You are on page 1of 10

1.

Apa Yang Memotifasi Anda Menjadi Guru Penggerak


Poin a: Apa yang memotivasi Anda menjadi Guru Penggerak? Apa yang Anda lakukan
dalam mewujudkan motivasi tersebut?
Motivasi saya menjadi Guru Penggerak adalah ingin menjadi pemimpin pembelajaran yang
berpihak pada siswa serta mampu berkolaborasi dengan pemangku pendidikan untuk
memajukan pendidikan. Selain itu, saya termotivasi untuk menjadi Guru Penggerak adalah
dukungan Ibu saya yang bertugas menjadi kepala sekolah. Di sekolah yang beliau pimpin
tersebut ada 2 orang guru yang lulus menjadi Calon Guru Penggerak (CGP), satu orang guru PNS
dan satu orang lagi guru honor sekolah. Guru PNS tidak melanjutkan pendidikan karena memilih
mengikuti pelatihan PPG. Satu orang guru honor sekolah melanjutkan pendidikan guru
penggerak. Saya termotivasi setelah melihat kegiatan CGP Angkatan 4 yang berstatus guru
honor sekolah yang bisa mengembangkan dirinya di kelas yang diampu dan mau berbagi praktik
baik dengan rekan sejawat dalam komunitas. Untuk mewujudkan motivasi tersebut, saya juga
mau mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak dan selalu update tentang pengumuman seleksi
Guru Penggerak khususnya di daerah tempat saya bertugas (Kabupaten Solok). Pada bulan
Agustus 2022 saya mendapatkan informasi tentang rekrutmen guru penggerak angkatan 8, 9,
10. Saya membuat catatan kecil tentang jadwal seleksi Guru Penggerak. Alhamdulillah, sekarang
saya bisa untuk mendaftar menjadi guru penggerak melalui SIM PKB. Guru penggerak
merupakan perantara bagi saya untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang berpihak pada
siswa, khususnya di kelas yang saya ampu. Saya berharap melalui Guru penggerak saya bisa
menjadi pemimpim pembelajaran yang berpihak pada siswa, guru yang mampu mengendalikan
emosi, guru yang mampu berkomunikasi yang baik dengan berbagai pihak, guru yang mampu
berkolaborasi dan berbagi dengan pemangku pendidikan.

Poin b: Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru Penggerak?
Jelaskan alasannya dan berikan contohnya!
Kelebihan yang mendukung peran saya sebagai guru penggerak adalah mau belajar, semangat,
mau berkolaborasi, mampu menggunakan IT, aktif di tempat saya bertugas, adanya dukungan
keluarga, dukungan kepala sekolah.
1. Mau Belajar: Saya merasa masih banyak kekurangan, terutama dalam hal pendidikan. Saya
meyakini bahwa melalui belajar dan mau menerima saran merupakan salah satu cara bagi saya
untuk mendapatkan ilmu dan melakukan perubahan. Contoh: Saya belum memahami tentang
pentingnya melakukan inovasi pembelajaran. Saya akan mencari informasi ke berbagai sumber
tentang inovasi pembelajaran.
2. Semangat: Saya sangat antusias mengikuti program guru penggerak. Saya selalu mengikuti
postingan kegiatan CGP Angkatan 4 dalam hal aksi nyata yang dilakukannya. Melihat postingan
aksi nyata CGP Angkatan 4 tersebut, saya juga termotivasi dan merasa tertantang untuk
melaksanakan kegiatan seperti yang dilaksanakan oleh CGP Angkatan 4. Contoh: Saya melihat
postingan Aksi Nyata CGP Angkatan 4 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional, saya juga
semangat untuk mencobakan dan meniru apa yang dilakukan oleh CGP Angkatan 4 tersebut dan
melakukan tanya jawab.
3. Mau Berkolaborasi: Kita merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Terutama
dalam hal pembelajaran, melalui kolaborasi dengan siswa dan stackholder sekolah maka
pembelajaran yang berpihak pada siswa akan terwujud. Contoh: Melaksanakan pembelajaran
yang menggunakan media belajar. Saya membutuhkan orang tua dan siswa untuk menghasilkan
media belajar yang dibutuhkan.
4. Mampu menggunakan IT: Pelaksanaan pendidikan pada sekarang sangat membutuhkan IT.
Saya mampu mengaplikasikan IT yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan infocus. Contoh: Saya mengikuti pelatihan online yang diselenggarakan oleh dinas
pendidikan dan KKG di tempat saya bertugas.
5. Aktif di tempat tugas: Saya merupakan salah seorang guru yang penuh tanggungjawab.
Contoh: ditugaskan untuk melatih kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Saya mengikuti setiap
kegiatan yang diadakan oleh sekolah.
6. Dukungan Keluarga: Di rumah, saya seorang ibu yang memiliki 2 orang anak. Di sekolah, saya
adalah guru honor sekolah. Keluarga saya sangat mendukung setiap kegiatan tentang kemajuan
dan pengembangan karier saya sebagai guru dengan tidak melalaikan tugas sebagai seorang ibu
di rumah. Contoh: Adanya kegiatan Kelompok Kerja Guru di Gugus tempat saya bertugas yang
membutuhkan waktu sampai pukul 15.00 WIB. Keluarga saya mengizinkan saya untuk mengikuti
kegiatan tersebut sampai selesai kegiatan.
7. Dukungan Kepala Sekolah: Kepala sekolah mendukung saya untuk selalu mengembangkan
karir saya sebagai guru. Contoh: Kepala sekolah mengingatkan untuk melaksanakan pendaftaran
seleksi calon guru penggerak.

Poin c: Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang
memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong
Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban Anda harus mencakup waktu kejadian,
dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif tersebut terlaksana,
peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)

Perubahan yang memberikan dampak nyata berdasarkan inisiatif saya sendiri adalah melakukan
pelatihan pengisian e-rapor di sekolah tempat saya bertugas. pada tahun 2019 saya berinisiatif
untuk mengimbaskan ilmu yang saya dapatkan kepada rekan sejawat yaitu tentang pengisian e-
rapor. Hal utama yang saya lakukan adalah berkomunikasi dengan kepala sekolah sembari
meminta izin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan pelatihan pengisian e-rapor kepada
rekan sejawat. Hal yang mendorong saya melakukan diskusi dengan kepala sekolah adalah
adanya kalimat dari rekan sejawat pada saat jam istirahat tentang kesulitan pada saat pengisian
e-rapor. Kendala yang saya hadapi pada saat saya berdiskusi dengan kepala sekolah adalah
kurangnya dukungan dari kepala sekolah kepada saya tentang pengimbasan pengisian e-rapor
kepada rekan sejawat. Menurut kepala sekolah, "Rekan sejawat banyak yang tidak ahli IT,
sebaiknya ibu Fera saja yang membantu guru-guru tersebut pada saat pengisian e-rapor". Saya
memberikan pemahaman kepada kepala sekolah bahwa pengisian e-rapor ini bisa dikerjakan
oleh guru-guru yang lain apabila diadakan pelatihan pengisiannya, walaupun guru-guru tersebut
belum mahir IT. Alhamdulillah, kepala sekolah paham dengan tujuan saya ingin melaksanakan
pelatihan pengisian e-rapor di sekolah. Kepala sekolah langsung mengadakan pertemuan
bersama majelis guru dan berdiskusi tentang jadwal pelatihan pengisian e-rapor. Kesepakatan
pada saat pertemuan tersebut adalah majelis guru sepakat untuk diadakan pelatihan pengisian
e-rapor dan jadwal pelaksanaan yang disepakati adalah setelah tugas mengajar di kelas selesai.
Kepala sekolah dan majelis guru yang lain menyepakati bahwa yang akan memandu pada
kegiatan pelatihan pengisian e-rapor adalah saya. Perasaan saya pada saat itu adalah adanya
rasa bahagia karena rekan sejawat mau belajar bersama sembari belajar penguasaan IT. Karena,
kita bisa apabila kita memiliki kemauan untuk belajar. Pelatihan pengisian e-rapor terlaksana
dengan baik walaupun seperti jalan siput (pelan dan sampai). Butuh kesabaran untuk
membimbing rekan sejawat yang belum mahir IT. Pada saat melaksanakan pembimbingan, saya
terlebih dahulu melakukan bimbingan kepada guru junior yang sudah paham IT. Selanjutnya,
setelah guru junior bisa menerima pengimbasan ilmu tentang pengisian e-rapor, guru junior
tersebut juga membimbing rekan sejawat yang lain. Dalam hal ini, saya berkolaborasi dengan
guru junior yang sudah paham tentang pengisian e-rapor tersebut. Peran saya pada saat itu
adalah sebagai pembimbing pengisian e-rapor. Dampak nyatanya adalah semua guru paham
tentang pengisian e-rapor dan bisa mempraktikkannya, sehingga rekan sejawat saya tersebut
tidak merasa pusing lagi pada saat pengisian e-rapor. Harapan saya pada saat itu kepada rekan
sejawat adalah imbaskan ilmu yang didapat kepada orang lain supaya kita tidak lupa dengan
ilmu yang kita dapat.
2. Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan
kesulitan yang Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan
sejawat, pimpinan di sekolah, orangtua, wali murid, keluarga, komunitas, perangkat
desa, tokoh masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun lainnya) guna
menimbulkan kesadaran dan kesediaan agar mereka berkomitmen membantu Anda
mencapai tujuan bersama.
Poin a: Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana
saja yang Anda minta untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Pada tahun 2020 yaitu pembelajaran pada masa pandemi covid-19. Situasi yang saya hadapi
saat itu adalah kesulitan melaksanakan pembelajaran secara daring kepada siswa saya. Pada
saat itu, saya meminta izin kepada kepala sekolah untuk membuat grup Whattshap paguyuban
kelas III. Mengapa saya ingin membuat grup whatsshap paguyuban kelas III? karena saya
membutuhkan orang tua untuk bekerjasama mencerdaskan siswa di masa pandemi covid-19.
Anggota yang ada di dalam grup Whattshap paguyuban kelas tersebut adalah walimurid siswa
kelas III, guru kelas, dan kepala sekolah. Melalui izin kepala sekolah, saya bisa bekerja sama
dengan walimurid untuk melaksanakan pembelajaran pada masa pandemi covid-19.

Poin b: Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan
ataupun kegagalan yang Anda hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon
Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang Anda lakukan untuk tetap fokus
mencapai tujuan yang telah direncanakan?
Kesulitan yang saya hadapi pada saat bekerjasama dengan walimurid melaksanakan kegiatan
pembelajaran daring adalah ada beberapa orang siswa saya yang orang tuanya tidak memiliki
android, sehingga tidak bisa bergabung pada saat pembelajaran daring berlangsung. Kendala
selanjutnya adalah ada beberapa orang siswa saya yang orang tuanya bekerja di luar rumah
(pergi pagi pulang sore) sehingga merasa sulit untuk melaksanakan pembelajaran daring pada
masa pandemi covid-19. Respon saya pada saat itu adalah memanggil orang tua siswa yang tidak
memiliki android dan yang bekerja di luar rumah secara bergantian sesuai jadwal shift, karena
pada saat itu dilarang berkumpul-kumpul di lingkungan sekolah. Saya berdiskusi dengan orang
tua yang merasa sulit untuk melaksanakan pembelajaran secara daring. Setelah berdiskusi,
disepakati bahwa bagi yang tidak memiliki android bisa bergabung dengan temannya yang
memiliki android dan berdekatan rumah (bertetangga). Kesepakatan selanjutnya adalah bagi
orang tuanya yang bekerja di luar rumah diberi kelonggaran waktu pada saat proses
pembelajaran daring dilaksanakan, dalam artian siswa tersebut belajar yang didampingi oleh
orang tua setelah orang tuanya selesai bekerja.

Poin c: Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai
pihak untuk bekerja sama?
Upaya yang saya lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja sama
adalah berkomunikasi dengan baik, berdiskusi, berkolaborasi. Melalui komunikasi, diskusi, dan
kolaborasi kita akan merasa mudah untuk melakukan kerjasama. Pada masa pandemi covid-19
saya merasa kesulitan mengajar karena tidak boleh berkumpul-kumpul dengan kapasitas yang
besar. Melalui komunikasi dan diskusi dengan kepala sekolah, saya mendapatkan izin untuk
melaksanakan pembelajaran secara daring melalui grup whattshap. Izin dari kepala sekolah
merupakan motivasi bagi saya untuk bekerja sama dengan orang tua untuk membuat grup
paguyuban kelas III. Kegiatan bekerjasama selanjutnya adalah menggabungkan orang tua siswa
di grup Whattshap berdasarkan data siswa yang ada (pada saat pengisian data, ada nomor
handphone orang tua siswa). Ada beberapa orang siswa yang tidak memiliki android, saya
melaksanakan diskusi melalui telepon seluler untuk meminta orang tua hadir ke sekolah
melaksanakan kegiatan diskusi tentang pembelajaran daring di masa pandemi covid-19. Ada
beberapa orang siswa yang orang tuanya bekerja di luar rumah, saya meminta orang tua
tersebut untuk hadir ke sekolah untuk melaksanakan diskusi tentang pelaksanaan pembelajaran
daring pada masa pandemi covid-19. Melalui berbagai upaya tersebut, pembelajaran daring
melalui grup whattshap bisa disepakati untuk kelancaran proses belajar mengajar di masa
pandemi covid-19. Melalui izin atasan, komunikasi dengan orang tua, berdiskusi dengan orang
tua siswa, dan berkolaborasi dengan kepala sekolah dan orang tua siswa pembelajaran daring
melalui grup Wattshap bisa terlaksana dengan baik dan lancar.
Poin d: Bagaimana hasilnya?
Hasil dari melaksakan bekerja sama dengan orang tua adalah terlaksananya pembelajaran
daring di masa pandemi covid-19 yang diizinkan oleh kepala sekolah dengan baik, lancar, dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran daring
dilaksanakan di grup Wattshap yaitu melalui share video pembelajaran dan pesan suara
pembelajaran daring masa pandemi covid-19 dapat dilaksanakan. Walaupun tugas guru
bertambah yaitu sampai pukul 22.00 WIB masih melayani dan membimbing siswa belajar daring
karena berbagai kendala yang dihadapi oleh siswa. Alhamdulillah, karena kesepakatan bersama
pembelajaran daring bisa terlaksana dengan baik.
3. 3. Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang
ditemui dalam menjalankan pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam
menghadapi situasi yang paling menantang, kompleks atau sulit saat menjalankan
tugas Anda.
Poin a: Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa
yang Anda hadapi saat itu? Gambarkan secara jelas!
Saya adalah seorang guru honorer yang memiliki semangat yang tinggi pada pelaksanaan
kegiatan di sekolah. Pada rapat akhir Tahun Pelajaran 2021/2022 saya mengalami permasalahan
yaitu diminta menjadi guru kelas I untuk tahun pelajaran 2022/2023 oleh kepala sekolah dan
rekan sejawat. Permintaan tersebut merupakan sebuah tantangan bagi saya. Mengapa? karena
saya belum berpengalaman mengajar di Kelas I. Sebelumnya, saya mengajar di kelas III (siswa
sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung). Tantangan bagi saya menjadi guru kelas I adalah
saya mengajarkan anak supaya bisa membaca, menulis, dan berhitung. Siswa kelas I masih ada
yang belum kenal huruf, walaupun siswa tersebut sudah duduk di bangku Taman Kanak-Kanak
(TK).

Poin b: Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara
komprehensif? Peluang dan kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi
tersebut untuk membantu Anda menghadapinya?
Upaya yang saya lakukan untuk memahami situasi tersebut secara komprehensif adalah
berdiskusi lagi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat untuk menjadi guru Kelas I. Kemudian
saya belajar kepada guru yang telah berpengalaman mengajar di kelas I untuk mendapatkan
ilmu. Langkah selanjutnya, saya mengadakan kolaborasi dengan guru kelas IB (rombel kedua)
satu bulan terhitung dari awal tahun pelajaran 2022/2023 untuk belajar mengenal huruf dan
kata. Selain itu, saya menggunakan kesempatan pada saat rapat bersama walimurid di awal
tahun pelajaran untuk membentuk pengurus paguyuban kelas I dengan tujuan untuk
bekerjasama dengan walimurid/ orang tua siswa tentang proses belajar siswa di rumah maupun
di sekolah. Sebelumnya, saya meminta izin kepada kepala sekolah untuk membentuk pengurus
paguyuban kelas I dan menyampaikan tujuan pembentukan pengurus paguyuban Kelas I
tersebut. Alhamdulillah, saya diizinkan oleh kepala sekolah untuk membentuk pengurus
paguyuban kelas I. Pengurus paguyuban kelas I merancang satu program yaitu tentang cara
meningkatkan minat baca siswa supaya siswa lancar membaca. Anggota paguyuban kelas I
melaksanakan program tersebut di rumah, sehingga siswa bisa cepat mengenal huruf dan bisa
membaca walaupun masih terbata-bata. Upaya yang saya lakukan untuk memahami situasi
tersebut secara komprehensif adalah berdiskusi lagi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat
untuk menjadi guru Kelas I. Kemudian saya belajar kepada guru yang telah berpengalaman
mengajar di kelas I untuk mendapatkan ilmu. Langkah selanjutnya, saya mengadakan kolaborasi
dengan guru kelas IB (rombel kedua) satu bulan terhitung dari awal tahun pelajaran 2022/2023
untuk belajar mengenal huruf dan kata. Selain itu, saya menggunakan kesempatan pada saat
rapat bersama walimurid di awal tahun pelajaran untuk membentuk pengurus paguyuban kelas
I dengan tujuan untuk bekerjasama dengan walimurid/ orang tua siswa tentang proses belajar
siswa di rumah maupun di sekolah. Sebelumnya, saya meminta izin kepada kepala sekolah untuk
membentuk pengurus paguyuban kelas I dan menyampaikan tujuan pembentukan pengurus
paguyuban Kelas I tersebut. Alhamdulillah, saya diizinkan oleh kepala sekolah untuk membentuk
pengurus paguyuban kelas I. Pengurus paguyuban kelas I merancang satu program yaitu tentang
cara meningkatkan minat baca siswa supaya siswa lancar membaca. Anggota paguyuban kelas I
melaksanakan program tersebut di rumah, sehingga siswa bisa cepat mengenal huruf dan bisa
membaca walaupun masih terbata-bata.

Poin c: Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam
membuat keputusan? Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat
keputusan Anda?
Alternatif yang saya hadirkan dalam membuat keputusan tentang tantangan yang saya hadapi
pada saat diminta menjadi guru kelas I adalah saya merenung berpikir ulang tentang dilema
yang sedang saya hadapi. Ada rasa ingin menolak permintaan kepala sekolah dan rekan sejawat,
tetapi ada baiknya juga saya terima permintaan tersebut supaya saya bisa mendapatkan
pengalaman dan ilmu baru. Selanjutnya, saya menentukan siapa saja rekan sejawat yang bisa
membantu saya pada saat pengambilan keputusan. Saya merasa tidak memiliki potensi tentang
mengajar di kelas I, saya meminta guru kelas II untuk bercakap-cakap. Tujuan saya ingin
bercakap-cakap adalah supaya guru kelas II bisa membantu saya untuk mengambil keputusan
berdasarkan potensi yang saya miliki. Saya juga membutuhkan informasi dari guru yang telah
berpengalaman mengajar di kelas I pada tahun-tahun sebelumnya. Saya berinisiatif untuk
berdiskusi dengan rekan sejawat yang sudah berpengalaman, dalam artian saya mencari
informasi kepada rekan sejawat sebelum saya mengambil keputusan. Saya takut salah langkah
setelah keputusan saya tetapkan. Ada rasa waspada bagi saya karena kecemburuan rekan
sejawat apabila saya mengajar di kelas I. Perbedaan kelas I dengan kelas lain adalah jadwal
pulang siswa lebih cepat dibannding kelas lain. Kekhawatiran saya selanjutnya adalah apakah
saya mampu untuk bisa menjadi guru kelas I?. Saya membutuhkan informasi dari berbagai pihak
tentang potensi yang saya miliki. Saya bertanya jawab dengan rekan sejawat untuk
mendapatkan jawaban potensi yang saya miliki untuk bisa mengajar di kelas I.

Poin d: Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?

Tindakan yang saya ambil pada saat itu adalah setelah merenung, berpikir-pikir, dan bertanya
jawab dengan rekan sejawat saya memutuskan untuk mau mengajar di kelas I. Saya meyakini
bahwa melalui bekerjasama dengan stackholder sekolah, saya akan memperoleh kemudahan.
Kekhawatiran saya hilang setelah bertanyajawab dengan rekan sejawat tentang potensi yang
saya miliki. Tindakan selanjutnya, saya dan walimurid membentuk paguyuban kelas I dengan
tujuan berkolaborasi untuk menigkatkan minat baca siswa. Saya tidak berjalan sendiri, tetapi
berjalan bersama orang tua siswa. Hasilnya, siswa kelas I cepat mengenal huruf dan membaca
walaupun terbata-bata.
4. Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan pengalaman
Anda saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan Anda.
Poin a: Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik
Anda dapatkan? Apa yang Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik
tersebut?
Pengalaman saya saat mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan saya yang
saya ceritakan disini adalah pada tahun 2021 saya mendapatkan masukan dari kepala sekolah
setelah melaksanakan supervisi di kelas tempat saya mengajar. Pada saat pelaksanaan proses
supervisi kepala sekolah menjadi pengamat di kelas saya dengan membawa instrumen. Selama
proses supervisi, saya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah saya rancang
yaitu ada tiga kegiatan (kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup). Setelah
pelaksanaan supervisi di kelas, saya dipanggil oleh kepala sekolah ke ruang kepala sekolah.
Kepala sekolah memberikan masukan atau umpan balik kepada saya tentang proses
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Masukan dari beliau adalah sebaiknya saya
menggunakan metode pembelajaran yang beragam. Pada saat itu, saya menggunakan satu
metode pembelajaran yaitu metode ceramah, menurut beliau "Metode ceramah juga bisa
digunakan, alangkah lebih baik lagi apabila ibu menggunakan metode pembelajaran yang bisa
mengajak anak untuk aktif dan kreatif saat belajar, sehingga siswa merasakan suasana yang baru
dan bisa memotivasi siswa untuk lebih semangat lagi belajar". Perasaan saya saat itu adalah
sangat senang menerima masukan dari kepala sekolah, karena menurut saya "Masukan atau
umpan balik merupakan sesuatu yang bisa membuat saya bisa melakukan perubahan dalam
pendidikan, terutama untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa".

Poin b: Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk
pengembangan diri Anda?
Masukan dan umpan balik dari kepala sekolah saya dengarkan dengan baik dan saya
mengangguk, karena saya merasakan kekurangan saya tersebut. Saya menerima masukan dan
umpan balik dari kepala sekolah untuk perubahan bagi saya pada saat merancang pembelajaran
berikutnya. Selanjutnya saya merefleksi diri dan mengidentifikasi kembali tentang pelaksanaan
pembelajaran yang telah saya laksanakan. Setiap hari saya melaksanakan refleksi yang ditulis
dalam jurnal refleksi, saya selalu berdiskusi dengan rekan sejawat tentang cara pemilihan
metode pembelajaran yang cocok dengan materi pembelajaran dan media ajar. Selain itu,
masukan dan umpan balik tersebut saya jadikan Pekerjaan Rumah (PR) untuk pengembangan
diri saya. Saya termotivasi untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif, ada berbagai
cara yang saya lakukan. Salah satu cara yang saya lakukan adalah lebih meningkatkan literasi
tentang kiat-kiat menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa, sering searching
internet untuk meniru berbagai pembelajaran yang banyak diposting oleh Bapak dan Ibu guru
hebat di You Tube, Facebook, instagram, dan tik tok tentang pendidikan.

Poin c: Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam
pekerjaan Anda?
Selain masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri, hal berbeda yang saya
lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri saya adalah lebih sering cek grup di
telegram pendidikan untuk mengikuti berbagai pelatihan online tentang pendidikan. Itu
merupakan kebiasaan yang belum pernah saya lakukan, setelah berdiskusi dengan rekan
sejawat (menyarankan untuk gabung telegram dan saya mengerjakan saran tersebut), saya
merasa kurang nyaman namun kegiatan pelatihan online tersebut sangat mendukung proses
pembelajaran saya di kelas. Kegiatan proses mengikuti pelatihan online tersebut membutuhkan
pengorbanan waktu. Saya merubah kebiasaan santai menjadi kebiasaan yang rajin mengikuti
pelatihan online. Saya selesaikan semua tugas di sekolah karena memanfaatkan wifi yang ada di
sekolah, dalam artian: biasanya saya cepat pulang ke rumah, sekarang saya lebih banyak
menghabiskan waktu saya di sekolah dibandingkan di rumah. Hal ini saya lakukan untuk
membiasakan diri untuk bisa mengembangkan diri dan menjadi guru profesional. Yang bisa
merubah kebiasaan diri kita adalah diri kita sendiri. Hal tersebut saya lakukan seiizin keluarga
saya. Saya tidak melalaikan tugas saya sebagai seorang istri dan seorang ibu di rumah. Selain
media sosial telegram, media sosial lainnya yang saya gunakan untuk melakukan pengembangan
diri adalah FB, IG, You Tube, dan tiktok.

Poin d: Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam
pekerjaan Anda?
Berdasarkan uraian saya sebelumnya, pemanfaatan masukan dan umpan balik dapat
memotivasi saya untuk melakukan perubahan dalam hal pendidikan. Umpan balik dan masukan
dapat dijadikan sebagai faktor pendukung untuk menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Walaupun kebiasaan untuk melakukan perubahan
tersebut di luar kebiasaan saya, tetapi saya berusaha untuk menyamankan diri untuk
mendukung pengembangan diri saya sebagai guru yang profesional. Proses pembelajaran yang
saya laksanakan didalam kelas setelah menerima masukan dan umpan balik menjadi lebih
bervariasi. Setelah mengikuti berbagai pelatihan online, saya menerapkan ilmu yang saya
dapatkan di kelas. Hasilnya, saya bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan
bervariasi yang dapat memotivasi siswa untuk semangat belajar. Tidak hanya medote
pembelajaran saja yang beragam, tetapi melalui proses belajar mengikuti berbagai pelatihan,
saya juga bisa menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan beragam dan sesuai
dengan materi pembelajaran. Setiap setelah selesai proses belajar, saya dan siswa melakukan
refleksi. Melalui jurnal refleksi saya bisa melakukan perubahan pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.

5. Ceritakan pengalaman Anda melakukan pengembangan terhadap orang lain


(contohnya dengan guru, rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat,
maupun lainnya), misalnya dalam kegiatan perlombaan, riset ilmiah, mempersiapkan
orang lain pada tugas dan tanggung jawab baru, atau lainnya

a. Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang memotivasi
Anda melakukan pengembangan tersebut?
Pengalaman saya melakukan pengembangan terhadap guru di sekolah tempat saya bertugas
adalah pengisian e-rapor yaitu pada tahun 2014. Pada tahun sebelumnya, guru-guru di
sekolah mengisi rapor dengan tulisan tangan. Pada tahun 2014, saya berinisiatif sendiri
untuk mengadakan pelatihan pengisian e-rapor. Sebelum kegiatan terlaksana, saya meminta
izin terlebih dahulu kepada kepala sekolah untuk mengadakan pelatihan pengisian e-rapor
di sekolah. Rekan sejawat masih banyak yang belum memahami cara mengisi rapor
menggunakan aplikasi.
b. Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda
membangun kesepakatan guna mencapai hasil pengembangan yang diharapkan.
Hal yang menjadi fokus pengembangan adalah guru mahir mengisi rapor menggunakan
aplikasi. Sebelumnya, guru mengolah nilai dan mengisi rapor secara manual, akibatnya rapor
siswa belum bisa cepat dibagikan karena masih pengolahan secara manual. Ada beberapa
orang walimurid yang bercerita kepada saya bahwa sekolah sebelah sudah menerima rapor,
mengapa anak kami belum menerima rapor?. Berdasarkan masalah yang saya temui tentang
lambatnya siswa menerima rapor. Saya berinisiatif menemui kepala sekolah dan berdiskusi
tentang pelatihan pengisian e-rapor. Awalnya kepala sekolah menanyakan kepada saya,
apakah saya sudah menguasai pengisian rapor menggunakan aplikasi?. Jawaban saya pada
saat itu adalah sudah. Berdasarkan jawaban saya tersebut, kepala sekolah meminta saya
untuk mengerjakan rapor rekan sejawat yang belum menguasai IT. Pada saat itu, saya tidak
menolak. Tetapi memberikan pemahaman kepada kepala sekolah bahwa semua guru pasti
tidak terlepas dari aplikasi dan IT. Saya juga memberikan pemahaman kepada kepala
sekolah bahwa saya juga ingin berbagi ilmu tentang pengisian e-rapor. Akhirnya, kepala
sekolah mengizinkan saya untuk mengadakan pelatihan pengisian e-rapor. Kepala sekolah
meminta majelis guru untuk berdiskusi tentang pelaksanaan pelatihan pengisian e-rapor.
Majelis guru sepakat untuk mengadakan pelatihan pengisian e-rapor, walaupun ada
beberapa orang guru yang belum mahir menggunakan IT.
c. Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang
Anda temui dan bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang
Anda lakukan untuk mempertahankan motivasi orang tersebut?
Dukungan yang saya berikan kepada rekan sejawat yang belum mahir IT adalah memotivasi
untuk selalu belajar supaya dari yang tidak bisa menjadi bisa. Saya memotivasi rekan
sejawat melalui berbagi pengalaman tentang saya yang dahulunya juga gaptek. Saya
membimbing rekan sejawat dari awal sampai akhir supaya rekan sejawat bisa juga mengisi
rapor melalui aplikasi. Hambatan yang saya temui pada saat pelatihan pengisian e-rapor
adalah ada beberapa orang guru yang mengatakan bahwa pelatihan ini tidak penting
baginya karena akan pensiun. Cara saya mengatasi hal tersebut adalah saya memotivasi
guru tersebut untuk bisa merubah pola pikir, bahwa yang tua juga harus mahir IT. Upaya-
upaya yang saya lakukan untuk mempertahankan motivasi tersebut adalah selalu
mendampingi guru tersebut sampai mahir. Pelaksanaan pelatihan pengisian e-rapor
tersebut dilaksanakan setelah jam mengajar selesai. Awalnya saya sedikit bingung untuk
memulai, karena rekan sejawat saya lebih senior dibandingkan saya. Saya juga memotivasi
diri sendiri bahwa saya bisa membimbing rekan sejawat saya walaupun guru senior. Saya
berbagi pengalaman dan berbagi ilmu tentang supaya mahir IT, mahir mengolah dan
mengisi rapor melalui aplikasi. Berbagai motivasi saya lakukan supaya rekan sejawat mahir
mengolah dan mengisi rapor menggunakan aplikasi. Saya memberikan pembekalan terlebih
dahulu kepada guru junior yang sudah mampu menggunakan IT, setelah guru junior
tersebut bisa mengolah dan mengisi rapor menggunakan aplikasi, saya berkolaborasi
dengan guru junior tersebut untuk membimbing rekan sejawat yang belum memahami IT,
mengolah dan mengisi rapor menggunakan aplikasi.
d. Bagaimana hasilnya?
Hasil dari pengembangan yang saya laksanakan kepada rekan sejawat melalui izin kepala
sekolah tentang pelatihan pengisian e-rapor adalah rekan sejawat sudah bisa menggunakan
aplikasi e-rapor untuk mengolah nilai dan mengisi rapor. Sebelumnya, selalu mencari
bantuan kepada yang mahir IT untuk mengerjakan rapor menggunakan aplikasi, sebelumnya
mengolah nilai secara manual. Alhamdulillah, setelah selesai pelatihan pengisian e-rapor,
rekan sejawat tidak perlu lagi mencari bantuan maupun meminta bantuan kepada orang lain
untuk mengolah nilai dan mengisi rapor menggunakan aplikasi karena sudah menguasai IT
dan sudah bisa mengolah nilai, mengisi rapor menggunakan aplikasi e-rapor.

You might also like