Professional Documents
Culture Documents
Aku Mencintaimu
Aku Mencintaimu
Pukul 05.30 aku mandi, tiba tiba handphoneku berbunyi aku segera mengambilnya
ternyata ada sms dari temanku bahwa aku piket hari ini.
Oh iya kenalin nama aku Vino Alvian Pratama. Saat ini aku berusia 15 tahun.
Di sekolah aku buru buru masuk kelas, tidak sadar aku menabrak seorang cewek
dan dia teman sekelasku
“Brukkkk…” aku tersandung
“Eh… kamu ndak apa apa, maaf ya aku nggak sengaja” ucap Olin teman sekelasku
“Enggak apa” kok justru aku yang seharusnya minta maaf soalnya tadi aku buru
buru banget” jawabku
“Oh… ya udah kalo gitu aku balik ke kelas dulu ya” ucap Olin
“Iya” jawabku
Lalu aku diberi tugas Bu Rina mengerjakan soal matematika bersama Olin.
“Vino nanti sore ke rumahku ya jam 03.00 aku tunggu!” ucap Olin
“Iya, nanti aku ke sana” jawabku
Sepulang sekolah aku diajak Arvi, Bimo, dan Doni nonton bola secara live, cukup
jauh tempatnya. Ada banyak orang di sana rata rata semuanya bersama pasangan
mereka kecuali aku dan temanku. Tapi kami tetap enjoy menonton bola bersama.
Jam 03.00
“Mampus… guys hari ini ada tugas kelompok nih, aku harus ke rumah Olin
sekarang juga.gimana nih?” tanyaku pada teman”
“Alah lo batalin aja tugas kelompoknya, kita nonton bola aja” jawab temanku
“Nggak bisa, besok harus dikumpulin” tanyaku
“Yaudah, terserah elo Vin” jawab teman temanku
“Oke, aku cabut dulu…” sambil meninggalkan mereka
“Aduh gimana nih, udah jam 3 lewat lagi” ucapku dalam hati
2 jam kemudian Olin dan Aku selesai mengerjakan tugas dan langsung pulang
karna udah jam 06.00
“Lin aku pulang dulu ya” tanyaku
“Iya, hati hati Vin” jawab Olin
Sampai di rumah aku langsung mandi dan solat maghrib. Setelah mandi dan solat
aku ke kamar. Di kamar kok rasanya ada yang aneh, kenapa aku bisa nyaman di
dekat Olin. Aku menghubungi temanku katanya aku proses menuju jatuh cinta.
Tapi masa iya aku jatuh cinta, sampai akhirnya aku tertidur pulas sampai pagi.
Aku segera bangun dan mandi, bersiap ke sekolah. kali ini aku berjalan kaki
“Vino… kamu kok jalan kaki sih, nanti cape lho” ujar mamahku
“Ndak apa apa kok mah” jawabku
ADVERTISEMENT
Aku berjalan kaki sendiri, Lalu aku melihat seorang cewek berjalan sendiri, ciri
cirinya Putih, Tinggi, Berambut hitam panjang dan Lurus. Dia seperti Olin. Aku
menghampiri cewek itu
“Hei…” sambil menepuk pundak cewek itu
Cewek itu kaget, ternyata dia Olin
“Kok tumben jalan sendiri Lin” tanyaku
“Iya, nih Vin sekali kali lah. Kamu juga kok jalan” jawab Olin
“Pengen aja sih. Gimana kalo kita jalan bareng?” tanyaku
“Boleh juga, ayo” jawab Olin
Di jalan aku bercerita dengan Olin bagaimana rasanya jatuh cinta.sampai sampai
cerita yang nggak masuk akal pun kami bicarakan. Tak terasa kami sampai di
sekolah
“Cie… cie… Olin dan Vino” sorak teman sekelas kami
“Apaan sih kalian” jawab Olin
Kami mengumpulkan tugas kelompok bersama dan senangnya kami mendapat
nilai tertinggi
“Kring… kring…” bel sekolah berbunyi waktunya pulang sekolah
“Vin aku mau es krim beliin dong, katanya kamu janji sama aku” ucap Olin
“Iya iya… ayo” jawabku
Setelah membeli es krim kami pergi ke taman dan makan es krim bersama
“Kamu ini kalo makan es krim seperti anak kecil aja, belepotan” ucapku
“Masak sih, Vin” jawab Olin
Aku mengusap bibir Olin. Aku dan Olin berpandangan
Di Kamar aku kepikiran Olin terus entah apa yang terjadi denganku. Aku berfikir
dan terus berfikir akhirnya aku menemukan jawabannya bahwa aku suka sama
Olin
Di Sekolah…
“Vin ajari aku soal ini, soalnya sulit banget?” tanya Olin
“Yang ini, Ambil penghapus ini salah jawaban kamu” jawabku
Olin mencari penghapus tapi tidak ketemu aku menemukannya lalu Olin juga
menemukannya
Aku mengambil penghapusnya Olin memegang tanganku dan kita saling
berpandangan.
“Cie…cie…”
Lama berpandangan kami tidak sadar bahwa kami saling berpandangan di dalam
kelas
“Eh sorry Vin” tanya Olin
“Ndak apa apa aku malah seneng kok” ups aku keceplosan
“Apa katamu” ucap Olin
“Eh ndak apa apa, lupain aja” jawabku
Di Kantin kami makan bersama
“Lin coba deh, kamu ke lapangan nanti aku nyusul ke sana” tanyaku ke Olin
“Ngapain Vin” jawab Olin
“Udah ke sana aja, mungkin ada surprise” ucapku
“Ya udah deh aku ke sana”
“Olin sebenarnya aku udah suka sama kamu, entah kenapa saat kau berada
bersamaku aku merasa nyaman, setiap malam aku selalu memikirkanmu, aku
menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakan perasaanku ini, dan hari ini
adalah waktu yang tepat. Olin aku sangat mencintaimu. Kamu mau jadi pacar
aku?” tanyaku sambil memegang tangan Olin
“Emt… oke aku jawab. Sebenarnya aku juga suka sama kamu dan aku nyaman
banget saat berada di dekatmu” jawab Olin
“Jadi gimana Lin kamu mau kan jadi pacar aku?” Tanyaku
“Iya, aku mau jadi pacar kamu” jawab Olin
TAMAT