You are on page 1of 7

ANALISIS KEMAMPUAN LARI JARAK PENDEK PADA SISWA

KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA 01 LEBONG

ABSTRAK
Miftahur Rezeki1
Feby Eka Perdima2
Deffri Anggara3
Lari adalah langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada kecendrungan badan
melayang. Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk memperoleh deskripsi
kemampuan lari jarak pendek siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta 01 Lebong. Pada
Berdasarkan data penelitian untuk skor kecepatan, didapatkan data bahwa skor tertinggi 3.52
dan skor terendah 5,95. Dari analisis data diperoleh harga rata-rata (Mean) sebesar 4,59,
Simpangan baku (standar deviasi) 0.60, Median 4,78, dan Modus 4,92. Berdasarkan
perhitungan yang tertera pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa: 5 orang atau (8,7%) berada pada
kelas interval 3,52-3,96, 11 orang atau (47,83%) berada pada kelas interval 4,42-4,86, 6
orang atau (26,08%) berada pada kelas interval 4,87-5.31, dan 1 orang atau (4,35%) berada
pada kelas interval 5.77-6.21. Lari akan terasa lebih berat dibandingkan dengan lari di area
datar atau di lintasan yang sesungguhnya. Maka dari itu, ketika lari latihan terasa berat, akan
terasa ringan ketika lari di lintasan yang sesungguhnya, sehingga mampu meningkatkan
kemampuan lari 50 meter siswa dan bisa menciptakan waktu tempuh lari yang lebih baik.
Kata kunci : Jasmani, Lari Jarak pendek
PENDAHULUAN olahraga semakin tinggi, istilah pendidikan
jasmani dipergunakan untuk membedakan
Pendidikan Jasmani adalah bidang dengan istilah olahraga dalam
kajian yang relatif masih muda, dan di pengertiannya yang luas. Pengertian
Indonesia peran dari pendidikan Jasmani pendidikan jasmani menurut iro
masih belum diperhatikan dengan sunguh- pendidikan jasmani kementrian pendidikan
sunguh. Hal ini dapat diamati dari kuarang pengajaran dan kebudayaan adalah
seriusnya pemerintah terhadap mata pendidikan yang mengaktualisasikan
pelajaran ini. Mata pelajaran pendidkan potensi-potensi aktivitas manusia berupa
jasmani sering diabaikan dan dianggap sikap, tindakan dan karya diberi untuk, isi,
sebagai mata pelajaran pelengkap saja, dan arah untuk menuju kedaulatan
padahal di Negara-negara maju mata kepribadian sesuai dengan cita-cita
pelajaran pendidikan jasmani adalah salah kemanusiaan.
satu mata pelajaran yang menjadi tumpuan Berdasarkan pengertian tersebut
dalam rangka meningkatkan dan memacu dapat di rumuskan sebagai berikut:
untuk hidup lebih aktif (Pujianto, 2013:1). pendidikan olahraga dan kesehatan adalah
Dalam peraturan pemerinta Republik suatu peroses pendidikan yang diarahkan
Indonesia No.19 tahun 2005 tentang untuk mendorong, membimbing,
standar nasional pendidikan ayat 1 butir E mengembangkan, dan membina
mata pelajaran penjaskes dimaksud untuk kemampuan jasmani dan rohani serta
meningkatkan potensi fisik serta menanam kesehatan siswa dan lingkungan hidupnya,
sportifitas dan kesadaran hidup sehat. agar tumbuh dan berkembang jasmani dan
Karna itu olahraga mempunyai arti dan rohani serta kesehatan siswa dan
fungsi tersendiri didalam membina lingkungan hidupnya agar tumbuh dan
individu dan masyarakat. berkembang secara harmonis dan optimal
Berdasarkan jabaran dari tujuan sehingga mampu melaksanakan tugas bagi
pendidikan nasional tersebut, maka dirinya dan pengembangan bangsa.
pembinaan dan pengembangan tersebut Atletik yaitu suatu cabang olahraga
merupakan sarana untuk meningkatkan yang mempertandingkan lari, lompat, jalan
kualitas manusia dari aspek jasmani, dan lempar. Boleh di katakan cabang
kepribadian, disiplin, dan sportifitas. olahraga paling tua sama tuanya dengan
Untuk itulah pendidikan jasmani perlu manusia pertama di dunia, sebab manusia
dikembangkan di dunia keolahragaan pertama di dunia sudah harus berjalan, lari,
Indonesia. Olahraga merupakan aktivitas lompat dan lempar untuk mempertahankan
fisik yang dapat membantu hidupnya.Atletik adalah gabungan dari
mengoptimalkan perkembangan tubuh beberapa jenis olahraga yang secara garis
melalui gerakan-gerakan yang didasari besar dapat dikelompokan menjadi lari,
dengan gerak otot. Karakteristik olahraga lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari
secara langsung berkaitan dengan ciri-ciri kata yunani “athlon” yang berarti
perilaku manusia dan dengan berbagai “kontes”. atletik merupakan cabang
macam kegiatan di masyarakat. Premis olahraga yang di perlombakan pada
yang telahberkembang menyebutkan olimpiade pertama pada 776 SM. Induk
bahwa inti dari kegiatan olahraga adalah olaharga organisasi untuk olahraga atletik
bermain dan bergerak, dengan keadaan di indonesia adalah PASI (Persatuan
itupula manusia memperagakan Atletik Seluruh Indonesia) (Kurniawan,
ketrampilannya dalam melakukan suatu 2017:13).
gerakan. Cabang yang disebut induk atau ibu
Salah satu tujuan berolahraga yaitu dari olahraga adalah atletik. Nomor yang
untuk meningkatkan kesegaran jasmani. diperlombakan dalam atletik ada beberapa
Kesadaran masyarakat untuk melakukuan macam, diantaranya adalah lari, lempar,
lompat, dan tolak. Nomor lari jarak pendek tinjauan teoritis tentang bentuk latihan lari
adalah 50, 200, 400 m, sedangkan jarak jarak pendek, terdapat unsur-unsur berupa
menengah yang di lombakan adalah 800 kekuatan, kecepatan, daya ledak,
m, dan 1500 m. Untuk jarak jauh adalah ketepatan, keseibangan , reaksi dan
300, 5000,5000 m, dan marathon (42,195 kordinasi gerakan. Ada beberapa aspek
km). Sedangkan untuk lempar adalah yang harus di kuasai oleh pelari jarak
lempar cakram, lempar martil, untuk tolak pendek, seperti yang di sebutkan Widodo,
adalah tolak pluru, dan lompat adalah (2015:36): “Lari jarak pendek bila dilihat
lompat jauh, lompat tinggi, lompat galah, dari tahap-tahap berlari terdiri dari
lompat jangkit (Kurniawan, 2017:13). beberapa tahap, yaitu: 1) Tahap reaksi dan
Sejak diadakan olimpiade kuno dorongan. 2) Tahap percepatan. 3) Tahap
tahun 776 SM. Atletik sudah di transisi atau perubahan. 4) Tahap
perlombakan termasuk lari. Sejak itu kecepatan maksimum. 5) Finish.
atletik selalu menjadi cabang yang di Ada beberapa jenis lari dalam
perlombakan dalam setiap penyelengaraan cabang atletik diantaranya lari jarak
pesta olahraga dunia yaitu olimpiade pendek. Lari jarak pendek merupakan lari
(moderen) sampai dengan saat ini. Untuk dengan jarak pendek dan dalam waktu
itulah pengenalan, pembinaan dan yang singkat. Lari jarak pendek memiliki
pengembangan olahraga atletik ini sangat banyak manfaat diantaranya meningkatkan
penting di kenal sebagai dasar pendidikan daya tahan tubuh, mempertahankan massa
olahraga bagi siswa, agar siswa mendapat otot, meningkatkan kekuatan tubuh,
kemudahan dalam menngikuti kegiatan- menurunkan stress, mempercepat
kegiatan olahraga khususnya pada nomor pertumbuhan, meningkatkan kebugaran
lari. jantung sehingga perlu dilakukan
Lari adalah langkah yang dipercepat penelitian mengenai lari jarak pendek ini.
sehingga pada waktu berlari ada Berdasarkan hasil wawancara dan tes
kecendrungan badan melayang. Ini berarti lari siswa yang peneliti lakukan bersama
pada waktu lari kedua kaki tidak guru penjas di Kelas V Madrasah
menyentuh tanah atau sekurang- Ibtidaiyah Swasta 01 Lebong didapat
kurangnya satu kaki tetap menyentuh informasi bahwa masih rendahnya
tanah.Lari merupakan bagian nomor kemampuan lari jarak pendek yang
cabang olahraga atletik yang pada dilakukan oleh siswa, hanya 7 dari 30
dasarnya dapat di jadikan tiga bagian siswa yang berhasil melakukan lari jarak
besar, yaitu nomor lari jarak pendek pendek dengan baik, keterampilan gerak
(sprint), nomor lari jarak menengah khususnya gerak dasar lari belum
(middle distanc running), dan nomor lari dikembangkan dan dipelajari, masih
jarak jauh (long distanc running). Di kurangnya kecepatan siswa pada saat
samping ketiga bagian nomor lari tersebut, melakukan lari sprint 50 meter, masih
masih ada nomor-nomor lari lainnya, yaitu kurangnya kekuatan otot siswa Kelas V
lari sambung atau estafet (relay), lari Madrasah Ibtidaiyah Swasta 01 Lebong,
gawang (hurdle), dan lari halang rintang kurangnya pengetahuan siswa tentang
(steeple chase). olahraga lari dan bagian tubuh mana saja
Kondisi fisik dan penguasaan teknik yang dapat meningkatkan kecepatan lari,
yang baik akan dapat memberikan kurangnya keseriusan dalam berlatih dan
sumbangan yang cukup besar bagi siswa Penguasaan teknik yang tidak memadai.
untuk mencapai prestasi olahraga Berdasarkan masalah yang
khususnya nomor lari jarak pendek, dikembangkan di atas maka peneliti
banyak sekali bentuk latihan yang perlu berkeinginan meneliti kemampuan lari
diberikan di antaranya adalah kekuatan jarak pendek dengan judul penelitian
otot tungkai. Berdasarkan pengamatan dan “Analisis Kemampuan Lari jarak
Pendek Siswa Kelas V Madrasah mengetahui seberapa jauhdata yang
Ibtidaiyah Swasta 01 Lebong”. diperoleh sesuai dengan yang disampaikan
oleh informan. Pelaksanaan member check
dilakukan setelah penelitian selesai atau
setelah mendapatkan temuan yang
berkaitan dengan permasalahan yang ingin
METODE PENELITIAN dipecahkan
Suatu penelitian akan dapat HASIL PENELITIAN
berhasil dan sesuai dengan adanya
prosedur ilmiah, apabila penelitian tersebut Pada Berdasarkan data penelitian
dapat menggunakan metode atau alat yang untuk skor kecepatan, didapatkan data
tepat. Dengan menggunakan metode atau bahwa skor tertinggi 3.52 dan skor
alat bantu yang tepat penelitian yang akan terendah 5,95. Dari analisis data diperoleh
dilakukan akan lebih terarah dan akan harga rata-rata (Mean) sebesar 4,59,
memperoleh hasil yang baik sesuai dengan Simpangan baku (standar deviasi) 0.60,
tujuan yang telah ditetapkan. Metode Median 4,78, dan Modus 4,92. Distribusi
didalam suatu penelitian sangat diperlukan frekuensi Kecepatan sebagaimana tampak
untuk mengukur relevan atau tidaknya pada Tabel 4 berikut ini:
penilaian yang akan dilakukan oleh Tabel 4. Distribusi Frekuensi Data
seorang peneliti. Sehingga diharapkan Kecepatan
dengan metode penelitian yang baik dan Berdasarkan perhitungan yang tertera pada
benar akan mendapatkan hasil yang Kelas Frekuensi Frekuensi
No.
koheren dan akurat. Interval Absolut Relatif (%)
Jenis penelitian ini adalah 1. 3,52-3,96 5 8,7
pendekatan kualitatif. Metode yang 2. 3,97-4,41 - -
digunakan dalam penelitian ini adalah 3. 4,42-4,86 11 47,83
metode deskriptif. Menurut Sukardi 4. 4,87-5.31 6 26,08
(2016:52) metode deskriptif adalah metode 5. 5.32-5.76 - -
yang dilakukan untuk menggambarkan dan 6. 5.77-6.21 1 4,35
menginterpretasi objek sesuai dengan apa Total 23 100
adanya. Dalam penelitian ini metode Tabel 4 dapat dilihat bahwa: 5 orang atau
deskriptif digunakan untuk memperoleh (8,7%) berada pada kelas interval 3,52-
deskripsi kemampuan lari jarak pendek 3,96, 11 orang atau (47,83%) berada pada
siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Swasta kelas interval 4,42-4,86, 6 orang atau
01 Lebong. (26,08%) berada pada kelas interval 4,87-
Penelitian ini, peneliti mengunakan 5.31, dan 1 orang atau (4,35%) berada
model analisis interaksi, di mana pada kelas interval 5.77-6.21. Untuk lebih
komponen reduksi data dan sajian data jelasnya, distribusi frekuensi data
dilakukan bersamaan proses pengumpulan Kecepatan juga dapat dilihat pada
data. Setelah data terkumpul, maka tiga histogram di bawah ini:
komponen analaisis (reduksi data,
penyajian data, penyimpulan dan verifikasi
serta kesimpulan akhir) (Wiratna, 2014):
Teknik uji analisis data yang
digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan teknik analisis member
check yaitu proses pengecekan data yang
dilakukan oleh peneliti kepada objek
penelitian. Hal ini bertujuan untuk
12 Banyak kondisi yang terjadi
11
dilapangan yang memiliki pengaruh
10 terhadap peningkatan siswa, salah satunya
adalah semangat mereka dalam mengikuti
8
latihan, selain itu juga sikap disiplin
Frekuensi

6
6 5
mereka juga sangat memberikan dampak
pada prestasi yang ada, proses keatifan
4 siswa dilapangan, antusias siswa dalam
mengikuti kegiatan sangat memberikan
2 1 dampak positif terhadap
0 0
0 perkembangannya. Hal ini memberikan
3.52- 4,42- 5,32- sumbangan yang besar dalam peningkatan
3,96 3,97- 4,86 4,87- 5,76 5.77-
4,41 5.31 6.21 yang ada. Berlandasakan pada
keberhasilan latihan tersebut tentu saja
PEMBAHASAN dapat menjadi sebuah faktor pendorong
dalam pencapaian tujuan pembelajaran
Cabang olahraga lari khususnya secara maksimal yang terjadi disekolah,
lari jarak pendek atau 50 meter perlu sehingga dengan tercapainya tujuan
dilatih secara teratur dan berkelanjutan pembelajaran tersebut para siswa akan
agar menghasilkan prestasi waktu yang dapat memaksimalkan dirinya sendiri
terus meningkat. Pada penelitian dilakukan dalam meningkatkan prestasi yang ada
latihan dengan tujuan untuk meningkatkan baik prestasi belajar atau prestasi olahraga
kemampuan lari 50 meter siswa peserta di sekolah maupun luar sekolah. Selain itu
melalui latihan kekuatan otot tungkai, juga dengan motivasi yang ada tersebut
siswa dilatih untuk melakukan latihan dapat mengembangkan diri siswa baik itu
dasar dan serangkaian program latihan pengembangan kognitif, afektif dan
yang dilaksanakan untuk meningkatkan psikomotorik (Ferdinansyah dan Abitur,
prestasi waktu mereka seingga 2018:134)
memberikan manfaat yang baik bagi yang
melakukannya. Manfaat dari latihan Lari akan terasa lebih berat
latihan pantai pada siswa SD Neger 59 dibandingkan dengan lari di area datar
Kaur dalam penelitian ini adalah untuk atau di lintasan yang sesungguhnya. Maka
mengetahui sejauh mana kemampuan lari dari itu, ketika lari latihan terasa berat,
50 meter, sehingga siswa dapat terpacu akan terasa ringan ketika lari di lintasan
untuk meningkatkan kemampuannya. yang sesungguhnya, sehingga mampu
meningkatkan kemampuan lari 50 meter
Secara tidak langsung, dengan siswa dan bisa menciptakan waktu tempuh
melakukan latihan dapat menjadi suatu lari yang lebih baik. Selanjutnya faktor
tambahan kemampuan, sehingga ketika lain yang mendukung peningkatan
berlari di lintasan yang sesungguhnya, kemampuan lari 50 meter para atlet yaitu
maka langkah lari akan terasa lebih ringan jenis program latihan yang dilaksanakan.
dan mampu menciptakan hasil prestasi Selain medan berpasir menjadi beban
waktu yang lebih baik. Setelah dilakukan bagi atlet ketika latihan lari di pasir pantai,
penelitian, ternyata terdapat beberapa beberapa jenis program latihan yang
faktor yang mendukung peningkatan diberikan juga menjadi tambahan beban
kemampuan lari 50 meter siswa. Dengan yaitu seperti latihan dasar ABC, lari
latihan latihan, maka akan menjadi suatu mengejar, lari dengan tahanan, lari
beban tambahan bagi para siswa ketika percepatan, dan lari 50 meter. Ketika siswa
mereka lari. melakukan latihan -latihan tersebut akan
terasa lebih sulit dan terasa ada beban
dibandingkan dengan latihan di medan 1. Bagi siswa yang masih memiliki
datar atau area yang sesungguhnya. Hal kemampuan lari 50 meter rendah agar
tersebut menjadi pendukung meningkatnya lebih giat dan rutin latihan untuk
kemampuan lari siswa. Berbagai program meningkatkan kemampuannya serta
latihan yang diberikan untuk latihan prestasinya, karena olahraga lari 50
merupakan bentuk teori program latihan meter harus dilatih terus secara
yang telah ada. Pada penelitian ini berkelanjutan.
menguji ulang teori - teori tersebut dan 2. Bagi pelatih agar memberikan metode
hasilnya adalah bahwa ternyata teori-teori latihan yang bervariasi dan efektif
program latihan tersebut mampu untuk peserta ekstrakurikuler sehingga
memberikan efek peningkatan pada memiliki kemampuan lari 50 meter
kemampuan lari 50 meter. para siswa dapat meningkat lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya
Untuk menentukan keberhasilan bisa memodifikasi jenis latihan
dalam setiap perlombaan kondisi fisik lainnya dan melakukan penelitian
merupakan salah satu kemampuan yang dengan sampel dan populasi yang lebih
sangat memiliki peranan besar. Kondisi luas serta variabel yangberbeda
fisik merupakan kemampuan yang dapat sehingga perlakuan yang diberikan
menjaga serta meningkatkan prestasi untuk mempengaruhi kemampuan lari
seseorang serta dapat menjaga kebugaran 50 meter dapat teridentifikasi lebih
baik saat perlombaan maupun saat latihan. luas dalam meningkatkan kemampuan
Menururt Sajoto (2015:145) kondisi fisik atlet..
adalah satu kesatuan utuh dari komponen-
komponen yang tidak dapat dipisahkan DAFTAR PUSTAKA
begitu saja, baik peningkatan maupun
pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam Ahmad, Muchlisin dan Natas Pasaribu,
usaha peningkatan kondisi fisik maka A. M. N. (2020). Tes dan
seluruh komponen tersebut harus Pengukuran Olahraga.
dikembangkan, walaupun disana sini Ferdinansyah dan Abitur, (2018).
dilakukan dengan sistem prioritas sesuai Ferdinansyah dan Abitur. (2008).
keadaan atau status yang dibutuhkan Sepak Bola. Jakarta: CV Utan
tersebut Kayu Sejati.
Heryanto. (2019). Anatomi dan
KESIMPULAN
FisiologiTubuh Manusia. Jakarta:
Pada Berdasarkan data penelitian untuk EGC.
skor kecepatan, didapatkan data bahwa Jafar, M & Rahmat, Z. (2022). Analisis
skor tertinggi 3.52 dan skor terendah 5,95. Kemampuan Lari Jarak Pendek
Dari analisis data diperoleh harga rata-rata (Sprint) 100 Meter Pada Siswa
(Mean) sebesar 4,59, Simpangan baku Sma Negeri 1 Kota Banda Aceh.
(standar deviasi) 0.60, Median 4,78, dan Jurnal Ilmiah STOK Bina Guna
Modus 4,92. Medan. 10(1)
Julianto, A & Sugihartono, T. (2019).
SARAN Pengaruh Latihan Kekuatan Otot
Tungkai Dengan Beban Berbasis
Berdasarkan pada kesimpulan diatas maka Pantai Terhadap Peningkatan
penulis dapat memberikan saran-saran Kemampuan Lari 50 Meter Siswa
yang dapat membantu mengatasi masalah Ekstrakurikuler SMP Negeri 8
yang ditemui dalam pelaksanaan Kaur. KINESTETIK: Jurnal Ilmiah
kemampuan lari 50 meter yaitu : Pendidikan Jasmani, 3(2), 157-164.
Kurniawan, Feri. (2017). Buku Pintar Dalam Olah. Raga . Semarang :
Pengetahuan Olahraga. In Buku Dahara prize
Pintar Pengetahuan. Olahraga. Sidik, D,Z. (2014). Mengajar dan
Jakarta: Laskar Aksara Melatih Atletik. Bandung: PT
Lamusu, A, Mile, S & Lamusu, Z. Remaja Rosdakarya
(2022). Hubungan Power Otot Sudjarwo, Iwan dan Nurdin, Enur.
Tungkai Dengan Kecepatan Lari (2015). Permainan Sepakbola.
Jarak Pendek. Jambura Journal of Diktat. Tasikmalaya: PJKR FKIP.
Sports Coaching, 4(1), 1-9. Sukardi. (2016). Metodologi Penelitian
Nohzan. (2013).Tes Dan Pengukuran Pendidikan Kompetensi dan
Dalam Pendidikan Jasmani Prinsip- Praktiknya. Jakarta: PT Bumi
Prinsip Tes Dan Pengukuran. Aksara
Jakarta:Proyek pembinaan Sugiyono. (2014). Statistika Untuk
keolahragaan. Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Perdima, F. E., & Lesmana, S. A. Wiarto, Giri. (2013). Atletik.
(2019). Survei Kemampuan Fisik Yogyakarta: Graha Ilmu
Lari 50 Meter, Sit-Up dan Push Up Widodo,.dkk. (2015). Perbedaan
Bagi Siswa Tunagrahita Kota Latihan Lari Cepat Ditambah
Bengkulu. In SINTAKS (Seminar Latihan Double Leg Bound dan
Nasional Teknologi Informasi Alternate Leg Bound Terhadap
Komputer dan Sains 2019) (Vol. 1, Kecepatan Lari 50 Meter Pada
No. 1, pp. 333-342). Pelari Pemula. Journal of Sport
Sciences and Fitness.
Prabowo, Yudha A.(2015). Ketepatan
Smash Bola voli Peserta Widiastuti.(2018). Tes dan
Ekstrakurikuler Bola voli Putra di Pengukuran.Jakarta: Fakultas Ilmu
SMP Negeri 13 Yogyakarta.Skripsi Keolahragaan UNJ
: Universitas Negeri Yogyakarta. Wiratna, Sujarweni. (2014).
Pujianto, Dian, dkk. (2013). Dasar- Metodologi Penelitian.
Dasar Penelitian Pendidikan Yogyakarta: Pustaka Baru
Jasmani. Bengkulu: FKIP
Universitas Bengkulu
Rumbindi, D. (2021). Upaya
Peningkatan Kemampuan Lari
Jarak Pendek Melalui Model
Bermain Pada Siswa Kelas Viii
Smp Advent Timika. Satria:
Journal of Sports Athleticism in
Teaching and Recreation on
Interdisciplinary Analysis, 4(2),
33-43.
Saputra, E, Rahmat, Z & Munzir, M.
(2021). Analisis Kemampuan Lari
Jarak Pendek (Sprint) 100 Meter
Pada Siswa Sd Negeri 1 Blang
Kejeren Kabupaten Aceh Selatan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan, 2(1).
Sajoto (2015). Peningkatan dan
Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik

You might also like