You are on page 1of 9

Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik Vol. 14, No.

3, November 2012: 198 - 206


ISSN 1411 - 0903

KESTABILAN WARNA KURKUMIN TERENKAPSULASI DARI KUNYIT


(Curcuma domestica Val. ) DALAM MINUMAN RINGAN DAN JELLY PADA
BERBAGAI KONDISI PENYIMPANAN

Tensiska., Nurhadi, B., dan Isfron, A.F.


Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi Industri Pertanian,
Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
E-mail: tensiska_agam@yahoo.com

ABSTRAK
Pigmen kurkumin dari kunyit bersifat tidak stabil terhadap cahaya, suhu dan perubahan pH, oleh karena
itu perlu dilakukan penyalutan dengan polimer (mikroenkapsulasi) agar memiliki umur simpan yang
lebih lama. Pigmen kurkumin yang telah dimikroenkapsulasi dapat diaplikasikan pada produk pangan
seperti minuman ringan dan jelly. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetapkan kondisi penyimpanan
yang tepat terhadap pigmen kurkumin terenkapsulasi yang diaplikasikan pada produk minuman ringan
dan jelly dan menduga umur simpannya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan
empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan yang diberikan pada minuman ringan dan jelly adalah
penyimpanan suhu ruang (250 C ± 20 C), suhu refrigerator (50 C± 20 C), terekspos cahaya, dan tanpa
ekspos cahaya selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua produk (minuman ringan
dan jelly) yang disimpan pada suhu refrigerator dan tanpa ekspos cahaya memiliki stabilitas warna
yang paling baik. Berdasarkan intensitas warna kuning, umur simpan minuman ringan pada suhu ruang
dan terekspos cahaya secara berturut-turut adalah 38 hari dan 15 hari sedangkan umur simpan pada
suhu refrigerator dan tanpa ekspos cahaya tidak bisa diduga pada 30 hari penyimpanan karena hasil uji
statistik menunjukkan bahwa lama penyimpanan (variabel x) tidak memengaruhi penurunan intensitas
warna kurkumin (variabel y) selama penyimpanan 30 hari. Umur simpan jelly suhu refrigerator adalah
46 hari, tanpa terekpos cahaya: 25 hari, suhu ruang: 17 hari dan terekspos cahaya: 15 hari.

Kata kunci: Kunyit, kurkumin, stabilitas, umur simpan

COLOR STABILITY OF ENCAPSULATED CURCUMIN PIGMENTS FROM


TURMERIC (Curcuma domestica Val.) IN SOFT DRINKS AND JELLY AT VARIOUS
STORAGE CONDITIONS

ABSTRACT
Curcumin pigment from turmeric is not stable on light, heat, and a change of pH, therefore
microencapsulation of curcumin was carried out in order to provide a longer shelf life. Microencapsulated
curcumin pigment can be applied to food products such as soft drinks and jelly. The purpose of this study
was to determine the appropriate storage conditions of microencapsulated curcumin pigment in soft
drinks and jelly products and also to forcast their shelf life. this is the experimental reseach with four
treatments and three replications. The four treatments tested in soft drinks and jelly included storage at
room temperature (250 C ± 20 C), cold storage (50 C± 20 C), exposure to light, and without exposure to
light. The results of this study indicated that both products stored at refrigeration temperature without
exposure to light were the most stable color. The shelf life of soft drinks stored at room temperature
and exposed to light was 38 days and 15 days, respectively. Meanwhile the shelf life of the product in
refrigeration and exposed to light could not be calculated because, based on statistical analysis, it was
found that storage (x variable) did not influence the intensity of the color (y variable) during the 30
days. The shelf life of the jelly stored in refrigeration was 46 days, without exposure to light: 25 days,
room temperature: 17 days, and exposure to light: 15 days .

Key words: Turmeric, curcumin, stability, shelf life


199 Tensiska., Nurhadi, B., dan Isfron, A.F.

PENDAHULUAN adalah minuman ringan dan jelly.


Berdasarkan uraian di atas perlu dilaku-
Dua puluh tahun terakhir di negara kan penelitian untuk mengetahui stabilitas
maju, berkembang kesadaran masyarakat bubuk pigmen kurkumin terenkapsulasi yang
akan pangan fungsional (functional food) diaplikasikan pada minuman ringan dan jelly
dan menghindari penggunaan bahan sintetik dalam berbagai kondisi penyimpanan. Tujuan
sebagai bahan tambahan pangan (food additif). penelitian ini untuk menetapkan kondisi pe-
Salah satu bahan tambahan pangan adalah nyimpanan yang tepat bagi pigmen kurkumin
pewarna. Penggunaan pewarna sintetik pada terenkapsulasi yang diaplikasikan pada produk
pangan memberikan kesan toksik, sedangkan minuman ringan dan jelly serta menduga umur
pewarna alami memberi kesan menyehatkan. simpannya.
Selain itu, umumnya pewarna sintetik dibuat
dari ter batubara sehingga mengandung lo- BAHAN DAN METODE
gam berat yang berdampak negatif bagi
kesehatan seperti penyebab kanker dan dapat Bahan dan Alat
menyebabkan gangguan tingkah laku serta Bahan utama yang digunakan adalah
merangsang perilaku hiperaktif pada anak-anak kunyit berumur 8-12 bulan yang diperoleh dari
(Mc Cann et al., 2007 dikutip He and Giusti, perkebunan kunyit di Kecamatan Tanjungsari
2010). Penggunaan pewarna alami sebagai Kabupaten Sumedang, maltodekstrin, asam
bahan tambahan makanan yang aman menjadi asetat glasial dan aquades. Peralatan yang
salah satu alternatif penyelesaian permasalahan digunakan rotary evaporator vakum, spray
tersebut. Salah satu zat pewarna alami yang drier tipe B-290 dan kromameter tipe CR-300
sering digunakan adalah kurkumin dari kunyit. Minolta dan peralatan gelas.
Rimpang kunyit dapat dimanfaatkan
sebagai zat pewarna alami yaitu senyawa Metode
kurkuminoid yang menampilkan warna Metode penelitian yang digunakan adalah
kuning. Pigmen kurkumin bersifat larut metode percobaan (Experimental Method)
dalam etanol dan asam asetat glasial dan dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan
memiliki stabilitas yang baik terhadap yang dilanjutkan dengan metode regresi dan
panas dan asam, tetapi sensitif terhadap korelasi. Selanjutnya hasil percobaan dianalisis
cahaya (MacDougall, 2002). Menurut Sidik secara deksriptif. Penentuan stabilitas pigmen
(1992), bila kurkumin terkena cahaya, akan kurkumin terbaik pada minuman ringan dan
terjadi dekomposisi struktur berupa siklisasi jelly berdasarkan laju perubahan intensitas
kurkumin atau terjadi degradasi struktur warna yang paling rendah. Perlakuan yang
sehingga warna kurkumin berubah menjadi dicobakan adalah menambahkan bubuk pigmen
lebih gelap. kurkumin terenkapsulasi pada minuman ringan
Salah satu upaya untuk mempertahankan dan jelly yang disimpan selama 30 hari dengan
kestabilan pigmen kurkumin ini adalah dengan berbagai kondisi penyimpanan yaitu:
melakukan penyalutan menggunakan suatu A = Minuman ringan dan jelly yang disimpan
bahan polimer sehingga memiliki daya tahan pada suhu ruang (250 C ± 20 C)
simpan yang lebih panjang. Menurut Syamsiyah B = Minuman ringan dan jelly yang disimpan
(1996) dikutip Ariarti (1998), proses penyalutan pada suhu refrigerator (5 °C ± 2 °C)
(enkapsulasi) ini bertujuan untuk melindungi C = Minuman ringan dan jelly yang disimpan
material inti dari pengaruh-pengaruh lingkungan terekspos cahaya pada suhu ruang
yang merugikan selama penyimpanan, dari D = Minuman ringan dan jelly yang
kemungkinan terjadinya oksidasi oleh cahaya, disimpan tanpa ekspos cahaya pada
penguapan, kelembaban, udara, serta mengubah suhu ruang
bentuk cairan men-jadi padatan yang lebih
mudah dalam penanganan. Pigmen kurkumin Pengamatan dilakukan terhadap inten-
yang telah dimikroenkapsulasi ini dapat diapli- sitas warna kuning selama penyimpanan
kasikan pada produk pangan, diantaranya dengan kromameter tipe CR-300 Minolta
Kestabilan Warna Kurkumin Terenkapsulasi dari Kunyit 200

secara periodik selama penyimpanan 30 hari sekali selama 30 hari dengan menggunakan
setiap 5 hari (Hutching, 1999) kromameter tipe CR -300 Minolta (Hutching,
1999) .
Tahapan Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan meng- HASIL DAN PEMBAHASAN
ekstrak pigmen kurkuminoid dari rimpang
kunyit mengacu pada modifikasi Vargas Perubahan Intensitas Warna Minuman
dan Lopez (2002) dengan pelarut aquades Ringan
yang diasamkan dengan asam asetat glasial. Kerusakan kurkumin digambarkan
Selanjutnya dilakukan penyalutan atau proses dengan penurunan intensitas warna kuning
mikroenkapsulasi menggunakan alat spary (nilai b*) selama penyimpanan. Namun
drier dengan bahan penyalut maltodekstrin sebelum itu, perlu dilakukan penentuan orde
6%. Mikroenkapsulasi ini menggunakan modi- reaksi untuk mengetahui pola laju perubahan
fikasi metode Sukardi, Saati dan Wahyuni intensitas warna minuman ringan, apakah
(2007). mengikuti reaksi orde nol (linear) atau orde satu
Tahap berikutnya adalah menentukan (eksponensial). Pemilihan orde nol atau orde
stabilitas pigmen pada produk aplikasi satu adalah berdasarkan keeratan hubungan
yaitu minuman ringan dan produk jelly. koefisien determinasi (R2) yang lebih besar
Minuman ringan dan jelly masing-masing dari kurva hubungan antara lama penyimpanan
ditambahkan pigmen kurkumin sebanyak dengan nilai b* (orde nol) atau dengan nilai ln b*
15.000 ppm. Penyimpanan produk aplikasi (orde satu ).
dilakukan pada (1) suhu ruang (25 ºC ± 2 Berdasarkan hasil penurunan intensitas
ºC); (2) suhu refrigerator (5 ºC ± 2 ºC); (3) warna kurkumin pada minuman ringan dalam
terekspos cahaya dari lampu Neon 18 Watt beberapa kondisi penyimpanan, diperoleh
yang berjarak ±1 meter dari sampel; dan (4) kurva orde nol, dan orde satu seperti yang
tanpa terekspos cahaya (sampel disimpan tertera pada Gambar 1.
pada ruangan tertutup tanpa cahaya).
Minuman ringan yang telah ditambahkan
dengan bubuk pigmen kurkumin terenkapsulasi
disimpan dalam vial kaca dan ditutup rapat.
Pada penyimpanan suhu ruang minuman ringan
disimpan dalam ruangan terbuka (25 ºC ± 2 ºC)
dengan tidak memperhatikan pengaruh cahaya.
Penyimpanan suhu refrigerator, minuman
ringan disimpan dalam refrigerator dengan suhu
5 ºC ± 2 ºC. Penyimpanan terekspos cahaya Gambar 1. Laju penurunan intensitas warna
kuning dalam minuman ringan
pada suhu ruang, minuman ringan disimpan pada berbagai penyimpanan (a)
dalam ruangan terbuka bersuhu ruang (25 orde nol dan (b) orde satu
ºC ± 2 ºC) dengan ekspos cahaya dari lampu Keterangan: A (Penyimpanan suhu ruang); B (Penyimpanan
Neon 18 Watt yang berjarak ± 1 meter dari suhu refrigerasi); C (Penyimpanan suhu ruang
sampel. Penyimpanan tanpa ekspos cahaya terekspos cahaya); D (Penyimpanan suhu ruang
tanpa ekspos cahaya)
pada suhu ruang (25 ºC ± 2 ºC), minuman
ringan disimpan dalam ruangan tertutup tanpa Berdasarkan kurva orde nol dan orde
cahaya. Jelly yang telah ditambahkan dengan satu (Gambar 1), diketahui persamaan regresi
bubuk pigmen kurkumin terenkapsulasi dari berbagai kondisi penyimpanan pada Tabel
disimpan dalam plastic cup transparan dan 1. Nilai R2 yang semakin mendekati satu,
ditutup rapat dengan bantuan plastic sealer. menandakan korelasi antar data semakin tinggi.
Jelly disimpan dengan kondisi penyimpanan Persentase penurunan intensitas warna per
yang sama seperti pada minuman ringan. hari pada persamaan linear (orde nol) bersifat
Pengamatan dilakukan terhadap intensitas konstan selama penyimpanan, sedangkan pada
warna kuning (nilai b*) diamati setiap 5 hari reaksi orde satu terjadi secara eksponensial.
201 Tensiska., Nurhadi, B., dan Isfron, A.F.

Tabel 1. Persamaan Regresi dan Nilai R square tidak akan pernah mencapai titik nol tetapi
(R2) Minuman Ringan pada Orde 0 hanya mendekati titik nol.
dan Orde 1 Berdasarkan Gambar 1, grafik orde
Orde Kondisi
Persamaan Regresi R2 nol pada penyimpanan minuman ringan pada
Reaksi Penyimpanan
suhu ruang terekspos cahaya (peralakuan
y = -0,129x +
A
21,20
0,645 C) mengalami penurunan intensitas warna
B
y = -0,009x +
0,008
yang paling besar jika dibandingkan dengan
21,13
Orde perlakuan penyimpanan lainnya. Hal ini terjadi
Nol y = -0,220x +
C
19,60
0,704 karena pada kondisi tersebut terdapat dua
y = -0,026x + faktor yang menyebabkan kerusakan kurkumin
D 0,086
18,94 yaitu suhu dan cahaya sehingga mengalami
A
y = -0,0069x +
3,056
0,644 penurunan intensitas warna kurkumin yang
y = -0,0004x +
paling cepat. Menurut Hendry (1996), pigmen
B 0,009
Orde 3,0499 kurkumin sensitif terhadap cahaya. Stankovic
Satu
C
y = -0,013x +
0,694 (2004) menambahkan bahwa suhu dan lama
2,977
pemananasan berpengaruh nyata terhadap
y = -0,0014x +
D
2,939
0,078 peningkatan degradasi kurkumin. Minuman
ringan yang disimpan pada suhu refrigerator
Dapat dilihat pada Tabel 1, pada kondisi
mengalami penurunan kurkumin yang paling
penyimpanan suhu ruang (A), terekspos cahaya
kecil karena tidak adanya kontribusi cahaya
(C) dan tanpa terekspos cahaya (D), orde nol
dan kecilnya pengaruh suhu dalam proses
memiliki koefisien determinasi (R2) yang lebih
degradasi kurkumin. Berdasarkan fakta ter-
besar daripada orde satu. Oleh karena itu dapat
sebut, maka dapat dikatakan bahwa suhu dan
ditentukan bahwa laju kerusakan kurkumin
cahaya memberikan kontribusi masing-masing
pada minuman ringan tersebut mengikuti reaksi
terhadap degradasi kurkumin. Kedua faktor
orde nol. Artinya laju penurunan degradasi kur-
tersebut jika terdapat bersama-sama akan
kumin untuk setiap hari penyimpanan bersifat
mempercepat laju degradasi kurkumin.
konstan. Penyimpanan pada suhu refrigerator (B)
Berdasarkan analisis regresi dapat ditulis
memiliki nilai R2 orde satu yang lebih besar dari
kembali persamaan regresi dan kurva hubungan
orde nol, sehingga disimpulkan bahwa degradasi
lama penyimpanan terhadap intensitas warna
kurkumin pada penyimpanan suhu refrigerator
kuning (b*) yang terpilih yaitu orde nol untuk
mengikuti orde satu.
perlakuan A, C dan D, dan orde satu untuk
Penurunan kurkumin yang mengikuti
perlakuan B yang disajikan pada Tabel 2. Pada
kinetika reaksi orde nol menjelaskan bahwa
Tabel 2 juga disajikan laju kinetik penurunan
degradasi kurkumin selama penyimpanan
intensitas warna minuman ringan yang diperoleh
30 hari, dipengaruhi faktor suhu dan cahaya
dari nilai slope persamaan regresi.
dimana penurunan kurkumin akan konstan
hingga pada akhirnya mencapai titik nol. Ber- Tabel 2. Persamaan regresi dan laju kinetik
Konstan (K) antara nilai b* dengan
dasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa selisih
lama penyimpanan pada minuman
koefisien determinasi pada persamaan di atas
ringan.
cukup kecil. Apabila percobaan dilakukan
dalam waktu penyimpanan yang lebih lama, Penyimpanan
Persamaan
R2
Laju
Regresi Kinetik (K)
ada kemungkinan kurva perubahan intensitas
A (suhu ruang) y = -0,129x 0,645 0,129
warna kurkumin untuk semua kondisi penyim- + 21,20
panan akan mengikuti kurva orde satu. B (suhu y = -0,0004x 0,009 0.0004
Menurut Vargas dan Lopez (2002), degradasi refrigerator) + 3,05
C (terekspos y = -0,220x 0,704 0.220
warna pigmen kurkumin akibat cahaya dan cahaya, suhu + 19,60
panas mengikuti kinetika ordo satu. Jika laju ruang)
degradasi kurkumin mengikuti kinetika reaksi D (tanpa terekspos y = -0,026x 0,086 0.026
cahaya, suhu + 18,94
orde satu, berarti laju keru-sakannya bersifat ruang)
eksponensial, namun pada akhirnya kurkumin
Kestabilan Warna Kurkumin Terenkapsulasi dari Kunyit 202

Berdasarkan Tabel 2, lama penyim- panan minuman ringan menunjukkan hipotesis pene-
minuman ringan pada suhu ruang memiliki rimaan H0 (H0 : b = 0). Hal ini menunjukkan
hubungan yang cukup erat dengan penurunan variabel lama penyimpanan tidak memengaruhi
intensitas warna kuning (b*). Hal ini terlihat penurunan intensitas warna kurkumin selama
dari nilai koefisien determinasi (R2) yaitu 0,645 penyimpanan 30 hari. Dengan demikian dapat
yang artinya 64,5% penurunan intensitas warna dinyatakan, intensitas warna kurkumin pada
kuning dipengaruhi oleh penyimpanan suhu minuman ringan yang disimpan pada suhu refri-
ruang, sedangkan 35,5% sisanya dipengaruhi gerator dan suhu ruang tanpa terekspos cahaya,
oleh faktor-faktor lain yang tidak diamati stabil selama penyimpanan 30 hari. Stabilitas
seperti cahaya, pH, dan lain-lain. Jika diilihat yang baik pada minuman ringan ini terjadi
dari nilai slope (laju kinetik K) persamaan linier, karena kecilnya pengaruh faktor-faktor yang
minuman ringan yang disimpan pada suhu dapat merusak senyawa kurkumin, yaitu suhu
ruang memiliki nilai slope (-0,129) yang berarti dan cahaya. Hal ini juga ditunjukkan dengan
bahwa setiap bertambah satu hari penyimpanan warna minuman ringan yang relatif stabil hingga
nilai intensitas warna kuning (b*) berkurang penyimpanan hari ke-30 pada kedua perlakuan
sebesar 0,129. Berbeda dengan penyimpanan tersebut.
suhu refrigerasi yang memiliki slope (-0,0004) Pada hari ke-30 minuman ringan per-
yang berarti penurunan intensitas warna setiap lakuan penyimpanan suhu ruang (A) dan
harinya hanya 0,0004. Jika dilihat dari nilai terekspos cahaya pada suhu ruang (C) terlihat
keeratan hubungan (R2) antara lama penyim- mengalami perubahan warna menjadi lebih
panan terhadap intensitas warna kuning, maka gelap. Perubahan ini terjadi akibat pembentukan
dapat dinyatakan bahwa lama penyimpanan senyawa feruilmetan hasil degradasi kurkumin.
(30 hari) pada suhu refrigerator relatif tidak Menurut Sidik (1992), senyawa feruilmetan
berpengaruh terhadap penurunan intensitas berwarna kuning kecoklatan.
warna pigmen kurkumin dari kunyit pada
minuman ringan. Perubahan Intensitas Warna Jelly
Berdasarkan Tabel 2, lama penyimpan- Dalam menentukan laju penurunan
an minuman ringan yang terekspos cahaya intensitas warna kuning pada jelly, juga dilaku-
memiliki hubungan yang cukup erat dengan kan penentuan orde reaksi untuk mengetahui
penurunan intensitas warna kuning (b*). Hal nilai keeratan hubungan yang paling besar
ini terlihat dari nilai koefisien deter-minasi antara lama penyimpanan terhadap penurunan
(R2) yaitu 0,704 yang artinya 70,4% penurunan intensitas warna kuning. Apabila orde reaksi
intensitas warna kuning dipengaruhi oleh yang berlaku adalah orde nol maka laju reaksi
cahaya sedangkan 29,6% sisanya dipengaruhi yang terjadi bersifat konstan sedangkan
oleh faktor-faktor lain yang tidak diamati apabila orde reaksi yang berlaku adalah orde
seperti pH, oksigen, dan lain-lain. Jika dilihat satu maka laju reaksi yang terjadi bersifat
dari nilai slope (laju kinetik K) persamaan logaritmik atau eksponensial. Kurva regresi
linier, minuman ringan yang terekspos cahaya penurunan intensitas warna kuning jelly pada
memiliki nilai slope (-0,220) yang berarti bahwa orde nol dan orde satu disajikan pada Gambar
setiap bertambah satu hari penyimpanan nilai 2. Persamaan linear dan nilai R square (R2)
intensitas warna kuning (b*) berkurang sebesar pada orde 0 dan orde 1 disajikan pada Tabel 3.
0,220. Berbeda dengan minuman ringan tidak Berdasarkan Tabel 3, semua persamaan
terekspos cahaya yang memiliki slope (-0,026) intensitas warna kuning orde reaksi nol
yang berarti penurunan intensitas warna setiap pada jelly memiliki nilai R2 yang lebih
harinya bernilai 0,026. Berdasarkan hal tersebut, besar daripada persamaan orde satu. Hal ini
dapat dinyatakan bahwa cahaya berpengaruh berarti bahwa laju kerusakan warna kuning
terhadap intensitas warna pigmen kurkumin dan kurkumin pada jelly selama penyimpanan
kunyit pada minuman ringan. 30 hari mengikuti persamaan linear, yang
Berdasarkan pengujian hipotesis, diketa- artinya penurunan kurkumin akan konstan
hui bahwa perlakuan B (suhu refrigerator) hingga pada akhirnya mencapai titik 0.
dan D (suhu ruang tanpa ekspos cahaya) pada
203 Tensiska., Nurhadi, B., dan Isfron, A.F.

Tabel 3. Persamaan inear dan nilai R2 jelly pada Tabel 4. Persamaan regresi dan laju kinetik
orde 0 dan orde 1 Konstan (K) antara intensitas warna
(Nilai b* ) dengan lama penyimpanan
Orde Kondisi
Reaksi Penyimpanan
Persamaan Regresi R2 pada jelly
A y = -0,240x + 20,30 0,669
Persamaan Laju
Orde B y = -0,075x + 19,78 0,147 Penyimpanan R2
Regresi Kinetik (K)
Nol C y = -0,263x + 20,16 0,614
A (suhu ruang) y = -0,240x 0,669 0,240
D y = -0,157x + 20,19 0,470 + 20,30
A y = -0,015x + 3,029 0,632
B (suhu refrigera- y = -0,075x 0,147 0.075
Orde B y = -0,004x + 2,982 0,141 tor) + 19,78
Satu C y = -0,017x + 3,023 0,528
C (terekspos y = -0,263x 0,614 0.263
D y = -0,009x + 3,012 0,410 cahaya pada suhu + 20,16
ruang)
D (tanpa ekspos y = -0,157x 0,470 0.157
cahaya pada suhu + 20,19
ruang)

koefisien determinasi (R2) yaitu 0,669 yang


artinya 66,9 % penurunan intensitas warna
kuning dipengaruhi oleh penyimpanan suhu
ruang, sedangkan 33,1% sisanya dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak diamati
seperti cahaya, pH, dan lain-lain. Jika diilihat
dari nilai slope (laju kinetik K) persamaan linier,
jelly yang disimpan pada suhu ruang memiliki
nilai slope (-0,240) yang berarti bahwa setiap
bertambah satu hari penyimpanan nilai intensitas
warna kuning (b*) berkurang sebesar 0,240,
sedangkan penyimpanan suhu refrigerator
memiliki laju penurunan (-0,075) yang berarti
penurunan intensitas warna setiap harinya
bernilai 0,075. Jika dilihat dari nilai keeratan
Gambar 2. Laju penurunan ntensitas warna hubungan (R2) antara lama penyimpanan
kuning pada jelly pada berbagai terhadap intensitas warna kuning, maka dapat
kondisi penyimpanan untuk orde dinyatakan bahwa lama penyimpanan pada
nol dan orde satu suhu ruang berpengaruh terhadap intensitas
Apabila percobaan dilakukan dalam warna. Sementara itu penyimpanan pada suhu
waktu penyimpanan yang lebih lama, dapat refrigerator memiliki nilai R2 yang sangat kecil
dimungkinkan kurva perubahan intensitas (0,147), yang berarti lama penyimpanan pada
warna kurkumin pada semua kondisi penyim- suhu refrigerator relatif kurang berpengaruh
panan akan mengikuti kurva orde satu. Menurut terhadap intensitas warna jelly.
Vargas dan Lopez (2003), degradasi cahaya dan Berdasarkan Tabel 4, lama penyim-
panas mengikuti kinetika ordo satu. Hal tersebut panan jelly yang terekspos cahaya memiliki
juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan hubungan yang cukup erat dengan penurunan
oleh Diani (2011) yang menyatakan bahwa intensitas warna kuning (b*). Hal ini
degradasi kurkumin selama penyimpanan terlihat dari nilai koefisien determinasi (R2)
terjadi secara eksponensial. Persamaan regresi yaitu 0,614 yang artinya 61,4% penurunan
dan laju kinetik konstan (slope) produk jelly intensitas warna kuning dipengaruhi oleh
untuk orde nol ditulis kembali pada Tabel 4. cahaya. Jika dilihat dari nilai slope (laju kinetik
Berdasarkan Tabel 4, lama penyimpanan K) persamaan linier, jelly yang terekspos
jelly pada suhu ruang memiliki hubungan cahaya memiliki nilai slope (-0,263) yang
yang cukup erat dengan penurunan intensitas berarti bahwa setiap bertambah satu hari
warna kuning (b*). Hal ini terlihat dari nilai penyimpanan nilai intensitas warna kuning
Kestabilan Warna Kurkumin Terenkapsulasi dari Kunyit 204

(b*) berkurang sebesar 0,263, sedangkan jelly Pendugaan Umur Simpan


tidak terekspos cahaya yang memiliki slope Umur simpan berkaitan dengan kelayak-
(-0,157) yang berarti penurunan intensitas an dan penerimaan produk oleh konsumen,
warna setiap harinya hanya 0,157. Hal ini berarti oleh sebab itu dalam menentukan waktu
bahwa cahaya berpengaruh terhadap kestabilan kadaluwarsa bahan pangan diperlukan sebuah
pigmen kurkumin. Fakta ini juga didukung oleh batasan mutu atau parameter kritis yang dapat
nilai (R2) atau keeratan hubungan antara lama mewakili ambang batas penerimaan produk
penyimpanan terhadap intensitas warna kuning, oleh konsumen.
pada jelly yang terekspos cahaya nilai (R2) lebih Parameter kritis pigmen kurkumin teren-
besar dibandingkan dengan yang tanpa ekspos kapsulasi yang diaplikasikan pada minuman
cahaya. Oleh karena itu dapat disimpulkan ringan dan jelly, ditentukan berdasarkan
bahwa cahaya berpengaruh terhadap penurunan intensitas warna kuning yang sudah tidak
intensitas warna pigmen kurkumin yang diapli- dapat lagi diterima, yaitu pudarnya warna
kasikan pada jelly. kuning pada produk. Parameter yang diuji
Selain faktor suhu dan cahaya, degradasi adalah intensitas warna kuning kurkumin
kurkumin pada jelly selama penyimpanan juga pada minuman ringan dan jelly (nilai b*).
dipengaruhi oleh kandungan gugus sulfat dari Nilai b* kritis adalah intensitas warna
karagenan karena jelly powder yang digunakan kuning pigmen kurkumin pada produk yang
berasal dari karagenan. Menurut Glicksman sudah tidak dapat diterima lagi oleh konsumen
(1983), pada umumnya karagenan mengandung yaitu 16,3. Nilai b* kritis ini didapatkan dari
25-39% gugus sulfat ester. Hendry dan perlakuan suhu ruang terekspos cahaya pada
Houghton (1996) menegaskan bahwa senyawa minuman ringan selama penyimpanan 15
sulfur dioksida akan menurunkan intensitas hari. Pada nilai tersebut intensitas warna
warna pada kurkumin yang terlarutkan, ter- kuning pigmen kurkumin pada produk meng-
utama ketika sulfur dioksida terkandung lebih alami kerusakan yang sudah tidak dapat
dari 100 ppm. Hal ini yang menyebabkan laju diterima secara visual (warna kuning pucat).
penurunan intensitas pigmen kurkumin pada Berdasarkan data ini, umur simpan minuman
produk jelly lebih cepat dibandingkan kurkumin ringan yang diwarnai dengan kurkumin dalam
pada produk minuman ringan dengan kondisi kemasan transparan, terekspos lampu seperti
penyimpanan yang sama. pada pasar swalayan, pada suhu ruang hanya
Berdasarkan Tabel 4, penurunan inten- sampai 15 hari.
sitas warna lebih besar pada perlakuan Pendugaan umur simpan untuk masing-
penyimpanan suhu ruang (A) dibandingkan masing perlakuan didapatkan dengan me-
dengan perlakuan suhu refrigerator (B) yang masukkan nilai b* kritis yang telah didapat
ditunjukkan oleh nilai slope. Penurunan inten- ke dalam variabel y (intensitas warna kuning
sitas warna kuning pada jelly terjadi karena b*) pada persamaan linear. Persamaan linear
degradasi senyawa kurkumin menjadi asam yang digunakan merupakan persamaan yang
ferulat dan feruloilmetan yang diakibatkan memiliki orde reaksi dengan R2 paling besar
oleh suhu seperti yang terjadi pada minuman yaitu orde nol. Pendugaan umur simpan produk
ringan. Intensitas warna kuning jelly pada suhu dapat dilihat pada Tabel 5.
refrigerator relatif stabil selama penyimpanan Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui
hingga hari ke-30. Hal ini mungkin disebabkan bahwa umur simpan minuman ringan pada
karena tidak adanya kontribusi cahaya dan penyimpanan suhu ruang (A) 1 bulan 8 hari
rendahnya suhu penyimpanan sehingga tingkat dan penyimpanan terekspos cahaya pada suhu
kerusakan kurkumin relatif kecil. ruang (C) adalah 15 hari. Pendugaan umur
Berdasarkan Tabel 4, jelly yang disimpan simpan minuman ringan pada penyimpanan
terekspos cahaya ( C ) mengalami penurunan suhu refrigerator (B) dan tanpa ekspos cahaya
nilai b* yang lebih besar dibandingkan pada suhu ruang (D) tidak dapat dilakukan
dengan jelly tanpa ekspos cahaya (D). Hal ini karena pengujian hipotesis terhadap kedua jenis
disebabkan karena cahaya sangat berpengaruh perlakuan ini menunjukkan hipotesis pene-
terhadap stabilitas kurkumin. rimaan H0 (H0 : b = 0) sehingga variabel lama
205 Tensiska., Nurhadi, B., dan Isfron, A.F.

penyimpanan (variabel x) tidak mempengaruhi jelly yang disimpan pada suhu ruang dengan
penurunan intensitas warna kurkumin (variabel ekspos cahaya memiliki umur simpan yang
y) selama penyimpanan 30 hari. Hal ini paling singkat dibandingkan perlakuan
menunjukkan bahwa minuman ringan yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa produk
disimpan pada suhu refrigetor (B) dan tanpa yang disimpan pada suhu ruang dengan
ekpos cahaya pada suhu ruang (D) stabil selama ekspos cahaya paling cepat mengalami
penyimpanan 30 hari. kerusakan kurkumin akibat cahaya dan suhu.
Tabel 5. Pendugaan umur simpan pada minuman Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
ringan dan Jelly pada beberapa kondisi cahaya dan suhu sangat mempengaruhi
penyimpanan. umur simpan kurkumin terenkapsulasi
yang diaplikasikan pada minuman ringan
Parameter Umur
Produk kritis b*
Kondisi Persamaan
Simpan sedangkan faktor yang mempengaruhi
Penyimpanan Linear
(y) (x) umur simpan jelly adalah cahaya, suhu dan
y=
1 bulan 8 kandungan gugus sulfat.
A -0,129x +
hari
21,20
y= Tidak SIMPULAN
B -0,0004x dapat di-
Minuman + 3,0499 tentukan
Ringan y=
Pigmen kurkumin terenkapsulasi yang diapli-
C -0,220x + 15 hari kasikan pada minuman ringan dan jelly,
19,60
memiliki stabilitas yang paling baik pada
y= Tidak
D -0,026x + dapat di-
penyimpanan suhu refrigerator dan tanpa ter-
18,94 tentukan ekspos cahaya pada suhu ruang. Minuman
16,3
y= ringan yang disimpan pada suhu refrigerator
A -0,240x + 17 hari
20,30 dan tanpa terekspos cahaya pada suhu ruang,
y= stabil selama penyimpanan 30 hari. Umur
1 bulan
B -0,075x +
16 hari simpan minuman ringan pada suhu ruang
19,78
Jelly adalah 1 bulan 8 hari dan terekspos cahaya
y=
C -0,263x + 15 hari pada suhu ruang adalah 15 hari. Untuk produk
20,16 jelly, umur simpan yang paling lama ditemukan
D
y=
-0,157x + 25 hari
pada penyimpanan suhu refrigerator, yaitu 1
20,19 bulan 16 hari. Jelly dengan penyimpanan tanpa
Keterangan: A = suhu ruang full gambar terekspos cahaya pada suhu ruang, memiliki
B = suhu refrigerator umur simpan 25 hari, penyimpanan suhu ruang
C = terekspos cahaya pada suhu ruang
D = tanpa ekspos cahaya pada suhu ruang 17 hari dan penyimpanan terekspos cahaya
Pada produk jelly diketahui umur pada suhu ruang yaitu 15 hari. Perlu dilakukan
simpan yang paling lama ditemukan pada penelitian tentang pigmen kurkumin teren-
jelly yang disimpan pada suhu refrigerator, kapsulasi yang diaplikasikan pada minuman
yaitu 1 bulan 16 hari (B). Setelah itu diikuti ringan dan jelly dengan waktu pengamatan
oleh jelly yang disimpan tanpa ekspos yang lebih dari 1 bulan.
cahaya pada suhu ruang yaitu 25 hari (D),
penyimpanan pada suhu ruang yaitu 17 hari UCAPAN TERIMA KASIH
(A) dan penyimpanan terekspos cahaya pada
suhu ruang yaitu 15 hari (C). Terima kasih kepada Dirjen Dikti LP2M
Penyimpanan pada suhu refrigerator untuk dukungan dana melalui Hibah
pada minuman ringan dan jelly memiliki Penelitian Strategis Nasional tahun 2010.
umur simpan yang paling lama dibandingkan
produk pada kondisi penyimpanan lainnya. DAFTAR PUSTAKA
Hal ini menunjukkan bahwa kurkumin
paling lambat mengalami kerusakan karena Ariarti, F. 1998. Pengaruh Penambahan
suhu dan faktor cahaya berada pada tingkat Bahan Penyalut dan Jumlah Fraksi
yang rendah. Produk minuman ringan dan Minyak terhadap Mikroenkapsulasi
Kestabilan Warna Kurkumin Terenkapsulasi dari Kunyit 206

Konsentrat Asam Lemak Omega-3 Hendry, G.A.E. & Houghton, J.D. 1996.
dengan Metode Spray Dryer. Bogor: Natural Food Colorants. London;
Skripsi. Fateta IPB. Blackie Academic and Professional.

Diani, M. 2011. Penentuan Umur Simpan Bubuk Hutching, J.B. 1999. Food Colour and
Pigmen Kurkumin Teren- kapsulasi dari Appearance. 2nd ed. Maryland: Aspen
Rimpang Kunyit (curcuma domestica Publishing Inc.
val.) Dengan Metode Accelerated Shelf
Life Test Model Arrhenius. Skripsi. MacDougall, D.B. 2002. Colour in
Jatinangor: Fakultas Teknologi Industri Food Improving Quality. England:
Pertanian Unpad. Woodhead Publishing Ltd.

Glicksman, M. 1983. Food Hydrocoloid. Sidik. 1992. Temulawak: Curcuma xanthorriza


Boca Ratton, Florida: CRC Press. (Roxb). Jakarta: Yayasan Pengembangan
Obat Bahan Alami PHYTO MEDICA, .
He, J. & Giusti, M.M. 2010. Anthocyanins:
Natural Colorants with Health- Stankovic, I. 2004. Curcumin. Chemical and
Promoting Properties. Annu. Rev. Food Technical Assesment. FAO.
Sci. Technol., 1 : 162-187.
Sukardi, E. Saati, A. & Wahyuni, S. 2007. Studi
Hendry, G.A.F. 1996. Natural Food Colours. Pembuatan Bubuk Pigmen Antosianin
Dalam: Hendry, G.A.F. & Houghton, Ekstrak Mawar Merah (Rosa damascena
J.D. (eds.). Natural Food Colorants.. Mill) (Kajian Penggunaan Jenis Filler
2nd ed. London: Blackie Academic & dan Konsentrasi). Bandung: Prosiding
Proffesional. Seminar PATPI 2007.

Vargas, F. D. & Lopez, O.P. 2002. Natural


Colorants for Food and Nutraceutical
Uses. New York: CRC Press.

You might also like