Professional Documents
Culture Documents
Bioteknologi Medis
Bioteknologi Medis
Dosen Pengampu:
Dr. Yuni Ahda, M.Si.
Dr. Suci Fajrina, M.Pd.
Anggota Kelompok 7 :
1
TEKNOLOGI DNA
DALAM
PENGEMBANGAN
BIOPHARMING
PENGERTIAN BIOPHARMING
❑ Biopharming adalah usaha tani (farming) yang memanfaatkan tanaman atau hewan
ternak untuk menghasilkan protein atau senyawa metabolit tertentu yang bernilai
kesehatan / pengobatan.
❑ Hewan seperti kambing digunakan untuk tujuan tertentu atas protein farmasi dalam
susunya
1. Kambing lebih murah untuk dipelihara dibandingkan sapi
2. Berkembang biak lebih cepat
3. Menghasilkan ASI yang melimpah
2 DETEKSI MOLEKULER
DALAM BIOMEDIS
DETEKSI MOLEKULER DALAM BIOMEDIS
Berbagai metode dan teknologi terbaru mulai dikembangkan untuk mendapatkan informasi
kesehatan secara akurat dan presisi seperti
Pengembangan ini juga sedang dimulai di Indonesia dalam mendukung era revolusi industri 4.0
sebagai penerapan precision Medicine. Pengembangan ini berupa metode dteksi baru dan
instrumentasinya dalam menghasilkan diagnostik yang akurat. Metode deteksi baru atau hasil
modifikasi ini, agar dapat diterima sebagai pertimbangan untuk diagnosis,harus memenuhi
prinsip statistika yaitu akurasi diagnostik. Akurasi diagnostik digunakan untuk membuktikan
metode mampu dalam mendeterminasi hasil diagnostik sehingga didapatkan kondisi penyakit
yang akurat.
Contoh Diagnostik Molekuler Historis dan Terkini
Sekuensing dan kloning cDNA sangat penting untuk membangun pengetahuan dasar
tentang urutan utama berbagai gen. Dengan kemampuannya yang kuat untuk
memperkuat rangkaian target secara eksponensial, PCR membantu mengidentifikasi
mutasi atau rangkaian yang diketahui dalam hitungan jam.
Beberapa metode dapat membantu menetapkan 3 kategori untuk mendeteksi
varian, tergantung pada dasar pembedaan varian alelik :
3
PENGEMBANGAN
VAKSIN
REKOMBINAN
Vaksin rekombinan adalah vaksin yang dihasilkan melalui teknologi DNA rekombinan.
Vaksin ini dibuat dengan cara menyisipkan DNA yang mengkode antigen (contohnya protein
permukaan bakteri) yang akan menstimulasi respons imun. DNA dari virus diambil sedikit,
kemudian disisipkan ke dalam sel bakteri/fungi.
Vaksin rekombinan dibuat melalui teknologi DNA rekombinan yang pada
dasarnya merupakan tehnologi pengklonaan gen yang direkayasa lebih
lanjut untuk menghasilkan produk protein yang diinginkan. Pengklonaan
gen adalah suatu proses memasukan DNA atau gen asing ke dalam suatu
sel inang dengan bantuan vektor pengklonaan gen (Wong, 1997). Tujuan ini
adalah untuk memperbanyak gen yang identik. Pengklonaan gen dilakukan
dengan cara menyisipkan gen yang ingin diperbanyak ke dalam vektor
untuk membentuk suatu DNA rekombinan yang mampu bereplikasi di
dalam sel inang (Griffiths et. al. 1999).
Terdapat tiga jenis vaksin rekombinan yang saat ini telah tersedia :
• Vaksin hepatitis B dihasilkan dengan cara memasukkan suatu segmen gen virus
• Vaksin tifoid (Ty21a) adalah bakteri salmonella typhi yang secara genetic diubah
• Tiga dari empat virus yang berada di dalam vaksin rotavirus hidup adalah rotavirus kera
rhesus yang diubah secara genetik menghasilkan antigen rotavirus manusia apabila
4 TERAPI GEN
TERAPI GEN MERUPAKAN TERAPI BARU
Terapi Gen merupakan teknik bioteknologi modern dengan metode memperbaiki gen yang
cacat sebagai usaha mencegah, menyembuhkan dan menanggulangi suatu penyakit yang
berkenaan dengan kerusakan gen.
Metode terapi gen berbeda dengan terapi konvensional. Pada terapi konvensional,
yang menjadi fokus pengobatan adalah protein. Sedangkan pada terapi gen, fokusnya
bukan lagi pada protein, tetapi menarget kepada gen nya.
METODE TERAPI GEN
Kemungkinan keberhasilan
metode terapi gen in-vivo lebih
kecil, karena gen yang kembali
dimasukkan dapat dianggap
sebagai benda asing oleh tubuh
a) Ex-vivo. Pada terapi gen ex-vivo, rekayasa/transfeksi genetika dilakukan di luar tubuh. Mula-
mula sel didalam tubuh manusia (yang bermasalah) di ekstrak dulu keluar, setelah itu
diinjeksikan kembali ke dalam tubuh. Metode ini merupakan metode tak langsung, karena
prosesnya dilakukan di luar tubuh (ex-vivo).
b) In-vivo. Pada terapi gen in-vivo, rekayasa/transfeksi genetika dilakukan di dalam tubuh.
Terapi gen in-vivo biasanya dilakukan dengan memasukkan gen tertentu yang melibatkan
virus sebagai media transfer ke dalam tubuh pasien. Metode ini merupakan metode langsung,
karena prosesnya dilakukan di dalam tubuh (in-vivo).
PENGOBATAN DENGAN TERAPI GEN
1. Retro virus: Golongan virus yang dapat membuat rantai ganda DNA
dari genomnya dan disatukan dengan kromosom sel inangnya mis:
HIV (human defisiensi virus)
2. Adeno virus: Golongan virus dengan rantai DNA gandanya dapat
menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan, saluran pencenaan
dan menimbulkan kematian mis: virus influenza
3. Adeno-assosiated virus: Golongan Virus kecil mempunyai single
strand DNA dan dapat memasukan material genetik di tempat spesifik
pada kromosom 19
4. Herpes simpleks: Golongan virus dengan rantai ganda DNA yang
menginfeksi sebagian dari sel seperti sel neuron
PENELITIAN TERAPI GEN PERTAMA (1)
❑ Percobaan terapi gen yang pertama kali dilakukan pada pasien balita penderita
SCID (Severe Combined Immnue Defficiency). Penyakit ini disebabkan karena sel
darah putih tidak dapat menghasilkan ADA (Adenosine Deaminase).
❑ Metode penyembuhan penyakit SCID dilakukan dengan terapi gen ex-vivo atau diluar
tubuh, sebagai berikut:
1. Mula-mula, bagian T-cell dari sel darah putih pasien diekstrak keluar tubuh, kemudian
diisolasi.
2. Sementara itu disiapkan gen ADA normal yang disisipkan pada plasmid bakteri.
3. Selain itu juga diperlukan media transfer berupa retrovirus yang telah
dilemahkansehingga tidak berbahaya.
4. Virus tersebut berfungsi sebagai media transfer gen ADA agar dapat dimasukkan
kedalam tubuh.
5. Setelah tiga komponen tersebut lengkap (T-cell pasien, retrovirus, dan gen ADA dalam
plasmid bakteri), ketiganya digabungkan sehingga terbentuklah sel darah putih yang
menghasilkan gen pengkode ADA. Sel tersebut kemudian dikultur dalam laboratorium,
setelah itu diinjeksikan kembali ke tubuh pasien.
PENELITIAN TERAPI GEN PERTAMA (2)
Thank You ☺☺