dan nilai tertinggi 95.
Analisis N-Gain
Pada 25 orang peserta didik sebelum diterapkan lembar kerja peserta didik
berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan model discovery learning rata-rata
nilai pretest sebesar 59,60 dan nilai rata-rata nilai posttest sebesar 84,44. Selanjutnya
didapatkan N-Gain score 0,615. Nilai N-Gain score ini diperoleh dari hasil pretest
dan postest. Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan
kriteria N-gain, yakni pembelajaran dengan gain rendah, jika g < 0,3; pembelajaran
dengan gain sedang, jika 0,3 ≤ g ≤ 0,7; pembelajaran dengan gain tinggi, jika g > 0,7
(F. M. Yusuf et al., 2019). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lembar kerja
peserta didik berbasis potensi lokal hutan mangrove dengan model discovery
learning memiliki keefektifan dengan tingkat sedang.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil akademik siswa
dalam pembelajaran Materi Pokok Keanekaragaman Hayati untuk Kelas X
menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (Berbasis Potensi Lokal Hutan Mangrove
dengan Model Discovery Learning. Menurut peneliti melalui model pembelajaran
Discovery Learning (DL) siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan menarik
kesimpulan berdasarkan pengalaman langsung yang dialami oleh siswa dilapangan.
Jurnal Pendidikan MIPA, Volume (Issue), Year, Page-Page 1
1
▪ CONCLUSION
diharapkan penelitian lebih lanjut dapat dilakukan pada subjek yang lebih luas lagi.
▪ REFERENCES
Baderan, D. W. K., Hamidun, M. S., Utina, R., Rahim, S., & Dali, R. (2019). The
Abundance and Diversity of Mollusks in Mangrove Ecosystem at Coastal Area of
North Sulawesi, Indonesia. Biodiversitas, 20(4), 987–993.
Ceriasari, B., Sunyono, & Rudibyani, R. B. (2019). Implementation of Discovery
Learning Based Worksheet To Improve Students’ Concept Mastery of Science.
JPMIPA2, 20(1), 7–11.
Hapsari, L. A., & Suryadarma, I. G. P. (2017). Development of Student Learning Model
Based on Local Wisdom with Discovery Learning Model. 5th ICRIEMS
Proceedings, 39–48.
Jajarni, T. (2019). Penerapan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis
Keterampilan Proses Sains (KPS) pada Materi Pencemaran Lingkungan Terhadap
Hasil Belajar dan Respon Siswa Kelas VII di MTsS Darul Hikmah [Application of
Student Worksheets (LKPD) Based on Science Process Skills (KPS) on
Environmental Pollution Materials on Learning Outcomes and Responses of Class
VII Students at MTsS Darul Hikmah]. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darussalam Banda Aceh.
Junina, I., Halim, A., & Mahidin. (2020). The effect of discovery learning-based
worksheet on students’ metacognition skill and learning outcomes. Journal of
Physics: Conference Series, 1460(1).
Kemendikbud RI. (2013). Implementasi Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Kurniawati, E. C., Jalmo, T., & Lengkana, D. (2017). Teachers ’ Perceptions in the
Development of Student Worksheets ( LKPD ) Based On Discovery Learning To
1 Jurnal Pendidikan MIPA, Volume (Issue), Year, Page-Page
4
Kencana.
Yusuf, F. M., Baderan, D. W. K., & Amu, A. S. (2019). Pengembangan Rencana
Pembelajaran Untuk Menanamkan Karakter Peduli Lingkungan [Development of
Learning Plans to Instill Environmental Care Character]. Prosiding Conference on
Research and Community Services, 1(1), 241–248.