Professional Documents
Culture Documents
Makalah Pengantar Manajemen
Makalah Pengantar Manajemen
Dosen Pengampu:
H. Nono Sugiono, SE. MM.
Disusun Oleh:
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT , karena dengan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat juga salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad saw, para keluarga, sahabat-sahabat, serta pengikutnya sampai hari penghabisan.
Atas bimbingan dari Dosen Pengantar Manajemen dan saran dari teman-teman maka
disusunlah makalah ini, semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi kita semua
dalam memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Manajemen dan semoga semua yang tertuang dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca. Makalah ini disajikan khusus
memberi arahan dan tuntunan guna menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Controlling (
Pengawasan ) dalam ilmu manajemen.
Terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan penugasan dan kesempatan
kepada saya untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, serta semua pihak yang telah
membantu demi terbentuknya makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
setiap usaha kita. Aamiin.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana
memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu pengawasan
dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan
yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam
organisasi terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan pendahuluan (
preliminary control ), pengawasan pada saat kerja berlangsung (concurrent control), dan
pengawasan feed back ( feed back control ).
Suatu organisasi juga memiliki perencanaan proses pengawasan, yang berguna untuk
merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa
yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan
alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung
diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses
pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan. Pengawasan juga meliputi bidang-bidang pengawasan
yang menunjang keberhasilan dari suatu tujuan organisasi.
1
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam makalah ini yaitu untuk mengetahui fungsi pengawasan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis menetapkan perumusan
masalah dalam bentuk pertanyaan, yaitu :
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pengawasan
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan
yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai kinerja yang telah ditetapkan
tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired
results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai
dengan apa yang telah direncanakan. The process of ensuring that actual activities conform the
planned activities.
Menurut Winardi “ Pengawasan adalah semua aktifitas yang dilaksanakan oleh pihak
manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan “.
Sedangkan menurut Basu Swasta “ Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan–
kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”. Sedangkan menurut Komarudin “
Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksanaan aktual rencana, dan awal
untuk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti “.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada
perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual
dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan
tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan atau pemerintah telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna
mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu
perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen
dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
3
“ pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin
agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.” Atau “
suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan,
dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan
yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tidakan perbaikannya”.
Sementara itu dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai “ proses
kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan
apa yang dikehendaki, direncanakan atau diperintahkan”.
Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai dimana terdapat kecocokan dan
tidak kecocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks
membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance ( tata kelola
pemerintahan yang baik ), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi
pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama
pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan akuntabilitas public, pengawasan merupakan salah satu cara untuk
membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan
menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control)
maupun pengawasan ekstern (extern control). Disamping mendorong adanya pengawasan
masyarakan (social control).
2. Memperbaiki kesalahan–kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengadakan pencegahan agar
tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan yang baru
3. Mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam rencana terarah kepada
sasarannya dan sesuai dengan yang telah direncanakan
4
4. Mengetahui pelaksanaan kerja sesuai dengan program ( fase tingkat pelaksanaan ) seperti yang
telah ditentukan dalam planning atau tidak.
5. Mengetahui hasil pekerjaan dibandingkan dengan yang telah ditetapkan dalam planning, yaitu
standar.
Rachman ( dalam Situmorang dan Juhir, 1994:22 ) juga mengemukakan tentang maksud
pengawasan, yaitu :
1. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan instruksi serta prinsip-prinsip
yang telah ditetapkan
4. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah dapat diadakan perbaikan-
perbaikan lebih lanjut, sehingga mendapat efisiensi yang lebih besar.
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpilkan bahwa maksud pengawasan adalah untuk
mengetahui pelaksanaan kerja, hasil kerja, dan segala sesuatunya apakah sesuai dengan yang
direncanakan atau tidak, serta mengukur tingkat kesalahan yang terjadi sehingga mampu diperbaiki
ke arah yang lebih baik.
1. Meningkatkan kinerja organisasi secara continue, karena kondisi persaingan usaha yang semakin
tinggi menuntut organisasi untuk setiap saat mengawasi kinerjanya.
2. Meningkatkan efisiensi dan keuntungan bagi organisasi dengan menghilangkan pekerjaan yang
tidak perlu atau mengurangi penyalahgunaan alat atau bahan.
3. Menilai derajat pencapaian rencana kerja dengan hasil aktual yang dicapai, dan dapat dipakai
sebagai dasar pemberian kompensasi bagi seorang pegawai.
5
2. Membantu pegawai dalam meningkatkan produktivitas karena kesadaran akan kualitas dan
kuantitas output yang dibutuhkan.
3. Menyediakan alat ukur priduktivitas pegawai atau aktifitas yang objektif bagi organisasi.
4. Mengidentifikasi beberapa hal yang membuat rencana tidak sesuai dengan hasil aktual yang
dicapai dan memfasilitasi pemodifikasiannya.
Dalam pengawasan terdapat beberapa tipe pengawasan seperti yang diungkapkan Winardi (
2000, hal 589 ). Fungsi pengawasan apat dibagi dalam 3 macam tipe, atas dasar fokus aktifitas
pengawasan, antara lain :
6
1. Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-metode serta prosedur-
prosedur yang tepat.
Proses memberikan pengarahan bukan saja meliputi cara dengan apa petunjuk-petunjuk
dikomunikasikan tetapi meliputi juga sikap orang-orang yang memberikan pengarahan.
Sifat khas dari metode-metode pengawasan feed back ( umpan balik ) adalah bahwa
dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historical, sebagi landasan untuk mengoreksi tindakan-
tindakan masa mendatang.
Adapun sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh dunia bisnis yaitu :
Beberapa cara atau teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan pengawasan kualitas (
Lenard dan Hilgert , 2004 ) adalah :
1. Inspeksi Total, berupa pengecekan menyeluruh terhadap seluruh unit kerja atau tugas yang
dilakukan oleh pegawai dan menjelaskan apakah standar kualitas minimum sudah tercapai, dan bila
belum, bagaimana memperbaikinya.
2. Pengecekan Pada Area Tertentu, dilakukan melalui pengecekan kinerja pegawai di suatu
departemen atau divisi tertentu, seperti departemen keuangan, yang dilakukan secara periodik.
Penggunaan komponen statistik akan menambah validitas data yang diperoleh dalam fungsi
pengawasan.
7
3. Pengontrolan Kualitas Dengan Statistik, apabila inspeksi total belum diperlukan dan pengecekan
pada divisi tertentu tidak terlalu akurat, Manajer Administrasi dapat menggunakan teknik ini
dengan menggunakan data yang berbasis sample yang dipilih untuk menjamin validitas dan
reliabilitas hasil pengukuran.
4. Kesalahan Nihil, merupakan teknik preventif terhadap potensi kesalahan yang dilakukan oleh
pegawai sejak pertama kali mengerjakan tugasnya. Hal ini juga dapat memotivasi pegawai untuk
selalu bebas dari kesalahan. Ketika teknik ini diterapkan, mereka seharusnya diberi imbalan yang
setimpal atas tiadanya kesalahan yang dilakukan dan peningkatan kinerja yang telah dilakukan.
Menurut Devung ( 1988:126 ), metode pengawasan dibagi dalam dua kategori utama, yaitu
: metode Pengawasan Non Kuantitatif dan Kuantitatif, masing-masing dengan beberapa variasi
tekniknya.
Metode Pengawasan Non Kuantitatif bersifat umum terhadap kegiatan dan keadaan
organisasi dan lebih banyak menyangkut cara kerja karyawan. Beberapa teknik yang bisa digunakan
menurut Leon c. Mengginson,cs. Dalam Devung ( 1988:126 ) adalah :
1. Observasi
2. Pengawasan Berkala
4. Penilaian Kegiatan
Metode Pengawasan Kuantitatif bersifat lebih spesifik, dengan menggunakan tinjauan dan
kuantitatif untuk mengukur dan mengadakan penyesuaian seperlunya atas jumlah maupun kualitas
barang atau jasa yang dihasilkan atau ditawarkan kepada konsumen. Beberapa teknik yang
digunakan menurut Leon c. Mengginson,cs. Dalam Devung ( 1988:127 ) adalah :
1. Pengawasan Anggaran
Anggaran dalam konteks ini adalah anggaran pendapatan dan belanja. Pengawasan
anggaran merupakan teknik memanfaatkan angka-angka yang terdapat di dalam anggaran
pendapatan dan belanja, untuk tujuan pengawasan dengan membandingkan apa yang telah dicapai
dalam masing-masing kategori mata anggaran selama waktu tertentu dengan angka yang sudah
direncanakan dalam anggaran belanja. Teknik pengawasan dalam anggaran belanja ini
8
memungkinkan administrator dan manajer bisa mengadakan pengecekan yang berkesinambungan
dan memecahkan masalah yang ada secara dini.
3. Analisis Rasio
Analisis Rasio pada dasarnya mempelajari hubungan antara komponen-komponen yang ada
dalam lapora keuangan, dalam bentuk rasio atau presentase. Dengan membandingkan rasio dari
komponen-komponen yang ada dalam laporan keuangan, administrator dan manajer dapat melihat
perubahan relative yang terjadi selama periode waktu tertentu.
4. Analisis Break-Even
Tujuan utama pembuatan tabel waktu tersebut adalah untuk memungkinkan administrator
dan manajer melihat hubungan antara berbagai bagian dan tahap kegiatan yang ada.
Menurut Siagian ( 2008:115 ) membagi dalam dua macam teknik, yaitu : Pengawasan
Langsung dan Tidak Langsung
A. Pengawasan Langsung
Menurut Siagian ( 2008:115 ) yang dimaksud pengawasan langsung ialah apabila pimpinan
organisasi melakukan sendiri pengawasan terhadap kegiatan yang sedang dijalankan oleh para
bawahannya. Pengawasan langsung ini dapat berbentuk :
1. Inspeksi Langsung
9
Dalam inspeksi langsung dapat dengan peninjauan pribadi yaitu mengawasi dengan jalan
meninjau secara pribadi sehingga dapat dilihat sendiri pelaksanaan pekerjaan. Cara ini mengandung
kelemahan, menimbulkan kesan kepada bawahan bahwa mereka diamati secara keras dan kuat
sekali. Namun, ada yang berpendapat bahwa cara inilah yang terbaik, karena melakukan kontak
langsung antara atasan dan bawahan dapat dipererat. Serta, kesukaran dalam praktek dapat dilihat
langsung dan tidak dapat dikacaukan oleh pendapat bawahan sebagaimana mungkin terselip dengan
cara menerima laporan tertulis ( Manullang,1992:178 ).
1. Memeriksa apakah atasan langsung bendaharawan telah melakukan pemeriksaan kas terhadap
Bendaharawan sedikitnya tiga bulan sekali.
2. Meneliti apakah pejabat yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan perlengkapan telah
melakukan pemeriksaan penyimpanan barang inventaris yang dikelolanya, baik secara langsung
melihat barang yang dikelolanya maupun melalui pembukuannya.
Akan tetapi, karena banyak dan kompleksnya tugas-tugas seorang pimpinan terutama dalam
organisasi besar seorang pemimpin tidak mungkin selalu dapat menjalankan pengawasan langsung
itu. Karena itu sering pula ia harus melakukan pengawasan yang bersifat tidak langsung ( Siagian
2008:115 ).
Yang dimaksud pengawasan tidak langsung ialah pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan
ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan ( Siagian 2008:115 ). Laporan
ini berbentuk :
1. Lisan
2. Tulisan
10
2.5 Proses Pengawasan
Standar yang ditentukan itu berupa standar masukan yang berupa usaha kerja, dan standar
keluaran berupa ukuran kuantitas, kualitas, biaya atau waktu pengukuran kinerja senyatanya adalah
untuk melihat adanya penyimpangan atau varians antara apa yang terjadi senyatanya dengan apa
yang diharapkan.
Bila penyimpangan yang terjadi itu besar, maka perlu tindakan korektif yaitu perbaikan
agar hasilnya sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengawasan itu dapat intern, dapat pula ekstern. Pengawasan intern melalui disiplin diri dan
latihan tanggung jawab individual atau kelompok. Pengawasan ekstern terjadi melalui supervise
langsung atau penerapan sistem administrative seperti aturan dan prosedur. Pengawasan efektif
yang akan diuraikan kemudian, merupakan kombinasi dari keduanya.
1. Pra pengawasan, disebut juga precontrol atau feed-forward-control ; yaitu kegiatan persiapan:
spesifikasi masukan, keluaran, kejelasan tujuan, sumber daya yang diperlukan.
2. Pengawasan pengarahan atau steering control yang fokusnya adalah pada apa yang terjadi selama
proses kerja. Juga dikenal dengan nama concurrent control. Disini diusahakan untuk menemukan
masalah dan melakukan tindakan perbaikan sebelum hasil akhir.
11
3. Pengawasan ya/tidak ( yes/no control )yang menspesifikasi titik kritis yang harus dilalui sebelum
suatu kegiatan berlanjut. Pada suatu titik segala persyaratan harus dipenuhi terlebih dahulu ( Ya )
sebelum proses berlanjut. Jadi kalau tidak, proses berhenti.
4. Pengawasan pasca kegiatan ( post action control atau feed back control ), dilakukan setelah
kegiatan selesai.
1) Adanya perubahan yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian baru dan ini harus selalu diawasi;
4) Adanya delegasi perlu pengawasan terhadap para pelaksana agar jangan sampai melakukan
penyimpangan yang terlalu banyak sehingga sulit dibenahi lagi.
4. Meningkatkan pelayan
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Pengawasan dirasa sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi. Karena jika tidak ada
pengawasan dalam suatu organisasi akan menimbulkan banyak kesalahan-kesalahan yang terjadi
baik berasal dari bawahan maupun lingkungan. Pengawasan menjadi sangat dibutuhkan karena
dapat membangun suatu komunikasi yang baik antara pemimpin organisasi dengan anggota
organisasi. Serta pengawasan dapat memicu terjadinya tindak pengoreksian yang tepat dalam
merumuskan suatu masalah. Lebih baik dilakukan secara langsung oleh pimpinan organisasi.
Disebabkan perlu adanya hak dan wewenang ketegasan seorang pemimpin dalam suatu organisasi.
Pengawasan disarankan dilakukan secara rutin karena dapat merubah suatu lingkungan organisasi
dari yang baik menjadi lebih baik lagi.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://malikazisahmad.wordpress.com/2012/01/13/pengertian -pengawasan/
http://pa-tangerangkota.go.id/index.php/layanan-informasi/pengawasan/maksud-fungsi-tujuan-
pengawasan
http://prosespengawasan.blogspot.com/
http://tyoset.blogspot.com//2012/01/tipe-tipe-pengawasan.html
http://purwantiw.wordpress.com/2011/04/30/teknik-teknik-pengawasan/