You are on page 1of 9

Apa itu Balance Sheet?

Secara umum, balance sheet adalah suatu laporan neraca keuangan yang menunjukkan rincian
terkait modal (ekuitas), kekayaan (jumlah aset), serta kewajiban (utang) dari suatu
perusahaan. Adapun tujuan balance sheet adalah untuk memberikan gambaran besar
mengenai kondisi keuangan perusahaan tersebut.
Nama lain dari balance sheet adalah Laporan Posisi Keuangan atau Statement of Financial
Position. Bisa dikatakan, balance sheet merupakan salah satu poin utama dari penyajian
keuangan perusahaan yang kegunaannya cukup krusial. Maka dari itu, perusahaan biasanya
akan menggunakan laporan neraca ini sebagai acuan dasar dalam pengambilan keputusan.
Well, jangan heran jika balance sheet adalah hal penting yang sangat fatal jika dilewatkan.
Pasalnya, jika perusahaan gagal menyajikan balance sheet dengan tepat, hal tersebut bisa
berdampak ke berbagai aspek manajerial. Bagaimana tidak, balance sheet pada dasarnya
mengandung banyak informasi substansial bagi sejumlah pihak.
Adapun orang-orang yang membutuhkan laporan neraca tersebut bukan hanya perusahaan
semata, namun meliputi pemerintah, stakeholder, akademisi, pemilik saham, dan pihak-pihak
terkait lainnya.

Kegunaan Balance Sheet


Secara garis besar, fungsi balance sheet adalah untuk memberikan gambaran terkait kondisi
keuangan suatu perusahaan. Akan tetapi, bukan cuma itu, umumnya kegunaan balance sheet
adalah sebagai berikut.

 Media untuk melakukan analisa terhadap solvabilitas perusahaan yang menampilkan


kapabilitasnya menuntaskan pembayaran utang jangka panjang sebelum jatuh tempo.
 Media untuk melakukan analisa terhadap likuiditas perusahaan yang menampilkan
kapabilitasnya menuntaskan pembayaran utang jangka pendek.
 Media untuk melakukan analisa berkala terhadap fleksibilitas atau dampak-dampak
transfigurasi kondisi keuangan secara historikal dan juga futuristik.

Pentingnya Balance Sheet


Melihat kegunaan balance sheet di atas, bisa dikatakan bahwa laporan neraca tersebut dapat
membantu perusahaan menilai tiga elemen, yakni solvabilitas, likuiditas, serta fleksibilitas
keuangannya. Adapun solvabilitas ialah kapabilitas perusahaan dalam melakukan
pembayaran utang ketika telah jatuh tempo.

Sementara, likuiditas akan menunjukkan total waktu yang dibutuhkan guna membarui aset
(aktiva) menjadi suatu kas perusahaan atau kewajiban terbayar. Lalu, solvabilitas dan
likuiditas pada akhirkan memberikan pengaruh terhadap arus keuangan perusahaan atau
fleksibilitasnya.

Perusahaan dengan tingkat fleksibilitas keuangan tinggi umumnya jauh lebih tangguh dan
kokoh di masa-masa kurang baik, bahkan mampu memanfaatkan berbagai kesempatan tak
terduga. Inilah alasan mengapa balance sheet adalah hal krusial bagi suatu perusahaan.
Komponen-komponen Balance Sheet
Seperti penjelasan sebelumnya, balance sheet adalah laporan neraca keuangan berisi rincian
modal (ekuitas), kekayaan (jumlah aset), serta kewajiban (utang) dari suatu perusahaan. Nah,
ketiga hal tersebut sebetulnya merupakan komponen-komponen yang wajib ada di dalam
suatu balance sheet. Agar lebih paham, simak penjelasannya di bawah ini.

1. Modal atau Ekuitas


Komponen pertama dari balance sheet adalah modal atau ekuitas. Ini merupakan hak
pemegang saham terhadap total aset (aktiva) perusahaan yang tergolong dalam
kategori kekayaan bersih.
Modal diformulasikan dari selisih antara jumlah aset dan kewajiban perusahaan.
Adapun fungsinya ialah sebagai sumber keuangan primer sebelum perusahaan
menghasilkan laba. Contoh komponen ini misalnya saham yang dibeli, setoran modal,
saldo laba, dan masih banyak lagi.

2. Aset atau Aktiva


Salah satu komponen balance sheet adalah aset atau juga dikenal dengan istilah aktiva.
Ini merupakan seluruh kepemilikan kekayaan ataupun sumber daya dari suatu
perusahaan yang dapat memberikan sejumlah kegunaan ekonomis di waktu
mendatang. Aset atau aktiva sendiri umumnya terbagi ke dalam dua jenis, yakni:
Aset Lancar
Aset lancar merupakan kategori aktiva yang berjangka pendek dimana proses
pencairannya paling lama hanya satu tahun. Contoh aset lancar misalkan seperti
perlengkapan, kas, biaya di awal, persediaan barang, dan juga piutang.
Aset Tidak Lancar
Ada pula aset tidak lancar, yaitu kategori aktiva yang tak bisa diperjualbelikan
ataupun digunakan sebagai alat pembayaran. Pasalnya, aset ini biasanya tergolong
tidak terukur dengan jelas.
Ada pula aset tidak lancar, yaitu kategori aktiva yang tak bisa diperjualbelikan
ataupun digunakan sebagai alat pembayaran. Pasalnya, aset ini biasanya tergolong
tidak terukur dengan jelas.

3. Kewajiban atau Pasiva


Komponen berikutnya dari balance sheet adalah kewajiban. Maksud dari kewajiban
disini ialah hal-hal yang masih perlu dituntaskan oleh suatu perusahaan atau produsen
kepada pihak lain dalam waktu tempo tertentu sesuai kesepakatan, entah itu dalam
jangka panjang maupun pendek. Kewajiban perusahaan juga sering disebut sebagai
liabilitas, dimana hal tersebut meliputi utang, uang muka, serta biaya jatuh tempo.
Dalam kategori jangka panjang, perusahaan biasanya mendapatkan masa waktu
pembayaran lebih lama, misalkan obligasi, sewa, atau hutang hipotek. Sementara,
kewajiban jangka pendek umumnya hanya dalam masa waktu maksimal hanya satu
tahun, di antaranya seperti hutang dagang, pajak, atau utang wesel.
Pengertian Balance Sheet
Balance sheet adalah laporan wajib yang dibuat oleh perusahaan untuk
menggambarkan kondisi finansialnya. Secara umum, di dalamnya
terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kewajiban, modal, dan
kekayaan perusahaan. Kegagalan suatu usaha dalam membuat laporan
neraca akan berdampak pada setiap lapisan manajerial, karena di
dalamnya terdapat informasi krusial untuk banyak pihak.
Pihak yang dimaksud di antaranya adalah pemilik usaha, pemegang
saham, pemerintah, hingga para ahli. Informasi dalam neraca dapat
menjadi dasar pengambilan keputusan usaha di periode selanjutnya
serta keberlanjutan investasi bagi investor.
Tidak hanya memberi gambaran kondisi keuangan
perusahaan, balannce sheet juga berfungsi untuk mengetahui kondisi
kesehatan finansial usaha. Fungsi tersebut juga mencakup prediksi
kondisi arus kas di masa mendatang, fleksibilitas anggaran perusahaan,
dan likuiditas.

Komponen Balance Sheet + Cara


Membacanya
Kondisi perusahaan lagi gimana, ya? Tahun ini perusahaan untung nggak
sih? Kedua pertanyaan tersebut pasti sering terbersit di
benakmu, deh. Nah, inilah gunanya kemampuan membaca balance
sheet. Yuk, kita bahas komponennya satu per satu pada artikel berikut!
1. Aset (Aktiva)
Aktiva atau aset merujuk pada keseluruhan sumber daya yang suatu
bisnis miliki, di antaranya kas, piutang, persediaan barang, lahan/tanah,
gedung, mesin, dsb. Semuanya aktiva terdaftar secara hukum dan
bernilai ekonomi. Terdapat dua kategori aset, yaitu aktiva lancar dan
aktiva tidak lancar (tetap).
 Aktiva Lancar
Aktiva lancar (current assets) adalah jenis aset yang umur kegunaan
jangka pendek. Disebut jangka pendek karena proses pencairannya
umumnya kurang dari satu tahun. Contohnya adalah kas, piutang,
biaya dibayar di muka, perlengkapan, dan persediaan barang.
 Aktiva Tetap
Berbeda dengan jenis satunya, aktiva tetap adalah aset yang dimiliki
untuk jangka panjang (>1 tahun). Aktiva tetap bersifat tidak untuk dijual
dan proses pembeliannya dilakukan demi kelancaran operasional
perusahaan.
Contoh aktiva tetap di antaranya: tanah, gedung, mesin, dan peralatan.
Seiring berjalannya waktu, nilai fixed asset dapat menyusut, karena
masa pakainya juga berkurang. Aktiva tetap juga memiliki bentuk lain,
yaitu aktiva tak berwujud (intangible asset). Contohnya adalah hak cipta,
hak paten, dan merek dagang (copyright), dan hak sewa.
2. Kewajiban (Liabilitas)
Liabilitas atau kita kenal juga sebagai pasiva adalah kewajiban yang
wajib perusahaan bayarkan kepada pihak lain, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Kategori pasiva, nama lain dari kewajiban
terbagi menjadi utang lancar (jangka pendek) dan utang jangka
panjang.
Utang lancar adalah jenis utang yang perlu dilunasi segera dan jatuh
temponya tidak lebih dari 1 tahun. Contohnya adalah wesel, utang
bayar, dan biaya-biaya lainnya yang perlu perusahaan bayar.
Sementara itu utang jangka panjang adalah seluruh utang atau kredit
yang tenggat waktu pembayarannya cenderung lebih lama. Contohnya
adalah obligasi, utang hipotek, dan sebagainya.
1. Modal (Ekuitas)
Komponen terakhir dari balance sheet adalah modal. Modal dapat
didefinisikan sebagai angka selisih yang diperoleh dari semua
komponen aset dan utang. Ekuitas dalam laporan neraca adalah saldo
modal akhir perusahaan pada periode pembukuan.
Rumus menghitung modal ialah sebagai berikut: Modal = Aset –
Kewajiban
Manfaat Laporan Neraca
Ada beberapa manfaat dari laporan neraca, di antaranya:
1. Alat untuk menganalisis perubahan kondisi keuangan dari satu
periode ke periode lainnya secara historikal maupun prediksi di
masa mendatang.
2. Menganalisis likuiditas suatu bisnis yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam membayar dan melunasi utang
jangka pendek dengan harta likuid yang mereka miliki.
3. Sebagai alat analisis solvabilitas bisnis, yaitu kemampuan
perusahaan untuk segera melunasi utang jangka pendek mereka
sebelum jatuh tempo.

Contoh Bentuk Neraca


Ada dua bentuk penyajian laporan neraca, yaitu bentuk stafel dan
skontro. Pemilihan bentuk neraca lazimnya disesuaikan dengan jumlah
pos akun yang perusahaan buat. Bentuk neraca yang memanjang ke
bawah (stafel) lebih efektif digunakan apabila pos akunnya banyak.
Sementara itu, bentuk neraca skontro dapat dipakai saat daftar akun
dan nilai uangnya sedikit.

1. Bentuk Stafel
Penyajian neraca ini dibuat secara berurutan mulai dari aktiva, pasiva,
dan modal sebagaimana ilustrasi di bawah ini:
2. Bentuk Skontro
Bentuk laporan neraca satu ini menyajikan rekening dalam dua sisi. Sisi
kanan berisi komponen pasiva yang berisi komponen kewajiban dan
modal. Sementara itu, sisi kiri berisi semua komponen harta (aktiva).
Berikut adalah contoh balance sheet dalam bentuk skontro:

Kesimpulan
Balance sheet adalah laporan yang wajib perusahaan buat guna
mengetahui gambaran kondisi perusahaan dalam periode tertentu. Di
dalamnya terdapat tiga komponen utama, di antaranya aset (aktiva),
kewajiban (likuiditas), dan modal (ekuitas). Laporan neraca dapat kita
buat dalam dua bentuk, yaitu stafel dan skontro. Pemilihan bentuk
neraca dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
Laporan neraca bermanfaat sebagai alat analisis perubahan kondisi
finansial bisnis dari satu periode ke periode lainnya. Kondisi finansial
suatu perusahaan dapat menjadi indikator yang sangat krusial dalam
pengambilan keputusan usaha di masa mendatang.
Bagi seorang investor, khususnya instrumen saham kemampuan
membaca laporan keuangan perusahaan dapat membantu kita
mengetahui suatu perusahaan worth it atau tidak untuk menanamkan
modal di sana. Namun, ini bisa jadi kendala teknis bagi investor yang
masih pemula.
Oleh karena itu, produk reksadana saham bisa jadi opsi yang lebih
ramah pemula, karena ada manajer investasi. Manajer investasi
bertugas untuk mengelola dana investor ke saham-saham terbaik dan
mengatur strategi investasi agar reksadana kelolaannya dapat
bertumbuh performanya.

You might also like