1. Pappachan (2012:55) mengatakan, "Beban trauma yang melebihi kemampuan tulang wajah ini dapat mengakibatkan fraktur (patah tulang)". 2. "Pada daerah insisal, puncak tulang alveolar tampak tajam dan secara keseluruhan tersambung dengan lamina dura" (Newman et al., 2014:60). 3. Menurut Proctor (2016:116), "Dengan demikian, saliva menjadi komponen penting dalam memvalidasi penggunaannya sebagai biomarker kesehatan dan penyakit".
B. Kutipan Langsung (4 baris atau lebih)
1. Hamzah Z (2015:25) mengatakan, "Di daerah jaringan periodontal bagian apikal terdapat banyak sel yang belum terdiferensiasi (sel punca/stem cell), yang diduga sebagai tempat yang sangat potensial untuk pembentukan sel odontoblas dan sel-sel ligamen periodontal, untuk regenerasi jaringan" 2. "Kelenjar ludah minor adalah diklasifikasikan berdasarkan lokasinya di rongga mulut sebagai kelenjar labial/bukal, glossopalatinal kelenjar, kelenjar palatinal, kelenjar lingual yang selanjutnya diklasifikasikan sebagai lingual anterior (kelenjar Blandin dan Nuhn) dan kelenjar lingual posterior (Von Ebner)" (Punj, 2016:117). 3. Menurut Openstax (2016:149), “Tiga fungsi penting lidah pada pencernaan di rongga mulut adalah (1) mengatur posisi makanan untuk dapat dikunyah secara optimal, (2) mengumpulkan makanan menjadi bolus (massa bundar), dan (3) mengatur posisi makanan sehingga dapat ditelan”
C. Kutipan Tidak Langsung
1. Kumar, dkk. (2017:116) mengatakan, bahwa saliva berhubungan erat dengan sistem tubuh. Pada manusia, kekurangan aliran saliva dapat mengakibatkan berbagai kesulitan yang bersifat fatal pada rongga mulut dan sistem tubuh secara menyeluruh. 2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada pasien dengan sindrom mulut kering (sindrom Sjorgen) sekresi protein saliva berkurang, dan komponen isi saliva berubah. Hal ini menunjukkan bahwa eksitosis dapat diubah dalam berbagai kondisi, dan isi saliva yang berubah dapat menjadi faktor risiko untuk masalah bagi kesehatan mulut (Suzuki dan Iwata, 2018:122). 3. Kontrol sekresi juga tergantung pada persepsi rasa dan bau. Stimulus gustatori lebih penting daripada stimulus pengunyahan dalam mengendalikan sekresi saliva (Punj, 2018:123).