You are on page 1of 7

E-BOOK-1.

1: LKP-V1-01-001441

Materi ini digunakan secara khusus bagi peserta didik pembelajaran program BiL (Bekam i-
learning) LKP Assabil. Mohon tidak memperbanyak Materi E-BOOK ini dan/atau
memberikannya kepada orang lain tanpa izin tertulis dari LKP Assabil Holy Holistic Jakarta.
Terima kasih atas perhatiannya

MODUL 1.1:

PENGANTAR THIBB NABAWI PERTAMA

DESKRIPSI:

Epistimologi Thibb Nabawi, ta’rif lughawi dan ishthilahi Thibb Nabawi yang benar dan keliru.
Jenis-jenis Thibb Nabawi dan contoh dalil dari tiap jenis
Contoh ijtihad para Shahabat dalam bidang pengobatan dan para dokter Muslim terdahulu
Para dokter Muslim terdahulu dan kitab-kitab karangan mereka dalam bidang pengobatan
Statemen Al-Imam Asy-Syafi’y tentag Thibb Nabawi
MATERI:

Hakikat Thibb Nabawi dan Islamic Medicine

Hakikat Thibb Nabawi ialah perkataan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, perbuatan dan taqrir
(pengakuan) beliau dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan masalah pengobatan, penyakit
dan penyembuhannya. Artinya istilah Thibb Nabawi ini harus dipahami secara terbatas dan
tekstual sebagaimana halnya semua hadits yang bermuara kepada beliau. Bedanya, Thibb Nabawi
ini hanya terbatas pada bidang pengobatan dan yang berkait dengannya.

Secara bahasa, ath-thibb (‫ )الطب‬berasal dari kata ‫ طب يطب‬atau ‫ طبب يطبب‬artinya ‫ داوى يداوي‬to
treat medically, medicate, cure, remedy. ‫ الطب‬artinya medicine, medical treatment, pengobatan.
‫ طب القلب‬artinya cardiology. ‫ طب األسنان‬artinya dentistry. ‫ طب األمراض الجلدية‬artinya dermatology.
‫ فهو طبيب‬artinya dia adalah seorang dokter. Sementara ‫ النبوي‬adalah kata benda yang disifatkan
kepada Nabi atau yang berkait dengan Nabi. Jadi ‫ طب نبوي أو الطب النبوي‬artinya pengobatan yang
disifatkan kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam.

Secara istilah, Thibb Nabawi adalah:

‫ما ثبت عن النبي محمد صلى هللا عليه وسلم أو ما أضيف إليه في الطب من قول أوفعل أو تقرير أو صفة‬

Istilah lain dari Thibb Nabawi adalah Prophetic Medicine, yang semuanya bersumber dari beliau,
perkataan, perbuatan maupun pengakuan.

Yang lebih luas dari Thibb Nabawi adalah istilah Islamic Medicine, yang cakupannya lebih luas
hingga pengobatan yang dikembangkan para shahabat sepeninggal beliau dan para dokter
Muslim sejak awal hingga kini. Jadi selayaknya istilah Ath-Thibb An-Nabawi adalah produk
pengobatan yang secara murni bersumber dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Tapi
kemudian istilah ini menjadi rancu, karena juga diperuntukkan bagi metode pengobatan yang
dikembangkan kaum Muslimin sepeninggal beliau. Jenis dan macam-macam Ath-Thibb An-
Nabawy yang murni dari beliau telah disebutkan dalam sekian banyak hadits mengenai
pengobatan dan akan dijabarkan dalam materi Al-Ahadits fi Ath-Thibb.

Cara Penulisan dan Kesalahan dalam Ejaan

Ada beberapa kesalahan dalam penulisan kata Thibb Nabawi dalam ejaan Indonesia. Hal ini
muncul karena kaidah penulisan yang berbeda, proses naturalisasi atau transkripsi dari huruf
Arab ke huruf Indonesia. Namun yang paling menonjol karena kesalahan dalam penguasaan ilmu
nahwu. Proses ini tidak hanya menciptakan satu bentuk istilah, tapi ada beberapa istilah.
Sehingga hal ini juga menimbulkan kerancuan lain bagi yang tidak memahaminya. Ditambah lagi
dengan perbedaan alihaksara antara model lama dan baru dalam bahasa Indonesia, ditambah lagi
dengan alihaksara secara internasional.

Sebagai acuan dasar, huruf tha’ pada kata ‫ الطب‬ditulis dengan ejaan “TH”. Sementara secara
internasional alihaksara “TH” untuk huruf tsa’. Bahkan dalam alihaksara Indonesia, model di atas
masih dianggap alihaksara lama. Yang baru mengikuti sistem internasional yaitu dibawah huruf
T ada tambahan titik dan di atas huruf A ata garis hyphen melintang horizontal. Karena faktor
kesulitan ini maka kebanyakan penulisan thibb secara internasional tanpa menggunakan huruf H.
Jadilah = TIBB. Sedangkan huruf ba’ tetap double karena madd.

Memang ada kerancuan jika ditilik dari alihaksara secara standar internasional jika huruf tha’
ditulis dengan TH, karena bisa berarti huruf tsa’ dan bukan tha’, sehingga hal ini akan mengubah
maknanya secara total atau bahkan tak ada maknanya sama sekali.

Justru yang paling penting dari sisi alihaksara ini adalah pertimbangan ilmu nahwu atau tata
bahasa, walau tidak ada resiko pengalihan maknanya. Tapi di sini akan terlihat keilmuan tentang
tata bahasa Arab, mana yang benar dan mana yang salah.

Maka di sini ada beberapa pilihan model penulisan, ejaan dan alihaksara:

TIBB NABAWY. Ejaan menurut kaidah internasional. Lebih tepatnya di bawah huruf T
ditambahkan titik. Tapi kata “nabawy” jarang digunakan secara internasional.
THIBB NABAWI atau THIBB NABAWY (‫)نبوي طب‬. Penulisan menggunakan ejaan bahasa
Indonesia lama tapi masih umum digunakan. Penggunaan huruf Y pada “nabawy” untuk
menunjukkan kata sifat, karena bentuknya sebagai shifah maushuf. Penulisan ini bersifat nakirah
tanpa lam ta’rif (alif dan lam di awal).
AL-THIBB AL-NABAWI atau AL-THIBB AL-NABAWY ( ‫) النبوي الطب‬
ATH-THIBB AN-NABAWI atau ATH-THIBB AN-NABAWY ( ‫) النبوي الطب‬. Perbedaan dengan
sebelumnya hanya pada penulisan lam ta’rif antara menggunakan alihaksara fonetik dan fonemik.
Sementara perbedaan dengan nomer 2, karena pada nomer 3 dan 4 merupakan ma’rifah yang
ditandai dengan lam ta’rif.
ATH-THIBBUN-NABAWI atau ATH-THIBBUN-NABAWY atau ATH-THIBB AN-
NABAWY. Bedanya dengan sebelumnya, bentuk katanya marfu’. Padahal tak selamanya
posisinya dalam kalimat selalu marfu’. Sebagai contoh: ATH-THIBBUN-NABAWY adalah
pengobatan paling baik. Tapi jika dikatakan: Saya belajar ATH-THIBBUN-NABAWY, tidak
tepat secara nahwu, yang semestinya ATH-THIBBAN-NABAWIYYA, karena sebagai obyek
atau maf’ul bihi.
THIBBUN-NABY (‫)طب النبي‬. Ini merupakan bentuk mudhaf dan mudhaf ilaihi. Penggunaan
bentuk ini mengkonsentrasikan pengobatan kepada diri Nabi dan bukan pengobatan yang
disifatkan kepada beliau. Sehingga penggunaannya lemah. Bentuk ma’rifah pada kata An-Naby
menunjukkan kepada diri Muhammad sebagai nabi dan rasul, secara jelas dan langsung.
Dengan memberikan beberapa alternatif pilihan ini akan tampak mana yang benar dan mana yang
salah.

Jenis-jenis Thibb Nabawi:

Ada yang membagi Thibb Nabawi menjadi:

Ruqyah syar’iyyah, dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur;an dan hadits-hadits Rasulullah yang
shahih, untuk fungsi perlindungan atau pengobatan.
Therapy yang dilaksanakan dengan praktik langsung seperti hijamah, dengan air liur, memegang
bagian yang sakit
Herbal, memberikan herbal alami sesuai dengan pemanfaatan dan dosis yang diperlukan, seperti
madu, habbah sauda’, kam’ah, talbinah, hena, zaitun, tin, bidara, rumman, zanjabil, itsmid,
qusthul-bahry, laban ibil, tamr, zabib, za’faran, khall, sya’ir, siwak, yaqthin dan lain sebagainya.
Paduan di antara semua metode Thibb Nabawi. Sebagaimana jawaban Ibnul-Qayyim saat
ditanya, apa pengobatan Rasulullah yang paling baik? Beliau menjawab, “Pemaduan di antara
semua metode yang dilakukan Rasulullah.”
Ada pula yang membaginya sebagai berikut:

Sunnah Thibbiyah Amaliyah. Ialah metode pengobatan yang dilakukan Rasulullah sebagai
sebuah terapan atau praktik dan pengamalan. Contohnya disebutkan dalam hadits berikut: Ada
dengan cara meletakkan tangan di bagian yang sakit, ada dengan cara meniupkan di bagian yang
sakit. Bekam termasuk Sunnah thibbiyyah fi’liyyah dalam pengertian beliau tidak melakukannya
sendiri dengan cara mempraktikkan bekam tapi beliau yang menjadi mahjum, orang yang
dibekam.
‫ فقال لي‬. ‫ عن عثمان بن أبي العاص الثقفي أنه قال قدمت على النبي صلى هللا عليه و سلم وبي وجع قد كاد يبطلني‬:‫الدليل االول‬
) ‫ سبع مرات‬. ‫ ( اجعل يدك اليمنى عليه وقل بسم هللا أعوذ بعزة هللا وقدرته من شر ما أجد وأحاذر‬: : ‫النبي صلى هللا عليه و سلم‬
‫ فشفاني هللا‬. ‫ فقلت ذلك‬.

(3522 -‫ صحيح )ابن ماجه‬: ‫قال الشيخ األلباني‬

- ‫ َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ َح َّد َثَنا اْلَقْعَنِبُّى َع ْن َم اِلٍك َع ِن اْبِن ِشَهاٍب َع ْن ُعْر َو َة َع ْن َعاِئَشَة َز ْو ِج الَّنِبِّى‬:‫الدليل الثاني‬
‫ َك اَن ِإَذ ا اْش َتَك ى َيْقَر ُأ ِفى َنْفِسِه ِباْلُمَعِّو َذ اِت َو َيْنُفُث َفَلَّم ا اْش َتَّد َو َج ُعُه ُكْنُت َأْقَر ُأ َع َلْيِه َو َأْمَس ُح َع َلْيِه ِبَيِدِه َر َج اَء‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬
‫َبَر َك ِتَها‬.

(3529 :‫؛ ابن ماجه‬3904 :‫؛ أبو داود‬5844 :‫؛ مسلم‬4728 :‫البخاري‬.

Sunnah Thibbiyah qauliyyah. Sabda Rasulullah yang menjelaskan dan menggambarkan penyakit
dan/atau pengobatan. Contohnya hadits berikut: Berupa penjelasan beliau bahwa di samping ada
penyakit, Allah ciptakan obatnya. Dan, dengan sugesti ucapan yang disampaikan seseorang
terhadap orang yang sakit, mampu menyembuhkannya, yang disebut al-fa’lu.
‫ َو َأْص َح اُبُه َك َأَّنَم ا َع َلى ُر ُء وِسِهُم الَّطْيُر َفَس َّلْم ُت ُثَّم َقَع ْدُت‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ َع ْن ُأَس اَم َة ْبِن َش ِر يٍك َقاَل َأَتْيُت الَّنِبَّى‬:‫الدليل االول‬
‫َفَج اَء اَألْع َر اُب ِم ْن َها ُهَنا َو َها ُهَنا َفَقاُلوا َيا َر ُسوَل ِهَّللا َأَنَتَداَو ى َفَقاَل « َتَداَو ْو ا َفِإَّن َهَّللا َع َّز َو َج َّل َلْم َيَض ْع َداًء ِإَّال َو َضَع َلُه َد َو اًء َغْيَر‬
3436 ‫ (ابن ماجه) صحيح ابن ماجة‬.» ‫) َداٍء َو اِحٍد اْلَهَر ُم‬

‫ قالوا وما الفأل يا‬. ) ‫ قال النبي صلى هللا عليه و سلم ( ال طيرة وخيرها الفأل‬: ‫ عن أبي هريرة رضي هللا عنه قال‬:‫الدليل الثاني‬
‫رسول هللا ؟ قال ( الكلمة الصالحة يسمعها أحدكم ) البخاري‬

‫ َفَيْس َم ُع‬، ‫ َأْو َيُك وُن َطاِلًبا‬، ‫ َفَيْس َم ُع َيا َس اِلُم‬، ‫ ُهَو َأْن َيُك وَن َم ِريًضا‬: ‫ َس َأْلُت اْبَن َعْو ٍن َع ِن اْلَفْأِل ؟ َقاَل‬: ‫ َأَّنُه َقاَل‬، ‫ُح ِك َي َع ِن اَألْص َم ِع ِّي‬
‫َيا َو اِج ُد‬
‫فإذا رأيت من الطيرة ما تكره فقل اللهم ال يأتي بالحسنات إال أنت وال يدفع السيئات إال أنت وال حول وال قوة إال بك‬

‫‪Sunnah Thibbiyah Taqririyyah. Yaitu pengakuan Rasulullah terhadap seseorang yang memiliki‬‬
‫‪kemampuan pengobatan atau pengakuan beliau terhadap sesuatu yang berkaitan dengan penyakit‬‬
‫‪dan pengobatan. Contohnya: Pengakuan Rasulullah terhadap seorang dokter Arab Jahiliyah yang‬‬
‫‪bernama Al-Harits bin AlKaladah.‬‬
‫َع ْن َس ْع ٍد بن ابي وقاص َقاَل َم ِر ْض ُت َم َر ًضا َأَتاِنى َر ُسوُل ِهَّللا ‪-‬صلى هللا عليه وسلم‪َ -‬يُع وُد ِنى َفَو َضَع َيَد ُه َبْيَن َثْد َيَّى َح َّتى َو َج ْدُت –‬
‫َبْر َدَها َع َلى ُفَؤ اِد ى َفَقاَل « ِإَّنَك َر ُجٌل َم ْفُئوٌد اْئِت اْلَح اِر َث ْبَن َك َلَد َة َأَخ ا َثِقيٍف َفِإَّنُه َر ْج ٌل َيَتَطَّبُب َفْلَيْأُخ ْذ َس ْبَع َتَم َر اٍت ِم ْن َع ْج َو ِة اْلَم ِد يَنِة‬
‫‪َ ».‬فْلَيَج ْأُهَّن ِبَنَو اُهَّن ُثَّم ِلَيُلَّد َك ِبِهَّن‬

‫‪Ijtihad Umar bin Al-Khaththab dalam Sistem Pengobatan‬‬

‫‪Berikut ini contoh metode pengobatan yang dilakukan kaum Muslimin sepeninggal Rasulullah.‬‬
‫‪Sebelum Umar bin Al-Khaththab dan para shahabat tahu hadits Rasulullah tentang sistem isolasi,‬‬
‫‪karantina dan lockdown atau iqafal tamm terhadap penyakit endemik atau pandemik, Umar‬‬
‫‪menangguhkan pasukannya masuk ke Syam, karena di negeri itu berjangkit wabah penyakit‬‬
‫‪tha’un yang parah‬‬

‫رواه ابن عباس رضي هللا عنه أنه كان مع عمر حين خرج إلى الشام وذلك وهللا أعلم لفتح بيت المقدس فلما كان في أثناء‬
‫الطريق أتاه أمراء األجناد يخبرونه أنه وقع في الشام طاعون والطاعون والعياذ باهلل وباء فتاك سريع االنتشار‬

‫فتوقف عمر وأمر عبد هللا بن عباس رضي هللا عنهما أن يدعو له المهاجرين فدعاهم وشاورهم فاختلفوا فمنهم من قال ال ترجع‬
‫عما أتيت إليه ومنهم من قال ارجع‪ .‬ثم قال ارتفعوا عني ‪ .‬ثم أمر عبد هللا بن عباس أن يجمع األنصار‪ ،‬فجمعهم واختلفوا‬
‫كاختالف المهاجرين‪ .‬ثم قال ارتفعوا عني‬

‫ثم أمره أن يدعو مشيخة مهاجرة الفتح يعني كباَر المهاجرين ‪.‬فدعاهم فلم يختلف عليه اثنان وقالوا ارجع‪ .‬فنادى في الناس إني‬
‫مصبح على ظهر يعني راجع‪ .‬فقال أبو عبيدة بن الجراح الذي سماه النبي صلى هللا عليه وسلم أمين هذه األمة‪ .‬قال يا أمير‬
‫المؤمنين أفرارا من قدر هللا يعني ترجع بالناس تفر من قدر هللا‬

‫قال لو غيرك قالها يا أبا عبيدة‪ .‬وكان يكره مخالفته يعني لو أن غيرك قد قالها لكان أهون‪ .‬أما أنت فكيف تقول هذا‪ .‬ثم ضرب له‬
‫مثال مقّنعا قال أرأيت لو كان لك إبل فهبطت بها واديا له عدوتان يعني شعبتين إحداهما مخصبة والثانية مجدبة فإن رعيتها في‬
‫المخصبة رعيتها بقدر هللا وإن رعيتها في المجدبة رعيتها بقدر هللا ومعلوم أنك سوف تختار المخصبة على المجدبة‬

‫وبين ما هم كذلك إذ جاء عبد الرحمن بن عوف رضي هللا عنه وكان قد تغيب في حاجة له فقال إن عندي من ذلك علما يعني عن‬
‫النبي صلى هللا عليه وسلم ثم تال عليهم الحديث إذا سمعتم به في أرض فال تقدموا عليه وإذا وقع وأنتم فيها فال تخرجوا فرارا‬
‫‪.‬منه‬

‫سنن البيهقي الكبرى المؤلف ‪ :‬أحمد بن الحسين بن علي بن موسى أبو بكر البيهقي؛ شرح رياض الصالحين المؤلف ‪ :‬محمد بن(‬
‫صالح بن محمد العثيمين (المتوفى ‪1421 :‬هـ)‬

‫‪Begitulah gambaran Umar bin Al-Khaththab sebagai khalifah saat itu yang berijtihad dalam‬‬
‫‪sistem wiqayah yang sekarang disebut sistem isolasi penyakit, yang ternyata ijtihadnya sama‬‬
‫‪dengan sabda Rasulullah dalam masalah yang sama. Maka ini merupakan bagian dari Islamic‬‬
‫‪Medicine yang dilakukan seorang shahabat sepeninggal Rasulullah, sejak 15 abad yang lampau,‬‬
‫‪pada saat semua sistem pengobatan masih tidur nyenyak tak tahu dimana rimbanya.‬‬

‫‪Ijtihad Ali bin Abu Thalib‬‬


Contoh lain adalah ijtihad yang dilakukan Ali bin Abu Thalib dengan cara meminum madu dan
air hujan, paduan antara air segar barokah dan kesembuhan yang difirmankan Allah:

‫ َفَيْج َم ُع‬، ‫ َفَيْش َر ْبُه ِبَم اِء الَّس َم اِء‬، ‫ َفْلَيْش َتِر ِبَها َع َس اًل‬،‫َص َداِقَها‬ ‫ «ِإَذ ا اْش َتَك ى َأَح ُد ُك ْم َشْيًئا َفْلَيْس َأِل اْمَر َأَتُه َثاَل َثَة َد َر اِهَم ِم ْن‬: ‫ َقاَل‬، ‫َع ْن َع ِلٍّي‬
‫َو اْلَم اَء اْلُمَباَر َك َو الِّشَفاَء » المصنف في األحاديث واآلثار‬ ‫ُهَّللا اْلَهِنيَء اْلَم ِر يَء‬

Ijtihad Al-Imam Ar-Razy

Namanya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria, yang lebih terkenal dengan nama Ar-Razy. Beliau
dilahirkan di selatan Teheran pada tahun 865 dan meninggal pada tahun 926 M. Pada usia tiga
puluh tahun beliau berpindah ke Baghdad dan menetap di sana. Beliau hidup pada masa Khalifah
Adhadu-Daulah dan Daulah Abbasiyah

Ar-Razy adalah orang yang pertama kali menjelaskan tentang dua macam perdarahan yaitu
pembuluh darah arteri dan vena. Beliau juga membicarakan tentang bedah fraktura dan ortopedik,
juga memberitahukan cara-cara untuk menghentikan pendarahan pada pembuluh darah arteri dan
cara-cara mengatasinya.

Beliau juga menjelaskan perbedaan antara sakit gigi dengan radang gusi, yang tidak pernah
dibahas sebelumnya oleh siapa pun:

‫إذا اشتكى إلي إنسان وجع الّسن فانظر أّو ًال هل لّثته وارمة فإن الناس ال يفّرقون من وجع السن وورم اللّثة ووجعها فإذا لم يكن‬
‫في اللّثة ورم فحينئذ الوجع في السّن نفسه‬

Al-Imam Ar-Razy juga dianggap sebagai penemu dan peneliti penyakit cacar dan campak,
sehingga buku beliau dicetak puluhan kali di Eropa dan menjadi bahan pembelajaran para dokter
Eropa. Metode operasi juga dilakukan Al-Imam Ar-Razy sebagai cikal-bakal pengetahuan
kedokteran di dunia.

Secara umum Ar-Razy adalah dokter yang pertama kali melakukan beberapa jenis terobosan dan
inovasi dalam ilmu medis, di antaranya:

Menjahit luka dengan benang


Menganggap demam bukan jenis penyakit tapi sifat atau gejala
Membuat medical record untuk pasien dan anamnesa, yang di sana dimuat semua data tentang
pasien sehingga memungkinkan dapat dilakukan evaluasi terhadap perkembangan dan
keadaannya.
Membuat uraian yang mendetail tentang penyakit anak, wanita, organ produksi dan mata
Menggunakan indikasi darah, urin dan denyut nadi untuk menganalisis penyakit
Menggunakan berbagai macam cara untuk penyembuhan berbagai macam penyakit
Masih banyak contoh lain tradisi thibbiyyah yang penemuan yang dikreasikan para dokter
Muslim semenjak dahulu hingga sekarang, yang sebelumnya tidak pernah dilakukan siapa pun
dan bangsa mana pun.

Dari kalangan ulama terdahulu selain nama Ibnu Sina dan Ar-Razy yang menekuni bidang
kedokteran dan pengobatan adalah: Jabir bin Hayyan (722 – 815 M), Ibnu Al-Bithor Al-Andalusy
(1197 – 1248), Daud Al-Anthoky (1543 – 1599 M ), Abu Ja’far Ahmad bin Al-Jazzar (898 – 980
M). Dll

Mereka adalah nama-nama yang harum dan selalu dikenang sepanjang zaman karena penemuan,
eksperimen dan apa yang sudah dilakukannya dalam bidang pengobatan, yang manfaatnya
dirasakan semua orang

Buku-buku Klasik dalam bidang Thibb

Dalam hazanah buku klasik, inilah di antara buku-buku lama yang dikarang para ulama
Muslimin, yang mengawali kajian tentang berbagai macam jenis pengobatan yang disabdakan
Nabi:

Ali Ar-Ridha bin Musa Al-Kazhim bin Ja’far, meninggal 203 H.


Abdul-Malik bin Habib Al-Albairy Al-Qurthuby Al-Andalusy, meninggal 237 H.
Muhammad bin Ahmad bin Thulun, meninggal 270 H.
Ar-Razy, Al-Hawy fi Ath-Thibb, meninggal 313 H.
Ath-Thibb fil-Hadits, Abu Bakar bin Ahmad bin Muhammad Ad-Dinawary (Ibnu As-Sunny),
meninggal 364 H.
Ibnu Al-Jazzar Al-Qairawany, kedokteran anak, meninggal 369 H.
Ath-Thibb An-Nabawy, Abu Ubaid bin Al-Hasan Al-Hurrany, meninggal 369 H.
Abul-Qasim Az-Zahrawy, kitabnya: At-Tashrif liman ‘Ajuza ‘an At-Ta’lif, pelopor kedokteran
bedah, meninggal 400 H.
Ath-Thibb, Abu Nu’aim Al-Ashbahany, meninggal 430 H.
Ibnul-Kahhal Ali bin Isa Al-Baghdady Al-Kahhal, pelopor kedokteran anak, meninggal 430 H.
Ath-Thibb An-Nabawy, Abul-Abbas Al-Mustaghfiry, meninggal 432 H.
Abdul-Lathif Al-Baghdady, meninggal 629 H.
Ibnu Al-Bithar, herbalis, meninggal 646 H.
Ibnu Abu Ushaibi’ah, dokter mata dan sejarawan, meninggal 668 H.
Ibnu An-Nafis, penemu teori pembuluh darah kapiler dan pembuluh darah pulmonalis, meninggal
687 H.
Al-Imam Adz-Dzahaby, meninggal 748 H.
Ath-Thibb An-Nabawy, Ibnul-Qayyim Al-Jauziyyah, meninggal 751 H.
Ath-Thibb An-Nabawy, Muhammad bin Abu Ayyub Ad-Dimasqy, meninggal 751 H.
Ath-Thibb An-Nabawy, As-Sakhawy, meninggal 902 H.
Dan lain-lainnya.
Sedangkan buku-buku Thibb Nabawy atau Islamic Medicine kontemporer dengan pendekatan
keilmuan modern jauh lebih banyak dan nyaris tak terhitung karena banyaknya, walau tetap
masih banyak lorong-lorong ilmu yang masih belum tersentuh tangan-tangan ilmuwan modern.

Berbagai riset dan penelitian tentang berbagai jenis pengobatan Islam dan Thibb Nabawi juga
semakin gencar dilakukan pada ilmuwan pada masa kini, yang semuanya menguatkan kebenaran
Islam sebagai agama kaffah bagi semua ummat manusia, agama yang tidak meninggalkan satu
aspek kehidupan pun melainkan ada penjelasannya di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah,
meskipun pada waktu dulu saat turunnya dan pada perkembangan berikutnya, belum dikuatkan
dengan berbagai penelitian ilmiah. Tapi ada tidaknya bukti-bukti ilmiah tersebut, Islam dan
ajarannya tidak akan tergoyahkan sebagai rahmatan lil-‘alamin.

Maka di sinilah pentingnya bagi manusia khususnya bagi kaum Muslimin untuk meyakini apa
pun yang disampaikan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, termasuk dalam bidang kedokteran,
kesehatan dan pengobatan. Iman dan tauhid.

Hal ini sekaligus untuk menjelaskan bagaimana pandangan Islam terhadap ilmu kedokteran,
bahwa ilmu kedokteran dan yang berhubungan dengan masalah kesehatan mendapatkan perhatian
‫‪yang optimal. Hal ini dibuktikan dengan perintah Rasulullah kepada Sa’d bin Mu’adz ketika‬‬
‫‪sakit, agar dia berobat kepada Al-Harits bin Kaladah, seorang dokter Arab ternama pada saat itu.‬‬
‫‪Perhatian ini juga ditunjukkan oleh Al-Imam Asy-Syafi’y yang berkata,‬‬

‫‪.‬إنما العلم علمان‪ :‬علم الدين‪ ،‬وعلم الدنيا‪ ،‬فالعلم الذي للدين هو‪ :‬الفقه‪ ،‬والعلم الذي للدنيا هو‪ :‬الطب‬

‫‪.‬وروى عنه أيًضا‪ :‬ال تسكنن بلًدا ال يكون فيه عالم يفتيك عن دينك‪ ،‬وال طبيب ينبئك عن أمر بدنك‬

‫وذكر الذهبي في ترجمة اإلمام الشافعي من سير أعالم النبالء عن تلميذه حرملة‪ ،‬أن الشافعي ‪-‬رحمه هللا‪ -‬كان يتلهف على ما‬
‫‪.‬ضيع المسلمون من الطب‪ ،‬ويقول‪ :‬ضيعوا ثلث العلم‪ ،‬ووكلوه إلى اليهود‪ ،‬والنصارى‬

‫ونقل عنه الذهبي أنه قال‪ :‬ال أعلم علًم ا بعد الحالل والحرام‪ ،‬أنبل من الطب‪ ،‬إال أن أهل الكتاب قد غلبونا عليه‪( .‬سير أعالم‬
‫النبالء)‬

‫قال الشيرازي (‪ 710‬هـ)‪ :‬الحاجة الى الطب أشد من الحاجة الى سائر العلوم‬

‫وقال‪ :‬الطب علم نظري وعملي أباحته الشريعة علمه وعمله لما فيه من حفظ الصحة ودفع العلة واألمراض عن هذه البنية‬
‫الشريفة‪ .‬والطبيب هو العارف بتركيب البدن ومزاج األعضاء واألمراض الحادثة فيها وأسبابها وأعراضها وعالماتها واألدوية‬
‫النافعة فيها واالعتياض عما لم يوجد منها ( أي االستبدال بدواء آخر عند فقد األول ) والوجه في استخراجها ( أي األدوية )‬
‫وطريق مداواتها ليساوي بين األمراض واألدوية في كمياتها ويخالف بينها وبين كيفياتها‪ ،‬فمن لم يكن كذلك فال يحل له مداواة‬
‫المرضى وال يجوز له اإلقدام على عالج يخاطر فيه وال يتعرض إلى ما لم يحكم علمه من جميع ما ذكرناه‪( .‬بيان الحاجه الى‬
‫الطب واالطباء وآدابهم ووصاياهم)‬

You might also like