You are on page 1of 32

1

COVER
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
A. Gaya Mengajar Guru.....................................................................................5
B. Macam-macam Gaya Mengajar....................................................................5
C. Motivasi Belajar............................................................................................7
D. Peran dan Fungsi Motivasi Belajar...............................................................8
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar...................................9
F. Penelitian Relevan.......................................................................................11
G. Kerangka Konsep........................................................................................12
H. Hipotesis......................................................................................................12
BAB III..................................................................................................................13
METODE PENELITIAN.......................................................................................13
A. Jenis Penelitian............................................................................................13
B. Desain Penelitian.........................................................................................13
C. Variabel Penelitian......................................................................................14
D. Populasi dan Sampel...................................................................................14
E. Instrumen Penelitian...................................................................................15
F. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................17
G. Teknik Analisa Data....................................................................................18
Daftar Pustaka........................................................................................................20
Lampiran................................................................................................................21

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep...........................................................................................12


Gambar 2. Hubungan Antar Variabel...............................................................................13

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban.....................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah adalah pendidikan yang dilaksanakan

dengan cara teratur, sistematis dan direncanakan serta mempunyai jenjang

pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam proses

belajar mengajar, diantara faktor tersebut adalah guru. Guru adalah

komponen penting dalam proses belajar mengajar yang memiliki potensi

yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam proses belajar

mengajar.

Seorang guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah dituntut untuk

dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia juga harus mampu

menarik simpati para siswanya sehingga menjadi idola. Sehingga pelajaran

yang diberikan oleh guru dapat diterima oleh murid, seorang pendidik

hendaknya dapat menjadi motivasi bagi muridnya untuk terus belajar.

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

Mendidik juga berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.

Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Adapun melatih, berarti mengembangkan keterampilan-

keterampilan pada murid (Dian, 2019).

Motivasi dalam terhadap anak dunia pendidikan mutlak diperlukan,

karena berfungsi mendorong, menggerakkan dan mengarahkan kegiatan

1
belajar. Guru senantiasa menanamkan konsep diri yang positif. Untuk

memberikan motivasi kepada anak guru dituntut mencari nilai positif yang

2
2

ada pada anak. Semakin banyak nilai positif pada anak semakin kuat

keinginan untuk mencapai prestasi.

Motivasi yang diberikan seorang guru bisa menjadi titik pelita

penerang kehidupan seorang murid. Sejatinya, semua orang akan senang

jika diberi motivasi positif, dengan motivasi tersebut, murid akan semakin

bersemangat untuk berkreasi dan menunjukan kreatifitasnya. Penghargaan

(reward) sangat dibutuhkan dalam menjalankan peran motivator.

Penghargaan tidak selalu identik dengan benda. Pujian dalam bentuk

kalimat verbal atau non verbal dapat mempompa semangat belajar anak.

Permasalahan yang sering dihadapi oleh guru adalah jika dalam proses

pembelajaran murid sering ramai, mengantuk dan tidak memperhatikan

pelajaran yang disampaikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,

diantaranya kebanyakan guru hanya mengajar (mentransfer ilmu), masih

rendahnya kualitas guru dalam mengajar, gaya mengajar guru yang

monoton dan hanya ceramah sehingga membuat murid cepat bosan dan

tidak semangat untuk belajar di kelas (Dian, 2019).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan

permasalahan penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah gaya mengajar guru di sekolah menengah?

2. Bagaimanakah motivasi belajar siswa di sekolah menengah?

3. Adakah pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa

di sekolah menengah?
3

C. Tujuan

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah:


1. Tujuan umum

Umtuk mengetahui hubungan gaya mengajar guru terhadap motivasi

belajar siswa di sekolah menengah.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui gaya mengajar guru di sekolah menengah.

b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa di sekolah menengah.

c. Untuk mengetahui pengaruhgaya mengajar guru terhadap

motivasi belajar siswa di sekolah menengah.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lainbagi:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah untuk menambah

keilmuan tentang gaya mengajar guru sehingga diharapkan nantinya

dapat menambah pilihan dalam mengajar dan bisa membangkitkan

motivasi murid dalam belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi guru

1) Meningkatkan motivasi guru dalam mengajar sehingga akan

menjadi guru yang di idolakan oleh para murid.

2) Meningkatkan mutu profesionalitas guru


4

3) Lebih percaya diri dalam mengembangkan pengetahuan dan

kemampuannya.

b. Manfaat bagi sekolah

1) Dapat digunakan sebagai pembaharuan pendidikan di sekolah.

2) Dapat digunakan untuk perbaikan dalam mengajar.

3) Dapat meningkatkan kualitas out put sekolah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gaya Mengajar Guru

Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat proses belajar

mengajar. Gaya mengajar seorang guru berbeda antara yang satu dan yang

lain pada saat proses belajar mengajar walaupun mempunyai tujuan yang

sama yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, membentuk sikap murid,

dan menjadikan murid terampil dalam berkarya. Penampilan guru dalam

mengajar sangat penting karena guru ibarat model atau artis yang sedang

tampil di depan, setiap penampilan, tingkah laku, suara ataupun cara

berjalan sangat diperhatikan siswa, sehingga guru harus bisa menjaga

penampilannya di depan siswanya, agar siswa merasa nyaman melihatnya,

sehingga seorang guru hendaknya menggunakan gaya mengajar yang

menarik untuk anak didiknya agar siswa tidak bosan dalam mengikuti

pembelajaran. Gaya mengajar dapat diartikan sebagai perbuatan guru

dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi

kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa

menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif

(Mulyasa, 2014).

B. Macam-macam Gaya Mengajar

Menurut (Ali, 2010), gaya mengajar guru yang dapat diterapkan

dalam proses pembelajaran menjadi beberapa macam yaitu:

5
6

1. Gaya Mengajar Klasik

Guru dengan gaya mengajar klasik masih menerapkan konsepsi

sebagai satu-satunya cara belajar dengan berbagai konsekuensi yang

diterimanya. Guru masih mendominasi kelas dengan tanpa memberi

kesempatan pada guru siswa untuk aktif, sehingga akan menghambat

perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Gaya mengajar

klasik tidak sepenuhnya disalahkan saat kondisi kelas mengharapkan

seorang guru berbuat demikian, yaitu kondisi kelas yang siswanya

mayoritas pasif. Dalam pembelajaran klasik, peran guru sangat

dominan karena dia harus menyampaikan materi pembelajaran. Oleh

karena itu, guru harus ahli (expert) pada bidang pelajaran yang

diampunya. Dalam model pembelajaran seperti ini, siswa cenderung

bersikap pasif hanya menerima materi pembelajaran (Abdul, 2014).

2. Gaya mengajar teknologis

Gaya mengajar teknologis ini mengisyaratkan seorang guru untuk

berpegang pada berbagai sumber media yang tersedia. Guru mengajar

dengan memperhatikan kesiapan siswa dan selalu memberikan

stimulan untuk mampu menjawab segala persoalan yang mempelajari

pengetahuan yang sesuai dengan minat masing-masing sehingga

memberi banyak manfaat kepada diri murid (Thoifuri, 2013).

3. Gaya mengajar personalisasi


7

Pengajaran personalisasi dilakukan berdasarkan atas minat,

pengalaman, dan pola perkembangan mental siswa. Hal ini karena

setiap siswa mempunyai minat, bakat dan kecenderungan masing-

masing yang tidak dapat dipaksakan oleh guru. Siswa harus dipandang

sebagai seorang pribadi yang mempunyai potensi untuk

dikembangkannya. Oleh karena itu, peran guru sangat dibutuhkan

untuk memposisikan dirinya sebagai mitra belajar siswa dengan

memberikan bantuan atas perkembangan siswa dalam berbagai aspek

(Ali, 2010).

4. Gaya mengajar interaksional

Dalam pembelajaran interaksional, peran guru sangat dominan. Guru

dan siswa berupaya memodifikasi berbagai ide atau ilmu yang

dipelajari untuk mencari bentuk baru berdasarkan kajian yang

dipelajari, guru dengan gaya interaksional lebih mengedepankan

dialog dengan siswa sebagai bentuk interaksi yang dinamis. Guru dan

siswa, atau siswa dengan siswa saling ketergantungan, artinya mereka

sama-sama menjadi subjek pembelajaran dan tidak ada yang dianggap

paling baik atau paling jelek (Abdul, 2014).

C. Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut

menentukan keefektifan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik akan

belajar dengan baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi

belajar. Peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh jika memiliki


8

motivasi belajar yang tinggi. Menurut (Hamzah B. Uno, 2011) motivasi

belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang

belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa

indikator atau unsur-unsur yang mendukung. Indikator-indikator tersebut,

antara lain: adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan

dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam

belajar, dan lingkungan belajar yang kondusif.

Motivasi belajar memiliki pengaruh besar terhadap apa yang ingin dicapai,

jika seorang siswa telah memiliki motivasi yang tinggi maka

perkembangan pola pikir dan prestasi belajar juga tinggi. Berbeda jika

seorang siswa yang memiliki motivasi belajar maka akan lebih sulit untuk

meningkatkan prestasi belajarnya.

D. Peran dan Fungsi Motivasi Belajar

Menurut (Hamzah B. Uno, 2011), peran penting motivasi belajar dan

pembelajaran, antara lain:

1. Peran motivasi belajar dalam menentukan penguatan belajar. Motivasi

dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang

sedang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang menentukan

pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang

pernah dilalui.

2. Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar. Peran motivasi

dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan makna

belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari
9

itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya oleh

anak.

3. Motivasi menentukan ketekunan belajar. Seorang anak yang telah

termotivasi untuk belajar sesuatu berusaha mempelajari dengan baik

dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik.

fungsi motivasi menurut (Oemar Hamalik ,2011), meliputi:

1. Mendorong timbulnya kelakuan/ suatu perbuatan.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarah pada

perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya sebagai motor

penggerak dalam kegiatan belajar.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi

motivasi belajar adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi

sehingga untuk mencapai prestasi tersebut peserta didik dituntut untuk

menentukan sendiri perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan belajarnya.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut (Slameto, 2010), motivasi belajar dipengaruhi oleh tiga

komponen, yaitu:

1. Dorongan kognitif, yaitu kebutuhan untuk mengetahuhi, mengerti, dan

memecahkan masalah. Dorongan ini timbul di dalam proses interaksi

antara siswa dengan tugas atau masalah.


10

2. Harga diri, yaitu ada siswa tertentu yang tekun belajar dan

melaksanakan tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh

pengetahuan atau kecakapan, tetapi untuk memperoleh status dan

harga diri.

3. Kebutuhan berafiliasi, yaitu kebutuhan untuk menguasai bahan

pelajaran kebutuhan ini sukar dipisahkan dengan harga diri.

Sejalan dengan pendapat di atas, (Syamsu Yusuf, 2009), menyebutkan

faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

1. Faktor Internal Faktor internal meliputi:

a. Faktor Fisik

Faktor fisik meliputi nutrisi (gisi), kesehatan, dan fungsi-fungsi

fisik (terutama panca indera).

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis berhubungan dengan aspek-aspek yang

mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor Non-Sosial Faktor non-sosial meliputi keadaan udara (cuaca

panas atau dingin), waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi,

bising, atau kualitas sekolah tempat belajar), sarana dan prasarana

atau fasilitas belajar.

b. Faktor Sosial Faktor sosial adalah faktor manusia (guru, konselor,

dan orang tua), baik yang hadir secara langsung maupun tidak

langsung (foto atau suara). Proses belajar akan berlangsung dengan


11

baik, apabila guru mengajar dengan cara menyenangkan, seprti

bersikap ramah, memberi perhatian pada semua siswa, serta selalu

membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Pada saat di

rumah siswa tetap mendapat perhatian orang tua, baik material

dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar guna membantu

dan mempermudah siswa belajar di rumah.

F. Penelitian Relevan

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Emilia Putri Saleh, 2013)

“Pengaruh gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa di SMA

Prasetya Kota Gorontalo”. Dari hasil analisis diperoleh nilai R-Square

sebesar 0,647. Nilai ini berarti bahwa sebesar 64.7 % variabilitas mengenai

motivasi belajar siswa yang ada di kelas XII SMA Prasetya Kota

Gorontalo, dapat diterangkan oleh variable bebas (gaya mengajar guru),

sedangkan sisanya sebesar 35.3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak terdapat pada model atau tidak didesain dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil analisa menunjukkan, gaya mengajar guru berpengaruh

positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Hasil ini

menunjukkan bahwa dengan memperhatikan dan mengoptimalkan variasi

mengajar oleh guru, maka jelas akan menimbulkan suasana pembelajaran

yang dinamis serta menyenangkan antara guru dan siswa.


12

G. Kerangka Konsep

Pembelajaran

Gaya Mengajar Motivasi Belajar


Siswa

1. Klasik 1. Internal
2. Teknologis 2. Eksternal
3. Personalisasi
4. Interaksional

Analisis data

Hasil penelitian
Gambar 1. Kerangka Konsep

H. Hipotesis

Berdasarkan uraian pada kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam

penelitian ini yaitu cara mengajar guru berpengaruh terhadap motivasi

siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif jenis

korelasional. Dilihat dari jenisnya, terdapat variabel bebas berupa gaya

mengajar guru (X) dengan variabel terikat motivasi belajar siswa (Y).

(Emzir, 2015) menyatakan bahwa “penelitian pada dasarnya adalah suatu

kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang

dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah”.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang digunakan

untuk memperoleh bukti-bukti empiris dan menjawab pernyataan

penelitian. Dalam penelitian ini untuk memperoleh data tentang pengaruh

gaya mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa akan menggunakan

angket yaitu suatu daftar pertanyaan yang akan di isi oleh responden dalam

hal ini seluruh siswa di sekolah menengah. Desain penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut :

X Y
Gambar 2. Hubungan Antar Variabel

Keterangan :
Variabel bebas (X) adalah Gaya mengajar guru
Variabel terikat (Y) adalah motivasi belajar matematika
Hubungan ( ) adalah pengaruh antara variabel X dan variabel Y

13
14

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah “suatu atribut, sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,

2015).Variabel dalam penelitian ini perlu didefenisikan untuk menghindari

salah penafsiran. Secara operasional variabel penelitian didefenisikan

sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel independen sering

disebut sebagai variabel bebas adalah “variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen” (Sugiyono, 2012). Untuk mengukur variabel X (Gaya

mengajar guru)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable) Variabel dependen sering

disebut variabel terikat merupakan “variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2012).

Untuk mengukur variabel Y (Motivasi belajar murid)

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi (Sugiyono, 2015) mengemukakan bahwa ”populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi


15

dalam penelitian ini adalah 60% dari jumlah keseluruhan siswa di

sekolah menengah.

2. Sampel

Teknik penentuan sampel yang akan dijadikan subjek penelitian

dilakukan dengan metode (Tehnik sampling), menurut (Margono,

2004) teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang

jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber

data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran

populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Dari total populasi

sebanyak 100 siswa, total murid yang dijadikan sampel adalah 60

siswa, yang di ambil secara acak (random sampling) di sekolah

menegah.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah “suatu alat atau data yang digunakan

untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang

diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola

ukur yang sama” (Siregar, 2012). Instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih muda dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Sujarweni, 2014).

Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan intrumen penelitian

berupa angket dan pedoman observasi.


16

Operasionalisasi variabel X diukur oleh instrument pengukur

dalam bentuk koesioner atau angket yang memenuhi pernyataan-

pernyataan tipe skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak

untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan (Sugiyono, 2011).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup, yaitu angket yang telah dilengkapi dengan alternatif jawaban,

sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang telah

disediakan. Setiap aspek dalam penelitian ini terdapat item-item yang

berbentuk pertanyaan-pertanyaan positif atau favourable dan item yang

berbentuk pernyataan negatif atau unfavourable. Pertanyaan yang disusun

sebagai instrument penelitian menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu:

sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju. Item yang berbentuk

pernyataan positif atau favourable, skor jawaban akan bergerak dari:

1. nilai 4 untuk jawaban sangat setuju (SS)

2. nilai 3 untuk jawaban setuju (S)

3. nilai 2 untuk jawaban kurang setuju (KS) dan

4. nilai 1 untuk jawaban tidak setuju (TS).

Item berbentuk negatif atau Unfavourable, skor jawaban bergerak dari:

1. nilai 1 untuk jawaban sangat setuju (SS)


17

2. nilai 2 untuk setuju (S)

3. nilai 3 untuk jawaban kurang setuju (KS) dan

4. nila 4 untuk jawaban tidak setuju (TS).

Dalam pelaksanaan penelitian, subyek diminta untuk memilih salah satu

dari empat kemungkinan jawaban yang tersedia. Semakin tinggi skor yang

diperoleh subyek, maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa, dan

semakin rendah skor yang diperoleh maka motivasi belajar siswa semakin

rendah.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner atau Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada para responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan

instrumen pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan

pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

para responden (Sujarweni, 2014). Jenis angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket tertutup yang sudah disediakan

jawabannya sehingga responden tinggal memilih penskoran

menggunakan skala likert yang sudah dimodifikasi dengan empat

alternatif jawaban. Skor setiap alternatif jawaban pada pernyataan

positif dan negatif adalah sebagai berikut:


18

Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban


Skor Untuk Pertanyaan
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Kurang Setuju 2 3
Tidak Setuju 1 4
Sumber: (Arun, 2016)

2. Observasi

Observasi adalah “pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian” (Sujarweni, 2014).

Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan bila, penelitian

berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam,

dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011).

G. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis

data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, menyusun data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2015).

Analisis deskriptif. Statistik deskriptif berusaha untuk

menggambarkan berbagai karakteristik data yang berasal dari suatu sampel


19

(Sujarweni, 2014). Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi (Sugiyono, 2011).

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data. Metode

ini digunakan untuk mengkaji variabel dalam penelitian ini yaitu pengaruh

mengajar guru terhadap motivasi belajar siswa. Langkah-langah yang

ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini adalah:

1. Menentukan skor jawaban responden. Data yang diperoleh peneliti

melalui angket dianalisa dalam bentuk angka, yaitu dengan memberi

nilai pada setiap item jawaban pada angket untuk responden dengan

menggunakan Skala Likert.

2. Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap-tiap responden.

3. Memasukkan skor ke dalam rumus sebagai berikut:

n
Skor= x 100
N

Keterangan:
n = nilai yang diperoleh
N = jumlah nilai total
4. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori yang

disusun melalui perhitungan.

5. Menghitung rata-rata dari skor keseluruhan dengan rumus berikut:

Rata−rata( x)=
∑x
N
20

Keterangan:
x = jumlah skor keseluruhan
N = banyak sampel (siswa).
Daftar Pustaka

Ali, M. (2010). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo
Arun, U. K.. (2016) .Hubungan antara Variasi Mengajar dengan Motivasi Belajar
Siswa Kelas IV SD Negeri di Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Skripsi.
Semarang:Universitas Negeri Semarang
B. Uno, Hamzah. (2016). Teori motivasi dan pengukurannya. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Dian Anggi Pratiwi. (2019). Pengaruh Gaya Mengajar Guru Terhadap Motivasi
Belajar Matematika Murid SD Negeri 166 Turucinnae Kabupaten Bone.
Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Emzir. (2015). Teori dan Pengajaran Sastra. Bandung: PT Raja Grafindo Persada
Hamalik, Oemar. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Majid, Abdul. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung. PT Remaja
Rosdakarya
Margono. (2004). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Mulyasa. (2014). Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Pustaka Indonesia
Siregar, S. (2012). Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Rajawali Pers
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
AFABETA, cv.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta
Sujarweni, V. Wiratna. (2014). Metodelogi Penelitian Keperawatan dengan SPSS.
Yogyakarta: Gaya Media
Yusuf, Syamsu. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung :
PT RosdaKarya

21
Lampiran

22
Instrumen penelitian Gaya mengajar Guru

A. Pendahuluan
Angket ini digunakan untuk penelitian dengan tujuan mengetahui sejauh
mana tanggapan murid mengetahui gaya mengajar guru dalam proses
pembelajaran matematika. Hasil angket ini diharapkan dapat menjadi bahan
bagi kelengkapan data peneliti. Murid diharapkan untuk menjawab sesuai
dengan fakta dan keadaan yang terjadi. Hasil angket tidak mempengaruhi
nilai. Atas bantuannya penulis ucapkan banyak terima kasih.
B. Identitas Responden
Nama Murid :
Jenis Kelamin:
Kelas :
C. Petunjuk Mengisi Angket
Bacalah secara cermat terlebih dahulu pertanyaan atau pernyataan sebelum
menjawab.
Jawablah setiap pertanyaan atau pernyataan dengan memberikan tanda cek
(√) pada kolom di salah satu alternatif jawaban yang dianggap sesuai.
Bekerjalah dengan jujur, rapi, dan teliti.
Setelah angket diisi secara lengkap, mohon diserahkan kepada peneliti.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju (4)
S : Setuju (3)
KS : Kurang Setuju (2)
TS : Tidak Setuju (1)

K
No. SS S TS
Pertanyaan S
Item (4) (3) (1)
(2)
Ketika menjelaskan materi, suara guru sangat jelas
1
terdengar

23
Ketika menjelaskan materi pelajaran, guru dapat
2
memberikan nada suara yang berbeda-beda
Sebelum memberikan materi, guru memberikan
3
motivasi terlebih dahulu
Ketika menjelaskan, guru memberikan contoh yang
4
mudah di mengerti
Ketika murid mulai ribut, guru diam sejenak sampai
5
murid kembali tertib
Untuk menarik perhatian murid, guru berhenti sebentar
6
dalam menjelaskan materi
Guru sambil keliling, ketika menjelaskan materi
7
pelajaran
8 Ketika menjelaskan materi, pandangan mata guru tertuju
ke semua murid
Ketika menjelaskan, gerak tubuh di sesuaikan dengan
9
materi pelajaran
10 Guru menjelaskan materi, sesuai dengan mimik wajah
Pada saat di kelas, guru berpindah dari satu tempat ke
11 tempat lain agar murid tetap memperhatikan penjelasan
guru
Guru menjelaskan materi sambil berjalan dan berkeliling
12
di dekat murid
Ketika menjelaskan materi, guru menggunakan gambar
13
yang sesuai dengan materi yang dipelajari
Ketika menjelaskan materi, guru membimbing murid
14 untuk dapat melihat keadaan lingkungan sekitar yang
berkaitan dengan pelajaran
Sebelum belajar guru memberikan beberapa pertanyaan
15
kepada murid tentang materi yang telah lalu
Ketika belajar guru memberikan beberapa pertanyaan
16
kepada murid tentang materi yang sedang dipelajari
Ketika murid tidak dapat menjawab pertanyaan guru,
17
guru menjelaskan kembali materi pelajaran tersebut
Ketika murid tidak dapat menyimpulkan materi yang
18 telah disampaikan, guru mengarahkan murid untuk dapat
menyimpulkan materi tersebut
Ketika murid tidak dapat menjawab pertanyaan guru,
19 guru memberikan kesempatan kepada murid lainnya
untuk menjawab
20 Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk

24
bertanya kepada guru mengenai materi yang belum
dipahami
Ketika murid tidak dapat menjawab pertanyaan guru,
21 murid dapat meminta bantuan teman lainnya untuk
menjawab
Guru memberikan kesimpulan mengenai materi yang
22
telah dipelajari

25
Instrumen penelitian Motivasi Belajar Siswa

A. Pendahuluan
Angket ini digunakan untuk mengetahui motivasi belajar murid dalam
proses pembelajaran. Hasil angket ini diharapkan dapat menjadi bahan
bagi kelengkapan data peneliti. Murid diharapkan untuk menjawab sesuai
dengan perasaan dan keadaan sebenarnya yang dialami. hasil angket tidak
mempengaruhi nilai. Atas bantuannya peneliti mengucapkan banyak
terimakasih.
B. Identitas Responden
Nama Murid :
Jenis Kelamin:
C. Petunjuk Mengisi Angket
5. Bacalah secara cermat terlebih dahulu pertanyaan atau pernyataan
sebelum menjawab.
6. Jawablah setiap pertanyaan atau pernyataan dengan memberikan tanda
cek ( √ ) pada kolom di salah satu alternative jawaban yang dianggap
sesuai
7. Apabila merasa memberikan jawaban yang salah, maka berikan tanda
sama dengan ( = ) pada jawaban tersebut, selanjutnya berikan tanda
cek ( √ ) pada kolom di salah satu alternative jawaban lain yang
dianggap sesuai
8. Bekerjalah dengan jujur, rapi, dan teliti
9. Setelah angket diisi secara lengkap, mohon diserahkan kepada
peneliti.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju (4)
S : Setuju (3)
KS : Kurang Setuju (2)
TS : Tidak Setuju (1)

26
SS
No. S KS TS
Pertanyaan (4
Item (3) (2) (1)
)
Saya mengerjakan tugas Matematika dengan
1
sungguhsungguh
Saya menyelesaikan tugas Matematika dengan tepat
2
waktu
Bagi saya yang terpenting adalah mengerjakan soal atau
3 tugas tepat waktu tanpa peduli dengan hasil yang akan
saya peroleh.
Setiap ada tugas Matematika saya langsung
4
mengerjakannya.
Saya tidak serius dalam mengerjakan soal maupun tugas
5
yang diberikan oleh guru
Jika nilai Matematika saya jelek, saya akan terus rajin
6
belajar agar nilai saya menjadi baik.
Jika nilai Matematika saya jelek , saya tidak mau belajar
7
lagi.
Saya akan merasa puas apabila saya dapat mengerjakan
8
soal Matematika dengan memperoleh nilai baik
Jika ada soal yang sulit maka saya tidak akan
9
mengerjakannya.
Jika jawaban saya berbeda dengan teman maka saya akan
10 mengganti jawaban saya sehingga sama dengan jawaban
teman.
Saya tertantang untuk mengerjakan soal-soal Matematika
11
yang dianggap sulit oleh teman.
Apabila dalam buku ada soal yang belum dikerjakan
12
maka saya akan mengerjakannya
Saya lebih senang mengerjakan soal yang mudah
13
daripada yang sulit.

27

You might also like