You are on page 1of 23

Jurnalistik Media

Dasar-dasar Jurnalistik - Menulis Berita - Foto Jurnalistik - Membuat Berita

Demak Hari Ini


@demakhariini
Oleh
Labib Sabihuddin
Pengelola/Admin
IG: @labibsabihuddin
WA: 088233255857
Dasar-dasar Jurnalistik
Apa Itu Jurnalistik?

Simak!
1. Definis Jurnalistik
Definisi/Makna/Pengertian Jurnalistik dapat ditinjau dari
tiga sudut pandang: 1. Harfiyah 2. Konseptual/Teoretis
3. Praktis

Secara harfiyah, jurnalistik


(journalistic) artinya kewartawanan

1 atau kepenulisan. Kata dasarnya


“jurnal” (journal), artinya laporan
atau catatan, atau “jour” dalam
bahasa Prancis yang berarti “hari”
(day).
1. Definis Jurnalistik
Definisi/Makna/Pengertian Jurnalistik dapat ditinjau dari
tiga sudut pandang: 1. Harfiyah 2. Konseptual/Teoretis
3. Praktis

Secara konsep, Jurnalistik sebagai


proses penyampaian pesan, gagasan,

2 pemikiran, atau informasi kepada


orang lain dengan maksud
memberitahu, mempengaruhi, atau
memberikan kejelasan.
1. Definis Jurnalistik
Definisi/Makna/Pengertian Jurnalistik dapat ditinjau dari
tiga sudut pandang: 1. Harfiyah 2. Konseptual/Teoretis
3. Praktis

Secara praktis, jurnalistik adalah teknik dan proses pembuatan informasi

3 atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media


massa. Ada 4 komponen dalam dunia jurnalistik:
1. Informasi, yakni berita, opini, dan feature sebagai produk jurnalistik.
2. Penyusunan informasi --penulisan berita.
3. Penyebarluasan informasi --publikasi melalui media.
4. Media massa --cetak, elektronik, siber (online).
Nilai Berita
Setiap detik terjadi peristiwa. Namun, tidak semua peristiwa diliput dan
diberitakan. Wartawan atau media memiliki penilaian untuk menentukan
perstiwa yang layak dijadikan berita. Ini disebut nilai berita (news value) atau
komponen “kelayakan berita” (The Components of “Newsworthiness”).

Kelayakan sebuah peristiwa diberitakan atau tidak diukur dengan parameter Nilai
Berita (News Values) secara umum:

● Aktual
● Faktual
● Penting
● Menarik
Nilai Berita menurut Shoemaker
1. Ketepatan waktu (timeliness) – Shoemaker et al. juga mengakui ketepatan waktu atau aktualitas sebagai nilai berita kritis.
2. Kedekatan (proximity) – Mirip dengan “Relevansi” Gatlung dan Ruge. Semakin dekat sebuah acara berlangsung dengan
audiens yang dituju, semakin penting acara tersebut. Inilah sebabnya mengapa cerita lokal atau regional yang besar mungkin
tidak menjadi berita nasional.
3. Pentingnya, dampak, atau konsekuensi (Importance, impact, or consequence) – Berapa banyak orang yang akan
terkena dampak acara? Isu seperti perubahan iklim telah menjadi berita besar dalam beberapa tahun terakhir justru karena
perubahan lingkungan mempengaruhi seluruh planet.
4. Minat, Ketertarikan (Interest) – Apakah cerita tersebut memiliki ketertarikan khusus pada manusia? Misalnya, kisah
inspiratif tentang seseorang yang mengatasi peluang besar untuk mencapai tujuannya menarik bagi kepentingan manusia yang
mendasar.
5. Konflik atau Kontroversi – Mirip dengan “Negativitas” Gatlung dan Ruge. Editor umumnya menganggap konflik lebih layak
diberitakan daripada perdamaian.
6. Sensasionalisme – Kisah-kisah sensasional cenderung menjadi halaman depan lebih dari keseharian.
7. Prominence – Mirip dengan “orang elit” Gatlung dan Ruge. Tindakan orang-orang terkemuka (pesohor, public figure,
selebritas, artis, pejabat) jauh lebih mungkin untuk membuat berita daripada tokoh non-publik.
8. Kebaruan, keanehan, atau yang tidak biasa (Novelty, oddity, or the unusual) – Kisah-kisah aneh kemungkinan besar
akan masuk ke dalam berita. Anjing menggigit manusia — tidak ada cerita. Seorang pria menggigit anjing — cerita.
Nilai Berita menurut Gatlung dan Ruge
1. Relevansi – Seberapa relevan sebuah berita bagi audiens yang bersangkutan? Misalnya, gempa bumi California hampir selalu lebih relevan
bagi khalayak Pantai Barat daripada khalayak di Kalkuta.
2. Ketepatan waktu (timeliness) – Seberapa baru acara tersebut terungkap? Pengaturan waktu adalah hal yang paling penting dalam siklus
berita 24 jam. Peristiwa terkini, atau peristiwa yang sedang dibuat, kemungkinan besar akan memimpin berita.
3. Penyederhanaan (simplification) – Cerita yang dapat dengan mudah disederhanakan atau diringkas cenderung ditampilkan lebih
menonjol daripada cerita yang berbelit-belit atau sulit dipahami.
4. Prediktabilitas – Acara tertentu, seperti pemilu, acara olahraga besar, acara astrologi, dan keputusan hukum, terjadi pada jadwal yang
dapat diprediksi. Saat acara semakin dekat, biasanya mendapatkan nilai berita.
5. Hal yang tidak terduga – Di sisi lain, peristiwa seperti bencana alam, kecelakaan, atau kejahatan sama sekali tidak dapat diprediksi.
Peristiwa ini juga cenderung memiliki nilai berita yang signifikan.
6. Kontinuitas – Beberapa peristiwa, seperti perang, pemilu, protes, dan pemogokan, memerlukan liputan yang berkelanjutan. Peristiwa ini
kemungkinan besar akan tetap menjadi berita untuk waktu yang lama, meski tidak selalu menjadi berita utama.
7. Komposisi – Editor harus mengingat gambaran besarnya—jumlah semua konten di outlet media mereka. Karena alasan ini, editor dapat
memilih cerita-cerita human interest yang lembut untuk mengimbangi jurnalisme investigatif keras lainnya.
8. Orang Elit (elite people) – Orang-orang tertentu, seperti politisi, penghibur, dan atlet, dianggap, berdasarkan statusnya, lebih layak
diberitakan. Jika seseorang melempar sepatu ke orang biasa, itu mungkin bukan berita. Jika seseorang melempar sepatu ke Presiden
Amerika Serikat, kemungkinan akan menjadi berita selama berminggu-minggu.
9. Negara Elit (elite countries) – Kelaparan, kekeringan, dan bencana nasional lebih cenderung menarik perhatian jika terjadi di negara kaya
dan maju daripada jika terjadi di negara berkembang.
10. Negativitas – Secara umum, editor menganggap berita buruk lebih layak diberitakan daripada kabar baik. Ada ungkapan Bad news is good
news. Kabar buruk itu adalah berita yang bagus.
Tugas Jurnaslistik 1

1. Memberikan Informasi Aktual dan Faktual


Media informasi dan juga komunikasi merupakan tempat yang bisa dijangkau oleh masyarakat. Sebagai
jurnalis yang baik dan bisa dipercaya masyarakat. Media jurnalistik harus harus memberikan informasi
yang aktual dan Faktual. 2
2. Wakil Masyarakat dan Advokasi
Menjadi wakil masyarkat yang menyuarakan/mewakili keresahan publik. Dengan demikian, tugas
jurnalistik adalah harus mampu menyampaikan atau mengkritisi kebijakan ataupun tindakan dari
pemerintah,bahkan kritik-kritik dari masyarakat yang sulit untuk disuarakan.

3. Interpreter (Penerjemah Informasi) 3


Seorang jurnalis bertugas untuk menjadi interpreter (penafsir) karena setiap informasi yang beredar tidak
akan dengan mudah diserap oleh masyarakat. Maka dari itu, tugas jurnalis adalah menafsirkan informasi
dengan bahasa yang mudah dipahami dan juga pemahaman yang mudah diserap oleh masyarakat.

4. Investigator
Seorang jurnalis bertugas menjadi investigator. Hal ini dikarenakan tuntutan pekerjaan mereka adalah
mencari berita. Dengan begitu, jurnalis hadir untuk mencari berita dan membongkar sisi gelap dari mulai
kejahatan hingga mengawasi kekuasaan yang disalahgunakan. Jurnalis berperan penting terhadap hal ini. 4
Media Massa 1

Media Massa adalah sarana komunikasi massa


(channel ofmass communication). Komunikasi
massa sendiri artinya proses penyampaian
pesan, gagasan, atau informasi kepada orang 2
banyak (publik) secara serentak.

Ciri-ciri (karakteristik) media massa adalah:


● Disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas)
● Pesan atau isinya bersifat umum (universalitas)
● Tetap atau berkala (periodisitas) 3
● Berkesinambungan (kontinuitas)
● Berisi hal-hal baru (aktualitas).

Jenis-jenis media massa yaitu:


● Media Massa Cetak (Printed Media)
● Media Massa Elektronik (Electronic Media) 4
● Media Online --disebut juga Media Online atau Media
Siber (Cybermedia)
M
Skill yang Harus Dimiliki Jurnalis

Komunikatif Menulis Attitude Baik


Menjadi seorang jurnalis berarti Selain melaporkan suatu berita, Salah satu hal yang dilihat dari
seorang jurnalis harus memiliki
W
siap berkomunikasi dengan jurnalis adalah sikap
siapapun dengan tidak keahlian dalam menulis. Karena profesionalnya dalam bersikap.
memandang latar belakang bahan berita yang dia cari, maka Attitude pada saat di ranah
apapun. Pasalnya, kamu akan selanjutnya akan dilaporkan pekerjaan harus dimiliki seorang
terus bertemu dengan berbagai dalam bentuk narasi berita. jurnalis karena. Selain itu,
jenis narasumber dari mulai Sehingga, kemampuan ini akan attitude seorang jurnalis akan
yang berbeda daerah, agama, sangat berpengaruh terhadap T
dilihat pada saat bagaimana dia
kebudayaan, bahkan gaya pemahaman pembaca dalam mencari berita.
bahasa. Seorang jurnalis harus membaca berita yang ia
mengenal narasumbernya publikaskan.
terlebih dahulu agar komunikasi
bisa dilakukan secara efektif. F
M
Skill yang Harus Dimiliki Jurnalis

Ulet dan Disiplin Up To Date - Wawasan


W
Seorang jurnalis harus memiliki Jika seorang jurnalis tidak
sikap gigih dan disiplin. Gesit mengetahui hal atau berita apa
dalam bertugas akan saja yang sedang hangat
menjadikan tugas jurnalis diperbincangkan, maka
rampung sesuai target. seorang jurnalis akan T
Jurnalis dikenal dengan profesi kehilangan pekerjaannya. Tiap
yang berdampingan dengan hari akan ada saja berita,
target. dimulai dari berita hiburan
tanah air, olahraga, kriminal
hingga infotainment. F
Jenis-Jenis Berita
Opinion News
Straight News
(Berita Opini)
(Berita Langsung) Opinion News adalah bentuk jenis berita
Straight News adalah jenis berita ditulis secara mengenai pendapat seseorang, biasanya
singkat, lugas dan langsung. Sebagian besar pendapat para ahli, cendekiawan, pejabat,
halaman depan surat kabar ataupun yang tetapi bisa juga mengenai suatu hal, peristiwa,
menjadi berita utama (headline) kondisi keilmuan, dan lain sebagainya.

Investigation News Soft News


(Berita Investigasi) (Berita Ringan)
Opinion News adalah bentuk jenis berita
Soft News adalah jenis berita yang lebih
mengenai pendapat seseorang, biasanya
menekankan pada sisi human interest,
pendapat para ahli, cendekiawan, pejabat,
tanpa adanya keterikatan waktu. Dibanding
tetapi bisa juga mengenai suatu hal,
jenis berita lainnya, lebih berfokus pada sisi
peristiwa, kondisi keilmuan, dan lain
menarik atau hal unik dari sebuah peristiwa.
sebagainya.
Membuat Karya Jurnalistik 1

1. Hunting (Mencari Informasi)


2
Mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai
berita: aktual, faktual, penting, dan menarik dengan
“mengisi” enam unsur berita 5W+1H:
● What/Apa yang terjadi
● Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu
3
● Where/Di mana kejadiannya
● When/Kapan terjadinya
● Why/Kenapa hal itu terjadi
● How/Bagaimana proses kejadiannya
4
Membuat Karya Jurnalistik 1

2. Writing (Menulis) 2
Fakta dan data yang sudah dihimpun
dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H
dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik
–spesifik= kalimatnya pendek-pendek,
3
baku, dan sederhana; dan komunikatif =
jelas, langsung ke pokok masalah
(straight to the point), mudah dipahami
orang awam.
4
Membuat Karya Jurnalistik
Struktur Berita Piramida Terbalik 3. Struktur Naskah Berita
Judul Berita Komposisi naskah berita terdiri atas:
● Judul Berita: Bagian penting sebuah berita, rangkuman
berita yang dibuat untuk menarik minat orang untuk
Kepala Berita membaca, kalimatnya sangat singkat, padat dan jelas.
● Kepala Berita: Bagian awal yang memuat informasi
penting, kepala berita menjawab pertanyaan yang
berhubungan dengan unsur Apa, Kapan, Di mana dan
Tubuh Berita Siapa.
● Tubuh Berita: Bagian isi yang memuat informasi lanjutan
dari kepala berita. Terdapat jawabn atas pertanyaan
Ekor mengapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi.
Berita ● Ekor Berita: Bagian terakhir yang mencantumkan
informasi tambahan. Sifatnya opsional karena tidak
terlalu berpengaruh terhadap pokok berita.
Penulisan Judul Berita
Membuat Judul Berita yang Benar:

1. Jangan menggunakan huruf kapital (huruf besar) semua, tapi gunakan kapital sesuai penggunaan dalam
judul, seperti contoh ini:
SALAH: KABUPATEN DEMAK RAYAKAN HARI ULANG TAHUN KE-520
BENAR: Kabupaten Demak Rayakan Hari Ulang Tahun ke-520
Catatan: Perhatikan bahwa huruf depan setiap kata dalam judul menggunakan kapital, kecuali kata-kata
sambung seperti: di, ke, dengan, dan
1. Berikan judul yang lebih merinci tentang peristiwa dan tempat kejadian, seperti contoh:
SALAH: Seorang Bocah Jatuh ke Sumur
BENAR: Orangtua Lengah, Bocah 3 Tahun Jatuh ke Sumur
SALAH: Sebuah Truk Tangki Terguling
BENAR: Rem Blong, Truk Tangki Pertamina Terguling di Demak
1. Berita menyampaikan opini narasumber, cantumkan narasumber dalam judul, seperti contoh:
SALAH: Bupati Demak Kurang Tanggap Soal Jalan Rusak
BENAR: Masyarakat Demak: “Bupati Demak Kurang Tanggap Soal Jalan Rusak”
SALAH: Kinerja Pemkab Demak Jauh di Bawah Harapan
BENAR: Anggap Infrastruktur Masih Berantakan, DPRD Demak Beri Rapor Merah Kinerja Pemkab Bogor
Verba Pewarta
Contoh Verba Pewarta:

Contoh verba pewarta adalah kata yang memiliki sifat mewartakan, contoh katanya seperti
mengatakan, memaparkan, menjelaskan, memberitakan, mengklarifikasi, menuturkan,
menyampaikan dan sejenisnya. Intinya sifat dari kata kerja ini yaitu memberitahu kepada orang
lain, umumnya masyarakat luas.

Kata: Mengatakan
Kalimat: Dalam pidatonya, Presiden Jokowi mengatakan, sertifikat hak atas tanah menjadi bukti
tertulis yang mendapatkan pengakuan hukum, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Pokok-Pokok Agraria.

Kata: Mengklarifikasi
Kalimat: Habib Rizieq mengklarifikasi mengenai peristiwa pemeriksaan terkait poster yang ditempel
di rumah tinggalnya di Makkah, Saudi Arabia. Di akhir penuturannya, Habib Rizieq menyelipkan
pesan untuk Presiden Joko Widodo.
Mengutip Narasumber
Contoh pengutipan narasumber
Jokowi mengatakan, perusahaan-perusahaan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencabut 2.078 izin
tersebut tidak pernah melaporkan rencana kerja
usaha pertambangan minerba. Hal ini karena
kepada pemerintah.
perusahaan tersebut tidak pernah menyampaikan
rencana kerja, padahal perizinan sudah diberikan
"Karena tidak pernah menyampaikan rencana kerja,
bertahun tahun.
izin yang telah bertahun-tahun diberikan tak pernah
dikerjakan, ini menyebabkan tersanderanya
"Hari ini sebanyak 2.078 izin perusahaan penambangan
pemanfaatan sumber daya alam untuk
minerba kita cabut," ujarnya.
meningkatkan kesejahteraan rakyat," ucap Jokowi.
Dalam menyampaikan kutipan perkataan narasumber,
Dalam menyampaikan kutipan perkataan
dapat menggunakan kata-kata berikut ini untuk
narasumber, dapat menggunakan kata-kata berikut
mengakhiri kutipan: terangnya, pungkasnya, tutupnya,
ini untuk mengakhiri kutipan: terang, pungkas,
tegasnya, bebernya, jelasnya, lanjutnya, tambahnya,
tutup, tegas, beber, jelas, lanjut, tambah, papar,
paparnya, katanya, ujarnya, tuturnya, ucapnya.
kata, ujarnya, tutur, ucap.
Sekian & Terimakasih

Demak Hari Ini


@demakhariini
Oleh
Labib Sabihuddin
Pengelola/Admin
IG: @labibsabihuddin
WA: 088233255857

You might also like