You are on page 1of 12

PENGENALAN PERBANKAN SYARIAH KEPADA MASYARAKAT

DALAM RANGKA MENDORONG PARTISIPASI AKTIF


MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PEMBANGUNAN DESA
Elsa Indriani Nim 3320119
Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Dosen pembimbing lapangan:
Dewi Manda Anggraini, S.E., M.B.A.
Abstrak
Bank sebagai lembaga yang bekerja berdasarkan kepercayaan masyarakat,
memiliki peran dan posisi yang sangat strategis dalam pembangunan nasional.
dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam pembangunan
tentunya perlu peran serta masyarakat untuk saling bekerja sama oleh karena itu
perlu untuk menganalkan atau mengedukasi masyarakat tentang bank syariah.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu melalui
Observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data,
penyajian data dan penarikan kesimpulan. Tempat penelitian yaitu di Jorong
Lohong, Nagari Balah Aie. Hasil penelitian disimpulkan bahwa beberapa konsep
yang melekat ada bank syariah sangat sesuai dengan kebutuhan pembangunan
baik masa kini maupun di masa yang akan datang dimana bank syariah adalah
sistem perbankan yang diperlukan masyarakat saat sekarang ini dan dimasa yang
akan datang. Keberadaan perbankan syariah sebagai lembaga dan sumber
pendanaan berbagai kegiatan produktif masyarakat sangatlah vital. Semakin baik
fungsi dan pelaksanaan operasional perbankan syariah dalam suatu negara maka
semakin besar pula kontribusinya terhadap pertumbuhan perekonomian suatu
negara, jadi pengetahuan masyarakat tentang bank syariah sangat diperlukan agar
bank syariah dan masyarakat bisa saling bekerja sama dalam pembangunan desa.
Kata kunci: Masyarakat, Perbankan Syariah, Pembangunan Desa
A. PENDAHULUAN
Pembangunan desa tentunya membutuhkan pendanaan yang cukup dan
berkelanjutan. Peran lembaga perbankan tidak bisa dikesampingkan dalam
penggunaan dana masyarakat. Sebagai lembaga yang beroperasi atas dasar
kepercayaan masyarakat, perbankan mempunyai peran dan kedudukan yang
sangat strategis dalam pembangunan negara. Sebagai lembaga perantara keuangan
(Financial Intermediary), bank berperan sebagai mediator antara pihak yang
mempunyai kelebihan dana (surplus) dan pihak yang tidak mempunyai dana atau
membutuhkan dana (defisiensi dana) (Djumhana, 1999). Di Indonesia, lembaga
perbankan mempunyai misi dan fungsi sebagai agen atau lembaga pembangunan
yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional untuk
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Perbankan syariah memberikan layanan khusus dan bermanfaat bagi
masyarakat modern, yang dapat berkembang pesat atau bahkan mempertahankan
laju pertumbuhannya tanpa adanya bank (Rahman, 1996). Dalam rangka
meningkatkan peran perbankan dalam pembangunan negara, pemerintah
mengeluarkan instrumen kebijakan yang mempunyai dampak multifaset terhadap
perkembangan dunia perbankan, termasuk pesatnya perkembangan sektor
perbankan baik dari segi jumlah maupun volume. Bank. Tindakan (Imaniyati,
2000).
Saat ini kesadaran masyarakat terhadap pembentukan masyarakat dan
pembangunan desa semakin tumbuh dan berkembang, maka penting untuk
mencermati salah satu aspek struktur sosial, yaitu sisi keuangan, khususnya
perbankan yang merupakan penopang pembangunan perekonomian negara.
Mengingat sangat luasnya cakupan atau kajian lembaga perbankan terkait dengan
struktur perekonomian masyarakat. Masyarakat pengguna perbankan syariah dan
praktisi perbankan syariah perlu memperbarui ilmunya untuk berpartisipasi aktif
dalam pengembangan. Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian terkait
Perkenalan program bank syariah pada partisipasi aktif masyarakat dalam
peningkatan pembangunan desa khususnya di Jorong Lohong, Nagari Balah Air.
B. METODE
Adapun jenis penelitian yang peneliti gunakan ialah penelitian lapangan
(field research) yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung di lokasi
penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif di mana ditujukan untuk menganalisis
dan menyajikan keadaan yang sebenarnya terjadi dilokasi penelitian, sedangkan
jenis datanya kualitatif (Meleong, 2016). Penelitian ini dilaksanakan di Jorong
Lohong, Nagari Balah Aie, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.
Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan studi dokumentasi.
Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas masyarakat yang berkaitan
dengan partisipasi masyarakat dalam membangun desa bersama bank syariah dan
data akan didukung oleh sumber-sumber kepustakaan yang relevan yang diperoleh
dari jurnal, buku, prosiding, dan sumber-sumber lainnya. Subjek penelitian dalam
penelitian ini yaitu sumber informasi yang dapat memberikan informasi terkait
masalah yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitunya
masyarakat di Jorong Lohong, Nagari Balah Aie. Setelah data dikumpulkan maka
dilakukan analisa terhadap data untuk menjawab masalah dalam penelitian atau
untuk menguji hipotesa yang akan diajukan melalui penyajian data (Tanzeh,
2009). Setelah melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari hasil observasi
maupun dokumentasi, kemudian peneliti melakukan analisis data melalui
beberapa tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
C. PEMBAHASAN
Perkembangan perekonomian nasional maupun internasional yang begitu
cepat menimbulkan tantangan yang tidak sedikit terhadap lembaga-lembaga
keuangan. Demikian halnya terhadap lembaga perbankan. Peran strategis lembaga
perbankan yang mengembang tugas utama sebagai wahana yang dapat
menghimpun dan menyalurkan dana secara efektif dan secara efisien, memerlukan
penyempurnaan yang terus menerus agar mampu memiliki keunggulan
komparatif. Lembaga perbankan mempunyai fungsi dan tanggung jawab yang
sangat besar, selain memiliki fungsi tradisional, yaitu untuk menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat dalam arti sebagai perantara pihak yang berlebihan
dana dan kekurangan dana, yakni fungsi pinancial intermediary, juga berfungsi
sebagai sarana pembayaran. Seperti telah dikemukakan, perbankan Indonesia
mempunyai fungsi yang di arahkan sebagai agen pembangunan (agent of
development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan guna mendukung
pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
taraf hidup rakyat banyak (Imaniyati, 2000).
Kata bank berasal dari kata banque dalam bahasa Perancis dan dari banco
dalam bahasa Italia, yang artinya peti atau lemari ayau bangku. Kata peti atau
lemari menyiratkan fungsinya sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga.
Ternyata sejak dahulu kala sudah ada kebiasaan orang yang ingin melakukan
pertukaran uang dilayaninya di pinggir jalan dengan satu meja, orang yang duduk
menghadap meja tersebut disebut “bancherii” kemudian kini menjelma menjadi
bankir. Di dalam Alquran sendiri, istilah bank tidak disebutkan secara eksplisit
namun unsur-unsurnya seperti: strukutr manajemen, fungsu, hak dan kewajiban
dimana semuanya dijelaskan dengan jelas seperti zakat, shadaqah, ghanimah
(rampasan perang), ba’i (jual beli) dan dayn (utang dagang), maal (harta) dan
sebagainya yang memiliki kegiatan tertentu dalam kegiatan ekonomi. Dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya, perbankan syariah tidak diperkenankan
melanggar prinsip-prinsip fundamental dalam agama Islam.
Fungsi perbankan ini terdapat dalam UU No. 7 Tahun 1992. Walaupun UU
Perbankan tersebut telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998, namun fungsi
perbankan tidak mengalami perubahan, terdapat dalam Pasal 3, yaitu :
“Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur
dana masyarakat.”
Upaya peningkatan taraf hidup rakyat banyak inilah yang merupakan
fungsi bank sebagai agen pembangunan. Sesuai dengan sistem ekonomi
kerakyatan yang dimuat dalam TAP MPR No. IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis
Besar Haluan Negara (GBHN), perbankan nasional berfungsi sarana
pemberdayaan dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama pengusaha kecil,
menengah dan koperasi. Untuk mencapai perbankan Indonesia harus memiliki
komitmen. Komitmen ini oleh Nyoman Moena diterjemahkan ke dalam bahasa
perbankan, yaitu perbankan Indonesia berfungsi sebagai :
a) Lembaga kepercayaan
b) Lembaga pendorong pertumbuhan ekonomi;
c) Lembaga pemerataan.
Dan diterjemahkan ke dalam bentuk-bentuk tanggung jawab, maka bentuk-bentuk
tanggung jawab perbankan, adalah :
a) Tanggung jawab prudential (bank harus sehat)
b) Tanggung jawab komersial (bank harus untung)
c) Tanggung jawab finansial (bank harus transparan)
d) Tanggung jawab sosial (kemampuan mengakomodir harapan stake holders
secara adil).
Sedangkan menurut Heru Sopraptomo, sebagai agen dari pembangunan, bank
diharapkan dapat memberikan kontribusi pada usaha mengingatkan tabungan
nasional, menumbuhkan kegiatan usaha dan meningkatkan alokasi sumber-
sumber perekonomian. Selanjutnya berkenaan dengan Peran Perbankan,
Muchdarsyah Sinungan menyebutkan empat peran yang secara umum dapat
dilihat dalam hubungan (Sinungan, 1987):
a) Bank dan pembangunan ekonomi
b) Bank dan kebijaksanaan moneter
c) Bank dan penciptaan uang
d) Bank dan ekonomi masyarakat.
Prinsip fundamental sistem perbankan syariah menjelaskan syariah adalah
aturan yang diturunkan dari Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad.
Pengembangan selanjutnya menyangkut aturan hukum disajikan dalam
jurisprudensi Islam atau ulama fikih dalam kerangka menjabarkan aturan Alquran
dan Sunnah. Beberapa prinsip dasar perbankan syariah yang diterapkan adalah
sebagai berikut:
1. Larangan riba dan bunga
Larangan riba dan bunga dimulai sejak adanya pelarangan riba karena
diharamkan oleh Alquran dan Alhadist. Alquran mengharamkan riba dalam
empat ayat yaitu ayat Qs. 30:39 di Mekah dan yang ketiga lainnya (Qs. 4:161,
Qs. 3:130-1332 dan Qs. 2:275-281) adalah di Madinah. Yang terakhir muncul
menjelang wafatnya Rasullullah SAW adalah Qs. 2:275-281. Ayat tersebut
melarang dengan keras mengambil riba.
Riba jika dilakukan akan ada dampak negatif terhadap ekonomi
maupun sosial masyarakat, diantaranya adalah (Ismail, 2011) :
1. Dampak Ekonomi
a. Inflasi
b. Ketergantungan Ekonomi
2. Dampak Sosial Masyarakat
a. Ketidakadilan
b. Ketidakpastian
Tujuan bank Islam adalah mendorong dan mempercepat kemajuan
ekonomi suatu masyarakat dengan melaksanakan semua kegiatan
perbankan, finansial dan investasi dengan prinsip-prinsip Islam dimana
bank Islam bertujuan untuk :
1) Meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat
miskin, meminimalisir kesenjangan sosial ekonomi, meningkatkan
kualitas dan kegiatan usaha, peningkatan kesempatan kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat.
2) Meningkatkan partisipasi masyarakat banyak dalam proses
pembangunan terutama dalam bidang ekonomi keuangan.
2. Berbagi risiko
Islam mendorong para pemilik dana menjadi investor sehingga konsep
investor ini merupakan pengganti konsep kreditur dalam kerangka perbankan
konvensional. Penyedia modal dan usahawan berbagi atas risiko bisnis,
demikian pula mereka akan berbagi keuntungan ketika mendapatkan laba.
Bentuk-bentuk pembiayaan syariah yang paling menguntungkan adalah cara
bagi hasil mudharabah dan musyarakah. Pada kedua bentuk pembiayaan
syariah tersebut, pemilik modal menyediakan dana bukan sebagai pemberi
pinjamin tetapi lebih sebagai investor. Pembiayaan berdasarkan ekuitas
diyakini dapat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari strategi untuk
mengaktualisasikan tujuan-tujuan kemanusiaan seperti pemenuhan kebutuhan
pokok, full employment, distribusi pendapatn dan kekayaan yang berkeadilan
dan stabilitas ekonomi.
3. Uang sebagai modal potensial
Dalam pandangan Islam, uang merupakan modal potensial. Modal nyata yang
jika digabungkan dengan sumber daya lain untuk melakukan aktivitas
produktif sangat bermanfaat. Islam mengakui nilai kontribusi uang, ketika
uang bertindak sebagai modal yang digunakan untuk aktifitas usaha.
4. Larangan perilaku spekulatif
Sistem keuangan Islam melarang penimbunan (hoarding) dan melarang
transaksi yang ada unsur ketidakpastian, perjudian dan berisiko ekstrim.
5. Kesucian akad (kontrak)
Islam menegakkan kewajiban sesuai dengan akad (kontrak) dan keterbukaan
informasi sebagai tugas suci. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko dari
informasi asimetrik dan moral hazard.
6. Aktivitas yang disetujui syariah
Investasi hanya boleh dilakukan pada aktifitas bisnis yang tidak melanggar
ketentuan-ketentuan syariah. Adapun prinsip-prinsip operasional bank syariah
adalah sebagai berikut (Umam, 2013) :
a) Prinsip Mudharabah
Perjanjian antara dua pihak, yaitu pihak pertama sebagai pemilik dana
(shahibul maal) dan ihak keuda sebagai pengelola dana (mudharib) untuk
mengelola suatu kegiatan ekonomi dengan menyepakati nisbah bagi hasil
atas keuntungan yang akan diperoleh sedangkan kerugian yang timbul
merupakan risiko pemilik dana sepanjang tidak terdapat bukti bahwa
mudharib melakukan kecurangan atau tindakan yang tidak amanah
(misconduct).
b) Prinsip Musyarakah
Perjanjian antara pihak-pihak untuk menyertakan modal dalam suatu
kegiatan ekonomi dengan pembagian keuntungan atau kerugian sesuai
nisbah yang disepakati. Musyarakah dapat bersifat tetap atau bersifat
temporer dengan penurunan secara periodik atau sekaligus pada akhir
masa proyek.
c) Prinsip Wadi’ah
Pihak pertama menitipkan dana atau benda kepada pihak kedua selaku
penerima titipan dengan konsekuensi titipan tersebut sewaktu-waktu
dapat diambil kembali dan peniip dapat dikenakan biaya penitipan.
d) Prinsip Jual Beli
Terdiri atas murabahah yaitu akad jual beli antara kedua belah pihak
yang didalamnya pembeli dan penjual menyepakati harga jual yang
terdiri atas harga beli ditambah ongkos pembelian dan keuntungan bagi
penjual. Murabahah dapat dilakukan secara tunai dan bisa juga secara
bayar tangguh atau bayar dengan angsuran.
e) Prinsip Kebajikan
Penerimaan dan penyaluran dana kebajikan dalam bentuk zakat, infak,
sedekah dan lainnya serta penyaluran alqardul hasan yaitu penyaluran
dan dalam bentuk pinjaman untuk tujuan menolong golongan miskin
dengan penggunaan produktif tanpa diminta imbalan, kecuali
pengembalian pokok utang. Sementara itu, Muhamad (2005) menyatakan
bahwa prinsip-prinsip perbankan syariah dalam menjalankan aktifitasnya
meliputi 3 prinsip yaitu:
1) Prinsip keadilan
2) Prinsip Kesederajatan
3) Prinsip Ketentraman
Beberapa konsep yang melekat ada bank syariah sangat sesuai
dengan kebutuhan pembangunan baik masa kini maupun di masa yang
akan datang dimana bank syariah adalah sistem perbankan yang
diperlukan masyarakat saat ini dan saat yang akan datang karena beberapa
hal berikut ini (Wirdaningsih, Karnaen Perwataatmadja, Gemala Dewi,
2005) :
a) Bank syariah mendorong kebersamaan antara bank dan nasabahnya
dalam menghadapi risiko usaha dan membagi keeuntungan atau
kerugian secara adil.
b) Operasi penyaluran dana bank syariah berupa pembiayaan tidak
mengutamakan jaminan kebendaan baik berupa surat hak atas
pemilikan harta tetap maupun fidusia.
c) Untuk pembiayaan al-mudharabah, bank syariah dengan sendirinya
tidak akan membebani nasabah dengan biaya-biaya tetap yang berada
di luar jangkauannya.
d) Karena pendapatan dari bagi hasil yang diterima nasabah sebagai
penyimpan dana pada bank akan berbeda dari waktu ke waktu sesuai
dengan situasi ekonomi.
e) Bank syariah dalam operasinya juga terbebas dari penyimpangan-
penyimpangan .
f) Bank syariah juga menyediakan pinjaman murah bebas biaya disebut
al-qardul hasan yang disimpan ada rekening dana umat atas nama bait
al-tamwil, yayasan-yayasan, BAZIS, masjid, massjid dan sebagainya
yang dananya dikumpulkan dari zakat, infak, dan sedekah sebelum
saatnya disalurkan kepada yang berhak.
g) Investasi yang dilakukan nasabah bank syariah tidak tergantung
kepada tinggi rendahnya tingkat bunga.
h) Bank syariah bersifat mandiri dan tidak terpengaruh secara langsung
oleh gejolak moneter.
i) Persaingan antar bank syariah tidak saling mematikan tapi saling
menghidupi. (Harahap, 2016).
Pembahasan tentang produk akad atau jasa pada perbankan syariah
bertujuan agar masyarakat dapat memahami bagaimana produk keuangan
Bank syariah yang berbeda seperti bank umum.
Kondisi nyata yang terjadi pada layanan bank yang berdasarkan
prinsip syariah yaitu hampir seluruhnya masyarakat tidak memahami
tentang perbankan syariah dan masyarakat tidak paham apa itu dan seperti
apa produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh pihak bank kepada
nasabahnya, misalnya akad mudharadah dan lain-lainnya (Sarah Nadia,
Azharsyah Ibrahim, 2019). Hal ini menimbulkan tentunya membuat
masyarakat tidak tertarik dan berminat untuk beralih pada perbankan
syariah. Selain itu masyarakat menilai fasilitas yang disediakan pihak bank
masih sangat-sangat minim dan terbatas dan masih kalah dengan fasilitas
yang disediakan oleh bank konvensional. Kecuali kepada orang yang
benar-benar berminat menjadi nasabah dan menghindar dari unsur riba
(Muhammad Rizal, Arini Fauzi Kartika Sari, Dewi Diah Fakhriyyah,
2022). Untuk itu, upaya mengembangkan tentang pemahaman masyarakat
pihak bank perlu menjadi perhatian khusus terhadap pembaharuan strategi
bank syariah di masa yang akan datang. Semakin baik wawasan
masyarakat tentang perbankan syariah semakin tinggi pula untuk beralih
menggunakan layanan keuangan syariah.
Setelah pemberian materi selesai, dilanjutkan dengan monitoring
dan evaluasi. Monitoring dilaksanakan dengan diskusi tentang layanan
produk perbankan syariah kepada peserta dan wawancara, berupa
memberikan beberapa pertanyaan singkat. Hasil wawancara singkat
tersebut sebagai bentuk hasil monitoring tentang pemahaman peserta dari
materi yang telah dipaparkan. Upaya perbankan syariah dalam kegiatan
sosialisasi kepada masyarakat masih sangat minim sehingga dengan
adanya pengenalan layanan perbankan syariah telah membuka pemahaman
peserta yang hanya mengetahui bahwa layanan perbankan konvensional
dan perbankan syariah sama saja. Dalam hal ini memunjukkan bahwa
sosialisasi perbankan syariah di masyarakat masih minim, seharusnya
agenda-agenda sosialisasi seperti ini seharusnya rutin untuk dilaksanakan
karena berdampak positif pada pihak bank dan juga bagi masyarakat.
D. KESIMPULAN
Terdapat hubungan antara perbankan syariah dengan perekonomian suatu
negara. Namun memang masih harus dioptimalkan dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat. Keberadaan perbankan syariah sebagai sumber pendanaan
berbagai kegiatan produktif masyarakat sangat vital. Semakin baik fungsi dan
pelaksanaan operasional perbankan syariah dalam suatu negara maka semakin
besar pula kontribusinya terhadap pertumbuhan perekonomian suatu negara.
Agama Islam memandang ekonomi dan sosial sangat erat hubungannya
karena eratnya pertalian antara kebutuhan kebendaannya dan kepentingan
batinnya juga antara jasmaninya dan rohaninya. Dimana keduanya tidak dapat
dipisahkan, saling berhubungan serta saling terkait sehingga persoalan ekonomi
tidak terlepas dari sudut sosial. Sudut sosial adalah yang hal-hal yang
berhubungan dengan masyarakat termasuk kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Djumhana, M. (1999). Hukum Perbankan di Indonesia. Citra Aditiya Bakti.
Ismail. (2011). Perbankan Syariah. Kencana.
Kaaf, K. A. Z. Al. (2002). Ekonomi dalam Perspektif Islam. CV Pustaka Setia.
Meleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya.
Rahman, A. (1996). Economic Doctrinees of Islam. Dana Bhakti Wakaf.
Sinungan, M. (1987). Uang dan Bank. Bumi Aksara.
Tanzeh, A. (2009). Pengantar Metode Penelitian. Teras.
Umam, K. (2013). Manajemen Perbankan Syariah. Pustaka Setia.
Widodo, E. W. dan U. H. (2005). Mengapa Memilih Bank Syariah. Ghalia
Indonesia.
Wirdaningsih, Karnaen Perwataatmadja, Gemala Dewi, Y. S. B. (2005). Bank dan
Asuransi Islam di Indonesia. Kencana.

Jurnal
Azlina, N. (2021). Urgensi Sosialisasi Produk Akad Perbankan Syariah terhadap
Masyarakat di Kabupaten Bengkalis (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri
KCP Bengkalis). Jurnal Keagamaan Dan Penddikan, 17(1), 79–91.

Harahap, I. (2016). Peranan Perbankan Syariah Dalam Upaya Peningkatan


Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Ekonomi, 2, 112.

Imaniyati, N. (2000). Membangun Tatanan Perekonomian Masyarakat Madani


Melalui Pembiayaan Pada Bank Syariah. Mimbar: Jurnal Sosial Dan
Pembangunan, 16(2), 138–162.

Mansur, A. (2011). Peran Bank Syariah Di Dalam Pembangunan Ekonomi. El-


Qist: Journal of Islamic Economics and Business (JIEB), 01(01), 63–88.

Muhammad Rizal, Arini Fauzi Kartika Sari, Dewi Diah Fakhriyyah, A. T. (2022).
Sosialisasi, Literasi dan Implementasi Produk Perbankan Syariah. Kaibon
Abhinaya : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(1), 8–17.

Sarah Nadia, Azharsyah Ibrahim, J. (2019). Analisis Hambatan Pertumbuhan


Perbankan Syariah Di Indonesia (Kajian Terhadap Perbankan Syariah Di
Aceh). JIHBIZ : Global Journal of Islamic Banking and Finance, 1(2), 153.

You might also like