Professional Documents
Culture Documents
Proposal Ayu Canti 1
Proposal Ayu Canti 1
BAHASA INDONESIA
1. Latar Belakang
untuk mencapai suatu tujuan. Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran adalah
pembelajaran adalah suatu kompenen yang satu sama lain saling berkaitan dan
berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang telah di tentukan (Sanjaya, 2016, p.
dipercaya) dalam sebuah aktivitas belajar dalam mencapai tujuan (Hamzah B. U.,
2013, p. 322). Menurut (Wina , 2013, p. 101) sistem pembelajaran dapat diartikan
perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan dan
1
pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perelngkapan, terdiri dari
jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya
digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan
mengidentifikasi diri. Sebagai sebuah siste, maka Bahasa terbentuk oleh suatu
aturan, kaidah, atau pola-pola tertentu, baik dalam bidang tata bunyi, tata bentuk
kata, maupun kalimat. Bila aturan, kaidah, atau pola ini dilanggar, maka
adalah berupa bunyi, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena
lambing yang digunakan berupa bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
yang disebut Bahasa lisan, selain itu ada yang disebut Bahasa tulis diantaranya
yaitu rekaman visual, dalam bentuk huruf-huruf dan tanda baca dari Bahasa lisan.
Setiap Bahasa sebenarnya mempunyai ketetapan atau kesamaan dalam hal tata
bunyi, tata bentuk, tata kata, tata kalimat, tata makna. Keragaman Bahasa terjadi
peserta didik tentang keterampilan berbahasa indonesia yang baik dan benar sesuai
2
menyimak, membaca, menulis, dan berbicara (Ahmad S. , Pengertian
Indonesia juga memiliki peranan yang sangat penting di dalam proses dan
2003 dalam pasal 33 disebutkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
peran penting bagi bangsa Indonesia. Bahasa Inodonesia dijadikan sebagai alat
mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain. Siswa diharapkan mampu
bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara lisan maupun tulisan serta
3
Menulis ialah hasil dari sebuah pikiran yang mengandung makna untuk
siswa dapat menyampaikan pesan atau mengungkapkan suatu hal memalui tulisan.
juga adalah sebuah proses penuangan gagasan atau ide ke dalam bahasa tulis yang
merupakan satu sistem yang lebih utuh (Nafiah, 2017, p. 90). Menulis dalam artian
2017, p. 15). Menulis adalah hasil dari sebuah pikiran yang mengandung makna
untuk mengungkapkan pikiran, ide, perasaan, emosi dari penulis, menulis juga
merupakan proses penuangan gagasan atau ide dan perasaan dalam bentuk
Cerita pendek ialah cerita yang di dalamnya lebih padat dan langsung pada
intinya, tidak seperti karya-karya fiksi yang lain seperti novel (Puspitasari, 2016,
p. 3). Cerita pendek adalah rangkaian peristiwa yang terjalin menjadi satu yang di
dalamnya terjadi konflik antar tokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar
dan alur. Peristiwa dalam cerita terwujud hubungan antar tokoh, tempat dan waktu
yang membentuk satu kesatuan sam hakikatnya dengan kehidupan nyata, sebuah
peristiwa terjadi karena kesatuan manusia, tempat dan waktu. Dari kesatuan itulah
peristiwa terbentuk. Cerita pendek atau cerpen selalu menampilkan diri yang
4
sedangkan peristiwa dalam cerita bersifat imajinasi individual. Dalam cerpen,
pendek sendiri memiliki ciri-ciri seperti habis dibaca dengan sekali duduk, singkat,
padat dan jelas, memiliki 500-10.000 kata, terdiri dari satu tema (Nurgiyantoro B.
, 2015, p. 48).
salah satu karya tulis yang bentuknya pendek dan menggambarkan sebuah
pengalaman, memiliki jalan cerita yang lebih padat dibandingkan dengan cerita-
cerita lainnya, memiliki ketertarikan pada satu kesatuan jiwa dan bisa dibaca
Menulis cerita pendek adalah salah satu kegiatan yang penting bagi siswa di
sekolah dasar karena dapat dijadikan sebagai sarana untuk melatih keterampilan
berbahasa siswa dalam menulis, menuangkan ide yang didapat dari hasil
(Nurhidayati, Rahmawati, Pitriani, & Irwan, 2019, p. 224). Pada kegiatan menulis
kegiatan yang menuntut perhatian lebih (Anannthia, Muliasari, Harun, & Silawati,
2017, p. 394). Menulis cerpen juga menguras waktu dan pikiran, membosankan
dikatakan bahwa minat siswa pada menulis cerpen sangatlah kurang, siswa
5
ide cerita yang akan ditulisnya, sehingga ketika menuangkan ide dalam tulisan,
banyak siswa yang terhenti pada kalimat paragraf pertama (Puspitasari, 2017, p.
249). Hal ini disebabkan karena siswa kurang bahkan tidak memiliki kemampuan
berpikir kreatif pada indikator kelancaran (fluency). Ketika menuliskan cerpen pun
siswa tidak memiliki kosa-kata yang menarik dan kurang memiliki penguasaan
diksi serta takut membuat kesalahan dalam mengeja. Permasalahan yang dialami
yang penting bagi siswa di sekolah dasar karena dapat dijadikan sebagai sarana
untuk melatih keterampilan berbahasa siswa dalam menulis namun menulis cerpen
kesulitan yang dihadapi siswa terutama menulis cerita pendek. Sebelum itu Peneliti
terdahulu yang dilakukan oleh (Mukhtar, 2022, p. 83) dengan judul “Analisis
Tingkat Kesulitan Siswa Dalam Menulis Cerita Pada Mata Pelajaran Bahasa
kesulitan siswa dalam menulis cerita pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Alfiyah, 2020, p. 82) dengan judul
6
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh (Rahmawati, 2022, p. 75) dengan
dialami peserta didik dalam menulis cerita pendek adalah sulitnya menentukan
judul karangan yang akan dibuat, kurang lancarnya kemampuan membaca juga
indonesia.
Pinang, tentang tingkat kesulitan siswa dalam menulis cerita pendek. Dari hasil
wawancara bahwa ditemukan ada beberapa siswa yang masih kurang dalam
menentukan tema yang akan dibuat dan sulitnya menulis dengan merangkai
Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui permasalahan di
Kelas V Sekolah Dasar dalam Menulis Cerita Pendek Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia”.
7
Sedangkan sub fokus penelitian ini adalah menganalisis faktor penyebab kesulitan
siswa dalam menulis cerita pendek pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
sungai Pinang.
5. Manfaat Penelitian
a. Manfaaat Teoritis
berikut :
8
2. Penelitian yang dilakukan diharapkan sebagai refrensi bagi bidang
b. Secara Praktis
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
Sebagai acuan bagi peneliti lain untuk meneliti hal yang sama dan lebih
6. TINJAUAN PUSTAKA
a) Kajian Teori
1. Kesulitan Belajar
9
jadi kondisi siswa dapat belajar sebagaimana mestinya (Uatami, 2020, p.
materi Bahasa Indonesia tersebut. Hal ini juga disebabkan oleh beberapa
menulis.
adalah faktor internal dan faktor eksternal. Dalam faktor internal siswa
belajar siswa, dalam keadaan jasmani dan kondisi tubuh yang sehat juga
10
berbeda dengan siswa yang kondisi tubuhnya sedang tidak baik maka akan
1) Faktor Internal
individu itu sendiri dalam mencapai tujuan belajar. Faktor internal ini sangat
besar pengaruhnya tetapi tidak disadari karena dianggap suatu hal yang
biasa, sebenarnya faktor ini dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor fisiologis
2) Faktor Fisiologis
fungsi alat-alat panca indera, karena panca indera ini merupakan pintu
masuk perangsang dari luar ke dalam individu yang diolah oleh untuk
3) Faktor psikologis
4) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
11
mempengaruhi prestasi seseorang ada tiga faktor yaitu faktor keluarga,
peserta didik mempunyai kadar kesulitan tertentu, hal ini merupakan tugas
guru sebagai pendidik dan pengajar untuk mencari solusi agar kesulitan
siswa dalam belajar dapat diatasi. Kesulitan belajar siswa dapat dilihat dari
Kesulitan belajar dilihat dari sifat kesulitan antara peserta didik yang satu
langsung pada intinya, tidak seperti karya-karya fiksi yang lain seperti novel
(Puspitasari C. T., 2016, p. 29). Cerita pendek merupakan jenis karya sastra
yang dikisahkan dalam bentuk tulisan yang berwujud cerita secara pendek,
jelas, dan ringkas (Yadi, 2017, p. 65). Cerita pendek memaparkan kisah
12
pendek merupakan jenis karya sastra yang dikisahkan dalam bentuk tulisan
jelas dan singkat yang memaparkan kisah ataupun cerita tentang manusia
pokok masalah yang menjadi jiwa dari karya sastra tersebut. Tema karya
berdasarkan waktunya.
terjadi sebelumnya.
13
lalu, setahun yang akan datang, zaman purba, saat ini, dan
sebagainya. Contoh latar tempat misalnya : di toko, di bandung,
di kolam renang, di teras rumah, dan sebagainya.
Gaya Bahasa : merupakan pemakaian bahasa yang khas dari
di dalam sebuah cerita terdapat tokoh utama dan ada pula tokoh
negatif.
14
c. Tokoh tritagonis : tokoh tritagonis adalah tokoh penengah
berada di luar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya
berikut :
15
b. Biografi pengarang atau latar belakang penulis : merupakan faktor-
faktor yang terdapat dari dalam diri pengarang itu sendiri yang
yang hadir di dalam teks dan secara langsung membangun teks itu.
a. Tema
Tema adalah gagasan utama atau ide pokok mengenai suatu hal yang
pada tema “itu-itu” saja, dalam arti tema itu telah lama dipergunakan
16
menyukai kebenaran dan membenci kejahatan”. Berdasarkan
membenci kejahatan.
terjadi, tidak berlaku pada tema nontradisional. Pada tema jenis ini
2017).
cerita”.
17
Tema memiliki makna yang menjadi tujuan bagi penulis dan
b. Tokoh
membuat isi cerita menjadi lebih menarik dan hidup. Istilah tokoh
tokoh. Selain itu, tokoh tidak selalu berwujud manusia namun dapat pula
18
dalam cerita.
c. Penokohan
merupakan sifat dan sikap para tokoh yan pengarang tampilkan dalam
isi cerita.
d. Latar
kebiasaan, adat istiadat, latar alam atau keadaan sekitar (Al Ma'ruf, Ali,
dan fungsi psikologis”. Senada dengan hal tersebut, ahli lain (Riswandi
tokohnya, selain itu, melalui latar, cerita dapat ditinjau seberapa detail
19
membuahkan pemahaman kepada pembaca. Berdasarkan pendapat para
ahli, maka dapat simpulkan bahwa latar adalah tempat, waktu dan
suasana terjadinya sebuah cerita dan dapat tempat menjadi wadah bagi
e. Alur/plot
cerita yang terpadu dan utuh. Menurut (Al Ma'ruf, Ali, & Farida , 2017,
f. Sudut pandang
Sudut pandang atau point of the view menjadi hal yang tidak kalah
penting dalam penyajian sebuah cerita, reaksi afektif pembaca pun akan
20
kejadian-kejadian yang tertuang dalam cerita.
(Kosasih, 2016, p. 110) Cerita pendek memiliki struktur teks yang terdiri
(pilihan)
cerpen juga memiliki fungsi sama halnya dengan karya sastra yang lain. Fungsi
21
cerpen tergolong lima jenis, yaitu :
pembaca.
5. Bahasa Indonesia
Pada hakikatnya suatu bahasa kalau tidak dikaitkan dengan status dan
fungsi yang paling dasar yaitu fungsi sebagai alat komunikasi lisan maupun
darri masalah status dan nilai-nilai sosial. Bahasa selalu mengikuti dan
suku maupun sebagai anggota suatu negara (Karyanti , 2015, p. 215). Dalam
22
dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi kenegaraan lainnya ditulis dalam
sebagai bahasa negara ditetapkan pada 18 agustus 1945, pada saat undang-
tidak lepas dari kegiatan hdup masyarakat, bahasa Indonesia dipakai dalam
tulisan.
sosial yang berupa sistem simbol bunyi yang dihasilkan dari ucapan
interaksi sosial itu, maka dibutuhkan suatu wahana komunikasi yang disebut
23
peserta didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan
bertujuan agar :
efisien sesuai denga etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
berbahasa.
masyarakat.
24
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
siswa untuk berkomunikasi dengan benar baik secara lisan maupun tulisan
Indonesia.
2. Siswa memahami bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi,
25
4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis).
26
emosional dan sosial dan memanfaatkan karya sastra untuk
menjadi satu cerita yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun
27
sama-sama berjudl Analisis tingkat kesulitan siswa dalam menulis
28
beberapa permasalahan yakni kurangnya motivasi peserta didik
29
5. Penelitian berikutnya dilakukan oleh (Husnul & Kartika, 2016, p.
Masalah :
Faktor Faktor
Internal Eksternal
30
Analisis kesulitan
Dalam menulis
Cerita pendek
Deksripsi hasil
Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah awal kegiatan proses belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dalam mengetahui
faktor penyebab terjadinya kesulitan menulis cerita pendek dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia ada 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Setelah
mengatasi kesulitan menulis cerita pendek pada mata pelajaran bahasa Indonesia
31
7. METODOLOGI PENELITIAN
Pinang ini tidak sulit dijangkau karena tidak jauh dari jalan raya. Waktu
2022/2023.
Objek penelitian ini adalah ruang lingkup kecil yang menjadi fokus
penelitian. Nantinya dari objek ini peneliti akan memahami berbagai kajian
pustaka, teori, dan analisis objek penelitian untuk mendapat hasil yang
sesuai dengan target luaran penelitian (Pakpahan , Prasetio, & Negara, 2021,
p. 46).
Sungai Pinang. Informan dalam penelitian ini adalah Wali kelas kelas V.
c) Metode Penelitian
32
persoalan atau garis besar tahapan-tahapan guna menjawab pertanyaan
siapa, kapan, di mana, dan bagaimana untuk tujuan dan kegunaan tertentu
sebuah kesimpulan dan juga sesuai dengan masalah yang saya angkat
1. Jenis Data
informasi atau data yang dikumpulkan tidak berwujud angka tetapi analisis
dalam bentuk teori, sumber informasi yang diperoleh dari guru dan siswa.
Pada penelitian ini, data kualitatif diperoleh dari guru dan siswa dikelas V
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
informan yang mengetahui masalah yang sedang diteliti, diamati dan dicatat
dengan penelitian.
33
e) Teknik Pengumpulan Data
berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat
berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila
sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
409).
1. Observasi (Pengamatan)
34
2. Wawancara
agar data yang diperoleh data yang objektif dan dapat dipercaya (Arikunto,
2010:271). Dalam hal ini wawancara dilkukan pada guru dan siswa kelas V
3. Dokumentasi
check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mecatat hal-hal yang bersifat
35
hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut di ambil. Hal ini
bertujuan agar orang dapat memahami hasil penelitian tersebut oleh karena
itu penelitian ini dapat memberikan laporan, memberikan uraian yang rinci,
36
berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
Dalam penelitian jangan sampai tidak ada, tetapi hasilnya ada (Sugiyono,
2019, p. 500).
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan yang dipelajari, dan
37
2. Analisis Data di Lapangan
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segerah dilakukan analisis
d. Conclusion Drawing/Verification
38
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
h. Jadwal Kerja
Adapun rencana jadwal kerja disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:
ACC Judul
Bimbingan
proposal
Bab I
Bab II
Bab III
Seminar
proposal
Perbaikan
Penelitian
Bab IV
39
Bab V
Ujian
skripsi
40
DAFTAR PUSTAKA (Reference)
41
Mahendra, R. (2017). Kemampuan Menulis Cerita Pendek Pada Siswa. 7.
Mukhtar, W. (2022). Analisis Tingkat Kesulitan Siswa Dalam Menulis Cerita
Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN Mannuruki.
Nafiah, S. A. (2017). Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia SD/MI. Ar
Ruzz Media.
Nurgiyantoro. (2017). Teori Pengkajian Fiksi . Yogyakarta : Gajah Mada
University Press.
Nurgiyantoro, B. (2015). Penilaian Pembelajaran Bahasa & Sastra Indonesia.
Yogyakarta: Yogyakarta : BPFE.
Nurhidayati, Rahmawati, Pitriani, & Irwan. (2019).
Pajwatin, W. (2023). Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Menulis Karangan Pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Bebie.
Pakpahan , A. F., Prasetio, A., & Negara, E. S. (2021). Metedologi Penelitian
Ilmiah. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Puspitasari, C. T. (2016). Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Cerita Pendek. 3.
Rahmadi. (2011). Pengatar Metodologi Penelitian . Banjarmasing: Antasari Press.
Rahmadi. (2011). Pengatar Metodologi Penelitian . Banjarmasing: Antasari Press.
Rahmawati, A. (2022). Analisis Kesulitan Menulis Karangan Pada Peserta Didik
Kelas V A SD Negeri 1 Kalampangan. Anterior Jurnal, 86-91.
Riswandi. (2021).
Riswandi, B. (2021). Benang Merah Prosa. Tasikmalaya: Langganan Pustaka.
S.B., D. (2016). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya. (2016).
Sholicahah. (2018). Teori-teori pendidikan dalam Al-Quran. Jurnal Pendidikan
Islam, 23-46.
Simanjuntak. (2014). Metedologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Simarmata. (2019). Semua Bisa Menulis Buku. Medan: Yayasan kita menulis.
Siti, N. (2019). Super Pola Belajar Siswa Mandiri Bahasa Indonesia. Bandung:
Yrama Widya.
Siti, N. (2019). Super Pola Belajar Siswa Mandiri Bahasa Indonesia. Bandung :
Yrama Widya.
Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Soedjono. (2013). Kesulitan Belajar dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, PPLPTJ.
Suastika, N. (2019). Pengertian kesulitan menulis.
Sugihartono. (2017). Model Pembelajaran Inovatif serta Penerapannya Pada
SD/SMP CI-BI. Semarang: Rajawali.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujana. (2019). Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Jurnal Pendidikan
Dasar, 29.
Uatami, F. N. (2020). Peranan Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
42
SD. Jurnal Ilmu Pendidikan, 93-101.
Utami, F. (2020). Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Sekolah
Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 93-100.
Wina , S. (2013).
Yadi, M. (2017). Buku Teks Pendamping Bahasa Indonesia . Bandung: Yrama
Widya.
Zubaidah, E. (2015). Peningkatan Kemampuan Mahasiswa Menulis Cerita Anak
Melalui Strategi Menulis Terbimbing. LITERA, 14.
43