Professional Documents
Culture Documents
Kebudayaan Dayak Dalam Bidang Seni
Kebudayaan Dayak Dalam Bidang Seni
*historiografi@live.undip.ac.id (noorazizahfitrasari@gmail.com)
Abstract
Tattoos have been an important part of the culture of the Iban people in Kalimantan,
Malaysia and several surrounding areas for centuries. It has magical and religious
meaning. The tattoos symbolize respect for the Creator, protection against bad spirits, and
some, to cheat death. Dayak. For example, tattoos that are reserved for men show their roles
in society. However, in the context of modern society's view of Iban tribal tattoos, and the
factors that influence modern society's view of Iban tribal tattoos include education,
cultural exposure, and the influence of social media. The negative impact of social media
and the influence of popular culture has contributed greatly to the change in outlook.
Abstrak
Tato telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Iban di Kalimantan,
Malaysia dan beberapa daerah sekitarnya selama berabad-abad. Ini memiliki
makna magis dan religius. Tato melambangkan penghormatan kepada Sang
Pencipta, perlindungan terhadap roh jahat, dan ada pula yang mendapatkan
kesaktian magis dari tato-tato tersebut.. Dayak. Contohnya adalah tato yang
diperuntukkan bagi kaum laki-laki untuk menunjukkan perannya dalam
masyarakat. Namun dalam konteks pandangan masyarakat modern terhadap tato
suku Iban, maka faktor yang mempengaruhi pandangan masyarakat modern
terhadap tato suku Iban antara lain adalah pendidikan, paparan budaya, dan
pengaruh media sosial. Dampak negatif media sosial dan pengaruh budaya
populer turut berkontribusi besar terhadap perubahan cara pandang.
Dalam bahasa Tahiti, tatu atau tatau yang berarti memberi tanda atau
simbol. Setiap kebudayaan di dunia mempunyai bahasa dan ciri khas tato.
Tato di Indonesia sudah sangat kuno karena kesenian menato berkaitan
dengan religi dan kebudayaan masyarakat Indonesia pada masa sebelum
agama islam masuk. Contohnya, suku Dayak di Kalimantan. Dalam adat
Dayak, kaum wanita menato diri mereka sebagai keahlian khusus mereka.
Tato juga bisa melambangkan status sosial seseorang dalam masyarakat,
juga penghargaan suku terhadap kemampuan seseorang.
Metode
Pembahasan
Salah satu cara manusia mengekspresikan diri adalah melalui tato. Tato
memiliki tujuan beragam bagi suku dayak. Tato dalam wujud visualnya
mempunyai makna tersendiri bila dijkaji dari bentuk, dan simbol yang
terkandung di dalamnya.
Wujud dari tato suku Dayak bernama tedak. Semenatara itu, nedak adalah
proses pembuatan tatonya. Budaya tato di temukan di seluruh masyarakat
Dayak. Bagi kaum laki-laki, menato adalah upacara kedewasaan setelah
para anak-anak cowok berhasil memburu kepala manusia. Akan tetapi,
setelah pemburuan kepala dilarang, budaya mentato menjadi jarang.
Sementara itu, kaum perempuan masih mempraktekan budaya menato
sebagai lambang keindahan dan harga diri.
Suku Dayak Iban, adalah salah satu rumpun Suku Dayak yang terdapat di
Kalimantan Barat, Sarawak, Brunei, dan Tawau Sabah. Suku Dayak Iban
dikenal juga dengan sebutan suku Batang Renjang atau Majang. Dahulu
kala, mereka tidak hanya dikenal sebagai pengayau (mencari kepala untuk
kekuatan magis), tetapi juga memiliki kebiasaan membuat tato. Secara
fisik, suku Iban memiliki watak yang tenang dan ramah. Suku Iban juga
masih bermukim di rumah adat betang panjang yang disebut juga rumah
Payay. Rumah panjang tersebut merupakan tempat memelihara kekayaan
budaya Iban, meskipun kini mereka hidup di masa modern (Bamba, 2008).
contoh motif tato
suku Iban
Gambar 1 otif-motif
tato suku Dayak
Iban
(Sumber: The
Feudal System.
https://radartegal.disway.id/read/658690/tato-suku-dayak-iban-warisan-
nenek-moyang-yang-melegenda-di-kalimantan).
Makna Tato pada bagian pundak bagian depan laki-laki disebut Bunga
Terong sebagai simbol seorang lelaki yang sudah beranjak dewasa yang
dianggap mampu bertanggung jawab dengan diri sendiri, keluarga, serta
lingkungan masyarakat sekitar. Pada motif Bunga Terong pada bagian
tengah memiliki dua pendapat pada inspirasi desainnya yaitu dari perut
muri atau kecebong dan sebuah rangka atau anyaman yang dipakai untuk
bungkus kepala hasil kayau. Karena kecebong dapat hidup didua alam
memiliki filosofis bahwa pemilik tato dapat hidup dimana saja. Sedangkan
rangka atau anyaman yang dipakai untuk bungkus kepala hasil kayau
menyimbolkan kejantanan.
Tato pada bagian lengan kanan dan lengan kiri laki-laki disebut Ketam
Lengan. Ketam yaitu hewan sejenis keramak atau kepiting air tawar. Pada
tato ini biasanya digunakan sebagai pelindung badan atau perisai yang
melindungi dari hal-hal buruk.
Tato pada bagian leher laki-laki disebut ukir degog atau pantang rekung.
Desainnya terinspirasi dari tiga jenis hewan yaitu katak (sebagai hewan
amfibi), kalajengking (sebagai hewan yang berbisa), dan naga (sebagai
hewan penguasa alam bawah). Tato ini digunakan pada orang yang
dianggap sebagai panutan bagi orang lain atau lebih tepatnya orang yang
dihormati.
Pada zaman kayau, tato ini juga sebagai tanda keluarga atau musuh,
bertujuan sebagai penjaga agar tidak dikayau orang pada zaman perang
dahulu. Tato ini juga sebagai pembeda antar wilayah Suku Dayak Iban
yang tinggal di Hulu Sungai dan Hilir Sungai sesuai dengan ciri Khas
desainnya.
Lalu ada desain buah andu, Buah Andu merupakan buah yang berasal dari
hutan Kalimantan yang rasanya seperti kacang pada umumnya. Bentuk
Buah Andu menyerupai bentuk bintang. Desain tato ini dibuat sesuai
dengan bentuk asli Buah Andu. Tato ini biasanya diletakkan di punggung
bagian tengah laki-laki. Tato ini biasanya digunakan oleh kaum laki-laki
yang tinggal di hutan agar mampu bertahan hidup serta menguasai daerah
sekitarnya tempat ia berpijak.
Berbicara mengenai sejarah ‘tato’ salah satu tokoh yang bernama Lemma
mengatakan bahwa, pada akhir 1970-an dan awal 1980-an tato menjadi
pernyataan fashion yang dipopulerkan oleh kelompok punk rock. Saat ini,
tato adalah aksesoris fashion kelas menengah yang dipakai pada peragaan
busana internasional. Karena ‘tato’ pada tubuh seseorang pasti mempunyai
makna tersendiri bagi pemiliknya, dan yang lebih penting adalah simbol
tato pada tubuh tidak bisa menentukan sifat seseorang. Dalam hal ini, teori
Roland Barthes diterapkan, karena teori Barthes bersifat menyeluruh, dan
dapat menghubungkan unsur suatu tanda secara logis, serta deskripsi
struktural dari semua sistem penandaan dan pertandaan (Sobur, 2016:156).
Pemahaman tersebut bertujuan agar masyarakat tidak selalu
mempersepsikan tato pada sisi negatif. karena, tato pada tubuh seseorang
tidak akan bisa menggambarkan karakter seseorang, terlebih langsung
digolongkan pada sosok penjahat atau kriminal. Akan lebih baik jika
memandang sesuatu ‘tato’ dari sisi positif. Misalnya tato dimaknai sebagai
sebuah karya seni. Disebut karya seni sebab ada sebuah kegiatan dimana
pembuat tato mendesain atau menggambar pola dalam tubuh seseorang
dan berbagai perlombaan tentang tato yang akan sedikit demi sedikit
menggeser persepsi negatif masyarakat (Umbara, Suciptawati, dan
Nilakusumawati, 2018:1). Tato tidak hanya dimaknai sebagai karya seni,
tato juga digunakan sebagai simbol atau tanda pada suku-suku tertentu.
Bangsa Yunani menggunakan tato sebagai tanda bagi badan intelijen saat
perang. Bangsa Romawi membuat tanda pada golongan-golongan budak.
Dari Indonesia pada suku Dayak penggunaan tato dimaknai sebagai
identitas (Leonardus Ristiardi Noviyanto, 2013:3).
Kesimpulan
Referensi
Syafrita, I., & Murdiono, M. (2020). Upacara Adat Gawai Dalam Membentuk Nilai-
Nilai Solidaritas Pada Masyarakat Suku Dayak Kalimantan Barat. Jurnal
Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, 22(2), 151-159.
Sepa, N. W., Bahari, Y., & Fatmawati, F. (2019). Analisis Pergeseran Makna Tato
Suku Dayak Iban Pada Generasi Muda Di Desa Batu Lintang. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 8(8).
Aryanti, D. R., Sumawinata, S., & Fathiraini, N. (2022). Tradisi Tatu Dayak Sebagai
Simbol Strata Sosial. ANP Journal of Social Science and Humanities, 3, 39-44.a
Huda, M. M., Dakwah, F., Komunikasi, D., Islam, U., Sunan, N., & Yogyakarta, K.
(2020). PERSEPSI TATO PADA CHANNEL YOUTUBE PODCAST DEDDY
CORBUZIER BERSAMA HENDRIC SHINIGAMI TAYANGAN JANUARI 2020. In
Jurnal An-Nida (Vol. 12, Issue 1).
Fakhri, M., Franz, Y., & Kahija, L. (2015). MENELUSURI KEHIDUPAN PANTANG
IBAN: GAMBARAN PSIKOLOGIS MANUSIA BERBUDAYA TATO SEBUAH
INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS (Vol. 4, Issue 2).
Fakhri, M., Franz, Y., & Kahija, L. (2015). MENELUSURI KEHIDUPAN PANTANG
IBAN: GAMBARAN PSIKOLOGIS MANUSIA BERBUDAYA TATO SEBUAH
INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS (Vol. 4, Issue 2).
Penciptaan, J., Olla, E. N., Fakultas, J. L., & Rupa, S. (2018). TATO SUKU DAYAK
IBAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS PROGRAM STUDI S-1
SENI MURNI UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.
Huda, M. M., Dakwah, F., Komunikasi, D., Islam, U., Sunan, N., & Yogyakarta, K.
(2020). PERSEPSI TATO PADA CHANNEL YOUTUBE PODCAST DEDDY
CORBUZIER BERSAMA HENDRIC SHINIGAMI TAYANGAN JANUARI 2020. In
Jurnal An-Nida (Vol. 12, Issue 1).
Fakhri, M., Franz, Y., & Kahija, L. (2015). MENELUSURI KEHIDUPAN PANTANG
IBAN: GAMBARAN PSIKOLOGIS MANUSIA BERBUDAYA TATO SEBUAH
INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS (Vol. 4, Issue 2).