You are on page 1of 32

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

BY NY. “K” LAHIR SPONTAN UMUR 1 MENIT DENGAN


ASFIKSIA RINGAN DI PUSKESMAS SANGURARA
KOTA PALU

DISUSUN OLEH:
DEWI
LESTARI
202106090682

PROGRAM STUDI BIDAN


PROFESIFAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


1 MENIT DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI PUSKESMAS SANGURARA
KOTA PALU

Mahasiswa atas nama :

NAMA : Dewi Lestari


NIM 202106090682

Telah disahkan pada tanggal :

Pembimbing Institusu Pembimbing Lahan

Anis Nikmatul Nikmah, SST,Bd,M.Kes Andini Wulandari, A.Md.Keb


LANDASAN TEORI

A. Konsep Teori Kasus Asfiksia


1. Pengertian
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah
lahir (Winkjosastro, 2008:146)
Asfiksia neonaturum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur,
sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk
dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2012:421).
2. Gambaran klinis
Menurut Saifuddin (2009:347) ada 2 macam asfiksia yaitu asfiksia primer dan asfiksia sekunder.
1. Asfiksia primer ialah bayi lahir tidak menangis,pernafasan bayi berhenti,
denyut jantung juga mulai menurun dan tonus neuromuscular berkurang
secara berangsur-angsur.
2. Asfiksia sekunder ialah bayi lahir langsung menangis tetapi semakin lama
bayi akan bernafas megap-megap, denyut jantung terus menurun, dan tekanan
darah bayi mulai menurun serta bayi menjadi lemas.
3. Klasifikasi
Menurut Saifuddin (2009:347) klasifikasi asfiksia yaitu:
1. Asfiksia berat (Nilai APGAR 0-3)
Pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung tidak ada atau < 100 x/menit,
tonus otot buruk/lemas, sianosis berat, tidak ada reaksi, respirasi tidak ada.
2. Asfiksia sedang (Nilai APGAR 4-6)
Pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung < 100 x/menit, tonus otot
kurang baik atau baik, sianosis (badan merah, anggota badan biru), menangis
respirasi lambat, tidak teratur.
3. Asfiksia ringan ( Nilai APGAR 7-8)
Pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung > 100 x/menit, tonus otot
baik/ pergerakan aktif, seluruh badan merah, menangis kuat, respirasi baik.
Nilai APGAR menurut Manuaba (2012:421) yaitu
Skor 0 1 2
A: Appearence color Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(warna kulit) ekstremitas biru kemerah-merahan
P: Pulse (heart rate) Tidak Dibawah 100 Diatas 100
(frekuensi jantung) ada
G: Grimance (reaksi Tidak
Sedikit gerakan Menangis, batuk/
terhadap rangsangan) adamimik bersin
A: Activity (tonus otot) Lumpuh
Ekstremitas dalam Gerakan aktif
fleksi sedikit
R: Respiration (usaha Tidak Lemah, tidak Menangis kuat
nafas) ada teratur
Sumber: Manuaba. 2012. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta:EGC
• Etiologi
Menurut Winkjosastro (2005:710) faktor yang dapat menimbulkan gawat
janin (asfiksia) adalah:
1. Gangguan sirkulasi menuju janin
a. Gangguan aliran pada tali pusat (lilitan tali pusat), simpul tali pusat,
tekanan pada tali pusat, ketuban telah pecah dan kehamilan lewat waktu.
b. Pengaruh obat, karena narkosa saat persalinan
2. Faktor ibu
a. Gangguan his (tetania uteri-hipertoni).
b. Turunnya tekanan darah dapat mendadak : perdarahan pada plasenta
previa dan solusio plasenta.
c. Vasokontriksi arterial : hipertensi pada hamil dan gestosis preeklampsia-
eklampsia
d. Gangguan pertukaran nutrisi/O2 : solusio plasenta
3. Faktor bayi
a. Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindkaan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
ekstraksi vakum, ekstrasi forcep)
c. Kelainan bawaan (kongenital)
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
• Diagnosis
Menurut Manuaba (2012:421) untuk dapat mengatakan diagnosis gawat
janin dapat di tetapkan dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut :
1. Denyut jantung
Denyut jantung janin normal antara 120-160 kali permenit sehimgga bila
terjadi gawat janin akan menimbulkan perubahan denyut jantung janin
sebagai berikut ini :
a. Meningkat 160 kali permenit (tingkat permulaan)
b. Mungkin jumlah sama dengan normal tapi tidak teratur
c. Jumlah menurun dibawah 100 kali permenit apalagi bila disertai irama
yang tidak teratur.
2. Mekonium dalam air ketuban
Pengeluaran mekonium pada letak kepala menunjukkan gawat janin. Karena
terjadi rangsangan nervous X, sehingga peristaltik usus meningkat dan
sfingter ani membuka.
• Penanganan
Menurut Winkjosastro (2008:190) prinsip dasar yang perlu diingat dalam
resusitasi ini adalah :
1. Menciptakan lingkungan yang baik dan mengusahakan tetap bebasnya jalan
nafas.
2. Memberikan bantuan pernafasan secara aktif pada bayi dengan usaha
pernafasan buatan.
3. Memperbaiki asidosis yang terjadi.
4. Menjaga agar peredaran darah tetap baik.
Menurut Winkjosastro (2008:180) tindakan-tindakan yang dilakukan pada
bayi dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Tindakan umum
a. Melakukan
penilaian Sebelum
bayi lahir:
1) Apakah kehamilan cukup bulan?
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur
mekonium? Segera setelah bayi lahir:
1) Apakah bayi menangis atau bernapas/ tidak megap-megap ?
2) Apakah tonus otot bayi baik/ bayi bergerak aktif ?
b. Tindakan resusitasi bayi baru lahir
Dilakukan bila Bayi tidak cukup bulan dan atau tidak bernapas atau
bernapas megap-megap danatau tonus otot tidak baik. Sambil memulai
melakukan langkah awal:
1) Beritahukan ibu dan keluarga, bayi mengalami kesulitan bernafas
dan akan segera ditolong.
2) Mintalah salah seorang keluarga mendampingi Ibu untuk memberi
dukungan moral, menjaga ibu dan melaporkan bila ada perdarahan.
Tahap I: langkah awal
Langkah awal diselesaikan dalam waktu<30 detik.Bagikebanyakan bayi
baru lahir, 5langkah awal di bawah ini cukup untuk merangsang bayi
bernapas spontan danteratur. Langkah tersebut meliputi:
1) Jaga bayi tetap hangat:
a) Letakkan bayi di atas kain ke-1 yang ada diatas perut ibu atau
sekitar 45 cm dariperineum.
b) Selimuti bayi dengan kain tersebut, wajah, dada dan perut tetap
terbuka, potong tali pusat.
c) Pindahkan bayi yang telah diselimuti kain ke-1 ke atas kain ke-2
yang telah digelar di tempat resusitasi.
d) Jaga bayi tetap diselimuti dengan wajah dan dada terbuka dan di
bawah pemancar panas
2) Atur posisi bayi
a) Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong.
b) Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu yaitu kepala sedikit
ekstensi dengan mengganjal bahu.
3) Isap lender
Gunakan alat pengisap lendir DeLee dengan cara sbb :
a) Isap lendir mulai dari mulut dulu, kemudian dari hidung.
b) Lakukan pengisapan saat alat pengisap ditarik keluar, TIDAK
pada waktu memasukkan.
c) Jangan lakukan pengisapan terlalu dalam (jangan lebih dari 3 cm
ke dalam mulut atau lebih dari 2 cm kedalam hidung) karena
dapat menyebabkan denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi
tiba-tiba berhenti bernapas. Untuk hidung, jangan melewati
cuping hidung.
Jika dengan bola karet pengisap lakukan dengan cara sbb :
a) Tekan bola di luar mulut dan hidung
b) Masukkan ujung pengisap ke mulut dan lepaskan tekanan pada
bola (lendir akan terisap)
c) Untuk hidung, masukkan ke dalam lubang hidung sampai cuping
hidung dan lepaskan
4) Keringkan dan rangsang taktil
a) Keringkan bayi dengan kain ke-1 mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan. Tekanan ini dapat
merangsang bayi baru lahir mulai bernapas.
b) Rangsang taktil berikut dapat juga dilakukan untuk merangsang
BBL mulai bernafas. Caranya adalah dengan Menggosok
punggung/perut/dada/tungkai bayi dengan telapak tangan. ganti
kain ke-1 yang telah basah dengan kain ke-2 yang kering di
bawahnya lalu selimuti bayi dengan kain kering tersebut, jangan
menutupi muka dan dada agar bisa memantau pernapasan bayi.
5) Atur kembali posisi kepala bayi
Atur kembali posisi kepala bayi menjadi posisi sedikit ekstensi
6) Lakukan penilaian bayi.
Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, tidak bernapas atau
megap-megap.Bila bayi bernapas normal makalakukan asuhan pasca
resusitasi.Bila bayi megap-megap atau tidak bernapasmulai lakukan
ventilasi bayi.
2. Tindakan khusus
Menurut Wiknjosastro (2008: 144) tindakan khusus ventilasi adalah tahapan
tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah volume udara ke dalam paru
dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas
spontan dan teratur.Langkah – langkah:
a. Pasang sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi dagu, mulut dan hidung.
b. Ventilasi 2 kali:
1) Lakukan tiupan/ pemompaan dengan tekanan 30 cm air.Tiupan awal
tabung dan sungkup atau remasan awal balon dan sungkup penting
untuk menguji apakah jalan napas bayi terbuka dan membuka alveoli
paru agar bayi bisa mulai bernapas.
2) Lihat apakah dada bayi mengembang.
Saat melakukan tiupan atau remasan perhatikan apakah dada bayi
mengembang,Bila tidak mengembang:
a) Periksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor.
b) Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah menghidu.
c) Periksa cairan atau lendir di mulut. Bila ada lendir atau cairan
lakukanpengisapan.
Lakukan tiupan 2 kali atau remasan 2 kali dengan tekanan 30
cm air,bila dada mengembang, lakukan tahap berikutnya.
c. Ventilasi 20 kali dalam 30 detik
Tiup tabung atau remas balon resusitasi sebanyak 20 kali, dalam 30
detik,dengan tekanan 20 cm air sampai bayi mulai bernapas spontan
ataumenangis.Pastikan dada mengembang saat dilakukan tiupan atau
peremasan, setelah 30detik lakukan penilaian ulang napas.
Jika bayi mulai bernapas normal/tidak megap-megap dan atau
menangis,hentikan ventilasi bertahap lalu
1) Lihat dada bawah apakah ada retraksi
2) Hitung frekuensi napas per menit
Jika bernapas > 40 per menit dan tidak ada retraksi berat:
1) Jangan ventilasi lagi
2) Letakkan bayi dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu pada dada ibu
danlanjutkan asuhan BBL. Pantau setiap 15 menit untuk pernapasan
dan kehangatan.
Jika bayi megap-megap atau tidak bernapas, lanjutkan ventilasi
1) Ventilasi, setiap 30 detik hentikan dan lakukan penilaian ulang
napas:
a) Lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik (dengan tekanan 20 cm
air).
b) Setiap 30 detik, hentikan ventilasi, kemudian lakukan penilaian
ulang bayiapakah bernapas, tidak bernapas atau megap-megap:
Jika bayi mulai bernapas normal/tidak megap-megap dan atau
menangis,hentikan ventilasi bertahap, kemudian lakukan asuhan
pasca resusitasi.
Jika bayi megap-megap/ tidak bernapas, teruskan ventilasi 20 kali
dalam 30etik, kemudian lakukan penilaian ulang napas setiap 30
detik.
2) Siapkan rujukan jika bayi belum bernapas spontan sesudah 2
menitresusitasi:
a) Jelaskan kepada ibu apa yang terjadi, apa yang anda lakukan
dan mengapa
b) Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
c) Teruskan ventilasi selama mempersiapkan rujukan
d) Catat keadaan bayi pada formulir rujukan dan rekam medik
persalinan
e) Lanjutkan ventilasi, nilai ulang napas dan nilai denyut jantung.
f) Lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik (dengan tekanan 20
cm air).
g) Setiap 30 detik, hentikan ventilasi, kemudian nilai ulang napas
dan nilai denyut jantung.
Bagan Resusitasi Menurut Saifuddin 2009:368

Letakkan pemancar panas


Keringkan seluruh tubuh bayi Evalusai pernafasan
Ganti linen yang basah dengan yang kering
Atur posisi bayi
Bersihkan mulut kemudian hidung bayi dengan alat Bernafas
Tidak bernafas”gaspin spontan

VTP dengan oksigen murni 100% 15-30 detik


Evaluasi denyut jantung Evaluasi
denyut
< 100/menit

<60/menit 60-100/menit >100/menit Evaluasi warna kulit

Denyut Denyut Diamati terus Pucat kemerahan atau sianosis


Ventilasi jantung sampai
diteruskan jantung
tetap bertambah pernafasan Biru
spontan
Kompresi Kemudian
Ventilasi diteruskan Ventilasi Observasi dan pantau
Kompresi dada apabila diteruskan
denyut Be
<80/menit
ri
O

Mulai pemberian obat apabila denyut <


80/menit setelah 30 detik diberi VTP dengan O2
100% dan kompresi dada
Bagan Alur Manajemen Bayi Baru Lahir menurut Wiknjosastro, 2008: 125

PERSIAPAN
Bayi cukup Bayi tidak cukup Air ketuban
bulan, ketuban bulan, dan atau tidak bercampur
Apakah bayi cukup bulan?
menangis atau tidak mekonium.
Apakah air ektuban jernih, tidak bercampur mekonium?
jernih, menangis
bernafas atau
Apakah bayi menangis atau bernafas?megap”,
atau bernafas,
danbaik?
Apakah tonus otot bayi atau tonus otot
tonus otot baik.
tidak baik.

A B C

Manajemen Bayi Manajemen Manajemen Air


Baru Lahir Asfiksia BBL Ketuban Bercampur
Normal Mekonium
Bagan Alur B
Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir Menurut Wiknjosastro, 2008: 158

BAYI LAHIR

Asuhan
Penilai
an YA Bayi
Normal
Sambil meletakkan dan menyelimuti bayi diatas perut ibu atau dekat
perineum, lakukan penilaian BBL: 1) Apakah bayi cukup bulan, 2) apakah
Salah satu tidak
air ketuban jernih tidak bercampur mekonium, 3) apakah bayi bernafas atau
memnangis, 4) apakah AWAL
LANGKAH bayi aktif? Bayi tidak bernafas/bernafas

1. Jaga bayi tetap hangat megap” VENTILASI


2. Atur posisi bayi
3. Isap lender 1. Pasang sungkup, perhatikan lekatan
4. Keringkan dan rangsang taktil 2. Ventilasi 2x dengan tekanan 30 cm air
5. Reposisi 3. Bila dada mengembang lakukan ventilasi
NILAI 20x dengan tekanan 20 cm air selama 30

Nilai nafas

Bayi bernafas normal Asuhan pasca resusitasi


Bayi tidak bernafas atau bernafas megap-megap
Pemantauan
Pencegahan hipotermi
Ulangi ventilasi sebanyak 20x selama 30 detik
Inisiasi menyusu dini
Hentikan ventilasi dan nilai kembali nafas tiap 30 detik
Pemberian Vit.K1
Bila bayi tidak bernafas spontan sesudah 2 menit resusitasi, siapkan rujukan
Pencegahan infeksi
Pemeriksaan fisik
Pencatatan dan pelaporan

Bayi mulai bernafas Bila mau dirujuk dan tidak berhasil

Konseling Sesudah 10 menit pertimbangkan untuk menghentikan resusita


Lanjutkan resusitasi Konseling
Pemantauan Pencatatan dan pelaporan
Pencegahan hipotermi
Pemberian Vit. K1
Pencegahan infeksi
Pencatatan dan pelaporan
Bila dirujuk
• Asuhan pasca resusitasi
Asuhan pasca resusitasi menurut wiknjosastro 2008:162 adalah sebagai
berikut:
1. Pemantauan tanda-tanda bahaya pada bayi
2. Pemantauan dan perawatan tali pusat
3. Bila nafas bayi dan kulit bayi normal, berikan bayi kepada ibunya.
4. Pencegahan hipotermia
5. Pemberian vit. K1
6. Pencegahan infeksi
7. Pemeriksaan fisik
8. Lakukan pencatatan dan pelaporan
Perawatan Bayi Baru Lahir Setelah Resusitasi menurut Varney 2008:
902:Setelah resusitasi berhasil, bayi yang mengalami asfiksia harus diobservasi
dengan seksama untuk mengatahui adanya efek akibat iskemia dan asidosis
metabolic serta untuk mengetahui stabilitas suhu, tekanan darah yang adekuat,
glukosa darah dan elektrolit serum, serta pengeluaran urine yang adekuat. Glukosa
harus diberikan sebagai profilaksis, dengan rute pemberian harus bergantung pada
beratnya asfiksia.Asidosis metabolic mungkin perlu diobati dengan obat-obatan
seperti natrium bikarbonat. Ultrasonografi, EEG, atau pemindaian CT otak bayi
yang diresusitasi digunakan untuk menindaklanjuti bayi baru lahir yang
mengalami asfiksia berat.

• Konsep Teori Asuhan Kebidanan


2.2.1. Pengertian
Asuhan kebidanan adalah suatu aktifitas atau interaksi yang dilakukan oleh
bidan kepada klien yang membutuhkan atau mempunyai permasalahan dalam
memberikan Asuhan kebidanan.

Dalam memberikan Asuhan Kebidanan kepada klien, bidan menggunakan


metode pendekatan pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu proses
sistimatis atau analisis. Dalam memberikan Asuhan ini, kita menggunakan “ 7
langkah kebidanan menurut Varney”, yaitu :
I. Pengkajian
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
III. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Masalah potensial
IV. Identifikasi identifikasi Kebutuhan Segera
V. Intervensi
VI. Implementasi
VII. Evaluasi
2.2.2. Manajemen Kebidanan Varney
I. Pengkajian
Yaitu Tahap awal dari proses keperawatan / kebidanan dan merupakan suatu
proses yang sisematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Iyer et al,
1996)
Pengkajian dilakukan oleh petugas kesehatan dengan cara :
 wawancara, dan
 pemeriksaan langsung pada pasien.
Tetapi apabila pasien dalam keadaan koma, maka wawancarara dilakukan
kepada keluarga , pengantar atau pendamping pasien.
Data yang tercantum di dalam pengkajian adalah :
a) Data Subyektif
Adalah suatu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara ,
baik secara langsung kepada pasien ataupun kepada keluarganya. Data
subyektif terdiri dari anamnesa terhadap pasien mulai dari keluhan utama,
kebiasaan sehari-hari sampai riwayat kehamilan dan persalinannya.
1) Anamnesa
Yaitu suatu data yang diambil dari hasil wawancara dengan pasien untuk
mengetahui riwayat kesehatannya.
 Nama bayi dan orang tua
Untuk mengetahui identitas pasien
 Umur bayi dan orang tua
 Tanggal dan jam bayi
dilahirkan Untuk mengetahui
umur bayi
 Jenis kelamin bayi
 Berat badan dan panjang badan bayi
 Agama orang tua
Untuk mengetahui kepercayaan klien sehingga memudahkan petugas
dalam memberikan asuhan kebidanan.
 Pendidikan orang tua
Untuk memudahkan petugas dalam memberikan konseling.
 Pekerjaan orang tua.
 Alamat
Untuk mengetahui suku, daerah, adat istiadat dan kepercayaan sehingga
memudahkan petugas untuk berkomunikasi.
2) Riwayat Penyakit Kehamilan
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita ibu saat hamil
baik dimasa lalu ataupun sekarang,supaya tindakan medis yang
diberikan tepat dan aman bagi ibu dan bayinya.
3) Kebiasaan Waktu Hamil
Aktifitas yang dilakukan ibu sewaktu hamil seperti :
 Makanan dan Minuman
 Obat-obatan / Jamu
 Kebiasaan Merokok
 Dan Lain-lainnya
4) Riwayat Persalinan Sekarang
 Jenis Persalinan : Normal / SC / Episiotomi / VE
 Ditolong Oleh : Dukun / Bidan / Dokter

b) Data Obyektif
Adalah suatu data yang diperoleh dengan cara melakukan pemeriksaan
secara langsung kepada pasien, untuk mengetahui keadaan pasien
sekarang.
1. Pemeriksaan fisik
Untuk mengetahui keadaan fisik pasien. Dilakukan secara “Head to
toe”.
- Tanda-tanda Vital
 Keadaan umum
 Suhu : normalnya 36˚ C, suhu rectal 36,5˚ C s/d 37,8˚ C.
 Pernafasan : BBL bernafas tidak teratur dengan jumlah
pernafasan 30 80 x/ menit, dengan rata-rata 40 x/menit.
 Nadi / HR : normalnya untuk BBL 110 – 160 x/menit, rata-
ratanya 130 x/menit. Tempat perhitungannya di brachial,
apeks, dan pangkal tali pusat.
 BB sekarang : Bayi aterm BB normalnya antara 2500 – 4000
gram.ngan caira.Sebaiknya tiap hari BB bayi
dipantau.Penurunan BB lebih dari 5 % BB waktu lahir
menunjukkan kekurangan cairan.
 Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling :Perlu dikenali
kurangnya reaksi terhadap rayuan,rangsangan sakit atau suara
keras yang mengejutkan atau suara mainan.
 Keaktifan: Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan
dan kaki yang simetris pada waktu bangun.Aadanya tremor
pada bibir ,kaki ,dan tangan pada waktu menangis adalah
normal,tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur kemungkinan
gejala suatu kelainan kelainan yang perlu dilaksanakan
pemeriksaan lebih lanjut.
 Simetri : Apakah secara keseluruhan badan seimbang.
- Pemeriksaan Fisik Secara Sistematis
Dilakukan dengan cara : Inspeksi, Palpasi, dan Auskultasi.
 Kepala
 Periksa kesimetrisan kepala
 Adanya kelainan cephal haematoma, caput succadenum,
anansefalus, meningokel.
 Ubun-ubun
 Sutura frontalis dextra + sinistra
 Sutura coronaria ( sela mahkota )
 Sutura lomboidea ( sela lamda )
 Sutura sagitalis ( sela panah )
 Muka
Periksa ekspresi, adanya kelainan seperti tidak dapat
mengerutkan dahi atau menutup mata sebelah, sudut bibir
tertarik ke satu sisi (paralysis wajah)
 Mata
 Periksa pupil, sclera, konjungtiva
 Tanda-tanda infeksi seperti pus
 Telinga
 Periksa kesimetrisan, dengan cara menarik garis antara
telinga dan mata bayi.
 Ada tidaknya serumen
 Hidung
 Periksa adanya pernafasan cuping hidung.
 Periksa kesimetrisan hidung kanan dan kiri.
 Mulut
 Periksa adanya sumbing “ palatogenatoskizis “
 Periksa bibir dan palatum
 Refleks hisap dan menoleh, dinilai pada saat menyusui.
 Salivasi tidak terdapat pada bayi normal. Bila terdapat
secret yang berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan
saluran cerna.
 Leher
 Periksa kesimetrisan
 Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe,
dan vena jugularis
 Periksa adanya cedera akibat persalinan..
 Dada
 Periksa kesimetrisan dan bentuk dada
 Putting susu menonjol atau tidak (pada bayi perempuan)
 Dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung.
 Periksa adanya cedera akibat persalinan.
 Tali pusat
 Periksa adanya penonjolan disekitar tali pusat pada saat
bayi menangis.
 Keadaan tali pusat (kebersihannya, bau atau
tidak, perdarahan, dan bernanah/tidak).
 Tali pusat lembek saat tidak menangis.
 Punggung
 Periksa adanya spina bifida atau mielo meningokel (defek
tulang punggung sehingga medulla spinallis dan slaput
otak menonjol).
 Extremitas
 Perlu diperhatikan bentuk ,gerakannya,fraktus paresis.
 Periksa adanya kelainan jari seperti :
- Mikroamelia : jumlah jari < 5
- Polidaktili : jumlah jari >5
- Amelia : tidak mempunyai jari.
- Sindaktili : jari seperti jari-jari katak, ada selaput antara
satu dan lainnya.
 Periksa adanya kelainan pada kaki seperti :
- Pes varus : kedua kaki mengarah kedalam,
seperti huruf “O”
- Pes valgus : kedua kaki mengarah keluar
seperti huruf “X”
 Genetalia
 Kelamin laki-laki
- Testis berada didalam skrotum
- Penis
 Kelamin perempuan
- Vagina berlubang
- Uretra berlubang
- Labia mayora menutupi labia minora
 Anus
 Periksa adanya atresia ani atau anus imperforate dengan
colok anus dengan term rectal.
 Kulit dan Kuku
Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan.Kadang-
kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan.Pengelupasan
yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinan adanya
kelainan. Waspada timbulnya kulit dengan warna yang tak rata
”cuti mammorata” telapak tangan . Telapak kaki atau kuku
yang menjadi biru, kulit menjadi pucat atau kuning. Bercak-
bercak besar biru yang terdapat disekitar bokong (Mongolion
spot) akan menghilang pada umur 1-5 tahun.
2. Reflek
 Reflek Moro
Reflek memeluk, terjadi jika kita menepuk tangan bayi maka
bayi akan kaget dgn pergerakan tangan simetris secara spontan.
 Reflek Rooting
Reflek menoleh, terjadi jika kita menyentuh pipi bayi maka
bayi akan menoleh ke sumber rangsangan.
 Reflek Walking
Reflek berjalan, terjadi jika bayi diletakkan di perut ibu maka
bayi akan merangkak menuju putting susu.
 Reflek Graps / Plantar
Reflek tangan menggenggam , terjadi saat kita gosokkan jari
jari kita ke tangan (bagian telapak ) dan telapak kaki bayi maka
bayi akan menggenggam.
 Reflek Sucking
Reflek menghisap, terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir
bayi dan disertai reflek menelan.Bisa diamati saat bayi menyusu
pada ibunya.
 Reflek Tonick Neck
Reflek mengangkat kepala, sesaat setelah bayi bayi lahir
ditengkurapkan diatas perut ibu untuk menyusu.
3. Antropometri
 Lingkar Kepala , dibagi menjadi 3 yaitu :
 SOB “Sub Occipito Brecmatica”
Pengukuran dari Foramen magnum ke Ubun-Ubun Besar.
(Normalnya :32 cm)
 FO “Fronto Occipito”
Pengukuran dari pangkal hidung ke titik yang terjauh pada
belakang kepala.(Normalnya : 34 cm)
 MO “Mento Occipito”
Pengukuran dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang
kepala.(Normalnya : 35 cm)
4. Eliminasi
 Miksi
- Pada 24 jam pertama berjumlah 15 – 20 cc , berangsur-angsur
meningkat hingga dapat 200 cc pada hari ke-6.
- Bila dalam 24 jam pertama bayi belum kencing harus diselidiki
penyebabnya : apakah ada anuria atau retensi.
 Meconium
Ialah tinja yang dikeluarkan bayi.
- Biasanya pada 1 jam – 2 jam pertama, bila >10 jam Post
Partum belum ada meconium ingat kelainan kongenintal.
- Setelah 3 – 4 hari meconium berubah warna dan disebut
“Transitional stool” yang berlangsung selama 2 hari, dan
kemudian disusul dengan Feces normal.
- Frekwensi dan sifat tinja bayi tergantung dari macam susu
yang diberikan.
- Adanya darah dalam tinja bayi dapat berasal dari darah ibu
atau dari bayi sendiri.
II. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah
Digunakan untuk menentukan diagnosa dan masalah berdasarkan data
subyektif dan obyektif.
III. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Digunakan untuk menentukan diagnosa dan masalah potensial sesuai
dengan diagnosa dan masalah yang sudah diidentifikasi.
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
Digunakan untuk mengidentifikasi perlunya tindakan segera guna
dikonsulkan atau ditangani bersama dgn anggota tim kesehatan yg
lain.
V. Intervensi
Menyusun rencana yang menyeluruh disertai dengan rasional yang
meliputi :
1) Terapi dan asuhan
2) Pendidikan kesehatan
3) Konseling
4) Kolaborasi
5) Rujukan
6) Tindak lanjut
VI. Implementasi
Merupakan pelaksanaan dari Asuhan secara menyeluruh sesuai dengan
intervensi.
VII. Evaluasi
Dilakukan sebagai evaluasi keefektifan dari Asuhan yang telah diberikan.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BY NY. “K” NCB-SMK 1 MENIT DENGAN ASFIKSIA
RINGAN DI PUSKESMAS SUKOMORO

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Tanggal Pengkajian : 10 Juli 2022 Jam: 02.35 WITA
1. Identitas Klien
1. Identitas Bayi
Nama : By.Ny. “K”
Tanggal lahir : 10 Juli 2022
Umur : 1 menit
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Sis-
aljufri
2. Identitas Orang Tua
Nama Ibu : Ny. “K” Nama Suami : Tn.”F”
Umur : 23 tahun Umur : 26 tahun
Suku/Kebangsaan : Kali/Indonesia Suku/Kebangsaan : Kaili/Indonesia
Agama Pendidikan : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : SMA Pendidikan : SMA
Penghasilan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat :- Penghasilan : +- 2.000.000
: Jl. Sis-Aljufri Alamat : Jl. Sis-Aljufri

3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi dengan jenis kelamin Perempuan pada tanggal 10 Juli 2 022 jam 02.35, bayi
lahir tidak menangis (Sianosis)
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, asma dan
tidak mempunyai penyakit menurun sepertihipertensi,penyakit jantung dan DM
b. Penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, asma dan
tidak mempunyai penyakit menurun sepertihipertensi,penyakit jantung dan DM
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, asma dan tidak mempunyai penyakit menurun seperti
hipertensi,penyakit jantung dan DM
d. Riwayat Pranatal. Natal dan post natal
1) Pranatal :
- Kesehatan ibu
Kebiasaan waktu hamil ibu mengatakan tidak pernah minum jamu, alkohol dan merokok
- Penambahan BB selama kehamilan ± 11 kg
- Obat-obatan yang diminum selama kehamilan
Ibu mengatakan minum tablet tambah darah dan vitamin dari bidan
2) Natal :
- Umur kehamilan : 39 minggu
- Penolong persalinan : bidan
- Waktu Lahir : 10 Juli 2022 Jam 02.35 WITA
- Tempat persalinan : Puskesmas Sangurara Kota Palu
- Kehamilan tunggal / ganda : tunggal
- Lama persalinan :
- Kala I : 9jam
- Kala II : 30 menit
- Kala III : 15 menit
- Kala IV : 2 jam
- Obat-obatan yang dipakai selama persalinan : oksitosin
- Ketuban
- Pecah jam : 00.15 WIB
- Warna : Hijau bercampur mekonium
- Bau : anyir
- Jumlah : ± 250 cc
- Letak bayi : letak kepala
- Cara persalinan : spontan
- Tanda-tanda gawat janin sebelum lahir : tidak ada
- Komplikasi persalinan
- Ibu : tidak ada
- Janin : Terlihat ada lilitan tali pusat, bayi lahir tidak menangis kulit bayi terlihat
kebiruan (sianosis)
3) Post natal :
- Bayi lahir spontan, tidak menangis, kulit bayi terlihatkebiruan (sianosis)
5. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Pertumbuhan
BB : 3000g
PB : 50 cm
b. Perkembangan
Motorik : Reflek rooting, sucking, swallowing, morro,
grasphing, dan babinski belum ada
Adaptif :Belum ada
Bahasa :Belum
ada Social personal :Belum ada
6. Riwayat Psikososial
Bayi lahir secara spontan, bayi tidak menangis saat lahir dan warna kulit
kebiruan (sianosis), rangsangan taktil dengan Apgar Score 4/8
7. Riwayat Imunisasi vit K1
Imunisasi HB 0 Tgl: 10 Juli 2022 Vik K1 : 10 Juli 2022
Reaksi setelah pemberian imunisasi : Bayi menangis, tidak ada reaksi
alergi, Reaksi setelah pemberian Vit K1: Bayi menangis, tidak ada reaksi
alergi
8. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi :Selama pengkajian kebutuhan nutrisi/cairan bayi sementara di
peroleh dri pemberian ASI eksklusif oleh ibu
Eliminasi :-
BAK : Bayi sudah BAK warna kuning jernih dengan bau
amoniak BAB : Bayi belum pernah BAB selama pengkajian
Istirahat : Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika lapar
Aktivitas : Bayi lebih banyak tidur dan terbangun jika lapar
PH : Bayi sudah dimandikan dan pakaian bayi diganti

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. KU : lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : Nadi : 126 x/menit
RR : 64 x/menit
S : 36,3o C
2. Pemeriksaan Antopometri
a. SOB : 31
cm
b. MO : 34
cm
c. FO : 33
cm
d. Lingkar kepala : 34
cm
e. Lingkar dada : 32
cm
f. LILA : 11
cm
3. Pemeriksaan Fisik

- Kepala : Bentuk kepala bulat, rambut hitam, tipis, halus, penyebaran


merata, kepala bersih, tidak ada caput succedanium, tidak ada cephal
hematoma, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada pelebaran sutura, tidak
ada moulase, UUK belum menutup

- Muka : Agak pucat, tidak odeme, tidak ikterus, tidak sianosis

- Mata : Simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sclera putih.

- Mulut : Bibir Agak kebiruan, tidak ada kelainan seperti labio palato
skisis, tidak ada monoliasis, mukosa mulut lembab, lidah bersih.

- Hidung : Simetris, tidak ada tumor, tidak ada secret, tidak ada
pernafasan cuping hidung, defiasi septumnasi tidak ada pembesaran,
terpasang Oksigen.

- Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada benjolan abnormal.

- Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran


kelenjar kelenjar tyroid dan limfe
- Dada : Simetris, tidak ada kelainan, bentuk dada normal,
tidak ada retraksi otot pernafasan puting tidak
menonjol.

- Perut :Tali pusat basah, tidak ada tanda infeksi, tali pusat
tidak ada kelainan, perut teraba lunak, tidak
kembung.

- Genetalia : -Laki-laki : Skrotum ada, testis belum turun, penis


ada, anus ada lubangnya

- Ekstremitas:Atas :Simetris, tidak ada fraktur, tidak ada


polydaktili dan sindaktily, akral hangat, tidak
odem.

Bawah :Simetris, tonus otot normal, tidak ada


kelainan pada kaki, tidak ada kelainan bentuk pes
ekufagus dan pesuagus, tidak odem, tidak ada
polydaktily dan sindaktily

4. Refleks primitive
Rooting :Belum ada
Sucking :Belum ada
Swallowing :Belum
ada Morro :Belum ada
Grasphing :Belum ada
Babinski :Belum ada
5. Pemeriksaan penunjang : Apgar Score
Kriteria Menit ke-1 Menit ke-2

Frekuensi Jantung 2 2
Usaha Bernafas 1 2
Tonus Otot - 1
Refleks - 1
Warna Kulit 1 2
Jumlah 4 8
II. INTERPRESTASI DATA
A. Diagnosa :Bayi NY’K’ Lahir 1 menit dengan Asfiksia ringan
DS :
- Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya
di Puskesmas tanggal 10 Juli jam 02.35 WITA
DO :
- Bayi lahir tanggal 10 Juli 2022 jam 02.35
- Keadaan umum :Lemah
- Kesadaran : Composmentis
- TTV :
HR : 126x/menit
RR :64 x/menit
Suhu : 36,3o C
- Antropometri
- BB : 30000g
- PB : 50 cm
- Lila : 11 cm
- Lika : FO = 33cm
- MO = 34 cm
- SOB = 31 cm
- Lida : 30 cm
- Kelainan kongenital : tidak ada
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan
babinski : Belum ada
- Keaktifan : Lemah
- Riwayat persalinan :
- Air ketuban bercampur mekonium
- Adanya lilitan tali pusat
- Plasenta mengalami pengapuran

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


 Potensial terjadi pnemonia
 Potensial cacat mental
 Kematian

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN TINDAKAN SEGERA


 Melakukan HAIKAP dan resusitasi
 Melakukan Ventilasi

V. INTERVENSI

Diagnosa : Bayi NY’K’ lahir dengan Asfiksia ringan


Tujuan :
- Asfiksia teratasi
- Bayi dalam keadaan sehat dan tidak terjadi komplikasi

Kriteria Hasil :
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV :
HR : 150-160x/menit
RR :30-60 x/menit
Suhu : 36,5-37o C
- Bayi dapat bernapas spontan warna kulit merah, menangis kuat
- Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan
babinski : Baik

Intervensi :
1. Jaga bayi tetap hangat/tempatkan bayi dalam ruangan yang
hangat
R : Mencegah kehilangan panas melalui konduksi
2. Atur posisi kepala bayi sedikit ekstensi
R : Memudahkan pernapasan dan menurunkan episode apnev
Khususnya adanya hipoksia
3. Isap lender
R: Menghilangkan mukus yang menyumbat jalan napas
4. Keringkan dan rangsang taktil
R :Merangsang SSP untuk meningkatkan gerakan tubuh dan
kembalinya.
5. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi
R : Menurunkan kehilangan panas melalui evaporasi
6. Lakukan penilaian pada bayi
R : Mengetahui perkembangan dan mencegah komplikasi dini
7. Lakukan resusitasi bila 6 langka awal belum
berhasil R : Mencegah terjadinya komplikasi
8. Lakukan ventilasi bila tindakan resusitasi belum juga berhasil
R : Mencegah bayi mengalami komplikasi lanjut sepert cacat
mental, pneumonia & kematian

VI. IMPLEMENTASI
1. Menjaga bayi tetap hangat dengan cara selimuti bayi dan
diletakan pada ruangan yang hangat.
2. Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi dengan menganjal
bahu menggunakan kain setingi 5 cm.
3. Mengisap lendir menggunakan De Lee.
4. Mengeringkan dan merangsang taktil menggunakan selimut
dengan sedikit tekanan.
5. Mengatur kembali posisi kepala dan selimuti bayi dengan
selimut yang bersih dan kering.
6. Melakukan penilaian pada bayi yaitu :
- Warna kulit merah.
- Denyut nadi teratur yaitu lebih dari 100 x/ menit.
- Reflek ada yaitu menangis kuat.
- Tonus otot gerakan aktif.
- Pernapasan normal: 30 – 60 x/ menit.

VII. EVALUASI

S : Ibu mengatakan bayinya sudah bisa menangis kuat dan dapat bernapas
spontan
O:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : HR : 148 x/menit
RR :48 x/menit
Suhu : 37 o C
Reflek rooting, sucking, swallowing, morro, grasphing, dan
babinski : Baik

A :NCB-SMK 5 menit dengan Asfiksia


ringan P :
1. Mengobservasi KU dan TTV
2. Menjelaskan keadaan bayi kepada ibu dan keluarga pasien
3. Menjaga kehangatan bayi dengan mengganti pakaian bayi bila basah
atau kotor.
4. Memberi ASI sesering mungkin pada bayi minimal tiap 2 jam atau
sesuai kebutuhan
5. Mengobservasi BAB dan BAK.
6. Memandikan bayi setelah 6 jam post partum
7. Memberikan injeksi vitamin K 1 mg secara IM pada paha kiri 1/3
bagian luar atas dan injeksi HBO pada paha kanan, serta tetes mata
eritromycin 0,5 % sebanyal 1 tetes pada mata kanan dan mata
kiri segera setelah bayi lahir.
8. Merawat tali pusat dengan prinsip antiseptik dengan cara membungkus
tali pusat bayi dengan kassa steril.
9. Anjurkan ibu untuk memberikan Asi Eksklusif sampai bayi usia 6
bulan.
10. Anjurkan ibu untuk menberiASI bayinya sehari minimal 8 kali.
11. Anjurkan ibu untuk perawatan payudara dan senam nifas
12. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang mengandung gizi seimbang.

You might also like