You are on page 1of 54

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis-jens Penelitian

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Kelas / Semester :

PAI J / 5 (Lima)

Disusun oleh :

1. Dela Ayu Lestari (2111010022)


2. Keni Aprilia Saputri (2111010069)
3. Pobi Hardiansyah (2111010114)

Dosen Pengampu :

Dr. Sunarto, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN INTAN
LAMPUNG TAHUN 2023 M /
1445 H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt., yang telah
melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua, terutama
nikmat kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Jenis-jenis Penelitian”. Tugas ini diajukan untuk memenuhi
tugas mata kuliah METODOLOGI PENELITIAN. Shalawat beserta
salam semoga tercurah limpah kepada junjungan alam yakni Habibana
Wanabiyyana kariim Nabi Muhammad SAW. Kami menyampaikan rasa
terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bapak Dr. Sunarto, M.Pd.I
selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya pula
kepada semua pihak yang telah mendukung serta membantu kami dalam
proses penyelesaian makalah ini. Kami juga berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Selanjutnya, kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk makalah ini supaya
selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena kami menyadari bahwa
makalah yang telah kami buat ini masih memiliki kekurangan.

Bandar Lampung, 19 September 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Penelitian Kualitatif..................................................................................3
B. Penelitian Kuantitatif..............................................................................15
C. Penelitian Tindakan kelas.......................................................................19
D. Penelitian Pengembangan.......................................................................24
E. Penelitian Evaluasi..................................................................................30
F. Penelitian Deskriptif/Eksplanasi.............................................................33
G. Penelitian Eksperimen.............................................................................35
H. Penelitian Ex Post Facto.........................................................................38
I. Penelitian Survey....................................................................................41
J. Penelitian Studi Kasus............................................................................44
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................50
B. Saran.........................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................51

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak sekali fenomena-fenomena yang berkaitan dengan
perilaku, tingkah laku, kebiasaan, pola fikir, kecerdasan, dan bahkan
kejadian alam yang sering sekali muncul seketika tanpa adanya sebuah
penjelasan nyata dimana untuk beberapa kasus hal tersebut dapat
menimbulkan suatu permasalahan ataupun sebaliknya. Oleh sebab itu,
dipandang penting untuk melakukan sebuah penelitian guna menemukan
jawaban yang sebenarnya atas hal-hal yang terjadi tersebut. John W.
Creswell menyatakan bahwa penelitian adalah suatu proses dimana kita
melakukan susunan langkah-langkah logis. Proses itulah yang digunakan
untuk mendapatkan data yang valid dan reliable yang nantinya
menghasilkan kesimpulan yang benar dan tepat. Data yang dimaksud
memiliki dua jenis yaitu data kuantitas yang direpresentasikan dalam
bentuk numerik dan data kualitas. Untuk mendapatkan masing-masing
jenis data tersebut digunakan pendekatan yang berbeda pula yaitu
pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) untuk mencari
data kuantitas dan pendekatan penelitian kualitatif (qualitative research)
untuk mencari data kualitas.
Penelitianl merupakan suatu proses mencari suatu informasi secara
sistematis dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah.
Agar penelitian dapat berlangsung secara lancar, maka peneliti harus
membuat rancangan penelitiannya. Ada beberapa jenis penelitian antara
lain: penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif, penelitian pengembangan,
penelitian tindakan kelas, dan lain sebagainya. Masing-masing penelitian
memiliki karakteristik tersendiri.

1
Dalam makalah ini kami akan membahas jenis-jenis penelitian
yaitu; penelitian kualitatif, kuantitatif, tindakan kelas, pengembangan,
evaluasi, deskriptif, eksperimen, ex post facto, penelitian survey, dan studi
kasus
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Penelitian Kualitatif?
2. Bagaimana Konsep Penelitian Kuantitatif?
3. Bagaimana Konsep Penelitian Tindakan Kelas?
4. Bagaimana Konsep Penelitian Pengembangan?
5. Bagaimana Konsep Penelitian Evaluasi?
6. Bagaimana Konsep Penelitian Deskriptif/Eksplanasi?
7. Bagaimana Konsep Penelitian Eksperimen?
8. Bagaimana Konsep Penelitian Ex Post Facto?
9. Bagaimana Konsep Penelitian Survey?
10. Bagaimana Konsep Penelitian Studi Kasus?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami Konsep Penelitian Kualitatif
2. Mengetahui dan memahami Konsep Penelitian Kuantitatif
3. Mengetahui dan memahami Konsep Penelitian Tindakan Kelas
4. Mengetahui dan memahami Konsep Penelitian Pengembangan
5. Mengetahui dan memahami Konsep Penelitian Evaluasi
6. Mengetahui dan memahami Konsep Penelitian Deskriptif/Eksplanasi
7. Mengetahui dan memahami Konsep Penelitian Eksperimen
8. Mengetahui dan memahami Konsep Penelitian Ex Post Facto
9. Mengetahui dan memahami Konsep Penelitian Survey
10. Mengetahui dan memahami Konsep Penelitian Studi Kasus

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penelitian Kualitatif
1. Konsep Kualitatif
Pendekatan kualitatif dicirikan oleh tujuan penelitian yang
berupaya guna memahami gejala-gejala yang sedemikian rupa tak
memerlukan kuantifikasi, atau karena gejala-gejala tersebut tak
memungkinkan diukur secara tepat.
Pendekatan kualitatif termasuk dalam naturalistic inguiry, yang
memerlukan manusia sebagai instrumen karena penelitiannya yang sarat
oleh muatan naturalistik, seperti dikemukakan bahwa "Naturalistic inguiry
is always carried out, logically enough, in a natural setting, since context
is so heavily implicated in meaning”. Instrumen penelitian ialah manusia
itu sendiri, artinya peneliti yang terlebih dahulu perlu sepenuhnya
memahami dan bersifat adaptif terhadap situasi sosial yang dihadapi dalam
kegiatan penelitiannya itu. la terbina oleh pengalamannya dalam
menggunakan metoda yang cocok untuk meneliti subyeknya melalui
wawancara, observasi, observasi partisipasi, analisis dokumen dan
kepustakaan, analisis dokumentasi nyata (concrete documentation), teknik
pendekatan riwayat hidup (life-history approach) dan teknik penelitian
lainnya.1
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh
teori tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian
di lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat induktif.
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat
dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Jadi dalam penelitian
kualitatif melakukan analisis data untuk membangun hipotesis, sedangkan

1
Zuchri Abdussamad, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Makassar: Syakir Media Press,
2021), hlm.42-43.

3
dalam penelitian kuantitaif melakukan analisis data untuk menguji
hipotesis.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang
sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang
tampak, oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada
generalisasi, tapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam
penelitian kulitatif dinamakan transferability, artinya hasil penelitian
tersebut dapat digunakan di tempat lain, manakala tempat tersebut
memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh
teori tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian
di lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat induktif
berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat
dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Jadi dalam penelitian
kualitatif melakukan analisis data untuk membangun hipotesis, sedangkan
dalam penelitian kuantitaif melakukan analisis data untuk menguji
hipotesis.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang
sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang
tampak, oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada
generalisasi, tapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam
penelitian kulitatif dinamakan transferability, artinya hasil penelitian

4
tersebut dapat digunakan di tempat lain, manakala tempat tersebut
memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda.2
2. Karateristik Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang
membedakannya dengan penelitian lain. Dan seorang peneliti harus
memahami tentang konsep dan karakteristik penelitian kualitatif agar
tidak banyak mengalami kesulitan dalam proses penelitian. Moleong
(2002:4-8) mengidentifikasi ciri-ciri penelitian kualitatif antara lain
sebagai berikut:
a. Latar Alamiah
Penelitian kualitatif menuntut bahwa kenyataan-kenyataan
dipandang sebagai keutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari
konteksnya. Penelitian kualitatif menekankan kondisi yang
sebenarnya atau apa adanya dari objek yang diteliti tanpa adanya
pengkondisian atau intervensi oleh peneliti agar konteksnya tidak
mengalami perubahan. Sebab konteks, ruang, dan sosial budaya
bersifat determinatif terhadap kebenaran informasi atau data yang
akan dicari. Jika peneliti datang kesekolah yang berlokasi di suatu
desa pada pukul 12.00 siang dan kemudian mengamati seorang
guru yang sedang mengajar, ternyata guru tersebut kurang
bersemangat, maka dapat diduga bahwa guru tersebut kurang
bersemangat karena beberapa faktor antara lain mengalami
kelelahan pada siang hari, sedang tidak enak badan atau sedang
memiliki masalah.
b. Lebih mementingkan proses
Pada penelitian kualitatif proses yang benar dalam
menentukan sumber data/informan, teknik mendapatkan data
dan menganalisis data jauh lebih penting daripda hasil akhir
dan kesimpulan. Jika seorang peneliti dalam pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara dan dilakukan hanya sekali

2
Ibid, hlm. 79-81.

5
terhadap informan, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang kredibel, sehingga kesimpulan yang diambil pun tidak
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Demikian pula
dalam menentukan sumber data, peneliti tidak dapat
menggunakan teknik random memenuhi kriteria yang telah
yang ditetapkan. Kehadiran, sikap, cara berkomunikasi penelii
sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi
informan dalam memberikan data atau informasi yang
diperlukan.
c. Manusia Sebagai Instrumen
Dalam penelitian kualitatif,pengumpulan dilakukan oleh
peneliti sendiri baik dngan cara pengamatan maupun wawancara
terhadap informan. Dengan perkataan lain peneliti sendiri dan bisa
dengan bantuan orang lain bertindak sebagai instrumen dalam
mengumpulkan data. Jadi tidak menggunakan paper dan pensil
dalam proses pengumpulan data sebagaimana dilakukan dalam
penelitian kuantitatif. Dengan menempatkan diri sebagai
instrumen, maka peneliti dapat melakukan penyesuaian-
penyesuaian terhadap setiap perubahan yang berlangsung
dilapangan, dimana hal ini tidak mungkin dilakukan dalam
penelitian kuantitatif yang instrumennya bukan manusia. Selain itu,
peneliti dapat menilai apakah kehadirannya, sikap dan prilakunya
menjadi faktor pengganggu bagi informan, jika terjadi hal yang
demikian ia harus segera mengambil sikap untuk mengatasinya.
d. Teori dari dasar
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada penemuan
konsep, pengetahuan dan bahkan teori baru, dan bukan untuk
menguji teori yang sudah ada. Penyusunan teori tersebut di
dasarkan Pfa data empiris yang di peroleh baik melalui
pengamatan maupun wawancara mendalam. Teori yang di bangun
dari dasar (groudded theory) akan lebih responsif terhadap nilai-

6
nilai kontekstualsehingga mampu memecahkan masalah-masalah
kontemporer yang di hadapi masyarakat. Penelitian kualitatif
memandang bahwa kebenaran tidak bersifat tunggal tetapi jamak,
juga tidak bersifat mutlak tetapi dinamis sesuai dengan konteks
sosial, kultural, dan historis. Sebagsi contok kepemimpinan
diktator tidak selamanya jelek, tatapi tergantung pada konteks
sosial budaya masyarakatnya.
e. Deskriptif
Data penelitian kualitatif berupa kata-kata, gambar dan
bukan dalam bentuk angka-angka. Data yang di peroleh melalui
wawancara mendalam misalnya data tentang sikap tiga orang
pelajar terhadap korupsi. Pertama berpendapat bahwa “korupsi
adalah kejahatan luar biasa yang merugiakn negara. Koruptor harus
di hukum mati, karena menyengsarakan rakyat.” Kedua,
menyatakan bahwa “korupsi adalah kejahatan kemanusiaan, maka
pelakunya harus di hukum seumur hidup agar menimbulkan efek
jera bagi yang bersangkutan”, ketiga menyatakan bahwa “korupsi
adalah kejahatan ekonomi yang merugikan negara, maka
pelakunya harus di miskinkan,” pendapat ketiga pelajar tersebut
harus di sajikan dalam bentuk kata-kata sesuai dengan aslinya dan
tidak dapat di beri skor dengan angka 3 untuk hukuman mati,
angka 2 untuk hukuman seumur hidup dan angka 1 untuk hukuman
di miskinkan.di sini peneliti masih perlu memperdalam dengan
mengajukan pertanyaan tentang alasanalasan,tujuan dan teknik
memberkan hukuman terhadap para koruptor, sehingga data di
peroleh peneliti lebih kaya. Untuk memudahkan dalam membuat
deskripsi, peneliti bias menggunakan analisis berdasarkan struktur
kalimat seperti subjek, objek, predikat atau menggunakan
pertanyaan-pertanyaan siapa, dimana, kapan, bagaimana dan
mengapa.

7
f. Analisis Data Secara Induktif
Pendekatan induktif sejalan dengan karakteristik penelitian
kualitatif yakni untuk menyusun teori baru dan bukan menguji
hipotesis atau kebenaran/kemampuan suatu teori dalam
memecahkan suatu masalah.proses induktif lebih mampu
menemukan kenyataan ganda yang terdapat dalam data, dan dapat
menguraikan latar serta dapat membuat keputusan-keputusan
mengenai dapat tidaknya dlitransfer pada latar yang lain. Selain itu,
analisis secara induktif juga dapat membuat hubungan antara
peneliti dan informan terbuka, dapat di kenal dan akuntabel.
g. Desain Bersifat Sementara
Desain penelitian kualitatif bersifat sementara karena
kenyataan di lapangan setiap saat bisa berubah dan bersifat ganda.
Oleh karean itu, peneliti harus menyusun desain secara terus
menerus untuk di sesuaikan dengan kenyataan di lapangan.
h. Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disepakati Bersama
Dalam penelitian kualitatif pengertian dan Hasil interpretasi
yang di buat oleh peneliti haerus di rundingkan dan disetujui oleh
orang-orangyang menjadi informan.Persetujuan ini penting karena
data yang diperoleh berasal dari mereka dan merekalah yang
mengetahui apakah informasi yang diberikan di maknai sesuai
dengan maksud dan pengertian mereka. Pada hakikatnya
persetujuan tersebut Merupakan bentuk konfirmasi yang
dapatberfungsi sebagai bentuk ferikasi kebenaran data dari sumber
data/informan.
i. Analisisis Data Dilakukan Sejak Awal
Pada penelitian kualitatif analisis data dilakukan sejak awal
ketika peneliti mulai mendapatkan data di lapangan dan tidak
dilakukan setelah semua data terkumpul baru dianalisis. Peneliti
melekukan analisis secra terus menerus sejak dari mengumpulkan
data , mereduksi data yang tidak sesuai, menyajikan data sampai

8
dengan melakukan interprestasidata. Beberapa keuntungan dari
cara ini antara lain pertama, jika terjadi kasus negatif yang tidak
sesuai dengan data yamg telah diperoleh, peneliti dapat langsung
dengan segera melakuakn verifikasi serta memperbaiki sesuai
dengan data terbaru. Kedua, ingatan peneliti terhadap apa yang
diamati besrta latar dan konteksnya masih kuat karena data yang
diproleh belum begitu rumit dan kompleks.
3. Jenis-jenis Penelitian Kualitatif
Terdapat beberapa jenis penelitian kualitatif, yakni etnografi
(ethnography), studi kasus (case studies), studi dokumen (document
studies), observasi alami (natural observation), Grounded theory dan
Fenomenologi
a. Etnografi
Etnografi merupakan studi yang sangat mendalam tentang
perilaku yang terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah
kelompok sosial tertentu untuk memahami sebuah budaya tertentu
dari sisi pandang pelakunya. Para ahli menyebutnya sebagai
penelitian lapangan, karena memang dilaksanakan di lapangan
dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku seseorang atau
kelompok sebagaimana apa adanya tentang ciri khas dan kebiasaan
yang terjadi dalam lingkungan masyarakat.
b. Studi Kasus
Studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang
individu, satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan,
dan sebagainya dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk
memperoleh diskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas
dengan menghasilkan data yang selanjutnya dianalisis untuk
menghasilkan teori. Sebagaimana prosedur perolehan data
penelitian kualitatif, data studi kasus diperoleh dari wawancara,
observasi, dan arsip.

9
Studi kasus dapat digunakan untuk meneliti bagaimana
aspek psikologis siswa yang bermasalah. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) merupakan salah satu contoh studi kasus yang saat ini
banyak di gunakan oleh guru untuk meneliti siswa-siswanya yang
dibatasi oleh waktu dan tempat dan kasus yang dipelajari berupa
program, peristiwa atau individu.
c. Studi Dokumen
Studi dokumen merupakan kajian yang menitik beratkan
pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan
konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku
teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah,
artikel, dan sejenisnya.
d. Observasi Alami
Pengamatan alami merupakan jenis penelitian kualitatif
dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar
tertentu tanpa sedikitpun mengubahnya. Tujuan utamanya ialah
untuk mengamati dan memahami perilaku seseorang atau
kelompok orang dalam situasi tertentu.
e. Grounded Theory
Desain penelitian ‘teori dari bawah’ (grounded theory)
merupakan suatu prosedur penelitian yang berfokus pada
pembuatan konsep (konseptualisasi) berdasarkan data. Dalam
konteks, ini menggunakan desain ini, tujuan penelitian bukan untuk
menguji hipotesis melainkan untuk mengembangkan suatu teori
baru berdasarkan data yang dikumpulkan dan dianalisis sistematis.
f. Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau
mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang
didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak

10
ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang
dikaji.3
4. Desain dan Prosedur Penelitian Kualitatif
Dalam pengertian yang lebih sempit, desain penelitian hanya
mengenai pengumpulan dan analisis data saja, tetapi dalam arti yang
luas, desain penelitian mencakup proses-proses berikut:
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian
b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta
hubungan-hubungan dengan penelitian sebelumnya.
c. Memformasikan masalah penelitian termasuk membuat
spesifikasi dan tujuan, luas jangkau, dan hipotetsis untuk diuji
d. Membangun penyelidikan atau percobaan
e. Memiilih serta memeberikan depinisi terhadap pengukuran
variabel-variabel
f. Memilh prosedur dan teknik sampling yang digunakan
g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.

Langkah-Langkah Peneltian Kualitatif Adapun langkah-langkah


penelitian menurut (Sudjana, 2001) sebagai berikut:

Langkah pertama: mengidentifikasi masalah: Suatu masalah


merupakan masalah merupakan suatu keadaan yang menyebabkan
seseorang bertanya-tanya, berpikir, dan berupaya menemukan kebenaran
yang ada. Fenomena masalah tersebut terjadi karena adanya sesuatu yang
diharapkan , dipikirkan, dirasakan, tidak sama dengan kenyataan, sehingga
timbul pertanyaan yang menantang untuk ditemukan jawabannya. Atas
dasar prinsip masalah tersebut, dalam mengidentifikasi masalah dapat
muncul pertanyaan yang terkait dengan apakah, mengapa, bagaimana. Dari
pertanyaan yang muncul tergambar substansi masalah yang terkait dengan
pendekatan atau jenis penelitian tertentu

3
Ibid, hlm.82-96.

11
Langkah kedua: pembatasan masalah yang dalam penelitian
kualitatif sering disebut fokus penelitian. Sejumlah masalah yang
diidentifikasi dikaji dan dipertimbangkan apakah perlu direduksi atau
tidak.Kajian yang terlalu luas memungkinkan adanya hambatan dan
tantangan yang lebih banyak. Kajian yang terlalu luas memungkinkan
adanya hambatan dan tantangan yang lebih banyak. Kajian yang terlalu
spesifik memerlukan kemampuan khusus untuk dapat melakukan kajian
secara mendalam. Pembatasan masalah merupakan langkah penting dalam
menentukan kegiatan penelitian. Meskipun demikian , pembatasan
masalah penelitian kualitatif tidaklah bersifat kaku.

Langkah ketiga: penetapan fokus penelitian. Penetapan fokus


berarti membatasi kajian. Menetapkan fokus berarti menetapkan kriteria
data penelitian. Dengan pedoman fokus masalah seorang peneliti dapat
menetapkan data yang harus dicari. Data yang dikumpulkan hanyalah data
yang yang relevan dengan fokus penelitian. Peneliti dapat meridakeduksi
data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Sebagai catatan bahwa
dalam penelitian kualitatif dapat terjadi penetapan fokus penelitian baru
dilakukan dan dipastikan pada saat peneliti berada dilapangan.

Langkah keempat : pengumpulan data. Pada tahap ini yang perlu


dipenuhi antara lain rancangan atau skenario penelitian, memilih dan
menetapkan setting (latar penelitian), mengurus perijinan, memilih dan
menetapkan informan (sumber data), menetapkan strategi dan teknik
pengumpulan data, serta menyiapkan sarana dan sarana dan prasarana
penelitian penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menemui
sumber data. Hal yang terkait dengan teknik pengumpulan data yang akan
digunakan misalnya observasi, wawancara atau pengamatan.

Langkah kelima : pengolahan dan pemaknaan data . Pada


penelitian yang lain pada umumnya pengolahan data dan pemaknaan data
dilakukan setelah data terkumpul atau kegiatan pengumpulan di lapangan
dinyatakan selesai. Analisis data kualitatif yang meliputi pengolahan dan

12
pemaknaan data dimulai sejak peneliti memasuki lapangan. Selanjutnya,
hal yang sama dilakukan secara kontinyu, saat pengumpulan sampai akhir
kegiatan pengumpulan data secra berulang sampai data jenuh (tidak
diperoleh lagi informasi baru . Dalam hal ini, hasil analisis dan pemaknaan
data akan berkembang, berubah, dan bergeser sesuai perkembangan dan
perubahan data yang ditemukan dilapangan.

Langkah keenam : pemunculan teori. Peran teori dalam penelitian


kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Dalam peneltian kualitatif
teori tidak dimanfaatkan untuk membangun kerangka pikir dalam
menyusun hipotesis. Penelitian kualitatif bekerja secara induktif dalam
rangka menemukan hipotesis. Teori berfungsi sebagai alat dan berfungsi
sebagai fungsi tujuan. Teori sebagai alat dimaksudkan bahwa teori yang
ada dapat melengkapi dan menyediakan keterangan terhadap fenomena
yang ditemui. Teori sebagai tujuan mengandung makna bahwa temuan
penelitian dapat dijadikan suatu teori baru.

Langkah ketujuh : pelaporan hasil penelitian. Laporan hasil


penelitian merupakan bentuk pertanggung jawaban peneliti setelah
melakukan kegiatan pengumpulan data penelitian dinyatakan selesai.
Dalam konteks yang seperti ini , pelaporan hasil penelitian secara tertulis
menurut Sukardi (2003) memiliki nilai guna setidaknya dalam empat hal,
sebagai berikut. (1) sebagai kelengkapan proses penelitian yang harus
dipenuhi oleh para peneliti dalam setiap kegiatan penelitian. (2) sebagai
hasil nyata peneliti dalam merealisasi kajian ilmiah. (3) sebagai dokumen
autentik suatu kegiatan ilmiah yang dapat dikomunikasikan kepada
masyarakat ataupun sesama peneliti. (4) sebagai hasil karya nyata yang
dapat digunakan untuk berbagai keperluan bergantung pada kepentingan
peneliti.4

4
Ibid, hlm.100-106.

13
5. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Penelitian Kuantitatif
Tabel Paradigma dan Metodologis Penelitian.
No. Uraian Paradigma
Kuantitaif Kualitatif

1. Istilah Istilah Alamiah


Teknik Kualitatif
2. Kuantitatif
Pendekatan
Dari dasar
3. Sumber Teori A priori (grounded)

4. Maksud Verifikasi Ekspansionis

Metodologis
Alat fisik, kertas Peneliti sendiri
5. Instrumen
dll
Selama dan
Sebelum sesudah
6. Waktu pengumpulan
Penelitian
data
Muncul-
7. Desain Pasti Berubah

8. Gaya Intervensi Seleksi

9. Perlakuan Stabil Bervariasi

Banyaknya Sesuai
10. Sampel/responden Kebutuhan
tertentu

6. Pengecekan Keabsahan Data


Moleong menyatakan bahw untuk menetapkan keabsahan kualitatif
diperlukan teknik pemeriksaan atas empat kriteria yaitu; 1)
Credibility/derajat kepercayaan, 2) Transferabiity/keteralihan, 3)
Dependability/kebergantungan dan, 4) Confirmability/kepastian.
1) Credibility, paralel dengan validitas internal
Kredibilitas menjadi suatu yang sangat ditekankan dalam
berbagai laporan terkait realitas sosial terutama untuk
mengetahui aspek kelayakan suatu penelitian. Kredibilitas

14
menentukan suatu penelitian dapat diterima atau tidak.
Kredibilitas ini juga bisa kita uji melalui metode triangulasi.
2) Transferability, paralel dengan validitas eksternal
Karena penelitian kualitatif terbatas pada studi intensive dan
kelompok kecil, penemuannya dapat diorientasikan menjadi
konteks yang unik dan signifikan dalam dunia sosial yang
sedang dipelajari.
3) Dependability, paralel dengan reliabilitas
Sejalan dengan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif,
dependability untuk membetuk kepantasan/kesesuain dari ide
penelitian sesuai standar kelayakan, peneliti harus melakukan
auditing misalnya terkait proses penelitian seperti problem
formulation,selection research participant, fieldwork notes, dan
lain-lain.
4) Confirmability, paralel dengan objektivitas Perhatian untuk
menjamin bahwa meskipun mengakui objektivitas yang penuh
dalam penelitian sosial, peneliti dapat menunjukkan kejujuran,
maksudnya tidak terlalu subjektif terhadap nilai-nilai personal.5

B. Penelitian Kuantitatif
1. Definisi Penelitian Kuantitatif
Penelitian kualitatif lebih cocok digunakan untuk meneliti masalah
sosial dan segala sesuatu tema yang sifatnya berkembang, dan sulit di
statistika. Misal meneliti rasa kebahagiaan, meneliti perkembangan
sosial dan masih banyak lagi.
Prof DR Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis (2007:
31) menyatakan bahwa : “Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
berangkat dari sesuatu yang bersifat abstrak difokuskan dengan
landasan teori yang selanjutnya dirumuskan hipotesis untuk diuji
sehingga menuju pada kejadian – kejadian yang konkrit.” Berdasarkan

5
Sunarto, “Metodologi Penelitian”, (Bandar Lampung: Pusaka Media, 2022), hlm.20-
21.
15
dari perspektif tujuannya, penelitian kuantitatif memiliki beberapa
poin. Diantaranya bertujuan untuk mengembangkan model matematis,
dimana penelitian ini tidak sekedar menggunakan teori yang diambil
dari kajian literatur atau teori saja, tetapi juga penting sekali untuk
membangun hipotesis yang memiliki keterhubungan dengan fenomena
alam yang akan diteliti. Jadi penelitian kuantitatif ini memiliki tujuan
penting dalam melakukan pengukuran.
Membicarakan desain penelitian kuantitatif, memiliki dua bentuk,
yaitu;
a) Studi deskriptif , Dikatakan penelitian studi deskriptif apabila
peneliti hanya melakukan uji relasi antar variabel hanya sekali
saja.
b) Studi eksperimental. Sedangkan yang dimaksud dengan
penelitian studi eksperimen apabila peneliti melakukan
pengukuran antar variabel dilakukan sebelum dan sesudah
penelitian.
2. Karakteristik Penelitian Kuantitatif
karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:
a) Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-
down), yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara
menggunakan konsep-konsep yang umum untuk menjelaskan
fenomena-fenomena yang bersifat khusus.
b) Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghundari
hal-hal yang bersifat subjektif.
c) Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
d) Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyususun ilmu
nomotetik yaitu ilmu yang berupaya membuat hokum-hukum dari
generalisasinya.
e) Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang
dibutuhkan, serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan
apa yang telah direncanakan sebelumnya.

16
f) Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan
mengguna-kan alat yang objektif dan baku.
g) Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
h) Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian,
dalam arti dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek
penelitian.
i) Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
j) Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik
statistik
k) Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari
konteks waktu dan situasi.
l) Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah.
3. Jenis-jenis Penelitian Kuantitatif
Ada beberapa jenis metode penelitian kuantitatif, diantaranya :
a) Metode Komparatif
Jenis metode komparatif adalah jenis penelitian yang diperuntukan
mengetahui perbedaan variable yang diteliti. Dimana penelitian ini
tidak mengharapkan kemampuan manipulatif, agar data yang
dihasilkan benar-benar objektif dan akurat. Dengan kata lain,
metode komparatif dilakukan sealami mungkin, sehingga hasil dari
analisa dari hasil perbedaan variable yang diteliti terlihat jelas.
b) Metode deskriptif
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang menyampaikan
fakta dengan cara mendeskripsikan dari apa yang dilihat, diperoleh
dan yang dirasakan. Dalam bahasa jurnalistik, peneliti cukup
menuliskan atau melaporkan hasil laporan pandangan mata
mereka. Dimana penulis cukup menggambarkan subjek objek yang
sedang diteliti tanpa rekayasa atau semacamnya
c) Metode Korelasi
Jenis penelitian kuantitatif yang lain adalah metode penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan dua atau lebih hasil penelitian.

17
Metode ini lebih tepat digunakan untuk membandingkan
persamaan ataupun perbedaan agar hasil penelitian lebih spesifik
dan jelas. Metode penelitian ini lebih tepat dan cocok digunakan
untuk penelitian yang mengetahui titik tolak penelitian yang sudah
jelas.
4. Prosedur Penelitian Kuantitatif
Langkah-langkah melakukan penelitian kuantitatif yang perlu
dipersiapkan adalah sebagai berikut :
a) Membuat Rumusan Masalah
Langkah pertama yang harus dibuat oleh peneliti kuantitatif adalah
membuat rumusan masalah. Jadi rumusan masalah itu berbentuk
kalimat pertanyaan, bukan pernyataan. Terkait pembuatan rumusan
masalah yang baik, harus spesifik, relevan dengan tema yang
diangkat, bersifat baru dan asli dan menarik perhatian.
b) Menentukan Landasan Teori
Langkah yang selanjutnya, yang tidak kalah penting adalah
membuat landasan teori. Landasan teori atau tinjauan pustaka
sebenarnya sebagai salah satu upaya untuk menemukan jawaban
atas rumusan masalah yang sudah ditentukan oleh penulis. Jadi
maksud dari landasan teori adalah peneliti melakukan kajian
literatur dan penelitian yang relevan dengan tema yang diangkat.
Diharapkan, dari kajian teori dari berbagai sumber diharapkan
dapat menemukan jawabannya.
c) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara. Jadi dari kajian teori yang
sudah dilakukan penelitian, maka peneliti bisa membuat jawaban
sementara. Dimana jawaban yang sementara itulah yang nantinya
akan dilakukan pengujian. Apakah hipotesis yang Anda buat itu
benar atau sesuai, atau sebaliknya. Tidak sesuai dan tidak cocok
dengan rumusan masalah di atas.

18
d) Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini upaya Anda sebagai peneliti mengumpulkan
data-data untuk mendapatkan solusi dan jawaban.
e) Menganalisa Data
Langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Dari data yang
yang sudah terkumpul, Anda memang dituntut bisa mengambil
bagian-bagian yang penting dan relevan saja. kemudian, dari data
tersebut Anda melakukan analisis data. Dimana analisis data inilah
upaya untuk menjawab hipotesis yang sudah dibuat sebelumnya.
Membicarakan tentang teknik analisa data pada penelitian
kuantitatif, bisa menggunakan statistik, bisa menggunakan statistic
deskriptif maupun statistika induktif. Kemudian hasilnya dibuat di
dalam pembahasan. Penyampaian atau hasil analisa yang dibuat,
bisa juga disajikan dalam tabel, diagram atau grafik. Cara ini lebih
mudah dipahami daripada disampaikan dalam bentuk deskriptif,
apalagi jika yang disajikan adalah data angka.
f) Kesimpulan
Bagian akhir tentu saja adalah kesimpulan. Kesimpulan cukup
ditulis secara garis besarnya. Tidak perlu dijabarkan secara panjang
dan lebar. Kehadiran kesimpulan ini tidak lain bentuk dari hasil
pengujian hipotesis dan menyampaikan apakah hipotesis tersebut
ditolak atau diterima. Jadi, cukup ditulis secara singkat, padat dan
jelas.6
C. Penelitian Tindakan Kelas
1. Pengertian Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) termasuk dalam ruang lingkup
penelitian terapan (applied research) yang menggabungkan antara
pengetahuan, penelitian dan tindakan. Action research mempunyai
kesamaan dengan penelitian: participatory research, collaborative

6
Sidik Priadana, Denok Sunarsi, “Metode Penelitian Kuantitatif”, (Tanggerang Selatan:
Pascal Books, 2021), hlm. 207-213.

19
inquiry, emancipatory research, action learning, dan contextual action
research. Secara sederhana, action research merupakan “learning by
doing” yang di terapkan dalam konteks pekerjaan seseorang.
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang paling efisien dan efektif pada situasi yang alamiah
(bukan eksperimen). Action research berasumsi bahwa pengetahuan
dapat dibangun dari pengalaman, khususnya pengalaman yang
diperoleh melalui tindakan (action). Dengan asumsi tersebut, orang
biasa mempunyai peluang untuk ditingkatkan kemampuannya melalui
tindakan-tindakan penelitian. Peneliti yang melakukan penelitian
tindakan diasumsikan telah mempunyai keahlian untuk mengubah
kondisi, perilaku dan kemampuan subjek (siswa) yang menjadi sasaran
penelitian.
2. Karakteristik Penelitian Tindakan
a) Tema penelitian bersifat situasional
b) Tindakan diambil berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi diri
Penelitian tindakan berbasis pada hasil evaluasi diri (self-
evaluative) dan pengambilan tindakan diputuskan berdasarkan
refleksi diri (self-reflective) dari peneliti. Proses pengambilan
tindakan tersebut dapat dilakukan dengan mempelajari akar
permasalahan yang menyebabkan kegagalan kinerja dan hasil
analisisnya kemudian diungkapkan untuk mengambil tindakan
baru.
c) Dilakukan dalam beberapa putaran
Paket tindakan terbagi menjadi beberapa putaran atau siklus. Hal
ini memberi kemungkinan satu macam dan satu kali tindakan saja
tidak cukup untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sehingga
perlu dilengkapi dengan tindakan-tindakan lain pada putaran waktu
(siklus) berikutnya.

20
d) Penelitian bertujuan untuk memperbaiki kinerja
Penelitian bertujuan untuk pemberdayaan, perbaikan, peningkatan
mutu dan peningkatan kemampuan/ kompetensi. Keberhasilan
penelitian tindakan diketahui dari perubahan yang terjadi sebelum,
selama dan sesudah pelaksanaan tindakan. Penelitian dinyatakan
berhasil apabila tindakan dapat membuat orang yang sebelumnya
kurang berdaya menjadi lebih berdaya, terjadi peningkatan nilai
atau perbaikan kinerja, dan lain-lain tergantung pada tujuan
dilakukannya tindakan.
e) Dilaksanakan secara kolaboratif atau parisipatorif
Kegiatan penelitian bersifat kolaboratif antara guru/kepala sekolah,
peneliti dan siswa. Kegiatan yang bersifat kolaboratif mengandung
pengertian bahwa masing-masing individu yang terlibat dalam
penelitian mempunyai tugas, tanggung jawab dan kepentingan
yang berbeda tetapi tujuannya sama yaitu memecahkan masalah
untuk peningkatan kualitas pembelajaran/manajemen sekolah.
f) Sampel terbatas
Penelitian tindakan mengambil sampel spesifik pada kelas atau
sekolah dengan sasaran kelompok siswa, kelompok guru atau
manajemen sekolah yang mengalami permasalahan. Pengambilan
sampel tidak dilakukan secara acak sehingga hasil penelitian
tindakan kelas tidak dapat digeneralisasikan untuk wilayah yang
lebih luas.
3. Model-model Penelitian Tindakan Kelas
a) Model Lewin
Lewin mengembangkan model action research dalam sebuah
sistem yang terdiri dari sub sistem input, transformation dan
output. Pada tahap input dilakukan diagnosis permasalahan awal
yang tampak pada individu atau kelompok siswa. Data identifikasi
masalah dikumpulkan berdasarkan umpan balik hasil evaluasi
kinerja sehari-hari. Peneliti telah melakukan studi pendahuluan

21
sebelum menetapkan tindakan penelitian atau menyusun proposal.
Dengan demikian, orang yang paling memahami masalah yang
dihadapi subjek penelitian dan cara mengatasinya adalah peneliti
itu sendiri.
b) Model Riel
Model ke dua dikembangkan oleh Riel (2007) yang membagi
proses penelitian tindakan menjadi tahap-tahap: (1) studi dan
perencanaan; (2) pengambilan tindakan; (3) pengumpulan dan
analisis kejadian; (3) refleksi.
c) Model Kemmis dan Taggart
Kemmis dan Taggart (1988) membagi prosedur penelitian tindakan
dalam empat tahap kegiatan pada satu putaran (siklus) yaitu:
perencanaan – tindakan dan observasi – refleksi. Kegiatan tindakan
dan observasi digabung dalam satu waktu, yaitu pada saat
dilaksanakan tindakan sekaligus dilaksanakan observasi. Guru
sebagai peneliti sekaligus melakukan observasi untuk mengamati
perubahan perilaku siswa. Hasil-hasil observasi kemudian
direfleksikan untuk merencanakan tindakan tahap berikutnya.
Siklus tindakan tersebut dilakukan secara terus menerus sampai
peneliti puas, masalah terselesaikan dan peningkatan hasil belajar
sudah maksimum atau sudah tidak perlu ditingkatkan lagi.
d) Model DDAER
Tiga model PTK yang telah dicontohkan di atas memberi
gambaran bahwa prosedur PTK sebenarnya sudah lazim dilakukan
dalam program pembelajaran. Prosedur PTK akan lebih lengkap
apabila diawali dengan kegiatan diagnosis masalah dan dilengkapi
dengan evaluasi sebelum dilakukan refleksi. Dalam model tersebut,
penelitian tindakan dimulai dari diagnosis masalah sebelum
tindakan dipilih. Secara implisit, diagnosis masalah ini ditulis
dalam latar belakang masalah. Setelah masalah didiagnosis,

22
peneliti mengidentifikasi tindakan dan memilih salah satu tindakan
yang layak untuk mengatasi masalah.
4. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
a) Diagnosis Masalah
Diagnosis masalah dilakukan paling awal, yaitu pada saat
peneliti/guru melakukan pekerjaan sehari-hari. Peneliti mengamati
komponen pembelajaran yang belum optimal sehingga masih
memungkinkan untuk diperbaiki lagi.
b) Perancangan Tindakan
Perancangan tindakan dimulai sejak seorang peneliti menemukan
suatu masalah dan merumuskan cara pemecahan masalahnya
melalui tindakan. Setelah peneliti menetapkan tindakan yang akan
dilakukan, peneliti membuat perancangan tindakan dan menyusun
perangkat yang diperlukan selama tindakan berlangsung.
c) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Observasi dilaksanakan untuk mengamati proses dan dampak.
Observasi proses merekam apakah proses tindakan sesuai dengan
skenarionya, dan gejala-gejala apa yang muncul selama proses
tindakan, baik pada peneliti sebagai aktor, sasaran tindakan, atau
situasi yang menyertainya. Observasi dampak merekam hasil atau
dampak dari pelaksanaan tindakan tersebut. Dampak tindakan yang
berupa prestasi/kompetensi dapat diukur dengan alat tes.
Perekaman data yang bersifat kualitatif sebaiknya langsung
diinterpretasikan agar peneliti tidak kehilangan makna.
d) Analisis Data
Analisis data dalam penelitian tindakan dapat dilakukan secara
deskriptif kuantitatif maupun kualitatif tergantung pada tujuan
penelitian. Penelitian tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa akan memperoleh data kuantitatif tentang
prestasi siswa. Penelitian tindakan yang bertujuan meningkatkan
kualitas proses pembelajaran di kelas akan memperoleh data

23
kualitatif tentang peningkatan kualitas proses pembelajaran atau
pengurangan hambatan-hambatan yang menyebabkan kualitas
proses pembelajaran menjadi rendah.
e) Evaluasi dan Refleksi
Evaluasi dalam penelitian tindakan berfungsi untuk mengambil
keputusan keberlanjutan tindakan penelitian. Keputusan diambil
berdasarkan pertimbangan yang membandingkan antara hasil yang
diobservasi, dengan hasil yang diharapkan atau kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya.7
5. Macam-macam Penelitian Tindakan Kelas
a) PTK yang Dilakukan Secara Individual
Dalam PTK yang dilakukan secara individual, guru/dosen sebagai
peneliti sekaligus sebagai praktisi.
b) PTK yang Dilakukan Secara Kolaboratif
PTK dalam bentuk kolaboratif/kelompok melibatkan sekelompok
guru/dosen, sehingga ada guru/dosen sebagai peneliti dan
guru/dosen sebagai praktisi.
c) PTK yang Dilakukan Secara Kelembagaan
Berbeda dengan PTK yang dilakukan secara prorangan atau PTK
yang dilakukan secara kelompok memiliki skop terbatas atau
berfokus pada topik area yang sempit, misalnya berfokus pada
hubungan antara proses pembelajaran dan hasil yang ingin dicapai.
PTK yang dilakukan secara kelembagaan memiliki skop penelitian
yang lebih luas dan ditujukan untuk perbaikan lembaga.8
D. Penelitian Pengembangan
1. Pengertian Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan dalam Bahasa inggris dikenal dengan
Research and Development (R&D). penelitian pengembangan ini
berarti suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan
7
Endang Mulyatiningsih, “Metode Penelitian Tindakan Kelas”, Modul Pelatihan
Pendidikan Profesi Guru, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2020),hlm. 1-12
8
Sunarto, “Metodologi Penelitian”,….hlm. 60-61.

24
suatu produk tertentu, serta mengetahui keefektifan produk tersebut.
Ada beberapa istilah tentang penelitian dan pengembangan. Borg and
Gall menggunakan nama Research and Development/ R&D yang dapat
diterjemahkan menjadi penelitian dan pengembangan. Richey and
Kelin menggunakan nama Design and Development Research yang
dapat diterjemahkan menjadi Perancangan dan Penelitian
Pengembangan. Thiagarajan menggunakan Model 4D merupakan
singkatan dari Define, Design, Development and Dissemination. Dick
and Carry menggunakan istilah ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, Evaluation), dan Development
Research, yang dapat diterjemahkan menjadi
penelitian pengembangan.9
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan suatu produk tertentu serta menguji keefektifan
produk tersebut.10
2. Ciri-ciri Penelitian Pengembangan
Menurut Borg and Gall, terdapat empat ciri utama dalam penelitian
dan pengembangan, yaitu:
a. Studying research findings pertinent to the product to be develop.
Artinya, melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-
temuan penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
b. Developing the product base on this findings. Artinya,
mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
c. Field testing in the setting where it will be used eventually. Artinya,
dilakukan uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya dimana
produk tersebut nantinya digunakan.

9
Sugiyono,”Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”,
(Bandung:Alfabeta,2021), hlm.394.
10
Sunarto,”Metodologi Penelitian”,…., hlm.63.

25
d. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Artinya, melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang ditemukan dalam tahap-tahap uji lapangan.11
3. Model-model penelitian pengembangan (Pendidikan)
a. Model Dick & Carey
Model penelitian pengembangan Dick & Carey, memiliki 10 langkah
sebagai berikut:
1) Identifikasi tujuan (program pembelajaran atau produk), ditandai
dengan analisis kebutuhan.
2) Analisis instruksional; untuk mengidentifikasi aspek yang
dilibatkan dalam mencapai tujuan. Aspek bisa berupa
keterampilan khusus, prosedur, tugas-tugas belajar.
3) Identifikasi input; sikap siswa, latar belakang, karktersitik
pembelajaran.
4) Penerjemahan kebutuhan dan tujuan pembelajaran ke dalam
tujuan perilaku spesifik.
5) Pengembangan instrumen penilaian.
6) Pengembangan strategi (pembelajaran) khusus.
7) Pengembangan materi pembelajaran, dapat mencakup buku teks
atau media.
8) Mendesain evaluasi formatif, evaluasi formatif sebagai dasar
pengmbilan keputusan.
9) Revisi
10) Mendesain evaluasi sumatif, untuk menguji keefektifan
program (produk)
b. Model Jolly & Bolitho
Jolly dan Bolitho merangkum tahapan penelitian pengembangan,
terutama penelitian penyusunan materi ajar bahasa, dalam bentuk
flowchart sebagai berikut :

11
Ibid, hlm.65.

26
Identifikasi Masalah

Identifikasi oleh guru atau siswa, tentang pengembangan produk


(penelitian pengembangan) yang akan dipecahkan.

Eksplorasi

Eksplorasi terhadap masalah; bahasa, makna, fungsi, keterampilan,


dll.

Realisasi Kontekstual

Menuyusun material/instrument baru melalui penemuan gagasan yang


kontekstual

Realisasi Pedagogi

Penyusunan pedoman (instrumen) materi/produk yang akan


dikembangkan

27
Produksi Fisik

Pembuatan produk dengan memperhatikan bahan, tampilan, bentuk,


ukuran, dsb

Penggunaan

Penggunaan produk oleh siswa (uji coba alat/produk)

Evaluasi

Evaluasi produk

c. Model penelitian pengembangan model 4D


1) Tahap I : Define (pendefinisian)
Tahap define adalah tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pembelajaran.
2) Tahap II : Design (perancangan)
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat
pembelajaran.
3) Tahap III : Develop (pengembangan)
Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk
pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, yakni:

28
penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, uji
coba pengembangan (developmental testing).
4) Tahap IV : Dissemenate (penyebaran)
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan.
Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk
pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu
kelompok, atau sistem.
4. Langkah-langkah penelitian pengembangan
Secara konsteptual, pendekatan penelitian dan pengembangan
mencakup 10 langkah umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gall yaitu;
a. Research and information collecting; termasuk dalam langkah ini
antaralain studi literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang
dikaji, dan persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;
b. Planning; termasuk dalam langkah ini merumuskan kecakapan dan
keahlian yang berkaitan dengan permasalahan, menentukan tujuan
yang akan dicapai pada setiap tahapan, dan jika mungkin/diperlukan
melaksanakan studi kelayakan secara terbatas:
c. Develop preliminary form of product, yaitu mengembangkan bentuk
permulaan dari produk yang akan dihasilkan. Termasuk dalam
langkah ini adalah persiapan komponen pendukung, menyiapkan
pedoman dan buku petunjuk, dan melakukan evaluasi terhadap
kelayakan alat-alat pendukung;
d. Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal
dalam skala terbatas. dengan melibatkan subjek sebanyak 6-12 subjek.
Pada langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan
dengan cara wawancara, observasi atau angket;
e. Main product revision, yaitu melakukan perbaikan terhadap produk
awal yang dihasilkan berdasarkan hasil ujicoba awal. Perbaikan ini
sangat mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil
yang ditunjukkan dalam ujicoba terbatas, sehingga diperoleh draft
produk (model) utama yang siap diujicoba lebih luas;

29
f. Main field testing, uji coba utama yang melibatkan seluruh
mahasiswa.
g. Operational product revision, yaitu melakukan perbaikan atau
penyempurnaan terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk
yang dikembangkan sudah merupakan desain model operasional yang
siap divalidasi;
h. Operational field testing, yaitu langkah uji validasi terhadap model
operasional yang telah dihasilkan;
i. Final product revision, yaitu melakukan perbaikan akhir terhadap
model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final);
5. Dissemination and implementation, yaitu langkah menyebarluaskan
produk atau model yang dikembangkan
E. Penelitian Evaluasi
1. Pengertian Penelitian Evaluasi
Evaluasi program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai
suatu program dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk
membantu merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik.
Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam
mendeskripsikan dan menilai komponen- komponen yang dinilai, apakah
sesuai dengan ketentuan atau tidak.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas dapat simpulkan bahwa
penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur miah yang sistematis yang
dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu
program) sesuai dengan tajuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara
mengumpulkan, mganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang
dilakukan secara objektif. Kemudian merumuskan dan menentukan
kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif
dan keuntungan suatu program.12

12
Ibid, hlm.69-72.

30
2. Fungsi dan Tujuan Penelitian Evaluasi
Michael Scriven mengemukakan bahwa secara garis besar fungsi
penelitian evaluasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu;
Evaluasi formatif difungsikan sebagai pengumpulan data pada waktu
pendidikan masih berlangsung. Data hasil evaluasi ini dapat digunakan
untuk "membentuk" (to form) dan memodifikasi program kegiatan. Jika
pada pertengahan kegiatan sudah diketahui hal-hal apa yang negatif dan
para pengambil keputusan sudah dapat menentukan sikap tentang kegiatan
yang sedang berlangsung maka terjadinya pemborosan yang mungkin akan
terjadi, dapat dicegah.

Evaluasi sumatif dilangsungkan jika program kegiatan sudah betul-


betul selesai dilaksanakan. Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk
menentukan sejauh mana sesuatu program mempunyai nilai kemanfaatan,
terutama jika dibandingkan dengan pelaksanaan program-program yang
lain. Penilaian sumatif bermanfaat datanya bagi para pendidik yang akan
mengadopsi program yang dievaluasi berkenaan dengan hasil,
program atau prosedur.
3. Prosedur Penelitian Evaluasi
Sedangkan prosedur penelitian evaluasi menurut Suharsimi Ankunto
adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mengadakan pengkajian terhadap buku-buku, lapangan dan
menggali informasi dari para pakar untuk memperoleh gambaran
tentang masalah yang akan diteliti.
b. Peneliti merumuskan problematika penelitian dalm bentuk pertanyaan
penelitian setelah terlebih dahulu mengkaji lagi sumber-sumber yang
relevan untuk memperoleh ketajaman problematika.
c. Peneliti menyusun proposal penelitian dengan mencantumkan latar
belakang masalah, alasan mengadakan penelitian, problematika,
tujuan, hipotesis (disertai dengan dukungan teori dan penemuan-
penemuan penelitian), metodologi penelitian yang memuat subjek

31
penelitian (populasi dan sampel dengan rincian besarnya sampel,
teknik sampling dan siapa sampel penelitiannya), instrumen
pengumpulan data dan teknik analisis data.
d. Peneliti mengatur perencanaan penelitian, menyusun instrumen,
menyiapkan kancah penelitian dan melaksanakn uji coba instrumen.
e. Pelaksanan penelitian dalam bentuk yang disesuaikan dengan model
penelitian yang telah dipilih. Dalam penelitian evaluasi peneliti
mungkin mengambil model eksperimen murni (jika persyaratan-
persyaratan terpenuhi) atau model eksperimen pura-pura. Dalam hal
ini penelitian berfikir bahwa dalam mengevaluasi program dipikirkan
mesti ada sesuatu yang dilaksanakan. Peneliti mengukur tingkat
keberhasilan perlakuan yang dilaksanakan dalam progran yang
dievaluasi. Dalam hal ini peneliti telah mengkaji rencana pengelola
program melalui sasaran yang dikehendaki sesudah perlakuan
diberikan. Dengan kata lain pelaksana penelitian evaluasi sudah
menyiapkan tolok ukur.
f. Peneliti mengumpulkan data dengan instrumen yang telah disusun
berdasrkan rincian komponen-komponen yang akan dievaluasi.
g. Menganalisis data yang terkumpul dengan mengeterapkan tolok ukur
yang telah dirumuskan oleh peneliti sesual dengan tujuan yang telah
ditetapkan oleh pengelola program.
h. Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan atas gambaran sejauh
mana data sesuai dengan tolok ukur.
i. Informasi mengenai hasil penelitian evaluasi disampaikan kepada
pengelola program atau pihak yang minta bantuan kepada peneliti
evaluasi. Evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagi tindak lanjut program yang dievaluasi. Wujud tindak lanjut ada
tiga alternatif yatu:
1) Program disebarluaskan karena dipandang baik
2) Program direvisi karena ada hal-hal yang belum sesuai dengan
tolol ukur yang dikehendaki

32
Program dihentikan karena ada bukti bahwa kurang atau tidak baik.

F. Penelitian Deskriptif/eksplanasi
1. Pengertian Penelitian Deskriktif
Menurut Hidayat syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya
terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu. Sedangkan menurut
Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu
keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait
dengan variabel- variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka
maupun kata-kata.
Penelitian deskriptif tidak hanya terbatas pada masalah pengumpulan
dan penyusunan data, tapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang
arti data tersebut. Oleh karena itu, penelitian deskriptif mungkin saja
mengambil bentuk penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang
membandingkan satu fenomena atau gejala dengan fenomena atau gejala
lain, atau dalam bentuk studi kuantitatif dengan mengadakan klasifikasi,
penilaian, menetapkan standar, dan hubungan kedudukan satu unsur
dengan unsur yang lain.
Contoh permasalahan penelitian yang tergolong penelitian deskriptif
seperti: "Bagaimanakah gambaran kebiasaan membaca di kalangan
mahasiswa ?", "Bagaimanakah gambarn jumlah putus sekolah di tingkat
sekolah dasar ?", "Bagaimanakah gambaran pelaksanaan sistem kredit
semester di perguruan tinggi?".
Penelitian ini memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut :
1) Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau
masalah yang dihadapi pada masa sekarang.
2) Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian
dianalisis dengan menggunakan teknik analitik.
3) Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.

33
4) Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.
5) Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik
tertentu dan bukan teknik lainnya.
2. Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Furchan menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu;
1) Studi kasus
Yaitu suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial
yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel
penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti.
Dalam penelitian ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga
kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis.
2) Survei
Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas
dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah
untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang
individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai sampel)
dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-
hal yang nyata, sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, survei sampel
tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal yang
tidak nyata.
3) Studi perkembangan
Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh
informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat- sifat anak pada
berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-
tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan berkembang.
Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode
cross-sectional.
4) Studi tindak lanjut
Yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi
perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.

34
5) Analisis documenter
Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan
untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.
6) Analisis kecenderungan
Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa
yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-
kecenderungan yang terjadi.
7) Studi korelasi
Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya
hubungan antar variabel yang diteliti.
3. Langkah-Langkah Penilitian Deskriktif
Penelitian deskriptif mempunyai langkah-langkah penting sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk
dipecahkan melalui metode deskriptif.
2) Membatasi dan merumuskan permasalahn secara jelas.
3) Menetukan tujuan dan manfaat penelitian.
4) Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5) Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau
hipotesis penelitian.
6) Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam
hal ini menetukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan
instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.
7) Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistika yang relevan.
Membuat laporan penelitian.13
G. Penelitian Eksperimen
1. Pengertian Penelitian Eksperimen
Hamid Darmadi menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah
satusatunya metode penelitian yang benar-benar dapat menguji
hipotesis hubungan sebab-akibat. Metode ini menyajikan pendekatan
13
Ibid, hlm. 81-84.

35
yang paling valid untuk menyelesaikan masalah-masalah
sosial/pendidikan; suatu metode yang sistematis dan logis untuk
menjawab pertanyaan: “Jika penyelidikan dilakukan pada
kondisikondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang akan
terjadi?”
Sudjana dan Ibrahim mengatakan bahwa penlitian Eksperimen
pada umumnya dianggap sebagai metode penelitian yang paling
canggih dan dilakukan untuk menguji hipotesis.
2. Karakteristik Penelitian Eksperimen
Secara umum karakteristik penelitian eksperimen dalam bidang
pendidikan mempunyai ciri utama, yaitu:
a) ada perlakuan,
b) dilakukan manipulasi variabel,
c) ada control, dan
d) dilakukan penugasan random. Ini berarti, pada eksperimen
pada bidang pendidikan penugasan random merupakan unsur
yang menjadi ciri yang membedakannya dari eksperimen
secara umum.
3. Bentuk-bentuk Desain Penelitian Eksperimen
Menurut Sugiyono (2017:109) terdapat beberapa bentuk desain
eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian bisnis yaitu: Pre-
Eksperimental Design, True Eksperimental Design, Factorial Design
dan Quasi Eksperimental Design.
a) Pre-Eksperimental
Designs Disebut preexperimental design karena desain ini belum
merupakan ekssperimen sungguh-sungguh. Masih terdapat variabel
luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu
bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.

36
Dalam preexperimental design terdapat tiga alternatif
desain, yaitu: one-shot case study, One group pretest-posttest
design, dan Intact-group comparison.
b) True Eksperimental
Design Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya eksperimen. Jadi validitas internal (kualitas pelaksnaaan
rancangan penelitian) menjadi tinggi.
True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang
digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol
diambil secara random dari populasi tertentu atau dengan kata lain
dalam true experiments pasti ada kelompok kontrol dan
pengambilan sampel secara random. Selanjutnya jenis penelitian
yang termasuk dalam true experiments adalah: pretestposttes
control group design, posttest-only control group design,
extensions of true experimental design, multigroup design,
randomized block design, latin square design, factorial design.
c) Factorial Design
Desain merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu
dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator
yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil. Semua grup dipilih
secara random kemudian diberi pretest. Grup yang akan digunakan
untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh
nilai pretest yang sama.
d) Quasi Eksperiment
Quasi experiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura.
Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari trueexperimental
design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel
kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

37
Bentuk-bentuk quasi experiments yaitu, Time Series Design dan
Nonequivalent control group design.14
4. Proses Penelitian Eksperimen
Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian
eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut:
a) Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti
b) Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok
eksperimen dan kelompok control.
c) Pembuatan atau pengembangan instrumen
d) Pemilihan desain penelitian
e) Eksekusi Prosedur
f) Melakukan analisis data
g) Memformulasikan simpulan15
H. Penelitian Ex Post facto
1. Pengertian Penelitian Ex post Facto
Penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana variabel-
variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan
variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian. Nama ex post facto
sendiri dalam bahasa latin artinya “dari sesudah fakta”. Penelitian ex
post facto secara metodis merupakan penelitian experimen yang juga
menguji hipotesis tetapi tidak memberikan perlakuan-perlakuan
tertentu karena sesuatu sebab untuk memberikan perlakuan atau
manipulasi. Biasanya karena alasan etika manusiawi atau gejala atau
peristiwa tersebut sudah terjadi dan ingin menelusuri faktor-faktor
penyebabnya atau hal-hal yang mempengaruhinya.
Penelitian Ex Post Facto bertujuan menemukan penyebab yang
memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang
disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang
disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang
14
Andi Ibrahim dkk, “Metodologi Penelitian”, (Makassar: All Right Reserved, 2018),
hlm. 55-65.
15
Sunarto, “Metodologi Penelitian”,…, hlm. 89-89.

38
menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara keseluruhan sudah
terjadi. Penelitian Ex Post Facto merupakan penelitian dimana
variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan
pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Dalam penelitian
ini keterikatan antara variabel bebas maupun antar variabel bebas
dengan variabel terikat sudah terjadi secara alami.
2. Ciri-Ciri Penelitian Ex Post Facto
Adapun ciri-ciri penelitian ex post facto adalah sebagai berikut :
a) Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
b) Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke
belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
c) Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal
penelitian eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut
adalah:
 Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan
memanipulasi faktor-faktor yang diperlukan untuk meneliti
hubungan sebab akibat secara langsung
 Jika kontrol semua variabel kecuali independent tunggal,
tidak realistik, dan artificial, mencegah interaksi yang
normal dengan variable lain yang mempengaruhi.
 Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak
praktis dari segi biaya dan etik dipertanyakan.
3. Langkah-Langkah Penelitian Ex Post Facto
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, peneliti perlu
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Perumusan Masalah
Masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab atau kausa bagi
munculnya variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-
hasil penelitian yang pernah dilakukan atau penafsiran peneliti
terhadap hasil observasi fenomena yang diteliti. Masalah penelitian
ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan.

39
b) Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan peneliti harus mampu
mengidentifikasikan tandingan atau alternatif yang mungkin dapat
menerangkan hubungan antar variabel independen dan dependen.
c) Pengelompokkan Data
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama
kelompok yang diplih harus memiliki karakteristik yang menjadi
konsen penelitian. Selanjutnya Peneliti memilih kelompok yang
tidak memiliki karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.
d) Pengumpulan Data
Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang
berhubungan dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan
faktor yang dimungkinkan munculnya hipotesis tandingan. Karena
penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, sering kali
data yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti tinggal
memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen
seperti les, angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpul
data bagi peneliti.
e) Analisis Data
Teknik analisis data yang digunaka, serupa dengan yang digunakan
dalam penelitian diferensial maupun eksperimen. Dimana
perbandingan nilai variabel dependen dilakukan antar kelompok
subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat
dilakukan dengan teknik analaisi uji-T, independen atau ANAVA,
tergantung dari jumlah kelompok dari faktor tersebut. Apapun
teknik analisis statistik inferensial yang digunakan, biasanya
analisis tersebut diawali dengan perhitungan niali rata-rata atau
mean dan standar deviasi untuk mengetahui antar kelompok secara
deskripitif.

40
f) Penafsiran Hasil
Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan
secara hatihati. Kualitas hubungan antar variabel independen dan
dependen sangat tergantung pada kemampuan peneliti untuk
memilih kelompok perbandingan yang homogen dan keyakinan
bahwa munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah.16
I. Penelitian Survey
1. Pengertian Penelitiann Survey
a) Informasi dikumpulkan dari sekelompok orang untuk
menggambarkan beberapan aspek atau karakteristik (seperti
kemampuan, pendapat, sikap, kepercayaan, dan pengetahuan).
b) Cara utama dalam pengumpulan indormasi adalah melalui
mengajukan pertanyaan. Jawaban pertanyaan dari anggota
kelompok merupakan data penelitian.
c) Informasi dikumpulkan dari sampel dan bukan dari setiap anggota
populasi.17
2. Karakteristik Ilmiah Penelitian Survei
a) Logis
Kekhasan yang pertama penelitian survei adalah kelogisan.
Penelitian survei dilaksanakan dengan menggunakan prosedur
berpikir logis, dalam arti rasional. Cara kerja yang tidak rasional
tidak dapat dipakai dalam metode penelitian survei. Secara lebih
spesifik, penelitian survei menggunakan cara berpikir deduktif dan
induktif. Seperti diuraikan dalam pendahuluan. Penelitian survei
sangat erat kaitannya dengan paradigma positivisme. Unsur-unsur
kelogisan yang dimaksudkan dalam kekhasan yang pertama ini
benar-benar mirip dengan kelogisan dalam paradigma positivisme.

16
Andi Ibrahim dkk, “Metodologi Penelitian”,…, hlm. 65-72.
17
Sunarto, “Metodologi Penelitian”,…, hlm. 99.

41
b) Deterministik
Sebagai konsekuensi cara berpikir logis tersebut, penelitian survei
harus menentukan sistem atau kerangka berpikir terlebih dahulu
dan membangun hipotesis untuk dibuktikan. Hipotesis-hipotesis
tersebut bersifat eksplanatif terhadap variabel-variabel yang terkait.
Eksplanasinya dapat berupa eksplanasi mengenai hubungan
korelasional maupun hubungan kausal atas beberapa fenomena
yang dijadikan variabel.
c) General
Penelitian survei, yang notabene menggunakan sampel dalam
penelitiannya, tidak dimaksudkan hanya untuk menjelaskan sampel
dimaksud saja melainkan untuk digeneralisasikan secara lebih luas
sampai kepada cakupan populasinya. Oleh karena itu, penelitian
survei disebut bercirikan umum/general. Keumuman di atas terkait
dua hal. Pertama, sang peneliti dapat melakukan replikasi terhadap
temuan-temuannya pada beberapa sub kelompok. Kedua, temuan-
temuan penelitian terdahulu dapat direplikasi oleh peneliti
berikutnya atau direplikasi pada sampel-sampel atau sub-sub
kelompok lannya.
d) Parsimonious
Penelitian survei adalah penelitian yang hemat karena beberapa
hal. Pertama, untuk meneliti populasi yang besar seorang penenliti
dapat menghemat energinya dengan cara pengambilan sampel.
Kedua, untuk meneliti fenomena yang rumit dalam kehidupan
banyak unsur yang saling terkait satu sama lain, seorang peneliti
dapat menggunakan kerangka berpikir yang dimodelkan dari
hubungan-hubungan antar variabel. Ketiga, untuk menganalisis
data, sang peneliti dapat menggunakan mesin atau komputer
sehingga analisi dapat dilakukan secara lebih efisien.
e) Spesifik

42
Penelitian survei disebut spesifik karena sebelum pengambilan
data, sang peneliti harus menyusun defenisi-defenisi operasioanal
terhadap variabel-variabel yang diteliti. Di samping itu, terkait data
lapangan, instrumen-instrumen pengambilan data harus dijamin
validitasnya. Akibatnya, data yang diperoleh juga dijamin valid.
3. Langkah- langkah Penelitian Survei
a) Menentukan permasalahan
b) Menentukan tujuan penelitian
c) Menentukan Tipe Survei
d) Sample Design
e) Menentukan Besarnya Sample
f) Membuat Pertanyaan dan Memilih Alat Tes Apa yang Akan
Digunakan
g) Menentukan bentuk “Data Collection” Sesuai Defenisi Konseptual
Alat Penelitian
h) Memproses Data
i) Melakukan Analisis Data
j) Pembahasan Hasil18
4. Jenis Penelitian Survey
a) Survei Cross-Sectional
Survei Cross-Sectional mengumpulkan informasi dari sampel yang
telah diambil dari populasi yang telah ditentukan. Selanjutnya,
informasi dikumpulkan hanya dalam atu waktu, walaupun waktu
yang dibutuhkan untuk menumpulkan semua data dapat
berlangsung dari satu hari ke beberapaminggu atau lebih.
b) Survei Longitudional
Dalam survei longitudional, informasi dikumulkan pada titik waktu
yang berbeda untuk mempelajarai perubahan dari waktu ke waktu.
Tiga desain survei longitudional umumnya digunakan dalam

18
Maidiana, “Penelitian Survey”, Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 2, 2021. hlm 22-23.

43
penelitian suervey yaitu: studi kecerendungan, studi kelompok, dan
studi panel.19
J. Penelitian Studi Kasus
1. Pengertian Studi Kasus
Menurut bahasa Inggris “A Case Study” atau “Case Studies”. Kata
“Kasus” diambil dari kata “Case” artinya kasus, kajian , peristiwa
Sedangkan arti dari “case”sangatlah komplek dan luas.
Menurut Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si (2017:5)
menyimpulkan bahwa Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan
ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang
suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan,
sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh
pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Pada umumnya
tarjet penelitian studi kasus adalah hal yang actual (Real-Life) dan
unik. Bukan sesuatu yang sudah terlewati atau masa lampau.
Merriam & Tisdell (2015) mendefinisikan studi kasus sebagai
diskripsi dan analisis mendalam dari bounded system, sebuah system
yang tidak bisa terlepas dari satu kasus dengan kasus yang lain Karena
dalam studi kasus memunculkan adanya bagianbagian system yang
bekerja secara terintergratif dan berpola dengan yang lain.20
2. Karakeristik Studi Kasus
Berdasarkan pendapat Yin (2003a, 2009); Van Wynsberghe dan
Khan (2007); dan Creswell (2003. 2007) secara lebih terperinci,
karakteristik penelitian studi kasus dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Menempatkan obyek penelitian sebagai kasus
Seperti telah dijelaskan di dalam pengertian penelitian studi kasus
di depan, keunikan penelitian studi kasus adalah pada adanya cara
pandang terhadap obyek penelitiannya sebagai 'kasus'. Bahkan,
secara khusus, Stake (2005) menyatakan bahwa penelitian studi
19
Sunarto, “Metodologi Penelitian”,…, hlm. 100-101.
20
Taufik hidayat, “Pembahasan Studi Kasus Sebagai Bagian Metodologi Penelitian”,
Jurnal pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto,2020, hlm.2-3.

44
kasus bukanlah suatu pilihan metoda penelitian, tetapi bagaimana
memilih kasus sebagai obyek atau target penelitian. Pernyataan ini
menekankan bahwa peneliti studi kasus harus memahami
bagaimana menempatkan obyek atau target penelitiannya sebagai
kasus di dalam penelitiannya.
b) Memandang Kasus Sebagai Fenomena yang bersifat
Kontemporer
Bersifat kontemporer, berarti kasus tersebut sedang atau telah
selesai terjadi, tetapi masih memiliki dampak yang dapat dirasakan
pada saat penelitian dilaksanakan, atau yang dapat menunjukkan
perbedaan dengan fenomena yang biasa terjadi. Dengan kata lain,
sebagai bounded system (sistem yang dibatasi), penelitian studi
kasus dibatasi dan hanya difokuskan pada hal- hal yang berada
dalam batas tersebut. Pembatasan dapat berupa waktu maupun
ruang yang terkait dengan kasus tersebut.
c) Dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya
Sebagai penelitian dengan obyek kehidupan nyata, penelitian studi
kasus mengkaji semua hal yang terdapat disekeliling obyek yang
diteliti, baik yang terkait langsung, tidak langsung maupun sama
sakali tidak terkait dengan obyek yang diteliti. Penelitian studi
kasus berupaya mengungkapkan dan menjelaskan segala sesuatu
yang berkaitan dengan obyek yang ditelitinya pada kondisi yang
sebenarnya, baik kebaikannya, keburukannya, keberhasilannya,
maupun kegagalannya secara apa adanya. Sifat yang demikian
menyebabkan munculnya pandangan bahwa penelitian studi kasus
sangat tepat untuk menjelaskan suatu kondisi alamiah yang
kompleks.
d) Menggunakan berbagai sumber data
Adapun bentuk-bentuk data tersebut dapat berupa catatan hasil
wawancara, pengamatan lapangan, pengamatan artefak dan
dokumen. Catatan wawancara merupakan hasil yang diperoleh dari

45
proses wawancara, baik berupa wawancara mendalam terhadap
satu orang informan maupun terhadap kelompok orang dalam suatu
diskusi. Sedangkan catatan lapangan dan artefak merupakan hasil
dari pengamatan atau obervasi lapangan. Catatan dokumen
merupakan hasil pengumpulan berbagai dokumen yang berupa
berbagai bentuk data sekunder, seperti buku laporan, dokumentasi
foto dan video.
e) Menggunakan teori sebagai acuan penelitian
Karakteristik penelitian studi kasus yang relatif berbeda
dibandingkan dengan strategi atau metoda penelitian studi kasus
yang lain adalah penggunaan teori sebagai acuan penelitian.
Berdasarkan pemikiran induktif yang bermaksud untuk
membangun pengetahuan-pengetahuan baru yang orisinil,
penelitian kualitatif selalu dikonotasikan sebagai penelitian yang
menolak penggunaan teori sebagai acuan penelitian. Penggunaan
teori sebagai acuan dianggap dapat mengurangi orisinalitas temuan
dari penelitian kualitatif.
3. Jenis-jenis Studi Kasus
Terdapat 3 (tiga) macam tipe studi kasus, yaitu:
a) Studi kasus intrinsik (intrinsic case study), apabila kasus yang
dipelajari secara mendalam mengandung hal-hal yang menarik
untuk dipelajari berasal dari kasus itu sendiri, atau dapat dikatakan
mengandung minat intrinsik (intrinsic interest).
b) Studi kasus intrumental (intrumental case study), apabila kasus
yang dipelajari secara mendalam karena hasilnya akan
dipergunakan untuk memperbaiki atau menyempurnakan teori yang
telah ada atau untuk menyusun teori baru. Hal ini dapat dikatakan
studi kasus instrumental, minat untuk mempelajarinya berada di
luar kasusnya atau minat eksternal (external interest).
c) Studi kasus kolektif (collective case study), apabila kasus yang
dipelajari secara mendalam merupakan beberapa (kelompok) kasus,

46
walaupun masing-masing kasus individual dalam kelompok itu
dipelajari.21
4. Kelebihan dan Kelemahan Studi Kasus
a) Kelebihan Studi Kasus
 Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan
hal-hal yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh
studi yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna di balik
fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
 Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga
memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang
berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak
dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat.
b) Kelemahan Studi Kasus
Dari kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari
segi validitas, reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang
sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter
yang digunakan dalam penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk
mencari generalisasi.22
5. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus
Dalam pelaksanaan kajian atau penelitian studi kasus, maka tidak akan
lepas dengan poses yang secara teratur dan berkelanjutan. Beberapa
tahapan yang harus dilalui oleh peneliti diantaranya:
a) Pemilihan Tema atau Topik Penelitian
Tema atau topic dalam penelitian menjadi hal sangat penting dalam
kajian studi kasus. Hal ini disebabkan tema adalah “body of
knowledge” begitu penting pemilihan tema maka alangkah baiknya
peneliti haruslah melihat latar belakang akademisi yang menji
bagian dari keilmuanya. Sebagai contok seorang mahasiswa
jurusan pendidikan Bahasa Inggris, maka wajiblah dalam

21
Sunarto, “Metodologi Penelitian”,…, hlm. 109-112.
22
Ibid, hlm. 113.

47
menentukan tema penelitian yang berkaitan dengan kasusu-kasus
yang sering muncul di bidang pendidikan Bahasa Inggris, sehingga
hasil kajian peneliatnya akan mendalam dan komprehensif karena
sesua dengan bidang keilmuanya.
b) Kajian Teori Penelitian
Pada tahapan kedua ini, peneliti harus mau dan siap untuk
membaca dan juga menelaah kajian teori-teori, yang ada pada buku
bacaan, jurnal, majalah ilmiah, surat kabar dan juga laporan
penelitian terdahulu.
c) Perumusan Masalah
Pada proses perumusan masalah, peneliti di tuntut untuk lebih teliti
hal apa yang akan di jadikan pokok masalah pada penelitian,
menurut Dr. Suwartono (2014: 24) perumusan suatu permasalahan
perlu dilakukan untuk memperjelas masalah yang dihadapi. Untuk
menghindari kurang mendalamnya hasil penelitian. Maka seorang
peneliti bisa mengfokuskan pada titik yang menjadi pusat
perhatian.
d) Pengumpulan Data
Menurut Dr. Suwartono, M. Hum (2014:41) pengumpulan data
adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data,
menghimpun, mengambil atau menjaring data penelitian. Pada
proses pengumpulan data studi kasus, peneliti dapat menggunakan
beberapa teknik diantarantanya adalah wawancara, observasi dan
dokumentasi.
e) Pengolahan dan Analisis Data
Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk
memberikan makna atau memaknai data dengan mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan
mengkategorikannya menjadi bagian-bagian berdasarkan
pengelompokan tertentu sehingga diperoleh suatu temuan terhadap
rumusan masalah yang diajukan. Untuk dapat menyimpulkan hasil

48
temuan pastilah tidak semudah yang kita pikirkan karena peneliti
akan dituntut harus melalui tahapan-tahapan proses dan ini
memerlukan ketelitian, kecerdasan tersendiri. Tidak hanya
kecerdasan dan ketelitian yang menjamin akan hasil nya tepat
wawasan retorika, pengalaman peneliti dan bimbingan dosen akan
sangat berpengaruh terhadap informasi hasil temuan pada
penelitian.
f) Simpulan dan Laporan
Hasil Penelitian Pada akhir proses penelitian, peneliti akan
mengkroscek ,mengulang dan meringkas hasil temuan yang sudah
di lakukan kemudian membuat hasil kesimpulan temuan.23

23
Taufik hidayat, “Pembahasan Studi Kasus Sebagai Bagian Metodologi Penelitian”,….,
hlm. 6-7.

49
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Manusia adalah makhluk yang diberi keistimewaan oleh sang


khalik Allah SWT dalam bentuk akal dan pikiran. Dengan akal dan pikiran
manusia mampu berpikir secara ilmiah untuk menemukan kebenaran dari
ilmiah untuk menemukan kebenaran dari misteri kehidupan. Penemuan
kebenaran melalui prises berpikir secara ilmiah tentu membutuhkan prose
dan metodenya yang akurat dan tepat.
Simpulan dari pembahasan diatas menjawab rumusan-rumusan
masalah yang ada. Mulai dari konssep penelitian itu sendiri, karakteristik,
langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian, dan beberapa hal yang arus
diperhatikan dalam penelitian tersebut telah dibahas dalam pembahsan
diatas.
Masing-masing jenis penelitian mempunyai karakteristik dan ciri
khas nya sendiri. Maka dari itu bagi seorang peneliti yang akan meneliti
suatu objek permasalahan atau dalam beberapa kasus, hendaknya memilih
dan menetapkan jenis penelitin yang akan dipakai nantinya. Dengan
melihat objek apa yang akan diteliti, rumusan-rumusan masalah, dan yang
paling utama adalah menyesuaikan dengan kemampuan seorang peneliti
itu sendiri sesuai dengan bidang dan keahliannya.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali
memiliki kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis
akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber yang
bias dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai pembahasan makalah
diatas.

50
DAFTAR PUSTAKA

Andi Ibrahim dkk. Metodologi Penelitian. Makassar: All Right Reserved. 2018

Endang Mulyatiningsih. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Modul Pelatihan


Pendidikan Profesi Guru. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
2020.

Maidiana. “Penelitian Survey”. Jurnal Pendidikan. Vol. 1. No. 2. 2021.

Sidik Priadana, Denok Sunarsi. Metode Penelitian Kuantitatif. Tanggerang


Selatan: Pascal Books. 2021.

Sugiyono. ”Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”.


Bandung:Alfabeta.. 2021.

Sunarto. Metodologi Penelitian. Bandar Lampung: Pusaka Media. 2022.


Taufik hidayat. “Pembahasan Studi Kasus Sebagai Bagian Metodologi
Penelitian”. Jurnal pendidikan. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
2020.

Zuchri Abdussamad. Metode Penelitian Kualitatif. (Makassar: Syakir Media


Press. 2021.

51

You might also like