You are on page 1of 4

Nama : Ketut Dhea Andrini

NIM : 2217051021
Absen : 03
Kelas : 3H

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Sistem Akuntansi Pertangungjawaban adalah sistem Akuntansi yang dirancang
sedemikian baik sehingga dapat mencatat dan melaporkan pendapatan dan biaya yang timbul
akibat pelaksanaan suatu aktivitas kepada manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
tersebut.
Struktur Organisasi
Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban dirancang berdasarkan organisasi di mana
aktivitas organisasi dikelompokkan berdasarkan fungsi produk dan geografis. Pada pendekatan
fungsional mengelompokkan aktivitas perusahaan berdasarkan fungsi seperti fungsi produksi,
pemasaran, personalia dan keuangan. Pada fungsi pendekatan produk juga mengelompokkan
berbagai aktivitas perusahaan berdasarkan produk atau kelompok produk yang dihasilkan
perusahaan. Tanggung jawab fungsional akan digabungkan menurut produk atau kelompok
produk dan tanggung jawab yang ditentukan atas dasar produk tersebut. Kemudian pada
pendekatan geografi disebut sebagai pendekatan regional di mana adanya pengelompokan
aktivitas serta menentukan tanggung jawab berdasarkan wilayah geografis. Koordinasi yang
lebih baik dari segala aktivitas dalam wilayah geografis menjadi manfaat utama dalam
pengelompokan ini.
Keterkaitan Struktur Organisasi dan Pelaporan Pertanggungjawaban
Pada umumnya tinggi tingkat pertanggung jawaban akan semakin ringkas pula
laporannya. Salah satu contoh adalah pada laporan kepada direktur utama yang menjadikan
biaya terjadi di kantor dan biaya yang terjadi di setiap divisi yang melapor langsung kepadanya.
Di mana direktur utama akan mengajukan pertanyaan mengenai biaya divisi tertentu kepada
direktur yang bertanggung jawab terhadap divisi tersebut. Penentuan yang baik dan konsisten
terhadap tingkat pertangungjawaban wajib dilakukan pada semua tingkat. Tingkat pertama ada
pada pertanggung jawaban terhadap semua operasi yang dimiliki oleh direksi, tingkat kedua
adalah direktur yang membawahi sebuah divisi dan bertanggung jawab kepada direktur utama,
dan tingkat ketiga adalah manajer pabrik yang masing masing membawahi sebuah pabrik
dalam divisi tertentu dan bertanggungjawab kepada direktur di atasnya.
Penentuan Pihak yang Mengendalikan Biaya
Dalam Sistem Akuntansi pertangungjawaban hendaknya memisahkan biaya terkendali
dengan biaya tidak terkendali. Berdasarkan pandangan tradisional, asumsi dasar Akuntansi
merupakan individu yang berwenang mengendalikan aktivitas hendaknya bertanggung jawab
terhadap biaya yang timbul akibat pelaksanaan aktivitas tersebut. Dalam mencapai tujuan
tersebut, sistem Akuntansi harus terjadi berdasarkan unit operasi dalam perusahaan serta
mengidentifikasi biaya yang dikendalikan oleh manajemen. Terdapat biaya yang dikeluarkan
pada setiap unsur yang terdiri atas dua elemen yaitu ; (1) harga per unit dan (2) kuantitas unsur
yang digunakan.
Tanggung Jawab Terhadap Biaya Overhead
Pembebanan unsur overhead yang dilakukan secara langsung terhadap suatu
departemen akan menjadi tanggung jawab langsung kepala Departemen. Maka dari itu, unsur
overhead lainnya hendaknya dialokasikan atau didistribusikan dalam rangka menghitung tarif
pembebanan overhead pabrik ke semua produk yang dihasilkan dalam satu periode. Untuk
tujuan akuntansi pertanggungjawaban, biaya hanya perlu dialokasikan apabila manajer
departemen menerima alokasi dapat mengenalkan biaya yang dialokasikan namun pada
pembebanan tanggung jawab nya sebagian besar tergantung pada metode akumulasi dan
alokasi biaya yang digunakan perusahaan.
Tarif penagihan berarti fungsi tingkat aktivitas dan efisiensi operasi departemen jasa.
Pengendalian efisiensi operasi Departemen tidak dapat dilaksanakan oleh departemen pemakai
sehingga tari penagihan harus ditentukan di muka. Berikut terdapat perhitungan tarif penagihan
departemen jasa dan disajikan:
• mengestimasi atau menganggarkan biaya yang dapat ditelusuri langsung ke departemen
jasa
• anggaran biaya bersama dialokasikan ke setiap departemen
• pengalokasian anggaran biaya departemen jasa ke departemen lain dan
• tahap terakhir yaitu menghitung tarif penagihan dengan cara membagi jumlah estimasi
biaya departemen jasa dengan jumlah perkiraan jam jasa yang akan diberikan pada
masa yang akan datang.
Laporan Pertanggungjawaban
Laporan pertanggung jawaban. Berdasarkan pandangan tradisional dua tujuh utama
yang dimiliki laporan pertanggung jawaban yaitu (1) motivasi individu mencapai kinerja yang
tinggi dengan melaporkan efisiensi dan inefisiensi kepada manajer pusat pertanggungjawaban
dan atasannya, (2) memberi informasi yang dapat membantu manajer pusat pertanggung
jawaban untuk mengidentifikasi indefisiensi sehingga mereka dapat mengendalikan biaya
menjadi lebih efisien. Pada laporan pertanggungjawaban dibuatnya secara periodik, berarti
laporan tersebut disampaikan kepada manajer pusat pertanggungjawaban dan manajer di atas
yang kemudian laporan tersebut digunakan untuk bahan evaluasi kinerja. Jika sistem dirancang
dengan baik maka akuntabilitas memberi motivasi yang besar bagi manajer dalam bekerja
secara efisien.
Karakteristik Laporan Pertanggungjawabn
Laporan pertanggung jawaban memiliki beberapa karakteristik dalam rangka
meningkatkan efisiensi yaitu
• laporan yang sesuai dengan organisasi -laporan konsisten bentuk serta isinya pada
setiap diterbitkan
• laporan harus tepat waktu
• laporan harus diterbitkan secara teratur
• laporan harus mudah dipahami
• laporan memuat perincian yang memadai tetapi tidak berlebihan
• laporan harus menyajikan data perbandingan (untuk membandingkan pelanggaran
standar yang sudah ditentukan dengan hasil sesungguhnya )
• laporan harus analisis dan
• laporan untuk manajer operasi harus menjadikan informasi mengenai unit fisik
sekaligus jumlah rupiahnya.
Review Struktur Laporan
Laporan yang disajikan harus sesuai dengan kebutuhan memberikan informasi yang
diperlukan bagi semua tingkat manajemen. Laporan hendak menunjukkan pengecualian
sehingga cepat mendapat perhatian dari manajer yang bertanggung jawab tanpa perlu mencari
dan membaca secara ekstensif. evaluasi secara teratur terhadap jumlah laporan yang diterbitkan
dan diserahkan perlu dilakukan karena kerap terjadinya pelaporan yang kacau akibat adanya
informasi yang ketinggalan serta terlalu banyak dengan mengabaikan biaya untuk menyiapkan
atau kelayakannya.
Analisis Penyimpangan dan Anggaran Fleksibel
Pengendalian biaya dalam Akutansi pertangungjawaban di mana pengenalan biaya
tersebut didasarkan pada perbandingan biaya dengan biaya yang dianggarkan menghubungkan
apa yang terjadi dengan apa yang terjadi.
Penyusunan Anggaran Fleksibel
Dalam penyusunan anggaran fleksibel hal yang lebih dahulu dilakukan merumuskan
suatu formula dalam biaya. Perumusan formula tersebut dilakukan dengan menggunakan biaya
di mana menunjukkan jumlah biaya atau tarif biaya variabel untuk setiap jenis biaya. Bagian
variabel pada satu ukuran aktivitas merupakan bagian variabel dari formula seperti jam kerja,
jam mesin, dan unit produksi.
Penyusunan Laporan Penyimpangan
Pada laporan penyimpangan, penyimpangan dihitung dengan membandingkan
overhead, overhead sesungguhnya dibebankan. Penyimpangan pengeluaran dihitung pada
setiap dengan cara mengurangkan biaya yang dianggarkan kebiasaan sungguh guna
memberikan laporan yang terperinci kepada manajer operasi.
Akuntansi Pertanggungjawaban Pendekatan Alternatif
Prilaku Disfungsional Manajer
Pembebanan tanggung jawab inefisiensi kepada individu serta penyimpangan anggaran
dipandang sebagai ukuran inefisiensi pada akuntansi pertangungjawaban tradisional sehingga
dalam hal ini manajer mengendalikan aktivitas yang menimbulkan biaya dan terjadinya
penyimpangan dibebankan kepada manajer. Pada individu yang di evaluasi, tetapi bukan pada
proses sehingga cenderung melakukan berbagai upaya dalam meminimalkan penyimpangan
yang dilakukan oleh individu. Hal tersebut dapat menimbulkan perilaku difungsional seperti
manajer yang cenderung mengutamakan kepentingan sendiri, manajer yang memusatkan
perhatian pada pencapaian anggaran dan target jangka pendek serta manajer yang pandai
memanipulasi akan sukses.

You might also like