Professional Documents
Culture Documents
Abstrak
Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk mengembangkan bahan ajar mata pelajaran PAI berupa model borg and gall.
Dalam bentuk modul baik untuk siswa atau pegangan guru sekaligus untuk mengetahui sejauh mana efektifitas dari modul
tersebut. Pengembangan bahan ajar ini menggunakan langkah-langkah pengembangan model pengembangan dengan desain R &
D dari Borg dan Gall memiliki tujuan untuk mengembangkan sekaligus memvalidasi produk. Adapun beberapa tahapan
pengembangan model tersebut adalah sebagai berikut : (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3)
pengembangan produk, (4) uji lapangan awal, (5) revisi produk utama, (6) uji lapangan lanjut, (7) revisi produk operasional, (8) uji
lapangan operasional, (9) uji lapangan akhir dan (10) diseminasi dan implementasi. Namun dalam penelitian tesis dan desertasi
Borg and Gall menyarankan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil. Data yang akan diuraikan berikut ini meliputi, (1) data
uji coba ahli materi, (2) data uji coba ahli media, (3) data uji coba ahli bahasa, (4) data uji coba perorangan, (5) data uji coba
kelompok kecil, (6) data uji coba lapangan yang diperoleh dari satu guru mata pelajaran pendidikan agama islam dan 34 siswa (7)
hasil belajar siswa dengan menggunakan produk pengembangan bahan ajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berupa
modul dengan model borg and gall, untuk mengetahui tingkat keefektifan terhadap bahan ajar berupa modul yang diterapkan
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara skor sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar berupa modul yang baru.
Kata kunci
Bahan Ajar, PAI, Modul Model Borg and Gall.
pendidikan agama Islam hanya di ukur dengan kali terpaku padanya, sehingga semangat untuk
seberapa banyak hapalan dan seberapa tinggi nilai memperkaya kurikulum dengan pengalaman
ketika mengerjakan ujian tertulis di kelas, akibatnya belajar yang bervariasi kurang tumbuh.
penanaman kepribadian, moral dan akhlak cenderung c. guru PAI kurang berupaya menggali berbagai
menjadi kurang diperhatikan. metode yang mungkin bisa dipakai untuk
Akibatnya terjadi kesenjangan antara pendidikan agama.
pengetahuan dan pengamalan, antara Gnosis dan d. keterbatasan sarana/prasarana, sehingga
Praxis dalam kehidupan nilai agama. Atau dalam pengelolaan cenderung seadanya.
praktek PAI berubah menjadi pengajaran agama, Dengan lemahnya sistem pendidikan itu, maka
sehingga tidak mampu membentuk pribadi-pribadi berdampak kepada sikap dan karakter peserta didik
bermoral, padahal intisari dari pendidikan agama yang suka tawuran, melakukan kekerasan, minuman
adalah pendidikan moral. keras dan mengkonsumsi narkoba serta sifat- sifat
Masalah dekadensi moral saat ini, juga telah yang tidak terpuji lainnya.
membawa perubahan tata nilai yang sifatnya Dari hasil kajian berbagai disiplin dan
mendunia. Di berbagai negara manapun, kerap kali pendekatan, tampaknya ada kesamaan pandangan
dapat disaksikan berbagai gaya hidup yang bahwa segala macam krisis itu berpangkal dari krisis
bertentangan dengan etika dan nilai agama. Berbagai akhlak atau moral. Krisis ini, secara langsung atau
pendekatan telah dan sedang dilakukan untuk tidak, berhubungan dengan persoalan pendidikan.
menyelamatkan masa depan peradapan manusia dari Kontribusi pendidikan dalam konteks ini adalah pada
rendahnya perilaku moral. Pendidikan moral dan pembangunan mentalitas manusia yang merupakan
akhlak tidak hanya berlaku pada negara muslim, produknya. Ironisnya krisis tersebut menurut
tetapi kini sudah mulai diterapkan di berbagai sementara pihak, adalah disebabkan karena
negara. Diantara Negara yang memasukkan kegagalan pendidikan agama, termasuk didalamnya
pendidikan agama Islam didalam kurikulumnya pendidikan agama Islam.
adalah negara Jerman. Untuk mengatasi hal tersebut, seharusnya
Kelemahan PAI di sekolah, baik dalam pendidikan agama Islam tanggap dalam memberikan
pemahaman materi maupun dalam pelaksanaannya, tawaran kurikulum serta muatan materi ajar yang
yaitu (1) dalam bidang teologi, masih cenderung mampu menjawab berbagai keinginan tersebut.
mengarah pada paham fatalistik; (2) bidang ahklak Karena pada dasarnya kurikulum merupakan suatu
berorientasi pada urusan sopan santun dan belum produk yang lahir dari dan berdasarkan kondisi riil
dipahami sebagai keseluruhan pribadi manusia dalam masyarakat. Dan sedikit banyak mampu
beragama; (3) ibadah hanya diajarkan sebagai mengakomodir keinginan masyarakat pemakai
kegiatan rutin agama dan kurang menekankan kurikulum. Sehingga target dan cita-cita yang ingin
sebagai proses pembentukan kepribadian; (4) hukum dicapai oleh pendidikan agama Islam, betul-betul
fiqih cenderung dipelajari sebagai aturan yang tidak bisa di wujudkan.
akan berubah sepanjang masa, kurang memahami Untuk itu, peningkatan mutu dan kualitas
dinamika dan jiwa hukum islam; (5) islam masih di pendidikan harus terus dilakukan. Guru sebagai salah
ajarkan sebagai dogma, kurang mengembangkan satu elemen penting dalam dunia pendidikan,
rasionalitas; (6) mempelajari Alquran masih memiliki peranan yang sangat penting dalam
cenderung pada kemampuan membaca teks, belum menentukan kuantitas dan kualitas arah pendidikan
mengarah pada pemahaman arti dan penggalian nasional. Oleh karenanya guru dituntut dan di dorong
makna. untuk mampu mengelola proses belajar mengajar
Sedangkan menurut Towaf dalam Muhaimin, yang memberikan rangsangan kepada siswa,
kelemahan-kelemahan pendididkan agam Islam sehingga mau belajar. Karena memang siswalah
disekolah di sebabkan antara lain: subjek utama dalam proses belajar.
a. pendekatan masih cenderung normatif, dalam arti Salah satu cara untuk merangsang siswa untuk
pendidikan agama menyajikan norma-norma mau belajar yaitu dengan mengembangkan bahan
yang sering kali tanpa ilustrasi konteks sosial ajar yang telah di sesuaikan dengan kebutuhan siswa,
budaya, sehingga peserta didik kurang sehingga diharapkan dapat digunakan siswa sebagai
menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang sarana belajar mandiri. Lebih dari sekedar itu,
hidup dalam keseharian. melalui bahan ajar guru dapat mengubah
b. kurikulum PAI yang dirancang di sekolah lebih pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna”
menawarkan minimum kompetensi atau dan “nilai” yang perlu di internalisasikan dalam diri
minimum informasi, tetapi pihak guru PAI sering peserta didik.
52
(2020) 1 Lukman Nul Hakim
Bahan ajar sebagai salah satu media Pengembangan kurikulum agar dapat berhasil
pembelajaran, mempunyai peranan yang sangat sesuai dengan yang di inginkan, maka dalam
penting dalam proses pembelajaran yaitu sebagai pengembangan kurikulum di perlukan landasan
acuan bagi siswa dan guru untuk meningkatkan landasan pengembangan kurikulum. Pengembangan
efektifitas pembelajaran. Bagi siswa, bahan ajar kurikulum menurut (Mudjiono dan Dimyati, 2013),
menjadi bahan acuan yang diserap isinya dalam yakni mengacu pada tiga unsur, yaitu (1) nilai dasar
proses pembelajaran sehingga dapat menjadi yang merupakan falsafah dalam pendidikan manusia
pengetahuan. Sedangkan bagi guru, bahan ajar seutuhnya, (2) fakta empirik yang tercermin dari
menjadi salah satu acuan penyampaian ilmu kepada pelaksanaan kurikulum, baik berdasarkan penilaian
siswa. kerikulum, studi, maupun survei lainnya, dan (3)
Dengan pengembangan bahan ajar mata landasan teori yang menjadi arahan pengembangan
pelajaran PAI berupa modul sebagai media dan kerangka penyorotnya.
pembelajaran, diharapkan pembelajaran PAI menjadi Lebih lanjut Dimyati dan Mudjiono
lebih praktis, variatif, kreatif dan dapat menarik mengemukakan landasan pengembangan kurikulum
minat siswa untuk aktif dalam mengikuti mencakup1:
pembelajaran PAI, baik secara kelompok atau a. Landasan Filosofis
mandiri. Pendidikan ada dan berada dalam kehidupan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMA masyarakat, sehingga apa yang di kehendaki oleh
Negeri 2 Situbondo ditemukan bahwa: masyarakat untuk dilestarikan, di selenggarakan
a. Bahan ajar Pendidikan Agama Islam yang melalui pendidikan. Segala kehendak yang di miliki
digunakan oleh guru dan siswa masih belum oleh masyarakat merupakan sumber nilai yang
memenuhi komponen bahan ajar yang memadai. memberikan arah pada pendidikan. Dengan demikian
b. Para guru rata-rata masih kesulitan untuk pandangan dan wawasan dalam pendidikan, atau
mengembangkan bahan ajar sendiri karena belum dapat di katakan bahwa filsafat yang hidup dalam
adanya contoh produk dan membutuhkan waktu masyarakat merupakan landasan filosofis
yang cukup lama dalam pembuatan modul. penyelenggaraan pendidikan.
Dari paparan diatas, peneliti tertarik untuk Dalam (Mudjiono dan Dimyati, 2013) bahwa
menulis tesis dengan judul “Pengembangan Bahan landasan filosofis pengembangan kurikulum adalah
Ajar Pendidikan Agama Islam Berupa Modul hakikat realitas, ilmu pengetahuan, sistem nilai, nilai
Dengan Model Borg and Gall Bagi Siswa Kelas XI kebaikan, keindahan, dan hakikat pikiran yang ada
Semester Ganjil di SMA Negeri 2 Situbondo Tahun dalam masyarakat.
Pelajaran 2015/2016. Hal ini didasarkan pada alasan b. Landasan Sosial, Budaya, dan Agama
bahwa : Realitas sosial, budaya, dan agama yang ada
a. Bahan ajar merupakan alat bantu pembelajaran dalam masyarakat merupakan bahan kajian
yang penting pengembangan kurikulum untuk di gunakan sebagai
b. Siswa lebih termotivasi, terbimbing dan landasan pengembangan kurikulum. Kebersamaan
terkontrol arah belajarnya individu dalam masyarakat diikat dan terikat oleh
c. Sesuai dengan semangat visi dan misi SMA nilai yang menjadi pegangan hidup dalam interaksi
Negeri 2 Situbondo. di antara mereka.
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan Nilai-nilai yang perlu dipertahankan dan
masalah diatas, maka dapat dikemukakan satu dihormati dalam masyarakat mencakup nilai
rumusan masalah, yaitu: Bagaimanakah Keefektifan keagamaan dan sosial budaya. Nilai keagamaan
Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam Berupa Modul berhubungan dengan kepercayaan masyarakat
dengan Model Borg and Gall Bagi Siswa Kelas XI terhadap ajaran agama, oleh karena itu umumnya
Semester Ganjil di SMA Negeri 2 Situbondo Tahun bersifat langgeng. (T.R. Joni, 1983)
Pelajaran 2015/2016? c. Landasan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Adapun Tujuan Penelitian Pengembangan ini Pendidikan merupakan upaya penyiapan
adalah untuk Mengetahui Keefektifan Bahan Ajar peserta didik menghadapi perubahan yang semakin
Pendidikan Agama Islam Berupa Modul Dengan pesat, termasuk di dalamnya perubahan ilmu
Model Borg and Gall Bagi Siswa Kelas XI Semester pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks).
Ganjil di SMA Negeri 2 Situbondo Tahun Pelajaran Sukmadinata mengemukakan pengembangan ipteks
2015/2016? secara langsung akan menjadi isi/materi pendidikan,
2. Dasar Teori
2.1. Landasan Pengembangan Bahan Ajar
53
(2020) 1Lukman Nul Hakim
sedangkan secara tidak langsung memberikan tugak “The Interlocking Model”. Apabila dikaji secara
kepada pendidikan untuk membekali masyarakat mendalam, maka pengembangan bahan ajar
dengan kemampuan penyelesaian masalah yang merupakan bagian integral dari pengembangan
dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ipteks. kurikulum maupun pengembangan sistem
Selain itu perkembangan ipteks juga dimanfaatkan pembelajaran. Hal ini tampak dari kenyataan bahwa
untuk menyelesaikan masalah pendidikan. bahan ajar ada dalam kegiatan pengembangan
(Sukmadinata, 1997) tersebut. Dengan demikian, pengembangan bahan
2.2. Pengertian dan karakteristik Pengembangan ajar merupakan kegiatan yang di laksanakan sebelum
Bahan Ajar adanya kurikulum maupun sesudah adanya
Untuk memahami pengertian bahan ajar, berikut kurikulum.
pandangan beberapa ahli tentang pengertian bahan 2.3. Perbedaan Sumber Belajar dan Bahan Ajar
ajar sebagaimana disebutkan oleh Andi Prastowo. Maka secara jelas dan tegas, dapat disimpulkan
Menurut National centre for competency Based bahwa setidaknya ada tiga perbedaan utama atara
Training, bahan ajar adalah segala bentuk bahan sumber belajar dan bahan ajar.(Andi Prastowo, 2014)
yang digunakan untuk membantu guru atau Pertama, sumber belajar adalah bahan mentah untuk
instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran penyusunan bahan ajar. Jadi, untuk disajikan kepada
di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan peserta didik, sumber belajar harus diolah terlebih
tertulis maupun tidak tertulis. Pandanagan dari ahli dahulu. Sedangkan bahan ajar adalah bahan jadi
lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah yang merupakan hasil ramuan dari bahan-bahan yang
seperangkat materi yang disusun secara sistematis, diperoleh dari berbagai sumber belajar yang siap
baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta disajikan kepada peserta didik. Kedua, sumber
lingkungan atau suasana yang memungkinkan belajar adalah segala bahan yang baru memiliki
peserta didik untuk belajar. kemungkinan untuk dijadikan bahan ajar, sehingga ia
Bahan ajar menurut pannen adalah bahan atau masih berada pada tingkatan mempunyai potensi
materi pelajaran yang di susun secara sistematis yang mampu menimbulkan proses belajar. Sedangkan
di gunakan guru dan siswa dalam proses bahan ajar adalah bahan yang sudah secara actual
pembelajaran. Muhaimin dalam modul “Wawasan dirancang secara sadar dan sistematis untuk
Pengembangan Bahan Ajar” mengungkapkan bahwa pencapaian kompetensi secara utuh dalam kegiatan
bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang pembelajaran. Ketiga, semua buku atau program
digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam audio, video, dan komputer yang berisi materi
melaksanakan kegiatan pembelajaran. pelajaran yang “dengan sengaja” dirancang secara
Dalam website Dikmenjur dikemukakan sistematis, walaupun dijual pasaran bebas, maka
pengertian bahan ajar sebagai seperangkat materi bahan-bahan tersebut dinamakan bahan ajar.
atau subtansi pelajaran (teaching material) yang di Sementara, jika tidak dengan sengaja dirancang
susun secara sistematis menampilkan sosok utuh dari secara sistematis, maka kita tidak bisa menyebutnya
kompetensi yang akan di kuasai siswa dalam sebagai bahan ajar.
kegiatan pembelajaran.(Muhaimin, 2008) 2.4. Langkah-Langkah Pembuatan Bahan Ajar
Tujuan bahan ajar disusun dengan tujuan (1) Adapun langkah-langkah utama pembuatan
membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, (2) bahan ajar yang mudah di aplikasikan terdiri atas tiga
menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, (3) tahap penting yang meliputi analisis kebutuhan
memudahkan guru dalam melaksanakan bahan ajar, menyusun peta bahan ajar, dan membuat
pembelajaran, dan (4) agar kegiatan menjadi bahan ajar berdasarkan struktur masing-masing
menarik.(Muhaimin, 2008) bentuk bahan ajar.(Andi Prastowo, 2014)
Bahan ajar jika di kelompokkan menurut a. Melakukan analisis kabutuhan bahan ajar
jenisnya, ada 4 jenis yakni (1) bahan cetak (material Analisis kabutuhan bahan ajar adalah suatu
printed) seperti antara lain handout, buku, modul, proses awal yang dilakukan untuk menyusun bahan
lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, ajar, yang didalamnya terdiri atas tiga tahapan, yaitu
foto/gambar, model, (2) bahan ajar dengar seperti analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar,
kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar.
(3) bahan ajar pandang dengar seperti video compact Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral
disk audio, dan (4) bahan ajar interaktif seperti dari suatu proses pembuatan bahan ajar yang tidak
compact disk interaktive.(Muhaimin, 2008) bisa dipisah-pisahkan.
Kurikulum dan sistem pembelajaran bagaikan 1) Langkah pertama: menganalisis kurikulum
interaksi antara dua himpunan atau di sebut juga
54
(2020) 1 Lukman Nul Hakim
Langkah pertama ini dilakukan untuk Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan
menentukan kompetensi-kompetensi yang Bahan Ajar yang diterbitkan oleh diknas, modul di
memerlukan bahan ajar. Dengan demikian, artikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan
bahan ajar yang dibuat benar-benar diharapkan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri
mampu membuat peserta didik menguasai tanpa atau dengan bimbingan guru. Sementara dalam
kompetensi yang sudah ditentukan. Untuk pandangan lainya, modul dimaknai sebagai
mencapai hal tersebut ada lima hal yang harus perangkat bahan ajar yang disajikan secara
dipelajari, yaitu: standar kompetensi, sistematis, sehingga penggunaannya dapat belajar
kompetensi dasar, indicator, materi pokok dan dengan atau tanpa seorang fasilitator atau guru.
pengalaman belajar, yaitu suatu aktifitas yang Dengan demikian, sebuh modul harus dapat
didesain oleh pendidik supaya dilakukan oleh dijadikan bahan ajar sebagai pengganti fungsi
para peserta didik agar mereka menguasai pendidik.
kompetensi yang telah ditentukan melalui Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia modul
kegiatan pembelajaran yang dilakukan.(Andi adalah kegiatan program belajar mengajar yang
Prastowo, 2014) dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan
Kemudian membuat matriksnya. Matriks yang minimal dari guru atau pendidik, meliputi
kebutuhan bahan ajar berisi sejumlah kolom perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas,
yang terdiri atas kompetensi dasar, indikator, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan
materi pokok, pengalaman belajar dan jenis dan alat bantu penilai serta pengukuran keberhasilan
bahan ajar. Masing-masing kolom di isi sesuai peserta didik dalam penyelesaian pelajaran.
dengan hasil analisi kurikulum yang telah Hal senada dikemukakan oleh badan
ditentukan. Dari hasil analisis tersebut, maka pengembangan pendidikan departemem pendidikan
pada kolom terakhir, kita bisa menetukan dan kebudayaan, bahwa yang dimaksud modul
bahan ajar yang cocok. adalah satu unit program kegiatan belajar mengajar
2) Langkah kedua: menganalisis sumber belajar terkecil yang secara terperinci menggariskan hal-hal
Adapun kriteria analisis terhadap sumber berikut:
belajar tersebut dilakukan berdasarkan a. Tujuan-tujuan instruksional umum yang akan
ketersediaan, kesesuaian dan kemudahan ditunjang pencapaianya
dalam manfaatnya. Caranya adalah dengan b. Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar
menginventarisasi ketersediaan sumber belajar mengajar
yang dikaitkan dengan sumber belajar yang c. Tujuan-tujuan instruksional khusus yang akan
dikaitkan dengan kebutuhan. dicapai oleh siswa
3) Langkah ketiga: memilih dan menentukan d. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan
bahan ajar diajarkan
Langkah ketiga ini bertujuan untuk e. Kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam
memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar kesatuan program yang lebih luas
harus menarik dan dapat membantu peserta f. Peranan guru dalam proses belajar mengajar
didik untuk mencapai kompetensi. Berkaitan g. Alat-alat dan sumber yang akan dipakai
dengan emilihan bahan ajar, ada tiga prinsip h. Kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan
yang bisa dijadikan pedoman. Pertama, dan dihayati murid secara berurutan
prinsip relevansi. Maksudnya, bahan ajar yang i. Lembaran-lembaran kerja yang harus di isi
dipilih hendaknya ada relasi dengan mencapai murid;
standar kompetensi maupun kompetensi dasar. j. Program evaluasi yang akan dilaksanakan selama
Kedua, prinsip konsistensi. Maksudnya, bahan berjalannya proses belajar ini
ajar yang dipilih memiliki keselarasan dan 2.5.2 Fungsi Modul
kesamaan antara kompetensi dasar dan bahan Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul
ajar. Ketiga, prinsip kecukupan. Maksudnya, memiliki fungsi sebagai berikut :
bahan ajar yang dipilih harus memadai untuk a. Bahan ajar mandiri
membantu siswa menguasai kompetensi dasar b. Pengganti fungsi pendidik
yang di ajarkan. c. Sebagai alat evaluasi
d. Sebagai bahan rujukan bagi peserta didik
2.5. Modul Sebagai Produk Bahan Ajar
2.5.1 Pengertian Modul 2.5.3. Tujuan Pembuatan Modul
55
(2020) 1Lukman Nul Hakim
Adapun penyusunan dan pembuatan modul, b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk
antara lain: mencari kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
a. Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri c. Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan
tanpa atau dengan bimbingan pendidik (minimal) dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik
b. Meminimalisir peran dan otoritas pendidik dalam maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
kegiatan pembelajaran lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
c. Melatih kejujuran peserta didik d. Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-
d. Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan kesalahan, kekurangan-kekurangan dan
belajar peserta didik kelemahan-kelemahan peserta didik dalam
e. Agar peserta didik mampu mengukur sendiri keyakinan pemahaman dan pengalaman ajaran
tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari. dalam kehidupan sehari-hari.
2.5.4. Jenis-Jenis Modul e. Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal
a. Menurut penggunaanya negatif dan lingkungannya atau dari budaya lain
1) Modul untuk peserta didik (berisi kegiatan yang dapat membahayakan dirinya dan
belajar yang dilakukan oleh peserta didik) menghambat perkembangannya menuju manusia
2) Modul untuk pendidik (berisi petunjuk indonesia seutuhnya.
pendidik, tes akhir modul, dan kunci jawaban f. Pembelajaran tentang ilmu pengetahuan
tes akhir modul) keagamaan secara umum, sistem dan
b. Menurut tujuan penyusunannya fungsionalnya.
1) Modul inti (modul yang disusun dari g. Penyaluran yaitu untuk menyalurkan anak-anak
kurikulum dasar, yang merupakan tuntutan yang memiliki bakat khusus di bidang agama
dari pendidikan dasar umum yang diperlukan Islam agar bakat tersebut berkembang secara
oleh seluruh warga negara indonesia) optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
2) Modul pengayaan (modul hasil dari dirinya sendiri dan orang lain.
penyusunan unit-unit program pengayaan 2.6.3 Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan
yang berasal dari program pengayaan yang Agama Islam
bersifat memperluas dan atau memperdalam Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau
program pendidikan dasar yang bersifat umum karakteristik tertentu yang dapat membedakannya
tersebut) dengan mata pelajaran lainnya. Begitu juga halnya
2.6. Konsep Pendidikan Agama Islam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun
2.6.1 Pengertian Pendidikan agama Islam karakteristik mata pelajaran PAI adalah sebagai
Di dalam kurikulum pendidikan agama islam berikut.
menyebutkan bahwa pendidikan agama islam adalah a. PAI merupakan mata pelajaran yang di
upaya sadar dan terencana dalam menyiapakan kembangkan dari ajaran-ajaranpokok (dasar)
peserta didik untuk mengenal, memahami, yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI
menghayati hingga mengimani ajaran agama islam merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
bertakwa dan berahlak mulia dalam mengamalkan dari ajaran Islam
islam dari sumber utamanya kitab suci alaqur'an dan b. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI
hadist. sedangkan menurut Zakiah Daradjat merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi
pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk satu komponen yang tidak dapat dipisahkan
membina dan mengasuh peserta didik agar dengan mata pelajaran lain, yang bertujuan untuk
senantiasa dapat memahami agama islam secara pengembangan moral dan kepribadian pesrta
menyeluruh lalu menghayati tujuan yang pada didik. Semua mata pelajaran yang memiliki
akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam tujuan tersebut harus seiring dan sejalan dengan
sebagai pandangan hidup.(Zakiah Daradjat, 1995) tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran
2.6.2 Fungsi Pendidikan Agama Islam PAI.
Menurut Abdul Majid ada tujuh pungsi c. Diberikannya mata pelajaran PAI, karena
Pendidikan Agama Islam yaitu: bertujuan untuk membentuk peserta didik yang
a. Pengembangan yaitu meningkatkan keimanan beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,
dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT berbudi pekert yang luhur, berakhlak mulia, dan
yang telah ditanamkan dalam lingkungan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam,
keluarga. Pada dasarnya yang pertama-tama terutama sendi-sendi ajaran dan sumber Islam
kewajiban menanamkan keimanan dan ketaqwaan serta yang lainnya. Sehingga dengan demikian
dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. dapat dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai
56
(2020) 1 Lukman Nul Hakim
bidang ilmu atau mata pelajaran yang lainnya, akhlak dan setiap guru haruslah memperhatikan
tanpa harus terbawa oleh pengaruh-pengaruh akhlak dan tingkah laku peserta didiknya.
negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan i. PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus
mata pelajaran tersebut. di ikuti oleh setiap peserta didik, terutama yang
d. PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya beragama islam, atau bagi yang beragama lain
mengantarkan peserta didik dapat menguasai yang di dasari dengan kesadaran yang tulus dalam
berbagai macam kajian keislaman, tetapi PAI mengikutinya.
lebih menekankan bagaimana peserta didik Dari beberapa uraian singkat diatas, maka
mampu menguasai kajian keislaman tersebut sudah selayaknya bagi dunia pendidikan untuk
sekaligus dapat mengamalkannya dalam memposisikan PAI sebagai lateral-sekuensial,
kehidupan sehari-hari ditengah-tengah yang berarti diantara masing-masing mata
masyarakat. Dengan demikian, PAI tidak hanya pelajaran tersebut mempunyai relasi sederajat
menekankan pada aspek kognitif saja, tetapi yang yang bisa saling berkonsultasi serta PAI sebagai
lebih penting adalah pada aspek afektif dan vertikal-linier yang berarti mendudukan
psikomotorik. pendidikan agama sebagai sumber nilai atau
e. Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan sumber konsultasi, sementara seperangkat mata
pada ketentuan-ketentuan yang ada pada dua pelajaran yang lain adalah termasuk
sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Quran dan pengembangan nilai-nilai insani yang mempunyai
al-Hadits (dalil Naqli). Dengan melalui metode relasi vertikal-linier dengan agama.
Ijtihad (dalil Aqli) para ulama mengembangkan 3. Metode Penelitian
prinsip-prinsip PAI tersebut dengan lebih rinci 3.1 Model pengembangan
dan mendetail dalam bentuk Fiqih dan kajian- Model yang akan dikembangkan dalam produk
kajian hasil ijtihad lainnya. ini adalah mengacu pada model Reseach and
f. Prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga Development (R & D) dari Borg dan Gall.
kerangka dasar ajaran agama Islam, yaitu Aqidah, Rancangan pengembangan dengan desain R & D
Syariah, Akhlak. Aqidah merupakan penjabaran dari Borg dan Gall mempunyai tujuan untuk
dari konsep iman. Syariah merupakan penjabaran mengembangkan dan memvalidasi produk.
dari konsep islam. Dalam hal ini, konsep syariah Model tersebut mempunyai langkah-langkah
memiliki dua dimensi kajian produk, yaitu ibadah sebagai berikut : (1) penelitian dan pengumpulan
dan muamalah. Dan Akhlak merupakan imformasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan
penjabaran dari konsep ihsan. produk, (4) uji lapangan awal, (5) revisi produk
g. Dari ketiga prinsip dasar itulah berkembang utama, (6) uji lapangan lanjut, (7) revisi produk
berbagai kajian keislaman (ilmu-ilmu agama) operasional, (8) uji lapangan operasional, (9) uji
seperti ilmu kalam, fiqih, etika islam, tauhid, lapangan akhir dan (10) diseminasi dan
sejarah islam dan lain sebagainya. implementasi. Namun dalam penelitian tesis dan
h. Tujuan akhir dari mata pelajaran PAI adalah desertasi Borg dan Gall menyarankan untuk
terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak membatasi penelitian dalam skala kecil.
yang mulia (budi pekerti yang luhur). Tujuan ini Menurut Sugiono langkah-langkah penelitian dan
yang sebenarnya merupakan misi utama pengembangan meliputi: (1) identifikasi maslah, (2)
diutusnya nabi Muhammad Saw di dunia. Dengan pengumpulan informasi, (3) desaian produk, (4)
demikian pendidikan akhlak (budi pekerti) adalah Validasi desaian, (5) perbaikan desaian, (6) uji coba
jiwa pendidikan agama islam (PAI). Mencapai produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian,
akhlak yang karimah (mulia) adalah tujuan (9) revisi produk tahap akhir, (10) produksi masal.
sebenarnya dari pendidikan. hal ini tidak berarti (Sugiyono, 2013)
bahwa pendidikan islam memerhatikan segi segi 3.2 Prosedur Pengembangan
pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya. Prosedur pengembangan memaparkan langkah-
Peserta didik membutuhkan kekuatan dalam hal langkah yang ditempuh oleh pengembang dalam
jasmani, akal dan ilmu. Tetapi mereka juga membuat produk. Prosedur pengembangan secara
membutuhkan pendidikan budi pekerti, perasaan, tidak langsung akan memberi petunjuk bagaimana
kemauan, cita rasa, dan kepribadian. Sejalan langkah prosedur yang dilalui sampai produk yang
dengan konsep ini maka semua mata pelajaran akan dispesifikasi.
atau bidang studi yang diajarkan kepada peserta Sesuai dengan model pengembangan yang
didik haruslah mengandung muatan pendidikan digunakan, prosedur pengembangan yang ditempuh
terdiri dari enam langkah, yaitu (1) analisis
57
(2020) 1Lukman Nul Hakim
kebutuhan, (2) pengembangan produk, (3) revisi, maka bisa dilanjutkan dengan melakukan
penyusunan prototipe bahan ajar, (4) uji coba, (5) uji coba kelompok kecil yang dilakukan dengan
revisi produk dan (6) hasil akhir. mengambil sampel sebanyak 6 orang siswa
3.3 Uji coba produk dengan pengambilan sampel secara acak yang
Uji coba produk dalam pengembangan digunakan untuk uji coba produk. Dengan
dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang demikian, bisa diketahui tingkat kemenarikan dan
dipakai sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan produk. Prosedur pelaksanaannya
keefektifan dan daya tarik dari produksi yang sama dengan uji coba perseorangan.
dihasilkan. Dalam kegiatan ini perlu dikemukakan d. Uji coba lapangan
secara berurutan tentang tinjauan ahli, uji coba Hasil dari uji coba perorangan, kelompok
perorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba kecil, ahli media dan ahli materi apabila sesuai
lapangan. dengan tingkat kelayakan atau sesuai dengan
a. Tinjauan Ahli Media, Ahli Materi dan Ahli kriteria yang ditetapkan. Langkah selanjutnya
Bahasa adalah uji coba lapangan atau kelompok sasaran
Uji coba dilakukan sebelum bahan ajar diuji yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Situbondo .
cobakan kepada siswa kelas XI di SMA Negeri 2 Dalam pelaksanaannya materi disajikan
Situbondo . Hal ini dilakukan agar ahli media, dengan memanfaatkan modul yang sedang
ahli materi dan ahli bahasa dapat menilai dan dikembangkan. Langkah awalnya yaitu siswa
menyarankan tentang perbaikan produk yang membaca pedoman penggunaan, siswa
sedang dikembangkan untuk menghimpun data memahami indikator pencapaian hasil belajar,
para ahli dilakukan konsultasi dan menggunakan membaca materi dan kemudian mengisi lembar
kuesioner. evaluasi yang diberikan oleh pengembang. Jika
Untuk kegiatan pengembangan materi telah memahami dan menguasai materi bahan
peneliti meminta masukan kepada ahli materi ajar, maka mampu mengisi lembar evaluasi
terlebih dahulu untuk mengetahui apakah materi dengan nilai diatas standar ketuntasan belajar
yang telah dikembangkan itu sudah sesuai atau minimum (SKM), maka siswa dikatakan berhasil.
perlu adanya revisi. Kemudian kepada ahli media Dengan demikian, bahan ajar terbukti efektif
untuk meminta komentar mengenai desain dan jika diterapkan dalam pembelajaran pendidikan
kualitas bahan ajar, apakah media yang telah agama islam bagi siswa kelas XI di SMA Negeri
dikembangkan tersebut cocok atau perlu adanya 2 Situbondo serta umumnya bagi semua siswa
revisi. Sedangkan untuk mengetahui kesesuaian SMA kelas XI.
bahasa yang digunakan peneliti meminta Kegiatan uji coba lapangan dimaksudkan
masukan kepada ahli bahasa. untuk mengetahui kemenarikan dan keefektifan
b. Uji coba perorangan bahan ajar sebelum digunakan dalam lingkup
Pada tahap ini uji coba dilakukan pada tiga yang sebenar-benarnya. Hasil data yang diperoleh
orang anak dengan ketentuan satu anak dari hasil uji coba ini dianalisis dan digunakan
berkemampuan dibawah rata-rata, satu orang untuk menyempurnakan keseluruhan
anak berkemampuan sedang dan satu orang anak pengembangan media bahan ajar mata pelajaran
berkemampuan diatas rata-rata. Kegiatan ini pendidikan agama islam bagi siswa kelas XI
dilakukan secara terpisah. SMA Negeri 2 Situbondo.
Prosedur pelaksanaannya yaitu siswa 3.4 Hasil produksi
dijelaskan tentang belajar menggunakan modul Hasil produksi yang dapat dikembangkan
yang sedang dikembangkan, sebelum siswa berbentuk modul yang dikemas dalam dua buku,
mempelajari materi terlebih dahulu siswa diberi yaitu buku pegangan guru dan buku pegangan siswa.
soal pre test dan kemudian siswa mempelajari Komponen-komponen yang termasuk dalam buku
materi melalui bahan ajar dan setelah selesai pegangan siswa adalah:
siswa diberi soal post test. Setelah siswa selesai Bab I Pendahuluan
mengerjakan soal kemudian siswa diberi angket A. Deskripsi
dan diminta untuk mengisi. Langkah selanjutnya B. Prasyarat
yaitu menganalisis hasil yang sudah terkumpul. C. Petunjuk penggunaan modul bagi peserta
c. Uji coba kelompok kecil didik
Dari hasil validasi perorangan dapat D. Tujuan akhir
diketahui tingkat kemenarikan dan keefektifitan E. Kompetensi
produk hasil pengembangan. Setelah dilakukan F. Cek kemampuan
58
(2020) 1 Lukman Nul Hakim
59
(2020) 1Lukman Nul Hakim
60
(2020) 1 Lukman Nul Hakim
4) Bentuk yang dipilih tersebut juga pembaca. Bahan ajar ini menggunakan spasi
mempertimbangkan desiminasi produk 1,2 pada tulisan latin dan 1 pada tulisan arab.
sehingga dipilih huruf yang tidak terlalu besar Antar kata dengan kata berjarak 1 ketuk.
karakter hurufnya agar tidak memakan tempat Ukuran spasi ini memudahkan siswa membaca
yang seyogyanya bisa dimanfaatkan untuk ketikan dalam paparan materi (tidak
materi lain. melelahkan mata) dan tidak terlalu memakan
5) Warna (colour) space. Selain itu, ukuran spasi 1,5 cukup
Warna merupakan unsur visual yang mempermudah siswa apabila ingin memberi
penting, tetapi harus digunakan hati-hati untuk catatan atau garis bawah terhadap hal-hal yang
memperoleh dampak yang baik. Warna dianggap penting.
digunakan untuk memberi kesan pemisahan 7) Gambar dan ilustrasi
atau penekanan atau untuk membangun Dalam proses pembelajaran, penggunaan
keterpaduan. Warna juga dapat mempertinggi gambar dan ilustrasi lazim digunakan.
realisme obyek atau situasi yang digambarkan, Penggunaan gambar dan ilustrasi yang tepat
menunjukkan persamaan dan perbedaaan dan dapat menarik perhatian , memberikan
menciptakan respon emosional tertentu. ilustrasi yang luas dan detail, meningkatkan
Keberadaan warna berdasarkan penelitian retensi dan ingatan. Namun demikian
secara efektif dapat meningkatkan perhatian, penambahan gambar yang berlebihan kadang
khususnya dalam penggunaan multimedia, kurang diperlukan untuk meningkatkan
dwyer, tinker, dan clark, mengungkapkan persuasi. Karena itu pemilihan gambar dan
bahwa melalui warna orang dapat membuat ilustrasi pada bahan ajar ini disesuaikan
generalisasi secara lebih jelas. Hal ini dengan karakteristik pesan dan peserta didik.
menjelaskan bahwa: 1) pembaca memiliki Demikian gambar dipilih selain dalam
prefensi warna; 2) Pembaca suka pada bentuk animasi juga dalam bentuk yang asli
perubahan warna; 3) Warna dapat membantu untuk memperjelas pemahaman siswa. Hal ini
belajar; 4) Tambahan warna harus digunakan bersesuaian dengan salah satu prinsip
dengan hemat dan konsisten, agar tidak pemilihan gambar yang baik adalah mencakup
membingungkan pembaca. kriteria keaslian gambar sehingga gambar
Berdasarkan penelitian tersebut, penulis dapat menunjukkan situasi yang sebenarnya
menggunakan warna tinta hitam secara seperti melihat keadaan atau benda
konsisten dalam uraian materi bahan ajar dan sesungguhnya.
warna putih pada background, warna biru 4.2 Kajian Aspek Bahasa
muda untuk menandai pokok peralihan 4.2.1 Bahasa bahan ajar
aktivitas pembelajaran. Penggunaan tinta Bahasa yang digunakan adalah bahasa dialogis
hitam dan biru muda secara konsisten dan komunikatif layaknya bahasa yag digunakan
dilakukan untuk menarik perhatian dan tidak guru, sehingga siswa dapat berinteraksi secara aktif
membingungkan penerima pesan dalam dalam proses belajarnya. Demikian pula dengan tata
memahami informasi yang disampaikan dalam bahasa yang digunakan adalah menerapkan struktur
teks bahan ajar. kalimat sederhana, sehingga memudahkan dalam
6) Spasi teks (spacing the teks) memahami isinya.
Spasi memainkan peranan yang penting 4.2.2 kata dan istilah
dalam kejelasan teks. Teks dengan spasi yang Berbagai ragam kata dan istilah dapat dipilih
tepat akan memudahkan pembaca. Spasi dalam menyusun suatu kalimat. Secara umum,
memisahkan kata, frase, anak kaliamat, pemilihan kata dan istilah harus menghindari kata
paragraf, sub bab dari bagian bagian lainnya. yang bermakna luas (umum), abstrak atau kabur.
Jenis spasi yang digunakan dalam bahan Kata dan istilah yang digunakan dalam bahan ajar ini
ajar ini adalah spasi kombinasi vertikal dan adalah kata yang kata yang dipakai dalam bahan ajar
horisontal (combining vertical and horizontal yang telah diketahui maknanya. Sedangkan istilah
spacing). Harapannya pembaca lebih dapat asing yang belum lazim diberi penjelasan artinya
memusatkan perhatian dan lebih mudah untuk menghindari interpretasi yang berbeda
memahami makna teks. Jenis spasi kombinasi 4.2.3 kalimat dan paragraf
ini digunakan untuk menyiasati agar dari isi Kalimat dan paragraf dalam bahan ajar ini
sebuah teks mudah dipahami, disamping dari sudah cukup memadai dan sesuai. Kalimat yang baik
segi tampilan juga menarik perhatian adalah kalimat yang efektif dapat menyampaikan
61
(2020) 1Lukman Nul Hakim
pesan dan efisien penggunaan kata serta sesuai tidak memerlukan adanya sosialisasi ke sekolah
dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dab karena cara penggunaan produk telah disertakan
benar. Untuk itu penyusunan kalimat dalam bahan dalam kemasan bahan ajar.
ajar ini diusahakan tidak melebihi 20 kata. Kalimat- Dari segi bahasa. Bahan ajar ini
kalimat yang panjang membuat sistem memori menggunakan bahasa komunikatif dan dialogis
mengalami overload. Sedangkan kalimat yang terlalu sehingga terjalin interaksi yang aktif antara
pendek juga kurang memadai pesan yang modul dan peserta didik. Bahasa dan kalimat
disampaikan. Paragraf yang dikembangkan dalam yang digunakan mengacu pada kaidah EYD.
bahan ajar ini diusahakan secara kohesif dan koheren Dari segi pembelajaran, bahan ajar ini
untuk membangun keutuhan dan kepaduan gagasan menarik dan efektif untuk meningkatkan
atau ide. Paagraf yang baik tidak terlalu panjang dan pencpaian hasil belajar siswa dalam pembelajaran
juga tidak terlalu pendek kurang lebih 5-15 kalimat pendidikan agama islam siswa kelas XI SMA
yang terpenting memuat satu gagasan atau satu Negeri 2 Situbondo. Selain itu, bahan ajar ini
pesan. potensial sebagai alternatif bahan ajar bagi siswa
4.2.4 huruf besar (capital letters) agar belajar kelompok maupun mandiri. Dengan
Pemakaian huruf besar semuanya (uppercase) adanya tugas dan soal latihan yang dilengkapi
hanya digunakan untuk penulisan judul utama (judul kunci jawaban dan balikan membantu siswa
modul). Sedangkan untuk penulisan sub dalam mengukur hasil belajarnya sendiri. Selain
judulmenggunakan capitalize each word. Hal ini itu pada bagian akhir setiap modul disajikan tabel
sesuai dengan saran Tinker dan Peterson. Yang internalisasi nilai-nilai multikultural untuk
menyebutkan kata yang dicetak dengan huruf besar menanamkan sekaligus mengukur sejauh mana
berisi informasi khusus. Pertimbangan lainnya dalam nilai-nilai multikultural yang telah tertanam pada
penggunaan huruf besar adalah kesesuaian dengan diri siswa.
Ejaan Yang Dismpurnakan (EYD) Dari segi kelayakan, media ini telah diuji
4.2.5 Tanda baca kelayakannya oleh ahli materi, ahli media, ahli
Tanda baca yang digunakan dalam bahan ajar bahasa, guru dan siswa kelas XI SMA Negeri 2
telah berupaya menerapkan ejaan yang Situbondo dengan kelayakan yang baik untuk
disempurnakan (EYD). Tanda baca seperti koma, pembelajaran pendidikan agama islam
titik, tanda kutip, tanda tanya, tanda seu, dan lain- b. Keterbatasan
lain mengandung makna tertentu bila dipergunakan Dari segi pengembangan dan pembuatan,
dalam kalimat. Penggunaan tanda baca yang tepat diperlukan keterampilan dan keahlian khusus
dapat memudahkan siswa menangkap makna dalam mengorganisasikan isi materi ke dalam
(meaning) kalimat yang bersangkutan. bahan ajar sehingga dalam pembuatannya
4.2.6 Kelebihan dan Keterbatasan Produk memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi. Proses
Berdasarkan kajian hasil uji coba lapangan pembuatan juga memakan waktu yang relatif
menunjukkann adanya kekuatan atau kelemahan dari lama.
bahan ajar mata pelajaran pendidikan agama islam Dari segi penggunaan, bahan ajar ini tebatas
berbasis multikultural ini. Adapun kelebihan dan pada materi pendidikan agama islam kelas XI
keterbatasan dari bahan ajar ini adalah sebagai semester satu. Sasaran pengguna produk ini
berikut adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Situbondo.
a. Kelebihan Sedangkan penggunaan untuk tujuan lain perlu
Dari segi isi, materi disusun secara sistematis pengkajian dan disesuaikan dengan kondisi
sesuai dengan kurikulum yang berlaku dengan setempat
memasukkan nilai-nilai multikultural di 4.2.7 Keefektifan Bahan Ajar
dalamnya. Materi yang dikembangkan juga Untuk mengetahui keefektifan bahan ajar.
disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik Pendidikan agama islam berupa modul dengan
pebelajar (siswa). model borg and gall yang telah dikembangkan
Dari segi desain media pembelajaran, bahan sebagai bahan ajar mata pelajaran pendidikan agama
ajar ini di desain dengan menggunakan gambar, islam, pengembang membuat instrumen penilaian
ilustrasi, kombinasi warna dan variasi huruf yang atau tanggapan berupa angket yang terdiri atas (1)
dapat merangsang minat dan monivasi belajar angket penilaian atau tanggapan dari ahli materi, (2)
siswa. Bahan ajar ini juga praktis karena dikemas angket penilaian atau tanggapan dari ahli media, (3)
dalam bentuk cetak, sehingga mudah dipelajari angket penilaian atau tanggapan dari ahli bahasa, (4)
dimanapun dan kapanpun. Selain itu, media ini
62
(2020) 1 Lukman Nul Hakim
angket penilaian atau tanggapan dari guru PAI dan yang mendapat skor diatas 79 dan hanya 1
angket atau tanggapan siswa. orang yang mendapat nilai dibawah 79.
Dari analisis data hasil uji coba yang diperoleh Dengan KKM 79 maka berarti sebanyak 97%
melalui angket tersebut. Kelayakan dari aspek siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan
ketepatan pengembangan kandungan isi yang ada belajar
pada bahan ajar adalah 91%. Kelayakan dari aspek e. Menunjuk pada hasil uji t dan Sig (2-tailed)
desain dan media pembelajaran pada bahan ajar sebesar 000, setelah dibandingkan dengan
adalah 82,84%. Kelayakan dari aspek bahasa pada tingkat kesalahan yang dapat diterima 5%,
bahan ajar adalah 72%. Kelayakan pada hasil uji maka ada perbedaan yang signifikan antara
coba lapangan memiliki tingkat kelayakan 89,7%. rata-rata skor pre test dengan post test setelah
Sedangkan hasil belajar siswa yang diukur menggunakan bahan ajar hasil pengembangan
melalui pre test dan post test terdapat peningkatan Dengan demikian, bahan ajar mata pelajaran
hasil nilai rata-rata pre test dan post test yang pendidikan agama islam berupa modul denga model
mencapai 32,41%. Demikian ketercapaian kriteria borg and gall bagi siswa kelas XI SMA Negeri 2
ketuntasn belajar siswa sebanyak 97%. Demikian Situbondo mempunyai kualitas yang baik. Hal ini
juga hasil penghitungan uji t diperoleh nilai harga t dikarenakan penggunaan bahan ajar ini membantu
hitung 5,426 > 2,04 artinya I hitung > t tabel. meningkatkan kemenarikan dan keefektifan
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran pendidikan agama islam
pengujian hipotesis dngan menerpakan rumus 5.2 Saran-Saran
statistik diperoleh hasol Ho ditolak. Sehingga Saran-saran yang disimpulkan berkenaan dengan
berdasarkan hasil uji coba tersebut, produk pengembangan bahan ajar ini dikelompokkan
pengembangan bahan ajar ini layak digunakan dalam menjadi tiga bagian, yaitu (1) saran pemanfaatan
pembelajaran pendidikan agama islam bagi siswa produk, (2) saran desiminasi produk dan (3) saran
kelas XI SMA Negeri 2 Situbondo. pengembangan produk lebih lanjut
5. Penutup 5.2.1 Saran pemanfaatan produk
5.1 Kesimpulan Untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan ajar
a. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah bahan ajar disarankan hal-hal sebagai berikut
pendidikan agama islam berupa modul denga a. Bagi siswa, hendaknya bahan ajar ini dapat
model borg and gall bagi siswa kelas XI SMA dimiliki siswa dan digunakan sebagai alternatif
Negeri 2 Situbondo yang terdiri dari buku sumber belajar yang dapat dipelajari secara
pegangan siswa dan buku pegangan guru. mandiri;
Kedua produk tersebut telah memenuhi b. Bagi guru, sebaiknya menggunakan buku
komponen sebagai bahan ajar yang baik. Hasil pegangan guru dan buku pegangan siswa yang
pengembangan ini dapat menjadi alternatif merupakan kesatuan dari produk pengembangan
rujukan dalam menyajikan materi ini;
pembelajaran pendidikan agama islam c. Guru dapat bertindak sebagai pembimbing dan
b. Bahan ajar mata pelajaran pendidikan agama pemberi motivasi jika pembelajaran dilakukan di
islam berupa modul dengan model borg and kelas atau disekolah agar siswa mempelajari
gall bagi siswa kelas XI SMA Negeri 2 bahan ajar;
Situbondo ini telah memenuhi kriteria efektif d. Pemanfaatan media ini sebaiknya tidak dijadikan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa satu-satunya sumber belajar dlam pembelajaran
dengan kritria : bahan ajar ini hendaknya didukung dengan
c. Rata-rata perolehan hasil belajar pada tes akhir referensi dan sumber-sumber belajar lain yang
meningkat mencapai nilai 92,59% dibanding relevan dengan materi pembelajaransebagaimana
tes awal yang hanya berada pada nilai rata-rata dicantumkan dalam daftar rujukan. Hal ini
60,18 yang menunjukkan bahwa alat penting untuk memperkaya wawasan peserta
peningkatan perolehan hasil belajar siswa didik dan guru bidang studi;
sebesar 32,14 setelah belajar menggunakan e. Bagi kepala sekolah, dengan adanya
produk bahan ajar hasil pengembangan pengembangan bahan ajar mata pelajaran
d. Pencapaian hasil belajar siswa dalam pendidikan agama berupa modul denga model
pembelajaran pendidikan agama islam yang borg and gall bagi siswa kelas XI SMA Negeri 2
ditunjukkan dalam ketercapaian. Kriteria Situbondo dapat dijadikan pertimbangan dalam
Ketunasan Minimal (KKM), dari 34 siswa memanfaatkan bahan ajar ini
yang mengikuti post test terdapat 33 siswa
63
(2020) 1Lukman Nul Hakim
64
Nusantara Journal of Islamic Studies
P-ISSN : 2745-9608 E-ISSN : 2722-2535
Vol. 1 No. 1 maret 2020
http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/NJIS/index
Daftar Pustaka
Andi Prastowo. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif Menciptakan Metode Pembelajaran
Yang Menarik dan Menyenangkan,. Diva Press.
Mudjiono dan Dimyati. (2013). Belajar dan Pembelajaran (Kelima). Rineka Cipta.
Muhaimin. (2008). Modul Wawasan tentang Pengembangan Bahan Ajar. LKP2-1.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Sukmadinata. (1997). Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktik. Remaja Rosdakarya.
T.R. Joni. (1983). Wawasan Kependidikan Guru. Departemen Kependidikan dan Kebudayaan.
Zakiah Daradjat. (1995). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Bumi Aksara.
65