You are on page 1of 4

PERENCANAAN/PERAMALAN SKENARIO (SCENARIO PLANNING)

Apa itu skenario?

Apakah definisi dari skenario masa depan?

Dan apa yang bisa skenario gunakan terkait bisnis?

Tidak ada definisi tunggal baik skenario atau scenario planning (perencanaan skenario).
Terdapat berbagai pemikiran yang berbeda dari para pakar mengenai perencanaan skenario
atau Scenario Planning. Terutama terkait dengan kegiatan bisnis.

Bagaimana pendapat para pakar tentang perencanaan skenario?

Berikut penuturan dari para pakar manajemen dan bisnis :

• ‘Pandangan internal yang konsisten tentang seperti apa masa depan akan mungkin
berubah ‘(Michael Porter 1985).

• ‘Sebuah alat untuk memperoleh persepsi seseorang tentang alternatif masa depan
lingkungan di mana keputusan seseorang mungkin dijalankan dengan benar ‘(Peter Schwartz
1991).

• ‘Bagian dari perencanaan strategis yang berkaitan dengan alat dan teknologi untuk
mengelola ketidakpastian masa depan ‘(Gill Ringland 1998).

• ‘Sebuah metode disiplin untuk pencitraan kemungkinan masa depan di mana keputusan
organisasi dapat dijalankan ‘(Paul Shoemaker 1995).

Jelas dari definisi diatas bahwa skenario bukanlah suatu ramalan, dalam arti sebuah deskripsi
proyeksi yang relatif tidak mengejutkan jika dibandingkan periode sekarang.

Skenario adalah jawaban yang diberikan terhadap pertanyaan: “Apa yang bisa dibayangkan
terjadi ‘Atau: “? Apa yang akan terjadi jika. . . ? Oleh karena itu berbeda sekali dengan ramalan
atau visi, yang keduanya cenderung menyembunyikan risiko. Skenario, sebaliknya malah
membuat manajemen risiko sebisa mungkin.

Artinya bahwa perencanaan skenario bukan hanya tentang menulis skenario di masa depan,
tapi sesuatu yang lebih, sesuatu yang lebih erat kaitannya dengan perencanaan strategis. Akan
dijelaskan dalam tulisan berikutnya mengapa perencanaan skenario sangat penting dalam
berbagai bisnis, fungsi, operasional dan kebutuhan bisnis. Terutama terkait resiko dan
keberlangsungan hidup bisnisDasar-Dasar Perencanaan Skenario

Menurut Peter Schwartz, skenario adalah: A tool [for] ordering one’s perception about
alternative future environments in which one’s decision might be played out right . Jadi, kurang
lebihnya skenario adalah sebuah gambaran yang konsisten tentang berbagai kemungkinan
(keadaan) yang dapat terjadi di masa yang akan datang. Jika kita melihat definisi di atas, maka
dapat dijabarkan bahwa:
skenario bukanlah sebuah forecasting (ramalan) dalam pengertian bahwa skenario bukanlah
sebuah proyeksi masa depan dari data yang ada pada masa kini. Skenario juga bukan
merupakan sebuah visi (vision) atau kondisi masa depan yang diinginkan (a desired future).
Jadi, skenario adalah jawaban dari pertanyaan "Apa yang dapat terjadi?", atau "Apa yang akan
terjadi jika……..?". Hal tersebut dikarenakan dalam skenario dimasukkan unsur resiko, jadi
berbeda dengan forecasting (ramalan) dan vision yang tidak memasukkan unsur resiko.

Pengertian Scenario Planning menurut Schwartz adalah sebagai berikut: Scenario planning is an
effective strategic planning tool for medium to long term planning under uncertain conditions.
Sedangkan menurut Mintzberg, Scenario Planning is future planning in an era when traditional
strategic planning is obsolete. Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi dari Scenario
Planning adalah untuk membantu membuat dan mempertajam suatu strategi.

Bagaimana kita dapat membuat suatu skenario? Berikut adalah langkah-langkah dalam
membangun sebuah skenario:

1. Identify Focal Issue (Focal Concern) or Decision, dimana kita harus mengidentifikasi
isu utama atau masalah utama yang akan menjadi fokus untuk dijawab atau untuk diambil
keputusannya.

2. Identify Key Forces, Di dalam langkah kedua ini, kita harus mengidentifikasi faktor-faktor
kunci yang diperkirakan akan mempengaruhi focal issue di masa yang akan datang.

3. Identify Driving Forces (change drivers). Di dalam langkah ini, kita harus mampu
mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang dapat mendorong perubahan-perubahan yang
berkaitan dengan key forces di atas. Secara umum, dalam konteks ilmu sosial dan ilmu politik,
driving forces yang sering sekali teridentifikasi adalah faktor sosial, faktor politik dan faktor
ekonomi.

4. Identifikasi Ketidakpastian (Identify Uncertainty). Di dalam langkah ini, kita harus


mencoba mengidentifikasi ketidakpastian dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan ketiga
driving forces di atas (sosial, politik dan ekonomi).

5. Selecting the Scenario Logic. Di dalam tahap ini, kita harus menyusun logika skenario
melalui suatu penelitian kualitatif terutama melalui wawancara mendalam atau dengan
melakukan Focus Group Discussion untuk mendapatkan suatu skenario dengan alternatif-
alternatifnya secara logis.

6. Fleshing Out the Scenario. Tahap ini merupakan tahap penguatan scenario. Pada tahap
ini, perumus skenario dapat menambahkan berbagai data sekunder dan trennya untuk
memperkuat berbagai pendapat dari narasumber dan para ahli yang sudah didapat dan ditulis
pada tahap sebelumnya.

Skenario yang telah terbentuk dengan berbagai alternatifnya ini kemudian digunakan untuk
menggambarkan tantangan bagi suatu organisasi (Negara, Militer, Perusahaan, dll). Gambaran
dari tantangan tersebutlah bersama-sama dengan penilaian terhadap kondisi organisasi yang
ada dipakai untuk menetapkan suatu strategi (scenario planning) apa yang akan dibuat bagi
kepentingan organisasi untuk tetap bertahan (exist), atau untuk dapat mencapai tujuan yang
ditetapkan.

Dengan kata lain, jika skenario telah selesai dideskripsikan dan tantangan telah dirumuskan,
maka langkah berikutnya adalah merumuskan strategi (scenario planning) yang harus dibangun
dan dijalankan agar skenario buruk yang mungkin terjadi dapat dihindari.

Contoh Skenario: Skenario RAND tentang Indonesia 2003


Berikut ini adalah contoh skenario tentang Indonesia di masa yang akan datang yang dibuat
oleh RAND Corporation (Research and Development) pada tahun 2003 yang memperlihatkan
sejumlah skenario yang mungkin muncul di Indonesia.

Sedikitnya terdapat 6 skenario yang dapat dibuat oleh RAND Corporation tersebut, masing-
masing adalah: Democratic Consolidation, Muddling Through, Return to Authoritarian Rule,
Radical Islamic Influence Or Control, Radical Decentralization (Federalism), Disintegration.
Kesemua skenario ini dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan internasional dalam
menentukan strategi investasi bisnisnya di Indonesia agar mereka survive.

1. Scenario Democratic Consolidation

Skenario ini menurut RAND merupakan skenario terbaik bagi Indonesia. Dapat terjadi jika
Indonesiaterus mengembangkan demokrasi yang bersifat sekuler; membuat sejumlah
kemajuan yang signifikan pada sejumlah masalah ekonomi yang bersifat sangat krusial dan
terus mengembangkan otonomi daerah yang memuaskan daerah tanpa kehilangan kontrol
pemerintah pusat terhadap kebijakan ekonomi makro. Dalam hubungan sipil-militer terdapat
kontrol sipil terhadap militer melalui menteri pertahanan dan parlemen. Jika pertumbuhan
ekonomi dapat lebih baik dan berbagai sumber daya tersedia, maka berbagai pengeluaran
militer dapat dibiayai dari APBN dan bukan dari sumber-sumber off-budget. Dalam waktu dekat
sulit mengharapkan militer sepenuhnya keluar dari kegiatan ekonominya, namun pengelolaan
bisnis militer dapat dilakukan secara lebih transparan.

2. Scenario Muddling Through

Skenario kedua ini dibangun dari berbagai tren yang ada dimana Indonesia terus melangkah
dalam jalur demokrasi, namun gagal dalam menuai kemajuan yang signifikan secara ekonomi,
politik dan reformasi militer.

3. Scenario Return to Authoritarian Rule

Skenario ini muncul jika scenario muddling throughmemburuk dimana secara ekonomi, politik
dan sosial tidak terjadi kemajuan yang signifikan diIndonesia sehingga kekuatan lama yang
otoriter dapat masuk lagi.
4. Scenario Radical Islamic Influence Or Control

Menurut RAND, Pengambilalihan pengaruh politik yang didasarkan oleh pemikiran kelompok
Islam radikal di Indonesia merupakan sebuah skenario yang mungkin terjadi, namun
merupakan skenario dengan tingkat kemungkinan kecil. Tren radikalisme terlihat pada sejumlah
kelompok kecil, namun sebagian besar (mayoritas) umat Islam di Indonesia justru mempunyai
sikap moderat dan tidak mendukung radikalisme.

5. Scenario Radical Decentralization

Dalam skenario ini, digambarkan adanya tekanan dari daerah yang mengakibatkan Pemerintah
Pusat menjadi lemah dan dapat mengakibatkan otonomi khusus yang diberikan kepada Aceh
dan Papua direplikasikan ke seluruh daerah lainnya diIndonesia. Pada akhirnya dapat saja
kekuasaan Pemerintah Pusat menjadi sangat terbatas hanya pada 5 bidang kewenangan saja.
Negara Indonesiaseperti ini akan menjadi Negara yang lemah, tidak stabil.

6. Scenario Disintegration

Skenario ini merupakan skenario terburuk bagiIndonesia. Skenario ini dapat terjadi jika
Pemerintah Indonesia semakin lama semakin lemah dan muncul kondisi keos. (chaotic
conditions). Pemerintah daerah pun merasa tidak ada gunanya lagi mempunyai hubungan yang
baik dengan Pemerintah Pusat di Jakarta. Skenario ini juga dapat terjadi jika terjadi perpecahan
dalam tubuh militer. Hal ini sangat mudah menjalar ke dalam masyarakat sipil yang juga
mempunyai potensi perpecahan. Disintegrasi dapat terjadi bila ada kekacauan berskala besar.
Ini merupakan skenario yang harus kita antisipasi & cegah sejak dini. Setiap gejala-gejalanya
harus kita tanggulangi sejak sekarang, secara cepat dan bijak.

Dari uraian dan contoh di atas, mungkin dapat kita terapkan dalam membangun skenario
PertahananIndonesia di masa depan sehingga kita betul-betul dapat membuat suatu strategi
yang handal agar skenario terburuk dapat terhindari dan skenario terbaik untuk pertahanan
negara dapat terwujudkan.

You might also like