You are on page 1of 23

MEWARIS

DALAM AGAMA
ISLAM
ANGGITA PRIMADA
KURNIAWAN (01)
KARTIKA FEBRIANANDA
(14)

ANGGOTA ANDESTA YUDISTIRA (03)

PRABU AL A ADIYAT .N.B (24)

APRILIYA TAMPUBILON (05)

SITI DERVELA ZALUM (32)

JIHAN MEISYA SALSABILA


(13)
pengertian
dasar hukum

ketentuan mewaris

sebab dan tidak sebab menerima waris


TOPIK
ketentuan pembagian warisan
PEMBAHSAN
perhitungan dalam pembagian waris

manfaat mempelajari hukum waris


soal pembahasan
PENGERTIAN
MEWARIS

Mawaris merupakan serangkaian kejadian mengenai pengalihan pemilikan harta benda dari seorang
yang meninggal dunia kepada seseorang yang masih hidup. Dengan demikian, untuk terwujudnya
kewarisan harus ada tiga unsur,yaitu:1) orang mati, yang disebut pewaris
atau yang mewariskan, 2) harta milik orang yang mati atau orang yang mati meninggalkan
harta waris, dan 3) satu atau beberapa orang hidup sebagai keluarga dari orang yang mati,
yang disebut sebagai ahli waris.
Warisan dalam bahasa Arab disebut al-mīrās merupakan bentuk masdar (infinitif) dari
kata wari¡a-yari¡u-irsan- mīrā¡an yang berarti berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang
lain, atau dari suatu kaum kepada kaum lain.
DASAR HUKUM WARIS

1. Al-Qur'an
Dalam Islam saling mewarisi di antara kaum muslimin hukumnya adalah wajib
berdasarkan al-Qur'an dan Hadis Rasulullah. Banyak ayat al-Qur'an yang
mengisyaratkan tentang ketentuan pembagian harta warisan ini.
Ayat-ayat tentang mawaris terdapat dalam berbagai surat, seperti dalam Q.S.
an-
Nisa'/4:7 sampai dengan 12 dan ayat 176, Q.S an-Nahl/16:75 dan Q.S al-
Ahzab/33: ayat 4
DASAR HUKUM WARIS

2. As-Sunnah
a. Hadis dari Ibnu Mas‟ud
b. Hadis dari Abdullah bin „Amr, bahwa Nabi saw.
Kedua hadis di atas, maka mempelajari ilmu faraidh adalah fardhu kifayah,
artinya semua kaum muslimin akan berdosa jika tidak ada sebagian dari mereka
yang
mempelajari ilmu faraidh dengan segala kesungguhan.
3. Posisi Hukum Kewarisan Islam di Indonesia
Hukum kewarisan Islam di Indonesia merujuk kepada ketentuan dalam
Kompilasi Hukum Islam (KHI), mulai pasal 171 diatur tentang pengertian
pewaris, harta warisan dan ahli waris. Kompilasi Hukum Islam merupakan
kesepakatan para ulama dan perguruan tinggi
berdasarkan Inpres No. 1 Tahun 1991. Yang masih menjadi perdebatan hangat
adalah keberadaan pasal 185 tentang ahli waris pengganti yang memang tidak
diatur dalam fiqih Islam.
ketentuan mewaris dalam islam
1. Ahli Waris
Jumlah ahli waris yang berhak menerima harta warisan
dari seseorang yang
meninggal dunia ada 25 orang,yaitu 15 orang dari ahli
waris pihak laki-laki yang
biasa disebut ahli waris ashabah (yang bagiannya
berupa sisa setelah diambil oleh
zawil furud) dan 10 orang dari ahli waris pihak
perempuan yang biasa disebut ahli
waris zawil furud (yang bagiannya telah ditentukan)
ketentuan mewaris dalam islam
2. Syarat-syarat Mendapatkan Warisan
Seorang muslim berhak mendapatkan warisan apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Tidak adanya salah satu penghalang dari penghalang-penghalang untuk
mendapatkan warisan
b. Kematian orang yang diwarisi, walaupun kematian tersebut berdasarkan vonis
pengadilan. Misalnya hakim memutuskan bahwa orang yang hilang itu dianggap
telah meninggal dunia.
c. Ahli waris hidup pada saat orang yang memberi warisan meninggal dunia. Jadi,
jika seorang wanita mengandung bayi, kemudian salah seorang anaknya
meninggal dunia, maka bayi tersebut berhak menerima warisan dari saudaranya
yang meninggal itu, karena kehidupan janin telah terwujud pada saat kematian
saudaranya terjadi.
ketentuan mewaris dalam islam
3. Sebab-sebab Menerima Harta Warisan
Seseorang mendapatkan harta warisan disebabkan salah satu dari beberapa sebab
sebagai berikut:
a. Nasab (keturunan), yakni kerabat yaitu ahli waris yang terdiri dari bapak dari
orang yang diwarisi atau anak-anaknya beserta jalur kesampingnya saudarasaudara beserta anak-
anak mereka serta paman-paman dari jalur bapak beserta
anak-anak mereka. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nisa'/4:33:

b. Pernikahan, yaitu akad yang sah yang menghalalkan berhubungan suami isteri,
walaupun suaminya belum menggaulinya serta belum berduaan dengannya. Allah
Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nisa'/4:12:

c. Wala‟, yaitu seseorang yang memerdekakan budak laki-laki atau budak wanita.
Jika budak yang dimerdekakan meninggal dunia sedang ia tidak meninggalkan
ahli waris, maka hartanya diwarisi oleh yang memerdekakannya itu. Rasulullah
saw. bersabda, yang artinya: “Wala‟ itu milik orang yang memerdekakannya.”
SEBAB DAN TIDAK SEBAB
MENERIMA HARTA
WARISAN
SEBAB TIDAK MENDAPATKAN HARTA WARISAN
A.Kekafiran.
Kerabat yang muslim tidak dapat mewarisi kerabatnya yang kafir, dan orang yang kafir tidak dapat
mewarisi kerabatnya yang muslim. Hal ini
sebagaimana sabda Nabi saw. yang artinya: "Orang kafir tidak mewarisi orang
muuslim dan orang muslim tidak mewarisi orang kafir." (H.R. Bukhari dan Muslim).

B. Pembunuhan.
Jika pembunuhan dilakukan dengan sengaja. maka pembunuh tersebut tidak bisa mewarisi yang
dibunuhnya, berdasarkan hadis Nabi saw.:
"Pembunuh tidak berhak mendapatkan apapun dari harta peninggalan orang
yang dibunuhnya. " (H.R. Ibnu Abdil Bar)
C. Perbudakan.
Seorang budak tidak dapat mewarisi ataupun diwarisi, baik budak secara utuh ataupun
sebagiannya.

D. Perzinaan.
Seorang anak yang terlahir dari hasil perzinaan tidak dapat diwarisi dan
mewarisi bapaknya. La hanya dapat mewarisi dan diwarisi ibunya, berdasarkan
hadis Rasulullah saw.:
"'Anak itu dinisbatkan kepada si empunya tempat tidur, dan pezina terhalang (dari
hubungan nasab." (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

e. Li'an.
Anak suami isteri yang melakukan li 'an tidak dapat mewarisi dan diwarisi bapak yang tidak
mengakuinya sebagai anaknya. Hal ini diqiyaskan dengan anak dari hasil perzinaan.
SEBAB MENERIMA HARTA WARISAN
A. Nasab (keturunan)
yakni kerabat yaitu ahli waris yang terdiri dari bapak dari orang yang diwarisi atau anak-
anaknya beserta jalur kesampingnya saudara- saudara beserta anak-anak mereka serta
paman-paman dari jalur bapak beserta anak-anak mereka. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-
Nisa'l/4:33:
‫َو ِلُكٍّل َجَع ْلَنا َم َو اِلَي ِم َّم ا َتَرَك اْلَو اِلٰد ِن َو اَاْلْق َرُبْو َن ۗ َو اَّلِذ ْيَن َع َق َد ْت َاْيَم اُنُكْم َفٰا ُتْو ُه ْم َنِص ْيَبُه ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َع ىٰل ُكِّل‬
‫َش ْي ٍء َش ِه ْي ًدا‬
"Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib
kerabat, Kami jadikan pewaris-pewarisnya.."
B. Pernikahan
yaitu akad yang sah yang menghalalkan berhubungan suami isteri, walaupun suaminya belum
menggaulinya serta belum berduaan dengannya. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nisa'/4:12:

‫ْۢن‬
‫َو َلُكْم ِنْص ُف َم ا َتَرَك َاْز َو اُجُكْم ِاْن َّلْم َيُكْن َّلُه َّن َو َلٌد ۚ َف ِاْن َك اَن َلُه َّن َو َلٌد َفَلُكُم الُّرُبُع ِم َّم ا َتَرْك َن ِم َبْع ِد َو ِص َّيٍة ُّيْو ِص ْي َن ِبَه ٓا َاْو‬
‫َا‬ ‫ٓا‬ ‫َه‬ ‫َن‬ ‫ُت‬ ‫ٍة‬ ‫ِص‬ ‫ِد‬ ‫َبْع‬ ‫ْۢن‬ ‫َد ْيٍن ۗ َو َلُه َّن الُّرُبُع ِم َّم ا َتَرْك ُتْم ِاْن َّلْم َيُكْن َّلُكْم َو َلٌد ۚ َف ِاْن َك اَن َلُكْم َو َلٌد َفَلُه َّن الُّثُم ُن ِم َّم ا َتَرْك ُتْم ِّم‬
‫َو َّي ْو ُص ْو ِب ْو‬
‫َد ْيٍن ۗ َو ِاْن َك اَن َرُجٌل ُّيْو َرُث َك ٰلَلًة َاِو اْم َرَاٌة َّو َلٓٗه َاٌخ َاْو ُاْخ ٌت َف ِلُكِّل َو اِح ٍد ِّم ْن ُه َم ا الُّس ُد ُۚس َف ِاْن َك اُنْٓو ا َاْكَث َر ِم ْن ٰذ ِلَك َف ُه ْم ُش َرَك ۤاُء‬
‫ِفى الُّثُلِث ِم ْۢن َبْع ِد َو ِص َّيٍة ُّيْو ٰص ى ِبَه ٓا َاْو َد ْيٍۙن َغ ْي َر ُم َض ۤاٍّر ۚ َو ِص َّيًة ِّم َن ِهّٰللا ۗ َو ُهّٰللا َع ِلْي ٌم َحِلْي ٌۗم‬

"Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-
isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak."
Suami istri dapat saling mewarisi dalam talak raj'i selama dalam masa idah dan
ba 'in, jika suami menalak istrinya ketika sedang sakit dan meninggal dunia karena
sakitnya tersebut
C. Wala'
yaitu seseorang yang memerdekakan budak laki-laki atau budak
wanita. Jika budak yang dimerdekakan meninggal dunia sedang
ia tidak meninggalkan ahli waris, maka hartanya diwarisi oleh
yang memerdekakannya itu. Rasulullah
saw. bersabda, yang artinya: "Wala' itu milik orang yang
memerdekakannya."
(HR. al-Bukhari dan Muslim).
ketentutan pembagian harta
warisan

dalam Islam ada aturan mengenai perpindahan hak kebendaan atau harta dari orang yang meninggal
dunia (pewaris) kepada ahli waris. Harta warisan bisa berupa benda maupun bukan wujud benda,
misalnya gelar kebangsawanan. Cara pembagian harta warisan telah diatur hukumnya dalam Al-
Quran, dengan prinsip yang paling adil.

Pembagian harta warisan tergantung kepada status kedekatan hubungan antara pewaris dengan ahli
warisnya.
PERHITUNGAN DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN

Dikutip dari buku bertajuk 'Pembagian Warisan Menurut Islam' karya Muhammad Ali
Ash-Shabuni, cara pembagian harta warisan berdasarkan Al-Quran surat An-Nisa,
persentasenya terdiri dari setengah (1/2), seperempat (1/4), seperdelapan (1/8), dua
pertiga (2/3), sepertiga (1/3), dan seperenam (1/6).
Setengah (1/2)
Ashhabul furudh yang berhak mendapatkan setengah (1/2) adalah satu
kelompok laki-laki dan empat perempuan. yakni suami, anak perempuan, cucu
perempuan dari keturunan anak laki-laki, saudara kandung perempuan, dan
saudara perempuan sebapak.

Seperempat (1/ 4)
Ahli waris yang berhak mendapatkan seperempat dari harta pewaris hanyalah dua orang,
yaitu suami atau istri.
PERHITUNGAN DALAM PEMBAGIAN WARISAN
Seperdelapan (1/8)
Ahli waris yang berhak mendapatkan bagian warisan seperdelapan adalah istri. Istri yang
mendapatkan waris dari peninggalan suaminya, baik itu memiliki anak atau cucu dari
rahimnya atau rahim istri yang lain.
Duapertiga (2/ 3)
Ahli waris yang berhak mendapatkan dua pertiga warisan terdiri dari empat
perempuan. Ahli waris ini, antara lain anak perempuan kandung, cucu
perempuan dari anak laki-laki, saudara perempuan kandung, dan saudara
perempuan sebapak.
Sepertiga (1/3)
Ahli waris yang berhak mendapatkan sepertiga warisan hanya dua, yaitu ibu dan dua
saudara baik laki-laki atau perempuan dari satu ibu.
Seperenam (1/6)
Ahli waris yang berhak mendapatkan bagian seperenam warisan ada 7 orang, yakni bapak,
kakek, ibu, cucu perempuan, keturunan anak laki-laki, saudara perempuan sebapak, nenek,
dan saudara laki-laki dan perempuan satu ibu.
MANFAAT MEMPELAJARI HUKUM
WARIS

1. Mengetahui kepada siapa dan seberapa besar bagian yang diterima oleh ahli waris tersebut.
Di dalam Al Qur’an telah diatur siapa saja yang boleh menjadi ahli waris dan siapa yang tidak serta
seberapa besar bagian yang diterimanya

2. Terciptanya ketentraman hidup dan suasana kekeluargaan yang harmonis.


Syariah adalah sumber hukum tertinggi yang harus ditaati. Orang yang paling durhaka adalah
orang yang menantang hukum syariah. Syariah itu sendiri diturunkan untuk kebaikan umat Islam dan
memberi jalan keluar yang paling sesuai.

3. Manciptakan keadilan dan mencegah konflik pertikaian.


Keadilan yang telah diterapkan, mencegah munculnya berbagai konflik dalam keluarga yang dapat
berujung pada tragedi pertengkaran.
PILIHAN GANDA
soal pembahasan
1.Harta peninggalan mayat disebut 4. Hukum mempelajari ilmu waris adalah 7. Yang mendapatkan 1/8 harta warisan adalah...
a. mawaris ✅️ a. fardu ain a. ibu, jika sang anak punya anak
b. faraidh b. fardu kifayah ✅️ b. istri, jika suami memiliki anak✅️
c. manakib c. sunnah muakkad c. anak perempuan jika ada saudara laki-laki
d. rawatib d. sunnah ghairu muakkad d. cucu perempuan
e. aqobah e. mubah e. saudara perempuan sebapak

2. Seorang bapak mendapat warisan karena 5. Membayar utang, memenuhi wasiat dan
sebab..... membayar zakatnya, harus dilakukan.....
a. wala a. saat bagi waris
b. mala b. oleh pewaris
c. nasab✅️ c. setelah bagi waris
d. nikah d. sebelum bagi waris ✅️
e. perkawinan e. proses dokumentasi

3. Memerdekakan budak, lalu budak itu


6. Dua anak perempuan atau lebih jika tidak Q.
meninggal,yang memerdekaan mendapat
ada anak laki-laki, akan mendapatkan harta
warisan, disebut....
warisan sebanyak...
a. nasab
a. 1/2
b. keturunan
b. 1/3
c. nikah
c. 1/6
d. wala ✅️
d. 2/3✅️
e. perkawinan
e. semua harta
soal pembahasan
6

ESSAY

8. Sebutkan Syarat-syarat mendapatkan warisan!


Jawaban:
• Tidak adanya salah satu penghalang dari penghalang- penghalang untuk mendapatkan
warisan.
• Kematian orang yang diwarisi, walaupun kematian tersebut berdasarkan vonis pengadilan.
• Ahli waris hidup pada saat orang yang memberi warisan meninggal dunia.

9. Apa yang dimaksud ahli waris?


Jawaban:
Ahli waris adalah orang-orang yang berhak menerima harta warisan baik laki-laki maupun
perempuan. Selain beberapa ahli waris yang haknya untuk mendapatkan warisan tidak
terhalang.

10. Sebutkan sabab-sabab menerima warisan!


Jawaban:
• Nasab (Keturunan)
• Pernikahan
• Wala
Terima
Kasih
SEMOGA MENJADI MANFAAT
YANG BERGUNA BAGI SEMUA

You might also like