Professional Documents
Culture Documents
2020, Ruslan Wirosoedarmo, Jurnal Sumber Daya Alam Dan Lingkungan
2020, Ruslan Wirosoedarmo, Jurnal Sumber Daya Alam Dan Lingkungan
Analyze The Effects Of Wind Speed and Vehicles Number To Carbon Monoxide at
Arjosari Terminal
ABSTRAK
Terminal Arjosari merupakan terminal terpadu di Kota Malang. Aktivitas kendaraan bermotor
seperti bus dan motor, menghasilkan emisi gas buang kendaraan berupa karbon monoksida
(CO) yang berpotensi meningkatkan pencemaran udara di terminal tersebut. Penelitian kualitas
udara di Terminal Arjosari dilakukan untuk mengetahui kadar konsentrasi CO di terminal
tersebut dan pengaruh jumlah kendaraan serta kecepatan angin terhadap konsentrasi CO.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan titik
samplingyang berlokasi di pintu masuk bus (PMB) dan pintu masuk mobil pribadi (PMM).
Pengambilan sampel dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari di 3 hari yang berbeda. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi CO cenderung lebih tinggi pada pagi hari di
PMB dan PMM. Konsentrasi CO berdasarkan titik pengambilan sampel memiliki perbedaan
yang signifikan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 dan Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2009, konsentrasi CO yang didapatkan berada di
bawah baku mutu. Jumlah kendaraan memiliki pengaruh sebesar 71.35% terhadap konsentrasi
CO pada PMB dengan hubungan yang berbanding lurus sedangkan pada PMM sebesar 59.63%.
Kecepatan angin mempengaruhi konsentrasi CO sebesar 61.68% diPMB dan sebesar 42.28% di
PMM dengan hubungan yang berbanding terbalik.
Kata kunci: konsentrasi CO, pintu masuk bus, pintu masuk mobil pribadi
ABSTRACT
Arjosari Terminal is an integrated terminal in Malang City. Motorized vehicle activities, such as bus and
motorcycles, produce vehicle exhaust emissions in a form of carbon monoxide (CO) which has the
potential to increase air pollution. Air quality research needs to be carried out to determine the level of
CO concentration in the terminal and the effects of wind speed and number of vehicles to CO
concentration. Sampling was carried out using the purposive sampling method with sampling point is
the entrance of the bus (PMB) and the entrance of private cars (PMM). Sampling was carried out in the
morning, afternoon, and evening on 3 different days. The results show that CO concentrations tend to be
higher in the morning at PMB and PMM. The CO concentration based on the sampling point has a
significant difference. Based on Government Regulation No. 41/1999 and East Java Governor Regulation
No 10/2009, CO concentrations obtained are below the quality standard. The number of vehicles has an
influence of 71.35% on CO concentrations at PMB and 59.63% at PMM with a directly proportional
relationship. Wind speed affects the concentration of CO by 61.68% at PMB and 42.28% at PMM with
an inverse relationship.
8 0
7 Pagi Siang Sore
6
5 Waktu Pengambilan
4 Pintu Masuk Bus
3 Pintu Masuk Mobil Pribadi
2
1 Gambar 4. Kecepatan angin
0
Pagi Siang Sore Perbandingan Konsentrasi CO dengan
Baku Mutu Udara Nasional
Waktu Pengambilan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 41
Pintu Masuk Bus Tahun 1999 dan Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 10 Tahun 2009, konsentrasi
Pintu Masuk Mobil Pribadi CO pada PMB dan PMM masih di bawah
Gambar 3. Konsentrasi CO baku mutu (Tabel 2). Selain itu, dilakukan
perbandingan hasil pengukuran
Kecepatan Angin konsentrasi CO dengan kategori
Data kecepatan angin nterdapat pada pencemaran udara menurut kategori
Gambar 4. Kecepatan angin tertinggi di titik pencemaran udara World Health
PMB terjadi pada sore hari, sedangkan Organization (WHO). Hasil pengukuran
terendah pada pagi hari. Kecepatan angin konsentrasi CO pada PMB termasuk ke
tertinggi di titik PMM terjadi pada siang dalam kategori udara tercemar (>5 ppm)
hari dan terendah pada pagi hari. dan pada PMM termasuk ke dalam
Berdasarkan waktu pengambilan sampel, kategori udara bersih (≤ 1 ppm).
kecepatan angin yang didapatkan tidak
menunjukkan adanya perbedaan yang Tabel 2.Kategori konsentrasi CO menurut
signifikan (Two way ANOVA, p < 0.05). baku mutu
Kecepatan angin berdasarkan titik Hasil Pengukuran
pengambilan sampel juga tidak Konsentrasi CO
Waktu BM* BM**
menunjukkan adanya perbedaan yang (ppm)
signifikan (p < 0.05). Menurut Purnama et PMB PMM
al. (2018), nilai kecepatan angin 8.00 ± 1.00 ±
Pagi
menunjukkan perubahan yang tidak 1.00 1.00
signifikan terhadap perubahan waktu 6.33 ± 0.67 ±
Siang 26.19 20.00
namun dapat memberikan hubungan yang 1.15 0.58
linier yakni semakin besar hingga waktu 5.67 ± 1.00 ±
Sore
sore. 1.15 1.00
Keterangan:
PMB : Pintu Masuk Bus
PMM : Pintu Masuk Mobil Pribadi
BM : Baku Mutu
*Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
**Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10
Tahun 2009
Konsentrasi CO (ppm)
konsentrasi CO pada PMB dan PMM y = 0.1733x + 1.2376
terdapat pada Gambar 5. Hasil uji korelasi 8 R² = 0.7135
antara jumlah kendraaan dan konsentrasi R = 0.844
6
CO dibedakan menjadi 2 titik yaitu pada
PMB dan PMM. Nilai korelasi (R) pada 4
PMB didapatkan sebesar 0.844 dengan 2
tingkat hubungan yang kuat dan memiliki
hubungan yang berbanding lurus antara 0
kedua variable. Nilai koefisien determinasi 0 20 40 60
berganda (R2) yang didapatkan, Jumlah Kendaraan (Unit/Jam)
menyatakan bahwa jumlah kendaraan
mempengaruhi konsentrasi CO sebesar B
71.35% dimana sisanya yaitu sebesar 10
Konsentrasi CO (ppm)
28.65% merupakan faktor lain selain jumlah 8
kendaraan. Adanya hubungan antara
jumlah kendaraan dan konsentrasi CO 6
sesuai dengan penelitian yang dilakukan y = 0.0745x - 2.0311
4 R² = 0.5963
oleh Kurniawati (2017) dimana hasil uji
menunjukkan ada hubungan antara jumlah 2 R = 0.772
kendaraan dengan konsentrasi karbon
monoksida di Terminal Mangkang dan 0
Terminal Penggaron Semarang, hal ini 0 20 40 60
dikarenakan kendaraan di Terminal Jumlah Kendaraan (Unit/Jam)
Mangkang dan Terminal Penggaron
Semarang banyak yang berhenti menunggu Gambar 5. Pengaruh jumlah kendaraan
penumpang dan menghidupkan mesin terhadap konsentrasi CO pada PMB (A)
kendaraan. dan PMM (B)
Nilai korelasi pada titik PMM sebesar
0.772 dengan tingkat hubungan yang kuat Pengaruh Kecepatan Angin Terhadap
antara jumlah kendaraan dengan Konsentrasi CO
konsentrasi CO. Peningkatan jumlah Data pengaruh kecepatan angin terhadap
kendaraan pada titik PMM diikuti dengan konsentrasi CO pada PMB dan PMM
peningkatan konsentrasi CO atau terdapat terdapat pada Gambar 6. Nilai korelasi (R)
hubungan yang berbanding lurus antara didapatkan sebesar -0.7853 dengan tingkat
kedua variabel tersebut. Nilai R2 hubungan kuat dan tanda negatif pada
menyatakan bahwa jumlah kendaraan pada nilai tersebut menunjukkan adanya
PMB mempengaruhi konsentrasi CO hubungan negatif atau berbanding terbalik
sebesar 59.63% dan sisanya sebesar 40.37% antara dua variabel tersebut. Besarnya nilai
merupakan faktor lain selain jumlah koefisien determinasi berganda (R2)
kendaraan. Hasil yang didapatkan sesuai menyatakan bahwa kecepatan angin ada
dengan penelitian yang dilakukan oleh pintu masuk bus mempengaruhi
Purnama et al. (2018) dimana terdapat konsentrasi CO sebesar 61.68% dimana
hubungan antara volume kendaraan sisanya sebesar 38.32% merupakan faktor
terhadap besarnya konsentrasi karbon lain selain kecepatan angin. Hubungan
monoksida di terminal Tawang Alun berbanding terbalik antara kecepatan angin
Kabupaten Jember dimana semakin padat dan konsentrasi CO sesuai dengan
jumlah bus yang beroperasi di area penelitian yang dilakukan oleh Supriyadi
Terminal, maka semakin tinggi pula tingkat (2009) dimana kadar CO berbanding
cemaran gas karbon monoksida di udara terbalik dengan kecepatan angin, semakin
terminal Tawang Alun Kabupaten Jember. tinggi nilai kecepatan angin, maka semakin
rendah kadar kadar CO. Selain itu,
menurut Arifiyanti (2013), kecepatan angin konsentrasi CO akan semakin kecil, karena
memiliki hubungan negatif dan kuat konsentrasi pencemar CO terdispersi ke
terhadap konsentrasi CO. segala arah. Selain itu menurut Sutiawan
A (2016), kecepatan angin yang tinggi yang
10 melewati suatu daerah menyebabkan
Konsentrasi CO (ppm)
8
sampel memiliki perbedaan yang
y = -0.585x + 1.5714
6 signifikan dimana pada pintu masuk
R² = 0.4228
R = 0,7121 bus lebih tinggi sebesar 5.78
4 dibandingkan pintu masuk mobil
pribadi. Konsentrasi CO pada pintu
2 masuk Terminal Arjosari memenuhi
baku mutu yang ditetapkan
0 berdasarkan Peraturan Pemerintah
0 1 2 3 Nomor 41 Tahun 1999 dan Peraturan
Kecepatan Angin (m/s) Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun
2009. Menurut WHO, konsentrasi CO
Gambar 6. Pengaruh kecepatan angin pada pintu masuk bus termasuk ke
terhadap konsentrasi CO pada PMB (A) dalam udara tercemar sedangkan pada
dan PMM (B) pintu masuk mobil pribadi termasuk ke
dalam udara bersih.
Nilai koefisien korelasi pada PMM 2. Jumlah kendaraan memiliki pengaruh
didapatkan sebesar -0.7121 dengan tingkat sebesar 71.35% terhadap konsentrasi CO
hubungan kuat dan tanda negatif pada pada pintu masuk bus dengan
nilai tersebut menunjukkan adanya hubungan yang berbanding lurus
hubungan yang berbanding terbalik sedangkan pada pintu masuk mobil
dimana peningkatan kecepatan angin pribadi sebesar 59.63%. Kecepatan angin
diikuti dengan penurunan konsentrasi CO mempengaruhi konsentrasi CO sebesar
pada titik tersebut. Nilai koefisien 61.68% di pintu masuk bus dan sebesar
determinasi berganda menyatakan bahwa 42.28% di pintu masuk mobil pribadi
kecepatan angin mempengaruhi dengan hubungan yang berbanding
konsentrasi CO sebesar 0.4228 atau 42.28% terbalik.
dan sisanya sebesar 57.72% merupakan
faktor lain selain kecepatan angin. DAFTAR PUSTAKA
Hubungan berbanding terbalik ini semakin
dikuatkan dengan hasil penelitian yang Arifiyanti, F. (2013). Pengaruh kelembaban,
dilakukan oleh Noviani et al. (2013) dimana suhu, arah, dan kecepatan angin
kecepatan angin berbanding terbalik terhadap konsentrasi karbon
dengan konsentrasi pencemar CO yang monoksida (CO) dengan
dihasilkan, hal ini berarti semakin besar membandingkan dua volume sumber
kecepatan angin yang berhembus maka pencemar di area pabrik dan di