You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTEK PRESTASI MESIN(PPM)PIPA BERCABANG

AMRIL
2110003423022

DOSENPENGAMPU:Ir.MUKNIZAR,MT

DISUSUNOLEH:
KELOMPOK 4
1.DAVID PUTRA RIZALD (2110003423036)
2.DALE CARNEGIE (2110003423020)
3. HARDIKNAS Y SAMGER (2110003423013)
4. IRWAN CANDRA (2110003423036)
5. M.AL AKRAM (2110003423024)
6. AMRIL (2110003423022)
7. SAIDI RAHMATULLAH (2110003423021)

LABORATORIUM TEKNIK MESIN UNIVERSITAS


FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG

2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan observasi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah
Praktek Prestasi Mesin (PPM) Oleh :
AMRIL 2110003423022

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik dan Perencannaan Universitas
Ekasakti

Diperiksa dan disahkan oleh:

Asisten Dosen Mengetahui,


DosenPengampu,

TioBonardo, ST Ir.Mukhnizar,MT

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktek Prestasi Mesin (PPM). Laporan ini penulis buat
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Prestasi Mesin
(PPM).

Dalam menyelesaikan penulisan laporan ini penulis banyak menemui


hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak hal tersebut dapat penulis atasi dengan baik. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. BapakDr.OtongRosadi,S.H.,M.Hum.Selaku Rektor Universitas Ekasakti


beserta jajarannya.
2. BapakDrs.RisalAbu,ST.M.Eng.Selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Perencanaan Universitas Ekasakti Padang.
3. BapakIr.Mukhnizar,MT.Selaku Kaprodi Jurusan Teknik Mesin.
4. BapakIr.Mukhnizar,MT.Selaku Dosen Pengampu Praktek Prestasi Mesin
(PPM)
5. Rekan-rekan mahasiswa fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas
Ekasaki Padang.
6. Kepada orang tua yang telah membimbing hingga mengorbankan biaya
serta tanggung jawab kepada penulis.
Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan ini. Penulis mengucapkan banyak Terima kasih. Penulis berdoa semoga
bantuan, bimbingan dan dorongan yang telah di berikan menjadi amal baik dan di
tempatkan Allah SWT sebagai ibadah dan bernilai pahala dan diterima di sisiNya.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk


itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan dimasa datang. Akhirnya penulis mengharapkan laporan ini
bermanfaat bagi pembaca semua.

Padang,OKTOBER2023

Amril

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................i
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...iv
DAFTAR TABEL.........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI......................................................................3
A. Teori Dasar.......................................................................................3
B. Tujuan umum system perpipaam...................................................4
C. System peyambunga pipa................................................................4
D. Klasifikasi Alat Penyambung(Fitting)............................................5
BAB III METODOLOGI PRATIKUM......................................................9
A. Alat dan Bahan..................................................................................9
B. Cara Pengujian Pipa Bercabang......................................................9
BAB IV ANALISA DAN DATA…………………………………………10
A. Tabel Analisa dan Data Pipa Bercabang…………………………10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………11
A. Kesimpulan………………………………………………………...11
B. Saran……………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….12

iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aspek penting bagi kehidupan adalah air,terutama bagi manusia.Selama ini


kebutuhan manusia akan air sangatlah besar, oleh sebab itu air tidak terlepas dari
kehidupan manusia. Air digunakan untuk keperluan sehari-hari misalnya minum,
mandi, memasak dan mencuci.
Dalam perkotaan, air sangat dibutuhkan, aliran air tersebut hanya dapat
mengalir melalui dua aliran yaitu Sungai dan aliran pipa. Aliran Sungai adalah
aliran air yang sangat besar tetapi aliran Sungai merupakan aliran yang kotor yang
berasal dari air hujan dan air rumah tangga. Aliran sungai tidaklah bermanfaat
untuk masyarakat perkotaan karena hanyalah penyebab teijadinya banjir. Aliran
pipa berisi air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Air tersebut
dialirkan melalui media yang disebut pipa yang mempunyai berbagai jenis dan
juga dimensi. Selain melalui pipa, aliran air juga melewati belokan(elbow),pipa
tee, pembesaran dan pengecilan penampang(kontraksi)sehingga akan berakibat
pada besarkecilnya kapasitas air yang dihasilkan.
Sering kita melihat pemasangan pipa bercabang yang kurang teratur dan
tidak memperhatikan efek yang timbul akibat percabangan-percabangan tersebut.
Selain itu, dimensi pipa, orifice,dan hambatan lain pada pipa masih belum
diperhatikan pada pemasangan pipa bercabang. Percabangan yang banyak
digunakan yaitu pipa tee. Oleh karena itu, bagaimana pengaruhnya terhadap debit
air menggunakan head yang sama dengan variasi pemasangan pipa teel Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas dan akurat untuk penentuan
pipa bercabang agar kapasitas air dapat otpimal dan efisiensinya meningkat.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang didapatkan sebagai berikut:


a. Apayang dimaksud dengan Pipa Bercabang?
b. Bagaimana cara melakukan pengujian pada Pipa Bercabang?
c. Bagaimana cara memperoleh Analisa dan data Pipa Bercabang?

C. Tujuan

Adapun tujuan pratikum:


a. Untuk mengetahui Pipa Bercabang
b. Untuk melakukan pengujian Pipa Bercabang
c. Untuk memperoleh Analisa dan data Pipa Bercabang
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Dasar

Fluida Menurut Raswari (1986), merupakan suatu zat/bahan yang dalam


keadaan setimbang tidak dapat menahan gaya atau tegangan geser (shear force).
Dapat pula didefinisikan sebagai zat yang dapat mengalir bila ada perbedaan
tekanan dan atau tinggi. Suatu sifat dasar fluida, yaitu tahan terhadap aliran yang
diukur sebagai tegangan geser yang terjadi pada bidang geser yang dikenai
tegangan tersebut adalah viskositas atau kekentalan/kerapatan zat fluida tersebut.
Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu:1.Fluida
cair, merupakan fluida dengan partikel yang rapat dimana gaya Tarik antara
molekul sejenisnya sangat kuat dan mempunyai permukaan bebas serta cenderung
untuk mempertahankan volumenya. 2.Fluida gas, merupakan fluida dengan
partikel yang renggang dimana gaya tarik antara molekul sejenis relatif lemah dan
sangat ringan sehingga dapat melayang dengan bebas serta volumenya tidak
menentu. Pada zat cair dan gas, zat cair tidak dapat mempertahankan bentuk yang
tetap, zat cair mengikuti bentuk wadah nya dan volumenya dapat diubah .Zat gas
tidak mempunyai bentuk, maupun volume yang tetap, gas akan berkembang
mengisi seluruh wadah. Karena suatu fase cair dan gas tidak dapat
mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan
untuk mengalir. Oleh karena itu zat cair dan gas sering secara kolektif disebut
sebagai fluida. (Sularso, 1994).

B. Tinjauan Umum Sistem Perpipaan

Pipa adalah saluran tertutup yang biasanya berpenampang lingkaran yang


digunakan untuk mengalirkan fluida dengan tampang aliran penuh (Triatmojo
1996). Terminologi pipa biasanya disamakan dengan istilah tube. Berdasarkan
standard dalam pembuatannya, pipa biasanya di dasarkan pada diameter
nominalnya, biasanya memiliki nilai outside diamter (OD) atau diameter luarnya
tetap sedangkan untuk tebalnya menggunakan istilah schedule yang memiliki nilai
bervariasi.Dalam sebuah pipa atau lebih tepatnya sistem perpipaan, kita akan
mengenal istilah NPS yang memiliki kepanjangan dari Nominal Pipe Size adalah
istilah yang menunjukkan diameter nominal (bukan ukuran sebenarnya) dari
sebuahpipa. (http: //www.idpipe.com /2014/10/perbedaan-pipe-dengan-tube.)
Dalam pembuatan pipa tentu sangatlah banyak jenis bahan baku yang
digunakannya, bahan-bahan pipa secara umum dapat dibagi sebagai berikut
(Raswari, 1986) :

1. Carbon steel

2. Carbonmoly

3. Galvanees

4. Ferro nikel

5. Stainlesssteel

6
6. Chrome moly

Sedangkan bahan-bahan pipa secara khusus dapat dikelompokkan sebagai


berikut :

1. Vibreglass

2. Aluminium

3. Wroughtiron(besitanpatempa)

4. Copper (tembaga)

5. Redbrass(kuninganmerah)

6. Nickel copper(timah tembaga)

7. Nickel Chromiron(besitimahchrom)

C. Proses Penyambungan Pipa

Dalam pemakaian pipa, banyak sekali diperlukan sambungan baik


sambungan antara pipa dengan pipa maupun sambungan-sambungan antara pipa
dengan peralatan yang diperlukan seperti katup(valve),instrumentasi,nozel(nozzle)
peralatan atau sambungan untuk merubah arah aliran. Dengan adanya sambungan,
dapat menghambat aliran normal dan menyebabkan gesekan tambahan dalam
aliran. Pada pipa yang pendek dan mempunyai banyak sambungan, fluida yang
mengalir didalamnya akan mengalami banyak kehilangan energi. Salah satu efek
yang ditimbulkan pada aliran yang melewati sebuah sambungan yang berkaitan
dengan pola aliran yaitu adanya ketidakstabilan laju aliran. Fluktuasi aliran yang
terjadi secara terus menerus pada suatu sambungan akan memberikan beban
impak secara acak yang berlangsung terus menerus bisa menyebabkan getaran
pada pipa.

Prosespenyambunganpipa dapatdilakukandengan (Raswari,1986) :


Pengelasan

a. Jenis pengelasan yang dilakukan tergantung pada jenis pipa dan


penggunaannya, misalnya pengelasan untuk bahan stainless steel
menggunakanlasbusurgaswolfram,danuntukpipabajakarbondigunakan las
metal.Ulir (threaded)
b. Penyambungan ini digunakan pada pipa yang bertekanan tidak terlalu
tinggi.Kebocoranpadasambunganinidapatdicegahdenganmenggunakan
gasket tape pipe. Pada umumnya pipa dengan sambungan ulir digunakan
pada pipa dua inci ke bawah.Menggunakan Flens(flange)
c. Kedua ujung pipa yang akan disambung dipasang flens kemudian diikat
denganbaut.Flensadalahmekanismepengencanganyangtidakpermanen, bisa
di bongkar dan dipasang dengan memanfaatkan baut sebagai media
pengencang.

Pipa yang mengunakan flen sebagai sambungannya,biasanya pipa tersebut


nantinya akan dilakukan maintenance,jadi agar mudah dibongkar dan dipasang

7
kembali. Selain proses-proses penyambungan pipa seperti diatas terdapat pula tipe
sambungan cabang.

Tipe sambungan ini dikelompokkan sebagai berikut:

a. Sambungan langsung(stubin)
b. Sambungan dengan menggunakan fittings(alat penyambung)

Tipe sambungan cabang dapat pula ditentukan pada spesifikasi yang telah
dibuat sebelum mendesain atau dapat pula dihitung berdasarkan perhitungan
kekuatan, kebutuhan, dengan tidak melupakan faktor efektivitasnya. Sambungan
cabang itu sendiri merupakan sambungan antara pipa dengan pip, misalkan
sambungan antara header dengan cabang yang lain apakah memerlukan alat bantu
penyambung yang lainnya atau dapat dihubungkan secara langsung, Hal ini
tergantung kebutuhan serta perhitungan kekuatan. (Raswari, 1986).

D. KlasifikasiAlatPenyambung(fitting)

a. Fitting Ellbow Elbow merupakan komponen perpipaan yang berfungsi


untuk membelokkan arah aliran fluida. Elbow terdiri dari dua jenis yang
paling umum yaitu elbow dengan sudut 45derajat dan 90derajat. Tetapi
selainkeduajeniselbowtersebutadapulaelbowdenganukuransudutyang
lebihbesarmaupunlebihkecil.Untukmemperolehnyaelbowtersebutharus
dipotong atau menggunakan dua elbow yang disatukan untuk memperoleh
sudut tertentu.

Gambar2.1:FittingEllbow90°

b. FittingTee

Tee dalam fitting digunakan untuk membagi aliran, adalah koneksi fitting
yang memiliki cabang. Biasanya cabang ini ukurannya sama dengan ukuran pipa
utama, kita menyebutnya dengan straight tee. Sedangkan kalau berbeda, kita
menyebutnya dengan reducing tee. Adapula tee yang tidak tegak lurus, ia
membentuk sudut 45derajat.Tee yang berbentuk seperti itu disebut dengan lateral
Tee, yang penggunaanya biasanya untuk pressure yang rendah.Fittingtee biasanya
diumpamakan sebagai pertigaan,Dalam fitting juga ada perempatan, kita
mengenalnya dengan crosses. Namun pengunaannya amat sangat jarang, karena
hanya digunakan untuk space yang terbatas.
8
Gambar2.2:FittingTee

c. FittingReducer (Pemerkecil)

Fitting jenis ini berfungsi untuk me-reduce (mengurangi) aliran fluida.


Mengurangi disini bukan seperti valve,akan tetapi hanya ukuran pipanya sajayang
berkurang. Jadi reducer ini akan menggabungkan pipa dari diameter yang lebih
besar ke pipa dengan diameter yang lebih kecil, ataupun sebaliknya.Ada dua jenis
reducer yaitu concentric reducer dan eccentrik reducer. Keduanya memiliki peran
yang berbeda, penggunaan concentric reducer lebih umum untuk line atau pipa
vertical. Concentric reducer digunakan ketika tidak ada kemungkinan udara yang
tersumbat didalamnya.Sedangkan untuk eccentricreducer banyak digunakan untuk
komponen yang dekat dengan pompa, dengan pertimbangan agar menghindari
udara yang terjebak didalamnya.

Gambar2.3Reducer2”x1”

d. GateValve

Gatevalveadalahjenisvalvepadasisteminstalasiperpipaanyangberfungsi
untuk menghentikan dan meneruskan aliran. Untuk mencegah lewatnya aliran
fluida, jenis valve ini menggunakan lempengan(stopper) yang digerakkan secara
naik turun. Cara pemasangan gate valve scara prinsip sangat sederhana, dengan
menggunakan dua konektor berulir atau menggunakan dua flange yang
dihubungkankesistempipa.Sedangkancarakerjagatevalve,jika

9
handle(pegangan) diputar, bagian bonnet bergerak naik ke atas konektor dengan
area stopping wedge merubah dengan memaksa gerakan naik dan turun. Handle
yang menaikkan dan menurunkan stopper menempati ruang bonnet. Ketika handle
diputar maka stopper bergerak di dalam valve. Stopper masuk kedalam ruang
dimana cairan melewatinya. Casing gate valve yang sedikit lebih lebar dari pipa
yang terhubung memungkinkan stopper benar-benar menutupi ruang aliran dan
membuatnya benar-benar tertutup.

Gambar2.4Gate Valve

1
0
BAB III
METODOLOGI PRATIKUM

A. Alat dan Bahan

Peralatan yang dibutuhkan yaitu gelas ukur, pompa air, alat ukur gergaji,
gerinda potong, mesin bor. Bahan yang digunakan meliputi tangki penampungan,
pipa pvc, elbow,stop kran, verlub, selotip, pipa tee, lem pipa, kran, kompresor,
selang.

Gambar3.1DesainAlat

Gambar3.2DimensiAlat

A. Cara Pengujian Pipa Bercabang

1. Menghidupkan mesin pompa terlebih dahulu


2. Membukak ran dengan ukuran 15 derajat
3. Membuka katub1dengan menutup katub 2,3, 4
4. Mencatat rpm dan kecepatan pompa untuk analisa

1
1
5. Menghidupkan mesin pompa terlebih dahulu
6. Membukak ran dengan ukuran 15 derajat
7. Membuka katub1dengan menutup katub 2,3, 4

1
2
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Analisa dan Data Pipa Bercabang

Tabel4.1AnalisadanDataPipa Bercebang
NO Pipa Waktu(s) DataAwal Data akhir Kubik Kubik
Awal Akhir

1 180 s 1.X.0,0001 =7 1.X.0,0001 =1 0,0006 0,0010

2.X.0,001 =9 2.X.0,001 =8

3.X.0,1 =7 3.X.0,1 =7

4.X.0,1 =5 4.X.0,1 =7

2 180 s 1.X.0,0001 =3 1.X.0,0001 =9 0,0040 0,0006

2.X.0,001 =5 2.X.0,001 =4

3.X.0,1 =7 3.X.0,1 =3

4.X.0,1 =9 4.X.0,1 =8

3 180 s 1.X.0,0001=6 1.X.0,0001 =3 0,0009 0,0040

2.X.0,001 =2 2.X.0,001 =5

3.X.0,1 =5 3.X.0,1 =7

4.X.0,1 =1 4.X.0,1 =0

4 180 s 1.X.0,0001=6 1.X.0,0001=4 0,0040 0,0014

2.X.0,001 =1 2.X.0,001 =1

3.X.0,1 =4 3.X.0,1 =3

4.X.0,1 =2 4.X.0,1 =0

1
3
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada diameter pipa yang sama dengan variasi pemasangan pipa tee, apabila
nilai debit nya besar maka nilai rugi belokannya kecil, sedangkan nilai debitnya
kecil maka nilai ruginya besar. Pada diameter pipa yang berbeda dengan
pemasangan pipa tee yang sama, apabila nilai debitnya besar maka nilai rugi
belokannya besar, sedangkan nilai debitnya kecil maka nilai ruginya kecil. Debit
pada variasi tee bawah paling besar dan debit pada variasi tee atas paling rendah.
Seluruh aliran yang melalui pipa tee merupakan aliran turbulen.

B. SARAN

Sebelum melakukan pengujian alangkah baiknya kita memeriksa mesin


pompa, angka reynold dan kran. Agar tidak akan mengalami kendala dalam
melakukan pengujian yang dilakukan.

1
4
DAFTAR PUSTAKA

Suhamo,K.,2015,MekanikaGerak Aliran
Fluida Dalam Pipa,
Magelang:JurusanTeknikMesinFakultasTeknikUniversitasTidarMagelang.
Limbong,I,2011,LaporanPraktikumLimnologiPengukuranDebitAir,
Pekanbaru.

1
5

You might also like