You are on page 1of 11

PERAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPA) SURAU ILIA DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS BACA AL-QUR’AN DI KORONG LOHONG,


NAGARI BALAH AIE, KEC. VII KOTO SUNGAI SARIAK, KAB. PADANG
PARIAMAN
Safna , Dewi Manda Angraini
safnajenycha16@gmail.com
Program Studi pendidikan agama Islam, Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek
Bukittnggi Tahun 2023

ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini bagaimana peran TPQ dalam meningkatkan kualitas
kemampuan baca Al-Quran pada anak di Korong Lohong Padang Pariaman dan apa sajakah kendala
yang dihadapi dalam proses pembelajaran Al-Quran di TPA surau ilia Korong lohong. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui peran TPA dalam meningkatkan kualitas kemampuan baca Al-Quran
pada anak di Korong Lohong dan untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi dalam proses
pembelajaran Al-Quran di TPA Surau ilia kabupaten Padang Pariaman.Jenis penelitian dalam
penulisan artikel ini adalah penelitian kualitatif . berdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa TPA surau ilia telah berusaha memaksimalkan kinerja dalam meningkatkan
kualitas kemampuan baca Al-Quran pada anak di TPA surau ilia tergeraknya manajemen (supervisi)
TPA dalam mengatur, memantau, dan mengarahkan kegiatan pembelajaran Al-Quran yang efektif
dan efisien, selain itu dengan visi dan misi yang jelas dan metode yang bervariasi, guna
meningkatkan kualitas kemampuan baca Al-Quran pada anak. Kendala dan penghambat yang
dihadapi dalam pembelajaran dalam meningkatkan kualitas kemampuan baca Al-Quran pada anak di
TPA surau ilia Korong lohong difaktori dari berbagai hal baik faktor internal maupun faktor
eksternal.

A. PENDAHULUAN
TPA ialah sarana untuk belajar mengaji saja. Padahal, sesungguhnya TPA ialah
tempat dimana pembentukan pemikiran, akhlak dan kreativitas dikembangkan.
Memang terdapat kesalahan yang kerap terjadi pada kalangan pendidik TPA
yangmemandang bahwa TPA artinya semata-mata hanya mendidik anakanak supaya
mampu mengaji serta berakhlak mulia, TPA sebenarnya pula tempat buat mengasah
daya akal dan intelektualitas anak. TPA adalah kawasan dimana santri-santri akan
menjadi pemimpin di masa depan. Anak ketika ini ialah calon-calon pemimpin pada
TPA, murid berjiwa berani, terpuji, jujur, rajin belajar, pandai membaca Al Qur’an,
dan memiliki jiwa tauhid yang tinggi. Anak ialah calon pemimpin, buat menjadi
pemimpin yang berakhlak Qur’ani maka TPA sangat diperlukan. Bila anak berhasil
pada TPA, maka tidak mungkin anak didik juga akan berprestasi di sekolahnya
(Yudas Prianggara, 2011).
TPA merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran Islam pada luar sekolah buat
anak-anak usia PAUD (3-6 tahun) serta SD (7-12 tahun). saat atau jam belajar
mengajar TPA berlangsung sore serta malam hari. Materi (muatan) pengajaran pada
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) terbatas pada pemberian bekal dasar
pengetahuan, sikap serta keterampilan keagamaan. Terutama buat pengajaran yang
kurang memungkinkan bisa tercapai secara tuntas melalui pendidikan di sekolah
formal, misalnya baca-tulis Al-Qur’an, praktek shalat,hafalan ayat-ayat Al-Qur’an,
do’a-do’a harian, penanaman akidah akhlak serta lain sebagainya. Keterampilan
membaca Al-Qur’an merupakan suatu kemampuan pada melafalkan atau melisankan
huruf hijaiyah dengan benar dan sempurna, bisa membaca kalimat dari rangkaian
huruf hijaiyah tersebut menggunakan baik dan benar sesuai menggunakankaidah-
kaidah yang baku atau sesuai dengan ilmu tajwidnya” (Suharyani, Herlina, dan M.
Khamsul Azani, 2018)
Seperti kita ketahui bahwa al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia,petunjuk
(kitab hidayah) bagi orang-orang yang meyakini. Selain itu, al-qur’an juga sebagai
penerangan dan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Akan tetapi, untuk dapat
memahami dan mempelajari isi kandungan al-Qur’an, maka hal paling dasar adalah
seorang muslim harus bisa membaca al-Qur’an.Taman Pendidkan al-Qur’an (TPA)
Surau ilia di Korong lohong merupakan lembaga yang sangat tepat untuk
mengembangkan syi’ar Islam dalam hal pendalaman baca tulis al-Qur’an dan
kegiatan agama lainnya di lingkungan sekitarnya.
Membaca dan memahami al-Qur’an adalah suatu keharusan bagi umat Islam,
karena al-Qur’an berisikan pelajaran, penerangan, petunjuk dan pedoman hidup yang
mesti dipelajari dan dikaji, mesti dikenal dan dipahami, serta dihayati oleh setiap
individu, khususnya umat Islam
Selain itu sebagai pedoman hidup bagi setiap muslim dan muslimah dalam
mejalani hidup dan kehidupan tentunya harus membumikan nilai nilai al-Qur’an
dalam kehidupan sehari hari Kenyataannya sekarang, kebanyak dari anak-anak yang
beragama Islam ternyata belum semuanya memiliki kemampuan yang baik dalam
membaca al-Qur’an. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mereka belum memiliki
kemampuan membaca al-Qur’an yang baik, diantaranya adalah faktor lingkungan
keluarga. Teladan dari keluarga (orang tua siswa) ternyata memiliki peran yang sangat
besar dalam menentukan kemampuan anak dalam membaca al-Qur’an, siswa yang
berasal dari keluarga yang taat dalam menjalankan ibadah, biasanya memiliki
kemampuan membaca al-Qur’an yang lebih baik, karena ada perhatian dari orang
tuanya. Salah satu cara
orang tua dalam mendidik anak agar anak pandai dalam membaca al-Qur’an
adalah dengan mengikut sertakan anaknya pada Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ)
atau sejenisnya.Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) merupakan lembaga atau
kelompok masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan non-formal jenis
keagamaan Islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran membaca al-Qur’an
sejak usia dini, yakni usia anak Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Hal dimaksud bertujuan untuk memberiakan pengetahuan mendasar bagi para siswa
dan siswi dalam memahami al-Qur’an paling tidak dapat membacanya dengan baik
dan benar sesuai dengan hukum bacaannya.(Lazwardi, 2017)
Pengajaran al-Qur’an merupakan pondasi utama pengajaran bagi disiplin ilmu.
Pentingnya kemampuan dasar ini akan lebih mudah, bila diterapkan kepada semua
umat Islam pada usia dini. Karena pada masa-masa itu, fikiran dan hati mereka masih
bersih dan suci. Santri dan santriwatinya pun lumayan banyak, mulai dari masyarakat
yang agak dekat sampai yang berada agak jauh sekalipun mereka berminat untuk
belajar atau bersekolah di Taman Pendidkan al-Qur’an (TPQ) di samping sekolah
formal di pagi harinya, kemudian juga didukung oleh ustad/ustadzah yang sudah
berpengalaman di bidangnya sehingga dalam memberikan pelajaran mudah
dimengerti oleh santri-santrinya.
Di Korong Lohong tersebut masih banyak anak – anak yang tidak bisa mengaji
bahkan ada beberapa anak yang telah memasuki jenjang pendidikan SMP masih
belum lancar membaca Al- Qur’an, sebenarnya masalah seperti ini tidak lepas dari
bagaimana orang tuanya. Di korong Lohong ini banyaknya oarang tua yang sibuk
dengan pekerjaannya tanpa mengontrol anak – anaknya dalam pendidikan. Maka
dari itu, sangat diperlukan Guru TPQ untuk mengajarkan anak – anak di korong
lohong tersebut. Hal ini tak lepat dari dukungan masya
Dengan demikian aktivitas-aktivitas yang ada sangatlah penting kedudukannya
di masyarakat terutama di Korong lohong ,Taman Pendidikan al-Qur’an (TPA) surau
ilia Korong lohong sangat diharapkan masyarakat dapat mengevaluasi hasil yang
telah dicapai dan dapat mengetahui hal apa saja yang harus dilakukan agar kegiatan-
kegiatan yang ada di Taman Pendidkan al-Qur’an (TPA) dapat berkembang secara
terus menerus dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran di atas, penulis
merasa tertarik untuk membahas masalah tersebut khususnya yang berkenaan
dengan peningkatan mutu membaca al-Qur’an bagi anak anak Korong lohong nagari
balah aia, kecamatan sungai sariak, kabupaten Padang Pariaman.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.
Pendekatan kualitatif adalah “metode penelitian yang digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
tehnik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitataf lebih menekankan makna pada
generalisasi”. (Menurut Sugiyono, 2014). “Sumber data dalam penelitian kualitatif
ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lainlain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam
kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistic” (Meleong, 2009:).
Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan beberapat metode yaitu
metode, wancara dan pelaksanaan. Sehubungan dengan penelitian ini, sumber data
dari penelitian ini terdiri dari person (orang) yang terdiri dari pengurus taman
pendidikan al- qur’an (TPA/TPQ), tutor/pendidik, dan santri/peserta didik

C. PEMBAHASAN

Peran TPA surau ilia dalam meningkatkan kualitas kemampuan baca Al-Quran
a. Manajemen
Perkembangan dan tantangan masa depan, seperti kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, era globalisasi, dan perubahan kesadaran masyarakat
dan orang tua terhadap pendidikan, terutama dalam pembelajaran Al-Quran yang
sesuai dengan aturan bacaan yang benar, mendorong pengelola TPQ untuk
melakukan respons. Hal ini disebabkan oleh profil TPQ yang memiliki visi, misi, dan
tujuan untuk menciptakan generasi Qurani yang cerdas dan berakhlaq mulia.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi di TPA Surau Ilia, dapat
diketahui bahwa TPA Surau Ilia telah aktif dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al-Quran pada anak-anak. Hal ini dapat dilihat dari struktur pengelolaan
TPA Surau Ilia yang terorganisir dengan baik, serta berbagai upaya yang dilakukan
dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran, seperti pemisahan ruangan
antara anak-anak yang belajar Al-Quran dan anak-anak yang belajar Iqra' untuk
mengoptimalkan proses pembelajaran. Selain itu, dilakukan evaluasi pada setiap
kegiatan pembelajaran guna menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien,
terutama dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran. Metode
pembelajaran awalnya dilakukan dengan latihan individu, namun kemudian diubah
menjadi metode demonstrasi di mana anak-anak belajar secara interaktif. Meskipun
tidak memiliki kurikulum yang jelas, TPA Surau Ilia melakukan evaluasi berdasarkan
indikator visi dan misi TPA. Dengan demikian, peran TPA Surau Ilia dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran pada anak-anak sesuai dengan
hakikatnya. Jika kita merujuk pada pengertian manajemen perencanaan, dimana
komponen-komponen utama dari sebuah perencanaan telah terpenuhi.

b. Pendidik
Pada proses pembelajaran peran pendidik sangatlah penting, secara umum
tugas pendidik mengupayakan perkembangan selurruh potensi peserta
didiknya.Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan beberapa data dokumentasi
yang peneliti peroleh dapat diuraikan bahwasanya para pengajar di TPA sudah cukup
berkompeten karena telah berupaya dalam pengembangan kegiatan pembelajaran
Al-Quran yang bervariasi guna tercapainya tujuan yang ingin dicapai. Karena jika
dilihat dari tugas pendidik yaitu:
1) Menguasai materi pelajaran
2) Menggunakan metode pembelajaran agar peserta didik mudah
menerima dan memahami pelajaran
3) Melakukan evaluasi pendidikan yang dilakukan
4) Menindaklajuti hasil evaluasinya
Jadi dilihat dari tujuan pendidik, pendidik di TPA surau ilia
masih memiliki kompetensi yang bagus karena telah sesuai dengan konsep
tujuan pendidik, secara praktis dengan jelasnya tujuan yang ingin dicapai TPA surau
ilia dalam menciptakan generasi Qurani yang intelek dan akhlaqul karimah salah
sastunya dipengaruhi oleh pendidik.
c. Kurikulum
Kurikulum yang dimaksud adalah semua hal yang secara nyata terjadi dalam
proses pendidikan di lembaga pendidikan Al-Quran sejenis TKQ, TPQ dan TQA. Di
dalam pendidikan kegiatan yang dilakukan oleh santri dapat memberikan
pengalaman belajar, seperti pergaulan dengan sesama santri, shalat berjamaah dan
belajar. Semua ini merupakan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi anak, dan
karena itu inti kurikulum adalah adalah pengalaman belajar.
Pengalaman belajar mempengaruhi pendewasaan, baik dalam perubahan
kemampuan pengetahuan, sikap dan emosi, maupun segi keterampilan yang dimiliki
anak. Dengan demikian, isi atau muatan kurikulum amatlah luas kurikulum dapat
dikatakan sebagai suatu perencanaan pengalaman belajar secara tertulis. Isi
kurikulum pada dasarnya dapat dikelompokkan ke dalam empat bagian yaitu tujuan,
isi, metode pembelajaran, serta evaluasi.
Media pembelajaran sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran guna
mempermudah pendidik dalam menyampaikan materi ajar dan juga memudahkan
peserta didik dalam menerima materi ajar.
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan beberapa data dokumentasi yang
peneliti peroleh dapat diuraikan bahwasanya para pengajar telah berupaya dalam
pengembangan media pembelajaran Al-Quran yang bervariasi guna tercapainya
tujuan yang ingin dicapai. Karena jika dilihat dari konsep media pendidikan yaitu:
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari si pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat
peserta didik.
Jadi dilihat dari konsep media pendidikan pembelajaran Al-Quran di TPA surau
ilia masih memiliki relevansi dan korelasi dengan konsep media pembelajaran, secara
praktis dengan memanfaatkan media pembelajaran yang digunakan para pengajar
dan upaya pengembangan media pembelajaran guna menciptakan pembelajaran
yang efektif dan efisien agar tercapainya tujuan dari pembelajaran.

Kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran Al-Quran di TPA surau ilia
Keberadaan taman pendidikan Al-Quran sesungguhnya sebagai lembaga non
formal yang membawa misi yang sangat mendasar terkait dengan pentingnya
menanamkan nilai Al-Quran sejak usia dini, kita berharap agar anak-anak akan
tumbuh dan berembang menjadi generasi Qurani yang intelektual dan akhlaqul
karimah, Setiap anak pada dasarnya tentu berhak memiliki peluang untuk
memperoleh pembelajaran yang efektif dan efisien dan hasil yang memuaskan,
namun dari kenyataan berdasarkan keterangan pada hasil wawancara yang peneliti
lakukan bahwasanya anak memiliki perbedaan dalam kemampuan intelektual, dan
latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Sehingga disini adanya beberapa
kendala dan hambatan dalam kegiatan pembelajaran sehingga berpengaruh dalam
kualitas kemampuan baca Al-Quran pada anak seperti anak yang masih senang
bermain, anak yang mendapat dukungan dari orang tua untuk lebih giat dalam
belajar Al-Quran atau mengajarkan anak-anak saat d rumah sehingga pembelajaran
hanya pada saat kegiatan pembelajaran yang terjadi di TPQ, selain itu juga di faktori
anak-anak yang masih sering lupa yang diajarkan oleh para pengajar sehingga
kualitas kemampuan baca Al-Quran pada anak kurang maksimal.
Namun demikian faktor penghambat atau kendala-kendala ini justru dapat
menjadi motivasi bagi para pengelola dan para pengajar di TPA surau ilia guna
meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan kualitas kemampuan
baca Al-Quran pada anak di TPA surau ilia Keberadaan taman pendidikan Al-Quran
mempunyai potensi dan pengaruh yang sangat besar dalam pertumbuhan
pendidikan keagamaan, untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan
peerapmanajemen dalam aplikasinya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
taman pendidikan Al-Quran yang ada.
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan wawancara yang peneliti lakukan,
upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat dan kendala yang
dihadapi dalam prinsip manajemen pada taman pendidikan Al-Quran ada bebarapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Pembagian kerja yang seimbang
Prinsip pembagian tugas artinya bahwa semua tugas pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh suatu unit organisasi haus dibagi diantara para anggota uni
organisasi, sehingga tidak tidak adasuatu kegiatan pun yang tidak ada penannggung
jawabnya. Jadi apabila terdapat suatu kegiatan yang merupakan tugas unit organisasi
tersebut dan belum ada petugas yang melaksanakannya, maka harus segera ditunjuk
salah seorang anggota unit lainnya untuk melaksanakannya.
b. Pemberian wewenang dan rasa tanggung jawab yang tegas serta jelas
Para manajer memiliki wewenang dalam memrintahkan bawahan melakukan
atau tidak melakukan sesuatu. Setiap karyawan diberikan wewenang untuk
melakukan pekerjaan. Tetapi suatu hal yang perlu diingat, wewenang tersebut
berasal dari suatu tanggung jawab. Oleh karena ituwewenang dan tanggung jawwab
harus seimbang, semakin besar wewenangnya semakin besar tanggung jawabnya
c. Disiplin
Disiplin harus ditegakkan dalam suatu organisasi, namun dalam setiap organisasi
memiliki cara yang berbeda dalam menegakkan kedisiplinannya. Kedisiplinan
merupakan dasar dari keberhasilan dari suatu organisasi dalam mencapai tujuan
organisasinya.
d. Kesatuan perintah dan kesatuan arah
Berdasarkan perinsip tersebut karyawan seharusanya hanya menerima perintah dari
seorang atasan saja dan juga bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Jika terlalu
banyak atasan yang memberi perintah, karyawan yang bersangkutan akan sulit untuk
membedakan prioritasnya. Hal ini juga akan menimbulkan kebingungan dan tidak
fokus pada tugas yang diberikan.Karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi
harus memiliki tujuan dan arah yang sama dan bekerja berdasarkan rencana yang
sama.
e. Mendahulukan kepentingan lembaga atau unit daripada kepentingan pribadi
Kepentingan organisasi harus didahulukan dari kepentingan individu dari seorang
karyawan termasuk kepentingan manajer itu sendiri
D.KESIMPULAN

Setelah semua hasil data penelitian penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan
adalah peran TPA dalam meningkatkan kualitas kemampuan baca Al-Quran pada
anak di TPA surau ilia sangat penting karena dengan tergeraknya manajemen TPQ
dalam mengatur dan mengarahkan kegiatan pembelajaran Al-Quran yang efektif dan
efisien, selain itu dengan adanya tujuan, visi dan misi yang jelas dan metode yang
bervariasi, guna meningkatkan kualitas kemampuan baca Al-Quran pada anak.
Kendala dan penghambat yang dihadapi dalam pembelajaran dalam
meningkatkan kualitas kemampuan baca Al-Quran pada anak di TPA surau ilia
difaktori dari berbagai hal baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti
rendahnya motivasi anak, serta kurangnya pendidikan dalam keluarga serta anak-
anak yang masih senang bermain sehingga fokus untuk belajar masih kurang
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendektan Praktik (Jakarta: Rineka


Hawi, A. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
2014.

Kementrian Agama RI. 2010. Al Qur'an Terjemah. Bandung: CV. Jabal Raudotul
Jannah.

Kompri. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT. Remaja
Posdakarya. 2015.

Shihab. M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peranan Wahyu


dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan. 1992.

Mernawati. Strategi Guru PAI Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al Qur’an
Pada MTs Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten
Maros.

Muhib Dan Muhammad Khair. Anakku Hafal Al-Qur’an. Solo: QaunaSmart Media.
2005.

Mulyasa. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Pt. Remaja Rosda Karya.


2015.

Cipta, 2006)

Amin, Alfauzan. Metode Pembelajaran Agama Islam. (Bengkulu. IAIN Bengkulu


Press: 2015)

Syafaruddin. manajemen lembaga pendidikan islam. (Jakarta. ciputat press: 2005)


Tim Direktorat Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren, Pedoman Pembinaan
TKQ/TPQ (Jakarta: 2009)

Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan: Teoritis dan Praktis. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. 2010.

Rahmayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.


2010.

Retno Kartini, Kemampuan Membaca Dan Menulis Huruf Al-Qur’an Pada


Siswa SMP. Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan. 2010.

Sarwono. Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta:

Balai Pustaka. 2009.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Jakarta:

Rajawali. 2010.

You might also like