You are on page 1of 26

PANDUAN PRAKTIKUM

Kelas X, XI,XII FARMASI

Apt, Krismiyati, S.Farm

SMK MUHAMMADIYAH 4 CILEUNGSI

SMK Muhammadiyah 4 Cileungsi


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas izin dan karunia nya, saya
dapat menyelesaikan penyusunuan buku penuntun praktikum Farmasi bagi siswa SMK
Muhammadiyah 4 Cileungsi Jurusan Farmasi Klinis dan Komunitas. Buku ini saya susun dengan
maksud agar Siswa dapat melaksanakan praktikum dengan baik dan mudah
Praktikum Farmasi Dasar ini di berikan dengan maksud agar Siswa memiliki kemampuan
dalam memberikan pelayanan resep kepada pasien, mulai dari skrining resep, hingga pelayanan
informasi obat.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam buku ini, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan dan semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

1 | PAGE
KETENTUAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Praktikan diharuskan hadir minimal 15 menit sebelum di mulai praktikum


2. Praktikan di wajibkan membuat jurnal resep sebelum praktikum di mulai
3. Prakitikan di wajibkan menggunakan seragam sekolah
4. Praktikan wajib menggunakan jas lab / jas praktikum berwarna putih
5. Letakkan tas dan buku yang tidak di gunakan pada loker yang disediakan
6. Praktikan harus mengikuti pre test sebelum mengerjakan sediaan
7. Praktikan wajib memahami materi praktikum yang akan dikerjakan, memahami semua
prosedur kerja sebeluj masuk laboratorium
8. Praktikan di larang makan dan minum di dalam laboratorium
9. Sebelum praktikum, setiap praktikan wajib mengecek peralatan lab sekolah yang di gunakan,
dan bertanggung jawab dalam menjaga peralatan tersebut.
10. Praktikan wajib membawa peralatan praktik pribadi, seperti serbet, lem, pot salep, dos bedak,
botol kaca, sudip.
11. Menggunakan bahan praktikum sesuai kebutuhan, dan mengembalikan kembali bahan
tersebut ketempat nya jika sudah selesai menimbang
12. Setelah selesai praktikum, setiap praktikan wajib mencuci peralatan yang di gunakan, dan
membersihkan laboratorium.

2 | PAGE
TATA CARA PENIMBANGAN

1. Diperiksa apakah semua komponen timbangan/neraca sudah lengkap


dan sesuai pada tempatnya dengan mencocokkan nomor-nomor yang
terdapat pada komponen tersebut
2. Periksa kedudukan timbangan sejajar atau rata, dapat dilihat dari
posisi jarum anting dengan alas anting harus tepat. Jika belum tepat,
atur tombol pengatur tegaknya timbangan
3. Periksa apakah posisi pisau sudah tepat pada tempatnya. Jika sudah,
tuas penyangga diputar hingga timbangan terangkat dan akan
kelihatan apakah piringnya seimbang atau berat sebelah. Jika tidak
seimbang kita dapat memutar mur kiri atau kanan sesuai dengan
keseimbangannya hingga neraca seimbang
4. Letakkan kertas perkamen di atas kedua piring timbangan, kemudian
lihat apakah neraca seimbang atau berat sebelah. Jika belum
seimbang, lakukan dengan penambahan sedikit kertas atau batu
penara pada salah satu piring timbangan hingga neraca menjadi
seimbang. Tidak diperkenankan menara dengan anak timbangan.
Selanjutnya, penimbangan bahan-bahan atau obat dapat dimulai
5. Alas bahan atau wadah bahan untuk menimbang terlebih dahulu
harus disetarakan.
6. Cara penimbangan bahan bahan antara lain:
a. Bahan padat (serbuk, lilin): ditimbang di atas kertas perkamen.
b. Bahan ½ padat seperti vaselin, adeps lanae, di timbang di atas kertas perkamen atau
cawan penguap
c. Bahan cair dapat di timbang di atas kaca arloji, cawan penguap atau langsung dalam botol
atau wadah
d. Bahan cairan kental seperti ekstrak belladonae dan hyoscyami dapat langsung ditimbang,
sedangkan untuk ichtyol di timbang di kertas perkamen yang sebelum nya di olesi dengan
paraffin cair/ vaselin
e. Bahan oksidator ( Kalii permanganas, Iodium , Argenti nitras ) ditimbang pada gelas
timbang atau gelas arloji yang ditutup
f. Bahan yang bobot nya kurang dari 50mg dilakukan pengenceran

3 | PAGE
7. Bahan yang akan ditimbang diletakkan di daun timbangan sebelah kanan, dan anak timbangan
diletakkan di daun timbangan sebelah kiri.
8. Bahan obat yang beratnya lebih dari 1g, hendaknya ditimbang di timbangan gram. Daya
beban 250 gram – 1000 gram dengan kepekaan sebesar 200 mg. Bobot yang boleh
ditimbang : 1 gram – 500 gram
9. Bahan obat yang beratnya kurang dari 1 g, di timbangan milligram. Daya beban 25 mg – 50
mg dengan kepekaan sebesar 5 mg. Bobot yang boleh ditimbang : 50 mg - < 1 gram.

10. Setelah selesai menimbang, bahan obat terus dimasukkan ke dalam tempat (mortir, beker
glass, labu takar, atau lainnya) untuk siap dikerjakan. Sedangkan botol tempat bahan obat
segera dikembalikan ke tempat semula. t idak boleh menimbang obat kalau belum akan
dikerjakan.

11. Catatlah semua penimbangan yang di lakukan

4 | PAGE
FORMAT PENULISAN JURNAL PRAKTIKUM FARMASI

1. Resep ( yang akan di praktikan)


2. Kelengkapan resep
- Nama, alamat dokter, tanggal dan tempat ditulisnya resep (inscriptio)
- Aturan pakai dari obat yang tertulis ( signatura)
- Paraf /tanda tangan dokter penulis resep
- Tanda buka penulisan resep dengan R/
- Nama obat, jumlah, dan bentuk sediaan yang akan dibua ( praescriptio atau ordinatio)
- Nama pasien, usia pasien, atau jenis hewan, serta alamat
3. Usul
- Jika ada
4. Resep Standar
- Jika ada ( dari ISO, MIMS, Fornas, FOI)
5. Monografi
- Uraian bahan obat yang di gunakan, meliputi pemerian dan kelarutan ( sumber
Farmakope Indonesia)
6. Daftar Obat

Nama obat Khasiat Golongan TM

7. Perhitungan Dosis
- Jika ada
8. Perhitungan Bahan
9. Penimbangan Bahan
10. Cara Kerja
11. Penyerahan :
a. Wadah :
b. Etiket :
c. Label :
d. Signa :

5 | PAGE
PRAKTIKUM SERI I
PENGENALAN PERALATAN & PENIMBANGAN DASAR

A. Tujuan Umum
Siswa mengenal alat alat di laboratorium dasar kefarmasian dan mengetahui fungsi nya
B. Tujuan Khusus
- Mengetahui jenis timbangan dan cara penimbangan
- Mengetahui alat alat ukur volume dan alat-alat peracikan
- Menganalisis alat-alat di laboratorium dasar kefarmasian
- Menggunakan alat-alat di laboratorium dasar kefarmasian

C. Alat alat yang di gunakan

NO ALAT GAMBAR
1 Timbangan gram
Fungsi :

2 Timbangan miligram

3 Mortir dan stamfer

6 | PAGE
4 Sendok Tanduk

5 Ayakan

6 Spatel Logam

7 Kertas Perkamen

8 Sudip

9 Cawan Uap

10 Gelas Arloji

7 | PAGE
11 Pot Salep

12 Water bath

13 Gelas Ukur

14 Corong

15 Beaker glass

16 Labu Erlenmeyer

8 | PAGE
17 Pipet Tetes

18 Pipet Obat

19 Batang Pengaduk

20 Capsul Filler

21 Anak Timbangan gram

22 Anak Timbangan
Miligram

9 | PAGE
PRAKTIKUM SERI II

SEDIAAN PULVERES, PULVIS, KAPSUL DAN SEMI SOLID

A. Tujuan Umum
Siswa Mampu memembuat sediaan Pulveres, Pulvis, Kapsul dan Sediaan Semi solid

B. Tujuan Khusus
- Siswa mampu membaca Resep dan menganalisa kelengkapan resep
- Siswa mampu mengitung jumlah kebutuhan obat, menghitung dosis, membuat etiket
dan copy resep
C. Landasan Teori

1. Resep
Resep adalah Permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi, atau dokter hewan yang
diberi izin berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku kepada apoteker,
untuk menyediakan dan menyerahkan obat – obatan bagi penderita.
2. Pulvis (serbuk)
Pulvis( Serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan,
ditujukan untuk pemakain oral atau untuk pemakaian luar. Pulvis (serbuk) di bagi menjadi
2, yaitu :
- Pulveres ( serbuk terbagi)
- Pulvis ( serbuk tidak terbagi)

A. Pulveres

Cara pembuatan Pulveres Secara Umum

a) Obat atau bahan obat yang berbentuk kristal/bpngkahan besar hendaknya di gerus
halus terlebih dahulu
b) Obat yang berkhasiat keras dan jumlahnya sedikit di campur dengan zat tambahan
(konstituen) dalam mortir
c) Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar tampak sudah merata

10 | PAGE
d) Obat yang jumlahnya sedikit dimasukan terlebih dahulu

Cara Pembuatan pulveres Secara Khusus

a) Camphora, menthol, thymol, acid benzoic, acid salicylic : ditetesi etanol (spiritus
fortior) kemudian dikeringkan dengan SL.
Catatan: asetosal tidak perlu ditetesi etanol. Campuran eutektik (campuran camphor
dan menthol atau dengan thymol): masing-masing ditetesi etanol, dikeringkan
dengan SL, baru dicampurkan.
b) Garam berair Kristal : diganti dengan eksikatusnya.
c) Tingtur dan ekstrak cair : bila kurang dari 2 gram digerus di mortir panas dengan SL
sampai kering. Bila lebih dari 2 gram diuapkan sampai seperti tingtur banyak, dapat
diuapkan lagi secukupnya sampai kira-kira sama banyak dengan SL-nya.
d) Ekstrak kental : ditetesi etanol dilutes (etanol 70%), keringkan dengan SL di mortir
panas.
e) Sulfur, stibii pentasulfida atau rifampisin (warna merah kuning, susah hilang dari
mortir) : digerus diantara bahan tambahan/inert seperti SL.
f) Bila dalam pulveres ada tablet : tablet digerus halus kemudian dicampurkan dengan
bahan lain.
g) Elaeosacchara : elaeosacchara lactis dalam pulveres : terdiri dari 2 gram SL dan 1
tetes minyak atsiri.
h) Obat-obat paten yang di “loco” (diganti) : usulkan pergantiannya kecuali sudah
dianggap sinonim.
i) Dosis Maksimum (DM) lebih dari 80% dan 100% : penimbangan satu persatu, jika
diberi tanda seru dan paraf, yang dituliskan tepat dibelakang nama bahannya pada
resep.
j) Pengenceran : dengan SL dan carmin
k) Bila mengandung tablet salut : tabletnya ditumbuk halus kemudian diayak yang
halusnya dicampur yang lainnya.

11 | PAGE
B. PULVIS
Serbuk tabur harus bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar.

Cara pembuatan Pulvis Secara umum

a) Seperti pembuatan pulveres


b) Dilebihkan 10% penimbangannya
c) Bila tidak mengandung zat yang berlemak diayak dengan ayakan nomor 100.
d) Bila mengandung zat yang berlemak diayak dengan ayakan nomor 44
e) Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan dihaluskan
lagi sampai seluruhnya terayak.

Cara Pembuata Pulvis Secara Khusus

a) Camphor, menthol, acid salicylic, acid benzoic : ditetesi etanol, keringkan


dengan talk/bolus alba/amylum/magnesium oksida.
b) Acid boric : diambil pulv-nya
c) Cera : ditetesi eter atau spiritus fortiori, keringkan dengan talk atau bolus alba.
d) Balsam peru : ditetesi etanol atau spiritus fortiori, keringkan dengan talk.
e) Ichthyol : ditetesi dengan etanol, keringkan dengan talk.
f) Minyak atsiri : tidak diayak, tidak dilebihkan.
g) Paraformaldehida : tidak diayak, tidak dilebihkan

3. Kapsul
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi dapat juga terbuat dari pat atau
bahan lain yang sesuai.
Kapsul dibedakan menjadi 2 ,yaitu kapsul keras ( hard capsul ) dan kapsul lunak ( soft
capsul)
Ukuran kapsul menunjukan isi volume dari kapsul dan dikenal 8 macam ukuran yang
dinyatakan dalam nomer kode. 000 adalahukuran terbesar dan 5 ukuran terkecil ( untuk
manusia ). Ukuran 12,11,10 ( untuk hewan )

Ketepatan dan kecepatan memilih ukuran kapsul tergantung dari pengalaman. Biasa nya

12 | PAGE
dikerjakan secara ekperimental, dan sebagai gambaran hubungan jumlah obat dengan
ukuran kapsul dapat dilihat dalam table di bawah ini

Nomor Ukuran Acetosal (gram) Natrium Bikarbonat NBB (gram)


(gram)
000 1 1,4 1,7
00 0,6 0,9 1,2
0 0,5 0,7 0,9
1 0,3 0,5 0,6
2 0,25 0,4 0,5
3 0,2 0,3 0,4
4 0,15 0,25 0,25
5 0,1 0,12 0,12

4. Sediaan Semisolid
Menurut FI.IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical
pada kulit atau selaput lendir. Berdasarkan konsistensi nya, salep di bagi menjadi :
a. Unguenta
b. Cream
c. Pasta
d. Cerata
e. Gelones spumae (jelly)

Ketentuan Umum cara Pembuatan Salep

1. Peraturan Salep Pertama


Zat-zat yang dapat larut dalam campuran lemak dilarutkan kedalamnya,
jika perlu dengan pemanasan.

2. Peraturan Salep Kedua

Bahan-bahan yang dapat larut dalam air, jika tidak ada peraturan-
peraturan lain dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air yang
digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang
dipakai dikurangi dari basis.

13 | PAGE
3. Peraturan Salep Ketiga.

Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak
dan air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak
B40.

4. Peraturan Salep Keempat


Salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus
digerus sampai dingin.

14 | PAGE
RESEP SERI I

NO. RESEP PROBLEMA


1 Dr. Hadi. S
SIP : 057/133/2020
Alamat : Jl. Anggrek No.10 Perhitungan Lactosa

R/ Paracetamol
Lactosa
m.f. pulv. dtd. No.X S.t.dd p.1
Pro: An. Amelia ( 6 tahun)
2 Dr. Hadi. S Pengenceran CTM
SIP : 057/133/2020
Alamat : Jl. Anggrek No.10

Cileungsi, 12 Maret 2021


R/ Amoxicylin 200mg
Luminal 10mg
CTM 2mg
M f pulv dtd No. X
S t dd 1 pulv ac
Pro : Yanti (10 tahun)
Alamat : kp.Pelangi no 20

3 Dr. Hadi. S Perhitungan DM untuk obat


SIP : 057/133/2020 keras yang memiliki khasiat
Alamat : Jl. Anggrek No.10 sama

R/Aminophyllin 150 mg
Ephedrin Hcl 50 mg
Prednison 5 mg
GG
M f pulv dtd no VI, da
in caps
S. prn. t. dd. Caps. 1

Pro : nn Endah (16 tahun), Jl.


Kenari No. 8

15 | PAGE
4 Dr. Bimo
SIP: 2387/2022 Aturan pakai tidak spesifik, maksimal
Perum PTSC, Cileungsi penggunaan dalam 1 hari ?

Bogor, 8 April 2022

R/ Glyceryl guaicolas 1000mg


Ephedrin HCl 100mg
M f pulv no X. da in caps
S prn 1 pulv

Pro : Viewer ( 12 tahun)


Alamat : Cileungsi Hijau No 5

5 Dr. Bimo Perhitungan bahan


SIP: 2387/2022 Perhitungan TM
Perum PTSC, Cileungsi Usia Pasien

Bogor, 8 April 2022


R/ Amoxsan cap ½ caps
Paracetamol 1/5 tablet
Chlorpehon ½ tablet
M f caps dtd no X
S 3 dd 1 pc

Pro : Ines
Alamat : Jl.Narogong no 7

6 Dr. Meli Penimbangan untuk serbuk tabur


SIP: 1248/2022 Penimbangan ZnO
Cibubur Country Serbuk tabur dengan lemak

R/Menthol 0,5
Camphor 0,5
Adeps lanae 0,5
ZnO 5
Amylum 4
Acid Salicyl 1
Bals. Peruv 1
Talcum ad 25
m.f. pulv. Adps
S. pulv. Adps

16 | PAGE
Pro : Ny. Lina ( 37 tahun)

7 Dr. Arya Penimbangan Vaselin


SIP : 2978/2020
Jl. Permata No.8, Bogor

Bogor, 10 Januari 2023

R/ Acid Salicil 0.1


Menthol 0.1
Vaselin Flavum ad 15 gr
M f ungt.
S.U.E

Pro : Reva (4 tahun)


Alamat : Jl. Bromo X, no 5

8 Dr. Arya Sulfur PP tidak boleh di ayak


SIP : 2978/2020 Penimbangan Serbuk Tabur
Jl. Permata No.8, Bogor Serbuk tabur tidak berlemak
Cileungsi, 30 Desember 2022

R/ Acid Salicil 2%
Acid Boric 3%
Sulfur pp 1%
M f pulv adsp 30
SUE

Pro : Bian ( 8 tahun)


Jl. Mawar No.10
9 Dr. Arya Resep standar Salep 24
SIP : 2978/2020 Perhitungan Camphora
Jl. Permata No.8, Bogor
Cileungsi, 30 Desember 2022

R/ Salep 2-4 20gr


Adde
Camphora 2%
M f ungt
SUE

17 | PAGE
Pro : Jasson ( 18 tahun)
Perum PTSC, no 7
10 Dr. Raka
SIP : 2978/2021
Jl. Surya kencana No.8, Bogor

Bogor, 8 April 2022

R/ Ol.iecoris Aseli 5
Cera alba 0,5
Vaseil Flavum ad 20gr
Adde
Neomycin 0,1
M f ungt
S.U.E

Pro : Nabila ( 17 tahun)

11 Dr. Raka Resep Standar Zinci Pasta


SIP : 2978/2021
Jl. Surya kencana No.8, Bogor

Bogor, 12 Januari 2023

R/ Zinci Pasta 20 gr
S. U. E

Pro : Nn. Diandra


12 Dr. Raka Perhitungan tablet /konversi sediaan
SIP : 2978/2021 tablet
Jl. Surya kencana No.8, Bogor

R/ Sanmol tablet 250 mg


Alleron tablet 2mg
Mf pulv dtd no XX
S 3 dd 1

Pro : Naila ( 8 tahun)


Jl. Arjuna No. 8

13 Dr. Raka Resep standar


SIP : 2978/2021 Zat Mudah larut dalam air ( peraturan
Jl. Surya kencana No.8, Bogor pembuatan salep no?
Membuat copy resep
Bogor, 8 Agustus 2021
R/ Kalii Iodida 3
Lanolin 16
Ungt. Simplex ad 30
M f ungt, da in 1/2

18 | PAGE
S. U. E

Pro ; Dafa ( 7 tahun)


Jl. Delima no.7

14 Dr. Arya Perbedaan konsistensi bahan dasar


SIP : 2978/2020 salep.
Jl. Permata No.8, Bogor
Cileungsi, 30 Desember 2022

R/ Tanin 1,5
Parafin Liquid 0,75
Cetyl Alkohol 1,75
Vaselin Album ad 15
M f ungt
S t dd ue
Pro : Tn. Agung

15 Dr. Raka
SIP : 2978/2021 Resep Narkotika
Jl. Surya kencana No.8, Bogor Perhitungan dan pembuatan
Elaeosacch MP
Bogor, 28 Oktober 2022

R/ Codein HCl 150 mg


Elaeosacchara MP 2 gram
M f pulv No X
S t dd 1

Pro : Diani ( 12 tahun)


Alamat : Jl. Surya Kencana No
30

19 | PAGE
PRAKTIKUM SERI II
BENTUK SEDIAAN CAIR, SEMISOLID

A. TUJUAN UMUM

Siswa mampu menganalisa sediaan obat berbentuk cairan

B. TUJUAN KHUSUS
- Dapat menganalisa resep obat sediaan cair
- Dapat menghitung kebutuhan bahan dari resep yang akan di buat
- Dapat menghitung dosis obat
- Dapat membuat etiket dan copy resep

C. LANDASAN TEORI
Bentuk sediaan cair umumnya dapat berupa sediaan larutan seperti : solution, mixture, emulsa,
saturationes, sirup, dan suspensi.

1. SOLUTIONES & MIXTURA


Solutiones adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih bahan kimia, kecuali
dinyatakan lain sebagai pelarut adalah air suling.
Solutiones terdiri dari
1. Solutio : mengandung satu jenis zat terlarut
2. Mixtura : mengandung beberapa macam zat terlarut
Bentuk sediaan ini mempunyai keuntungan :
1. Aksinya lebih cepat dan campurannya homogen.
2. Dosisnya mudah diubah-ubah.
3. Mudah pemakaiannya.
4. Dapat diberi tambahan seperti pemanis, bau-bauan atau warna (saporis, odoris, coloris)
Kerugian dari bentuk sediaan ini adalah :
1. Banyak obat yang tidak stabil atau rusak dan terurai.
2. Bau dan rasa yang tidak enak sukar ditutupi.
3. Lebih besar volumenya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelarutan :


1. Suhu.

20 | PAGE
Beberapa zat padat umumnya bertambah larut jika temperaturnya dinaikkan, dan dikatakan zat
tersebut bersifat eksoterm. Pada beberapa zat lain, kenaikkan temperatur justru menyebabkan
zat tersebut tidak larut, zat ini dikatakan bersifat endoterm.
2. Ukuran partikel.
Makin halus zat terlarut, makin kecil ukuran partikel, makin luas permukaannya yang kontak
dengan pelarut sehingga zat terlarut makin cepat larut.
3. Pengadukan.

2. EMULSI
Emulsi adalah sediaan yang mengandung obat cair atau larutan obat yang terdispersi
dalam cairan pembawa dalam bentuk tetesan kecil. Emulsi biasa distabilkan dengan zat
pengemulsi/emulgator. Emulgator diperlukan untuk mencegah penyatuan tetesan-tetesan kecil
(fase yang terdispersi) menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase yang akan
memisah. Sediaan farmasi maupun kosmetika dalam bentuk emulsi banyak dijumpai baik
untuk pemakaian topical maupun sistemik.
Emulgator dikelompokkan menjadi
1. Surfaktan
2. Hidrokoloid (gom, sellulose, collagen, dll)
3. Zat padat halus terdispersi
Ada dua tipe emulsi :
1. Emulsi o/w, fase dispersnya minyak dengan medium dispersnya air.
2. Emulsi w/o, fase dispersnya air dan medium dispersnya minyak.
Cara membedakan tipe emulsi ada beberapa cara antara lain :
1. Dengan pengenceran.
2. Dengan kertas saring.
3. Dengan pemberian zat warna, missal : sudan III, metilen blue.
4. Metode konduktivitas listrik.

3. SUSPENSI
Suspensi adalah suatu bentuk sediaan cair yang mengandung bahan obat padat dalam
bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi halus tidak
boleh cepat mengendap, jika digojog perlahan endapan harus segera terdispersi kembali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suspense antara lain :
1. Ukuran partikel

21 | PAGE
2. Banyak sedikitnya partikel bergerak
3. Tolak menolak antar partikel (muatan listrik)
4. Konsentrasi suspensoid

4. SIRUPI
Sirupi atau sirup adalah bentuk sediaan cair yang mengandung sacharosa atau gula.
Konsistensi sirup mengandung konsistensi yang kental. Sirup banyak digunakan dalam
pengobatan baik sebagai corigens rasa atau sebagai obat.
Terdapat pula sediaan sirup dalam bentuk dry sirup (sirup kering). Sirup ini merupakan
campuran obat dengan sacharose dimana dalam penggunaannya harus dilarutkan dalam
jumlah air tertentu sebelum digunakan.

5. ELIXIR
Eliksir atau elixir adalah sediaan farmasi yang berbentuk cair yang mengandung air dan
alkohol (hidroalkohol), definisi lainnya menyebutkan eliksir adalah sediaan cair hidroalkohol,
jernih dan manis, untuk penggunaan oral.
Menurut Farmakope Indonesia edisi III, eliksir adalah sediaan berupa larutan yang
mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung obat dan selain obat seperti pemanis,
pewangi dan pengawet, digunakan secara oral. Pelarut utama biasanya etanol, bisa juga
ditambahkan gliserol, sorbitol, dan propilenglikol.

6. PREPARAT GALENIKA
Sediaan ini dibuat dengan menyari/mengekstraksi simplisia dengan penyari yang sesuai.
Secara garis besar cara pembuatan preparat galenika dibagi :
1. Penyarian dengan pemanasan (suhu 90⁰C) dengan pelarut air : infusa, decocta.
2. Penyarian dengan perkolasi, maserasi, dengan berbagai pelarut yang sesuai : tinctura,
extractum.
7. OBAT TETES ORAL
Obat tetes (Guttae) adalah sediaan cair berupa larutan-larutan, emulsi, atau suspensi,
dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan, dengan
menggunakan alat penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan baku yang
berlaku. Tetes Oral (guttae orales ) adalah obat tetes yang digunakan dengan meneteskan ke
dalam minuman atau makanan untuk ditelan.

22 | PAGE
RESEP SERI II
NO RESEP KETENTUAN
1 Dr. Hadi. S - Pengerjaan Succus liquiritae
SIP : 057/133/2020 - Perhitungan dosis sediaan cair
Alamat : Jl. Anggrek No.10
- Kaliberasi botol
Jakarta, 15 Mei 2021
R/ Succus Liquritae 5
Amonium Chloride 5
S.A.S.A 3
Aquadest ad 150 ml
M f mixtura
S 3 dd 1 C

Pro : Nathan (12tahun)


Alamat : Jl. Mangga No.8 Jakarta
2 Dr. Hadi. S - Perhitungan PGS
SIP : 057/133/2020 - Perhitungan Dosis Ephedrin HCl
Alamat : Jl. Anggrek No.10

Jakarta, 07 Februari 2022


R/ Paracetamol 120mg/5ml
Ephedrin HCl 60mg
PGS QS
Sirup. Simplex 1 gram
M f susp. 60ml
S t dd 1 cth

Pro : Jihan ( 8 tahun)


Alamat; Jl. Otista Raya No.10

3 Dr. Hadi. S Resep standar Emulgid Cream


SIP : 057/133/2020
Alamat : Jl. Anggrek No.10

Jakarta, 20 Januari 2023

R/ Hidrocortison acetat 1%
Chloramfenicol 2%
Propylenglykol 1%
Emulgid Cream 20
M f cream
S.3 dd u e

23 | PAGE
Pro : Ny. Gita
Alamat : kp.melayu no 7

4 Dr. Hadi. S Resep Standar


SIP : 057/133/2020 Perhitungan Dosis
Alamat : Jl. Anggrek No.10
Signa
Bogor, 27 September 2022
R/ Potio Nigra 100ml
Adde pro dose sing
Codein HCl 5mg
Sprn cth 2

Pro : lisa ( 13tahun)

5 Dr. Hadi. S Perhitungan PGA ?


SIP : 057/133/2020
Alamat : Jl. Anggrek No.10

Jakarta, 12 Desember 2022


R/ Ol. Ricini 6
PGA QS
Sir. Simplex 15
Aquadest ad 100
M f la emulsi
Son1C
Pro : Desi ( 12 tahun)

6 Dr. Dimas
SIP : 057/133/2022
Alamat : Jl. Cileungsi Hijau, No.13

Bogor, 06 Januari 2023

R/ Sir. Glyceryl Guaiacolas 60ml


Contin
Dextrometorphan HBr 0.5
Diphenhiframin HCl 0.3
M f potio
S 3 dd 1 cth

Pro : Aldi ( 10 tahun)


Jl. Anggrek No 18. Cileungsi

24 | PAGE
25 | PAGE

You might also like