Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pengelolaan Panen
Makalah Pengelolaan Panen
Oleh:
BUDIDAYA PERKEBUNAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA
MEDAN
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN......................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Cara Panen Kelapa Sawit.........................................................................3
2.2 Alat Panen Kelapa Sawit...........................................................................3
2.3 Rotasi Panen Kelapa Sawit........................................................................4
BAB III METODOLOGI.........................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................6
4.1 Peralatan Panen..............................................................................................6
4.2 Identifikasi Tanaman Siap Panen...................................................................6
4.3 Kriteria Tanaman Menghasilkan dan Buah Layak Panen..............................7
4.4 Cara Pemanenan.............................................................................................8
4.5 Menghitung Kebutuhan Tenaga Panen Sawit................................................8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................10
3.1 KESIMPULAN......................................................................................10
3.2 SARAN..................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) saat ini merupakan salah
satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting disektor pertanian
umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan karena dari
sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang
menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai Informasi
Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini dan masa
yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk dunia akan
minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas
produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai.
Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit. (Sastrosayono
2003).
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan
manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional
Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara. Tanaman kelapa
sawit merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di tengah krisis
global yang melanda dunia saat ini, industri sawit tetap bertahan dan memberi
sumbangan besar terhadap perekonomian negara. Selain mampu menciptakan
kesempatan kerja yang luas, industri sawit menjadi salah satu sumber devisa
terbesar bagi Indonesia. (Sastrosayono 2003).
Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi dari subsektor pertanian
yang berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat dalam
pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat ini, sektor perkebunan dapat
menjadi penggerak pembangunan nasional karena dengan adanya dukungan
sumber daya yang besar, orientasi pada ekspor, dan komponen impor yang kecil
akan dapat menghasilkan devisa non migas dalam jumlah yang besar.
Produktivitas kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh teknik budidaya yang
diterapkan. Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang
1
sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Salah satu aspek
pemeliharaan tanaman yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya kelapa
sawit adalah pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit
yang baik dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman. (Sastrosayono
2003).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.3 Rotasi Panen Kelapa Sawit
Untuk menjaga buah tetap segak dan memilikia mutu yang tinggi maka
harus dilakukan rotasi panen yang sesuai dengan interfal waktu pematangan buah.
Rotasi dapat di artikan juga interval waktu pemanenan yaitu waktu yg di perlukan
antara panen terahir dg panen berikutnya pada tempat yg sama. Di perkkebunan
kelapa sawit pada umumnya menggunakan rotasi panen 7 – 10 hari artinya satu
areal harus di masuki oleh pemanen tiap 7 – 10 hari sesuai peraturan yang
digunakan pada setiap perusahaan atau pperseorangan. Rotari panen di aggap baik
bila buah tidak terlalu matang, yaiti dengan menggunakan sistem 6/7 9/10- artinya
dalam satu minggu terdapat 1 hari untuk eliharaan alat panen dan masing-masing
ancak panen sesuai ketentuan.
4
BAB III
METODOLOGI
Kriteria diamati berdasarkan jumlah brondolan dan warna kulit buah, yaitu
jika ada dua brondolan yang jatuh ke tanah maka buah siap panen. Bobot Tandan
Rata-rata (BTR) di Afdeling VII perkebunan adalah 20kg, sehingga kriteria buah
matangnya adalah lebih kurang 40 brondolan per piringan.
5
BAB IV
Peralatan panen yang digunakan untuk panen kelapa sawit adalah dodos
digunakan untuk tanaman yang memiliki tinggi batang < 6 m sedangkan egrek
untuk tanaman yang memiliki tinggi > 6 m. Peralatan bantu lainnya berupa karung
wadah brondolan, kampak untuk memotong tangkai TBS yang masih panjang,
tombak untuk mengangkat TBS ke lori, kereta dorong (lori) atau alat pikul. Alat
angkut tradisional pada panen kelapa sawit yaitu gerobak tangan, sepeda motor,
dan keranjang anyaman. Sedangkan alat angkut modern yaitu wintor, alat angkut
kelapa sawit merek T-Rex, dan Truk Wolf 4 x 4 WD.
Budidaya kelapa sawit panen merupakan salah satu kegiatan penting dan
merupakan saat-saat yang ditunggu oleh pemilik kebun, karena saat panen adalah
indikator akan dimulainya pengembalian inventasi yang telah ditanamkan dalam
budidaya. Melalui pemanenan yang dikelola dengan baik akan diperoleh produksi
yang tinggi dengan mutu yang baik dan tanaman mampu bertahan dalam umur
yang panjang.
Berbeda dengan tanaman semusim, pemanenan kelapa sawit hanya akan
mengambil bagian yang paling bernilai ekonomi tinggi yaitu tandan buah yang
menghasilkan minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit dan tetap membiarkan
tanaman berproduksi secara terus menerus sampai batas usia ekonomisnya habis.
Secara umum batas usia ekonomis kelapa sawit berkisar 25 tahun, dan dapat
berkurang bergantung dari tingkat pemeliharaan yang dilakukan termasuk cara
pemananen.
Pemanen kelapa sawit yang salah akan mengakibatkan rendahnya produksi
dan pendeknya usia ekonomis. Oleh karena itu, pemanenan harus dilakukan
dengan tepat agar tanaman tetap berproduksi baik dan diperoleh mutu yang baik.
Selain itu setelah panen harus segera dilakukan penanganan pasca panen
6
menginggat tandan buah kelapa sawit akan cepat mengalami penurunan mutu
dalam waktu 24 jam setelah panen.
Tanaman kelapa sawit juga harus dijaga buahnya agar tetap segar dan
memiliki mutu yang tinggi maka dilakukan rotasi panen yang sesuai dengan
interfal waktu pematangan buah. Di perkebunan kelapa sawit pada umumnya
menggunakan rotasi panen 7-10 hari artinya setiap areal harus dimasuki oleh
pemanen tiap 7-10 hari sesuai peraturan yang digunakan pada setiap perusahaan
atau perseorangan. Rotasi panen dianggap baik bila buah terlalu matang, yaitu
dengan menggunakan sistem 6/7 9/10 artinya dalam satu minggu terdapat
pemeliharaan alat panen dan masing-masing panen sesuai ketentuan.
7
4.4 Cara Pemanenan
8
pemanenan kelapa sawit. Sedangkan faktor kapasitas per panen berbanding
terbalik dengan jumlah kebutuhan tenaga. Jadi rumus yang dapat digunakan yaitu:
Kebutuhan Tanaga Panen = (A x B x C x D) / E
Keterangan :
A = luas lahan yang dipanen
B = tingkat kerapatan pohon yang akan dipanen
C = rata-rata bobot buah yang akan dipanen
D = tingkat populasi tanaman per hektar
E = tingkat kapasitas panen per hektar
Ada juga menentukan jumlah tenaga kerja panen berdasarkan estimasi
produksi dan hari kerja dalam satu tahun:
Kebutuhan Tenaga Panen = (A – B) / (C : D)
Keterangan:
A = total estimasi produksi/ tahun (kg)
B = panen pada hari libur/ tahun (kontanan)
C = kapasitas panen maksimal/ HK
D = jumlah hari kerja/ tahun
Ada juga dalam menentukan jumlah tenaga kerja berdasarkan rata-rata
hasil produksi/ha dalam satu tahun:
Kebutuhan Tenaga Panen = (A x B) / (C : D)
Keterangan:
A = rata-rata hasil/ha/tahun(kg)
B = total areal tanaman keseluruhan (ha)
C = kapasitas panen maksimal/HK
D = jumlah hari kerja/tahun
9
BAB V
3.1 KESIMPULAN
Alat yang digunakan untuk panen adalah dodos dan egrek. Alat
perlengkapannya berupa angkong, ember takar, ganju, dan karung alat berondol.
Persiapan panen meliputi persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga kerja dan
penyediaan alat. Pelaksanaan panen meliputi memotong buah matang, menyusun
pelepah pada gawangan, mengeluarkan dan menyusun buah maupun brondolan ke
TPH.
3.2 SARAN
Penulis menydari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka
penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Riniarti, Dewi dan Bambang Utoyo. (2012). Budidaya Tanaman Kelapa Sawit.
Malang: Wineka Media.
11