You are on page 1of 51

Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional |

| Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional


KATA PENGANTAR

Buku Modul Tata Cara Penyusunan LARP Sistem Pengelolaan Air Minum
(SPAM) Regional ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman
tentang isi dan cakupan Dokumen LARP kepada peserta pelatihan.

Dalam modul ini, pada setiap Bab dan Sub Bab diberikan penjelasan
tentang muatan dan kisi-kisi yang dapat dijadikan acuan dan dapat
dikembangkan lebih lanjut untuk penyusunan LARP. Dalam modul ini juga
dilampirkan bahan tayang. Dengan modul ini diharapkan peserta pelatihan
dapat dengan mudah memahami isi dari Dokumen LARP.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim


penyusun dan para Narasumber atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan
untuk mewujudkan buku modul ini. Masukan dari pembaca modul ini sangat
diharapkan untuk penyempurnaan, semoga modul ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi peningkatan pemahaman peserta pelatihan dalam
penyusunan dokumen LARP SPAM Regional.

Bandung, Januari 2020

Kepala Pusat Pendidikan dan


Pelatihan Jalan, Perumahan,
Permukiman, dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah

Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional |


Kegiatan survey ulang LARAP Paket Ipuh – Bantal, Sumber:
http://www.winrip-ibrd.com/id/pendampingan-site-
visit-wpm-paket-01-dan-04/

| Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR......................................................................................vii

PENDAHULUAN...........................................................................................3

A. Latar Belakang.......................................................................................3

B. Deskripsi................................................................................................4

C. Peta Kedudukan Modul..........................................................................5

D. Standar Kompetensi..............................................................................7

E. Waktu.....................................................................................................7

F. Petunjuk Penggunaan Modul.................................................................7

KEGIATAN TAHAP PERSIAPAN.................................................................11

A. Indikator Keberhasilan.........................................................................11

B. Mobilisasi Personil dan Peralatan.......................................................11

C. Studi Pendahuluan...............................................................................11

D. Identifikasi Masalah.............................................................................12

E. Penyusunan Metodologi......................................................................12

F. Penyusunan Rencana Kerja................................................................13

G. Rangkuman.........................................................................................14

H. Penilaian/Evaluasi................................................................................14

KEGIATAN TAHAP PENGUMPULAN DATA...............................................17

A. Indikator Keberhasilan.........................................................................17

B. Pengumpulan Data..............................................................................17

C. Survei Sosial Ekonomi.........................................................................19

Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional |


D. Analisis Perkiraan Aset........................................................................19

E. Konsultasi Masyarakat........................................................................20

F. Rangkuman.........................................................................................20

G. Penilaian/Evaluasi................................................................................20

KEGIATAN TAHAP KAJIAN DAN ANALISIS...............................................23

A. Indikator Keberhasilan.........................................................................23

B. Kajian Aset Terkena Dampak dan Sosial Ekonomi...............................23

C. Analisis Rencana Pembebasan Tanah dan Relokasi...........................24

D. Konsultasi Masyarakat.........................................................................24

KEGIATAN TAHAP FINALISASI.................................................................29

A. Indikator keberhasilan..........................................................................29

B. Penyempurnaan Kajian........................................................................29

C. Penyempurnaan Rekomendasi............................................................29

D. Rangkuman.........................................................................................29

E. Penilaian/evaluasi................................................................................30

PENUTUP..................................................................................................32

Rangkuman................................................................................................33

Umpan Balik dan Tindak Lanjut..................................................................33

DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN..................................36

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................38

PERISTILAHAN..........................................................................................40

BAHAN TAYANG........................................................................................43

| Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tahapan Penyusunan Dokumen LARP SPAM Regional. 4

Gambar 2 Peta Kedudukan Modul 6

Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional |


| Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional
BAB I
PENDAHULUAN

Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional |


| Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan SPAM


Regional perlu disiapkan dokumen LARP yang komprehensif melalui
beberapa tahapan. Pada penyelenggaraan Pengadaan Tanah, peran
Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Pusat atau Pemerintah Provinsi atau
Pemerintah Kabupaten/Kota sangat penting. Peran dari pemerintah di
masing-masing lokasi proyek terkait dengan dampak dari pembangunan
tersebut.

Dalam kegiatan pembangunan pada skala tertentu akan menimbulkan


dampak terhadap risiko lingkungan, keuangan, sosial, ekonomi dan teknis,
kehadiran pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjamin hal-hal tersebut
diselesaikan dengan benar dan baik. Untuk menjamin perolehan tanah bagi
pembangunan infrastruktur untuk kepentingan umum, pada Januari tahun
2012, Pemerintah mengesahkan Undang-Undang No. 2 Tahun 2012
tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
yang diikuti oleh peraturan pelaksanaannya.

Sehubungan dengan hal di atas, pemahaman tentang tata cara


penyusunan Dokumen LARP sangat diperlukan oleh para penyusun
perencanaan pembangunan. Secara umum tahap penyusunan dokumen
LARP dapat dilihat pada Gambar 1.

Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional |


Gambar Tahapan Penyusunan Dokumen LARP SPAM Regional.

B. Deskripsi

Mata pelatihan Tata Cara Penyusunan Dokumen LARP SPAM Regional


terdiri dari empat materi pokok, yaitu: Pertama, Kegiatan Tahap Persiapan
meliputi: mobilisasi personil dan peralatan, studi pendahuluan, identifikasi
masalah, penyusunan metodologi, dan penyusunan rencana kerja. Kedua,
Kegiatan Tahap Pengumpulan Data meliputi: pengumpulan data, survei
sosial ekonomi, analisis perkiraan aset, dan konsultasi masyarakat. Ketiga,
Kegiatan Tahap Kajian dan Analisis meliputi: kajian sosial ekonomi, analisis
rencana pembebasan lahan dan relokasi, dan konsultasi masyarakat.
Keempat, Kegiatan Tahap Finalisasi meliputi: Finalisasi Laporan.

Mata Pelatihan Tata Cara Penyusunan Dokumen LARP SPAM Regional,


memberikan pengetahuan tentang tatacara penyusunan dokumen LARP
yang mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012
tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum, dan Safeguard Policy Statement Tahun 2009 ADB.

| Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional


Pembelajaran dilakukan melalui ceramah/pemaparan, diskusi dan tanya
jawab. Penilaian peserta pelatihan melalui tes secara lisan untuk
mengetahui tingkat penyerapan terhadap materi yang disampaikan.

C. Peta Kedudukan Modul

Modul 6 Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional merupakan materi


yang tidak terpisahkan dari Modul Penyusunan FS SPAM Regional. Materi
sebelumnya adalah modul 5 yaitu Praktek Penyusunan Dokumen FS SPAM
Regional. Pada Modul 6 secara umum dibahas mengenai tahapan dan
langkah-langkah penyusunan dokumen LARP SPAM Regional meliputi
Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data, Tahap Kajian dan Analisis, dan
Tahap Finalisasi Dokumen LARP.

Pemahaman lebih lanjut setelah peserta pelatihan mendapatkan


pembelajaran Mata Pelatihan Tata Cara Penyusunan LARP SPAM
Regional, akan disampaikan materi Modul 7 Praktek Penyusunan Dokumen
LARP SPAM Regional. Untuk lebih jelasnya, kedudukan dan keterkaitan
antar modul pada pelatihan ini, dapat dilihat pada gambar 2 di halaman
berikut.

Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional |


Gambar 1 Peta Kedudukan Modul

| Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional


D. Standar Kompetensi

Setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta pelatihan diharapkan mampu melakukan
analisis terhadap FS dan LARP SPAM Regional. Dan, setelah mengikuti pembelajaran Mata
Pelatihan Tata Cara Penyusunan LARP SPAM Regional, peserta pelatihan diharapkan
mampu menjelaskan langkah-langkah kegiatan tahap persiapan, kegiatan tahap
pengumpulan data, kegiatan tahap kajian dan analisis, serta kegiatan tahap finalisasi dalam
penyusunan LARP SPAM Regional.

E. Waktu

Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari Mata Pelatihan Penyusunan Dokumen
FS SPAM Regional, selama 2 (dua) Jam Pelajaran (JP) atau setara dengan 90 menit

F. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan dilengkapi dengan skema, gambar dan
tabel yang difungsikan untuk memudahkan agar lebih memahami materi
pembelajaran.

2. Metode yang dipergunakan dalam proses pembelajaran adalah dengan


ceramah/pemaparan dan tanya jawab/brainstorming.

3. Untuk menunjang pembelajaran ini, diperlukan alat bantu/media pembelajaran


tertentu, yaitu: LCD/projector, laptop, papan tulis atau whiteboard dengan
penghapusnya, kertas kerja, bahan bacaan, bahan tayang, laser pointer, meta plan,
plano, flip chart, spidol, selotip.
BAB II
KEGIATAN TAHAP
PERSIAPAN
KEGIATAN TAHAP PERSIAPAN

A. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan


mobilisasi personil dan peralatan, studi pendahuluan, identifikasi masalah, penyusunan
metodologi dan penyusunan rencana kerja pada tahap persiapan penyusunan dokumen
LARP SPAM Regional.

B. Mobilisasi Personil dan Peralatan

Kegiatan tahap persiapan penyusunan dokumen LARP merupakan tahap awal pekerjaan
yang yang memuat seluruh informasi awal yang diperlukan. Info Setelah dilakukan kajian
secara komprehensif terhadap Kerangka Acuan Kerja diperoleh gambaran yang pasti
tentang rincian tugas dan teknis pelaksanaan pekerjaan yang diharapkan.

Mobilisasi tenaga personalia yang dibutuhkan antara lain Antropologi/Sosiologi, Teknik


Geodesi, Hukum/Pertanahan dan Ekonomi sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan dalam
Term of Reference (ToR)

Selanjutnya dipersiapkan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan studi, khususnya


survei identifikasi, penyusunan persepsi untuk survei sosial dan metode pengumpulan data.

C. Studi Pendahuluan

Pengumpulan data dan informasi awal juga dilakukan melalui studi reconnaisance dan
pengumpulan data sekunder yang memberikan gambaran awal mengenai lokasi bidang
pemilikan tanah dan aset yang berada di atas tanah tersebut seperti bangunan, tanaman
tumbuh dan benda lain yang melekat pada tanah.

Pengumpulan data primer; wawancara tatap muka terhadap responden dengan


menggunakan daftar isian atau questioner, wawancara/diskusi (in-depth interview) dengan
beberapa informan kunci guna melengkapi dan melakukan pendalaman informasi yang telah
diperoleh sebelumnya, data primer berupa nama pihak yang berhak/pemilik, status
kepemilikan, letak tanah, luas tanah, bangunan/tanaman serta benda lain yang terkena
lokasi pembangunan. Pengumpulan data sekunder; dengan cara mengumpulkan dokumen-
dokumen terkait dengan rencana pembangunan.
Lakukan Verifikasi kesesuaian dengan RTRW:

1. Pengecekkan lokasi rencana pengadaan tanah (sampai tingkat administrasi


desa/kelurahan) dengan rencana tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan/atau
kab/kota.
2. Koordinasi dengan badan perencanaan pembangunan daerah, dinas tata ruang, atau
instansi terkait lainnya.
3. Hasil verifikasi dituangkan dalam surat keterangan atau berita acara kesesuaian lokasi
rencana pembangunan dengan RTRW.

D. Identifikasi Masalah

Instansi yang memerlukan tanah membuat perencanaan Pengadaan Tanah untuk


Kepentingan Umum menurut ketentuan peraturan perundang-undangan No. 2 Tahun 2012
yang didasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah dan prioritas pembangunan yang
tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, Rencana
Kerja Pemerintah Instansi yang bersangkutan. Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah
(DPPT) disusun berdasarkan studi kelayakan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan ditetapkan oleh Instansi yang memerlukan tanah serta
diserahkan kepada pemerintah provinsi

LARP disusun setelah Feasibility Studi (FS) setelah diketahui kelayakan proyek SPAM
Regional setelah diketahui lokasi IPA, transmisi dan saluran-saluran instalasi pipa dari
rumah tangga ke lokasi instalasi yang membutuhkan pengadaan tanah.

E. Penyusunan Metodologi

Mencerminkan pengaturan kegiatan yang akan dilakukan serta sarana yang akan disiapkan
sebagai berikut :

1. Bentuk susunan organisasi pelaksana pekerjaan di lapangan, pembagian tugas dan


kewenangan serta mekanisme hubungan kerja.

2. Daftar personil serta tenaga ahli yang akan melaksanakan tugas kegiatan, lama waktu
penugasan, serta tugas dan tanggung jawabnya.

3. Uraian secara rinci kegiatan yang akan dilakukan (survai, pengukuran, penyelidikan,
analisis dan evaluasi data, inspeksi/tes dan kegiatan lainnya yang terkait) yang
digambarkan dalam bentuk bagan alir (flowchart).
4. Produk serta laporan - laporan yang diwajibkan dan jadwal penyerahan

5. Penyusunan Instrumen Survei, adalah pengambilan dokumentasi dan pendataan


kepemilikan tanah (objek dan subjek tanah); mekanisme penentuan sasaran survei;
responden individual (pihak yang berhak), obyek/subyek fasilitas umum

a. Instrument survei:

a) Daftar isian pihak yang berhak: identitas pemilik lahan (nama, alamat, pekerjaan,
dll).
b) Daftar isian data obyek pengadaan tanah; luas lahan yang dimiliki dan yang
terkena dampak pembangunan, lokasi lahan, batas-batas bidang tanah,
aksesibilitas lokasi lahan, kondisi lahan, peruntukan/ penggunaan lahan, status
dan sistem pengelolaan, lahan, status kepemilikan, harga tanah, bangunan (luas
bangunan, tipe bangunan, lantai bangunan), jenis tanaman, jenis obyek lain.
c) Metode Prakiraan Besaran Dampak:
 Dampak kecil: tidak berpotensi mengganggu/menghambat proses
pembebasan tanah yang terkena dampak.
 Dampak sedang; berpotensi mengganggu/menghambat proses pembebasan
tanah yang terkena dampak namun mempunyai potensi untuk diselesaikan.
 Dampak besar; berpotensi mengganggu/menghambat secara signifikan
proses pembebasan tanah yang terkena dampak.

b. Daftar Isian Fasos/Fasum

Data fasos/fasum, prediksi/potensi dampak, Aspirasi, dan prediksi besaran dampak


dari rencana pembangunan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Data
fasos/fasum berisikan nama fasos/fasum, ukuran, lokasi fasos/fasum, fungsi utama,
fungsi lain (sekunder), identitas pemilik/penanggung jawab (instansi,
penanggungjawab, jabatan, telp); prediksi/potensi dampak berisikan fisik/lingkungan
dan sosial

F. Penyusunan Rencana Kerja

Penyusunan rencana kerja meliputi:

1. Menguraikan personil pekerjaan berdasarkan keahlian dan tugas yang diberikan.

2. Menjelaskan kegiatan dari setiap tahapan yang akan dilaksanakan mulati dari tahap
persiapan sampai dengan tahap finalisasi.

3. Menguraikan jangka waktu pekerjaan.


G. Rangkuman

Kegiatan tahap persiapan penyusunan dokumen LARP merupakan tahap awal pekerjaan
yang yang memuat seluruh informasi awal yang diperlukan, yakni:.

1. Mobilisasi tenaga personalia yang dibutuhkan antara lain Antropologi/Sosiologi, Teknik


Geodesi, Hukum/Pertanahan dan Ekonomi sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan
dalam Term of Reference (ToR)
2. Pengumpulan data dan informasi awal yang dilakukan melalui studi reconnaisance,
pengumpulan data sekunder dan primer
3. Identifikasi masalah pengadaan tanah untuk kepentingan umum menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan No. 2 Tahun 2012 yang didasarkan atas Rencana Tata
Ruang Wilayah dan prioritas pembangunan yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah, Rencana Strategis, Rencana Kerja Pemerintah
Instansi yang bersangkutan.
4. Penyusunan metodologi mencerminkan pengaturan kegiatan yang akan dilakukan
serta sarana yang akan disiapkan, dan
5. Penyusunan rencana kerja.

H. Penilaian/Evaluasi

Penilaian/evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat penyerapan atau pemahaman


peserta pelatihan terhadap materi pelatihan yang disampaikan oleh pengajar, dengan
memberikan beberapa pertanyaan sesuai dengan topik yang dibahas, yaitu:
1. Sebutkan kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan penyusunan dokumen LARP
SPAM Regional?
2. Sebutkan apa saja yang dilakukan dalam verifikasi data sekunder untuk kesesuain
dengan RTRW pada studi pendahuluan?
3. Sebutkan apa saja yang diperlukan dalam metodologi penyusunan dokumen LARP?
4. Sebutkan rencana kerja dalam penyusunan dokumen LARP?
5.
BAB III
KEGIATAN TAHAP
PENGUMPULAN DATA
KEGIATAN TAHAP PENGUMPULAN DATA

A. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan


pengumpulan data, survei sosial ekonomi, analisis perkiraan aset dan konsultasi masyarakat
pada tahap pengumpulan data penyusunan dokumen LARP SPAM Regional.

B. Pengumpulan Data

Studi LARP adalah merupakan penelitian yang ditujukan untuk memperkirakan besar biaya
pembebasan lahan yang dibutuhkan dan bagaimana kebijakan yang perlu diambil berkaitan
dengan pembebasan lahan dan pemukiman kembali penduduk yang terkena rencana
proyek. Data yang berkaitan dengan Studi LARP meliputi data sekunder dan primer.

Data sekunder berupa daerah dan hasil-hasil penelitian tentang rencana sekitar proyek
SPAM dari instansi terkait maupun hasil penelitian dari konsultan.

Data primer dikumpulkan dengan wawancara dengan semi-struktur dan wawancara


terstruktur. Wawancara secara terstruktur dilakukan dengan menggunakan daftar
pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan, meliputi berbagai aspek sosial ekonomi yang
berkaitan dengan ganti rugi asset penduduk, pemindahan dan pemukiman kembali
penduduk. Wawancara terstruktur dilakukan terhadap penduduk yang terkena dampak
secara sensus. Wawancara semi-struktur dilakukan untuk memperoleh informasi tambahan
yang menunjang bersifat umum yang berkaitan dengan aspek sosial ekonomi. Wawancara
ini dilakukan terhadap penduduk yang mewakili tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Metode pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yaitu:

1. Wawancara mendalam (in-depth interview)

Wawancara dilakukan secara mendalam dalam suasana yang tenang, situasi yang akrab,
tidak harus formal dan upayakan menumbuhkan kepercayaan informan kepada
pewawancara. Wawancara dapat dimulai dari hal-hal yang ringan (perkenalan), tidak
sensitif, dan tidak harus berurutan sehingga informan tidak keberatan menjawabnya.
Wawancara dapat dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan waktu luang informan.
Adapun tahapan dalam melakukan wawancara secara mendalam, antara lain:

1) mengidentifikasi partisipan/informan sesuai prosedur sampling yang dipilih


sebelumnya;
2) menentukan informasi bermanfaat apa yang relevan;
3) menentukan wawancara bersifat individual atau kelompok terfokus;
4) mempersiapkan alat perekam yang sesuai jika memungkinkan (alat perekam perlu
dicek kondisinya seperti baterai, kualitas suara, dan lain-lain);
5) menyusun panduan wawancara dan menyediakan ruang yang cukup di antara
pertanyaan untuk mencatat respon terhadap komentar partisipan/informan;
6) menentukan tempat untuk melakukan wawancara; dan
7) Selama melakukan wawancara tetap mengacu kepada panduan wawancara.

2. Focus Group Discussion (FGD)

FGD dilakukan dengan melibatkan 8-15 peserta yang dipilih berdasarkan representasi latar
belakang informan. Pelaksana pengumpulan data bertindak selaku fasilitator menggunakan
petunjuk diskusi, mencatat proses diskusi, kemudian memberikan komentar mengenai hasil
pengamatannya.

3. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur menggunakan kuesioner yang dilakukan terhadap seluruh rumah


tangga yang terdampak dengan metode sensus. Kuesioner mencakup profil rumah tangga
yang terkena dampak, aset yang terkena dampak, keadaan sosial ekonomi dan pendapat
tentang trencana proyek yang akan dibangun.

Hal-hal yang dilakukan dalam Identifikasi dan Inventarisasi pihak yang berhak dan Objek
Pengadaan Tanah adalah sebagai berikut:

1) Menyiapkan Langkah-langkah yang dilakukan untuk identifikasi dan inventarisasi


pihak yang berhak dan objek pengadaan tanah.
2) Melakukan pemetaan area proyek dan area yang terkena dampak pembebasan
tanah
3) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pihak yang berhak dan objek pengadaan
tanah.
4) Pengukuran bidang tanah.
5) Membuat ringkasan aset yang terkena dampak dan luasnya.
4. Observasi lapangan

Observasi lapangan dilakukan melalui pengamatan langsung di lokasi yang akan dipetakan.
Dalam observasi lapangan pelaksana didampingi oleh wakil masyarakat bersama dengan
profesional yang menguasai tentang pengelolaan lingkungan.

Kegiatan Persiapan dan Inventarisasi Data

Pada tahap ini dilakukan persiapan untuk melaksanakan pekerjaan, baik administrasi
maupun teknis, pengumpulan data sekunder dan laporan-laporan studi terdahulu yang
berhubungan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada akhir kegiatan, dibuat laporan
pendahuluan yang berisikan rencana kerja dan metode kerja yang akan dilaksanakan.
Laporan pendahuluan didiskusikan dengan tim teknis dan pihak yang terkait untuk
mendapatkan masukan, sehingga tujuan akhir dari pekerjaan ini sesuai dan tepat sasaran.

C. Survei Sosial Ekonomi

Survei untuk mengetahui aspirasi dan partisipasi masyarakat serta manfaat rencana
pembangunan SPAM tersebut. Setelah survei sosial ekonomi selesai, kemudian
menganalisis dan menyajikan data dalam bentuk yang mudah dimengerti untuk para
pembuat keputusan. Variabel dalam pelaksanaan survei sosial ekonomi adalah sebagai
berikut;

1. Lokasi dan populasi di daerah yang terkena.


2. Jumlah penduduk yang ada di daerah yang terkena dan prediksi perkembangannya.
3. Status perkawinan.
4. Keluarga inti dan keluarga numpang.
5. Pendidikan.
6. Pekerjaan.
7. Pendapatan.
8. Penduduk rentan.
9. Lembaga sosial
10. Aspirasi dan persepsi kepala keluarga

Survei sosial ekonomi biasanya diintegrasikan dengan kegiatan sensus dampak yang
dilakukan.
D. Analisis Perkiraan Aset

Survei ini diperlukan untuk mengidentifikasi pemilik lahan, meneliti catatan-catatan dan
status kepemilikan, mentaksir besarnya kompensasi dan melakukan negosiasi/mufakat
dengan penduduk yang terkena dampak untuk menentukan harga ganti rugi yang wajar
sebagai kompensasi. Survei pengadaan tanah, khususnya mencatat penduduk terkena
dampak dengan status dan hak-haknya untuk mendapat ganti rugi.

E. Konsultasi Masyarakat

Tahap persiapan dalam penyelenggaraan pengadaan tanah, diantaranya meliputi kegiatan


pemberitahuan rencana pembangunan yang disampaikan kepada masyarakat pada rencana
lokasi pembangunan untuk Kepentingan Umum, baik langsung maupun tidak langsung.
Dilakukan pendataan awal lokasi rencana pembangunan yang meliputi kegiatan
pengumpulan data awal Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah. Konsultasi Publik
rencana pembangunan dilaksanakan untuk mendapatkan kesepakatan lokasi rencana
pembangunan dari Pihak yang Berhak. Penetapan lokasi pembangunan oleh
Gubernur/didelegasikan kepada Walikota atau Bupati

Dalam kegiatan ini dijelaskan mekanisme partisipasi pihak yang berhak dan para pemangku
kepentingan, termasuk organisasi/kelompok komunitas, organisasi non pemerintah, jika
diperlukan dalam seluruh tahapan proses pengadaan tanah. Menginformasikan pada pihak
yang berhak rencana pembangunan dan potensi dampaknya, pengadaan tanah, dan
keberhakan. Konsultasi memperhatikan aspek gender dan kelompok rentan (warga miskin,
warga yang tidak memiliki tanah, perempuan kepala rumah tangga, anak, kelompok usia
lanjut, kelompok berkebutuhan khusus, dan masyarakat adat). Konsultasi juga dilakukan
pada warga tempatan, bila pilihan pemukiman kembali diambil. Antara berdasar masukan
dan saran pada saat Diskusi Konsep Laporan Antara.

F. Rangkuman

Tahap pengumpulan data dalam penyusunan dokumen LARP SPAM Regional terdiri dari:

1. Pengumpulan data sekunder berupa hasil-hasil penelitian tentang rencana sekitar


proyek SPAM dari instansi terkait maupun hasil penelitian dari konsultan dan
pengumpulan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara dengan semi-struktur
dan wawancara terstruktur.
2. Survei sosial ekonomi untuk mengetahui aspirasi dan partisipasi masyarakat serta
manfaat rencana pembangunan SPAM. Setelah survei sosial ekonomi selesai,
kemudian menganalisis dan menyajikan data dalam bentuk yang mudah dimengerti
untuk para pembuat keputusan.
3. Analisis perkiraan aset diperlukan untuk mengidentifikasi pemilik lahan, meneliti
catatan-catatan dan status kepemilikan, mentaksir besarnya kompensasi dan
melakukan negosiasi/mufakat dengan penduduk yang terkena dampak untuk
menentukan harga ganti rugi yang wajar sebagai kompensasi.
4. Konsultasi masyarakat meliputi kegiatan pemberitahuan rencana pembangunan yang
disampaikan kepada masyarakat pada rencana lokasi pembangunan untuk
Kepentingan Umum, baik langsung maupun tidak langsung.

G. Penilaian/Evaluasi

Penilaian/evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat penyerapan atau pemahaman


peserta pelatihan terhadap materi pelatihan yang disampaikan oleh pengajar, dengan
memberikan beberapa pertanyaan sesuai dengan topik yang dibahas, yaitu:

1. Dalam pengumpulan data primer dikumpulkan dengan wawancara semi-struktur dan


wawancara terstruktur, sebutkan perbedaannya?
2. Sebutkan variabel dalam pelaksanaan survei sosial ekonomi?
3. Sebutkan perkiraan aset yang diidentifikasi dalam penyusunan dokumen LARP?
BAB IV
KEGIATAN TAHAP
KAJIAN DAN ANALISIS
KEGIATAN TAHAP KAJIAN DAN ANALISIS

A. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan mampu


menjelaskan kajian aset terkena dampak dan sosial ekonomi, analisis rencana
pembebasan lahan dan relokasi, serta konsultasi masyarakat pada tahap kajian dan
analisis penyusunan dokumen LARP SPAM Regional.

B. Kajian Aset Terkena Dampak dan Sosial Ekonomi

1. Analisis Aset Terkena Dampak dan Sosial Ekonomi

Analisis aset terkena dampak dan sosial ekonomi yang dilaksanakan dalam penyusunan
dokumen LARP adalah analisis terhadap aset terkena dampak dan kondisi sosial ekonomi
pihak yang berhak dan warga tekena dampak. Data-data yang dianalisis adalah data yang
diperoleh dari sensus dan Survei Sosial Ekonomi (SSE), yaitu mengindetifikasi dan
inventarisasi pihak yang berhak dan objek pengadaan tanah, termasuk memperhatikan
aspek gender dan kelompok rentan (masyarakat/pihak yang berhak, miskin, perempuan,
termasuk perempuan kepala rumah tangga, anak, penyandang disabilitas, warga yang tidak
memiliki lahan, warga yang tidak punya hak atas tanah dan masyarakat adat )

2. Analisis Hasil Penilaian

Analisis yang menghasilkan perkiraaan nilai ganti kerugian objek pengadaan tanah sesuai
dengan prinsip keadilan dan standar penilaian oleh penilai pertanahan

3. Analisis Hasil Status Kepemilikan

Analisis hasil status kepemilikan aset terkena dampak kegiatan merupakan menjadi hal
yang sangat penting dalam penyiapan DPPT. Jika kegiatan ini sudah dilakukan secara
terperinci dan baik pada tahap perencanaan, maka hal ini akan memudahkan tahap
persiapan dan pelaksanaan pengadaan tanah. Karena jika ada aset yang terkena dampak
merupakan tanah wakaf, tanah kas desa, kawasan hutan, tanah makam, tanah pertanian
pangan berkelanjutan dapat diurus perijinannya sedini mungkin.
C. Analisis Rencana Pembebasan Tanah dan Relokasi

1. Survei sosial ekonomi. Survei akan menghasilkan kajian mengenai kondisi sosial
ekonomi masyarakat yang diperkirakan terkena dampak pengadaan tanah.
2. Kelayakan lokasi. Studi ini untuk menghasilkan analisis mengenai kesesuaian fisik
lokasi dengan rencana pembangunan yang akan dilaksanakan untuk kepentingan
umum yang dituangkan dalam bentuk peta rencana lokasi pembangunan.
3. Analisis biaya dan manfaat pembangunan bagi wilayah dan masyarakat. Analisis
dilakukan untuk mendapatkan analisis biaya yang akurat, sehingga disarankan untuk
melibatkan penilai independen sejak dalam proses perencanaan.
4. Perkiraan nilai tanah. Dilakukan untuk menghasilkan perkiraan besaran nilai ganti
kerugian objek pengadaan tanah.
5. Dampak lingkungan dan dampak sosial. Studi ini dilakukan untuk menghasilkan analisis
mengenai dampak lingkungan hidup atau dokumen lingkungan hidup lainnya yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Studi ini dan juga survei
sosial ekonomi akan menjadi dasar bagi penapisan dampak. Bila pembangunan atau
proyek mensyaratkan pengadaan tanah, maka DPPT harus disiapkan.
6. Studi lain yang diperlukan. Studi-studi ini bisa meliputi studi budaya masyarakat, studi
politik dan keamanan, atau studi keagamaan sebagai antisipasi dampak spesifik akibat
pembangunan.

Pengadaan tanah dan pemukiman kembali, selain berdampak positif dalam mendukung
pembangunan dan memberikan kehidupan lebih baik pada pihak yang berhak, juga
berpotensi memberikan dampak yang merugikan pada pihak yang berhak, komunitas, dan
kerusakan lingkungan. Oleh karenanya, pengadaan tanah dan pemukiman kembali sedapat
mungkin dihindari atau diminimalkan melalui eksplorasi rancangan proyek ataupun cara lain.
Meningkatkan, atau setidaknya memperbaiki, matapencaharian pihak yang berhak
setidaknya sama dengan kondisi sebelumnya. Memberikan perhatian khusus pada standar
hidup pihak yang berhak yang miskin dan kelompok rentan lainnya, sehingga kehidupannya
lebih baik.

D. Konsultasi Masyarakat

Konsultasi masyarakat dilakukan secara bermakna, yaitu dilakukan secara komunikasi dua
arah menerima umpan balik menyertakan pihak terkait terutama pihak yang terkena
dampak. Konsultasi dilakukan pada seluruh siklus kegiatan penyusunan LARP sejak dini.
Masyarakat yang terkan dampak harus mendapat informasi rencana proyek cakupan
proyek, dampak yang akan timbul, terhadap masyarakat hak dan kwajiban masyarakat,
penjelas kebijakan proyek dalam menangani dampak yang timbul dari dampak proses
pengadaan tanah.

E. Rangkuman

Tahap kajian dan analisis data dalam penyusunan dokumen LARP SPAM Regional terdiri
dari:

1. Kajian Aset Terkena Dampak dan Sosial Ekonomi yang dilaksanakan dalam
penyusunan dokumen LARP adalah analisis terhadap aset terkena dampak dan kondisi
sosial ekonomi pihak yang berhak dan warga tekena dampak. Data-data yang dianalisis
adalah data yang diperoleh dari sensus dan Survei Sosial Ekonomi (SSE), yaitu
mengindetifikasi dan inventarisasi pihak yang berhak dan objek pengadaan tanah,
termasuk memperhatikan aspek gender dan kelompok rentan
2. Analisis rencana pembebasan tanah dan relokasi, survei sosial ekonomi, kelayakan
lokasi, analisis biaya dan manfaat pembangunan bagi wilayah dan masyarakat,
perkiraan nilai tanah, dampak lingkungan dan dampak sosial, studi lain yang diperlukan
studi ini bisa meliputi studi budaya masyarakat, studi politik dan keamanan, atau studi
keagamaan.
3. Konsultasi masyarakat dilakukan secara bermakna, yaitu dilakukan secara komunikasi
dua arah menerima umpan balik menyertakan pihak terkait terutama pihak yang terkena
dampak. Konsultasi dilakukan pada seluruh siklus kegiatan penyusunan LARP sejak
dini.

F. Penilaian/Evaluasi

Penilaian/evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat penyerapan atau pemahaman


peserta pelatihan terhadap materi pelatihan yang disampaikan oleh pengajar, dengan
memberikan beberapa pertanyaan sesuai dengan topik yang dibahas, yaitu:

1. Sebutkan kajian aset terkena dampak dan sosial ekonomi yang dilaksanakan dalam
penyusunan dokumen LARP?
2. Sebutkan Analisis Rencana Pembebasan Tanah dan Relokasi dalam penyusunan
dokumen LARP?
BAB V
KEGIATAN
TAHAP FINALISASI
KEGIATAN TAHAP FINALISASI

A. Indikator keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan


penyempurnaan kajian, dan penyempurnaan rekomendasi pada tahap finalisasi penyusunan
dokumen LARP SPAM Regional.

B. Finalisasi Laporan Akhir

Tahap akhir dari penyusunan Dokumen LARP adalah finalisasi laporan akhir, berdasarkan
masukan dan saran dari konsultasi masyarakat dan rapat pembahasan draft laporan akhir.

C. Rangkuman

Tahap akhir dari penyusunan Dokumen LARP adalah finalisasi laporan. Penyempurnaan ini
dilakukan setelah dilakukan analisis dan pertemuan konsultasi masyarakat yang kedua
dilakukan. Laporan Akhir yang dihasilkan diharapkan sesuai dengan kebutuhan proyek dan
harapan masyarakat yang terkena dampak, sehingga dapat diimplementasikan pada tahap
pengadaan tanah.

D. Penilaian/evaluasi

Penilaian/evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat penyerapan atau pemahaman


peserta pelatihan terhadap materi pelatihan yang disampaikan oleh pengajar, dengan
memberikan beberapa pertanyaan sesuai dengan topik yang dibahas, yaitu:

1. Sebutkan Tahapan dalam Skema Kegiatan LARP SPAM Regional!


2. Siapa saja yang dimaksud dengan kelompok rentan yang perlu mendapat
perhatian dalam penyusunan dokumen LARP?
3. Pada tata waktu tahap perencanaan proyek SPAM Regional, jelaskan kapan
dimulai dan berakhirnya penyusunan dokumen LARP?
4. Apa yang perlu dilakukan instansi yang akan melakuka pembangunan
dengan pemilik tanah pada saat konsultasi public? Jelaskan!
5. Sebutkan beberapa prinsip konsultasi yang penting untuk diperhatikan dalam
pelaksanaan konsultasi public dalam tahap pengumpulan data dokumen LARP?
BAB VI
PENUTUP
PENUTUP

A. Rangkuman

Dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan SPAM Regional perlu


disiapkan dokumen LARP yang komprehensif hasil studi yang meliputi survei topografi dan
survei sosial ekonomi.

Dalam melakukan studi/survei diperlukan data, baik data primer maupun sekunder. Data
primer didapat dengan melakukan sensus bagi warga terdampak. Data primer diperoleh
melalui metode wawancara, penyebaran kuesioner maupun melalui focus group discussion.
Data sekunder diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen terkait dengan
rencana pembangunan SPAM Regional.

Selanjutnya dilakukan kajian/analisis atas hasil survei sosial ekonomi menghasilkan kajian
mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat yang diperkirakan terkena dampak pengadaan
tanah.

Dalam rangka memberi arahan terhadap rencana pemberdayaan masyarakat yang terkena
dampak yang pada akhirnya akan terjadi kesepakatan perlu diselenggarakan konsultasi
masyarakat.

B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Pelatih menegaskan terhadap ketepatan jawaban penilaian/evaluasi dari para peserta


pelatihan
`

DAFTAR PERUNDANG-
UNDANGAN DAN DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk


Kepentingan Umum. Kementerian Agrarian dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Jakarta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 56 Tahun 2017 tentang Penanganan Dampak
Sosial Masyarakat dalam Rangka Penyediaan Tanah untuk Proyek Strategis Nasional.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta.
Instruksi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
2/Ins/VIII/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Tanah untuk Kepentingan
Umum untuk Pembangunan Proyek Strategis. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional. Jakarta.
Peraturan Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2016 tentang Pedoman Beracara dalam Sengketa
Penetapan Lokasi Pembangunan untuk Kepentingan Umum di Peradilan Tata Usaha
Negara. Mahkamah Agung. Jakarta.
Peraturan Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan dan
Penitipan Ganti Kerugian ke Pengadilan Negeri dalam Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Mahkamah Agung. Jakarta.
Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.02/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan No. 13/PMK.02/2013 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Kementerian Keuangan.
Jakarta.
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 6 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun
2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah. Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Jakarta.
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 22
Tahun 2015 Perubahan Kedua atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5
Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah. Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Jakarta.
Peraturan Menteri Keuangan No. 219/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Manajemen Aset Negara. Kementerian Keuangan. Jakarta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelanggaraan Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Kementerian Agrarian dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional. Jakarta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 148 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat
atas Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Kementerian Agrarian dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Jakarta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 40 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden No. 71/2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Kementerian Agrarian dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional. Jakarta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 99 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Kementerian Agrarian dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional. Jakarta.
Peraturan Menteri Keuangan No. 13/PMK.02/2013 tentang Biaya Operasi dan Biaya
Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Kementerian
Keuangan. Jakarta.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Pengadaan Tanah. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional. Jakarta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya
Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Kementerian
Dalam Negeri. Jakarta.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Kementerian Agrarian
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2013 “Ressettlement Plan Indonesia: Metropolitan Sanitation Management
Investment Project, Land Acquisition and Resettlement Plan Pekanbaru City Off-Site
Wastewater Collection System and Treatment (Final)”, Prepared by Directorate General of
Human Settlements, under the Ministry of Public Works of the Republic of Indonesia for the
Asian Development Bank

Anonimous, tahun 2013 “Ressettlement Plan Indonesia: Metropolitan Sanitation


Management Investment Project, Land Acquisition and Resettlement Plan Palembang City
Off-Site Wastewater Collection System and Treatment (Final), Prepared by Directorate
General of Human Settlements, under the Ministry of Public Works of the Republic of
Indonesia for the Asian Development Bank

Anonimous. 2009. Safeguard Policy Statement ADB. ADB. Manila.

Anonimous, 2009, “Buku Panduan Tentang Pemukiman Kembali: Suatu Petunjuk Praktis”
Asian Development Bank

Anonimous, 2018. Draft Final Petunjuk Teknis Penyusunan Dokumen Perencanaan


Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum TA 8661-Stepping Up
Investment for Growth Accelaration Program (SIGAP). ADB. Jakarta.

Anonimous. 2017. LARP Flood Management in Selected River Basins Sector Project (RRP
INO 35182) Ciujung Core Subproject. Ministry of Public Works and Housing through the
Directorate General of Water Resources for the Asian Development Bank. Jakarta.
PERISTILAHAN
PERISTILAHAN
ADB Asian Development Bank/ Bank Pembangunan Asia

AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Biaya penggantian Metode penilaian aset-aset untuk menggantikan


kerugian/kehilangan pada nilai pasar saat ini, atau ekuivalennya,
dan merupakan jumlah kas tunai atau setaranya yang diperlukan
untuk mengganti suatu aset pada kondisi yang ada, tanpa
pengurangan untuk biaya-biaya transaksi atau untuk material yang
dapat diselamatkan.

DPPT Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah

Dampak yang Artinya sekitar 200 orang atau lebih akan mengalami dampak-
signifikan dampak yang besar, yang didefinisikan sebagai: (i) tergusur secara
fisik dari pemukimannya, atau (ii) kehilangan 10% atau lebih dari
aset produktif mereka.

EIA Environmental Impact Assessment / Penilaian Dampak Lingkungan

Hak Susunan bermacam ukuran untuk kompensasi dan bentuk bantuan


lainnya yang diberikan kepada WTP yang sesuai kriteria kelayakan
masing-masing

Hak/wewenang Hak/wewenang negara atau pemerintah dalam menggunakan


Pemerintah kekuasaan yang memerintah untuk membebaskan lahan guna
kepentingan umum yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Inventarisasi Proses di mana semua aset tetap dan sumber-sumber pendapatan


Kerugian (Inventory serta mata pencaharian dalam ROW proyek diidentifikasi, diukur,
of Loss) dicatat pemiliknya, lokasi tepatnya telah ditandai, dan biaya
penggantiannya telah dihitung.

IPDP Indigenous Peoples Development Plan / Rencana Pengembangan


Suku-suku Asli

IPSA Initial Poverty and Social Analysis /Analisis sosial dan kemiskinan
awal

Kelompok WTP Sekelompok orang yang mungkin menderita secara tidak


yang rentan proporsional atau menghadapi risiko menjadi termarjinalkan lebih
jauh oleh dampak pemukiman kembali dan khususnya meliputi: (i)
kepala keluarga perempuan, (ii) rumah tangga yang dikepalai
olehorang cacat, (iii) rumah tangga yang berada di bawah garis
batas kemiskinan, (iv) kepala rumah tangga lansia (lebih dari 70
tahun), (v) rumah tangga yang tidak memiliki tanah, dan (vi) etnis
minoritas
Kompensasi Penggantian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak/warga
terkena dampak proyek baik melalui pembayaran tunai atau pilihan
lainnya dalam proses pengadaan tanah sesuai biaya penggantian
berdasarkan nilai pasar yang berlaku.

LARP Land Acquisition and Resettlement Plan/Pengadaan tanah dan


Rencana Relokasi/Pemukiman kembali

Non-pemilik aset Mereka yang tidak memiliki hak atau klaim atas tanah yang mereka
tinggali, dan termasuk warga yang menggunakan tanah pribadi
atau tanah milik negara tanpa izin atau pengakuan, misalnya
orang-orang yang tidak memiliki hak hukum atas tanah dan / atau
bangunan yang ditempati atau digunakan oleh mereka.

RKL Rencana Pengelolaan Lingkungan

Restorasi/pemulihan Pembentukan kembali sumber pendapatan dan mata


penghasilan pencaharianWTP.

SSE Survei Sosial Ekonomi

SPS Safeguard Policy Statement

Pelanggar Orang-orang yang pindah ke lokasi proyek setelah tanggal cut-off,


oleh karenanya merekabarhak untuk mendapat kompensasi atau
upaya rehabilitasi lainnya yang disediakan oleh proyek.

Pengadaan tanah Proses memperoleh seluruh atau sebagian dari tanah dan aset lain
yang melekat pada tanah yang dimiliki tersebut, yang akan menjadi
milik dan penguasaan suatu lembaga, untuk kepentingan publik,
dan sebagai gantinyaakan diberikan kompensasi yang sesuai.

Relokasi Pemindahan fisik WTP dari tempat tinggalnya dan/atau usahanya


sebelum proyek ada.

Rehabilitasi Dukungan tambahan yang diberikan kepada WTP yang kehilangan


aset produktif, pendapatan, pekerjaan atau sumber penghidupan,
sebagai tambahan untuk pembayaran kompensasi atasasset-aset
yang dibebaskan, dalam rangka untuk mencapai pemulihan
standar hidup dan kualitas hidup sebelum proyek ada.

Survei lapangan Suatu inventarisasi yang rinci atas kerugian, yang diselesaikan
Pemukiman Kembali setelah desain detil dan penetapan batas-batas lahan proyek dan
termasuk data sosial-ekonomi WTP, dan konsultasi-konsultasi
dengan para pemangku kepentingan.

Tanggal Cut-off/ cut Tanggal sebelum adanya pekerjaan atau penggunaan area proyek
off date yang nantinya akan menjadikan penduduk atau pengguna area
tersebut dikategorikan sebagai WTP/pihak yang berhak. Tanggal
cut-off akan bertepatan dengan sensus WTP dan Inventarisasi
Kerugian yang akan dilakukan oleh lembaga/institusi nasional yang
menngimplementasikan pengadaan tanah. Orang-orang yang tidak
tercakup dalam sensus/inventarisasi tidak berhak diberikan ganti
rugi/kompensasi dan hak-hak lainnya kecuali mereka dapat
memberikan bukti yang mana (i) mereka terhapus/tidak terdaftar
selama sensus dan inventarisasi yang dilakukan kurang hati-hati
namun kenyataannya terkena proyek; atau (ii) mereka yang telah
secara sah memiliki bukti-bukti kepemilikan atas aset yang terkena
proyek setelah selesainya sensus dan sebelum pelaksanaan
survei pengukuran rinci.

WTP Warga yang Terkena dampak Proyek. Semua orang/pihak yang


menguasai atau memiliki obyek pengadaan tanah, relokasi, atau
kehilangan pendapatan dan termasuk tiap orang, rumah tangga,
perusahaan, atau institusi publik atau swasta. WTP oleh karenanya
meliputi: (i) warga yang terkena dampak secara langsung oleh jalur
ROW, tapak tower atau pondasi tiang atau area kerja konstruksi;
(ii) warga yang memiliki lahan pertanian atau aset lainnya yang
produktif seperti pohon atau tanaman yang tekena imbas proyek;
(iii) warga yang bidang usahanya terkena proyek dan yang
mungkin mengalami kehilangan pendapatan yang disebabkan oleh
proyek; (iv) warga yang dapat mengalami kehilangan pekerjaan
sebagai akibat dampak proyek; dan (v) orang-orang yang
kehilangan akses ke sumber daya komunitas sebagai akibat dari
proyek

WTP yang parah Para warga atau rumah tangga yang terkena dampak yang akan
mengalami (i) kehilangan 10% atau lebih dari jumlah lahan
dan/atau aset produktif mereka, (ii) relokasi/penggusuran; dan/atau
(iii) kehilangan 10% atau lebih dari total sumber pendapatan
mereka akibatproyek.
BAHAN TAYANG

You might also like