You are on page 1of 6

EVOLUSI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN

GENERASI Z

Disusun Untuk Memenuhi ujian tengah semester Komunikasi Terapeutik


Dosen Pengampu: Ns. Ahmad Abdul Ghofar Abdulloh, S.Kep., M.Kep.

Disusun Oleh Kelompok 9:

1. Siti Amnatul Jannah (1440122054)


2. Siti Jazirotul Jannah (1440122056)
3. Siti Ravinatul Laili (1440122058)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN RUSTIDAKRIKILAN-GLENMORE-
BANYUWANGI
2023
PENDAHULUAN

Komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah dianggap suatu tindakan


yang disengaja untuk menyampaikan pesan agar terpenuhi kebutuhan
komunikator misalnya mejelaskan atau membujuk sesuatu 3 hal (Pertiwi et al.
2022). Komunikasi merupakan suatu alat yang digunakan oleh individu atau lebih
dalam melakukan penyampaian informasi, bertukar informasi secara efektif
dengan menggunakan media verbal dan non verbal. Sedangkan terapeutik sendiri
merupakan segala tindakan yang dilakukan untuk memfasilitasi atau menjadi
jembatan kesembuhan klien.

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan seorang


perawat dengan teknik- teknik tertentu yang mempunyai efek penyembuhan
(Pertiwi et al. 2022). Komunikasi terapeutik sendiri dilakukan oleh tenaga
kesehatan professional untuk meningkatkan rasa trust atau percaya klien kepada
pemberi layanan kesehatan guna sebagai alat menggali informasi terhadap
permasalahan klien sehingga dapat menjembatani kesembuhan yang diinginkan.
Perlu diketahui komunikasi terapeutik bukan bentuk dari terapi psikologis untuk
klien, melainkan merupakan alternatif atau tindakan pendukung kesembuhan
klien.

Klien dengan permasalahan kesehatannya memiliki berbagai latar


belakang yang berbeda, tingkatan pengetahuan, dan perkembangan yang tidak
dapat disamakan pada tiap usia. Menjadi salah satu persoalan baru, klien generasi
z yang berbeda jauh secara pengalaman dan memiliki preferensi khas dalam cara
berkomunikasinya. Generasi yang lahir pada era teknologi dan cenderung
menyukai komunikasi online dari pada face to face, terjadi degradasi komunikasi
tatap langsung (Zis, Effendib & Roem, 2021), selain itu disrupsi teknologi
mempengaruhi tingkat kreativitas gen z dalam mempergunakan teknologi dengan
baik (Badri, 2022), generasi z memiliki ciri khas yang anti-sosial (Purnomo et al.
2019) yang akan menjadi masalah baru untuk tenaga kesehatan dalam menggali
dan bertukar informasi secara efektif. Sifat yang tidak dapat diinterupsi (Irena &
Rusfian, 2019) atau diarahkan menjadi tantangan baru bagaimana menjadikan
komunikasi terapeutik tetap efektif pada generasi yang lahir pada era disrupsi
teknologi.
PEMBAHASAN

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mempunyai tujuan


spesifik yaitu mencapai tujuan untuk kesembuhan, Komunikasi terapeutik
dilakukan berdasarkan rencana yang buat secara spesifik (Siti, Zulpahiyana &
Indrayana 2016). Generasi z atau gen z (centennials), mengacu pada generasi
yang lahir antara 1996-2010, tumbuh dengan teknologi, internet, dan media sosial,
yang terkadang menyebabkan mereka mendapatkan stereotip sebagai pecandu
teknologi, anti-sosial, atau pejuang keadilan sosial (Purnomo et al. 2019).

Generasi z memiliki sifat sulit berkomunikasi secara langsung, instan dan


memudarkan nilai-nilai budaya dan agama (Hastini, Fahmi & Lukito 2020).
Dengan sifat demikian diperlukannya evolusi berkomunikasi untuk mencapai
tujuan terapeutik. Memahami sifat dari generasi z menjadi kunci utama dalam
berkomunikasi se-frekuensi. Generasi z cenderung tidak ingin mendengarkan
interupsi tapi lebih ingin didengarkan oleh mitra (Mansur, 2022), pendekatan bisa
dilakukan layakanya sebagai teman, lebih mendengarkan dan mengapresiasi
pendapat generasi z. Menghadirkan pihak ketiga yang dekat dengan klien juga
menjadi alternatif untuk berkomunikasi lebih efektif dan pertukaran informasi
lebih efektif.

Gen z terkenal pragmatis dan menyukai belajar melalui media internet


(Adriyant & Syarief, 2019) sehingga menjadi kehilangan minat terhadap
pembicaraan yang kurang menarik. Membuka pembicaraan dengan tidak terlalu
formal atau lebih asik menjadi kunci keterbukaan klien. Meningkatkan tingkat
kepercayaan diri klien dapat membuat klien lebih terbuka lagi, yaitu dengan
memuji segala pencapaian dan mengapresiasi klien, sehingga membina hubungan
rasa percaya menjadi lebih mudah.

Mempelajari cara berkomunikasi dengan generasi z juga menjadi nilai


yang diharuskan dalam memulai komunikasi terapeutik. Generasi y dan x
memiliki perbedaan dalam perbendaharaan kata, alangkah lebih baiknya seorang
tenaga kesehatan juga meng-upgrade pengetahuan diri pada era baru, sehingga
mudah dalam memodifikasi cara berbicara dengan setiap kalangan.
PENUTUP

Teknik berkomunikasi terapeutik pada setiap kalangan memiliki kesamaan


(Sarfika & Windy, 2018), hanya saja perlu dimodifikasi bagaimana cara bertukar
informasi secara efektif dengan sifat-sifat yang berbeda pada setiap generasi.
Generasi z yang lahir pada era disrupsi teknologi menjadikan mereka memiliki
kemampuan mengolah teknologi tetapi kurang dalam berpikir, bersosialisasi, dan
cenderung ingin menerima sesuatu yang instan. Komunikasi terpeutik perlu
dikembangkan dan dimodifikasi untuk mengatasi hambatan dalam berkomunikasi
dengan generasi z. Bukan merupakan tantangan besar, tetapi peningkatan
efektifitas dengan memahami setiap generasi memiliki perbedaan dalam cara
berkomunikasi sehingga diperlukan memposisikan diri sebagai mitra,
menghadirkan pihak ketiga, memulai percakapan menarik, dan meng-upgrade
pengetahuan sesuai perkembangan era.
DAFTAR PUSTAKA

Adriyanto, Andreas Rio, Imam Santosa, and Achmad Syarief. 2019. “MATERI
PEMBELAJARAN DARING” 2 (2013): 165–73.
Badri, Muhammad. 2022. “Pribumi Digital Moderat: Profil Kecakapan
Komunikasi Digital Generasi Z.” Jurnal Riset Komunikasi 5 (2): 291–303.
https://doi.org/10.38194/jurkom.v5i2.653.
Hastini, Lasti Yossi, Rahmi Fahmi, and Hendra Lukito. 2020. “Apakah
Pembelajaran Menggunakan Teknologi Dapat Meningkatkan Literasi
Manusia Pada Generasi Z Di Indonesia?” Jurnal Manajemen Informatika
(JAMIKA) 10 (1): 12–28. https://doi.org/10.34010/jamika.v10i1.2678.
Irena, Lydia, and Effy Zalfiana Rusfian. 2019. “Hubungan Gaya Kepemimpinan
Transformasional Dan Komunikasi Internal Dengan Kinerja Karyawan
Generasi Z Pada Tech Company.” Jurnal Komunikasi 11 (2): 223.
https://doi.org/10.24912/jk.v11i2.5635.
Mansur, Ali. 2022. “Karakteristik Siswa Generasi Z Dan Kebutuhan Akan
Pengembangan Bidang Bimbingan Dan Konseling” 17 (1): 120–30.
https://doi.org/10.29408/edc.v17i1.5922.
Pertiwi, Melinda Restu, Wardhani Annalia, Raziansyah, Firsty Lucia, Febriana
Annisa, Sitanggang Yohana, Maria Dely, Anggraeni Widya, Fuady Ikhsan,
and Arniati. 2022. Komunikasi Terapeutik Dalam Kesehatan.
Purnomo, Agung, Nur Asitah, Elsa Rosyidah, Andre Septianto, Margi Dwi
Daryanti, and Mega Firdaus. 2019. “Generasi Z Sebagai Generasi
Wirausaha,” 1–4. https://doi.org/10.31227/osf.io/4m7kz.
Sarfika, Rika, Esthika Ariani Maisa, and Windy Freska. 2018. Komunikasi
Terapeutik Dalam Keperawatan. Andalas University Press.
Siti, Misi, Zulpahiyana Zulpahiyana, and Sofyan Indrayana. 2016. “Komunikasi
Terapeutik Perawat Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien.” Jurnal Ners
Dan Kebidanan Indonesia 4 (1): 30.
https://doi.org/10.21927/jnki.2016.4(1).30-34.
Zis, Sirajul Fuad, Nursyirwan Effendi, and Elva Ronaning Roem. 2021.
“Perubahan Perilaku Komunikasi Generasi Milenial Dan Generasi Z Di Era
Digital.” Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial 5 (1): 69–87.
https://doi.org/10.22219/satwika.v5i1.15550.

You might also like