You are on page 1of 14

MAKALAH PENGELOLAAN PANEN

“ALAT DAN MESIN PEMANENAN KELAPA SAWIT”

Dosen pengampu: Hardy Wijaya

Oleh:

Fadel Muhammad Ramadhan Pardede


2101137
BDP 3E

BUDIDAYA PERKEBUNAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA
MEDAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Cara Panen Kelapa Sawit.........................................................................3
2.2 Alat Panen Kelapa Sawit...........................................................................3
2.3 Rotasi Panen Kelapa Sawit........................................................................4
BAB III METODOLOGI.........................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................6
4.1 Peralatan Panen..............................................................................................6
4.2 Identifikasi Tanaman Siap Panen...................................................................6
4.3 Kriteria Tanaman Menghasilkan dan Buah Layak Panen..............................7
4.4 Cara Pemanenan.............................................................................................8
4.5 Menghitung Kebutuhan Tenaga Panen Sawit................................................8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................10
3.1 KESIMPULAN......................................................................................10
3.2 SARAN..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “Alat dan Mesin Pemanenan Kelapa Sawit” ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Panen. Makalah ini
memberikan penjelasan tentang alat untuk proses pemanenan.
Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Sehingga dengan selesainya penulisan dan penyusunan. Dalam penyelesaian tugas
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Hardy Wijaya selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan
Panen.
2. Pihak- pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Banyak kekurangan dalam penyusunan kata, penyelesaian ataupun isinya.


Namun, besar harapan penulis agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan penulis selanjutnya.

Medan , 19 Oktober 2023

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah
satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian
umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari
sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang
menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi
Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa
yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan
minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas
produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai.
Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono
2003).
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan
manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional
Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara. Tanaman kelapa
sawit merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di tengah krisis
global yang melanda dunia saat ini, industri sawit tetap bertahan dan memberi
sumbangan besar terhadap perekonomian negara. Selain mampu menciptakan
kesempatan kerja yang luas, industri sawit menjadi salah satu sumber devisa
terbesar bagi Indonesia. (Sastrosayono 2003).
Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi dari subsektor pertanian
yang berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat dalam
pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat ini, sektor perkebunan dapat
menjadi penggerak pembangunan nasional karena dengan adanya dukungan
sumber daya yang besar, orientasi pada ekspor, dan komponen impor yang kecil
akan dapat menghasilkan devisa non migas dalam jumlah yang besar.
Produktivitas kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya yang
diterapkan. Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang

1
sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Salah satu aspek
pemeliharaan tanaman yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya kelapa
sawit adalah pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit
yang baik dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman. (Sastrosayono
2003).

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah


1. Mengetahui tanaman kelapa sawit yang siap dipanen
2. Mengetahui cara panen kelapa sawit
3. Mengetahui alat panen tanaman kelapa sawit

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cara Panen Kelapa Sawit

1. Tandan yang telah memenuhi kriteria matang panen dipotong.


2. Pelepah di bawah tandan yang dipanen dipotong mepet (untuk tanaman
dewasa) sedangkan pada tanaman muda (3-5 tahun) pelepah tidak
dipotong karena yang dipotong hanya buah saja.
3. Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan disusun di gawangan mati (di areal
rata), sedangkan di areal bergelombang, pelepah tidak dipotong dan
disusun disekitar tanaman sejajar dengan arah teresan / pasar panen agar
berfungsi sebagai penahan erosi.
4. TBS disusun ditempat pengumpulan hasil sedangkan brondolan yang
dipiringan dikutip bersih dan dimasukan tersendiri dalam karung goni
untuk di bawa ke tempat pengumpulan brondolan.
5. Gagang TBS dibentuk cangkem kodok dan diberi nomor pemanen.
6. Tandan buah segar disusun 5-10 tandan per-baris.
2.2 Alat Panen Kelapa Sawit

Peralatan panen yang digunakan untuk tanaman yang memilki tinggi


batang >6 m adalah :
1. Dodos dg lebar 10-12,5 cm;
2. Karung wadah brondolan;
3. Kapak/golokk untuk memotong tangkai TBS yang masih panjang;
4. Tombak untuk mengangkat TBS ke lori;
5. Kereta dorong (lori)/alat pikul.
Peralatan panen yang digunakan untuk tanaman yang memilki tinggi
batang >6m adalah :
1. Egrek;
2. Karung wadah brondolan;
3. Kapak/golokk untuk memotong tangkai TBS yang masih panjang;
4. Tombak untuk mengangkat TBS ke lori;
5. Kereta dorong (lori)/alat piku.

3
2.3 Rotasi Panen Kelapa Sawit

Untuk menjaga buah tetap segak dan memilikia mutu yang tinggi maka
harus dilakukan rotasi panen yang sesuai dengan interfal waktu pematangan buah.
Rotasi dapat di artikan juga interval waktu pemanenan yaitu waktu yg di perlukan
antara panen terahir dg panen berikutnya pada tempat yg sama. Di perkkebunan
kelapa sawit pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 – 10 hari artinya satu
areal harus di masuki oleh pemanen tiap 7 – 10 hari sesuai peraturan yang
digunakan pada setiap perusahaan atau pperseorangan. Rotari panen di aggap baik
bila buah tidak terlalu matang, yaiti dengan menggunakan sistem 6/7 9/10- artinya
dalam satu minggu terdapat 1 hari untuk eliharaan alat panen dan masing-masing
ancak panen sesuai ketentuan.

4
BAB III

METODOLOGI

Proses yang akan dilakukan terutama terhadap semua aspek yang


berhubungan dengan pengelolaan pemanenan meliputi:

3.1 Persiapan Panen

Pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan sebelum panen seperti apel


pagi, persiapan alat-alat panen, dan pemakaian APD.

3.2 Kriteria Panen

Kriteria diamati berdasarkan jumlah brondolan dan warna kulit buah, yaitu
jika ada dua brondolan yang jatuh ke tanah maka buah siap panen. Bobot Tandan
Rata-rata (BTR) di Afdeling VII perkebunan adalah 20kg, sehingga kriteria buah
matangnya adalah lebih kurang 40 brondolan per piringan.

3.3 Sistem Panen

Sistem panen diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di


lapangan dan melakukan wawancara dengan mandor atau asisten kebun.
Kemudian mengevaluasi kelebihan dan kelemahan sistem panen yang ada di
kebun sawit.

3.4 Rotasi Panen

Rotasi dikaitkan dengan tingkat kematangan buah, tingkat produksi, luas


panen dan jumlah tenaga panen.

3.5 Tenaga Kerja Panen

Keefektifan pengaturan tenaga pemanenan berdasarkan jumlah pemanen


dan tercapainya basis panen.

5
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Peralatan Panen

Peralatan panen yang digunakan untuk panen kelapa sawit adalah dodos
digunakan untuk tanaman yang memiliki tinggi batang < 6 m sedangkan egrek
untuk tanaman yang memiliki tinggi > 6 m. Peralatan bantu lainnya berupa karung
wadah brondolan, kampak untuk memotong tangkai TBS yang masih panjang,
tombak untuk mengangkat TBS ke lori, kereta dorong (lori) atau alat pikul. Alat
angkut tradisional pada panen kelapa sawit yaitu gerobak tangan, sepeda motor,
dan keranjang anyaman. Sedangkan alat angkut modern yaitu wintor, alat angkut
kelapa sawit merek T-Rex, dan Truk Wolf 4 x 4 WD.

4.2 Identifikasi Tanaman Siap Panen

Budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting dan
merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat panen adalah
indikator akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah ditanamkan dalam
budidaya. Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik akan diperoleh produksi
yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman mampu bertahan dalam umur
yang panjang.
Berbeda dengan tanaman semusim, pemanenan kelapa sawit hanya akan
mengambil bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang
menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit dan tetap membiarkan
tanaman berproduksi secara terus menerus sampai batas usia ekonomisnya habis.
Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar 25 tahun, dan dapat
berkurang bergantung dari tingkat pemeliharaan yang dilakukan termasuk cara
pemananen.
Pemanen kelapa sawit yang salah akan mengakibatkan rendahnya produksi
dan pendeknya usia ekonomis. Oleh karena itu, pemanenan harus dilakukan
dengan tepat agar tanaman tetap berproduksi baik dan diperoleh mutu yang baik.
Selain itu setelah panen harus segera dilakukan penanganan pasca panen

6
menginggat tandan buah kelapa sawit akan cepat mengalami penurunan mutu
dalam waktu 24 jam setelah panen.

Tanaman kelapa sawit juga harus dijaga buahnya agar tetap segar dan
memiliki mutu yang tinggi maka dilakukan rotasi panen yang sesuai dengan
interfal waktu pematangan buah. Di perkebunan kelapa sawit pada umumnya
menggunakan rotasi panen 7-10 hari artinya setiap areal harus dimasuki oleh
pemanen tiap 7-10 hari sesuai peraturan yang digunakan pada setiap perusahaan
atau perseorangan. Rotasi panen dianggap baik bila buah terlalu matang, yaitu
dengan menggunakan sistem 6/7 9/10 artinya dalam satu minggu terdapat
pemeliharaan alat panen dan masing-masing panen sesuai ketentuan.

4.3 Kriteria Tanaman Menghasilkan dan Buah Layak Panen

Agar tanaman belum menghasilkan (TBM) dapat digolongkan menjadi


tanaman menghasilkan (TM), maka perlu diperhatikan kriteria berikut.
a. Kerapatan panen telah mencapai 60% atau lebih;
b. Bobot tandan rata-rata lebih berat dari pada 3 kg;
c. Angka sebaran panen lebih banyak dari pada 5.

Kelapa sawit dapat dipanen bila sudah melebihi kriteria tingkat


kematangan buah mencapai fraksi 1-3 dimana persentase buah luar yang jatuh
sekitar 12,5% - 75%. Cara mudah menentukan tingkat kematangan buah dilihat
warna kulit buah dan menghitung jumlah buah luar yang telah rontok minimal 1-
20 butir. Apabila tandan telah memenuhi syarat untuk dilakukan pemanenan
segeralah dilakukan pemanenan sebelum buah busuk.
Syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi ketika melakukan pemanenan
kelapa sawit adalah sebagai berikut:
1. Memanen semua buah pada tingkat kematangan yang optimum, yaitu
pada saat tandan buah segar (TBS) mengandung minyak dan karnel
tertinggi.
2. Memanen hanya buah yang matang dan mengutip brondolan.
3. Mengirim TBS ke pabrik dalam waktu 24 jam setelah panen. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi kandungan asam lemak bebas di
dalam minyak sawit mentah.

7
4.4 Cara Pemanenan

Kegiatan pemanenan kelapa sawit meliputi pemotongan tandan,


pengambilan tandan, pengambilan tandan siap panen dengan dodos, pengutipan
brondolan, dan pengangkutan hasil panen ke tempat pemungutan hasil (TPH).
Pada pemanenan kelapa sawit tersebut, tangkai buah kelapa sawit yang telah
dipotong juga harus dibersihkan dari kotoran tandan. Dengan begitu tandan buah
kelapa sawit sudah terlihat bersih saat diangkut ke TPH. Karena lahan pohon
kelapa sawit pada umumnya cukup luas, aktivitas panen kelapa sawit biasanya
membutuhkan tenaga kerja. Tenaga pemanen ini nantinya akan mendapatkan jatah
memanen pada luasan area yang ditentukan oleh mandor. Disampinhg memiliki
keterampilan memanen, pemanen juga harus dapat mengusahakan agar tandan
yang matang dapat dipanen semua. Jika tidak, kualitas kelapa sawit yang dipanen
akan menurun karena terlalu lama dipohonnya.
Secara sistematis, langkah-langkah atau cara panen kelapa sawit yaitu
sebagai berikut:
1. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
2. Memotong pelepah daun yang menyangga buah kelapa sawit
3. Menyusu pelepah di tengah gawangan dengan rapi
4. Mengambil tandan buah kelapa sawit menggunakan alat yang
dipersiapkan yaitu dodos atau egrek. Pemotongan tandan tersebut tidak
boleh diatas 2 cm dari pangkal.
5. Meletakkan tandan pada piringan dan brondolan yang telah
dibersihkan dari tanah dan kotoran di tempat terpisah
6. Menandai penebangan dengan nomor
7. Menumpuk pelepah daun yang sebelumnya dipotong rapi

4.5 Menghitung Kebutuhan Tenaga Panen Sawit

Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan tenaga pemanen


yaitu luas lahan yang akan dipanen, tingkat kerapatan pohon kelapa sawit, dan
rata-rata buah yang matang setiap pohon. Selain itu, populasi tanaman per hektar
juga turut mempercayakan jumlah tenaga yang dibutuhkan di setiap kali

8
pemanenan kelapa sawit. Sedangkan faktor kapasitas per panen berbanding
terbalik dengan jumlah kebutuhan tenaga. Jadi rumus yang dapat digunakan yaitu:
Kebutuhan Tanaga Panen = (A x B x C x D) / E
Keterangan :
A = luas lahan yang dipanen
B = tingkat kerapatan pohon yang akan dipanen
C = rata-rata bobot buah yang akan dipanen
D = tingkat populasi tanaman per hektar
E = tingkat kapasitas panen per hektar
Ada juga menentukan jumlah tenaga kerja panen berdasarkan estimasi
produksi dan hari kerja dalam satu tahun:
Kebutuhan Tenaga Panen = (A – B) / (C : D)
Keterangan:
A = total estimasi produksi/ tahun (kg)
B = panen pada hari libur/ tahun (kontanan)
C = kapasitas panen maksimal/ HK
D = jumlah hari kerja/ tahun
Ada juga dalam menentukan jumlah tenaga kerja berdasarkan rata-rata
hasil produksi/ha dalam satu tahun:
Kebutuhan Tenaga Panen = (A x B) / (C : D)
Keterangan:
A = rata-rata hasil/ha/tahun(kg)
B = total areal tanaman keseluruhan (ha)
C = kapasitas panen maksimal/HK
D = jumlah hari kerja/tahun

9
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Alat yang digunakan untuk panen adalah dodos dan egrek. Alat
perlengkapannya berupa angkong, ember takar, ganju, dan karung alat berondol.
Persiapan panen meliputi persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga kerja dan
penyediaan alat. Pelaksanaan panen meliputi memotong buah matang, menyusun
pelepah pada gawangan, mengeluarkan dan menyusun buah maupun brondolan ke
TPH.

3.2 SARAN

Penulis menydari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Riniarti, Dewi dan Bambang Utoyo. (2012). Budidaya Tanaman Kelapa Sawit.
Malang: Wineka Media.

Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.

Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.


Agromedia Pustaka, Jakarta.

11

You might also like