Professional Documents
Culture Documents
Makalah Mammografi
Makalah Mammografi
Disusun oleh :
KELOMPOK 1
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keterampilan Klinik Praktik Kebidanan, pada semester kedua dengan judul “
MAMMOGRAFI”.
Dengan tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengerti . kami mengucapkan terima
kasihkepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini. Untuk itu
sudah selayaknya kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Umamah SST, M. Kes
yang telah memberi tanggung jawab kepada kami .Akhirnya kami menyadari bahwa
penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun karya tulis ini, sangat kami harapkan dan kami ucapkan Terimaksih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................................
BAB I.................................................................................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................................................................................
1.1Latar Belakang..........................................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................................................................
BAB II................................................................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................................................
2.1Anatomi dan Fisiologi Payudara.....................................................................................................5
2.2.1 Definisi Kanker Payudara.....................................................................................................................................
2.2.1 Patofisiologi Kanker Payudara..............................................................................................................................
2.2.1 Tanda dan Gejala Kanker Payudara......................................................................................................................
2.2.1 Stadium Kanker Payudara.....................................................................................................................................
2.2.1 Pencegahan Kanker Payudara...............................................................................................................................
2.2.1 Pengertian Mammografi......................................................................................................................................
2.2.1 Metode Mammografi...........................................................................................................................................
2.2.1 Manfaat Mammografi.........................................................................................................................................
BAB III.............................................................................................................................................................................
KESIMPULAN................................................................................................................................................................
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini kanker payudara menempati urutan pertama dari 10 kanker terbanyak di
Indonesia. Masalah di Indonesia adalah belum semua perempuan tahu cara mendeteksi
dini kanker payudara. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai deteksi dini kanker payudara salah-satunya tentang mammografi. (Rosmawati,
2010). Sebenarnya kanker payudara bisa ditangani dengan optimal, bila terdeteksi sejak
dini. Sayangnya, banyak pasien yang baru datang ke dokter ketika sudah stadium lanjut.
(Hastutik, 2010). Alasan orang malas melakukan pemeriksaan sejak dini karena
ketidaktahuan juga menjadi salah satu faktor, benjolan payudara tidak terasa sakit, dan
penderitanya kebanyakan sudah menopause dan berpikir tidak ingin merepotkan
keluarga. (Nugraheni, 2010). WHO memprediksi, tahun 2030 akan terjadi ledakan
insiden penyakit kanker di negara berkembang, dan kanker payudara termasuk di
dalamnya. Indonesia salah satu negara berkembang yang juga mengalami kenaikan
insiden kanker. Riset Penyakit Tidak Menular (PTM) 2016 menyatakan perilaku
masyarakat dalam deteksi dini kanker payudara masih rendah. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai mammografi. (Rosmawati, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengetahuan ibu-ibu tentang mammografi dalam upaya deteksi awal
kanker payudara sebelum dilakukan penyuluhan?
2. Bagaimana pelaksanaan penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan kepada
masyarakat tentang mammografi?
3. Bagaimana pengetahuan ibu-ibu tentang mammografi dalam upaya deteksi awal
kanker payudara setelah dilakukan metode penyuluhan?
1.3Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengetahuan tentang mammografi dalam
upaya deteksi awal kanker payudara sebelum dilakukan penyuluhan.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi pengetahuan penyuluhan dalam
meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat tentang mammografi.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi pengetahuan penyuluhan tentang mammografi
dalam upaya deteksi awal kanker payudara setelah dilakukan metode penyuluhan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Kanker Payudara
2.2.1 Definisi Kanker Payudara
Kanker adalah suatu proses penyakit yang disebabkan oleh perubahan sel abnormal
karena mutasi genetik dari DNA. Sel abnormal membentuk klon dan berproliferasi di
sekitar sel tersebut (Brunner dan Suddarth, 2002).
Kanker payudara merupakan kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara. Kanker payudara terjadi ketika sejumlah sel di dalam
payudara tumbuh dan berkembang tak terkendali. (Luwia 2003).
Menurut Rasjidi,2010; Suryaningsih, 2009; Fanani, 2009, kanker payudara sampai
saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun beberapa factor
kemungkinannya adalah :
1) Usia Menarche dan siklus menstruasi
Menarche dini pada usia relative muda (≤ 12 tahun) berhubungan dengan
peningkatan resiko kanker payudara. Siklus menstruasi yang kurang dari 26 hari pada
usia 18-22 tahun diprediksi mengurangi resiko kanker payudara dan menopause yang
terlambat atau mati haid pada usia lebih dari 50 tahun dapat meningkatkan resiko
kanker payudara 3%.
2) Genetik
Wanita yang memiliki riwayat keluarga penyakit kanker payudara, memiliki resiko
kanker payudara 2 kali lipat dibandingkan wanita dengan keluarga yang tidak
memiliki riwayat penyakit kanker payudara.
3) Obesitas
Obesitas berhubungan dengan penurunan resiko kanker pada pramenopause dan
peningkatan resiko kanker payudara selama masa pascamenopause.
4) Pemakaian obat-obatan
Theraphy obat hormone pengganti (Hormone Replacement Theraphy (HRT)) seperti
hormone eksogen akan menyebabkan peningkatan resiko mendapat penyakit kanker
payudara
2.2.2 Patofisiologi Kanker Payudara
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas,
radiasi, hyperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen
sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker
payudara. Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada
6
system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel-sel dengan perkembangan selsel atipik.
Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi
massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiamter 1 cm). pada ukuran itu,
kira-kira seperempat dari kanker payudara telah bermetase. Kebanyak dari kanker
ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling
sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin
berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada
kulit ulserasi (Price, 2006).
Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kira-kira 1-2%
wanita dengan kanker payudara gejalagejalanya mirip dengan infeksi payudara akut.
Kulit menjadi merah, pansa, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan
jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru,pleura, dan
tulang (Price,2006).
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan
sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan
stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang.
Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap
yaitu preoperative, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini merupak stressor kepada
tubuh dan memicu respon neuron endocrine respon terdiri dari system saraf simpati yang
bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap system cukup gawat
atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak
beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu dipakai dapat menimbulkan terjadinya
syock.
Respon metabolism juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolism untuk
memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang
dipakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi
kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi
yang optimal.
Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang dekat maupun
yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi
benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo
mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal, (Mansjoer, 2000).
7
2.2.3 Tanda dan Gejala Kanker Payudara
Gejala kanker payudara terdiri dari 3 fase menurut Gale, (2000) diantaranya yaitu :
1) Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala). Tanda dan gejala
yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada payudara. Kebanyakan kira-
kira 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Kanker patudara pada stadium dini
biasanya tidak menimbulkan keluhan.
2) Fase lanjut :
a) Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya
b) Luka pada payudara sudah lama dan tidak sembuh walau sudah diobati.
c) Eksim pada putting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.
d) Putting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari putting atau keluar air susu
pada wanita yang sedang hamil atau tidak menyusui.
e) Putting susu tertarik kedalam
f) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peud d’orange).
3) Metastase luas, berupa :
a) Pembersaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal
b) Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa eflusi pleura
c) Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke
tulang
d) Fungsi hati abnormal
10
II. Pemeriksaan Fisik
Ketepatan mendiagnosa kanker payudara dengan pemeriksaan fisik
sekitar 70%. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis
payudara kanan atau payudara kiri atau bilateral dan penderita harus
diperiksa dalam posisi duduk atau terlentang. Kemudian payudara
diperiksa sehubungan dengan perubahan kulit, perubahan putting susu,
status kelenjar getah beting dan pemeriksaan pada lokasi metastasis jauh.
III. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi di
curgai ganas. Biopsy jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor
dengan jarum halus dan disedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan
tumor lepas dan masuk kedalam jarum. Kemudia jaringan tumor
diperiksa dilaboratorium oleh ahli Patologi Anatomi untuk mengetahui
apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna).
IV. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan radiologic dilakukan dengan menggunakan Mammografi
dan USG (Ultrasonografi) payudara. Mammografi merupakan tindakan
pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X berintensitas
rendah. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya
benjolan pada payudara. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk
perempuan dengan keluhan perihal payudara, baik setelah ditemukan
maupun sebelum ditemukan adanya benjolan dan sebagai check up
kanker payudara.
American Cancer Sosiety dalam programnya menganjurkan sebagai
berikut :
a. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali
mammografi dasar (Baseline Mammogram)
b. Untuk perempuan 40-50 tahun, mammografi dilakukan 1 atau 2
tahun sekali.
c. Untuk perempuan berumur diatas 50 tahun, mammografi dilakukan
setahun sekali.
USG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mommografi
untuk tujuan diagnosis untuk membantu membedakan kista berisi cairan
11
atau solid. Untuk menentukan stadium dapat menggunakan foto thoraks.
USG abdomen, Bone Scanning (Scan Tulang) dan CT Scan.
4) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang
lebih berat dan memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara
sesuai dengan stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang hidup
penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita, meneruskan pengobatan serta memberika dukungan psikologis bagi
penderita. Upaya rehabilitasi terhadap penderita kanker payudara dilakukan dalam
bentuk rehabilitasi medik serta rehabilitasi jiwa dan social. Rehabilitasi medik
dilakukan untuk mempertahankan keadaan penderita pasca operasi atau pasca terapi
lainnya. Rehabilitasi jiwa dan social diberikan melalui dukungan moral dari orang-
orang terdekat dan konseling dari pertugas kesehatan maupun tokoh agama (Gale,
2000).
Mammografi merupakan suatu tes yang aman untuk melihat adanya masalah pada
payudaraperempuan. Tes ini menggunakan mesin khusus dengan sinar X dosis rendah
untuk mengambil gambarkedua payudara. Hasilnya direkam dalam suatu film sinar X
atau langsung menuju komputer untukdilihat oleh seorang ahli radiologi.
Mammogram memungkinkan dokter untuk melihat dengan lebih jelas benjolan pada
payudaradan perubahan di jaringan payudara. Mammogram dapat menunjukkan
benjolan kecil ataupertumbuhan yang tak teraba baik oleh dokter atau perempuan itu
sendiri ketika melakukanpemeriksaan payudara. Mammografi adalah alat skrining
terbaik yang dimiliki dokter untuk menemukankanker payudara. Jika suatu benjolan
ditemukan, maka dokter akan melakukan tes-tes lainnya sepertiUSG atau biopsi, yaitu
suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari benjolan dan daerahsekitar
benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk dicari adanya kanker atau
perubahan-perubahan yang dapat menunjukkan bahwa terdapat adanya kanker.
Benjolan atau pertumbuhan dipayudara dapat bersifat jinak (bukan kanker) atau ganas
(kanker). Jika kanker payudara ditemukansecara dini berarti perempuan tersebut
memiliki kemungkinan bertahan (survival) dari penyakit ini lebihbaik. Selain itu lebih
banyak pilihan terapi yang tersedia bila kanker payudara ditemukan dini.
12
Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-
X dosis rendah(umumnya berkisar 0,7 mSv). Mammografi digunakan untuk melihat
beberapa tipe tumor dan kista, dantelah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat
kanker payudara. Selain mammografi, pemeriksaanpayudara sendiri dan pemeriksaan
oleh dokter secara teratur merupakan cara yang efektif untukmenjaga kesehatan
payudara. Beberapa negara telah menyarankan mammografi rutin (1-5 tahun
sekali)bagi perempuan yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk
mendiagnosa kankerpayudara sedini mungkin.
Diketahui bahwa sekitar 10% kasus kanker tidak terdeteksi dengan mammografi
(missed cancer). Hal itudisebabkan antara lain oleh jaringan normal yang lebih tebal
disekitar kanker, atau menutupi jaringankanker sehingga jaringan kanker tidak terlihat.
Jenis-jenis mammografi :
13
payudara. Mammogram ini memakan waktu lebih lama karena gambarpayudara yang
diambil lebih banyak.
Pasien berdiri di depan mesin sinar X lalu meletakkan payudara pasien (satu per satu)
di antaradua bidang plastik. Bidang ini kemudian menekan payudara untuk
meratakannya. Pasien akanmerasakan tekanan pada payudara selama beberapa detik
dan semakin rata payudara Pasien, makinbaik gambarnya. Paling sering dua gambar
diambil dari masing-masing payudara, satu dari samping dansatu dari atas.
Mammogram skrining memakan waktu sekitar 15 menit dari awal sampai akhir
14
Kiri : Normal, Kanan: Ada Kanker
Seperti halnya tes medis lainnya, mammogram memiliki keterbatasan, meliputi:
“Negatif palsu” dapat terjadi. Artinya, semuanya terlihat normal tetapi sebenarnya
terdapat kanker.Negatif palsu jarang terjadi. Perempuan yang lebih muda lebih
cenderung mendapatkan hasilmammogram negatif palsu daripada perempuan yang
lebih tua. Hal ini disebabkan jaringan payudaralebih padat sehingga kanker lebih
sulit terlihat.
“Positif palsu” dapat terjadi. Hal ini terjadi ketika hasil mammogram menunjukkan
adanya kanker, walaupun sebenarnya tidak ada. Positif palsu lebih sering terjadi
pada perempuan yang lebih mudadaripada perempuan yang lebih tua.
Mamografi pada wanita muda sulit ditafsirkan, karena payudara wanita muda
biasanya lebih padat.
Terkadang dibutuhkan tes pemeriksaan lain untuk memastikan diagnosisnya.
Tes ini tidak bisa mendeteksi semua kanker. Beberapa kanker yang terdeteksi pada
pemeriksaan fisik mungkin tidak terlihat pada mammogram karena terlalu kecil
atau berada di area yang sulit terlihat dengan tes ini.
Tidak semua tumor yang ditemukan dapat disembuhkan. Jenis kanker tertentu
bersifat agresif dan menyebar dengan cepat ke area tubuh lainnya.
15
BAB III
KESIMPULAN
Kata pepatah “lebih baik menjaga daripada mengobati” ini perlu kita realisasikan
dengan menghindari penyebab kanker payudara yang sudah dituliskan pada BAB II, dan
jangan lupa untuk tetap menjaga nutrisi dan kebutuhan harian tubuh yaa!
Mammografi adalah
pemeriksaan sederhana dengan
menggunakan mesin Xray.
Dengan menggunakan mesin
mammografi tersebut, payudara
ditempatkan di antara dua
plat dari mesin x-ray dan akan
dilakukan penekanan. Keadaan
ini mungkin menimbulkan
16
sedikit rasa tidak nyaman, namun
hal ini penting untuk
mendapatkan hasil gambar yang
baik. Penekanan tersebut hanya
berlangsung beberapa detik.
Seluruh prosedur
mammografi biasanya memakan
waktu sekitar 20-30 menit untuk
satu payudara.
Mammografi merupakan
pemeriksaan paling utama
untuk melakukan deteksi
kanker payudara pada stadium
awal. Meskipun hasil dari
mammografi tidak 100% akurat,
namun mammografi merupakan
metode terbaik untuk mendeteksi
kanker payudara.
17
Pemeriksaan mammografi
sebaiknya dilakukan dua tahun
sekali pada usia 35 – 50 tahun,
sedangkan usia diatas 50 tahun
dilakukan satu tahun
sekaliDengan menggunakan
mesin mammografi tersebut,
payudara ditempatkan di antara
dua
plat dari mesin x-ray dan akan
dilakukan penekanan. Keadaan
ini mungkin menimbulkan
sedikit rasa tidak nyaman, namun
hal ini penting untuk
mendapatkan hasil gambar yang
baik. Penekanan tersebut hanya
berlangsung beberapa detik.
Seluruh prosedur
18
mammografi biasanya memakan
waktu sekitar 20-30 menit untuk
satu payudara.
Mammografi merupakan
pemeriksaan paling utama
untuk melakukan deteksi
kanker payudara pada stadium
awal. Meskipun hasil dari
mammografi tidak 100% akurat,
namun mammografi merupakan
metode terbaik untuk mendeteksi
kanker payudara.
Pemeriksaan mammografi
sebaiknya dilakukan dua tahun
sekali pada usia 35 – 50 tahun,
sedangkan usia diatas 50 tahun
dilakukan satu tahun sekali
19