You are on page 1of 5

Kelompok 2

 T.M Arkan Hanif


 Rayyan Putra Ramadhan
Kelas: XI IPA 4
Mapel: Pendidikan agama Islam

SEJARAH DAN BIOGRAFI KHLIFAH ALI BIN ABI THALIB


A. Pendahuluan
Ali bin Abi Thalib adalah sepupu, sahabat, dan juga menantu Nabi Muhammad
SAW. dalam berbagai peran besar pada masa kenabian. Sepeninggal Nabi
Muhammad, Ali pernah menjabat sebagai Khulafaur Rasyidin keempat, setelah
Abu Bakar, Umar, dan Utsman.
B. Asal usul

Ali bin Abi Thalib dilahirkan di Mekkah, daerah Hijaz, Jazirah Arab, pada sekitar tahun
600 atau 10 tahun sebelum kenabian Muhammad. Ayahnya, Abu Thalib, adalah paman
dari Nabi Muhammad SAW. Ali memiliki nama asli Assad bin Abi Thalib. Nama Assad,
yang berarti singa, dipilih sebagai harapan keluarganya agar mempunyai penerus yang
dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani di antara kalangan Quraisy Mekkah.
Sedangkan nama ibu Ali bin Abi Thalib adalah Fatimah binti Asad, di mana Asad
merupakan anak dari Hasyim, pendiri Bani Hasyim sekaligus kakek buyut Nabi
Muhammad SAW. Oleh karena itu, Ali merupakan keturunan Hasyim, baik dari sisi
bapak ataupun ibu. Kelahiran Ali bin Abi Thalib banyak memberi hiburan bagi Nabi
Muhammad SAW, yang tidak memiliki anak laki-laki. Bahkan keluarga Abu Thalib
memberi izin Nabi Muhammad SAW bersama istrinya, Khadijah, untuk mengasuh Ali.
Oleh karena itu, Ali menjadi sangat dekat dengan Nabi Muhammad SAW dan Khadijah.

C.Awal Pertama masuk islam

ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya, para ahli sejarah
berpendapat bahwa Ali adalah lelaki pertama yang memercayai wahyu tersebut. Ali
diperkirakan masih berusia 10 tahun saat wahyu pertama kali turun kepada Nabi
Muhammad SAW. Ali menerima ajaran Islam yang dibawa Nabi tanpa paksaan, dan
bahkan tanpa meminta izin orangtuanya.
Ali menerima ajaran Islam yang dibawa Nabi tanpa paksaan, dan bahkan tanpa
meminta izin orang tuanya. Sejak saat itu, Ali selalu belajar langsung kepada Nabi
Muhammad SAW hingga ia menjadimenantunya.

D. Hijrah ke Madinah
Perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW selama 15 tahun di Mekkah belum
mampu meluluhkan hati seluruh penduduknya. Sebaliknya, ajaran yang di bawa Nabi
justru mendapat kemarahan, hinaan, dan bahkan siksaan dari para pembesar Quraisy.
Demi keselamatan umatnya, Nabi kemudian menyerukan umat Islam untuk hijrah ke
Madinah. Ketika hanya tersisa Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, dan Ali bin Abi
Thalib yang belum hijrah ke Madinah, para pembesar Quraisy memiliki rencana untuk
membunuh Rasulullah. Beruntung, rencana itu sampai ke telinga Nabi, yang bergegas
menyusun strategi untuk lolos dari upaya pembunuhan tersebut. Maka, disuruhlah Ali
untuk tidur di tempat tidur Nabi guna mengelabui orang Quraisy yang akan
membunuhnya. Sementara itu, Rasulullah dan Abu Bakar bergerak menuju Madinah.
Setelah Nabi lolos dari upaya pembunuhan, Ali segera menyusul ke Madinah.
Begitu sampai di Madinah, Ali menikah dengan Fatimah Az-Zahra, putri Nabi
Muhammad. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua putra dan dua putri, yaitu
Hasan, Husein, Zainab, dan Ummu Kultsum. Di Madinah, Ali bin Abi Thalib dikenal
sebagai orang yang sederhana dan zuhud (mengalihkan perhatiannya jauh dari dunia).

E.Wafatnya Nabi Muhammad


Wafatnya nabi Muhammad adalah salah satu bagian penting dari hidup Ali bin
abi thalib, Semasa Nabi Muhammad hidup, hampir semua peperangan ia ikuti,
kecuali Perang Tabuk karena mewakili Rasulullah untuk menjaga Madinah.
Ketika Nabi wafat pada 632, ia berubah menjadi sosok pendiam dan fokus pada
ilmu pengetahuan. Pada fase ini, ia menjadi sosok pemikir serius yang memilih
mengajarkan Islam kepada murid-muridnya. Ketika Abu Bakar, kemudian Umar
bin Khattab menggantikan Nabi Muhammad SAW sebagai khalifah, Ali bin Abi
Thalib selalu dilibatkan dalam urusan
Setelah Khalifah Umar meninggal, Ali menjadi penasihat resmi Khalifah Utsman
bin Affan. Ia diberi tugas untuk memberi pendapat, saran, dan masukan kepada
Khalifah.

E.Menjadi Khalifah
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, banyak terjadi pemberontakan yang
disebabkan ketidakpuasan terhadap kebijakan yang diterapkan. Setelah Khalifah
Utsman wafat dalam sebuah pemberontakan, keadaan semakin kacau. Kaum
Muslimin mendesak agar Ali dibaiat sebagai khalifah. Ali pun dibaiat sebagai
Khulafaur Rasyidin keempat pada 25 Zulhijah 35 H di Masjid Madinah. Pada
masa pemerintahannya, kekacauan masih banyak terjadi. Salah satunya
disebabkan oleh tuntutan untuk menghukum pembunuh Khalifah Utsman. Kasus
tersebut sampai memicu terjadinya peperangan. Di sisi lain, masa pemerintahan
Ali juga diberlakukan berbagai kebijakan yang memajukan kekhalifahan, salah
satunya adalah penyempurnaan bahasa Arab. Ali memerintahkan Abul Aswad Ad
Duali untuk memberi tanda baca dan menulis kitab-kitab Nahwu (tata bahasa). Hal
itu bertujuan supaya Muslim di luar Arab mampu mempelajari Al Quran dan hadis
dengan mudah dan benar. Ali juga membangun Kota Kufah di Irak sebagai pusat
pemerintahan dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan.

Berikut Ini adalah jasa jasa khalifah Ali bin abi thalib semasa menjadi khalifah

 Mengganti Pejabat yang Kurang Cakap. Khalifah Ali bin Abi Thalib
menginginkan pemerintahan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, ia kemudian
mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap dalam bekerja. Adapun gubernur
baru yang diangkat Khalifah Ali bin Abi Thalib antara lain: Sahl bin Hanif sebagai
gubernur Syria, Usman bin Hanif sebagai gubernur Basrah, Qays bin Sa'ad sebagai
gubernur Mesir, Umrah bin Syihab sebagai gubernur Kufah, Ubaidillah bin Abbas
sebagai gubernur Yaman

 Menarik kembali tanah negara dan harta baitul mal yang dibagikan kepada pejabat
gubernur, sekaligus mengembalikan fungsinya untuk kepentingan negara dan
kaum lemah.
 Memerintahkan kepada Abul Aswad ad-Duali untuk mengarang buku tentang
pokok-pokok ilmu nahwu (Qaidah Nahwiyah) untuk mempermudah orang-orang
membaca dan memahami sumber ajaran Islam.

 Membangun Kota Kufah yang dijadikan sebagai pusat pengembangan ilmu


pengetahuan nahwu, tafsir, dan hadits.

F.Wafat
Khalifah Ali bin Abi Thalib wafat pada 29 Januari 661 atau 21 Ramadhan 40 H.
Penyebab meninggalnya adalah serangan seseorang yang bernama Abdurrahman bin
Muljam. Ia diserang saat sedang salat subuh di Masjid Agung Kufah pada 19 Ramadhan
40 H atau 27 Januari 661. Sebelum meninggal, Ali memerintahkan anak-anaknya untuk
tidak balas dendam dan menyerang orang Khawarij tersebut.

Referensi

 Al-Azizi, Abdul Syukur. (2021). Ali Bin Abi Thalib RA.


Yogyakarta: DIVA Press
 Sejarah Peradaban Islam oleh Akhmad Saufi dan Hasmi
Fadillah (2015: 112-114) dan buku Sejarah Peradaban Islam
Terlengkap Periode Klasik, Pertengahan, dan Modern oleh
Rizem Aizid (2021: 233).

You might also like