You are on page 1of 13

PEMAHAMAN PEMBELAJARAN (FIKIH MODERN)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah :


Strategi Pembelajaran Fikih
Dosen Pengampu :
Dr. Zulfiana Herni, M.Ag

Disusun Oleh :
Kelompok I.A
1) Rabiatul Adawiyah (0301202080)
2) Rizaldi Isnanta (0301203263)
3) Tengku Mhd Alfi Syahrin (0301203269)

KELAS PAI-7/SEMESTER IV
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA (UINSU)
MEDAN

2022

I
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah menciptakan manusia
berbangsa-bangsa dan memiliki paham yang berbeda-beda. Sehingga kami dapat
menyelesaikan maklah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah mengukir sebaik-baik sejarah
sepanjang zaman.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fidik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah “Strategi Pembelajaran Fikih” mengenai
topik “Pemahaman Pembelajaran (Fikih Modern)”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Medan, 13 Maret 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... I

DAFTAR ISI...................................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3


A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 5
A. Hakikat Pembelajaran ............................................................................................. 5
B. Hakikat Ilmu Fikih .................................................................................................. 6
C. Ruang Lingkup Ilmu Fikih...................................................................................... 7
D. Fikih Kontemporer .................................................................................................. 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11
A. Simpulan ................................................................................................................. 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Membincangkan persoalan hukum Islam secara akademik selalu menarik minat dan
perhatian banyak pihak, terlebih bagi kalangan pegiat kajian hukum dan pemerhati studi
keislaman. Perhatian kerapnya tertuju bukan hanya pada kesimpulan hukum yang dihasilkan
berupa “boleh atau tidak boleh”; “halal maupun haram”; “sah ataupun batal” secara pandangan
hukum agama Islam, namun juga terkadang meluas kepada cara menghasilkan hukum tersebut,
pertimbangan dalil dan hujjah yang dikemukakan, diskusi dan sanggahan atas argumen, hingga
ke pertimbangan kemasalahatan dan kemanfaatan serta menghindari kesulitan dan
kemudaratan yang, sejatinya memang menjadi tujuan utama dari pemberlakuan hukum Islam
itu sendiri.

Hal yang sama menarik perhatian pula, ketika hukum Islam dihadapkan dan diuji untuk
piawai serta elegan dalam menjawab permasalahan kontemporer yang terus bermunculan,
bergerak maju dan berkembang pesat belakangan ini. Problematika semasa itu galibnya muncul
buah dari kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi, berupa temuan dan invensi baru
menyangkut pelbagai aspek kehidupan manusia, baik di bidang kedokteran, politik dan
ekonomi. Berbagai capaian dan penemuan masing-masing bidang itu pada gilirannya menuntut
hukum Islam untuk memberi pandangan, tinjauan dan pespektif hukumnya tersendiri.

Oleh karena itu, penting untuk kita mempelajari pembelajaran fikih


modern/kontemporer dalam makalah yang telah kami susun berikut ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hakikat dari pembelajaran?


2. Bagaimana hakikat ilmu fikih?
3. Apa saja ruang lingkup ilmu fikih?
4. Apa yang dimaksud dengan fikih kontemporer?

3
C. TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut :

1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran.


2. Untuk mengetahui hakikat ilmu fikih.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup ilmu fikih.
4. Untuk mengetahui tentang fikih kontemporer.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN

Belajar adalah proses yang dilakukan secara sadar untuk mendewasakan anak. Legiatan
pembelajaran dilakukan oleh orang dewasa secara sadar dan terencana yang diorientasikan
pada tujuan untuk melakukan perubahan diri pada si anak dalam berbagai kemampuan.
Perubahan pada diri si anak yang akan dicapai dalam setiap pembelajaran adalah perubahan
berbagai aspek. Tujuan utama dalam proses pembelajaran tersebut diarahkan pada kemampuan
si anak dalam menguasai berbagai materi pelajaran yang terkait dengan berbagai pemahaman
terhadap pengetahuan si anak, melatihkan berbagai kemampuan anak untuk melakukan
berbagai keterampilan berbuat dalam hal olah tubuh dan sikap anak dalam menerima
perubahan pada diri si anak.

Para ahli Pendidikan telah banyak mendefenisikan belajar antara lain Oemar Hamalik
(1995) Belajar adalah modifikasi atau memperteguh pengetahuan kelakuan melalui
pengalaman. Gapne (1984) Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Nana Syadih (1970) Belajar adalah segala perubahan
tingkah laku baik yang berbebntuk kognitif, afektif maupun psikomotor dan terjadi melalui
proses pengalaman. Geri dan Kingsley mendefenisikan belajar adalah proses perubahan
tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-latihan.1

Dari defenisi belajar tersebut dapat dipahami bahwa terjadi proses belajar itu jika
dilakukan oleh orang dewasa, dilakukan secara terencana dengan sadar ada tujuan penambahan
pengetahuan, pengalaman anak, perubahan perilaku dan kemampuan berbuat bagi si anak.
Belajar dilakukan juga melalui proses Latihan. Adanya proses bagi si anak bermakna bahwa
terjadi proses mental dan emosional atau terjadi proses berfikir dan merasakan. Unsur lain dari
belajar adalah adanya perubahan perilaku, dimana anak yang belajar akan bertambah
pengetahuan dan berubah perilakunya. Selain itu belajar juga adalah mengalami, terjadi
pengalaman baru bagi si anak. Pengalaman dapat didapatkan anak baik secara individu secara
langsung dan tidak langsung.

1
Hafsah,Pembelajaran Fiqih (Bandung, Perdana Mulya Sarana, 2013), hlm.20

5
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu proses perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Dalam belajar dan pembelajaran ada berbagai prinsip yang terdapat di dalamnya
dijadikan pegangan dalam melakukan kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain (1)motivasi (2)perhatian (3)aktivitas (4)umpan balik dan (5)perbedaan
individu.2

B. HAKIKAT ILMU FIKIH


1. Pengertian Ilmu Fiqh

Secara etimologi, fiqh berasal dari kata faqqaha yufaqqhihu fiqhan yang berarti
pemahaman. Pemahaman sebagaimana dimaksud di sini, adalah pemahaman tentang agama
Islam. Dengan demikian, fiqh menunjuk pada arti memahami agama Islam secara utuh dan
komprehensif.3

Kata fiqh yang secara bahasa berarti pemahaman atau pengertian ini diambil dari firman
Allah Swt:

Artinya: Mereka berkata: "Hai Syu'aib, Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu
katakan itu dan Sesungguhnya Kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara
kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah Kami telah merajam kamu, sedang kamupun
bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.". (QS. Hud: 91).

Sedangkan secara terminologi, fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syara' yang
bersifat praktis yang diperoleh dari dalil-dalilnya yang terperenci. Menurut Abdul Wahab

2
Ibid, hlm.21
3
Abd. Wahab Khallaf, Ilmu Ushul al-Fiqh, (Indonesia al-Haromain, 2004), hlm. 11

6
Khallaf dalam bukunya 'Ilmu Ushul al- fiqh, fiqh adalah korelasi hukum-hukum syara' praktis
yang diambil dari dalil-dalilnya yang terperenci.

2. Objek-Objek Kajian Fiqh

Objek dan ruang lingkup kajian fiqh hukum-hukum juz’i dan dalil-dalil tafshily.4

Pertama, Hukum juz’i adalah hukum partikular yang sudah menunjuk pada objek
tertentu. Misalnya hukum haram tentang meminum khamr, makan daging babi, bangkai dan
sebagainya. Lawannya hukum juz’i adalah hukum kulli, yaitu hukum dalam pengertian masih
global dan belum menunjuk pada objek tertentu. Misalnya tema pembahasan hukum wajib
yang dibagi berbagai macam. Jika hukum juz’i adalah bahasan ilmu fiqh, maka hukum kulli
termasuk bahasan dalam ilmu Ushul Fiqh.

Kedua, dalil-dalil tafshily adalah dalil yang sudah merujuk pada hukum tertentu.
Misalnya dalil wala taqrabuz zina sebagai dalil tafshily hukum keharaman perbuatan yang
mendekekati zina. Dan dalil tafshily ini yang menjadi domain dalam ilmu Fiqh. Jika dalil itu
masih bersifat global, misalnya dalil al-Qur’an dengan bahasan yang beraneka ragam dan
belum merujuk pada hukum tertentu, maka demikian ini menjadi objek kajian ilmu Ushul Fiqh
juga.

C. RUANG LINGKUP ILMU FIKIH

Ruang lingkup yang terdapat pada ilmu Fikih adalah semua hukum yang berbentuk
amaaliyah untuk diamalkan oleh setiap mukallaf (orang yang sudah dibebani atau diberi
tanggungjawab melaksanakan ajaran syariah Islam dengan tanda-tanda seperti baligh, berakal,
sadar, sudah masuk Islam). Hukum yang diatur dalam Fikih Islam itu terdiri dari hukum wajib,
sunah, mubah, makruh dan haram; di samping itu ada pula dalam bentuk yang lain seperti sah,
batal, benar, salah dan sebagainya. Obyek pembicaraan Ilmu Fikih adalah hukum yang
bertalian dengan perbuatan orang-orang mukallaf yakni orang yang telah akil baligh dan
mempunyai hak dan kewajiban. Adapun ruang lingkupnya seperti telah disebutkan di muka
meliputi:

4
Noor Harisudin, Pengantar Ilmu Fikih, (Surabaya, Pena Salsabila, 2019), hlm.4-5

7
1) Hukum yang bertalian dengan hubungan manusia dengan khaliqnya (Allah Swt.).
Hukum-hukum itu bertalian dengan hukum-hukum ibadah.
2) Hukum-hukum yang bertalian dengan muamalat, yaitu hukum-hukum yang mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya baik pribadi maupun kelompok dalam segi
transaksi finansial.
3) Hukum-hukum munakahah (pernikahan), ini sering juga disebut dengan hukum
kekeluargaan (Al-Ahwâl Asy-Syakhshiyyah). Hukum ini mengatur manusia dalam
keluarga baik awal pembentukannya sampai pada akhirnya.
4) Hukum jinâyah atau hukum perdata, yaitu hukum yang mengikat manusia dengan
kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.5

Keempat hukum Islam inilah yang dibicarakan dalam kitab-kitab fikih dan terus
berkembang hingga saat ini.

D. FIKIH KONTEMPORER
1. Pembahasan Fikih Kontemporer

Perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi akhir-akhir ini telah


menghasilkan banyak inovasi dan penemuan baru yang belum pernah dijumpai atau dikenal
pada masa-masa sebelumnya. Karena penemuan itu merupakan hasil kreasi dan inovasi
manusia, maka sedikit banyak ada unsur-unsur baru yang diciptakan, yang boleh jadi tidak
dikenal atau bahkan berbeda jauh dari masa-masa dahulu. Di antara perkembangan pesat yang
banyak terjadi itu adalah di bidang kedokteran, ekonomi, muamalah dan politik.

Realitas problematika kontemporer yang dihadapi hukum fikih saat ini sebenarnya
tidak bisa dilepaskan akibat dari krisis peradaban yang sedang dihadapi umat Islam, bukan
Islam itu sendiri. Sebab seperti disinyalir Ibnu Khaldun (1331-1406 M) dalam magnum
opusnya, Muqaddimah, bahwa kemajuan peradaban satu bangsa atau suatu umat sangat berkait
erat dengan capaian ilmu pengetahuan yang dihasilkannya. Sebab peradabanlah yang
menciptakan produk, bukan produk yang menghasilkan peradaban, seperti dinyatakan oleh
pemikir Muslim asal Aljazair, Malik Bin Nabi (1905-1973 M). Berhubung peradaban umat
Islam tengah berada di senja kehadirannya, maka hukum Islam kerap hanya menjadi objek

5
Hafsah,Pembelajaran Fiqih (Bandung, Perdana Mulya Sarana, 2013), hlm.6

8
yang dituntut untuk cakap dan piawai dalam menuntaskan pelbagai persoalan kontemporer dari
sisi perspektif hukumnya, atas segala temuan dan invensi modern yang galibnya diciptakan
atau dihasilkan oleh Peradaban Barat.6

Fikih kontemporer yang berisi tinjauan hukum Islam atas segala persoalan kontemporer
yang muncul belakangan ini menemukan signifikansinya. Permasalahan-permasalahan yang
sama sekali baru tersebut harus dengan serius diijtihadkan dan dinalar untuk kemudian dicari
dan dibuat putusan hukumnya. Banyak kasus dan permasalahan baru terus bermunculan seiring
perkembangan zaman, namun hukumnya belum dijelaskan oleh Al-Qur’an dan Sunnah serta
belum dibahas oleh ulama-ulama terdahulu, sehingga tidak dapat diketahui bagaimana status
hukumnya, kecuali dengan mengembangkan penalaran (reasoning) dan metodologi
pengambilan hukum dalam ushul fikih. Hanya dengan mengkaji demikian, hukum Islam akan
selalu berkembang dan tumbuh subur serta sanggup menjawab segala tantangan zaman.

Dari paparan dan penjelasan di atas, dapatlah dipahami bahwa fikih kontemporer
merupakan kajian hukum Islam untuk menjawab persoalan-persoalan kontemporer yang terjadi
di masa sekarang. Sebagaimana diyakini, bahwa hukum Islam itu diturunkan untuk kebaikan
dan kemaslahatan hidup manusia, di dunia dan akhirat. Maka dengan demikian, hukum Islam
itu juga tetap terjaga dan lestari di segala tempat dan zaman (shalih li kulli zaman wa makan).
Salah satu bukti kelayakannya di segala tempat dan zaman adalah fikih Islam mampu
menjawab pelbagai persoalan kontemporer yang muncul dengan memberikan pemahaman dan
tinjauan hukum Islam yang tepat dan sesuai atas segala persoalan baru tersebut, tentu didukung
dengan penalaran ilmiah dan alasan yang logis melalui metode penalaran ushul fikih.

2. Urgensi Fikih Kontemporer

Di samping itu, mengingat persoalan kontemporer yang dihadapi juga beragam dan
variatif, maka penggunaan banyak pendekatan keilmuan dan penyelesaian secara kolektif
(jama’iy) akan semakin memperkaya diskusi dan pandangan fikih sehingga perspektifnya tidak
tunggal, kaku, maupun stagnan.

Adapun urgensi kajian fikih kontemporer, antara lain:

6
Toha Andiko, Fiqh Kontemporer, (Bogor, IPB Press, 2013), hlm.51

9
a) Melalui fikih kontemporer dapat membantu menjelaskan bahwa fikih Islam mampu
menjawab segala tantangan zaman, khususnya yang berkenaan dengan permasalahan
kontemporer yang dihadapi manusia. Pada gilirannya, ini sekaligus akan membuktikan
bahwa fikih Islam itu fleksibel (murunah) sehingga tetap sesuai di segala tempat dan
zaman (shalih li kulli zaman wa makan).
b) Mengetahui pola penalaran dan ijtihad yang dikembangkan oleh para ulama atau fukaha
untuk menjawab persoalan kontemporer tersebut.
c) Mengetahui alasan dan argumen hukum yang dikemukakan para ulama atas setiap
putusan hukum fikih kontemporer yang dibuat.
d) Memahami keragaman fatwa yang dihasilkan para ulama untuk satu persoalan
kontemporer tertentu sebagai akibat dari perbedaan pola pemahaman dan penalaran
yang dipakai dalam menggali hukum fikih terhadap permasalahan tersebut.
e) Melakukan suatu perbandingan pendapat di antara ulama atas keragaman pandangan
dan alasan yang dikemukakannya terkait permasalahan kontemporer tertentu, untuk
kemudian dicari pendapat yang paling kuat (rajih) berdasarkan dalil dan hujjah.7

7
Husni Mubarrak, Belajar Mudah Fiqh Kontemporer, (Banda Aceh, LKKI, 2019), hlm.36

10
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu proses perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syara' yang bersifat praktis yang diperoleh dari
dalil-dalilnya yang terperenci. Ruang lingkup yang terdapat pada ilmu Fikih adalah semua
hukum yang berbentuk amaaliyah untuk diamalkan oleh setiap mukallaf (orang yang sudah
dibebani atau diberi tanggungjawab melaksanakan ajaran syariah Islam dengan tanda-tanda
seperti baligh, berakal, sadar, sudah masuk Islam).

Fikih kontemporer yang berisi tinjauan hukum Islam atas segala persoalan kontemporer
yang muncul belakangan ini menemukan signifikansinya. Permasalahan-permasalahan yang
sama sekali baru tersebut harus dengan serius diijtihadkan dan dinalar untuk kemudian dicari
dan dibuat putusan hukumnya.

B. SARAN

Dengan disusunnya makalah ini, penulis berharap agar para pembaca terkhusus
mahasiwa PAI semakin semangat dan menyadari akan pentingnya pembelajaran fikih modern
atau kontemporer agar sesuai dengan permasalahan yang timbul di masyarakat seiring
perkembangan zaman.

Terakhir, kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca,untuk perbaikan makalah kami kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mubarrak, Husni. 2019. Belajar Mudah Fiqh Kontemporer. Banda Aceh: LKKI.

Andiko, Toha. 2013. Fiqh Kontemporer. Bogor: IPB Press.

Hafsah. 2013. Pembelajaran Fiqih. Bandung: Perdana Mulya Sarana.

Harisudin,Noor. 2019. Pengantar Ilmu Fikih, Surabaya: Pena Salsabila.

Khallaf, Abd Wahhab. 2004. Ilmu Ushul al-Fiqh. Indonesia: al-Haromain.

Mazrur. 2008. Strategi Pembelajaran Fiqih. Banjarmasin: Antasari Press.

Zahro, Ahmad. 2020. Fiqh Kontemporer. Jakarta: Qaf Media.

12

You might also like