You are on page 1of 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Tentang Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan salah satu determinan penting dalam belajar, para

ahli sukar mendefinisikannya, akan tetapi motivasi berhubungan dengan (1)

arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha) setelah belajar siswa memilih

mengikuti tindakan tertentu; dan (3) ketahan perilaku, atau beberapa lama

seseorang itu terus menerus berperilaku menurut cara tertentu.

Mc. Donald mendefinisikan motivasi adalah perubahan energi dalam diri

(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan. Dalam definisi ini terdapat tiga unsur yang saling terkait,

yaitu:

a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.

b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan.

c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.1

1
Fadlilah, A. N. Strategi Menghidupkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini Selama Pandemi
COVID19 melalui Publikasi, (Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2020), Vol. 5. No. 1,
Hlm. 373. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.548

12
13

2. Fungsi Motivasi

Menurut Winarsih ada tiga fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang dilakukan.

b. Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai. Dengan demikian

motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai

dengan rumusan tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan guna mencapai tujuan.2

3. Jenis Motivasi

Jenis motivasi dalam belajar di bedakan dalam dua jenis, masing-masing

adalah:

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan dorongan yang kuat berasal dari dalam diri

seseorang. Motif intrinsik adalah motif yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu kegiatan. Semakin kuat motivasi intrinsik yang dimiliki,

semakin memperlihatkan tingkah laku yang kuat untuk mencapai tujuan.

Motivasi Intrinsik pada umumnya terkait dengan bakat dan faktor intelegensi

dalam diri siswa. Motivasi intrinsik dapat muncul sebagai suatu karakter

2
Winarsih, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajara Lantanida Journal, Vol. 5
No. 2, 2017, Hlm. 93-196
14

yang telah ada sejak seseorang dilahirkan, sehingga motivasi tersebut

merupakan bagian dari sifat yang didorong oleh faktor endogen, faktor dunia

dalam, dan sesuatu bawaan. Adapun faktor yang mempengaruhi motivasi

intrinsik antara lain : keinginan diri, kepuasan, kebiasaan baik, kesadaran.

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul manakala terdapat

rangsangan dari luar individu dan motivasi ekstrinsik adalah motivasi

penggerak atau pendorong dari luar yang diberikan dari ketidak mampuan

individu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik

antara lain: pujian, nasehat, semangat, hadiah , hukuman, meniru sesuatu.3

B. Tinjauan Tentang Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua

Orang tua adalah komponen yang terdiri dari ayah dan ibu yang diikat

dalam satu pernikahan yang sah sehingga dapat membentuk sebuah keluarga.

Orang tua memiliki tanggung jawab penuh dalam mendidik, mengasuh, dan

membimbing anaknya agar anak tersebut siap dalam kehidupan bermasyarakat.4

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak

mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan

demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga. Pada

umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari

3
Santrock, Motifasi Belajar Mahasiswa Program Studi Manajemen dalam Penguasaan
Keterampilan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris , Vol. 9 No. 1 Juni 2018 , Hlm. 46
4
Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Hlm. 35
15

kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan

karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami

membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya

pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara

orang tua dan anak.5

2. Peran Orang Tua Terhadap Anak

Menurut Astuti, peran orang tua adalah pengerahan atau pemusatan

tenaga/kekuatan jiwa dari orang tua terhadap aktivitas belajar anaknya dengan

penuh kesadaran demi mencapai prestasi maksimal anak dalam belajar. 6

Ada beberapa peran orang tua dalam perkembangan anak:

a. Sebagai orang tua mereka yang merawat, membesarkan, memelihara dan

memberikan kesempatan pada anak untuk berkembang.

b. Sebagai guru, orang tua harus mengajar, menetapkan peraturan-peraturan

yang ada di keluarga.

c. Sebagai tokoh teladan orang tua harus menjadi tokoh yang ditiru pola

tingkah lakunya.

d. Sebagai pengawas orang tua memperhatikan dan mengawasi anak agar

melanggar peraturan yang ada dirumah maupun diluar lingkungan keluarga.7

5
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara Cet. X, 2012), Hlm. 35
6
Astuti, Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaran Dalam Pengembangan Karakter Disiplin
Peserta Didik Melalui Pendekatan Keteladanan Di Smp N 2 Tempel. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Dan Hukum, (Makassar: http://repositori.uin-alauddin.ac.id/8454/1/ASTUTI.pdf,
2017), Diakses tanggal 2 juni 2023
7
Kathryn Gerdad, Konseling Anak-Anak, (Jakarta: Indeks, 2016), Hlm. 69
16

3. Tanggung Jawab Orang Tua

Dalam ajaran Islam, anak adalah amanat dari Allah SWT, maka orang tua

sangat berkewajiban menjaga dan mendidiknya dengan baik dan penuh

perhatian. Hal ini bias di jadikan pedoman bagi yang lainnya.

Dari ayat tersebut dapat diketahui, bahwa yang dimaksud dengan orang-

orang beriman adalah orang tua, sebagai penanggung jawab semua anggota

keluarga termasuk anak-anaknya. Tanggung jawab orang tua yang besar

terhadap anak-anaknya. Tanggung jawab orang tua yang besar terhadap anak-

anaknya tersebut yang nantinya wajib dipertanggung jawabkan dihadapan

Tuhan-Nya kelak di akhirat.

Secara umum inti tanggung jawab dari orang tua adalah membina dan

mendidik anak-anaknya dalam sebuah kehidupan rumah tangga. Betapapun

beratnya kewajiban orang tua dalam mendidik dan membesarkan seorang anak

hingga tumbuh dewasa serta menjadi hamba allah yang kuat dan shaleh patuh

atas perintah Allah SWT. Anak yang seperti inilah yang merupakan dambaan

setiap orang tua. Tetapi pada dasarnya orang tua tidak akan merasakan

keberatan dan bahkan mempunyai kepuasan tersendiri bila dapat

melaksanankan secara wajar (alami) terhadap tanggung jawab tersebut, karena

orang tua mempunyai sifat mencintai anaknya. Disatu sisi, selain sebagai

perhiasan kehidupan dunia, anak yang shaleh juga merupakan perisai bagi

orang tuanya dalam kehidupan dunia dan akhirat.


17

Dalam pasal 26 ayat 1 undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang

perubahan atas undang-undang nomor 23 tahunn 2002 tentang perlindungan

anak dimana dijelaskan dalam undang-undang ini bahwa orang tua

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:

a. Mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi anak

b. Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, minat dan

bakatnya

c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak

d. Memberikan pendidikan karakter dan pemahaman nilai budi pekerti pada

anak.8

C. Bimbingan Belajar

1. Pengertian Bimbingan

Bimo Walgito berpendapat “bimbingan adalah batuan atau pertolongan

yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari

atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya atau sekumpulan

indivudu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya ”.9

2. Langkah-langkah Bimbingan Belajar

a. Identifikasi Kasus. Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan

siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar.

8
http://www.hukumonline.com/klinik/a/batasan/-tanggung-jawab-orang-tua-kepada-anak
diakses pada 2 juni 2023 18:14 WIB
9
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: ANDI, 200), Hlm. 6
18

b. Identifikasi Masalah. Langkah ini merupakan upaya untuk memahami

jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa.

c. Diagnosis. Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor

penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa.

d. Prognosis. Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami

siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif

pemecahannya.

e. Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus).

f. Evaluasi dan Follow Up

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan akan

menjadi bahan referensi maupun gambaran dalam pelaksanaan oleh peneliti.

Untuk menjelaskan perbedaan dan persamaan dalam peneliti ini dengan peneliti

sebelumnya.

Skripsi yang ditulis oleh Pika Putriani Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Palembang Fakultas Agama Islam tahun 2015 yang berjudul

Motivasi Orangtua Menyekolahkan Anak di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum”.

Hasil dari skripsi penelitian ini bahwa motivasi orangtua menyekolahkan anak di

Pondok Pesantren Raudhatul Ulum adalah tinggi –rendahnya motivasi orangtua.

Faktor-faktor yang mendorong orangtua mendaftrakan anak ke Pondok Pesantren

Raudhatul Ulum agar anak memiliki aqidah yang lurus, beribadah yang baik,

memiliki akhlak yang tangguh, mampu berusaha, dan berwawasan luas.


19

Sedangkan kendala orangtua menyekolahkan anak ke Raudhatul Ulum adalah

kendala dalam biaya, keadaan sarana dan prasarana yang menujukan jalan ke

Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, serta tempat tinggal asrama dan pengawasan

yang kurang bagi perilaku santriwan santriwati. Ada kesamaan dan perbedaan

dalam penulisan yang ditulis oleh Pika Putriani dan yang ditulis oleh peneliti.

Persamaannya terletak pada subyek yang diteliti yaitu sama – sama meneliti

motivasi orangtua. Perbedaannya terletak pada obyek yang diteliti. Pika Putriani

meneliti di pondok pesantren Raudhtul Ulum Sedangkan peneliti membahas

tentang bimbingan belajar ruang imajinasi di desa perkebunan aek nagaga

kecamatan rahuning kabupaten asahan.10

10
Pika Putriani dengan judul Skripsi “ Motivasi Orangtua Menyekolahkan Anak di Pondok
Pesantren Raudhatul Ulum “, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Palembang pada
tahun 2015

You might also like