Professional Documents
Culture Documents
W042100005
Dasar-Dasar Komunikasi
Digital
Proses penyampaian pesan melalui media pun mengalami pergeseran penting. Jika
media selama ini merupakan pusat informasi, dan informasi itu diberikan atau
dipublikasikan dengan satu arah, kini media menjadi lebih interaktif. Khalayak tidak lagi
sekadar objek yang terpapar oleh informasi, tetapi khalayak telah dilibatkan lebih aktif
karena teknologi menyebabkan interaksi di media bisa terjadi. Tentu saja kenyataan ini
membawa perubahan pada sisi khalayak, terutama dalam hal kepuasan terhadap
informasi yang didapat. Salah satu ciri dalam lingkungan media baru, yaitu saat ini kita
sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiensi kolektif menuju
kepuasan grup atau individu.
Penanda dari cirri media baru itu bisa dilihat dari munculnya media siber atau dalam
jaringan. Koneksi antarjaringan melalui komputer atau lebih popular disebut dengan
internet memberikan pilihan bagi khalayak tidak hanya dalam mencari dan mengonsumsi
informasi semata, tetapi khalayak juga bisa memproduksi informasi itu. Informasi juga
mentransformasikan dirinya sebagai tempat penyimpanan (archive) virtual, sehingga
khalayak bisa mengakses informasi yang dibutuhkan kapan pun dan tentu saja melalui
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
2 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
perangkat apa pun. Kondisi ini jelas berbeda dengan media pada umumnya, seperti
Koran, majalah, televise, dan radio yang memerlukan kehadiran khalayak pada saat itu
juga untuk mengakses informasi dan membatasi khalayak untuk mengakses informasi
yang telah dipublikasikan.
Sebelum mendefinisikan apa itu media, perlu kiranya kita melihat bagaimana empat fase
perkembangan komunikasi sebagaimana yang dipopulerkan oleh Rogers (1986 :26), yang
secara langsung maupun tidak berpengaruh pada kemunculan media komunikasi itu
sendiri. Menurut Rogers, fase-fase tersebut yaitu masa komunikasi melalui media tulisan
(The Writing Era), masa media komunikasi tercetak (The Printing Era), era komunikasi
yang sudah memanfaatkan teknologi walau masih sederhana (Telecommunication Era),
dan masa di mana media menjadi lebih interaktif dari sebelumnya (Interactive
Communication Era). Dalam fase yang terakhir, Interactive Communication Era, Rogers
mencatat era ini berawal dari ditemukannya ENIAC, sebutan untuk perangkat kerja
computer sederhana yang memiliki lebih dari 18.000 tabung lampu vacuum pada 1946
oleh sekelompok ilmuwan di Universitas Pensylvania. Sepertiga abad kemudian,
penemuan sederhana ini menghasilkan perangkat yang lebih kecil, lebih canggih, dan
lebih fleksibel dalam penggunaannya (Rogers, 1986 : 30-31).
Pada periode The Print Age, dianggap sebagai prototipe dari revolusi industri yang terjadi
di belahan dunia. Penemuan mesin cetak oleh Gutenberg mengakibatkan kemajuan di
bidang (media) komunikasi manusia, menyebabkan produksi masal dari bahan bacaan
yang dapat dinikmati oleh seluruh manusia, bahkan saat seseorang dalam kondisi
terisolasi dari orang lain. Periode terakhir menurut McLuhan yaitu Electronic Age. Periode
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
3 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
ini diwakili oleh munculnya komunikasi melalui kabel dengan bunyi panjang-pendek atau
telegraf sederhana pertama oleh Samuel Morse, yang memicu produk komunikasi yang
berbasis elektronik dan komputerisasi secara lebih mengejutkan; televisi, compact disc,
komputer, telepon genggam, dan masih banyak lainnya. Kecanggihan teknologi
komunikasi ini memberikan kemudahan tersendiri bagi proses komunikasi manusia.
Bahkan dalam kondisi yang tertentu McLuhan mengklaim bahwa periode elektronika ini
meruakan periode yang paling mutakhir dari perkembangan komunikasi manusia,
menggantikan periode sebelumnya. Dan, akan terus berkembang dengan inovasi yang
lebih maju.
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
4 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
jaringan yang dinamakan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), di
mana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer
yang berbasis UNIX.
Tujuan awal dibangunnya proyek itu adalah untuk keperluan militer. Pada saat itu
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Department of Defense) membuat sistem
jaringan komputer yang tersebar dengan menghubungkan komputer di daerah-daerah
vital untuk mengatasi masalah bila terjadi serangan nuklir dan untuk menghindari
terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan.
Pada mulanya ARPANET hanya menghubungkan 4 situs saja yaitu Stanford Research
Institute, University of California, Santa Barbara, University of Utah, di mana mereka
membentuk satu jaringan terpadu pada tahun 1969, dan secara umum ARPANET
diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ini berkembang
pesat di seluruh daerah, dan semua universitas di negara tersebut ingin bergabung,
sehingga membuat ARPANET kesulitan untuk mengaturnya.
Oleh sebab itu ARPANET dipecah manjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer
dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-
universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet,
yang kemudian disederhanakan menjadi Internet.
Perkembangan Internet
Beberapa fenomena dan kelebihan internet sebagai media informasi dan komunikasi
dibandingkan dengan media lain, Informasi yang didapatkan lebih mudah, cepat dan
murah dengan jangkauan global. Hal ini didukung dengan fakta bahwa untuk menjangkau
pengguna sebanyak 60 juta orang,
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
5 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
Jika dilihat dari fakta demikian, tentu Kegunaan Internet semakin berkembang dalam
memenuhi tuntutan para penggunanya yang mencakup media online, transportasi,
transaksi, dan lain sebagainya. Perbedaan internet dibandingkan media komunikasi lain
dapat di lihat dari dua sisi, yaitu pengunaannya oleh komunikator dan komunikan serta
dari sisi karakteristik internet itu sendiri sebagai sebuah media komunikasi. Perbedaan
karakteristik internet dibandingkan dengan media lain dalam system operasional adalah
sebagai berikut :
1. Perbedaan yang utama dan makro tersebut yaitu, internet adalah media
berbasiskan komputer.
2. Internet sebagai media komunikasi yang memiliki penawaran interaktif dan
dinamis terhadap para penggunanya.
3. Media internet mampu menjadi pusat informasi dimana internet adalah sumber
informasi yang tidak terbatas.
4. Luas jangkauan dari media internet tentu saja melintas antar benua, antar negara,
serta antar budaya.
5. Fungsi internet sebagai media, selain sama dengan fungsi media lain, media
internet juga memiliki banyak penawaran untuk pengembangan bidang jasa maupun
bisnis dimana hal ini menjadi satu bagian dari gaya hidup.
Dalam hal komunikasi dimediasi oleh teknologi, teknologi yang dimaksud di sini tidaklah
seperti pengertian teknologi pada umumnya. Sebab sejak lama komunikasi yang terjadi
antarmanusia itu sudah dimediasi oleh teknologi, seperti televisi, telepon, dan
sebagainya. Dalam CMC, teknologi lebih spesifik dan secara teknis teknologi itu didesain,
dibuat, digunakan agar memungkinkan terjadinya pertukaran data dan informasi. Cantoni
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
6 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
dan Tardini (2006) mendefinisikan CMC sebagai interaksi antar-individu yang terjadi
melalui komputer.
CMC ini memfasilitasi manusia dengan aplikasi yang beragam, salah satunya media
sosial. Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk
menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia. Menurut Kaplan & Heinlein
(2010) bahwa media sosial terdiri dari :
1. Collaborative project : Suatu media social yang dapat membuat sebuah konten
dan di dalam pembuatannya dapat di akses oleh seluruh khalayak secara global,
contohnya : Wiki, dan aplikasi bookmark social.
2. Blogs and Microblogs : Suatu website yang menyampaikan mengenai opini,
pengalaman, atau kegiatan sehari – hari, dimana aplikasi ini dapat membantu
penggunanya untuk tetap posting mengenai pernyataan apapun
3. Content Communities : Sebuah aplikasi yang bertujuan untuk saling berbagi
dengan orang lain, baik dengan jarak jauh maupun dekat (berbagi gambar, video, eboook,
dan lain – lain)
4. Social Networing Sites : Sebuah situs yang membantu seseorang untuk membuat
sebuah profile dan dapat menghubungkannya dengan pengguna lain (Instagram, Path,
Facebook, Twitter, dan lain – lain)
5. Virtual Games : Permainan dunia virtual, dimana mereplikasikan lingkungan 3D,
dan user bisa muncul dengan avatar – avatar yang diinginkannya.
6. Virtual Social : Merupakan sebuah aplikasi yang mensimulaskan kehidupan
melalui internet, situs ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan
menggunakan sebuah avatar yang mirip kehidupannya.
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
7 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
informasi....”mencakup sistem-sistem komunikasi, seperti satelit siaran langsung, kabel
interaktif dua arah, penyinaran bertenaga rendah (low-power broadcasting), komputer
(termasuk personal komputer dan komputer genggam yang baru), dan televisi (termasuk
video disk dan video tape cassette) “ (Ely, 1982).
Memang ada pembahas yang membedakan antara teknologi komunikasi dan teknologi
informasi. Teknologi komunikasi dianggap mencakup pengertian yang lebih luas,
termasuk sistem, saluran, perangkat keras dan perangkat lunak dari komunikasi modern.
Sedangkan teknologi informasi merupakan bagian dari pengertian teknologi komunikasi.
Ilmuwan lainnya membedakan teknologi informasi dalam pengertian Hardware atau
perangkat keras saja. Bahkan ada yang menafsirkan bahwa teknologi informasi sebagai
perangkat komputer berikut segala perlengkapannya Namun, apabila diamati dengan
lebih mendalam nyatalah bahwa di antara dua bidang tersebut saling berkaitan satu
dengan yang lain, bahkan sering kali digunakan untuk menyebut hal yang sama secara
bergantian.
Rogers (1986: 4-5) menguraikan tiga ciri utama yang menandai kehadiran teknologi
komunikasi baru, yaitu interactivity, de-massification, dan asynchronous. Interactivity
merupakan kemampuan sistem komunikasi baru (biasanya berisi sebuah komputer
sebagai komponennya) untuk berbicara balik kepada penggunanya, hampir seperti
seorang individu yang berpartisipasi dalam sebuah percakapan. Dalam ungkapan yang
lain, media baru memiliki sifat interaktif yang tingkatannya mendekati sifat interaktif pada
komunikasi antarpribadi secara tatap muka. Media komunikasi yang interaktif ini
memungkinkan para partisipannya dapat berkomunikasi secara lebih akurat, lebih aktif,
dan lebih memuaskan.
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
8 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sifat kedua dan teknologi komunikasi baru adalah de-masszfication atau tidak bersifat
massal. Maksudnya, yaitu pesan khusus dapat dipertukarkan secara individual diantara
para partisipan yang terlibat dalam jumlah yang besar. De-massification ini juga bermakna
bahwa kontrol atau pengendalian sistem komunikasi massa biasanya berpindah dan
produsen pesan kepada konsumen media. Ciri yang ketiga dan teknologi komunikasi baru
adalah asynchronous. Karakteristik ini bermakna bahwa teknologi komunikasi baru
mempunyai kemampuan untuk rnengirimkan dan menerima pesan pada waktu-waktu
yang dikehendaki oleh setiap individu peserta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa arti “media” yaitu alat (sarana)
komunikasi, seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Kemudian,
“media masa” merupakan sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk
menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. Mungkin tidaklah asing jika
disebutkan bahwa koran, majalah, radio atau televisi sebagai media. Hanya saja
pehaman ini hanya berhenti pada definisi yang ditawarkan oleh Laughey (2007: 1)
sebagai teknologi yang mengkomunikasikan pesan kepada khalayak yang berada dalam
lokasi, negara atau bahkan bagian dunia yang berbeda. Sebagaimana juga yang
dijelaskan Luhmann (2002: 2), bahwa apa yang disebutkan itu pada dasarnya lebih
dikenal sebagai media massa (mass media) yang berarti tidak ada interaksi di antara
pengiriman pesan (sender) dan penerima pesan (receiver). Sifat dasar media massa juga
menunjukkan bahwa pesan produksi oleh satu sumber (terpusat) dan disebarkan ke
semua (Groosberg, et al., 2006: 8). Pesan yang didistribusikan pun bersifat masif atau
menyebar dengan tidak melihat demografis serta apa yang dibutuhkan oleh penerima
pesan.
Namun media tidaklah mesti bersifat massa. Sebab secara historis media itu sendiri
muncul dari sesuatu yang terjadi agen atau perantara dalam penyampaian pesan. Media
pada dasarnya merupakan bentuk dari medium yang dalam Bahasa Inggris medium
merupakan bentuk singular form dari media. Konteks ini dijelaskan oleh Burton (1961
dalam Williamas, 1983: 203), yang yang menyebutkan bahwa dalam memahami
komunikasi diperlukan tiga hal, yakni objek (the object), organ (the organ), dan medium
(the medium). Praktik sederhana dari tigal hal ini yakni jam. Ketika alarm jam berbunyi,
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
9 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
maka objeknya yakni jam dan pendengaran kita sebagai organ, sehingga kita mengetahui
waktu.Lalu, apa apa yang memerantarai antara jam dan telinga kita? Bunyi. Tanpa bunyi,
maka kita tidak akan mengetahui waktu saat itu.
Dipertegas lagi bahwa pemahaman media dan medium memiliki konsekuensi yang
berbeda. Pengkaji teori media seperti Innis (1951), McLuhan (1964), Meyrowitz (1997,
1999), Holmes (2005), dan Moores (2005), bahkan menegaskan bahwa media lebih pada
makna teknologi sementara medium memiliki pemahaman yang lebih luas dari sekadar
makna teknologi itu sendiri. Media merupakan bahwa itu pesan, sedangkan medium
membawa konten sekaligus konteks. Bagi Innis (1951: 33) medium komunikasi memiliki
pengaruh yang cukup penting bagi perubahan peradaban dan bagaimana pengetahuan
itu dikomunikasikan lepas dari waktu dan ruang. Bahkan McLuhan (1964: 8-9) “the
medium is the the message” bahwa medium tidak hanya memediasi pesan, tetapi
medium itu adalah pesan itu sendiri yang bisa mengubah bagaimana pola komunikasi
antarmanusia. Juga, medium itu yang memengaruhi dan memberikan kontrol dari skala
atau bentuk dari bagaimana manusia itu beraksi dan berhubungan. Oleh karena itu, ada
pemaknaan yang tidak bisa dimunculkan dari sekadar menggunakan kata “media”
dibandingkan kata “medium”.
Dari penjelasan sejarah media komunikasi teori media generasi pertama McLuhan
sebelumnya, bisa disimpulkan bahwa media pada dasarnya merupakan salah satu
perspektif dalam memandang medium, yaitu medium sebagai saluran sebagaimana
dijelaskan Meyrowitz (1977a: 5-7, 1999) medium-as-vessel/conduit. Koran, radio, dan
televisi pada dasarnya dalam konteks ini merupakan saluran atau medium teknologi,
karena bentuk dari medium ini oleh McLuhan yang merujuk pada perkembangan
teknologi di atas. Dicontohkan sebagai sebuah saluran air, pipa merupakan media yang
membawa air yang dalam makna ini dikatakan sebagai konten atau pesan. Begitu juga
dengan koran, kertas merupakan media sementara teks dan foto yang ada di dalamnya
merupakan konten yang disampaikan.
Dalam pendekatan medium sebagai saluran ini, konteks bisa dimaknai atau dipersesipkan
berbeda dan tidak tergantung dari media itu sendiri. Sebab, bagi Meyrowitz (1999: 45),
konten haruslah dimaknai secara berbeda dari bentuk kemunculan konten itu sendiri
melalui berbagai medium. Berita yang dimuat di koran bisa membuat orang bahagia,
tertawa, menangis, atau marah, tetapi perasaan yang muncul itu bukan karena medianya
atau kertasnya, melainkan pada konten (berita) yang dibawa oleh kertas (surat kabar) itu.
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
10 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
Meski media yang menyampaikan berbeda seperti melalui surat elektronik (e-mail),
pesan singkat (SMS), surat, lukisan, atau apa pun bentuknya, reaksi yang muncul tertuju
pada konten itu sendiri.
1. Bagaimana bentuk informasi yang bisa atau tidak bisa ditransmisikan oleh medium
;
2. Kecepatan dan tingkat komunikasi ;
3. Bagaimana medium itu menyalurkan pesan apakah unidirectional, bidirectional,
atau multidirectional;
4. Interaksi komunikasi yang simultan (simultaneous) atau berurutan (sequential);
5. Kebutuhan fisik untuk menggunakan media ; dan
6. Mudah atau sulit secara relatifnya dalam mempelajari serta menggunakan medium
untuk menghasilkan (code) dan menerima (decode) pesan serta apakah medium itu
digunakan sekaligus atau dalam kondisi tertentu saja.
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
11 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
Karena itu, perspektif terakhir ini bisa dilihat dari level mikro maupun level makro
(Meyrowitz, 1999: 49). Pada level mikro merujuk pada bagaimana pemilihan medium
yang dilakukan khalayak dalam melakukan interaksi atau dalam situasi tertentu. Yaitu
berbeda, secara psikologis dan sosial, ketika menolah suatu permintaan, sebagai contoh
proposal bantuan dana kegiatan suatu organisasi, dengan menggunakan surat atau
bertatap muka. Dalam tatap muka ada kemungkinan beragam ekspresi yang muncul, baik
dari sisi yang akan menyampaikan penolakan maupun yang menerima. Kondisi tatap
muka ini tentu akan menyebabkan adanya upaya pemilihan konten atau kata-kata yang
sangat berbeda dengan media surat yang tergantung pada teks bukan pada ekspresi.
Sementara pada level makro, bagaimana medium baru itu memberikan pengaruh pada
interaksi dan struktur pada umumnya. Mengambil contoh sebelumnya, dalam level ini
akan muncul kajian mengenai bagaimana model surat penolakan dari proposal yang
diajukan oleh suatu organisasi. Juga, dicontohkan oleh Meyrowitz, jika dalam level mikro
kehadiran mikrofon atau kamera memberikan efek bagaimana cara seorang aktivis politik
berbicara, sementara dalam level makro media elektronik memberikan gambaran
bagaimana gaya aktivis politik itu, dan persepsi khalayak pun akan terbentuk bahwa
secara umum begitulah gaya aktivis politik di mana pun.
Tiga perspektif Meyrowitz dalam melihat medium ini memberikan gambaran bahwa
medium bisa dilihat dari berbagai macam aspek. Medium tidak hanya bisa dilihat dari
persoalan teknis atau teknologi apa yang terkadung di dalamnya, apakah cetak, audio,
visual, analog, digital dan sebagainya. Medium pada tahap selanjutnya bisa mengandung
nilai-nilai yang tidak sekadar menjadi sarana dalam penyampaian pesan, tetapi
memberikan pengaruh dari segi, sebagai misal, sosial, kultural, politik, bahkan pada
aspek ekonomi. Hal ini sejalan dengan Raymond Williams (1983 dalam Laughey, 2005 :
2-3), yang melihat tidak hanya sebatas dalam makna (sense) teknologi sebagaimana
yang terkandung dalam lema “media”, tetapi juga bisa dimaknai tidak hanya dalam makna
historis serta teknologi semata, tetapi juga dalam makna kapitalis, sosial, kultural, hingga
politik.
Namun dalam konteks Bahasa Indonesia, lema “medium” dan “media” cenderung tidak
ada pemaknaan yang berbeda dari segi etimologi. Bukan berarti ketika pembahasan
dalam buku ini penggunaan “media” lebih bersifat atau bermakna teknologi yang
digunakan dalam penyampaian pesan semata, melainkan dalam tahap makro kata
“media” itu sudah mencakup perspektif “medium” itu sendiri. Sehingga ketika
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
12 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/
pembahasan media siber, maka termasuk di dalamnya penulis sedang menguraikan
“medium” itu sendiri.
DaftarPustaka
Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber (Cybermedia). Prenadamedia Group :
Jakarta.
Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber. Prenamedia Group :
Jakarta
2021 Dasar-Dasar Komunikasi Digital Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
13 Tim Teaching http://pbael.mercubuana.ac.id/